Anda di halaman 1dari 9

Volume 18. Nomor 1.

Bulan Januari ± Maret 2012 ISSN 1693-0061

Ss    Aa    Ss    Ii  


Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon

x Kesejahteraan Perempuan di Indonesia Dalam Perspektif Hukum dan Hak Asasi


Manusia
Reinier S. D. Sitanala
x Perlindungan Hukum dan Ham Terhadap Pekerja Perempuan di Malam Hari
(Karaoke) di Kota Ambon
Barzah L atupono
x Peran Ganda Perempuan Dalam Keluarga
Mailod L atuny
x Desentralisasi dan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia Problem
dan Tantangan
Merlien I. M atitaputty
x ,QGLNDWRU ³%HUWHQWDQJDQ 'HQJDQ .HSHQWLQJDQ 8PXP´ 6HEDJDL 'DVDU 3HPEDWDODQ
Peraturan Daerah
V ictor Juzuf Sedubun
x Otonomi Daerah, Primordialisme dan Sumber Daya Manusia
A ndress D. Bakarbessy
x Merger Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
dan Kegiatan Yang Dilarang Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Jenny K . M atuankotta
x Kompetensi Pengadilan Agama Terhadap Penyelesaian Sengketa Perbankan
Syariah Berdasarkan Hukum Islam
M uchtar A. H . L abetubun
x Kedudukan Advokat Sebagai Penegak Hukum Dalam Hubugan Dengan Aparat
Penegak Hukum Lainnya Untuk Menegakkan Hukum dan Keadilan
Dezonda R. Pattipawae
Mailod Latuny, Peran Ganda Perempuan ««««««« 13
Jurnal  Sasi  Vol.  18    No.  1  Bulan  Januari  ʹ  Maret  2012

P E R A N G A N D A PE R E MPU A N D A L A M K E L U A R G A

Oleh: Mailod Latuny

A BSTRA C T

In modern life, and in today's era of development of Indonesian women demanded and
often motivated to contribute more than that, not limited to husbands care, child care and
housekeeping. Many women are not satisfied in just three roles above, and often family
economic circumstances demanded that he work out, or find an activity that can increase the
family income. The double role of women in the family is to improve the welfare of the family.
Woman in the household plays an important role, especially in order to assist and educate the
children, though it is necessary taps considerable time from a mother to her children. Women
who work outside the home will also affect domestic life, whether positively or negatively
impact

Kata Kunci: Dual Roles, Women

A. L A T A R B E L A K A N G. kurang berwibawa dimata anak-anaknya


Wanita secara biologis dan walaupun anak-anak lebih dekat dengan
psikologis memang mempunyai ciri-ciri ibu. Selain itu juga wanita belum
khusus yang membedakannya dari jenis mendapatkan peran dan bidang pekerjaan
kelamin yang lain. Begitu pula secara yang memadai. Begitu pula dalam hal
sosiologis peranan wanita diharapkan oleh inteligensi tidak ada perbedaan antara wanita
masyarakat berbeda dengan laki-laki dan pria. Bahkan_dari TK sampai Perguruan
sehingga terjadi pembagian tugas yang Tinggi prestasi wanita pada umumnya lebih
sangat tajam antara laki-laki dan wanita baik. Tetapi merupakan kenyataan bahwa
baik dalam rumah tangga maupun di sesudah itu mereka tidak dapat bersaing lagi
masyarakat.1 Di dalam rumah tangga dengan pria. Namun hal ini agaknya lebih
umumnya wanita kurang berperan karena berkaitan dengan kesempatan, motivasi dan
laki-laki dianggap sebagai kepala keluarga peran yang diharapkan oleh masyarakat dari
yang menentukan arah kehidupan seorang wanita, daripada dengan kemampuan
keluarganya apalagi dalam proses atau potensi.
pengambilan keputusan, wanita sering Bangsa Indonesia dalam upaya
tidak diikut sertakan. Juga dalam hal menciptakan kesetaraan wanita dan pria
distribusi makanan dalam keluarga; ayah dalam hubungannya dengan konsep
mendapat porsi yang secara kualitatif dan pembangunan yang sedang dicanangkan
kuantitatif memadai, menyusul anak- saat ini, khususnya tentang wanita yang
anaknya dan terakhir sisanya buat ibu. dituntut untuk berperan secara aktif dalam
Ayah sangat dominan dan ditakuti, pembangunan seperti yang telah digariskan
dianggap superior, lebih pandai sedang ibu dalam GBHN tahun 1978, yang
diperlengkapi dalam GBHN tahun 1983
1
Bnd. Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara
Seksual (Jakarta: PT. Gramedia, 1981), hal. 3-7.
Mailod Latuny, Peran Ganda Perempuan ««««««« 14
Jurnal  Sasi  Vol.  18    No.  1  Bulan  Januari  ʹ  Maret  2012

(Tap MPR RI Nomor: II/MPR/1983). 2 Dari apa yang telah dipaparkan di atas,
Dimana dengan meningkatnya peranan memunculkan berbagai pertanyaan: Betulkah
wanita diberbagai bidang maka diharapkan bahwa wanita/ibu kurang kreatif
dapat merubah pula peranannya sebagai dibandingkan dengan pria ? Sehingga ia tidak
isteri pendamping suami, sebagai ibu perlu membuktikan kreatifitasnya atau
rumah tangga dan sebagai pendidik anak dengan kata lain tidak perlu kerja di luar
demi masa depan bangsa. Dengan kata rumah ? apakah memang atau seharusnya
lain, seorang wanita bukan hanya sebagai perhatian wanita adalah terutama terhadap
seorang ibu dalam kehidupan keluarga, keluarganya dan cinta kasih, sedangkan peran
melainkan ia juga merupakan bagian dari profesi, prestasi dan "kompetisi" baginya
masyarakat atau pemeran utama dari harus ditempatkan pada tempat kedua ? atau
pembangunan itu sendiri. Hal ini juga sebaliknya pihak pria/suami masih
didukung dengan suatu pemahaman bahwa PHQJDQJJDS GLULQ\D \DQJ ³EHUNXDVD´ DWDX
pada hakekatnya setiap orang mempunyai egois; tidak ingin kedudukannya digeser ?
kebutuhan-kebutuhan pokok yang sama, atau sudah saatnya kaum pria (suami)
apakah ia seorang pria atau seorang wanita. memberikan kesempatan kepada wanita
Baik itu kebutuhan primer, yakni VDQJLVWUL XQWXNEHUSHUDQ³JDQGD´"
kebutuhan yang mutlak/perlu untuk hidup Dari identifikasi dan pembatasan
(kebutuhan akan makan dan minum), masalah dapat dirumuskan masalah sebagai
maupun kebutuhan yang sekunder, yakni berikut: Wanita/istri yang bekerja di dalam
kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial dan di luar rumah sebagai wujud aktualisasi
(kebutuhan akan kasih sayang, akan diri seorang wanita
penghargaan). dengan kata lain di dunia
sekarang ini wanita mendapat kesempatan
untuk mewujudkan potensi-potensinya secara B. P E M B A H ASA N
optimal, termasuk juga dari mereka yang
telah berumahtangga. 1. A rti K eluarga
Dalam kehidupan modern dan dalam "Keluarga" dapat dilihat dalam arti
era pembangunan dewasa ini wanita kata yang sempit, sebagai keluarga inti atau
Indonesia dituntut dan sering juga bati yang merupakan kelompok sosial
bermotivasi untuk memberikan sumbangan terkecil dari masyarakat yang terbentuk
lebih dari itu, tidak terbatas pada pelayanan berdasarkan pernikahan dan terdiri dari
suami, perawatan anak dan urusan rumah seorang suami (ayah), isteri (ibu) dan anak-
tangga. Banyak wanita yang tidak merasa anak mereka. Keluarga ini sendiri memiliki
puas hanya dalam ketiga peran di atas, dan beberapa peranan utama, yakni memproduksi
sering keadaan ekonomi keluarganya dan membesarkan anak, meneruskan norma-
menuntut bahwa ia bekerja di luar, atau norma kebudayaan, agama dan moral pada
mencari suatu kegiatan yang dapat yang muda, mengembangkan kepribadian,
menambah penghasilan keluarganya. Hal ini serta membagi dan melaksanakan tugas-tugas
sesuai dengan Undang-undang No. 23 tahun di dalam keluarga maupun di luarnya.4
2004 tentang penghapusan kekerasan dalam Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
rumah tangga dan peraturan pemerintah No. keluarga inti tidak hanya mempunyai hak dan
19 tahun 2004.3 kewajiban di dalam keluarga tersebut, tetapi
juga di luarnya. Sehingga dapat dikatakan
2
Hardjito Notopuro, Peran Wanita Dalam Masa
Pembangunan di Indonesia (Jakarta: Ghalia Keadilan Gender (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1984), hal. 25-28. Indonesia, 2005), Hal.154-178.
3
Lihat Pusat Kajian Wanita dan Gender 4
S.C. Utami Munandar, Emansipasi Dan Peran
Universitas Indonesia, H ak Asasi Perempuan; Ganda Wanita Indonesia (Jakarta : Universitas
Instrumen H ukum Untuk Mewujudkan Indonesia, 1985), hal. 39.
Mailod Latuny, Peran Ganda Perempuan ««««««« 15
Jurnal  Sasi  Vol.  18    No.  1  Bulan  Januari  ʹ  Maret  2012

disini bahwa keluarga inti senantiasa mereka sehingga tercapai hubungan yang
memiliki hubungan timbal balik, baik antara harmonis. Jika ada saling pengertian antara
individu dalam keluarga itu sendiri, maupun suami-istri berarti ada toleransi yang
dalam lingkungan sosialnya. Dengan merupakan bagian yang terpenting dalam
demikian ada hubungan langsung antara suatu keluarga. Toleransi untuk
kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan kekurangan-kekurangan, kelemahan-ke-
masyarakat. lemahan, kebiasaan-kebiasaan yang kurang
Dan demikian halnya tugas pokok baik diantara mereka. Selain itu juga sikap
wanita sebagai ibu, ia adalah pemelihara saling hargai-menghargai antara suami istri
rumah tangga, pengatur, berusaha dengan mengenai kepribadian, prestasi, minat,
sepenuh hati agar keluarga sebagai sendi individualitas dari partnernya, meskipun
masyarakat akan berdiri dengan tegak, menurut pandangannya "tidak berharga" atau
megah, aman, tenteram dan sejahtera, "membuang waktu saja" tetapi hal tersebut
hidup berdampingan dengan dan di dalam sangat dibutuhkan dalam membina hubungan
masyarakat ramai. Sebagai ibu ia juga suami-istri.6
menciptakan suasana persahabatan, Jika seorang pria dan wanita telah
kekeluargaan dengan keluarga-keluarga mengikatkan diri dalam hubungan
lainnya dalam lingkungan di mana ia perkawinan, ini berarti bahwa mereka
hidup, entah hubungannya dengan bertanggung jawab atas hubungan tersebut,
keluarga lain dapat hidup berdampingan atas hidup pasangannya dan segala akibat
secara damai dan harmonis ataupun dalam dari hubungan tersebut keduanya harus berani
hubungannya dengan keluarganya sendiri memikul tanggung jawab dan menyadari
yang merupakan kesatuan/unit yang bahwa sekarang mereka merupakan kesatuan,
kompak dan keluarga yang terhormat. baik ke dalam maupun ke luar. Masing-
Dengan berbagai jalan serta ikhtiar ia masing hendaknya selalu bersedia untuk
berusaha. bekerja dengan memberikan apa membantu yang lain, dan memiliki
saja yang dipunyai, dengan sepenuh keyakinan bahwa pasangannya tak akan
hatinya secara ikhlas dan rela untuk meninggalkannya, akan tetapi mau berkorban
menjaga kehormatan keluarga bersama- untuknya. Ini memberikan rasa keamanan
sama dengan suami dan anak-anaknya. 5 pada dirinya
Dalam masyarakat dimana pengaruh
tradisi masih kuat, sering ikut campurnya
2. W anita Dalam K eluarga Sebagai keluarga isteri/suami atau teman dekat
Seorang Istri mengganggu ketenangan hidup suami isteri.
Campur tangan ini umumnya pada saat-saat
Perkawinan adalah ikatan lahir bathin ada hal penting yang perlu diputuskan.
antara seorang pria dan seorang wanita yang Oleh karena itu dalam mengambil suatu
mungkin juga berasal dari latar betakang keputusan yang mana orang luar mau tidak
budaya, tradisi, pribadi dan kebiasaan yang mau harus menyetujuinya pula.
berbeda. Oleh karena itu tak dapat disangkal Dalam dunia modern seperti
bahwa ada perbedaan yang khas antara pria sekarang, sebagian wanita/isteri
dan wanita, baik dalam rupa, ciri-ciri, minat menganggap pekerjaan rumah tangga
dan sehingga harus ada penyesuaian diri membosankan sehingga banyak yang ingin
antara keduanya. Penyesuaian diri ini mengembangkan dirinya dengan mencari
artinya untuk adanya saling pengertian dari aktivitas di luar rumah, dan hal itu dilakukan
perbedaan-perbedaan tersebut agar dapat ketika rumah tangga tersebut sudah siap
menciptakan kepuasan dalam hubungan

5
Notopuro, Op.Cit, hal. 46 6
Munandar, Op.Cit., hal. 41
Mailod Latuny, Peran Ganda Perempuan ««««««« 16
Jurnal  Sasi  Vol.  18    No.  1  Bulan  Januari  ʹ  Maret  2012

untuk ditinggal sewaktu-waktu.7 Dalam hal dalam diri anak norma-norma sosial dan
ini diperlukan kepercayaan penuh dari suami. susila, norma tentang apa yang baik/buruk,
Tetapi bagi istri juga perlu waspada terutama apa yang boleh/tidak boleh, sehingga mampu
harus peka terhadap perubahan diri suami membentuk hati nurani anak yang
dengan lebih memperhatikan serta mengarahkan tingkah laku selanjutnya.
memahami pekerjaan dan lingkungan Dalam upaya mendidik kedisiplinan
kerjanya. anak, sikap otoriter orang tua pada zaman
Masalah lain yang sering terjadi dahulu tidak dapat digunakan lagi pada
dalam keluarga modern masa kini ialah zaman moderen saat ini. Disiplin yang
karena terlalu sibuknya suami tidak punya diajarkan disini adalah memberi penjelasan
waktu untuk memberi perhatian pada isteri. yang jelas atas peraturan-peraturan yang
Bahkan tak ada waktu untuk bersama-sama dibuat, dan untuk konsekuensi dari
membahas masalah pendidikan anak. Oleh pelanggaran tersebut; hukuman yang
karena itu sebagai isteri harus dapat mencari dijatuhkan harus dilihat konteksnya.
waktu dimana seluruh keluarga dapat Pada umumnya ayah lebih bertindak
berkumpul bersama dan mendorong anak- otoriter terhadap anak-anaknya dan disinilah
anak untuk menceriterakan pengalaman- bagaimana peranan seorang ibu kepada anak.
pengalaman serta kesulitan-kesulitan yang Kasih sayang yang ditumpahkan pada anak-
dialami pada kesempatan tersebut. Kasih anak sebaiknya merata dan sama, jangan
sayang harus lebih dipupuk demi harga diri dibedakan antara anak yang satu dan lainnya
suami. tanpa mengabaikan sifat/tabiat anak masing-
Dengan demikian dapat dikatakan masing, sebab kadang-kadang sikap ibu yang
bahwa pentingnya arti seorang wanita berlebihan malah tidak membantu pendidikan
sebagai pendamping suami adalah bahwa anak walaupun sikap tak acuh tentunya
keluarga itu akan berdiri kuat dan kurang baik, seperti misalnya: Perhatian yang
berwibawa bila antara wanita sebagai ibu berlebihan, terlalu menuruti permintaan dan
dan bapak dalam rumah tangga tersebut memanjakan anak, terlalu khawatir sehingga
ada di dalam keadaan seimbang, selaras anak kurang leluasa bergerak. Juga
dan serasi dengan fondamen pengertian, memaksakan kehendak terhadap anak dan
kesadaran, dan pengorbanan.8 sering ibu menginginkan anaknya sempurna
Manusia mewarisi suatu tradisi yang atau kadang-kadang ibu menuntut tanggung
mengharuskan beberapa kewajiban yang jawab yang berlebihan dari seorang anak.
harus dilaksanakan untuk anak diantaranya Hal-hal tersebut perlu direnungkan, apakah
memberikan makan, pakaian, pendidikan tuntutan-tuntutan itu dapat dilaksanakan oleh
serta kebutuhan-kebutuhan lain untuk anak. Yang penting anak-anak diberi
mempertahankan hidupnya, sehingga pada keyakinan bahwa seharusnya mereka dapat
akhirnya anak itu mampu untuk berdiri mengerjakan hal-hal yang diinginkan orang
sendiri. tua bila saja ada kemauan untuk itu. Karena
Sudah menjadi tugas utama dan yang ibu berkesempatan lebih banyak untuk dekat
pertama dari orang tua dalam membimbing dengan anak maka sangat diharapkan ibu
tingkah laku anaknya, baik dengan mampu untuk membimbing, mendidik serta
menerima, menyetujui, membenarkan atau mengarahkan anaknya agar berkembang
menolak, melarang dan sebagainya. Dengan menjadi manusia yang menampilkan
pemberian nilai seperti ini maka terbentuk kepribadian yang ideal, lebih produktif dan
kreatif, juga tabah menghadapi bermacam-
macam masalah hidup. Semua tugas tersebut
7
A. Nunuk Prasetyo, Gerakan Anti Kekerasan adalah wujud dari suatu tugas melayani tanpa
Terhadap Perempuan (Yogyakarta: Kanisius, pamrih dari seorang ibu kepada suami dan
1998), hal. 23-24.
8
Notopuro, Op.Cit.,
Mailod Latuny, Peran Ganda Perempuan ««««««« 17
Jurnal  Sasi  Vol.  18    No.  1  Bulan  Januari  ʹ  Maret  2012

anak-anaknya.9 Hal-hal yang perlu mampu menghadapi macam-macam


ditambahkan untuk mendapat perhatian ibu masalah dan tantangan hidup.
diantaranya: 10 Dengan demikian dapat dikatakan
1. Pengenalan dan pendekatan lingkungan bahwa Ibu dalam rumah tangga memegang
anak, peranan penting, terutama dalam rangka
2. Mengatur jadwal belajar anak, membimbing dan mendidik anak-anak.
3. Mengatur jadwal makan bersama, Demikian pula dalam urusan
4. Memperhatikan ruangan tidur dan ketatalaksanaan rumah tangga peranan ibu
belajar anak, sangat menonjol.
5. Menjauhkan pertengkaran antara ayah
dan ibu dimuka anak-anak. 3. Peran G anda W anita
6. Memberikan sanksi hukuman yang wajar Di Indonesia dewasa ini umumnya
bila anak salah, orang masih menganggap bahwa tugas
7. Mau bertukar pikiran/pendapat dengan kaum wanita sebagai ibu adalah pertama-
anak. tama memelihara dan mengurus rumah
Sebab sesungguhnya banyak tangga dengan sebaik-baiknya.
keuntungan akan di dapat di rumah, oleh Kelihatannya masih agak janggal
karena anak dapat belajar berdasarkan bilamana terdapat wanita yang kurang
waktunya tanpa tekanan-tekanan memahami tata rumah tangga dan mereka
sebagaimana halnya di sekolah (mengikuti hanya duduk-duduk bermalas-malasan
jadwal, takut untuk membuat kesalahan saja. Bahkan sekarang kaum ibu di rumah
karena tidak dinilai, dan lain-lain). tidak pernah tinggal diam dan selalu aktif,
Seorang ibu memiliki waktu dan di samping itu, bagi wanita yang telah
kesempatan yang cukup kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan, mereka
mengamati dan mengenal anaknya sebagai dengan sendirinya dikurangi waktunya
individu, tidak hanya sebagai anggota untuk mengurus rumah/dapur, anak-anak
kelompok. Ibu-lah yang paling tahu minat bahkan suaminya, terutama yang bekerja
anaknya senantiasa memberikan dorongan di kantor-kantor, sebagai dokter ataupun
atau pujian: Memang cara yang paling baik jururawat, bidan, guru, dan lain-lain.
untuk merangsang perkembangan mental Banyak kaum wanita dewasa ini yang
anak adalah dengan memberi dorongan, telah berhasil menduduki jabatan-jabatan
pujian dan kasih sayang. Ini akan menambah tinggi, apakah ia hakim, jaksa, pengacara,
rasa harga diri anak, kepercayaannya pada dokter, insinyur ataupun arsitek, guru
diri sendiri. Sebaliknya janganlah besar, sosiolog, psikiater, artis demikian
menggunakan ketakutan, kemarahan, pula anggota angkatan bersenjata, dan
hukuman fisik, kekecewaan, ancaman lain-lain. Akan tetapi apakah mereka
ataupun ejekan sebagai cara untuk sebagai ibu lalu akan meninggalkan tugas
memotivasi seorang anak.11 pokoknya sebagai ibu dari beberapa anak
Anak-anak yang mendapat dan partner suaminya ? 12
kesempatan untuk mengembangkan potensi- Sesungguhnya setiap manusia,
potensinya secara optimal akan tumbuh termasuk wanita ibu tumah tangga,
menjadi anak-anak yang bahagia, produktif mempunyai hak sebagai individu, sebagai
dan kreatif, sehingga mereka akan lebih pribadi yang mempunyai keunikannya
sendiri. la berhak untuk mengembangkan dan
9
Asnath M. Natar, Perempuan Indonesia; mewujudkan kepribadiannya, dan tidak perlu
Berteologi F eminis Dalam Konteks (Yogyakarta: tenggelam atau membatasi diri dalam
Pusat Studi Feminis Fakultas Teologi UKDW, pengabdiannya terhadap suami dan anak-
2004), hal. 62-63.
10
Munandar, Op.Cit., hal. 68.
11
Ibid, hal. 46. 12
Notopuro, Op.Cit, hal. 52-53.
Mailod Latuny, Peran Ganda Perempuan ««««««« 18
Jurnal  Sasi  Vol.  18    No.  1  Bulan  Januari  ʹ  Maret  2012

anaknya, jika dirasakan kebutuhan itu. Akan Ia lebih merasakan kepuasan hidup, yang
tetapi sering pula keinginan atau ambisinya juga membuatnya lebih mempunyai
ini menimbulkan rasa bersalah dalam dirinya; pandangan positif terhadap masyarakat,
rasa bersalah dengan fungsinya sebagai isteri, wanita/isteri yang bekerja lebih sedikit
sebagai ibu dan pengelola rumah tangga. menunjukkan keluhan-keluhan fisik, dengan
Apa yang mendorong seorang perkataan lain kesehatan mereka tidak terpe-
wanita/istri yang telah berkeluarga untuk ngaruhi secara negatif oleh tuntutan-tuntutan
bekerja sehingga harus meninggalkan rumah dari rumah maupun pekerjaan, dalam
tangga dan anggotanya untuk waktu tertentu mendidik anak ibu-ibu yang bekerja kurang
antara lain :13 menggunakan teknik disiplin yang keras
1. Untuk menambah penghasilan atau otoriter tetapi sebaliknya menunjukkan
keluarga lebih banyak pengertian dalam keluarganya
2. Untuk ekonomis tidak tergantung dari dengan anak, wanita/isteri yang bekerja
suaminya lebih memperhatikan/merawat
3. Untuk menghindari rasa kebosanan penampilannya, dan lain-lain. Namun hal
atau untuk mengisi waktu kosong yang terpenting di sini adalah bahwa
4. Karena ketidakpuasan dalam untung-ruginya seorang isteri/ibu bekerja
pernikahan juga tergantung dari sikap sang suami
5. Karena mempunyai minat atau betul-betul merelakan isterinya bekerja dan
keahlian tertentu yang ingin bersedia memenanggung konsekuensinya.
dimanfaatkan Suami yang bersikap modern sesuai
6. Untuk memperoleh "status" demi dengan tuntutan zaman akan menganggap
pengembangan diri bahwa urusan anak dan rumah tangga
Namun kesemuanya dari alasan ini, juga merupakan tanggung jawab bersama,
mengandung konsekuensi/dampak, baik yang sehingga ia bersedia jika memang perlu
berdampak negatif maupun positif. Dampak melaksanakan tugas-tugas tersebut
negatif dari wanita/istri bekerja, yakni: bersama-sama, dan demikian atas dasar
wanita/isteri tidak selalu ada pada saat-saat kesadaran dirinya, dan bukan karena
yang penting, dimana ia sangat dibutuhkan, terpaksa. Diharapkan pula bahwa sang
(misalnya anak mendadak sakit, jatuh, suami dapat menghargai pekerjaan
kecelakaan), tidak semua kebutuhan anggota isterinya, tidak meremehkannya, bahkan
keluarganya dapat dipenuhi (misalnya suami justru mendorong dan membantu isterinya
yang menginginkan masakan isterinya dimana mungkin, dan jangan menganggap
sendiri, anak pulang sekolah dan ingin isterinya sebagai saingan dalam hal
menceriterakan pengalamannya pada ibu), pengembangan karir.
wanita/isteri karena bekerja menjadi terlalu Memang betul bahwa setiap anak
capai sehingga pulang kerja ia tidak membutuhkan perhatian dan kasih sayang
mempunyai energi lagi untuk bermain de- dari orang tuanya. Mendapatkan perhatian
ngan anaknya, menemani suaminya dalam dan kasih sayang ini bagi seorang anak
kegiatan-kegiatan tertentu. merupakan kebutuhan pokok, yang sama
Di lain Pihak harus diakui bahwa pentingnya seperti mendapat makan dan
juga banyak dampak positif dari hal minum. Apakah ini berarti bahwa seorang
bekerjanya wanita/isteri, bahkan mungkin ibu harus sepanjang hari di rumah, terutama
lebih menonjol dari dampak negatifnya. selagi anak-anak masih kecil (usia balita)?
Misalnya saja : bekerjanya wanita/isteri Dalam hal ini para ahli sependapat bahwa
mempunyai dampak positif terhadap rasa yang paling menentukan, bukanlah
harga dirinya dan sikap terhadap diri sendiri, banyaknya waktu seorang ibu ada bersama
anaknya, akan tetapi bagaimana waktu
13
Munandar, Op.Cit, hal. 47-48. kebersamaan (antara ibu dan anak) itu
Mailod Latuny, Peran Ganda Perempuan ««««««« 19
Jurnal  Sasi  Vol.  18    No.  1  Bulan  Januari  ʹ  Maret  2012

digunakan. Seorang ibu mungkin saja tangga, juga dapat berperan sebagai
sepanjang hari di rumah dekat anaknya, anggota keluarga RT, anggota keluarga
Akan tetapi selama itu tidak ada kontak arisan, dan tentu saja sebagai anggota
dalam arti kata yang sesungguhnya antara masyarakat Indonesia.
ibu dan anak.14 Dengan kata lain, bagi ibu- Yang penting bagi setiap wanita
ibu yang bekerja yang paling penting ialah ialah bahwa ia menyadari bermacam--
bahwa mereka menyadari bahwa walaupun macam perannya, dan tahu apa yang
mereka bekerja, anak-anak akan mendapat diharapkan dari padanya sebagai anggota
cukup perhatian yang mereka butuhkan. dari masing-masing kelompok sosial
Sehingga anak-anakpun merasakan bahwa tersebut; sebagai anggota keluarga inti
walaupun ibu tidak sepanjang hari di maupun sebagai anggota keluarga dalam
rumah, tetapi ibu akan memberikan arti yang lebih luas.
perhatian dan kasih sayang sepenuhnya Dari apa yang telah dipaparkan di
pada saat-saat ibu ada didekat mereka. atas, maka hal yang perlu diperhatikan di
Dengan demikian dapat dikatakan sini yang merupakan syarat agar tercipta
di sini bahwa mengatur waktu adalah hubungan serasi antara suami-isteri, yaitu:
masalah prioritas, yaitu memutuskan apa penyesuaian diri, saling pengertian,
yang sungguh penting bagi ibu, seperti apa toleransi, hargai-menghargai, hak atas
yang ia ingin lakukan, kemana ia ingin kehidupan pribadi, tanggung jawab dan
pergi, nilai-nilai apakah yang diinginkan gotong-royong, adalah penting dalam
bagi anak-anak ketika meninggalkan hubungan antar manusia pada umumnya. 16
rumah. seorang wanita/ibu yang mampu Dalam hubungan manapun, baik sebagai
menghargai waktu tentunya akan memilih anggota keluarga inti, maupun sebagai
kegiatan yang produktif, mendahulukan anggota masyarakat Indonesia, hendaknya
yang penting berdasarkan skala prioritas, selalu dimungkinkan atau diusahakan
dengan tetap bersemangat melakukan perwujudan diri setiap individu, sesuai
kebaikan demi anak-anak dan suami.15 dengan bakat, kemampuan dan ciri ciri
Selain berkerja di luar rumah untuk khasnya di satu pihak, dan di lain pihak
menambah penghasilan keluarga, entah penyesuaian diri terhadap lingkungannya,
sebagai pegawai negeri/swasta dan lai- dimana penyesuaian diri tidak diartikan
lain, wanita/ibu juga berperan dalam secara pasif, akan tetapi secara aktif ikut
keluarga yang lebih luas. Hal ini menyumbang terhadap kesejahteraan
didasarkan pada pemahaman bahwa hidup keluarga inti maupun terhadap
seseorang hanya pada lingkungan keluarga kesejahteraan masyarakat Indonesia pada
intinya. umumnya.17
Dengan makin meningkat dewasa, Selain itu, hal yang perlu
dunia individu menjadi makin luas. Selain diperhatikan pula oleh seorang wanita/ibu
menjadi anggota keluarga intinya, setiap ketika ia berperan ganda dalam
orang juga menjadi anggota dari keluarganya, yakni: bertanggung jawab,
kelompok-kelompok sosial lainnya, atau produktif, bersikap jujur, bersikap murah
dari keluarga dalam arti kata yang lebih hati, percaya diri dan ia harus realistis. 18
luas. Seorang wanita yang telah berke- Hal ini bertujuan untuk menjaga
luarga, disamping perannya sebagai isteri, keharmonisan dalam rumah tangga.
sebagai ibu dan sebagai pengurus ruinah

14
Ibid, hal. 49-50.
15
Gusnawirta Fasli, M.Pd dan Dr. S. Santoso,M.Pd, 16
Munandar, Op.Cit, hal 50
Kaum Ibu Penyelamat Bangsa (Jakarta: Citra 17
Ibid, hal. 50-51
Pendidikan, 2002), hal. 46-47. 18
G. Fasli, Op.Cit., hal. 56-59.
Mailod Latuny, Peran Ganda Perempuan ««««««« 20
Jurnal  Sasi  Vol.  18    No.  1  Bulan  Januari  ʹ  Maret  2012

C. P E N U T U P D A F T A R PUST A K A

K esimpulan
Arief Budiman, Pembagian K er ja Secara
Dari hal-hal yang telah dipaparkan Seksual , Jakarta: PT. Gramedia,
oleh penulis megenai peran ganda wanita 1981.
dalam keluarga, maka dapatlah ditarik suatu Hardjito Notopuro, Peran W anita Dalam
kesimpulan : M asa Pembangunan di
1. Dalam konteks sekarang ini, wanita/istri Indonesia , Jakarta: Ghalia
menuntut atau ingin/memilih berperan Indonesia, 1984.
ganda dalam keluarga demi meningkatkan S.C. Utami Munandar, E mansipasi Dan
kesejahteraan keluarga. Peran G anda W anita
2. Wanita/istri sebagai pendamping suami Indonesia, Jakarta : Universitas
akan berdiri kuat dan berwibawa apabila Indonesia, 1985.
dalam keluarga keduanya ada di dalam A. Nunuk Prasetyo, G erakan A nti
keadaan keseimbangan, selaras, serasi K ekerasan T erhadap
dengan dasar pengertian, kesadaran dan Perempuan, Yogyakarta:
pengorbanan. Kanisius, 1998.
3. Wanita/istri/ibu dalam rumah tangga Asnath M. Natar, Perempuan Indonesia;
memegang peranan penting, terutama Berteologi F eminis Dalam
dalam rangka membimbing dan mendidik K onteks, Yogyakarta: Pusat
anak-anak, olah keran itu sangat Studi Feminis Fakultas Teologi
diperlukan waktu yang cukup dari UKDW, 2004.
seorang ibu kepada anak-anaknya. Gusnawirta Fasli, M.Pd dan Dr. S.
4. Wanita/istri yang bekerja di luar rumah Santoso,M.Pd, K aum Ibu
akan berdampak juga dalam kehidupan Penyelamat Bangsa, Jakarta:
rumah tangga, entah itu berdampak Citra Pendidikan, 2002.
positif maupun berdampak negatif. Pusat Kajian Wanita dan Gender Universitas
Indonesia, H ak Asasi
Perempuan; Instrumen
Saran H ukum Untuk Mewujudkan
K eadilan G ender, Jakarta:
Berdasarkan kesimpulan di atas, Yayasan Obor Indonesia, 2005.
maka dapat diberikan suatu rekomendasi,
yakni :
1. Tidak ada salahnya jika wanita/istri
menuntut berperan ganda dalam
keluarga.
2. Sebagai seorang wanita/istri dan
pria/suami tetap harus ada di dalam
keadaan keseimbangan, selaras, serasi
dengan dasar pengertian, kesadaran dan
pengorbanan, dalam upaya membina
hubungan rumah tangga
3. Sedapat mungkin adanya emansipasi
atau peran kesamaan gender dalam
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai