DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul dengan judul “Peran Perempuan Dalam Advokasi
Dan Reformasi Kebijakan Kesehatan ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebijakan Pelayanan Kebidanan yang diampuh oleh Reni Yuli Astutik, SST, M.Kes pada
program S1 kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………...............1
B. Tujuan………………………………………………………………………………….2
C. Batasan Masalah ………………………………………………………………………2
KESIMPULAN………………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA…...………………………………………………………..……….....10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pemerintah sejak awal tahun 1980-an melalui istilah pemberdayaan masyarakat. Masyarakat
diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam membangun serta menjaga lingkungan dimana
pemerintah membentuk beberapa lembaga akar rumput, LKMD/k, PKK, dan Karang Taruna
sebagai wadah dalam mendorong komunitas lokal untuk berpartisipasi dan menjunjung
solidaritas bersama. Penggiat pemberdaya masyarakat kebanyakan adalah staf pemerintah atau
yang ditunjuk oleh pemerintah yang bekerja sebagai penghubung antara kebijakan serta agenda
pembangunan dengan apa yang harus dilakukan oleh komunitas. Dalam berbagai literatur,
”Partisipasi adalah gerakan masyarakat untuk terlibat dalam proses pembuatan keputusan, dalam
pelaksanaan kegiatan, ikut menikmati hasil dari kegiatan tersebut, dan ikut serta dalmm
inisiatif pebangunan, keputusan serta pengalokasian berbagai sumber daya yang berpengaruh
terhadap mereka.” (Bank Dunia, 1994). Kegiatan pengembangan keilmuan kesehatan masyarakat
memerlukan partisipasi kaum wanita disebabkan lingkup keilmuannya meliputi segala tingkat
usia dan jenis kelamin. Pemikiran-pemikiran yang dimiliki wanita dapat melengkapi pemikiran-
pemikiran kaum laki-laki dalam merancang konsep keilmuan kesehatan masyarakat. Dengan
demikian, ilmu yang diaplikasikan nanti dapat diaplikasi untuk menyelesaikan permasalahan
kesehatan masyarakat yang bebas dari bias gender. Namun, masih terdapat permasalahan
keterlibatan wanita dalam pengembangan keilmuan yang lebih dominan dipengaruhi peran ganda
yang dimiliki wanita yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Oleh kerena itu, perlu
1
kebijakan khusus yang berpihak pada wanita dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
perempuan hanya berperan di lingkup rumah tangga saja, namun masa kini selain sebagai ibu
rumah tangga, perempuan dapat berperan menjadi pengacara, guru, pengusaha, politikus,
pemberdaya masyarakat, sehingga lingkungan interaksi perempuan menjadi sangat luas. Mereka
tidak lagi difungsikan sebagai ibu bagi anak-anaknya, istri bagi suaminya, dan anak bagi orang
tuanya, juga difungsikan sebagai mitra kerja di dunia karirnya. Ruang kreativitas perempuan
yang awalnya sedikit tertutup menjadi terbuka. Sehingga, perempuan mampu melebarkan sayap
untuk mengembangkan potensi sesuai minat dan bakat yang diinginkan, dengan tidak
kebijakan kesehatan.
Pembahasan dalam makalah ini berbicara tentang peran perempuan dalam hal ini bidan sebagai
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Peran Perempuan
Peran wanita sangat vital dalam pembangunan kehidupan bangsa antara lain
tangga, pendidik kedewasaan sikap mental anak, dan penunjang meningkatkan pendapatan
atau pembagian peran wanita dapat dilihat dari perspektif dalam kaitannya dengan
posisinya sebagai manager rumah tangga, partisipan pembangunan dan pekerja pencari
nafkah. Jika dilihat dari peran wanita dalam rumah tangga, maka dapat digolongkan, antara
lain :
1. Peran Tradisional
Peran ini merupakan wanita harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, dari
membersihkan rumah, memasak, mencuci, mengasuh anak serta segala hal yang
mengatur rumah serta membimbing dan mengasuh anak tidak dapat diukur
dengan nilai uang. Ibu merupakan figure yang paling menentukan dalam
membentuk pribadi anak. Hal ini disebabkan karena anak sangat terikat terhadap
2. Peran Transisi
Adalah peran wanita yang juga berperan atau terbiasa bekerja untuk mencari
nafkah. Partisipasi tenaga kerja wanita atau ibu disebabkan karena beberapa
tenaga yang ada, sedangkan di bidang industri peluang bagi wanita untuk bekerja
sebagai buruh industri, khususnya industri kecil yang cocok bagi wanita yang
3
berpendidikan rendah. Faktor lain adalah masalah ekonomi yang mendorong
3. Peran kontemporer
Adalah peran dimana seorang wanita hanya memiliki peran di luar rumah tangga
pengembangan keilmuan Dari sisi substansi dan pola pengembangan keilmuan kesehatan
masyarakat, maka dapat dirumuskan alasan pentingnya peran wanita dalam kegiatan
mencapai kesehatan kaum laki-laki saja, tapi juga wanita pada segala tingkatan usia. Oleh
karena itu, yang mengetahui seluruh seluk beluk yang dibutuhkan wanita berkaitan dengan
wanita dapat memahami dengan baik kebutuhan keluarganya disebabkan cukup besar
kebutuhan terkait kesehatan dan gizi. Ketiga, pada saat ini wanita juga memiliki kebebasan
yang sama dengan kaum pria untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin sehingga
penguasaan keilmuan kesehatan masyarakat juga dapat dilakukan oleh kaum wanita. Keempat,
wanita memiliki sisi psikologis yang berbeda dengan kaum pria yang memungkinkan mereka
bisa sebagai pendidik masyarakat yang ulet dan telaten dalam pengaplikasian hidup bersih dan
Dalam pengembangan keilmuan kesehatan masyarakat, ada tiga peran utama yang
a. Wanita dapat berperan sebagai pencipta dan pengembang keilmuan itu sendiri dan
sebagai tenaga yang mendiseminasi ilmu tersebut kepada kelompok sasaran. Oleh
karena itu, seorang wanita bisa saja berprofesi sebagai peneliti kesehatan masyarakat.
4
b. Wanita dapat melakukan fungsi diseminasi produk ilmu kesehatan masyarakat dengan
c. Wanita dapat berperan sebagai praktisi kesehatan masyarakat yang bertugas melakukan
kesehatan masyarakat.
B. ADVOKASI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), advokasi adalah istilah pembelaan.
Biasanya, advokasi dilakukan manakala ada suatu kondisi yang tidak menunjukkan
Dalam e-paper situs id.scribd yang diunggah oleh Ezha Tama, advokasi adalah
proses maupun upaya strategis yang terencana untuk mendapatkan komitmen ataupun
diartikan sebagai suatu proses yang melibatkan seperangkat tindakan politis yang
upaya untuk memperbaiki, membela serta mengubah (policy reform) kebijakan, agar sesuai
Dalam melakukan advokasi tersebut dilakukan berbagai cara, seperti menjual ide supaya
5
- adanya kemauan /kepedulian untuk menemukan alternatif solusi
dimana semua tujuan itu bermuara pada adanya komitmen dan dukungan, kebijakan,
- melakukan advokasi terhadap pengambil keputusan dari kategori program ataupun sektor
penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program yang ditawarkan
pelayanan kebidanan).
3. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. (Franciska & Novita, 2013; 138).
Salah satu fakta peran bidan sebagai perempuan dalam reformasi kebijakan
Vol XXII. No 145 Tahun 2020 berjudul Bidan sebagai Pembela Perempuan, bergerak
disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 16 September 2019. Jika sebelumnya
6
batas minimum usia untuk menikah bagi pria adalah 19 tahundan bagi wanita 16 tahun, kini di
C. REFORMASI
perubahan terhadap suatu badan atau lembaga yang berada di suatu lingkungan, dengan
melihat fenomena yang telah terjadi sebelumnya, dan dirasakan tidak memberikan dampak
maupun pengorganisasian yang baik. Reformasi bisa dilakukan di semua aspek kehidupan,
keliru yang diterapkan selama ini, sehingga membutuhkan perbaikan dan pelurusan tujuan
Menurut Sinambela, dkk: Pengertian reformasi adalah secara teoretis merupakan suatu
perubahan yang mana secara ke dalaman relatif terbatas tetapi keleluasaan dalam
D. KEBIJAKAN KESEHATAN
Kebikjakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan yang berpengaruh
terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan kesehatan dan pengaturan keuangan dari
Kebijakan kesehatan merupakan bagian dari sistem kesehatan (Bornemisza & Sondorp,
2002).
7
2001; Milio 2001), termasuk kebijakan kesehatan internasional (Hunter 2005; Labonte,
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap pengguna pelayanan kesehatan
Kebijakan kesehatan dapat dilihat sebagai suatu jaringan keputusan yang saling
berhubungan, yang pada prakteknya peduli kepada pelayanan kesehatan masyarakat (Green
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perempuan bisa menjadi aktor strategis di dalam pembangunan secara nasional yang dapat
mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera.
3. perempuan kini mulai bangkit dan berhasil membuktikan bahwasanya keberadaan mereka
layak untuk diperhitungkan. Kecerdasan serta kepiawaian perempuan-perempuan Indonesia,
khususnya, tidak bisa lagi dianggap remeh karena telah turut berkontribusi terhadap
pembangunan.
4. Meskipun, dalam praktiknya, tidak semua perempuan yang berkecimpung di bidang politik
memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan-keputusan strategis. Namun setidaknya,
mereka mampu merepresentasikan kehadiran serta menyuarakan aspirasi perempuan di level
kebijakan pemerintah.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kemenkopmk.go.id/optimalisasi-peran-perempuan-dalam-pembangunan
https://dp3a.semarangkota.go.id/storage/app/media/E-book/peranan-pemberdayaan-perempuan-dan-
analisis-gender-pada-penentuan-kebijakan.
https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/view/36
https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/peran-advokasi-dalam-mendukung-kualitas-kebijakan/
https://www.detik.com/bali/berita/d-6473123/advokasi-adalah-tujuan-fungsi-jenis-dan-contohnya
https://mh.uma.ac.id/pahami-pengertian-dari-reformasi/
https://media.neliti.com/media/publications-test/21293-kebijakan-kesehatan-proses-implementasi-
bbd84bd6
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/653308/mod_resource/content/1/KONSEP ADVOKASI
https://www.kemenkopmk.go.id/optimalisasi-peran-perempuan-dalam-pembangunan
https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/view/36
10
11