1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perempuan dalam pembangunan sedikitnya mengandung dua pengertian
yakni, yang pertama adalah pembangunan dapat memberi kemudahan bagi
perempuan untuk ikut berupaya meningkatkan diri dan keluarga. Kedua,
pembangunan juga memberi kemudahan bagi perempuan untuk menyalurkan
tenaga, ketrampilan, pikiran serta keahlian dalam proses pembangunan dalam
proses pembangunan yang mengikut sertakan perempuan, bukan saja akan
membawa dampak positif terhadap lajunya pertumbuhan ekonomi negara tetapi
juga merupakan suatu tindakan yang efisien, karena dengan ikut sertanya
wanita dalam pembangunan memanfaatkan sumber manusia berpotensi.
Kemampuan perempuan perlu dikembangkan melalui peningkatan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental spiritual
agar dapat memanfaatkan kesempatan berperan aktif di segala kehidupan
bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan. Dalam kaitan dengan ini
perlu dikembangkan iklim sosial budaya yang mendukung upaya peningkatan
harkat dan martabat perempuan sehingga dapat semakin berperan aktif dalam
masyarakat wanita sehingga dapat semakin berperan aktif dalam syarakat,
disamping lingkunga keluarganya , peran perempuan dimasa sekarang sudah
tidak lagi dikaitkan hanya dengan kodratnya sebagai seorang isteri atau ibu
saja, namun telah berkembang sedemikian rupa sehingga perempuan telah
berperan dalam setiap segi kehidupan masyarakat. Karena perempuan sekarang
dapat mengembangkan diri pribadinya, dan turut serta menyumbangkan
darmanya kepada masyarakat. Peran perempuan berkaitan erat dengan status
kedudukan dalam rumah tangga maupun masyarakat luas umumnya.
4
B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang peran perempuan dalam penanggulangan penyakit
menular dan penyakit tidak menular
5
BAB II
PEMBAHASAN
Perempuan (ibu) akan lebih peka terhadap perubahan fisik anggota keluarga
nya dibanding laki laki (ayah) termasuk masalah penyakit. Oleh karena itu dalam
kebijakan penanggulangan penyakit perempuan harus mendapatkan porsi yang
lebih dalam upaya upaya pelayanan kesehatan. Perempuan dapat berperan dalam
hal preventif, kuratif dan promotif dan rehabilitatif. Dalam setiap penggerakan
dan pengorganisasian masyarakat mengenai pencegahan penyakit perempuan
ataupun organisasi perempuan baik di masyarakat maupun profesi harus
senantiasa dilibatkan. Pengorganisasian perempuan di masyarakat dalam rangka
pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah
menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya (resources) yang ada didalam
masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif dan
rehabilitatif kesehatan mereka sendiri. Namun menumbuhkan partisipasi
perempuan tidaklah mudah, memerlukan pengertian, kesadaran, dan penghayatan
oleh perempuan terhadap masalah-masalah kesehatan mereka sendiri, serta upaya-
upaya pemecahannya. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat bagi
perempuan melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakat dimana perempuan
memiliki peranan penting didalamnya maka strategi atau pendekatan pendidikan
kesehatan.
6
Perempuan agar dapat melindungi keluarga dan masyarakat disekitanya dari
penyakit setidaknya harus mengetahui 2 hal higiene (sanitasi dan perseorangan)
dan menyangkut kegiatan pendidikan kesehatan. Sementara pemerintah
mengupayakan Kegiatan sanitasi, pemberantasan penyakit dan penyediaan sarana
fisik, fasilitas kesehatan dan pengobatan. Sementara tugas pemerintah dan
masyarakat (termasuk perempuan) adalah upaya pemberian pengertian dan
kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta pentingnya upaya-upaya atau
fasilitas fisik tersebut dalam rangka pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan
kesehatan mereka. Apabila tidak disertai dengan upaya-upaya ini maka sarana-
sarana atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil serta optimal.
Mengingat arti Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara,
melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat maka adalah mustahil tanpa melibatkan masyarakat
itu sendiri yang didalamnya terdapat perempuan sebagai ujung tombak.secara
lebih luas perempuan dalam keluarga setidaknya mengenal apa Masalah
Kesehatan Masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya harus secara
multidisiplin. Perempuan juga beragam dan berbagai suku agama budaya dan latar
belakang pendidikan, ekonomi yang berbeda. Oleh karena itu pendekatanya dalam
upaya pencegahan terhadap penyakit tentu berbeda beda. Namun satu hal
kenyataanya bahwa ketika anak sakit maka ibunya yang lebih merawatdan
mencari pengobatan, saat suami sakit maka istri yang lebih merawat, anggota
keluarga lain hanya membantu. Maka apabila sebuah keluarga memiliki
perempuan yang mengerti dan memahami masalah kesehatan maka setidaknya
keluarga itu akan cepat dan tepat dalam mencari pengobatan jika ada anggota
keluarga nya yang sakit, demikian pula sebaliknya.
7
Data WHO (World Health Organizations ) pada tahun 2010 menujukan bahwa
ada 585.000 wanita, setiap menit, mati setiap tahun akibat komplikasi dalam
kehamilan. Sekitar 200.000 kematian ibu setiap tahun akibat dari kekurangan atau
kegagalan pelayanan kontrasepsi. Kehamilan mereka masih tanpa sarana untuk
melakukannya secara efektif. Setidaknya 75 juta kehamilan setiap tahun (dari total
175 juta) yang tidak diinginkan, mereka menghasilkan di 45 juta aborsi dan lebih
dari 30 juta kelahiran hidup. 70.000 wanita meninggal setiap tahun sebagai akibat
dari aborsi yang tidak aman, sementara jumlah yang tidak diketahui menderita
infeksi & konsekuensi kesehatan lainnya. Kenyataan tersebut menunjukan
tingginya resiko kematian bagi perempuan akibat dari hal hal yang sebenarnya
bisa diantisipasi.resiko semakin meningkat pada negara nagara berkembang yang
berpenduduk besar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya upaya intervensi serta
kebijakan kependudukan yang tepat.
8
gigi dan mulut, kesehatan jiwa, pemeriksaan laboratorium sederhana, pencatatan
dan pelaporan, kesehatan mata, kesehatan olahraga, kesehatan pekerja non formal,
pembinaan pengobatan tradisional, dan peningkatan upaya dana sehat masyarakat
yang kesemuanya itu butuh peran perempuan yang kuat dan juga sehat.
Perempuan bisa berperan sebagai ujung tombak sebagai tenaga kesehatan, tenaga
penyuluh maupun kader karena mereka lebih tahu, lebih dekat dan memegang
peran kunci dalam pengorganisasian dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat
9
Berdasarkan Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2008, terdapat 57
juta kematian yang terjadi di dunia, sejumlah 36 juta atau hampir dua pertiganya
disebabkan oleh PTM. Untuk itu, PTM masuk ke dalam isu Prioritas Nasional dan
masuk ke dalam tujuan ketiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).
Mengingat tingginya jumlah kematian akibat PTM, tentu tidak hanya menjadi
tugas pemerintah dalam menangani masalah ini, keluarga dan masyarakat
khususnya perempuan juga dapat berperan dalam pencegahan dan
penanggulangan PTM.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran perempuan dalam kehidupan sangatlah besar. Peran ini bahkan telah
dimulai dari kelompok terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga, utamanya
dalam mengedukasi anggota keluarganya. perempuan selalu memegang peran
sentra dalam pendidikan di rumah. Laki-laki dan perempuan mempunyai
tanggung jawab yang setara dalam keluarga. Namun perempuan tidak bisa lepas
dari kodratnya. Beliau pun menganggap perempuan merupakan sosok yang luar
biasa, termasuk dalam mengedukasi terkait persoalan kesehatan. Untuk itu kita
butuh mengedukasi masyarakat. Edukasi merupakan investasi. Karena itu melalui
perannya, perempuan diharapkan mampu mengedukasi warga
B. saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya dan pembaca pada
umumnya serta menambah wawasan pembaca terutama dalam peranperempuan
dalam penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular
11
DAFTAR PUSTAKA
12