i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala,
Rabb Penguasa alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan
dan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah seminar ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta
orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.
22 januari 2021
penulis
ii
DAFTAR ISI
Coper …………………………………………………………..…..i
Daftar isi……………………………………………………….…..iii
BAB I PEMBUKAAN
a. Latar belakang…………………………………………..….1
b. Rumus maslah…………………………………….………..2
c. Tujuan penulisan…………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan …………………………………….……..19
b. Saran...…………………………………………..……..19
Daftar pustaka...………………………………….………………21
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.latar belakang
Wanita adalah manusia yang mempunyai hak asasi terutama hak dalam
bidang kesehatannya yaitu hak untuk memelihara kesehatan reproduksinya.
Bidan berperan dalam memberikan dukungan pada wanita untuk
memperoleh status yang sama dimasyarakat untuk memilih dan memutuskan
perawatan kesehatan dirinya. Dalam memberikan asuhan hendaknya ‘women
center care’ / asuhan yang berorientasi pada wanita, dimana fokusnya mencakup
seluruh aspek kehidupan yang memandang wanita sebagai manusia yang utuh,
membutuhkan pemenuhan kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual, dan kultural
selama hidupnya.
Model asuhannya adalah wanita harus menjadi figure sentral pada proses
asuhan karena wanita yang mengerti kebutuhannya sendiri sedangkan bidan
adalah pemberi asuhan professional yang membantu ibu untuk pengambilan
keputusan dan menanggapi pilihan ibu. Salah satu faktor yang mencerminkan
wanita tetap sebagai pusat asuhan diasumsikan dengan kepuasan terhadap asuhan
kebidanan yaitu faktor ‘continuity of care’ / asuhan yang berkelanjutan.
Bentuk-bentuk ‘women center care’ di Indonesia merupakan program
untuk menurunkan angka kematian ibu diantaranya yaitu program Gerakan sayang
ibu, ‘Making Pregnancies Safer‘(MPS) dan Asuhan Persalinan Normal.
1
Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan
keluarganya melalui pendidikan dan konseling dalam dalam membuat keputusan.
Perempuan mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan tentang siapa yang
memberi asuhan dan dimana tempat pemberian asuhan. Sehingga perempuan
perlu pemberdayaan dan pelayanan untuk memperoleh pendidikan dan informasi
dalam menjalankan tugasnya.
B.Rumus masalah
C.tujuan penulisan
2
BAB 11
Pembahasan
A. Pengertian
Women centred care adalah istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan
maternitas yang memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan
menekankan pentingnya informed choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan
pengguna, efektivitas klinis, respon dan aksebilitas .
1. Perawatan yang berfokus pada perawatan wanita yang unik, harapan dan
aspirasi wanita tersebut daripada kebutuhan lembaga-lembaga atau profesi
yang terlibat.
3
2. Memperhatikan hak-hak perempuan untuk menentukan nasib sendiri
dalam hal pikiran, control dan kontinuitas perawatan dalam bidang
kebidanan. Meliputi kebutuhan janin, bayi atau keluarga wanita itu, orang
lain yang signifikan, seperti yang diidentifikasi dan dipercaya oleh wanita
tersebut.
3. Melibatkan peran serta masyarakat, melalui semua tahap mulai dari
kehamilan, persalinan, dan setelah kelahiran bayi.
4. Melibatkan kolaborasi dengan professional kesehatan lainnya bila
diperlukan.
5. ‘Holistik’ dalam hal menangani masalah social wanita, emosional, fisik,
psikologis, kebutuhan spiritual dan budaya.
4
B. hak-hak wanita dalam mendaptkan pelayanan kesehatan
Wanita sebagai pusat asuhan adalah dimana wanita harus menjadi figure
sentral pada proses asuhan, filosofi kebidanan menganggap bahwa wanita iyalah
yang mengerti kebutuhannya sendiri. Bidan adalah pemberi asuhan professional
dengan pengetahuan uniknya masing-masing membantu ibu untuk pengambilan
keputusan dan menanggapi pilihan ibu.
a. Hubungan antara wanita dan pemberi asuhan dibutuhkan sebagai hal yang
sangat mendasar
b. Pola harus diset untuk memungkinkan wanita mengetahui satu atau dua
tenaga professional selama kehamilan yang akan menemaninya selama
persalinan di rumah sakit dan tenaga yang akan memberi asuhan pada
bayinya setelah kelahiran
c. Mayoritas asuhan maternitas harus community based / berdasarkan
permintaan masayarkat dan dekat dengan rumah ibu dan ahli kandungan
dan ahli lain harus siap menerima rujukan dari para bidan atau dokter umum.
5
e. Wanita yang membutuhkan asuhan obstetric yang intensif harus tetap
dapat menikmati asuhan yang berkelanjutan
f. Dalam rumah sakit wanita harus dapat melakukan pemilihan terhadap
personil yang bertanggungjawab dalam asuhan mereka
g. Wanita yang mempunyai bayi harus menhjadi fokus asuhan dan tenaga
professional memberikan asuhan harus mengidentifikasi kebutuhan
mereka dan perkembengannya didasari pada kesamaan kedudukan dalam
asuhan.
h. Asuhan yang tepat pada kebutuhan bayi, dengan fakta / keterangan dan
rasa hormat untuk dilakukannya resusitasi saat kelahiran, pemeriksaan
abnormalitas, dan pertimbangan untuk meneyusui segera.
6
9. Semua staf dari ambulan harus mempunyai paramedic yang mampu untuk
membantu bidan yang dibutuhkan saat merujuk wanita dalam keadaan
gawatdarurat ke rumah sakit.
10. Semua wanita harus mempunyai akses terhadap informasi tentang
pelayanan yang ada di daerah mereka
Komunikasi
Cara berkomunikasi yang dipakai bidan melibatkan ibu dan keluarga. Informasi
yang diberikan hanya sebatas pengertian ibu, pengambilan keputusan sepenuhnya
diberikan kepada ibu. Komunikasi akan mendekatkan antara bidan dan ibu,
7
adanya kesejajaran dalam proses asuhan antara ibu dan bidan, untuk mencapai
tujuan asuhan bidan harus berempati (Rooks, 1999).
CONTOH KASUS
Sebagai seorang bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan
merupakan kunci utama keberhasilan seorang bidan.Sebaiknya dalam
berkomunikasi dengan klien, seorang bidan harusnya menjaga etika dan
penampilannya dalam menghadapi kliennya.Menjaga hak-hak priabdi dan hak-
hak orang lain.Menghormati,menjaga perasaan klien, dengan melihat kondisi
ekonominya.Menjaga rahasia klien.
8
Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak, yaitu :
1. Komunikator
2. Mengembangkan ide atau pikiran yang ingin disampaikan.
3. Mengkode ide atau pikiran dalam bentuk lambang verbal atau nonverbal
4. Menyampaikan pesan melalui saluran komunikasi dan menggunakan
metode tertentu.
5. Menunggu umpan balik dari komunikan untuk mengetahui keberhasilan
komunikasi.
6. Komunikan
7. Menerima lambang – lambang yang disampaikan oleh komunikator.
8. Membaca atau menyandi lambang verbal atau nonverbal yang
disampaikan oleh komunikator.
9. Menggunakan pesan yang telah disampaikan.
10. Memberikan umpan balik kepada komunikator.
9
D.Faktor – Faktor Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan
10
Tujuan fungsional (the fungsional goals) adalah tujuan yang secara pokok
bermanfaat untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi/lembaga.
Tujuan manipulasi (the manipulative goals) adalah tujuan yang
dimaksudkan untuk menggerakkan orang – orang yang mau menerima ide
-ide yang disampaikan, yang sesuai ataupun tidak dengan nilai dan
sikapnya.
Tujuan keindahan (the aesthetics goals) adalah tujuan untuk menciptakan
tujuan – tujuan yang bersifat kreatif.
1.Komunikasi Verbal
2.Komunikasi Nonverbal
1. Bahasa Kial
Bahasa kial menggunakan gerak tangan atau tubuh sebagai isyarat atau lukisan
suatu perbuatan. Gerakan tersebut mempunyai arti pesan dalam konteks
komunikasi. Misalnya ketika bidan memimpin persalinan terdengar gaduh di luar.
Lalu bidan keluar sambil menggeleng – gelengkan kepala.
2. Bahasa Gambar
11
Bahasa gambar mengekspresikan sikap pesan dalam komunikasi dalam bentuk
gambar. Misalnya gambar dilarang merokok.
3. Bahasa Sikap
Kontrol
Hasil dari salah satu proyek penelitian menunjukkan bahwa ibu lebih menyukai
bidan yang mendemonstrasikan lebih dulu kemampuan dari ibu, memungkinkan
ibu merasakan jadi special,dan menolong ibu untuk relaks dan tetap dalam kontrol
dan dapat menjadi aspek advokasi (Frager,1999)
Bidan dan praktisi lain yang praktek dalam model kebidanan diharapkan
memberikan asuhan secara personal tradisional seperti yang wanita inginkan.
F.Teknik komunikasi
adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan yang dilakukan komunikator
dengan sedemikian rupa, sehingga menimbul dampak tertentu kepada komunikan.
Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran
dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran
dan sebagaianya.
a. Komunikasi Informatif
Komunikasi informastif ialah teknik komunikasi dengan
menyampaikan pesan secara berulang-ulang untuk memberi informasi
12
kepada komunikan. Proses komunikasi ini satu arah, dari pihak
komunikator kepada komunikan dalam rangka penyebaran informasi.
b. Komunikasi Persuasif
c. Komunikasi instruktif/koersif
Teknik komunikasi ini dicirikan dengan memberlakukan
pemaksaan dan sanksi dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi
yang bersifat koersif dapat berbentuk perintah, intruksi, dan bersifat
memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Teknik komunikasi berupa
perintah, ancaman sanksi, dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga
orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukan secara
terpaksa, biasanya teknik komunikasiseperti ini bersifat fear arousing,
yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk,
serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interest atau muatan
kepentingan untuk kemenangan dalam konflik, perdebatan dengan
menepis argumen yang lemah kemudian menyerang lawan.
d. Hubungan Manusiawi
Hubungan manusiawi ini ialah teknik komunikasi yang
memperhatikan nilai- nilai etis untuk menciptakan suasana atau iklim
komunikasi yang manusiawi.Salah satu tujuan komunikasi adalah
tersimpannya pesan dari komunikator kepada komunikan, maka
dianjurkan bagi komunikator terlebih dahulu memahami perilaku sosial
serta budaya masyarakat setempat yang akan menjadi komunikan.
13
E.Komunikasi Terapeutik
1. Kejujuran
5. Empati
14
6. Memberikan sikap hormat pada klien
15
3. Bidan harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun
mentalnya.
5. Mampu memotivasi pasien untuk mengubah dirinya baik sikap ataupun tingkah
laku,sehingga tumbuh semakin matang dan mampu memecahkan masalahnya
sendiri
11. Berpegang pada etika serta dalam mengambil keputusan berdasar prinsip
kesejahteraan manusia
12. Bertanggung jawab dalam dua demensi, yaitu pada diri sendiri dan pada
pasien dlm pelayanan kebidanan.
Menurut Egan dalam Keliat (1998), ada lima sikap dalam komnunikasi terapeutik.
1. Berhadapan
2. Kontak mata
5. Tetap rileks
16
E.teknik komunikasi terapuetik
2. Menunjukkan Penerimaan
7. Menfokuskan
9. Menawarkan Informasi
Penting untuk memberikan asuhan yang sesuai evidence based bagi bidan
professional. WHO mengungkapkan bukti yang kuat untuk menolak intervensi
dan praktek asuhan dengan 4 kategori yaitu:
17
a. Pemakaian electrical fetal monitoring secara lanjut
b. Pemakaian oxytocin untuk meningkatkan kontraksi
c. Pemakaian analgesia epidural untuk mengurangi nyeri karena his
18
BAB 111
PENUTUP
A.kesimpulan
Women Centered Care adalah istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan
maternitas yang memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan
menekankan pentingnya informed choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan
pengguna, efektivitas klinis, respon dan aksesibilitas. Dalam hal ini Bidan
difokuskan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status
yang sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan
dirinya.
Di dalam women center care terdapat banyak hal yang harus diperhatikan oleh
bidan. Yaitu tentang prinsip-prinsip dalam pemberian asuhan kebidanan yang
terkait dengan wanita secara keseluruhan. Bentuk-bentuk dari women center care
itu sendiri. Dan dapat mengetahui siapa saja yang harus dilakukan pendekatan
secara keseluruhan terkait dengan women center care. Karena dalam women
center care ini adalah ruang lingkup tanggung jawab dari bidan untuk memenuhi
profesinya sebagai teman wanita.
Sebagai seorang bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan
merupakan kunci utama keberhasilan seorang bidan.Sebaiknya dalam
berkomunikasi dengan klien, seorang bidan harusnya menjaga etika dan
penampilannya dalam menghadapi kliennya.Menjaga hak-hak priabdi dan hak-
hak orang lain.Menghormati,menjaga perasaan klien, dengan melihat kondisi
ekonominya.Menjaga rahasia klien
19
B.saran
Dengan di buatnya makalah ini ,penulis menyarankan bagi para pembaca untuk
lebih memahami tentang teknik komunikasi dalam menyampaikan evidence
dengang memperhatikan prinsip women centered care
20
DAFTAR PUSTAKA
(http://womencenteredcare.blogspot.com/).
12
21