PENDAHULUAN
Secara biologis wanita dan pria tidak sama, akan tetapi sebagai makhluk jasmani dan
rohani yang dilengkapi dengan akal budi, kedua macam insan itu mempunyai persamaan
yang hakiki. Keduanya adalah pribadi yang mempunyai hak sama untuk berkembang.
Dalam masa transisi menuju kemasyarakatan industrial terdapat perubahan sistem nilai.
Hal ini erat hubungannya dengan pembangunan yang mendatangkan teknologi barat. Dari
teknologi barat ini manfaat yang diambil cukup besar, tetapi disamping itu terdapat pula
dampaknya, berupa benturan-benturan antara kebudayaan tradisional dan barat.
1.3 Tujuan
Mengetahui dimensi sosial wanita dan permasalahannya dalam kaitannya dengan kesehatan
reproduksi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, 2001 status adalah keadaan atau kedudukan
orang/badan dan sebagainya dalam hubungannya dengan masyarakat. Status social wanita
berarti kedudukan wanita dalam masyarakat.
Menurut Soekanto Soerjono, 1990 status sosial atau kedudukan sosial adalah tempat
seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti
lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Status
wanita mencakup dua aspek yaitu :
1. Aspek otonomi wanita.
Aspek ini mendeskripsikan sejauh mana wanita dapat mengontrol ekonomi atas dirinya
disbanding dengan pria.
2. Aspek kekuasaan sosial
Aspek ini menggambarkan seberapa berpengaruhnya wanita terhadapa orang lain diluar
rumah tangganya.
2
Sejak zaman dulu perempuan sering diberlakukan nista diseluruh penjuru dunia dalam
sejarah. Perempuan dianggap sebagai setengah manusia, mahluk pelengkap, konco
wingking dan sejenisnya dimana hak dan kewajiban, terlebih lagi peradabannya diatur dan
ditentukan oleh laki-laki. Pada peradaban Nasrani Kuno abad ke-5 M, merelka menyatakan
bahwa perempuan tidak memiliki ruh suci. Pada abad ke-6 masehi perempuan tercipta
hanya untuk melayani laki-laki semata-mata.
Di zaman peradaban Zunani Kuna pada kalangan kerajaan, mereka menempatkan
perempuan sebagai mahluk yang terkurung dalam istana. Kalangan dibawahnya
menjadikan perempuan bebas diperdagangkan. Saat perempuan sudah menikah, suami
berhak melakukan apa saja terhadap istrinya. Pada peradaban Romawi perempuan
kedudukannya dibawah kekuasaan sang ayah, dimana setelah menikah berpihak kepada
suami. Kekuasaan yang dimiliki sangat mutlak, sehingga berhak menjual, mengusir,
menganiaya bahkan sampai membunuh.
Pada abad ke-7 masehi, perempuan sering menjadi barang sesajen bagi para dewa oleh
masyarakat Hindu Kuno. Hak hidup bagi perempuan yang bersuami tergantung hidup mati
suaminya. Jika suaminya meninggal, maka istri harus dibakar hidup-hidup bersama mayat
suaminya dibakar.
Gambaran ilustrasi peradaban diatas menyiratkan bagi kita, nilai perempuan yang
sangat rendah dibanding laki-laki. Pada zaman sekarang nilai wanita juga masih dianggap
rendah, tidak setinggi nilai laki-laki dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
Dalam keluarga anak lebih takut atau lebih patuh pada ayah disbanding pada ibu.
Dikehidupan masyarakat, laki-laki lebih diutamakan daripada perempuan.
3
a. Ibu rumah tangga penerus generasi. Perempuan berperan aktif dalam peningkatan
kualitas generasi penerus sejak dalam kandungan.
b. Istri dan teman hidup patner sex. Sikap istri mendampingi suami merupakan relasi
dalam hubungan yang setara sehingga dapat tercapai kasih saying dan
kelanggengan perkawinan.
c. Pendidik anak. Anak memperoleh pendidikan sejak dalam kandungan. Memberikan
contoh berperilaku yang baik karena anak belajar berperilaku dari keluarga. Ibu
dapat memberikan pendidikan akhlak, budi pekerti, pendidikan masalah reproduksi.
d. Pengatur rumah tangga. Perempuan menjaga, memelihara, mengatur rumah tangga,
menciptakan ketenangan keluarga. Istri mengatur ekonomi keluarga, pemelihara
kesehatan keluarga, menyiapkan makanan bergizi tiap hari, menumbuhkan rasa
memiliki dan bertangggung jawab terhadap sanitasi rumah tangga juga menciptakan
pola hidup sehat jasmani, rohani dan sosial.
2. Peran wanita berkaitan dengan kedudukannya dalam masyarakat sebagai mahluk sosial
yang berpartisipasi aktif.
Wanita berpatisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Wanita
berperan aktiv dalam pembangunan dalam berbagai bidang seperti dalam pendidikan,
kesehatan, politik, ekonomi, sosial, budaya untuk memajukan bangsa dan Negara.
2.4 Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya
2.4.1 Kekerasan
Pengertian kekerasan
Pasal 89 KUHP :
Melakukan kekerasan adalah pempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak
kecil secara yang tidak sah misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala
macam senjata, menepak, menendang dsb.
4
Misalnya: mencemooh, mencerca, men&na, memaki, mengancam, melarang
berhubungan dengan keluarga atau kawan dekat / raasyarakat, intimidasi, isolasi,
melarang istri bekerja.
b. Kekerasan fisik.
Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik rambut,
mencekik, dll.
c. Kekerasan ekonomi.
Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi, memaksa
anak untuk mengemis,mengetatkan istri dalam keuangan rumah tangga, dan lain-
lain.
d. Kekerasan seksual.
Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan
penyerangan seksual, berhubungan seksual dengan istri tetapi istri tidak
menginginkannya.
Banyak kasus terjadi kekerasan psikis berupa makian, hinaan (ungkapan verbal )
Bering berkembang menjadi kekerasan fisik. Pada awalnya mungkin belum terjadi,
tetapi ketidaksengajaan pria kemudian berlanjut pada tindakan kekerasan fisilk
secara nyata.
Penyebab ter adinya kekerasan adalah
a. Perselisihan tentaing ekonomi.
b. Cemburu pada pasangan.
c. Pasangan mempunyai selingkuhan.
d. Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperceks).
e. Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
f. Permasalahan dengan anak.
g. Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum mempunyai pekerjaan.
h. Istri ingin melanj utkan studi/ingin bekerja.
i. Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas.
5
a. Tindakan kekerasan dapat mencapai suatu tujuan.
1. Bila terjadi adi konflik, tanpa harus musyawarah kekerasan merupakan cara
cepat penyelesaian masalah.
2. Dengan melakukan perbuatan kekerasan, prig merasa hidup lebih berarti
karena dengan berkelahi ma ka pria merasa menjadi lebih digdaya.
3. Pada saat melakukan kekerasan pria merasa memperoleh `kemenangan' dan
mendapatkan apa yang dia harapkan, maka korban akan menghindari pada
konflik berikutnya karena untuk menghindari rasa sakit.
b. Pria merasa berkuasa atas wanita. Bila pria merasa mempunyai istri ‘kuat' maka
dia berusaha untuk melemahkan wanita agar merasa tergantung padanya atau
membutuhkannya.
c. Ketidaktahuari priaa. Bila latar belakang pria dari keluarga yang selalu
mengandalakan kekerasan sebagai satu-satunyajclan menyelesaikan masalah dan
tidak mengerti cara lain maka kekerasan merupakan jalan pertama dan ut-aina
baginya sebagai cara yang jitu setiap ada kesulitan atau tertekan karena memang
dia tidak pernah belajar cara lain untuk bersikap.
6
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti.
Seks bebas pada remaja ini ( dibawah usia 17 tahun ) secara medis selain dapat
memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (
Human Immuno Deficiency Virus ),juga dapat merangsang tummbuhnya sel
kanker pada rahim remaja perempuan . (Setyaningrum, 2014: 44).
Dampak seks bebas
- Dampak perilaku seks bebas remaja pranikah terhadap kesehatan reproduksi
- Hamil yang tidak dikehendaki ( unwanted pregnancy )
- Penyakit menular seksual (PMS) , HIV/AIDS
- Psikologis
Sodomi
Sodomi adalah hubungan seks yang dilakukan melalui anus . Anus hamper dapat
disamakan dengan lubang vagina karena memiliki rectum , yaitu bagian usus
besar yang terletak dekat anus.
Homoseksual/Lesbian/Biseksual
Homoseksualitas adalah rasa ketertarikan romantic dan atau seksual atau
perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama.
Incest
7
Incest adalah hubungan seksual yang terjaadi antara anggota keluarga. Anggota
yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian
darah.
Pedopelia
Pedofilia adalah perilaku orang dewasa yang mendapatkan kepuasan seksual
dengan melakukan persetubuhan dengan anak-anak kecil.(Setyaningrum, 2014:
44).
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine,
cocaine, ganja/marihuana, dan sebagainya.
Narkotika dibedakan menjadi :
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
8
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan
psikotropika adalah bahan/obat yang mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :
a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman sampai
tidur.
b. Dalam hal inni pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih,
capek/depresi.
c. Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala sesuatu
lebih indah dari yang sebenarnya dihadapi.
9
d. Psikotropika golongan IV psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
10
Solusi atau cara mengatasi tindak penyalahgunaan obat terlarang
a. Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk mendapatkan
penanganan yang memadai.
b. Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan.
c. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru serta
lingkungannya.
d. Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam penyaluran
energi remaja yang tinggi seperti berolahraga.
e. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di sekolah
maupun dirumah dan lingkungan sekitar.
f. Mengetahui secraa pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal
pengaruh atau bujukan memakai obat terlarang.
g. Saling menghargain sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga.
h. Penyelaesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar serta positif dan
konstruktif.
2.4.4 Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan
objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan
proses sadar dan sistematis disekolah, keluarga, dan masyarakat untuk
menyaqmpaikan suatu maksud dari suatu konsep yang sudah diterapkan. Tujuan
pendidikan yaitu diharapkan individu mempunyai kemampuan dan ketrampilan
secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan
perannyasebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan
makhlik Tuhan dalam mengisi pembangunan.
Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya
ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan
berkualitas saat melhirkan individu yang baik dan berkualitas pula. Sebaliknya
apabila pendidikan yang diperoleh tidak baik dan tidak berkualitas, maka hal ini
akan berdampak terhadap kualitas SDM yang dibangun. Peningkatan pendidikan
bagi kaum perempuan merupakan keharusan yang tidak dapat dielakkan demi
mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam pembangunan
11
pendidikan ditingkat nasional menemukan adanya kesenjangan gender dalam
pelaksanaan pendidikan terutama di tingkat SMK dan perguruan tinggi, namun lebih
seimbang peda tingkat SD, SMP, dan SMU. Kecenderungan adalah semakin tinggi
jenjang pendidikan, maka makin meningkat kesenjangan gendernya.
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena pendidikan
yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang
menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari
perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku
hidupn sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan
rendah. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia semakin mampu mandiri
dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri.
2.4.5 Upah
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah masyarakat kita.
Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para
perempuan juga memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya
entah itu dengan mengelola sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan
pakaian dan lain sebagainya. Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih
beranggapan bahwa perempuan dengan pekerjaaan diatas bukan termasuk kategori
perempuan bekerja. Hal ini karena perempuan bekerja identik dengan wanita karir
atau wanita kantoran, padahal dimanapun dan kapanpun perempuan itu bekerja
seharusnya tetap dihargai pekerjaannya.
2.4.6 Perkosaan
Pengertian perkosaan:
a. Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain
ke dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya.
b. Dikatakan suatu tindak perkosaan tidak hanya bila seorang, perempuan disiksa,
dipukuli sampai pinsan, atau ketika perempuan meronta, melawan, berupaya
melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi meskipun
perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan perempuan, bila perbuatan
12
tersebut bukan pilihan keinginan perempuan berarti termasuk tindak perkosaan.
bukan kesalahan wanita.
c. Dalani rumah tangga, hubungan seksual yang tidak diinginkan istril
termasuk tindakan kekerasan, merupakan tindakan yang salah.
Motivasi Perkosaan
a. Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai korban
dengan cara mengancam (dengan senjata secara, fisik menyakiti perempuan,
verbal dengan mengertak) dan dengan penetrasi sebagai simbol kemenangan.
b. Sebagai cara meluapkan rasa march, penghinaan, balas dendam,
menghancurkan lawan baik masalah individu maupun masalah kelompok
tertentu, sedangkan unsur rasa cinta ataupun kepuasan seksual tidak penting.
c. Luapan perilaku sadis, pelaku merasa p» as telah membuat penderitaan bagi
orang lain.
Jenis-Jenis Perkosaan
a. Perkosaan oleh orang yang dikenal.
b. Perkosaan oleh suami/bekas suwami.
c. Perkosaan oleh pacar/dating rape.
d. Perkosaan oleh teman kerja/atasan.
e. Pelecehan seksual pada anak. b. Perkosaan oleh orang yang t1dak dikenal.
13
Pencegahan Pemerkosaan :
a. Berpakaian santun, berperilaku, bersolek tidak mengundang perhatian pria.
b. Melakukan aktifitas secara bersamaan dalam kelompok dengan banyak teman,
tidak berduaan.
c. Di tempat keda bersama teman/berkelompok, tidak berduaan dengan sesama
pegawai atau atasan.
d. Tidak menerima tamu laki-laki ke rumah, bila di rumah seorang diri.
e. Berjalan - jalan bersama banyak teman, terlebih di waktu malam hari.
f. Bila merasa diikuti orang, ambil jalan kearah yang berlainan, atau berbalik dan
bertanya ke orang tersebut dengan nada keras, dan tegas. apa maksud dia.
g. Membawa alat yang bersuara keras seperti peluit, atau alat bela diri seperti
parfum spray, bubuk cabe/merica yang bisa ditiupkan ke mata.
h. Berteriak sekencang mungkin bila diserang.
i. Jangan ragu mencegah dengan mengatakan 'tidak', walaupun pada atasan yang
punya kekuasaan atau pada pacar yang sangat dicintai.
j. Ketika bepergian, hindari sendirian, tidak menginap, bila orang tersebut merayu
tegaskan bahwa perkataan dan sentuhannya membuat anda merasa risih, tidak
nyaman, dan cepatlah meninggalkannva.
k. Jangan abaikan kata hati. Ketika tidak nyaman dengan suatu tindakan yang
mengarah seperti dipegang, diraba, dicium, diajak ke tempat sepi.
l. Waspada terhadap berbagai cara pemerkosaan seperti: hipnotis. obat-obatan
dalarn rninuman, pemen, snack atau hidangan makanan.
m. Saat ditempat baru, jangan terlihat bingung. Bertanya pada polisi. hansip atau
instapsi.
n. Menjaga jarak/space interpersonal derigan. lawan jenis. Di eropa space
interpersonal dengan jarak 1 meter.
14
d. Mendampingi untuk periksa atau lapor pada polisi.
15
Penanganan
Tugas tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan:
a. Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati.
b. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya
mengobati cidera, pemberian kontrasepsi darurat.
c. Mendokumentasikan basil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.
d. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis
e. Memberikan konseling dalam membuat keputusan.
f. Membantu memberitahukan pada keluarga.
Upaya promotif :
a. Meningkatkan keterarnpilan bagi tenaga kesehatan pada pertolongan tindak
perkosaan untuk mengatasi masalah kesehatan dan dalam memberi dukungan
bila ingin melapor ke polisi.
b. Penguasaan seni atau keterampilan bela diri bagi para wanita.
c. Penyelenggaraan pendidikan seksual untuk remaja.
d. Sosialisasi hukum yang terkait.
16
Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan :
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Penghentian / Peniadaan
a. Penertiban oleh aparat pemerintah.
b. Penampungan.
c. Pelimpahan.
Rehabilitasi
a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c. Transmigrasi.
17
e. Peningkaan keterampilan/kompetensi. Dengan bekerja wanita terns terpacu
untuk selalu meningkatkan keterampilan atau kompetensi sehingga dapat
meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi yang lebih sebagai karyawan.
f. Pengaruh lingkungan. Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan
memberikan motivasi bagi wanita lain untuk bekerja.
Upaya pemecahan
a. Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju khusus
untuk proteksi radiasi.
b. Cek kesehatan secara berkala.
c. Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur,
divas luar.
d. Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh
atasan.
e. Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada
ancaman di pecat.
18
f. Menetapkan target menikah.
g. Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus pada
keluarga pada hari libur dengan kualitas yang maksimal, mengagendakan
kegiatan bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami dan anak, berbagi peran
dengan suami dan selalu menghargai suami.
19
Perkawinan usia muda
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diij inkan
bila laki-laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Namun pemerintah
mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan dalam
UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan
upaya penyelenggaraan Keluarga Berencana. Banyaknya resiko kehamilan kurang
dari perkawinan diij inkan bila laki-laki berumur 21 tahun dan perempi mn berumur
19 tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan bila
pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.
20
d. Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan
pengembangan diri, mengurangi kesempatan melanjutka pendidikan jenjang
tinggi.
e. Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari pelarian
pergaulan di luar rumah sehingga meningkatkan risiko penggunaan minum
alkohol, narkoba dan seks bebas.
f. Tingkat peceraian tinggi. Kegagalan kehiarga dalam melewati berbagai macam
permasalahan meningkatkan risiko perceraian.
21
a. Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.
b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan
gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.
Pencegahan:
a. Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reprodulcsi se-hat.
b. Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak mendukung.
c. Meningkatkan kegiatan sosialisasi.
22
Menurut definisi Undang-Undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk
ekspresi visual berupa gambar, lukisan, tulisan, foto, film atau yang
dipersamakan dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya yang
sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar
kepada publik alat vital dan bagian-bagian tubuh serta gerakan-gerakan erotis
yang menonjolkan sensualitas dan/atau seksualitas, serta segala bentuk perilaku
seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan
nafsu birahi pada orang lain.
Persoalan-persoalan psikologis
a. Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-
barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok
karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka
mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
b. Broken Home
Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk
melakukan hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh
seseorang yang tidak bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai
PSK.
c. Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan
adanya perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
23
d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia,
herpes kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS.
24
2.4.12 Single Parent
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal,
hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah
secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama
maupun hukum pemerintah.
Sebab-sebab terjadinya single parent
a. Pada keluarga sah.
1. Perceraian. Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang disebabkan
adanya perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan
keluar, masalah ekonomi/pekerjaan, salah satu pasangan selingkuh,
kematangan emosional yang kurang, perbedaan agama,aktifita.ssuan-iiistri
yang tinggi di luar rumah sehigga kurang komunikasi, problem seksual dapat
merupakan faktor timbulnya perceraian.
2. Orang tua meninggal. Takdir hidup clan coati manusia di tangan Tuhan.
Manusia hanya bisa berdoa dan berupaya. Adapun sebab kematian ada
berbagai macam. Antara lain karma kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan,
musibah bencana alam, kecelakaan kerja, keracunan, penyakit dan lain-lain.
3. Orang tua masuk penjara. Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan
tindak kriminal seperti perampokan, pembunuhan, penciarian, pengedar
narkoba atau thicial, perdata seperti hutang, jual beli, atau karma tidak pidana
korupsi sehingga sekian lama tidak berkumpul dengan keluarga.
4. Study ke pulau lain atau ke negara lain. Tuntutan profesi orang tua untuk
melanjutkan study sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus,
berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang
anak yang meneruskan pendidikan di pulau lain atau luar negeri dan hanya
bersama ibu saja sehingga menyebabkan anak untuk sekian lama tidak
didampingi otch ayahnya yang hams tetap kerja di negara atau pulau atau
kota. kelahiran.
5. Kerja di luar daerah atau luar negeri. Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan
yang lebih baik lagi menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan daerah,
terkadang ke luar negeri.
25
Dampak single parent
a. Dampak negative
1. Perubahan perilaku anak. Bagi seorang anak yang tidak siap, ditinggalkan
orang tuanya bisa menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku. Menjadi
pemarah, berkata kasar, suka melamun, agresif, suka memukul, menendang,
menyakiti temannya. Anak juga tidak berkesempatan untuk belaiar perilaku
yang baik sebagaimana, perilaku keluarga yang harmonis. Dampak yang
paling berbahaya biia anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi
anak jalanan, terpengaruh penggunaaa narkoba untuk melenyapkan segala
kegelisahan dalam hatinya, terutama anak yang kurang kasih sayang, kurang
perhatian orang tuanya.
2. Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai
janda atau yang tidak dinikahi, di masyarakat terkadang mendapatkan
cemooh dan ejekan.
3. Psikologi anak terganggu. Anak Bering mendapat ejekan diri Leman
sepermainan sehingga anak menjadi murung, sedih. Hai ini dapat
mengakibatkan anak menj adi kurang percaya diri dan kurang kreatif.
b. Dampak positif
1. Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan
terjadi komunikasi yang berlawanan dari orang tua, i-nisaInya ibunya
mengijinkan teLapi ayahnya melarangnya. Nilai yang diajarkan oleh ibu
atau ayah d iterima penuh karena tidak terjadi pertentangan.
2. Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan clan tegar.
3. Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal
didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
Penanganan single parent
a. Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat
mendukung anak untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri secara positif antara
lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan
hal-hal yang negatif.
26
b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga, lain
yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang
tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri.
c. Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua
tunggal dapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman
yang bemasib sama sehingga tidak merasa sendirian.
Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif single parent
a. Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.
b. Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam
segi psikologis, ke-aangan, spiritual.
c. Menjaga kommikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
d. Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
e. Peningkatan spiritual dalam keluarga.
27
anak mereka. Mereka tidak mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga
anak-anak mereka juga ikut jadi gelandangan.
b. Bencana Alam
Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka tinggal di
pengungsian, kehilangan pekerjaan mereka.
c. Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat tinggal
sehingga mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.
d. Kurang Kasih Sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih
sayang orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau
menerima dia apa adanya.
e. Tinggal di Daerah Konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa keamanannya
kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang mereka
anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang. Banyak
tindak kekerasan di wilayah konflik, termasuk pelecehan seksual, perkosaan,
pembunuhan sehingga mereka memaksa meninggalkan daerahnya.
28
c. Gizi Kurang
Ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, akibat rendahnya
daya beli makanan, apalagi membeli makanan bergizi mengakibatkan mereka
mengalami gizi buruk, termasuk ibu hamil dan anak balita. Mereka makan
sekedar kenyang.
d. Tindak Kekerasan Sesama Home Less
Perebutan atau persaingan lahan pencari makan menyebabkan mereka saling
terjadi konflik.
e. Dimanfaatkan
Anak-anak kecil banyak dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan
sejumlah uang setiap harinya agar terhindar dari tindak kekerasan oleh pihak lain
yang lebih kuat atau oleh orang dewasa yang tidak bertanggungjawab.
f. Pelecehan Seksual
Orang dewasa yang tidak bertanggungjawab melakukan sodomi, pelecehan
seksual dengan imbalan uang, atau dibawah ancaman mereka untuk
melampiaskan nafsu mereka.
Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan:
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Penghentian / Peniadaan
a. Penertiban oleh aparat pemerintah.
b. Penampungan.
c. Pelimpahan.
Rehabilitasi
a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
29
c. Transmigrasi.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dimensi sosial wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat sekarang
ini. Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan seperti: kekerasan, perkembangan
seksual yang menyimpang, drug abuse, pendidikan, upah, perkosaan, pelecehan seksual,
wanita ditempat kerja, wanita di pusat rehabilitasi, perkawinan usia muda dan tua, wanita
seks komersial, single parent, home less, praktik tradisional yang berakibat pada masa
anak.
3.2 Saran
Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://doraemoneka.blogspot.co.id/2011_08_01_archive.html?m=1
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/05/dimensi-sosial-wanita-dan.html?m=1
http://isanisnurlia.blogspot.co.id/2015/04/makalah-dimensi-sosial-wanita-dan.html?m=1
32