Anda di halaman 1dari 15

1

ISTI YULI ERWATI : PERAN DAN POTENSI WANITA DALAM

PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA ( STUDI KASUS

PADA KELUARGA BERMATA PENCAHARIAN PEDAGANG DI DESA

TEMIYANGSARI KEC. KROYA KAB,INDRAMAYU)

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan kesatuan masyarakat yang terkecil, yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak-anaknya (keluarga inti/batih). Pada umumnya sebuah

keluarga tersusun dari orang-orang yang saling berhubungan darah dan atau

perkawinan meskipun tidak selalu. Saling berbagi atap (rumah), meja makan,

makanan, uang, bahkan emosi, dapat menjadi faktor untuk mendefinisikan

sekelompok orang sebagai suatu keluarga (Abdullah, 1997, h, 140). Dalam

setiap masyarakat pasti akan dijumpai keluarga batih (nuclear family).

Keluarga batih tersebut merupakan kelompok sosial kecil yang terdiri dari

suami, istri beserta anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga batih

tersebut lazimnya juga disebut rumah tangga, yang merupakan unit terkecil

dalam masyarakat sebagai wadah dalam proses pergaulan hidup (Soekanto,

1990:1).

Keberadaan wanita sebagai penyokong kebutuhan ekonomi rumah tangga

sangat dibutuhkan mengingat para suami yang bekerja sebagai

Petani/serabutan tidaklah dapat digantungkan dari sisi penghasilan. Adapun

pengertian peran yang dikemukakan oleh Suratman adalah fungsi atau

tingkah laku yang diharapkan ada pada individu seksual sebagai status

aktifitas yang mencakup peran domestik maupun peran publik (dalam

Wulansari:2011). Menurut Hubies (dalam Alghaasyiyah:2014) bahwa analisis


2

alternatif pemecahan atau pembagian peran wanita dapat dilihat dari

perspektif dalam kaitannya dengan posisinya sebagai manager rumah tangga,

partisipan pembangunan dan pekerja pencari nafkah. Jika dilihat dari peran

wanita dalam rumah tangga, maka dapat digolongkan, antara lain:

1. Peran Tradisional Peran ini merupakan wanita harus mengerjakan semua

pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah, memasak, mencuci,

mengasuh anak serta segala hal yang berkaitan dengan rumah tangga.

Pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dalam mengatur rumah serta

membimbing dan mengasuh anak tidak dapat diukur dengan nilai uang.

Ibu merupakan figure yang paling menentukan dalam membentuk pribadi

anak. Hal ini disebabkan karena anak sangat terikat terhadap ibunya sejak

anak masih dalam kandungan.

2. Peran Transisi Adalah peran wanita yang juga berperan atau terbiasa

bekerja untuk mencari nafkah. Partisipasi tenaga kerja wanita atau ibu

disebabkan karena beberapa faktor, misalnya bidang pertanian, wanita

dibutuhkan hanya untuk menambah tenaga yang ada, sedangkan di

bidang industri peluang bagi wanita untuk bekerja sebagai buruh industri,

khususnya industri kecil yang cocok bagi wanita yang berpendidikan

rendah. Faktor lain adalah masalah ekonomi yang mendorong lebih

banyak wanita untuk mencari nafkah.

3. Peran kontemporer Adalah peran dimana seorang wanita hanya memiliki

peran di luar rumah tangga atau sebagai wanita karier.

Pada umumnya masyarakat Indonesia cenderung menerima perbedaan

antara pria dan wanita sebagai hal yang alamiah, sehingga lebih dekat pada
3

pemikiran teori natur. Keikutsertaan kaum wanita untuk bekerja

menimbulkan adanya peran ganda wanita, di mana wanita dituntut peran

sertanya dalam pembangunan dan membantu kebutuhan ekonomi keluarga,

di lain pihak wanita dituntut pula untuk menjalankan tugas utama dalam

rumah tangga dengan sebaik-baiknya. Gender adalah jenis kelamin sosial

atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis

kelamin (Suryadi dan Idris, 2004:2). Edward Wlson dari harvard University

(BKKBN 2009:16) menjelaskan bahwa teori dan perspektif gender secara

sosiologis dibagi atas dua kelompok besar yaitu teori nature (alamiah/ kodrat

alam) dan nurture (kontruksi budaya). Hal tersebut sejalan dengan pendapat

Nasaruddin Ummar (1999) bahwa perbedaan biologis yang membedakan

jenis kelamin, dalam memandang gender, telah melahirkan dua teori besar

yaitu teori nature dan teori nurture. Beberapa teori gender dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Teori nature memandang perbedaan gender sebagai kodrat (alamiah) yang

tida perlu diper-masalahkan. Menurut teori nature adanya pembedaan laki–

laki dan perempuan adalah kodrat, sehingga harus diterima. Perbedaan

biologis itu memberikan indikasi dan implikasi bah- Wahyu Nugraheni S. /

Journal of Educational Social Studies 1 (2) (2012) 106 wa diantara kedua

jenis kelamin tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Ada peran dan

tugas yang dapat dipertukarkan, tetapi ada yang tidak bisa, karena memang

berbeda secara kodrat alamiahnya. Pandangan teori nature tentang gender

yaitu adanya perbedaan perempuan dan laki-laki kodrat sehingga tidak dapat

berubah dan bersifat universal (BKKBN, 2009:18). sependapat dengan Kamal


4

Bhasin (2002) bahwa selama berabad-abad diyakini bahwa laki-laki dan

perempuan dalam masyarakat, ditentukan oleh biologi (yaitu jenis kelami).

hal tersebut bersifat alamiah, sehingga tidak dapat diubah. Perbedaan biologis

ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa di antara kedua jenis tersebut

memililki peran dan tugas yang berbeda. Menurut teori nurture adanya

perbedaan perempuan dan laki– laki adalah hasil konstruksi sosial budaya

sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan itu

membuat perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan kontribusinya

dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di

samping kedua aliran tersebut terdapat kompromistis yang dikenal dengan

keseimbangan (equilibrium) yang menekankan pada konsep kemitraan dan

keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dengan laki–laki.

Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-laki,

karena keduanya harus bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan

dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Teori fungsional

struktural menyoroti bagaimana terjadinya masalah gender itu muncul, dan

mengarah kepada bagaiman gender dipermasalahkan. seperti diungkapkan

Fakih (2008): Teori ini memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang

teridri dari bagian-bagian yang saling berkaitan (agama, pendidikan, struktur

politik, sampai rumah tangga). Adapun interelasi terjadi karena adanya

konsesnsus. Dalam kaitannya dengan kesetaraan gender dalam masyarakat

telah terjadi suatu kesalahan fungsi atau penyimpangan struktur kehidupan

masyarakat, sehingga terjadi gejolak.


5

menurut Astuti (dalam Alghaasyiyah:2014) mengenai peran gender wanita

terdiri atas:

1. Peran produktif Peran produktif pada dasarnya hampir sama dengan

peran transisi, yaitu peran dari seorang wanita yang memiliki peran

tambahan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Peran

produktif adalah peran yang dihargai dengan uang atau barang yang

menghasilkan uang atau jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.

Peran ini diidentikan sebagai peran wanita di sektor publik, contoh

petani, penjahit, buruh, guru, pengusaha.

2. Peran domestik Pada dasarnya hampir sama dengan peran tradisional,

hanya saja peran ini lebih menitikberatkan pada kodrat wanita secara

biologis tidak dapat dihargai dengan nilai uang/barang. Peran ini terkait

dengan kelangsungan hidup manusia, contoh peran ibu pada saat

mengandung, melahirkan dan menyusui anak adalah kodrat dari seorang

ibu. Peran ini pada akhiranya diikuti dengan mengerjakan kewajiban

mengerjakan pekerjaan rumah.

3. Peran sosial Peran sosial pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan dari

para ibu rumahtangga untuk mengaktualisasikan dirinya dalam

masyarakat. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa peran wanita merupakan tata laku atau fungsi seorang wanita yang

dijalankan sesuai kewajibannya sebagai seorang perempuan secara

kodrati maupun secara kontruksi dan sosial.

Keterlibatan perempuan dalam ekonomi mau tidak mau harus diakui,

walaupun pada kenyataannya ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan


6

dalam kegiatan kerja. Perempuan yang bekerja dapat membantu suami dalam

mendukung perekonomian keluarga. Untuk membantu ekonomi keluarga

peran perempuan yang bekerja sangat dibutuhkan terutama dalam hal

membantu menambah penghasilan keluarga. Mereka bersedia

menyumbangkan tenaganya unuk menghasilkan Gaji/Upah (Hidayat, 2006).

Fergus mengemukakan bahwa desakan 15 ekonomi (bagi ibu yang

berpendidikan SD ke bawah) tempaknya lebih merupakan faktor yang

mempengaruhi keputusan ibu untuk masuk ke pasar kerja(dikutip dalam

Hidayat, 2006) Ada beberapa motif perempuan bekerja yaitu antara lain

karena kebutuhan finansial, kebutuhan sosial-relasional dan kebutuhan

aktualisasi diri.Perempuan miskin di desa maupun di kota merupakan

kelompok terbesar yang terus-menerus mencari peluang kerja demi

memenuhi kebutuhan dasar. Mereka bekerja sebagai buruh tani, pembantu

rumah tangga, pemulung atau buruh pabrik (Wulansari,2011).

Peran perempuan dalam konteks berbangsa dan bernegara tidak hanya terlihat

pada masyarakat perkotaan, tetapi juga ada pada masyarakat pedesaan, dan

bahkan “penduduk pedalaman yang notabene berlatar belakang pendidikan

rendah, dan menganut budaya patriarki.”4 Namun demikian, kurang atau

tidak tercukupinya kebutuhan ekonomi sangat memantik setiap perempuan

untuk bersikap responsif, yakni berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan

dasar. Di sisi lain, sejak kecil para perempuan sudah terbiasa membantu tugas

dan pekerjaan orang tua mereka. Dewasa ini, hal tersebut dikenal dengan

sebutan wanita karir, istilah baru yang digunakan untuk menyebut perempuan

yang bekerja di luar rumah mencari nafkah.


7

Masyarakat Temiyangsari kecamatan Kroya kabupaten Indramayu adalah

salah satu bukti nyata yang ada di dalam masyarakat mengenai peran ganda

kaum perempuan pada masyarakat Temiyangsari. Sebagai salah satu dari

anggota keluarga, seorang ibu dituntut untuk ikut berperan aktif dalam

memenuhi kebutuhan keluarganya, sehingga tidak hanya tergantung dari apa

yang dilakukan dan diperoleh suami. Di Temiyangsari dalam kehidupan

keseharian, perempuan memiliki peran yang besar, dimana di satu sisi mereka

di tempatkan pada posisi domestik, pada sisi yang lain mereka memegang

peranan sosial-ekonomi juga.

B. Fokus Kajian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan

masalah, di mana rumusan masalah penelitian dijadikan acuan dalam

menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini fokus penelitian dapat

berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah penelitian di

lapangan. Hal tersebut sesuai dengan sifat pendekatan kualitatif yang lentur,

yang mengikuti pola pikir yang empirical inductive, di mana segala sesuatu

dalam penelitian ini ditentukan dari hasil akhir pengumpulan data yang

mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,maka

masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai

berikut :
8

1. Apa saja peran dan potensi wanita dalam meningkatkan ekonomi

keluarganya di desa Temiyangsari kecamatan Kroya kabupaten

Indramayu?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran wanita dalam upaya

meningkatkan perekonomian keluarga?

3. Bagaimanakah bentuk partisipasi wanita dalam meningkatkan ekonomi

keluarganya dan perannya sebagai ibu di desa Temiyangsari kecamatan

Kroya kabupaten Indramayu?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka yang menjadi tujuan

dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran dan potensi wanita dalam upaya meningkatkan

perekonomian keluarga

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran wanita

dalam upaya meningkatkan perekonomian keluarga.

3. Untuk mengetahui peran wanita yang berprofesi sebagai pedagang dalam

meningkatkan pendapatan keluarga dan apakah memang benar wanita di

desa Temiyangsari itu berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga

mereka atau hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri?

E. Kerangka Pemikiran

Wanita dan Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari

kehidupan kita. Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini.

Bahkan banyak orang-orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat

tanpa didukung dengan sosok wanita hebat di belakangnya. Ada begitu


9

banyak definisi dan arti dari wanita namun semua arti dan definisi itu

bersumber pada satu kesimpulan, bahwa wanita adalah sosok yang sangat

hebat terlepas dari segala kekurangan yang dimiliki. 11 Peranan merupakan

aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak-

hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia

menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan,

adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan, keduanya tak dapat dipisah-

pisahkan, oleh karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya

juga demikian, tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa

peranan. Peranan yang melekat pada diri seseorang, harus dibedakan dengan

posisi atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat merupakan unsur yang statis yang menunjukkan

tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak

menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi

tepatnya adalah seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam

masyarakat serta menjalankan suatu peranan. (Soekanto, 2002: 243). Wanita

berperan penting dalam rangka pembentukan kehidupan keluarga yang kokoh

sehingga tidak terkena pengaruh negatif dari perubahan serta pencapaian

suatu keadaan yang sehat, sejahtera dan bahagia, sehingga mendukung

terhadap penciptaan masyarakat yang sejahtera, baik lahir maupun batin.

Kemampuan dan potensi yang memadai dari wanita, sebagai istri dan ibu

rumahtangga merupakan aspek terpenting dalam menentukan keberhasilan

(penunjang utama strategi suksesnya) suatu rumahtangga (terutama masa

depan anak-anak/generasi penerus). Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan


10

adopsi yang berkaitan dengan strategi peningkatan kemampuan dan potensi

kaum wanita, sehingga perempuan dapat berperan optimal di sektor domestik

secara professional.

F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini, maka manfaat yang dapat

diberikan dalam penelitian ini adalah:

a. Kegunaan Teoritis

Sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai peran wanita dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.

b. Kegunaan Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh

Pemerintah Kabupaten Indramayu, khususnya dalam hal

pemberdayaan perempuan.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendalaman

pengetahuan, sebagai referensi dan kontribusi bagi pihak lain yang

ingin mengetahui mengenai peran wanita dalam pengembangan

ekonomi.

3) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana yang

bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan mengenai

ekonomi.

G. Langkah-langkah Penelitian

1. Tempat dan waktu penelitian


11

Penelitian ini diadakan di desa Temiyangsari kecamatan Kroya

kabupaten Indramayu dan akan dilaksanakan pada bulan agustus-oktober

2019

2. Metode penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan ini dapat menarik suatu ciri

atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu ke

permukaan dari masyarakat yang menjadi obyek penelitian itu (Bungin,

2001: 48). Penelitian ini akan mendeskripsikan peran perempuan dalam

meningkatkan perekonomian keluarga dengan menjadi pedagang di desa

Temiyangsari kecamatan Kroya kabupaten Indramayu. Bogdan dan

Taylor dalam Moleong (1996: 3) mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

utuh. Dalam hal ini tidak diperbolehkan mengisolasikan individu atau

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai bagian dari suatu kebutuhan. Karakteristik deskriptif dalam

penelitian kualitatif menurut Lincoln & Guba dalam Moleong (1996: 6)

merupakan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Meneliti lebih mendalam dan tidak dibatasi oleh

pembatasan pengukuran. Keterlibatan peneliti secara aktif dalam

penelitian dapat memudahkan partisipan. Semua yang dikumpulkan

dapat memiliki kemungkinan menjadi kunci terhadap hal yang sudah


12

diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data yang berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto, videotape,

dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

3. Informan Penelitian

Sasaran yang dijadikan objek penelitian ini adalah pelaku langsung

,kepala desa Temiyangsari dan staf pemerintahan desa Temiyangsari,

Kroya, Indramayu.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang

menggunakan tiga alat bantu yaitu pedoman observasi, pedoman

wawancara, dan dokumentasi mengenai peran yang dilakukan wanita

untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan sumbangan pendapatan

perempuan dalam perekonomian keluarga.

5. Teknik pengumpulan data

Sesuai dengan karakteristik yang diperlukan untuk penelitian ini,

maka metode pengumpulan data yag digunakan yaitu:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian

manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu

utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman,

mulut, dan kulit (Bungin, 2001: 142). Observasi yang akan

dilakukan peneliti adalah observasi non partisipan, yaitu

pengumpulan data di mana peneliti bukan merupakan bagian dari

kelompok yang ditelitinya. Peneliti hanya datang di tempat


13

penelitian yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi terhadap

perempuan-perempuan pedagang . Sebelum melakukan observasi,

peneliti terlebih dahulu membuat pedoman observasi untuk dijadikan

pedoman dalam proses observasi.

b. Wawancara

Wawancara menurut Moleong (1996: 135) adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan dua pihak,

yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan pewawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui peran perempuan (ibu rumah tangga) untuk

meningkatkan perekonomian keluarga.

c. Dokumentasi

Menurut Guba & Lincoln dalam Moleong (1996: 161) adalah

setiap bahan tertulis ataupun film yang dipersiapkan karena adanya

permintaan seorang penyidik. Dokumen biasanya dibagi atas

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen dapat digunakan

untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dalam

penelitian ini data yang didapat dari dokumen adalah data yang

berasal kejadian langsung di lapangan berupa foto, video ,dan lain

lain.

6. Teknik Analisis Data


14

Model analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif

Milles dan Hubberman:

a.Reduksi Data

Pada tahap ini, reduksi dimaksudkan untuk lebih mempertajam,

menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak

diperlukan peneliti serta lebih memfokuskan pada hal-hal penting

terkait peran perempuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga

b. Penyajian Data Tahap ini dilakukan setelah data hasil wawancara,

observasi, dokumentasi direduksi. Data-data yang telah terkumpul

kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif mengenai peran

perempuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga

c. Kesimpulan/Verifikasi Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan

berdasarkan dari hasil pengumpulan data yang ada di lapangan yang

telah disajikan.Berikut ini bagan teknik analisis data interaktif model

Milles dan Hubberman :

Pengumpulan
Penyajian
data
Data

Reduksi
Data Kesimpulan-kesimpulan
Penarikan/Verifikasi

Sumber : Milles & Hubberman, 1992: 20

Gambar 1. Teknik Analisis Data Interaktif Model Miles dan

Hubberman
15

DAFTAR PUSTAKA

Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif (terjemahan

Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, L. J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset.

Soekanto S. 1990:1. Sosiologi Suatu Pengantar.PT. Radja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sajogyo, pudjiwati. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa.

Jakarta:Rajawali, 1998

Frida Nur Rizkia. (2017).” Peran Perempuan Dalam Meningkatkan

Perekonomian Keluarga Melalui Program P2WKSS Di Sumber Gamol,

Balecatur, Gamping, Sleman”. Jurnal pendidikan ilmu pengetahuan sosial,oktober

2017,hal,6-7.Diakses 19 juli 2019.

Anda mungkin juga menyukai