Anda di halaman 1dari 8

PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA

PETANI PADI
Diajukan untuk Memenuhi Ujian Tengan Semester (UTS) Mata Kuliah Program Inbound
Gender dalam Pembangunan Pertanian
Dosen Pengampu :
Vi’in Ayu Pertiwi., S.P., M.P.

Oleh :
Annisa Ariestia
2130311060
Universitas Muhammadiyah Sukabumi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
LATAR BELAKANG

Gender adalah perbedaan peran, tugas, sifat, kedudukan, tanggung jawab


dan hak perilaku laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh norma, adat istiadat
dan kepercayaan masyarakat setempat. Perbedaan gender tidak menjadi masalah
dalam pandangan feminis selama tidak menimbulkan ketidakadilan gender.
Pada kenyataannya dalam masyarakat desa, semua pekerjaan rumah
tangga dilakukan oleh perempuan. Laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah
utama dan sudah bekerja di luar rumah, sehingga tidak perlu melakukan pekerjaan
rumah tangga.
Umumnya pekerjaan warga di wilayah tempat tinggal saya yaitu di
Kecamatan Sagaranten adalah bercocok tanam padi di sawah atau ladang. Pada
umumnya sebagian besar pekerjaan pertanian dilakukan oleh perempuan atau
mereka yang berkedudukan sebagai istri dari petani. Wanita tani adalah petani
atau anggota keluarga petani yang ikut serta secara langsung atau tidak langsung
atau dari waktu ke waktu dalam kegiatan pertanian dan kegiatan lain yang
berkaitan dengan kehidupan dan penghidupan keluarga petani. Buruh tani
perempuan pedesaan menghadapi masalah yang sama di semua daerah dan
umumnya menghadapi masalah yang sama. Masalah-masalah tersebut antara lain
taraf hidup yang rendah dan jumlah keluarga yang relatif banyak, kurangnya
pendidikan dan kesempatan belajar, pengetahuan dan keterampilan pertanian yang
sangat terbatas dan kurang berkembang, kurangnya sikap positif terhadap
kemajuan, baik karena adat, agama maupun kebiasaan.
Terlepas dari kontribusi mereka terhadap pertanian, petani perempuan
biasanya merupakan sumber daya manusia yang terus diabaikan dalam program
pembangunan pertanian. Kondisi perempuan yang terbelakang dapat
menggambarkan adanya ketidakadilan dan ketimpangan antara laki-laki dan
perempuan di Indonesia, termasuk di wilayah tempat tinggal saya yaitu di
Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya menyangkut analisis
gender pada pekerjaan usaha tani padi dan rumah tangga usaha tani padi di
Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi.

TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Menganalisis peran gender dalam usaha tani padi di wilayah Kecamatan
Sagaranten Kabupaten Sukabumi.
2. Analisis peran gender dalam rumah tangga petani padi di Kecamatan
Sagaranten Kabupaten Sukabumi.

METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif,
dimana metode ini digunakan untuk menggambarkan proses atau kejadian yang
sedang terjadi di lapangan yang dijadikan sebagai subjek penelitian, setelah itu
data atau informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan solusi dari
permasalahan tersebut. Selain itu menggunakan metode studi pustaka yaitu
dilakukan dengan mencari data atau informasi melalui jurnal ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Usaha tani padi di sawah atau ladang membutuhkan tenaga manusia dalam
pengelolaannya, termasuk partisipasi seorang wanita (istri). Usaha tani padi
menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat desa setempat. Laki-laki dan
perempuan masing-masing berperan penting dalam mengelola usaha tani padi,
mulai dari menyemai, membajak, menyemai, meratakan, memupuk, memanen,
mengangkat padi dari sawah ke pinggir jalan untuk dibawa pulang, hingga
membersihkan (mengangin-anginkan) padi sawah. Namun, tetap ada perbedaan
antara perempuan dan laki-laki, kemudian perempuan mengalami beban kerja
ganda.
Mengenai proses produksi, perempuan melakukan hampir semua hal
kecuali bercocok tanam/membajak dan bahkan ikut memasarkan hasil
produksinya. Bahwa perempuan berperan dalam pekerjaan produktif dan
reproduktif. Partisipasi perempuan dalam pekerjaan produktif terbatas pada
pekerjaan ringan yang membutuhkan kesabaran. Laki-laki sama sekali tidak
berpartisipasi dalam aktivitas reproduksi. Akses perempuan terhadap teknologi
pertanian sangat terbatas, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Di sisi lain, perempuan
berperan besar dalam hal kontrol, terutama dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan keuangan keluarga.
Ada banyak contoh di bidang pertanian yang menunjukkan bahwa inovasi
di bidang pertanian telah meningkatkan beban kerja perempuan dan seringkali
juga beban kerja mereka tidak dibayar dengan upah yang setimpal. Contoh klasik
termasuk proyek komoditas komersial, sistem irigasi yang memungkinkan dua
hingga tiga kali panen per tahun, dan pengenalan paket benih hasil tinggi dengan
pupuk kimia yang membutuhkan lebih banyak penyiangan, yang biasanya
dilakukan oleh perempuan.
Faktor ekonomi menjadi salah satu pengaruh utama bagi perempuan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif karena tidak tercukupinya
kebutuhan domestik. Sebagai ibu rumah tangga, perempuan biasanya
bertanggung jawab untuk mengatur rumah tangga, untuk kesehatan dan gizi
keluarga, untuk pendidikan anak-anak, dan untuk penghidupan keluarga. Ketika
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka perempuan yang pertama merasakan
akibatnya. Perempuan berperan besar dalam keluarga, baik dalam rumah tangga
maupun dalam kegiatan yang menunjang penghidupan ekonomi termasuk dalam
pengelolaan pertanian yang cukup besar, mulai dari budidaya hingga panen,
namun perhatian perempuan masih rendah seperti pengambil keputusan desa juga
tidak membahas masalah perbedaan perkembangan antara laki-laki dan
perempuan.
Peran gender ditemukan di bidang pertanian dalam lingkungan budaya
yang berbeda, namun memiliki kesamaan yaitu adanya peran domestik dan peran
publik. Peran domestik biasanya diidentikkan dengan perempuan dan peran publik
dengan laki-laki. Dalam pembagian peran ini masih terdapat kesenjangan antara
peran perempuan dan laki-laki, dimana perempuan memiliki lebih sedikit sumber
daya dan peluang untuk menjadi produktif dibandingkan laki-laki.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio gender pada rumah tangga petani
padi yang masih menjadi penghalang meliputi norma sosial, demografi, faktor
ekonomi, kerangka hukum, sikap terhadap intervensi eksternal, dan struktur
kelembagaan.
Pekerjaan reproduksi dalam rumah tangga petani padi, termasuk pekerjaan
rumah tangga yang biasa dilakukan di rumah, merupakan bentuk kegiatan yang
memenuhi segala kebutuhan anggota keluarga dalam bentuk pelayanan dan
fasilitas yang berhubungan dengan rumah tangga.
Perempuan merupakan sumber daya manusia yang memberikan kontribusi
cukup besar, terutama dalam mengelola tanggung jawab keuangan keluarga dan
rumah tangga bersama laki-laki. Diketahui bahwa perempuan pedesaan tidak
hanya mengurus pekerjaan rumah tangga sehari-hari, tetapi juga mencurahkan
tenaga dan pikirannya dalam berbagai kegiatan pertanian dan non pertanian,
perdagangan dan sosial.

KESIMPULAN DAN SARAN

Faktor sosial ekonomi yang terkait dengan kesetaraan dan keadilan gender
adalah jenis kelamin dan usia. Perbedaan gender mempengaruhi akses ke faktor-
faktor produksi, dengan laki-laki memiliki lebih banyak akses daripada
perempuan. Meningkatkan partisipasi kerja perempuan dan meningkatkan akses
perempuan ke sumber daya keuangan akan meningkatkan andil mereka dalam
menghasilkan pendapatan rumah tangga. Partisipasi angkatan kerja perempuan
merupakan faktor penting dalam keberhasilan pembangunan sosial ekonomi dan
pengentasan kemiskinan.
Namun, persepsi gender berkorelasi positif dengan pengambilan keputusan
dan tidak berkorelasi dengan pembagian kerja. Hal ini menunjukkan bahwa
meskipun persepsi gender mulai mengarah pada kesetaraan, mayoritas masih
mengikuti pembagian kerja berdasarkan nilai-nilai tradisional.
Disarankan agar pemerintah menyelenggarakan musyawarah tentang
adanya tanggung jawab sosial yang setara antara laki-laki dan perempuan dalam
kehidupan rumah tangga, baik produktif maupun reproduktif, guna tercapainya
pembagian kerja yang setara antara laki-laki dan perempuan.
Petani lebih toleran terhadap istrinya, sehingga kerjasama antara suami
dan istri dalam kehidupan rumah tangga meningkat, terutama dalam kaitannya
dengan pembagian kerja rumah tangga dan pertanian. Waktu luang suami
sebaiknya digunakan untuk membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah tangga
dan menjalankan tugasnya sebagai suami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, G., & Amri, K. (2020). 37PEMBERDAYAAN GENDER,
PENDAPATAN PEREMPUAN DAN PENURUNAN KEMISKINAN:
BUKTI DATA PANEL DARI KAWASAN BARAT INDONESIA. Media
Ekonomi, 28, No 1, 37-56.
Budi Kusumo, R. A., Sunarti, E., & Pranaji, D. K. (2008). Analisis Gender pada
Keluarga Petani Padi dan Hortikultura di Daerah Pinggiran Perkotaan.
Jurnal Kependudukan Padjadjaran, 10, No 1, 64-80.
Fauzan, M., Martinah, U., & Rahayu, L. (2020). CURAHAN WAKTU KERJA
WANITA TANI SEBAGAI BURUH PETIK MELATI GAMBIR DAN
KONTRIBUSINYA. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan
Agribisnis, 6, No 1, 803-811.
Harahap, R. B. (2018). KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM
USAHA TANI PADI DI DESA TOBING JULU KEC HURISTAK KAB
PADANG LAWAS. Jurnal Kajian Gender dan Anak, 2, No 1, 71-90.
Mulyaningsih, A., S Hubeis, A. V., Sadono, D., & Susanto, D. (2018).
PendahuluanSektor pertanian memegang peranan yang penting dalam
pembangunan. Peran penting sektor pertanian tersebut menjadikan
pembangunan pertanian sebagai Partisipasi Petani pada Usahatani Padi,
Jagung, dan Kedelai Perspektif Gender. Jurnal Penyuluhan, 14, No 1, 145-
158.
Nadra, U. (2015). DIMENSI GENDER PADA PERTANIAN PADI DI
KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA.
JASEP, 1, No 2, 49-57.
Nurmayasari, I., Mutolib, A., Damayanti, N. L., & Safitri, Y. (2019).
KESETARAAN GENDER PADA RUMAH TANGGA PETANI PADI
SAWAH. Journal of Extension and Development, 1, No 2, 81-89.
Pratiwi, D., Baga, L. M., & Yusalina. (2022). Kontribusi Wanita Tani Dalima
Terhadap Pendapatan Rumah Tangga. JURNAL SOSIAL EKONOMI
PESISIR, 3, No 1, 1-9.
Shaliha, C. S., & Fadlia, F. (2019). PEMBAGIAN PERAN GENDER YANG
TIDAK SETARA PADA PETANI PADI (Analisis Kasus Petani
Perempuan di Kabupaten Aceh Besar). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP
Unsyiah, 4, No 1, 1-12.
Shofia, S. (2021). Dimensi Gender dalam Pengetahuan tentang Iklim dan
Perubahan Iklim pada Masyarakat Pertanian Negara Berkembang.
Indonesian Journal of Anthropology, 6, No 1, 45-56.
Sudarta, W. (2017). PENGAMBILAN KEPUTUSAN GENDER RUMAH
TANGGA PETANI PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH
SISTEM SUBAK DI PERKOTAAN. Jurnal Manajemen Agribisnis, 5, No
2, 59-65.
Susanti, E., Agussabti, & Farhani, N. (2016). RELASI GENDER PADA RUMAH
TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN. Jurnal Bisnis
Tani, 2, No 1, 55-66.
Yuniriyanti, E., & Sudarwati, R. (2015). Pengembangan Model Pemberdayaan
Wanita Dalam Upaya Pencapaian Ketahanan Pangan Keluarga Pada
Rumah Tangga Petani. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 2, No 2, 161-
175.
Yuwono, D. M. (2013). PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM
PEMBANGUNAN PERTANIAN : KASUS PADA PELAKSANAAN
PROGRAM FEATI DI KABUPATEN MAGELANG. 10, No 1, 140-147.

Anda mungkin juga menyukai