Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

KETIDAKADILAN GENDER
“BEBAN GANDA PADA PEREMPUAN”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi


Program Studi Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta

Dosen Pengampu
Dra. Rosalia Indriyati, S., M.SI.

Batildis Palyama
22144300024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan kasih karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Ketidakadilan Gender Beban Ganda pada Perempuan”. Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, agar dapat menambah wawasan
pembaca tentang Beban Ganda pada perempuan akibat ketidakadilan gender
dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi yang diampu oleh Ibu Dra.
Rosalia Indriyati, S., M.SI.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih banyak sekali
kekurangan dari makalah ini baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya dalam menulis serta
kurangnya sumber yang saya dapat. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai gagasan dan
pengetahuan guna memperluas pengalaman pembaca.

Yogyakarta, 31 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penulisan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Beban Ganda
B. Bentuk Beban Ganda pada Perempuan
C. Analisis Bentuk Beban Ganda pada Perempuan
D. Penyebab Beban Ganda pada Perempuan
E. Dampak Beban Ganda pada Perempuan
F. Hubungan Sosiologi dengan Beban Ganda pada Perempuan
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Pendapat
C. Saran

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam keluarga, tiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Ayah
memiliki peran sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ibu berperan sebagai istri, ibu, pengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya.
Rosaldo ( 1974 ) menyatakan bahwa perempuan cenderung diarahkan pada aktivitas
di dalam rumah karena seorang perempuan harus berjalan betapa pun seorang ibu.
Hollemen ( 1971 ) kedudukan wanita ( ibu ) dalam rumah tangga dianggap sebagai
belahan yang satu menentukan yang lain sebagai komplemen, untuk bersama – sama
mewujudkan suatu keseluruhan yang organis dan harmonis yaitu keluarga. Peran
tersebut merupakan kodrat dan kewajiban yang harus dijalani oleh wanita
(Mulyawati, 1986 )
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju status wanita mengalami
perubahan dalam berbagai hal termasuk dalam pekerjaan. Saat ini sudah tidak asing
lagi jika seorang perempuan mampu menghasilkan pendapatannya sendiri dengan
bekerja. Perkembangan dunia yang semakin maju membuat keterlibatan wanita di
dalam sektor produksi merupakan hal biasa yang menyebabkan tidak sedikitnya
wanita yang memasuki sektor publik, dimana ada wanita yang memilih bekerja full di
luar dan ada yang memilih paruh waktu. Secara umum kondisi perempuan Indonesia
mengalami perubahan dalam sektor publik ( Mallaweng, 2013 ).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan memilih untuk bekerja salah
satunya karena pendidikan perempuan yang semakin tinggi, sebab semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang semakin besar alternatif untuk memperoleh pekerjaan.
Simanjuntak ( 1985 ) menyatakan semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mahal nilai waktunya.
Menurut Otham ( 2015 ) peran perempuan telah berubah selama beberapa dekade
dalam membantu diri mereka sendiri dan orang yang mereka cintai dalam mencapai
kemakmuran bersama dan meningkatkan status ekonomi sosial mereka sebagai cara
untuk melarikan diri dari kemiskinan dan kerentanan. Namun, banyaknya perempuan
yang telah mampu menghasilkan pendapatannya sendiri tidak serta merta mengubah
peran perempuan dalam rumah tangga. Perempuan masih tetap dituntut untuk mampu
menjalankan pekerjaan rumah disamping pekerjaannya sebagai wanita karier.
Keterlibatan perempuan di dua sektor yakni sektor domestik ( rumah ) dan sektor
publik ( pekerjaan ) ini kemudian melahirkan apa yang disebut dengan peran ganda
( Nitimiharjo, 1990 : 90 ).
Khomisah ( 2017 ) tidak dapat dipungkiri lagi dari tahun ke tahun makin banyak
wanita yang berperan ganda. Michelle et al ( 1974 ) menyatakan bahwa peran ganda
disebutkan dengan konsep dualisme cultural yakni adanya konsep domestik sphere
dan publik sphere.
Dengan adanya tuntutan bagi perempuan yang melahirkan peran ganda dapat
mengakibatkan perempuan menerima beban ganda. Beban ganda merupakan
partisipasi perempuan menyangkut peran tradisi dan transisi. Peran tradisi mencakupi
peran perempuan sebagai ibu, istri dan pengelola rumah tangga, sedangkan peran
transisi meliputi pengertian perempuan sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan
manusia pembangunan.
Beban ganda terjadi karena total waktu bekerja yang lebih banyak diterima oleh
perempuan dari pada laki – laki.
Fakta tentang beban ganda perempuan bekerja memang tidak bisa dihindari dari
realitas masyarakat kita yang kental dengan kultur patriakhis ( Hidayati, 2015 ).

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan beban ganda.
2. Apa yang dimaksudkan dengan beban perempuan
3. Bentuk beban ganda terhadap perempuan pada sektor Industri Kerajinan
Kulit di Dusun Manding, Sabdodadi Bantul.
4. Analisis bentuk beban ganda terhadap perempuan
5. Penyebab beban ganda pada perempuan
6. Dampak beban ganda terhadap perempuan
7. Apa hubungan antara sosiologi dengan kasus beban ganda bagi
perempuan pada Sektor Industri Kerajinan Kulit di Dusun Manding,
Sabdodadi Bantul.

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pembuatan makalah ini yakni :
1. Mengetahui tentang apa yang dimaksudkan dengan beban ganda
2. Mengetahui tentang apa yang dimaksudkan dengan beban perempuan
3. Mengetahui bentuk beban ganda terhadap perempuan pada sektor
Industri Kerajinan Kulit di Dusun Manding, Sabdodadi Bantul.
4. Menganalisis bentuk beban ganda terhadap perempuan.
5. Mengetahui penyebab beban ganda pada perempuan.
6. Mengetahui dampak dari beban ganda terhadap perempuan.
7. Mengetahui hubungan antara sosiologi dengan kasus beban ganda di
Sektor Industri Kerajinan Kulit di Dusun Manding, Sabdodadi Bantul.

D. Manfaat

a. Bagi penulis
Makalah ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam
mengaplikasikan pengetahuan.
b. Bagi masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan petunjuk umum tentang
beban ganda wanita dalam pemenuhan perekonomian keluarga.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu
jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya.

Di Indonesia sendiri beban ganda lebih banyak diterima oleh perempuan.


Walaupun sudah ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja di wilayah
publik, namun tidak diiringi dengan berkurangnya beban mereka di wilayah
domestik. Hal ini dikarenakan peran reproduksi perempuan yang sering kali
dianggap statis dan permanen. Selain itu, dalam realitas masyarakat kita yang
kental dengan budaya patriakhis yang menganggap bahwa seorang perempuan
merupakan sosok lemah lembut yang memiliki peran domestik dalam rumah
tangga seperti memasak, mencuci, berdandan, melahirkan, mengurus rumah, anak
dan suami. Pandangan normatif tentang perempuan dengan anggapan bahwa
seorang perempuan, istri dan ibu yang sempurna adalah yang bisa melakukan
pekerjaannya dengan baik. Baik itu di rumah maupun di luar rumah menjadi hal
yang sangat umum dalam masyarakat. Karena adanya anggapan ini sehingga
perempuan yang sudah menikah dan memilih untuk tetap bekerja memiliki peran
ganda yang dapat mengakibatkan beban ganda. Beban ganda diukur berdasarkan
total waktu yang dilakukan perempuan menikah yang bekerja untuk melakukan
pekerjaan domestik dan pekerjaan publik.

B. Pengertian beban perempuan


Beban perempuan adalah tugas rangkap yang dijalani oleh seorang perempuan
terutama ibu rumah tangga (lebih dari satu peran) yakni sebagai ibu rumah tangga,
sebagai orang tua anak, sebagai istri dari suami dan peran sebagai pekerja yang
mencari nafkah membantu suaminya dalam bidang ekonomi keluarga.

C. Bentuk beban ganda terhadap perempuan yang bekerja pada Sektor


Industri Kerajinan Kulit di Dusun Manding, Sabdodadi Bantul
Aktivitas perempuan dalam rumah tangga yaitu memasak, mencuci,
menyiapkan sarapan, membersihkan dan merapikan rumah mengurus kebutuhan
anak dan suami. Perempuan pekerja kerajinan kulit di Dusun Manding, Sabdodadi
Bantul juga melakukan aktivitas di tempat kerja seperti mengemal (membuat
pola), nyetel (merangkai), menjahit, mengelem, mblongi (melubangi) dan
melayani pelanggan. Mereka melakukan pekerjaan di rumah sendirian dan juga
bekerja di sektor industri sehingga menyebabkan mereka memiliki peran ganda
yang mengakibatkan beban ganda karena pekerjaan yang dilakukan sendiri.

D. Analisis bentuk beban ganda terhadap perempuan


Dalam analisis kasus beban ganda terhadap perempuan yang bekerja pada
Sektor Industri Kerajinan Kulit di Dusun Manding, Sabdodadi Bantul yakni :
Misal dalam sebuah keluarga ibu yang berperan sebagai Ibu Rumah Tangga juga
memiliki pekerjaan di luar rumah yakni di Industri Kerajinan Kulit. Jadi sebelum
Ibu berangkat bekerja Ibu harus mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak,
menyiapkan sarapan, merapikan rumah mengurus anak dan suami barulah Ibu
berangkat ke tempat kerja. Begitu pun ketika pulang kerja Ibu harus mengerjakan
pekerjaan rumah lagi, meskipun misal ia memiliki anak perempuan yang
membantu pekerjaannya namun tetap saja yang melakukan pekerjaan rumah
tersebut sepenuhnya adalah Ibu, karena secara umum anak tidak akan melakukan
pekerjaan rumah secara maksimal dengan berbagai alasan seperti sibuk dengan
tugas sekolah, lelah belajar dan ingin istirahat cape karena sekolah, namun dalam
keadaan apa pun baik itu sibuk, repot, bahkan sakit sekalipun Ibu tetap melakukan
pekerjaan rumah setiap hari tanpa ada kata libur. Hal ini yang di maksud dengan
beban ganda yang dialami perempuan.

E. Penyebab perempuan memiliki peran ganda yang menyebabkan beban


ganda bagi perempuan
Menurut Rosalinda dalam artikelnya menyebutkan bahwa motif tingginya
keterlibatan perempuan yang mengakibatkan beban ganda yakni :
 Kebutuhan Finansial
Kondisi ekonomi keluarga yang tidak tercukupi dapat memaksa
perempuan untuk ikut melakukan pekerjaan di luar rumah guna membantu
perekonomian keluarga.
 Kebutuhan sosial-relasional
Perempuan memilih bekerja karena mempunyai kebutuhan sosial
relasional.
 Kebutuhan aktualisasi diri
Perempuan memilih bekerja karena memiliki prinsip bahwa bekerja adalah
salah satu jalan dalam menemukan makna hidup.

F. Dampak beban ganda terhadap perempuan


Beban ganda yang berlebihan bagi perempuan dapat mengakibatkan dampak
yang buruk bagi perempuan salah satunya yakni :
 Memicu stres
Beban ganda membuat perempuan menjadi pihak yang harus mengerahkan
banyak energi dan waktu, dan pada titik tertentu beban ganda tersebut
dapat memicu stres.
G. Hubungan sosiologi dengan beban ganda
Dalam sosiologi terdapat peran sosial yang ada dalam masyarakat dan selalu
melekat pada individu. Dalam mempelajari sosiologi terdapat yang namanya
sosiologi gender yang akan muncul masalah perbedaan gender sehingga
menyebabkan berbagai ketidakadilan gender salah satunya yakni beban ganda
yang terjadi pada perempuan. Beban ganda terjadi karena peran ganda wanita
yang tidak bisa di sesuaikan dengan kemampuan, seperti pada kasus beban ganda
pada perempuan yang bekerja di Sektor Industri Kerajinan Kulit di Dusun
Manding, Sabdodadi Bantul karena harus melakukan pekerjaan domestik dan
publik secara bersamaan.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kasus beban ganda pada perempuan di Sektor Industri Kerajinan Kulit di
Dusun Manding dapat disimpulkan bahwa perempuan yang bekerja memiliki peran
ganda yang mengakibatkan beban ganda dikarenakan menyelesaikan semua pekerjaan
rumah sendirian dan juga bekerja di luar rumah dengan total waktu yang sangat padat.
Sedangkan dari kasus beban ganda secara keseluruhan, beban ganda disebabkan
oleh peran ganda yang dipikul perempuan karena harus melakukan pekerjaan di
rumah dan di tempat kerja sendiri dengan total waktu yang sangat padat, dikarenakan
budaya patriakhis yang masih kental sehingga ada anggapan bahwa semua pekerjaan
di rumah merupakan tugas seorang perempuan. Hal inilah yang mengakibatkan beban
ganda pada perempuan karena total waktu bekerja di rumah dan di tempat kerja yang
lebih banyak di terima oleh perempuan. Penyebab perempuan memilih untuk bekerja
di luar rumah karena berbagai faktor salah satunya yakni faktor ekonomi. Namun
beban ganda yang berlebihan dapat memicu stres.

B. Pendapat
Dari kasus beban ganda pada perempuan di Sektor Industri Kerajinan Kulit
disebabkan karena perempuan melakukan pekerjaannya sendiri seperti memasak,
merapikan rumah, menyiapkan sarapan, mengurus anak dan suami tanpa ada bantuan
yang sekiranya meringankan pekerjaannya di rumah. Penyebabnya karena masyarakat
di Dusun Manding yang menganggap bahwa pekerjaan rumah seperti memasak dan
lainnya merupakan tugas dan kewajiban perempuan sehingga suami mereka kurang
membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Hal inilah yang membuat mereka
memiliki peran ganda dan mengakibatkan beban ganda.

Dari kasus beban ganda secara keseluruhan pun sama yakni karena anggapan
bahwa pekerjaan di rumah seperti memasak, mencuci dan lainnya merupakan tugas
dan kewajiban perempuan sedangkan laki-laki mencari nafkah, sehingga meskipun
perempuan juga bekerja di luar rumah mereka juga harus menyelesaikan pekerjaan di
rumah sendiri.

C. Saran
Secara keseluruhan agar tidak terjadi beban ganda pada perempuan maka anggapan
dan pemikiran bahwa pekerjaan rumah merupakan tugas dan kewajiban istri harus
dihilangkan. Mulailah berpikiran terbuka, bahwa pekerjaan rumah merupakan tugas
semua anggota keluarga yang mampu mengerjakannya. Selain itu mulailah
menghargai perempuan, karena salah satu faktor laki-laki tidak mau atau kurang
peduli dengan pekerjaan rumah dan menganggap itu adalah tugas perempuan
dikarenakan pemikiran bahwa laki-laki lebih tinggi derajatnya dari pada perempuan
sehingga menganggap bahwa pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak dan lainnya
merupakan pekerjaan rendahan yang pantas untuk dikerjakan perempuan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/
327442367_PERANAN_PEREMPUAN_DALAM_MENINGKATKAN_
KESEJAHTERAAN_EKONOMI_KELUARGA_STUDI_TENTANG_PERA
NAN_PETUGAS_K3L_PEREMPUAN_UNIVERSITAS_PADJADJARAN
_JATINANGOR_ZONA_REKTORAT

http://www.neliti.com/id/publications/981/peran-wanita-
dalam-menunjang-perekonomian-rumah-tangga-keluarga-
petani-tradision

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-5000-
WinantiSiwi.pdf

https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/annisa/article/
download/663/490

http://jimfeb.ub.ac.idhttps://jimfeb.ub.ac.id
https://ejournal.upi.edu/index.php/sosietas/article/download/
4245/3063

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/
123456789/16842/E.%20BAB%20I.pdf?sequence=5&isAllowed=y

https://smeru.or.id/sites/default/files/events/alfan_biroli_-
_beban_ganda_perempuan_0.pdf

https://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah/
article/download/516/679

https://conference.trunojoyo.ac.id/pub/index.php/semnaspk/
article/viewFile/39/46

Anda mungkin juga menyukai