Anda di halaman 1dari 41

Hand Out KESPRO

DI MENSI SOSIAL WANITA DAN PERMASALAHANNYA

A. Status sosial wanita

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, 2001 status adalah

keadaan atau kedudukan orang/badan dan sebagainya dalam

hubungannya dengan masyarakat. Status social wanita berarti

kedudukan wanita dalam masyarakat.

1. Pengertian

Status adalah kedudukan seseorang di dalam keluarga dan

masyarakat. Jadi status social wanita adalah kedudukan seorang wanita

yang akan mempengaruhi bagaimana seseorang wanita diperlakukan,

bagaimana dia dihargai dan kegiatan apa yang boleh dilakukan.

Status wanita mencakup dua aspek yaitu :

1. Aspek otonomi wanita.

Aspek ini mendeskripsikan sejauh mana wanita dapat mengontrol

ekonomi atas dirinya disbanding dengan pria.

2. Aspek kekuasaan sosial

Aspek ini menggambarkan seberapa berpengaruhnya wanita

terhadapa orang lain diluar rumah tangganya.

Status wanita meliputi:

1. Status reproduksi, yaitu wanita sebagai pelestarian keturunan. Hal

ini mengisyaratkan bila seorang wanita tidak mampu melahirkan,

1
Hand Out KESPRO

maka status sosialnya dianggap rendah disbanding wanita yang bis

mempunyai anak.

2. Status produksi, yaitu sebagai pencari nafkah dan bekerja diluar

rumah. Santrock (2002) mengatakan bahwa wanita yang bekerja

akan meningkatkan harga diri. Wanita yang bekerja mempunyai s

tatus yang lebih tinggi disbanding dengan wanita yang tidak ikut

kerja.

B. Nilai wanita

Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2001, nilai berarti harga,

mutu, kadar, sifat-sifat yang penting yang berguna bagi kemanusiaan.

Sejak zaman dulu perempuan sering diberlakukan nista diseluruh

penjuru dunia dalam sejarah. Perempuan dianggap sebagai setengah

manusia, mahluk pelengkap, konco wingking dan sejenisnya dimana hak

dan kewajiban, terlebih lagi peradabannya diatur dan ditentukan oleh

laki-laki. Pada peradaban Nasrani Kuno abad ke-5 M, merelka

menyatakan bahwa perempuan tidak memiliki ruh suci. Pada abad ke-6

masehi perempuan tercipta hanya untuk melayani laki-laki semata-mata.

Di zaman peradaban Zunani Kuna pada kalangan kerajaan, mereka

menempatkan perempuan sebagai mahluk yang terkurung dalam istana.

Kalangan dibawahnya menjadikan perempuan bebas diperdagangkan.

Saat perempuan sudah menikah, suami berhak melakukan apa saja

terhadap istrinya. Pada peradaban Romawi perempuan kedudukannya

dibawah kekuasaan sang ayah, dimana setelah menikah berpihak kepada

2
Hand Out KESPRO

suami. Kekuasaan yang dimiliki sangat mutlak, sehingga berhak menjual,

mengusir, menganiaya bahkan sampai membunuh.

Pada abad ke-7 masehi, perempuan sering menjadi barang sesajen

bagi para dewa oleh masyarakat Hindu Kuno. Hak hidup bagi perempuan

yang bersuami tergantung hidup mati suaminya. Jika suaminya

meninggal, maka istri harus dibakar hidup-hidup bersama mayat

suaminya dibakar.

Gambaran ilustrasi peradaban diatas menyiratkan bagi kita, nilai

perempuan yang sangat rendah dibanding laki-laki. Pada zaman sekarang

nilai wanita juga masih dianggap rendah, tidak setinggi nilai laki-laki

dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dalam keluarga anak

lebih takut atau lebih patuh pada ayah disbanding pada ibu. Dikehidupan

masyarakat, laki-laki lebih diutamakan daripada perempuan.

C. Peran Wanita

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2001peran

berarti tingkah laku yang diharapkan yang dimiliki wanita sehubungan

dengan kedudukan dimasyarakat.

Menurut Soekanto Soerjono, 1990 peranan ( role) merupakan

dinamis kehidupan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu

peranan.

3
Hand Out KESPRO

Menurut Kartono Kartini, 1992 peran wanita sebagai berikut:

1. Peran wanita berkaitan dengan kedudukannya dalam keluarga

a. Ibu rumah tangga penerus generasi. Perempuan berperan

aktif dalam peningkatan kualitas generasi penerus sejak

dalam kandungan.

b. Istri dan teman hidup patner sex. Sikap istri mendampingi

suami merupakan relasi dalam hubungan yang setara

sehingga dapat tercapai kasih saying dan kelanggengan

perkawinan.

c. Pendidik anak. Anak memperoleh pendidikan sejak dalam

kandungan. Memberikan contoh berperilaku yang baik

karena anak belajar berperilaku dari keluarga. Ibu dapat

memberikan pendidikan akhlak, budi pekerti, pendidikan

masalah reproduksi.

d. Pengatur rumah tangga. Perempuan menjaga, memelihara,

mengatur rumah tangga, menciptakan ketenangan keluarga.

Istri mengatur ekonomi keluarga, pemelihara kesehatan

keluarga, menyiapkan makanan bergizi tiap hari,

menumbuhkan rasa memiliki dan bertangggung jawab

terhadap sanitasi rumah tangga juga menciptakan pola

hidup sehat jasmani, rohani dan sosial.

2. Peran wanita berkaitan dengan kedudukannya dalam masyarakat

sebagai mahluk sosial yang berpartisipasi aktif.

4
Hand Out KESPRO

Wanita berpatisipasi aktiv dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara. Wanita berperan aktiv dalam pembangunan dalam

berbagai bidang seperti dalam pendidikan, kesehatan, politik,

ekonomi, sosial, budaya untuk memajukan bangsa dan Negara.

PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI

SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA

1. Kekerasan

Pengertian kekerasan

Pasal 89 KUHP :

Melakukan kekerasan adalah pempergunakan tenaga atau

kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak sah misalnya memukul

dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menepak, menendang

dsb.

Bentuk- Bentuk Kekerasan

a. Kekerasan psikis.

Misalnya: mencemooh, mencerca, men&na, memaki, mengancam,

melarang berhubungan dengan keluarga atau kawan dekat / raasyarakat,

intimidasi, isolasi, melarang istri bekerja.

b. Kekerasan fisik.

Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik

rambut, mencekik, dll.

5
Hand Out KESPRO

c. Kekerasan ekonomi.

Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi,

memaksa anak untuk mengemis,mengetatkan istri dalam keuangan rumah

tangga, dan lain-lain.

d. Kekerasan seksual.

Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan

penyerangan seksual, berhubungan seksual dengan istri tetapi istri tidak

menginginkannya.

Banyak kasus terjadi kekerasan psikis berupa makian, hinaan

(ungkapan verbal ) Bering berkembang menjadi kekerasan fisik. Pada

awalnya mungkin belum terjadi, tetapi ketidaksengajaan pria kemudian

berlanjut pada tindakan kekerasan fisilk secara nyata.

Penyebab terjadinya kekerasan adalah

a. Perselisihan tentaing ekonomi.

b. emburu pada pasangan.

c. Pasangan mempunyai selingkuhan.

d. Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperceks).

e. Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.

f. Permasalahan dengan anak.

g. Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum mempunyai pekerjaan.

h. Istri ingin melanj utkan studi/ingin bekerja.

i. Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas.

6
Hand Out KESPRO

Alasan Tindak Kekerasan Oleh Pria

a. Tindakan kekerasan dapat mencapai suatu tujuan.

1) Bila terjadi adi konflik, tanpa harus musyawarah kekerasan

merupakan cara cepat penyelesaian masalah.

2) Deegan melakukan perbuatan kekerasan, prig merasa hidup lebih

berarti karena dengan berkelahi ma ka pria merasa menjadi lebih

digdaya.

3) Pada saat melakukan kekerasan pria merasa memperoleh

kemenangan' dan mendapatkan apa yang dia harapkan, maka korban

akan menghindari pada konflik berikutnya karena untuk menghindari

rasa sakit.

b. Pria merasa berkuasa atas wanita. Bila pria merasa mempunyai istri

‘kuat' maka dia berusaha untuk melemahkan wanita agar merasa

tergantung padanya atau membutuhkannya.

c. Ketidaktahuari priaa. Bila latar belakang pria dari keluarga yang selalu

mengandalakan kekerasan sebagai satu-satunyajclan menyelesaikan

masalah dan tidak mengerti cara lain maka kekerasan merupakan jalan

pertama dan ut-aina baginya sebagai cara yang jitu setiap ada kesulitan

atau tertekan karena memang dia tidak pernah belajar cara lain untuk

bersikap.

Akilbat Tindakan Kekerasan

7
Hand Out KESPRO

a. Kurang bersemangat atau kurang percaya diri.

b. Gangguan psikologi sampai timbul gagguan system dalam

tubuh(psikosomatik), seperti: cemas, tertekan, st-I-ess, anoreksia

(kurang nafsu makan), insomnia (susah tidur, Bering mimpibtwik,jantw-

igterasa berdebar-debar, keringat dingin, rnual, gastritis, nyeri perut,

posing, nyeri kepala.

c. Cidera ringan sampai berat, seperti: lecet, memar, luka terkena benda

tajam, patah tulang, luka bakar.

d. Masalah seksual, ketakutan hubungan seksual, nyeri saat hubungan

seksual, tidak ada hasrat seksual, frigid.

e. Bila perempuan korban kekerasan sedang hamil dapat terjadi abortus/

keguguran.

2. Perkosaan

Pengertian perkosaan:

a. Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau

alat lain ke dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa

persetujuannya.

b. Dikatakan suatu tindak perkosaan tidak hanya bila seorang, perempuan

disiksa, dipukuli sampai pinsan, atau ketika perempuan meronta,

melawan, berupaya melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri,

akan tetapi meskipun perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan

perempuan, bila perbuatan tersebut bukan pilihan keinginan perempuan

berarti termasuk tindak perkosaan. bukan kesalahan wanita.

8
Hand Out KESPRO

c. Dalani rumah tangga, hubungan seksual yang tidak diinginkan istril

termasuk tindakan kekerasan, merupakan tindakan yang salah.

Motivasi Perkosaan

a. Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai

korban dengan cara mengancam (dengan senjata secara, fisik menyakiti

perempuan, verbal dengan mengertak) dan dengan penetrasi sebagai

simbol kemenangan.

b. Sebagai cara meluapkan rasa march, penghinaan, balas dendam,

menghancurkan lawan baik masalah individu maupun masalah kelompok

tertentu, sedangkan unsur rasa cinta ataupun kepuasn seksual tidak

penting.

c. Luapan perilaku sadis, pelaku merasa puas telah membuat penderitaan

bagi orang lain.

Jenis-Jenis Perkosaan

a. Perkosaan oleh orang yang dikenal.

1) Perkosaan oleh suami/bekas suwami.

2) Perkosaan oleh pacar/dating rape.

3) Perkosaan oleh teman kerja/atasan.

4) Pelecehan seksual pada anak. b. Perkosaan oleh orang yang t1dak

dikenal.

Perempuan Rentan Terhadap Korban Pemerkosaan

9
Hand Out KESPRO

a. Kekurangan fisik dan mental, adanya suatu penyakit atau permasalahan

yang berkaitan dengan fisik sehingga perempuan duduk diatas kursi

roda, bisu, tuli, buta atau keterbelakangan mental. Mereka tidak mampu

mengadakan perlawanan.

b. Pengungsi, imigran, tidak mempunyai rumah, anak jalanan/gelandangan,

di daerah peperangan.

c. Korban tindak kekerasan suami/pacar.

Pencegahan Pemerkosaan :

a. Berpakaian santun, berperilaku, bersolek tidak mengundang perhatian

pria.

b. Melakukan aktifitas secara bersamaan dalam kelompok dengan banyak

teman, tidak berduaan.

c. Di tempat keda bersama teman/berkelompok, tidak berduaan dengan

sesama pegawai atau atasan.

d. Tidak menerima tamu laki-laki ke rumah, bila di rumah seorang diri.

e. Berjalan - jalan bersama banyak teman, terlebih di waktu malam hari.

f. Bila merasa diikuti orang, ambil jalan kearah yang berlainan, atau

berbalik dan bertanya ke orang tersebut dengan nada keras, dan tegas.

apa maksud dia.

10
Hand Out KESPRO

g. Membawa alat yang bersuara keras seperti peluit, atau alat bela diri

seperti parfum spray, bubuk cabe/merica yang bisa ditiupkan ke mata

h. Berteriak sekencang mungkin bila diserang.

i. Jangan ragu mencegah dengan mengatakan 'tidak', walaupun pada

atasan yang punya kekuasaan atau pada pacar yang sangat dicintai.

j. Ketika bepergian, hindari sendirian, tidak menginap, bila orang

tersebut merayu tegaskan bahwa perkataan dan sentuhannya membuat

anda merasa risih, tidak nyaman, dan cepatlah meninggalkannva.

k. Jangan abaikan kata hati. Ketika tidak nyaman dengan suatu tindakan

yang mengarah seperti dipegang, diraba, dicium, diajak ke tempat sepi.

l. Waspada terhadap berbagai cara pemerkosaan seperti: hipnotis. obat-

obatan dalarn rninuman, pemen, snack atau hidangan makanan.

m. Saat ditempat baru, jangan terlihat bingung. Bertanya pada polisi.

hansip atau instapsi.

n. Menjaga jarak/space interpersonal derigan. lawan jenis. Di eropa space

interpersonal dengan jarak 1 meter.

Sikap terhadap korban perkosaan:

a. Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal ini terjadi bukan

kesalahannya.

b. Menumbuhkan gairah hidup.

c. Mengliargai kemauannya untuk menjaga privasi dan keamanannya.

11
Hand Out KESPRO

d. Mendampingi untuk periksa atau lapor pada polisi.

Resiko kesehatan pada korban perkosaan:

a. Kehamilan. Dapat dicegah dengan minuet kontrasepsi darurat pada 24

jam pertama.

b. Tejangkit Infeksi menular seksual.

c. Cidera robek dan sayatan, cekikan, memar bahkan sampai ancaman jiwa.

d. Hubungan seksual dengan suarni mengalami gangguan, memerlukan waktu

terbebas dari trauma ataupun merasa diri telah temoda.

e. Gejala psik-ologis ringan hingga gangguan psikologi berat. Pada waktu

singkat perempuan korban perkosaan menyaiahkan diri send iri, sebab

merasa dirinya yang menyebabkan perkosaan terjadi, terlebih

pandangan budaya biasanya selalu menyalahkan perempuan. Selain itu

juga terjadi insomma/gangguan tidur, ancreksia/tidak nafsu

makan,kecemasan mendalam, perasaan males untuk bersosialisasi. Gejala

psikologi tersebut dapat berkembang bila penanganan tidak adekuat

seiring dengan makin bertambah, waktu yaitu perasaan tidak punya daya

upaya, marah yang mernbara, merasa diri tidak berharga, timbul gejala

psikosomatis seperti: mual, mutah, sakit kepala, badan sakit. Selain itu

dapat timbul ketakutan yang luar biasa/fobia, mengurung diri. Gejala

psikologi ini tiap perempuan berbeda tergantung dari tipe kepribadian

terbuka atau tertut,dukungan dari keluarga dan lingkungan, persepsi

12
Hand Out KESPRO

diri dengan apa yang dialami, pengalaman dalam menghadapi stress,

koping mekanisme/telcnik mengatasi masalah sebelumnya.

Tindakan pada saat serangan seksual:

a. Hindari menangis atau minta belas kasihan.

b. Hindari kepanikan, tetap waspada, bertindak saat pelaku lengah.

c. Berjuang untuk pernbela diri seperti: menendang, teriak, menawar,

melakukan strategi perlawanan.

d. Amati ciri khusus pelaku.

e. Manfaatkan evaluasi situasi yang terbaik.

Penanganan

Tugas tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan:

a. Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati.

b. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya

mengobati cidera, pemberian kontrasepsi darurat

c. Mendokumentasikan basil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.

d. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis

e. Memberikan konseling dalam membuat keputusan.

f. Membantu memberitahukan pada keluarga.

Upaya promotif :

a. Meningkatkan keterarnpilan bagi tenaga kesehatan pada pertolongan

tindak perkosaan untuk mengatasi masalah kesehatan dan dalam

memberi dukungan bila ingin melapor ke polisi.

13
Hand Out KESPRO

b. Penguasaan seni atau keterampilan bela diri bagi para wanita.

c. Penyelenggaraan pendidikan seksual untuk remaja.

d. Sosialisasi hukum yang terkait.

Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak perkosaan:

a. Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.

b. Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.

c. asal 506 KUHP tentang Mucikari.

d. Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) no 23 tahun 2003.

e. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Penjelasan selengkapnya tentang pasal pasal pada akhir bab ini.

3. Pelecehan seksual

Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan

bermakna seksual yang berefek merendahkan martabat orang yang

menjadi sasaran.

Bentuk-bentuk pelecehan seksual

a. Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.

14
Hand Out KESPRO

b. Main mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, remasan,

usapan, elusan, colekan, pelukan, ciuman pada bagian tubuh wanita.

c. Menggoda, kearah hubungan seksual.

d. Laki-laki memperlihatkan alat kelaminnya atau onani di depan perempuan.

Akibat pelecehan seksual

a. Gangguan psikologis: marah, mengumpat, tersinggung dipermalukan,

terhina, trauma sehingga takut keluar rumah.

b. Kehilangan gairah kerja /belajar, malas.

Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak pelecehan

seksual:

a. Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.

b. Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.

c. Pasal 506 KUHP tentang Mucikari.

d. Undang-undang Perlindu-nganAnak (UUPA) no 23 tahun 2003.

e. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam.Rumah Tangga(KDRT).'

4. Single parent

Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua

tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi

15
Hand Out KESPRO

pada keluarga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara

hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.

Sebab-sebab terjadinya single parent

a.Pada keluarga sah.

1) Perceraian. Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang

disebabkan adanya perbedaan persepsi atau perselisihan yang

tidak mungkin ada jalan keluar, masalah ekonomi/pekerjaan, salah

satu pasangan selingkuh, kematangan emosional yang kurang,

perbedaan agama,aktifita.ssuan-iiistri yang tinggi di luar rumah

sehigga kurang komunikasi, problem seksual dapat merupakan

faktor timbulnya perceraian.

2) Orang tua meninggal. Takdir hidup clan coati manusia di tangan

Tuhan. Manusia hanya bisa berdoa dan berupaya. Adapun sebab

kematian ada berbagai macam. Antara lain karma kecelakaan,

bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaan kerja,

keracunan, penyakit dan lain-lain.

3) Orang tua masuk penjara. Sebab masuk penjara antara lain karena

melakukan tindak kriminal seperti perampokan, pembunuhan,

penciarian, pengedar narkoba atau thicial, perdata seperti hutang,

jual beli, atau karma tidak pidana korupsi sehingga sekian lama

tidak berkumpul dengan keluarga.

4) Study ke pulau lain atau ke negara lain. Tuntutan profesi orang

tua untuk melanjutkan study sebagai peserta tugas belajar

16
Hand Out KESPRO

mengakibatkan harus, berpisah dengan keluarga untuk sementara

waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang meneruskan pendidikan

di pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu saja sehingga

menyebabkan anak untuk sekian lama tidak didampingi otch

ayahnya yang hams tetap kerja di negara atau pulau atau kota.

kelahiran.

5) Kerja di luar daerah atau luar negeri. Cita-cita untuk mewujudkan

kehidupan yang lebih baik lagi menyebabkan salah satu orang tua

meninggalkan daerah, terkadang ke luar negeri.

Dampak single parent

a.Dampak negative

1) Perubahan perilaku anak. Bagi seorang anak yang tidak siap,

ditinggalkan orang tuanya bisa menjadi mengakibatkan

perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah, berkata kasar, suka

melamun, agresif, suka memukul, menendang, menyakiti

temannya. Anak juga tidak berkesempatan untuk belaiar

perilaku yang baik sebagaimana, perilaku keluarga yang

harmonis. Dampak yang paling berbahaya biia anak mencari

pelarian di luar rumah, seperti menjadi anak jalanan,

terpengaruh penggunaaa narkoba untuk melenyapkan segala

kegelisahan dalam hatinya, terutama anak yang kurang kasih

sayang, kurang perhatian orang tuanya.

17
Hand Out KESPRO

2) Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan

yang sebagai janda atau yang tidak dinikahi, di masyarakat

terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.

3) Psikologi anak terganggu. Anak Bering mendapat ejekan diri

Leman sepermainan sehingga anak menjadi murung, sedih. Hai

ini dapat mengakibatkan anak menj adi kurang percaya diri dan

kurang kreatif.

b.Dampak positif

1) Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang

tua, tidak akan terjadi komunikasi yang berlawanan dari orang

tua, i-nisaInya ibunya mengijinkan teLapi ayahnya melarangnya.

Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah d iterima penuh karena

tidak terjadi pertentangan.

2) Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan clan tegar.

3) Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa

tidak selalu hal didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai

masalah kehidupan.

Penanganan single parent

a. Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang

dapat mendukung anak untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri

secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga

menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif.

b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada

keluarga, lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk

18
Hand Out KESPRO

meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan

keluarga sendiri.

c. Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan

orang tua tunggal dapat memberikan dukungan karena anak

mempunyai banyak teman yang bemasib sama sehingga tidak merasa

sendirian.

Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif

single parent

a. Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.

b. Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik

dalam segi psikologis, ke-aangan, spiritual.

c. Menjaga kommikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.

d. Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.

e. Peningkatan spiritual dalam keluarga.

5. Perkawinan usia muda dan tua

Perkawinan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami

istri dengan tujuan membentuk keluarga/ rumah tangga yang bahagia

dan kekal berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan No 1

Thahun 1974)

Perawinan usia muda

19
Hand Out KESPRO

Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diij

inkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun.

Namun pemerintah mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi

manusia yang ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan

bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya penyelenggaraan

Keluarga Berencana. Banyaknya resiko kehamilan kurang dari perkawinan

diij inkan bila laki-laki berumur 21 tahun dan perempi mn berumur 19

tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan

bila pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.

Perkawinan usia tua

Adalah perkawinan yang dilakukan bila perempuan berumur lebih dari 35

tahun.

Kelebihan perkawinan usia muda

a. Terhidar dari perilaku seks bebas, karena kebutuhan seksual

terpenuhi.

b. Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang masih kecil.

Kelebihan perkawinan usia tua

Kematangan fisik, psikologis, sosial, financial sehingga harapan

membentuk keluarga sejahtera berkualitas terbentang.

Kekurangan pernikahan usia muda

20
Hand Out KESPRO

a. Meningkatkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk

semakin meningkat.

b. Ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda meningkatkan

angka kematian bayi dan ibu, risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan

nifas. Selain itu bagi perempuan meningkatkan risiko cacerviks karena

hubungan seksual dilakukan pada saat secara anatorni sel-sel cerviks

belum matur. Bagi bayi risiko terjadinya kesakitan dan kematian

meningkat.

c. Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami

kesakitan mewujudkan keluarga yang berkualitas tinggi.

d. Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan

pengembangan diri, mengurangi kesempatan melanjutka pendidikan

jenjang tinggi.

e. Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari

pelarian pergaulan di luar rumah sehingga meningkatkan risiko

penggunaan minum alkohol, narkoba dan seks bebas.

f. Tingkat peceraian tinggi. Kegagalan kehiarga dalam melewati berbagai

macam permasalahan meningkatkan risiko perceraian.

Kekurangan pernikahan usia tua

a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Kemu-

igkinan/risiko tejadi ca mammae meningkat.

b. Meningkatnya risiko kehamilan dengan anak kelainan bawaan, misalnya

terjadi kromosom non disjunction yaitu kelainan proses meiosis basil

konsepsi (fetus) sehingga menghasilkan kromosom sejumlah 47.

21
Hand Out KESPRO

Aneuploidy, yaitu ketika kromosom basil konsepsi tidak tepat 23 pasang.

Contohnya: trisomi 21 (down syndrome), trisomi 13 (patau syndrome)

dan trisomi 18 (edwards syndrome)

Penanganan Perkawinan Usia Muda

a. Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga

kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.

b. Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan

dalam menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai cara pandang

dengan pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankan emosi.

c. Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak mernbantu kell 1,grga

muda baik clukungan berupa material maupun non material untuk

kelanggengan keluarga, sehingga lebih tahan terhadap hambatan-

hambatan yang ada.

d. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan,

perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.

Penanganan Perkawinan Usia Tua

a. Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.

b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan,

perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.

Pencegahan:

22
Hand Out KESPRO

a. Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reprodulcsi se-hat.

b. Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak

mendukung.

c. Meningkatkan kegiatan sosialisasi.

6. Wanita Di Tempat Kerja

Alasan wanita bekerja

a. Aktualisasi diri.

Wanita yang bekerja akan memperoleh pengakuan dari lingkungan

karena produktifitas dan kreatifitas yang telah dihasilkan.

b. Mata pencaharian. Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi

kebutuhan sehari-hari agar meningkat kualitas hidup keluarga, baik

untuk memenuhi kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan, atau

kebutuhan sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil, jaminan

kesehatan, dll.

c. Relasi positif dalam keluarga. Pengetahuan yang luas dan pengalaman

rnengambil keputusan saat bekerja dalam memecahkan suatu masalah

ditempat kerja, pola pikir terbuka memungkinkan jalinan saling

mendukung dalam keluarga.

d. Pemenuhan kebutuhan sosial. Wanita bekerja akan menjumpai banyak

relasi, Leman sehingga dapat memperkaya wawasan bagi wanita.

23
Hand Out KESPRO

e. Peningkaan keterampilan/kompetensi. Dengan bekerja wanita terns

terpacu untuk selalu meningkatkan keterampilan atau kompetensi

sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi yang lebih

sebagai karyawan.

f. Pengaruh lingkungan. Lingkungan mayoritas wanita banyak yang

bekerja akan memberikan motivasi bagi wanita lain untuk bekerja.

Dampak wanita bekerja

a. Terpapar zat-zat kimia yang mempengaruhi kesehatan dan infertilitas.

Asap rokok, bahan radiologi, bahan organik, bahan organo fosfat dan

organo Morin untuk racun hewan perusak.

b. Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa Leman

sejawat, supervisor, manager atau atasan. Adaptor wanita terkadang

tidak kuasa menolak karena ketakutan atau ancaman di PHK.

c. Penundaan usia nikah. Wanita yang sibuk mengejar prestasi kariemya

menyebabkan tidak mempunyai banyak waktu Luang untuk

memperhatikan pernikahannya.

d. Keharnionisan rumah tangga terpengaruh. Kesibukan aktifitas yang

berlebilian memungkinkan wanita tidak mempunyai banyak waktu untuk

keluarga karena pusat perhatiannya pada kesuksesan kanernya, sehingga

bisa menelantarkan peran sebagai istri dan sebagai ibu.

Upaya pemecahan

24
Hand Out KESPRO

a. Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju

khusus untuk proteksi radiasi.

b. Cek kesehatan secara berkala.

c. Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila

lembur, divas luar.

d. Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari

oleh atasan.

e. Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu

takut pada ancaman di pecat.

f. Menetapkan target menikah.

g. Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus

pada keluarga pada hari libur dengan kualitas yang maksimal,

mengagendakan kegiatan bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami

dan anak, berbagi peran dengan suami dan selalu menghargai suami.

7. Incest

Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota

keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang

mempunyai hubungan pertalian darah. Batas pertalian darah paling atas

adalah kakek, paling bawah adalah cucu, batas kesamping adalah

keponakan. Keluarga diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku biasanya

adalah orang yang lebih dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak

adalah anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri oleh bapak tiri, menantu

oleh mertua, cucu oleh kakeknya.

25
Hand Out KESPRO

Incest dapat terjadi karena saling suka atau saling cinta dan

dapat juga terjadi akibat paksaan tanpa rasa cinta. Incest ada yang

diluar perkawinan, namun ada juga yang sengaja dilakukan dalam ikatan

perkawinan. Diluar negri, perkawinan incest diperbolehkan, sedangkan di

Indonesia perkawinan incest tidak dibenarkan menurut hukum.

Perkawinan di Indonesia dinyatakan sah dilakukan menurut agama.

Sedangkan pencatatannya, bila agama Islam di Kantor Urusan Agama

(KUA) dan selain agama Islam di Kantor Pencatatan Sipil. Sah tidaknya

perkawinan di Indonesia berdasarkan ajaran agama masing-masing.

Semua agama di Indonesia melarang perkawinan incest. Bila diketahui

ada pertalian darah (muhrim dalam agama islam) sedangkan perkawinan

telah dilakukan dan walaupun sudah mempunyai anak, maka perkawinan

harus dibatalkan.

Gambaran incest di luar ikatan perkawinan

a. Pelaku kebanyakan orang yang kerap berinteraksi dengan korban,

tinggal dalam satu rumah.

b. Korban mayoritas anak-anak sehingga tidak kuasa melakukan

perlawanan diri. Biasanya dibawah tekanan karena ancaman

pelakusehingga ketakutan atau diberi imbalan atau dengan bujuk rayu

misalnya diberi uang atau makanan.

c. Sering berakibat trauma fisik dan psikis.

Perlindungan Hukum

26
Hand Out KESPRO

Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) pasal 81-82 UUPKDRT, KUHP

pasal 285, KUHP pasal 98, KUH Perdata pasal 1365.

Upaya Mengatasi

a. Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah

sendirian dengan anggota keluarga yang berlainan jenis.

b. Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada

tindakan pelecehan dalam keluarga.

c. Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau

saudara baik sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin.

d. Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga.

e. Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.

9. Home Less

Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup

dalam keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat,

serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan

hidup ditempat umum. Home less banyak terdapat di kota- kota besar.

Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung oleh pendidikan dan

ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal di empeeran toko,

kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas,

sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan

mereka sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.

27
Hand Out KESPRO

Penyebab Home Less

a. Kemiskinan

Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka

tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat

tinggal di tempat umum. Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya

pendidikan sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk

bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka tidak mampu

membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut

jadi gelandangan.

b. Bencana Alam

Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka

tinggal di pengungsian, kehilangan pekerjaan mereka.

c. Yatim Piatu

Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat

tinggal sehingga mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat

umum.

d. Kurang Kasih Sayang

Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang

kasih sayang orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari

komunitas yang mau menerima dia apa adanya.

e. Tinggal di Daerah Konflik

Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa

keamanannya kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah

lain yang mereka anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur

karena perang. Banyak tindak kekerasan di wilayah konflik, termasuk

28
Hand Out KESPRO

pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga mereka memaksa

meninggalkan daerahnya.

Dampak Home Less

a. Kebersihan dan Kesehatan

Rumah mereka seadanya, sangat jauh dari kriteria rumah sehat.

Perilaku hidup bersih sehat sangat kurang. Tempat tinggal mereka

kotor, ventilasi, pernerangan kurang, keperluan untuk mandi, cuci dan

masak tidak memenuhi kesehatan, dll sehingga muncul masalah

kesehatan. Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk makan

saja mereka hampir tidak bisa terpenuhi. Mereka tidak mempunyai

cukup dana untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan.

b. Pengguna Narkoba

Banyak diantara mereka menggunakan narkoba. Pengaruh lingkungan

mereka sangat berpengaruh. Mereka rawan terkena HIV AIDS dengan

penggunaan jarum suntik secara bergantian.

c. Gizi Kurang

Ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, akibat

rendahnya daya beli makanan, apalagi membeli makanan bergizi

mengakibatkan mereka mengalami gizi buruk, termasuk ibu hamil dan

anak balita. Mereka makan sekedar kenyang.

d. Tindak Kekerasan Sesama Home Less

Perebutan atau persaingan lahan pencari makan menyebabkan mereka

saling terjadi konflik.

29
Hand Out KESPRO

e. Dimanfaatkan

Anak-anak kecil banyak dimanfaatkan untuk mengemis dan

menyetorkan sejumlah uang setiap harinya agar terhindar dari tindak

kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh orang dewasa yang

tidak bertanggungjawab.

f. Pelecehan Seksual

Orang dewasa yang tidak bertanggungjawab melakukan sodomi,

pelecehan seksual dengan imbalan uang, atau dibawah ancaman mereka

untuk melampiaskan nafsu mereka.

Penanggulangan

Pencegahan dilakukan dengan :

a. Penyuluhan dan konseling.

b. Pendidikan pelatihan keterampilan.

c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.

Penghentian / Peniadaan

a. Penertiban oleh aparat pemerintah.

b. Penampungan.

c. Pelimpahan.

Rehabilitasi

a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.

b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan

pendidikan.

c. Transmigrasi.

30
Hand Out KESPRO

3. Wanita di Pusat Rehabilitasi

Pusat rehabilitasi wanita meliputi :

a. Maslah sosial, contohnya PSK.

b. Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan.

c. Masalah drug abuse.

Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan :

a. Di luar panti ditempat lokalisasi.

b. Di dalam panti.

Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi :

a. Bimbingan agama.

b. Bimbingan sosial.

c. Latihan keterampilan.

d. Pendidikan kesehatan.

e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.

Rehabilitasi wanita korban kekerasan, trauma psikologis

Upaya yang dilakukan dengan membangkan dan membangkitkan rasa

percaya diri. Salah satu cara dengan therapy psikologis. Mereka

membutuhkan pendampingan agar bisa kembali pada keadaan semula.

Upaya rehabilitasi korban kekerasan tercantum dalam UUPKDRT.

10. Pekerja Seks Komersial

Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang

perempuan menggunakan atau mengeksploitasi tubuhnya untuk

31
Hand Out KESPRO

mendapatkan uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan penyakit

menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan

penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya

penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan

dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa

menggunakan pengaman sseperti kondom.

Faktor-faktor penyebab adanya PSK

a. Kemiskinan

Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa

dia untuk mencari sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang

memuaskan namun kadang dari beberapa mereka harus bekerja sebagai

PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.

b. Kekerasan Seksual

Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi

PSK diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak

kandung, paman, guru, dan sebagainya.

c. Penipuan

Faktor lain yaitu penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen

penyalur kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua

sendiripun kerap ditemui.

d. Pornografi

Menurut definisi Undang-Undang Anti Pornografi, pornografi adalah

bentuk ekspresi visual berupa gambar, lukisan, tulisan, foto, film atau

32
Hand Out KESPRO

yang dipersamakan dengan film, video, tayangan atau media komunikasi

lainnya yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-

terangan atau tersamar kepada publik alat vital dan bagian-bagian tubuh

serta gerakan-gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan/atau

seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan seks

manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada

orang lain.

Persoalan-persoalan psikologis

a. Akibat gaya hidup modern

Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh

dan barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka

yang terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan

tersebut maka mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk

pemuasan dirinya.

b. Broken Home

Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang

remaja untuk melakukan hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu

dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab dengan

mengajaknya bekerja sebagai PSK.

c. Kenangan masa kecil yang buruk

Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang

perempuan bahkan adanya perkosaan pada anak kecil bisa menjadi

faktor dia menjadi seorang PSK.

Dampak yang ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK

33
Hand Out KESPRO

a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai

seorang perempuan.

b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat

hanya akan selalu mencemooh dirinya.

c. Memberikan citra buruk bagi keluarga.

d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore,

klamidia, herpes kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS.

Penanganan masalah PSK

a. Keluarga

1) Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan

seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.

2) Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari

perbuatan dosa.

b. Masyarakat

Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap

kehidupan PSK.

c. Pemerintah

1) Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.

2) Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.

3) Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi

PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.

Aspek kesehaan reproduksi

Diantara remaja putri berusia 11-15 tahun, yang diteliti, ada yang

mengidap penyakit menular seksual Trikhomonas dan Human Papilloma

Virus. Ini mengisyaratkan bahwa remaja putri dalam usia yang sangat

34
Hand Out KESPRO

masih muda sudah melakukan huungan seks dengan laki-laki, bahkan

tertular penyakit. Yang lebih menarik lagi adalah penelitian ini dilakukan

diklinik spesialis swasta. Ini menunjukkan bahwa mereka yang datang

kesana adalah kalangan menengah keatas. Kembali hendak dikemukakan

disini bahwa, bukan masalah ekonomi yang mendorong remaja putri

menjadi PSK, tetapi lebih pengaruh selera hedonistik. Dampak perilaku

seksual yang sudah merambah dalam usia yang masih sangat muda ini

akan mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka dikemudian.

Akibatnya bisa terjadi kemandulan atau beberapa penyakit saluran

reproduksi lainnya, terutama mereka yang sudah pernah terinfeksi oleh

HPV (Human Papilloma Virus).

11. Drug Abuse

Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak

untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja

untuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat

pada jiwa.

Dari segi hukum obat-obat yangs ering disalah gunakan dapat

dibagi dalam dua kelompok, yaitu: narkotika atau obat bius dan bahan

psikotropika. Untuk mencegah penyalahgunaan obat, pemerintah baru-

baru ini telah mengesahkan dua Undang-Undang penting yaitu:

a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tanggal 11

Maret 1997 tentang Psikotropika.

35
Hand Out KESPRO

b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997 tanggal 1

September 1997 tentang Narkotika.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine, cocaine,

ganja/marihuana, dan sebagainya.

Narkotika dibedakan menjadi :

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan.

b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan

dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan.

36
Hand Out KESPRO

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis

bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas

mental dan perilaku. Bahan psikotropika adalah bahan/obat yang

mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :

a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman

sampai tidur.

b. Dalam hal inni pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih,

capek/depresi.

c. Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala

sesuatu lebih indah dari yang sebenarnya dihadapi.

Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma

ketergantungan digolongkan menjadi :

a. psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat

pengobatan an dapat digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan

ilmu pengetahuan serta mempunyai poensi kuat mengakibatkan

sindroma ketergantungan.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang

berkhasiatpengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau

untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang

mengakibatkan sindroma ketergantungan.

37
Hand Out KESPRO

d. Psikotropika golongan IV psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma

ketergantungan.

Cara Pencegahan Tindak Penyalahgunaan Obat Terlarang

Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar hukum, agar

generasi muda tidak semakin terjerumus maka perlu adanya

pencegahan. Upaya-upaya yang dapat ditempuh antar lain:

a. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan

penyuluhan tentang bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan

seminar, maupun temu wicara antara gerakan anti narkobadengan para

pelajar, penyuluhan kepada masyarakat umum maupun sekolah-sekolah

mengnai bahaya narkoba.

b. Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan

agar para pengedar, pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka

ketahui (saat transaksi jual beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan

di sekolah, diskotik, club malam, cafe, maupun tempat-tempat sunyi

yang diduga sebagai tempat transaksi.

c. Pendampingan dari orangtua siswa itu senadiridengan memberikan

perhatian dan kasih sayang. Salah satu penyebab banyaknya remaja

terjerumus dalam pemakaian obat terlarang adalah kurang kasih sayang

dari keluarga, sebab mereka berpikir tidak perlu lagi ada beban pikiran

keluarga ketika mereka memakai obat tersebut.

38
Hand Out KESPRO

d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-

gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba

sering terjadi disekitar lingkingan sekolah.

e. Pendidikan moral keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa,

karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran

setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka

serap, sehingga perbuatan tercela seperti inipun akhirnya mereka jalani.

Solusi atau cara mengatasi tindak penyalahgunaan obat terlarang

a. Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk

mendapatkan penanganan yang memadai.

b. Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan.

c. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru

serta lingkungannya.

d. Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam

penyaluran energi remaja yang tinggi seperti berolahraga.

e. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di

sekolah maupun dirumah dan lingkungan sekitar.

f. Mengetahui secraa pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal

pengaruh atau bujukan memakai obat terlarang.

g. Saling menghargain sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga.

h. Penyelaesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar serta positif

dan konstruktif.

12. Pendidikan

39
Hand Out KESPRO

Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai

subjek dan objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan juga merupakan proses sadar dan sistematis disekolah,

keluarga, dan masyarakat untuk menyaqmpaikan suatu maksud dari suatu

konsep yang sudah diterapkan. Tujuan pendidikan yaitu diharapkan

individu mempunyai kemampuan dan ketrampilan secara mandiri untuk

meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan perannyasebagai

pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan

makhlik Tuhan dalam mengisi pembangunan.

Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada

hakekatnya ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperoleh.

Pendidikan yang baik dan berkualitas saat melhirkan individu yang baik

dan berkualitas pula. Sebaliknya apabila pendidikan yang diperoleh tidak

baik dan tidak berkualitas, maka hal ini akan berdampak terhadap

kualitas SDM yang dibangun. Peningkatan pendidikan bagi kaum

perempuan merupakan keharusan yang tidak dapat dielakkan demi

mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam

pembangunan pendidikan ditingkat nasional menemukan adanya

kesenjangan gender dalam pelaksanaan pendidikan terutama di tingkat

SMK dan perguruan tinggi, namun lebih seimbang peda tingkat SD, SMP,

dan SMU. Kecenderungan adalah semakin tinggi jenjang pendidikan,

maka makin meningkat kesenjangan gendernya.

Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena

pendidikan yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup,

membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan mereka

40
Hand Out KESPRO

sendiri. Seorang wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih

mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidupn sehat bila

dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan rendah.

Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia semakin mampu

mandiri dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri.

13. Upah

Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah

masyarakat kita. Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar

menganggur, biasanya para perempuan juga memiliki pekerjaan untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangganya entah itu dengan mengelola

sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan pakaian dan lain

sebagainya. Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih

beranggapan bahwa perempuan dengan pekerjaaan diatas bukan

termasuk kategori perempuan bekerja. Hal ini karena perempuan

bekerja identik dengan wanita karir atau wanita kantoran, padahal

dimanapun dan kapanpun perempuan itu bekerja seharusnya tetap

dihargai pekerjaannya.

41

Anda mungkin juga menyukai