Anda di halaman 1dari 12

Jur. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2019, p : 26-37 Vol. 12, No.

1
ISSN : 1907 – 6037 e-ISSN : 2502 – 3594 DOI: http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2019.12.1.26

PERAN SUAMI DALAM MENENTUKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF


ISTRI PADA SAAT HAMIL DAN MELAHIRKAN

Sudirman1*), Herien Puspitawati2, Istiqlaliyah Muflikhati2

1
Politeknik Baubau, Jl. Lakarambau Kota Baubau Sulawesi Tenggara, 93712, Indonesia
2
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
Bogor 16680, Indonesia

*)
E-mail: sudirmanykn@gmail.com

Abstrak

Optimalisasi fungsi keluarga dapat diwujudkan dengan melakukan pembagian tugas pada setiap anggota
keluarga sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil sehingga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
peran suami terhadap kesejahteraan subjektif istri melahirkan. Desain penelitian menggunakan cross sctional
study dan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tuppu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Provinsi
Sulawesi Selatan dengan melibatkan 110 istri pada keluarga utuh dan memiliki anak berusia maksimal 6 bulan
yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan uji regresi berganda. Hasil penelitian
menemukan rata-rata peran suami pada saat istri hamil dan melahirkan berada pada kategori rendah, terutama
pada dimensi peran domestik dan peran sosial. Kesejahteraan subjektif istri pada saat hamil dan melahirkan
berada pada kategori sedang. Tipologi keluarga berdasarkan peran suami dan kesejahteraan subjektif istri
sebagian besar tergolong kedalam tipe 2. Sementara itu, lama pendidikan suami, pendapatan keluarga dan peran
suami pada dimensi peran domestik dan dimensi peran sosial berpengaruh positif signifikan terhadap
kesejahteraan subjektif istri melahirkan.

Kata kunci: istri melahirkan, kesejahteraan subjektif, peran suami, tipologi keluarga

Husband’s Rule in Determining Subjective Well-Being Wife with Newly Born Baby

Abstract

Optimization of family functions can be realized by dividing tasks for each family member as an effort to improve
the health and nutrition status of pregnant women so that they can reduce maternal and infant mortality in
Indonesia. The objective of this study is to analyze the influence of the role of husband on the subjective well-
being of wife with newborn baby. The study design used a cross sectional study and carried out in Tuppu Health
Center, Lembang Subdistrict, Pinrang Regency, South Sulawesi Province by involving 110 wives in intact families
and was having children up to 6 months of age; selected using simple random sampling method. Data were
collected through interviews using questionnaires then were analyzed by descriptive and multiple regression test.
The results of the study found that the average role of husbands when his wife was pregnant and giving birth is in
the low category, especially in the dimensions of domestic roles and social roles. Wife's subjective well-being is in
the medium category. Family typology based on husband's role and wife's subjective well-being when was
pregnant and giving birth are mostly classified into type 2. Meanwhile, the duration of husband's education, family
income and husband's role in domestic role and social role dimensions have a significant positive effect on
subjective well-being of wife with newborn baby.

Keywords: family typology, husbands' role, subjective well-being, wife with newly born baby

masih sangat jauh dari target ASEAN


PENDAHULUAN
Millenium Development Goals yaitu 98 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Kematian ibu dan bayi masih menjadi Bayi (AKB) sebesar 22 per 1.000 kelahiran
permasalahan yang harus diperhatikan dan
bayi (ASEAN MDGs, 2017). Salah satunya,
ditangani dengan maksimal. Berdasarkan data
kondisi tersebut mengindikasikan kondisi
dari ASEAN Statistical Report on Millennium
kesehatan ibu hamil atau melahirkan yang
Development Goals memperlihatkan bahwa
masih kekurangan vitamin atau mempunyai
Angka Kematian Ibu (AKI) berada pada status gizi yang rendah (Madanijah et al.,
kisaran 305 per 100.000 kelahiran hidup,
Vol. 12, 2019 PERAN SUAMI DALAM MENENTUKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF 27

2013). Adanya berbagai permasalahan kehamilan lebih dini, mengurangi merokok,


tersebut membutuhkan upaya untuk dan mengurangi konsumsi alkohol (Alio et al.,
meningkatkan status gizi dan kesehatan ibu 2010).
hamil dan atau melahirkan. Upaya yang perlu
dilakukan bukan hanya terkait dengan Selain itu, peran suami dalam hal
pemenuhan gizi ibu hamil dan melahirkan menyediakan akses pelayanan kesehatan dan
namun juga upaya-upaya lain yang sifatnya selalu mendampingi istri ketikal hamil dalam
menguatkan kondisi psikososialnya. melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai
bentuk deteksi dini dan pencegahan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah komplikasi kehamilan juga merupakan bentuk
dengan mengoptimalkan fungsi keluarga. dukungan yang sangat dibutuhkan. Hasil
Menurut Sunarti (2015), fungsi keluarga yang penelitian Widoyo (2015) menyatakan
berjalan dengan optimal akan memiliki pentingnya peran suami sebagai orang
kemampuan menyediakan sumber daya untuk terdekat dari ibu hamil. Peran ini dapat
meningkatkan kualitas hidup keluarga. Fungsi dilakukan dengan memiliki kepekaan yang
keluarga mencakup fungsi ekspesif yaitu tinggi; merespon setiap keluhan keluhan kecil
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan yang dirasakan istri seperti mual, pusing, dan
emosi dan perkembangan termasuk moral, lemas; dan juga menganjurkan dan
loyalitas, dan sosialisasi; dan fungsi mendampingi istri untuk melakukan
instrumental yang berkaitan dengan perolehan pemeriksaan terhadap keluhan tersebut.
sumber daya ekonomi dan manajemen yang Dukungan suami terhadap istri ketika hamil
berlangsung sepanjang kehidupan keluarga. juga memiliki dampak subjektif yang dirasakan
Levy dalam Megawangi (2014) memaparkan istri seperti tingkat kecemasan yang lebih
fungsi keluarga hanya bisa berjalan dengan rendah terutama pada kehamilan trimester
baik jika dilakukan pembagian tugas yang jelas tiga/ periode akhir kehamilan (Diani &
pada masing-masing anggota keluarga (aktor) Susilawati, 2013), kekuatan mental dan
berdasarkan statusnya dalam keluarga. kepercayaan diri yang lebih tinggi yang
Pembagian tugas yang dimaksud adalah dirasakan istri dalam menghadapi persalinan
alokasi peran pada setiap anggota di dalam dan setelah persalinan (Umami & Puspitasari,
keluarga (Megawangi, 2014). Hasil penelitian 2007; Widoyo, 2015). Hasil-hasil penelitian
Putri dan Lestari (2015) menunjukkan tersebut memperlihatkan adanya dampak
pasangan berbagi peran dalam tiga bidang positif pada kondisi kehamilan istri karena
yaitu pengambilan keputusan, pengelolaan adanya dukungan peran suami saat istrinya
keuangan keluarga, dan pengasuhan anak; sedang hamil. Dampak positif terhadap
dengan proses implementasi peran yang penurunan kecemasan dan peningkatan
fleksibel; dan suami memiliki peran yang lebih kepercayaan diri selama istri hamil dan
besar dalam pengambilan keputusan melahirkan akan memengaruhi juga kepuasan
sementara istri dalam manajemen keuangan istri terhadap kondisinya, mengingat berbagai
dan pengasuhan anak. perubahan fisiologis dan psikologis yang
dialaminya.
Sementara itu, istri dengan pengetahuan
agama berdampak terhadap perilaku mengatur Kepuasan adalah gambaran hidup yang
urusan rumah tangga dan mengelola berkualitas. Orang yang sejahtera dan merasa
keuangan keluarga (Inggriani & Nafik, 2015). puas terhadap kehidupannya maka dapat
Namun, pada kondisi istri sedang hamil dan dikatakan sebagai orang yang memiliki kualitas
atau melahirkan, istri akan mengalami keluhan hidup yang baik (Tripathi, 2012). Menurut
mual, muntah, pusing, dan mudah lelah, serta Diener et al. (1999), kesejahteraan subjektif
tingkat kecemasan tinggi (Rustikayanti, merupakan konsep luas yang mencakup
Kartika, & Herawati, 2016), yang dapat respon perasaan dan sikap positif dan negatif,
menyebabkan aktivitas peran istri akan kepuasan seseorang terhadap aspek tertentu
terganggu. Pada situasi tersebut diperlukan dalam kehidupan mereka, dan penilaian
dukungan dan peran pengganti dari suami. kepuasan hidup secara menyeluruh.
Suami sebagai salah satu anggota dalam Kesejahteraan subjektif merupakan kepuasan
keluarga (sebagai orang paling dekat dengan terhadap kehidupan secara keseluruhan
istri) harus menjalankan perannya berdasarkan standar pribadi (Chen,
(Megawangi, 2014), baik peran pada wilayah Murayama, & Kamibeppu, 2010). Peran suami
produktif, wilayah domestik maupun peran merupakan peristiwa eksternal (external
sosial. Dukungan dan peran suami secara events) yang digambarkan Diener et al. (1999)
konsisten berhubungan dengan perilaku ibu sebagai bottom up factors yang merupakan
hamil yang lebih sehat, seperti perawatan salah satu pendekatan yang dapat digunakan
28 SUDIRMAN, PUSPITAWATI, & MUFLIKAHTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.

mengukur kesejahteraan subjektif istri Data primer dikumpulkan melalui wawancara


(Durayappah, 2010). dengan menggunakan kuesioner. Data
karakteristik keluarga yang dikumpulkan
Lewis, Lee, dan Simkhada (2015) telah mencakup pendidikan istri, pendidikan suami,
mengkaji peran suami dan kesehatan istri usia istri, usia suami, besar keluarga, dan
ketika hamil serta persalinan aman yang pendapatan keluarga. Pendidikan istri dan
berfokus pada peran dukungan kesehatan dan suami diukur menggunakan lama waktu
aspek kesehatan fisik ibu hamil. Pada menempuh pendidikan formal (tahun) yang
penelitian ini, peran suami dikaji pada aspek kemudian dikategorikan menjadi 0-6 tahun
yang lebih luas yaitu mencakup peran suami setara dengan SD, 7-9 tahun setara dengan
pada wilayah pekerjaan rumah tangga, SMP, 10-12 tahun setara dengan SMA dan 13-
kesehatan kehamilan, persiapan melahirkan 16 tahun setara dengan pendidikan tinggi. Usia
dan dukungan biaya, serta keterlibatan dalam istri dan suami yang juga diukur dengan tahun
lingkungan sosial. Kondisi istri yang difokuskan selanjutnya dikategorikan dengan kategori
pada penelitian ini adalah kesejahteraan dewasa awal (20-40 tahun), dewasa madya
subjektif istri atau kepuasan yang dirasakan (41-60 tahun), dan dewasa lanjut (>60 tahun).
istri tentang kesehatan fisik, ketersediaan Jumlah anggota keluarga (orang) selanjutnya
keuangan, dukungan keluarga luas, keamanan dikategorikan sebagai besar keluarga yang
dan kenyamanan dengan keluarga selama terdiri dari keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga
periode kehamilan hingga persalinan. sedang (5-7 orang) dan keluarga besar (≥8
orang). Pendapatan keluarga dilihat
Hipotesanya, jika peran suami pada semua berdasarkan besarnya pendapatan yang
aspek dilakukan dengan baik dan penuh diperoleh keluarga setiap bulan (Rp/bulan).
tanggung jawab maka istri ketika hamil dan
melahirkan akan merasakan kesejahteraan Variabel peran suami adalah aktivitas yang
subjektif (kepuasan dan keahagiaan) yang dilakukan oleh suami yang mencakup aspek
optimal. Mengingat pentingnya hal tersebut, domestik, produktif, dan sosial untuk
maka perlu dilakukan kajian tentang peran mewujudkan kesejahteraan keluarga. Peran
suami dalam menentukan kesejahteraan suami pada penelitian ini diukur dengan tiga
subjektif istri ketika hamil dan melahirkan. dimensi yaitu dimensi peran domestik, peran
Berdasarkan latar belakang yang telah produktif, dan peran soaial. Peran suami
diuraikan maka penelitian ini diarahkan untuk diukur dengan menggunakan kuesioner yang
mencapai tujuan untuk: 1) mengidentifikasi dimodifikasi peneliti dengan mengacu pada
karakteristik istri dan keluarga, peran suami Moser yang dikembangkan Puspitawati (2012).
dan kesejahteraan subjektif istri ketika hamil Dalam kuesioner tersebut, terdapat 25
dan melahirkan; 2) menganalisis tipologi pernyataan yang diukur dalam tiga jawaban,
keluarga berdasarkan kesejahteraan subjektif yaitu jawaban 1= tidak pernah, jawaban 2=
istri ketika hamil dan melahirkan dan peran kadang-kadang dan jawaban 3= sering dengan
suami; 3) menganalisis pengaruh peran suami nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,793.
terhadap kesejahteraan subjektif istri ketika Sementara itu, variabel kesejahteraan subjektif
hamil dan melahirkan. istri ketika melahirkan diukur dari
kebahagiaan/kepuasan pada aspek fisik,
METODE ekonomi, psikologis dan sosial yang dirasakan
istri dengan kehidupannya selama periode
Penelitian ini menggunakan desain cross kehamilan hingga persalinan. Kesejahteraan
sectional study yang dilakukan di wilayah kerja subjektif istri diukur menggunakan kuesioner
Puskesmas Tuppu, Kecamatan Lembang, yang dimodifikasi peneliti dengan mengacu
Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan. pada Quality of Life University of Toronto
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara (2008) yang sebelumnya telah dikembangkan
purposive berdasarkan jumlah kelahiran di Puspitawati (2009). Kuesioner menggunakan
Puskesmas Tuppu. 23 pernyataan dan masing-masing pernyataan
disediakan empat jawaban, yaitu jawaban 1=
Teknik penarikan contoh menggunakan sangat tidak puas, jawaban 2 = tidak puas,
metode simple random sampling. Jumlah jawaban 3 = puas dan jawaban 4 = sangat
contoh sebanyak 110 orang dari total populasi puas dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar
sebanyak 156 orang. Populasi pada penelitian 0,875.
ini adalah keluarga lengkap yang memiliki
anak maksimal berumur enam bulan yang Data yang telah dikumpulkan selanjutnya
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tuppu, diolah dan dianalisis menggunakan program
Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Microsoft Excel dan Statistical Package for
Vol. 12, 2019 PERAN SUAMI DALAM MENENTUKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF 29

Social Science (SPSS) for Windows. Proses anggota keluarga sebanyak 4 orang, dan
pengolahan data dilakukan melalui editing, hampir tiga perempat keluarga (72,7%)
coding, entrying dan cleaning. Berdasarkan tergolong pada kategori keluarga kecil.
data yang dikumpulkan diperoleh skor setiap Proporsi tertinggi keluarga (44,5%) memiliki
respondon dengan jumlah skor minimal 25 dan pendapatan berada pada kisaran
skor maksimal 75 pada variabel peran suami Rp2.250.000,00 hingga Rp4.500.000,00 per
serta skor minimal 23 dan skor maksimal 92 bulan dengan rata-rata pendapatan keluarga
untuk variabel kesejahteraan subjektif istri. sebesar Rp3.056.363,64 per bulan. Rata-rata
Skor yang diperoleh selanjutnya pendapatan keluarga tersebut berada di atas
itransformasikan menjadi indeks untuk garis nilai Upah Minimum Provinsi (UMP)
menyeragamkan nilai maksimum dan minimum Sulawesi Selatan yaitu sebesar Rp2.250.000.
serta penyeragaman kategori.
Peran Suami
Nilai indeks yang diperoleh selanjutnya
dikategorikan berdasarkan pada Bloom’s cut Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara
off (Wanyama et al., 2015) yaitu 00,0-60,0 keseluruhan, proporsi tertinggi suami (53,6%)
dikategorikan rendah, 60,0-80,0 dikategorikan berada pada kategori peran yang rendah dan
sedang, dan 80,0-100 dikategorikan tinggi. hanya 12,7 persen peran suami yang berada
Selanjutnya, dilakukan analisis deskriptif untuk pada kategori tinggi. Nilai rata-rata indeks
menggambarkan karakteristik keluarga, peran peran suami ditemukan sebesar 57,88.
suami, dan kesejahteraan subjektif istri yang
dinyatakan dalam nilai rata-rata, minimum, Dimensi Peran Domestik. Penelitian
maksimum dan distribusi responden. Analisis menunjukkan bahwa lebih dari dua per tiga
tipologi untuk menggambarkan sebaran suami (68,2%) berada pada kategori peran
tipologi keluarga berdasarkan peran suami dan domestik rendah dengan rata-rata indeks
kesejahteraan subjektif istri menjadi empat 47,05. Sebagian besar suami hanya sekali-
tipe, yaitu Tipe 1 yang dicirikan oleh peran sekali dan bahkan sebagian besar lainnya
suami rendah sedangkan kesejahteraan tidak pernah melakukan aktivitas domestik
subjektif istri tinggi; Tipe 2 yang dicirikan oleh terutama yang berhubungan dengan pekerjaan
peran suami tinggi dan kesejahteraan subjektif rumah tangga. Suami tidak pernah dan atau
istri tinggi; Tipe 3 yang dicirikan oleh peran hanya sekali-sekali membantu istri mencuci
suami tinggi tetapi kesejahteraan subjektif istri pakaian dan alat rumah tangga; membersihkan
rendah, dan Tipe 4 yang dicirikan oleh peran rumah seperti menyapu rumah dan halaman;
suami rendah dan kesejahteraan subjektif istri memasak dan menyediakan makanan; dan
rendah. Peran suami dan kesejahteraan berbelanja kebutuhan keluarga sehari-hari saat
subjektif istri dinyatakan rendah jika nilai rata- istri sedang hamil dan atau melahirkan.
rata indeks kurang dari 60 (<60) dan tinggi Rendahnya peran suami atau keterlibatan
apabila lebih besar atau sama dengan 60 suami dalam pekerjaan rumah tangga diduga
(≥60). Uji regresi berganda digunakan untuk disebabkan oleh kesibukan suami pada
menguji pengaruh karakteristik keluarga dan pekerjaan di luar rumah sebagai pencari
peran suami terhadap kesejahteraan subjektif nafkah.
istri. Suatu variabel dinyatakan memiliki
hubungan dan atau pengaruh terhadap Tabel 1 Sebaran istri berdasarkan kategori
variabel lain apabila memiliki nilai signifikansi p dimensi peran suami serta nilai rata-
< 0,05. rata, minimum, dan maksimum
indeks peran suami
HASIL Dimensi Peran Suami (%) Total
Kategori Peran
Domestik Produktif Sosial
Karakteristik Istri dan Keluarga Suami
Rendah 68,2 9,1 65,5 53,6
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa (00,0-60,0)
Sedang 27,3 41,8 29,1 33,6
persentase tertinggi istri (38,2%) dan suami (60,0-80,0)
(41,8%) adalah mempunyai tingkat pendidikan Tinggi 4,5 49,1 5,5 12,7
Sekolah Dasar dengan rata-rata pendidikan (80,0-100,0)
suami 9,36 tahun dan istri 9,87 tahun. Hasil Total 100,0 100,0 100,0 100,0
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Min–Maks 15 – 94 38 -100 13 – 27 –
istri (93,6%) dan suami (83,6%) berada pada (0-100) 100 90
periode dewasa awal dengan rata-rata usia Rata- 47,05± 79,35± 47,15± 57,88±
istri 30,65 tahun dan usia suami 34,24 tahun. rata±Std 20,86 13,99 22,85 17,17
Rata-rata keluarga pada penelitian ini memiliki
30 SUDIRMAN, PUSPITAWATI, & MUFLIKAHTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Disamping itu, keterlibatan keluarga besar Tabel 2 Sebaran istri berdasarkan kategori
(seperti orang tua, mertua, kakak, adik, dan dimensi kesejahteraan subjektif serta
saudara ipar) dalam aktivitas yang nilai rata-rata, minimum, dan
berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga maksimum indeks kesejahteraan
pada keluarga partisipan penelitian sangat subjektif istri pad asaat melahirkan
tinggi. Keluarga besar merasa memiliki Dimensi Kesejahteraan Subjekif Total
tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang Kategori (%)
tidak dapat dilakukan oleh istri dalam Fisik Ekonomi Sosial Psikologis
kondisinya yang sedang hamil dan atau Rendah 30,9 87,3 26,4 34,5 42,7
melahirkan. (00,0-
60,0)
Sedang 53,6 12,7 44,5 41,8 43,6
Dimensi Peran Produktif. Tabel 1 (60,0-
memperlihatkan nilai rata-rata indeks dimensi 80,0)
peran produktif suami sebesar 79,35, dengan Tinggi 15,5 0 29,1 23,6 13,6
proporsi terbesar (49,1%) berada pada (80,0-
kategori tinggi dan hanya sebesar 9,1 persen 100,0)
suami mempunyai peran produktif pada Total 100 100 100 100 100
kategori rendah. Analisis butir pertanyaan Min– 40 - 17 - 75 43 - 42 – 100 44 -
menemukan bahwa suami telah menyediakan Maks 100 100 88
(0-100)
keuangan yang cukup untuk kebutuhan
Rata- 65,28 46,77± 71,14 67,76± 62,84
keluarga dan persiapan persalinan istri. Selain rata±Std ± 11,30 ± 14,30 ±
itu, suami juga telah menyediakan keuangan 15,01 13,57 11,59
untuk memenuhi kebutuhan gizi selama
kehamilan hingga persalinan istri dan suami Hasil analisis butir pertanyaan menemukan
mencari penghasilan tambahan untuk istri merasa puas dengan kondisi
persiapan keuangan selama kehamilan hingga kesehatannya selama kehamilan sampai
persalinan istri melahirkan. Akan tetapi, hampir sepertiga istri
merasa tidak puas terhadap ketersediaan
Dimensi Peran Sosial. Hasil penelitian biaya pengobatan jika kesehatan istri pada
menunjukkan bahwa proporsi tertinggi suami saat hamil terganggu (sakit). Selain itu, lebih
(65,5%) mempunyai dimensi peran sosial pada dari setengah istri merasa puas dengan
kategori rendah dengan nilai rata-rata indeks kemudahan mengakses pelayanan kesehatan
sebesar 47,15. Selain itu, hasil penelitian juga (kehamilan-persalinan), pemenuhan
menemukan bahwa lebih dari setengah suami kebutuhan sehari-hari, ketersediaan makanan
hanya sekali-sekali meluangkan waktu dan minuman untuk memenuhi gizi ibu selama
bersama istri bersosialisasi dengan tetangga kehamilan.
dan satu dari tiga suami tidak pernah
mendukung istri agar berpartisipasi pada Dimensi Kesejahteraan Ekonomi. Penelitian
kegiatan berbasis perempuan (seperti kegiatan memperlihatkan bahwa sebesar 87,3 persen
PKK) di lingkungan tempat tinggal. Hasil lain istri mempunyai kesejahteraan subjektif
menemukan bahwa lebih dari dua per tiga dimensi ekonomi istri pada kategori rendah,
suami tidak kerap mendukung istri dengan kata lain lebih dari tiga perempat istri
berpartisipasi pada kegiatan selamatan/ merasa tidak puas dengan kondisi ekonomi
syukuran (misalnya pesta pernikahan, acara yang dimiliki saat hamil dan melahirkan. Hasil
adat) di lingkngan tempat tinggal. penelitian juga menemukan bahwa terdapat
lima dari sepuluh istri merasa tidak puas
Kesejahteraan Subjektif Istri dengan kepemilikan barang berharga
(misalnya perhiasan, kendaraan, perumahan,
Secara keseluruhan, hasil penelitian kebun, sawah dan lain-lain). Sementara itu,
memperlihatkan bahwa secara umum proporsi hampir setengah istri merasa tidak puas
tertinggi istri (43,6%) berada pada kategori terhadap pendapatan keluarga, kondisi
kesejahteraan subjektif kategori sedang pada tabungan, dan investasi keluarga dalam
saat melahirkan dengan rata-rata indeks bentuk uang. Selain itu, istri juga merasa
sebesar 62,84. kurang puas dengan kemampuan keluarga
dalam membiayai pemeriksaan kehamilan,
Dimensi Kesejahteraan Fisik. Tabel 2 persiapan biaya persalinan, dan biaya
memperlihatkan bahwa lebih dari separuh istri persiapan untuk keperluan calon bayi.
(53,6%) mempunyai kesejahteraan subjektif
dimensi fisik pada kategori sedang dengan Dimensi Kesejahteraan Sosial. Hasil
nilai rata-rata indeks 65,28. penelitian menemukan bahwa rata-rata indeks
Vol. 12, 2019 PERAN SUAMI DALAM MENENTUKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF 31

kesejahteraan subjektif istri pada dimensi istri pada saat hamil dan melahirkan serta
sosial sebesar 71,14 dengan proporsi tertinggi peran suami.
(44,5%) berada pada kategori sedang. Hasil ini
menunjukkan bahwa hampir setengah istri
pada penelitian ini merasa cukup puas
terhadap hubungan sosial yang dijalani saat
ini. Sementara itu, lebih dari setengah istri
merasa puas terhadap komunikasi atau
hubungan baik dengan suami dan hubungan
baik dengan keluarga luas (seperti orang tua,
mertua, kakak-adik, ipar, paman, bibi), serta
merasa puas terhadap dukungan keluarga luas
selama kehamilan hinggga melahirkan. Hasil
lain juga menunjukkan bahwa lebih dari
setengah istri merasa cukup puas terhadap
hubungan dengan tetangga dan keterlibatan
dalam kegiatan sosial dan keagamaan di
lingkungan tempat tinggal.

Dimensi Kesejahteraan Psikologis. Seperti


yang tersaji pada Tabel 2, hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesejahteraan subjektif
istri melahirkan pada dimensi psikologis,
proporsi terbesarnya (41,8%) berada pada
kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hampir dua per tiga istri melahirkan
merasa aman dan nyaman dengan kondisi
keluarganya. Selain itu, sebagian besar istri
merasa puas terhadap respon suami/keluarga
pada saat ibu “ngidam” (ingin makan sesuatu
dan harus ada pada saat itu juga, mual, Gambar 1 Sebaran tipologi keluarga
muntah) pada masa kehamilannya. Hasil lain berdasarkan kesejahteraan
juga menunjukkan bahwa lebih dari dua per subjektif istri pada saat hamil dan melahirkan
tiga istri merasa puas mengenai pengelolaan serta peran suami
waktu mengurus rumah dan mengurus bayi
setelah melahirkan Pengaruh Karakteristik Keluarga dan Peran
Suami terhadap Kesejahteraan Subjektif
Tipologi Keluarga berdasarkan Istri pada Saat Hamil dan Melahirkan
Kesejahteraan Subjektif Istri dan Peran
Suami Hasil analisis regresi berganda (Tabel 3)
menunjukkan nilai koefisien determinasi
Analisis tipologi keluarga berdasarkan (Adjusted R Square) sebesar 0,747. Nilai ini
kesejahteraan subjektif istri pada saat hamil menyatakan besarnya pengaruh variabel usia
dan melahirkan serta peran suami pada suami, perbedaan usia suami dan istri, lama
Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa garis pendidikan suami, pendapatan keluarga, besar
vertikal merupakan kesejahteraan subjektif istri keluarga, dimensi peran domestik suami,
pada saat hamil dan melahirkan dengan dimensi peran produktif suami, dan dimensi
ketentuan semakin keatas menandakan peran sosial suami terhadap variabel
kesejahteraan subjetif istri semakin tinggi. kesejahteraan subjektif istri ketika hamil dan
Sementara itu, garis horizontal merupakan melahirkan. Nilai koefisien ini menjelaskan
peran suami, dengan ketentuan semakin ke bahwa sebesar 74,7 persen keberagaman
kanan menandakan peran suami yang kesejahteraan subjektif istri ketika hamil dan
semakin tinggi. Hasil menunjukkan bahwa melahirkan dapat dijelaskan oleh variabel
tipologi keluarga pada penelitian ini, proporsi bebas pada penelitian ini, sedangkan sisanya
terbesarnya (45,5%) adalah keluarga Tipe 2, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
yaitu dengan kesejahteraan subjektif istri pada terdapat dalam model. Nilai koefisien regresi
saat hamil dan melahirkan tinggi serta peran variabel pendidikan suami ditunjukkan dengan
suami tinggi. Selanjutnya, proporsi terbesar B=0,714, p<0,05 yang menunjukkan bahwa
kedua (40,9%) adalah keluarga Tipe 4, yaitu nilai indeks kesejahteraan subjektif istri ketika
keduanya rendah baik kesejahteraan subjektif hamil dan melahirkan.
32 SUDIRMAN, PUSPITAWATI, & MUFLIKAHTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Tabel 3 Pengaruh karakteristik keluarga dan berpengaruh positif secara nyata terhadap
dimensi peran suami terhadap kesejahteraan subjektif istri ketika hamil dan
kesejahteraan subjektif Istri melahirkan. Variabel dimensi peran domestik
Variabel
Kesejahteraan dapat meningkatkan nilai indeks kesejahteraan
Subjektif Sig subjektif istri sebesar 0,200 ketika satu satuan
(B) (β) nilai indeks variabel tersebut meningkat.
Usia suami -0,044 -,022 0,743 Sementara itu, variabel dimensi peran sosial
Perbedaan usia -0,163 -,052 0,359 juga mampu meningkatkan kesejahteraan
suami dan istri
* subjektif istri, yaitu setiap kenaikan satu satuan
Lama Pendidikan 0,714 ,205 0,019
Suami (tahun) nilai indeks variabel dimensi peran sosial
Pendapatan 0,134 ,203 0,009
** suami maka akan menaikkan nilai indeks
Keluarga (ratusan kesejahteraan subjektif istri sebesar 0,115. Hal
ribu rupiah) ini dapat diartikan bahwa suami yang sering
Besar keluarga -0,806 -,076 0,227 membantu istrinya melakukan aktifitas
(orang) domestik (seperti memasak, mencuci pakaian,
**
Dimensi Peran 0,200 ,360 0,000 dan membersihkan rumah saat istri hamil dan
Domestik (indeks) atau melahirkan, mendampingi istri melakukan
Dimensi Peran -0,012 -,015 0,830
pemeriksaan kehamilan, menyediakan
Produktif (indeks)
Dimensi Peran 0,115 ,227 0,007
** sejumlah uang (tabungan) untuk persiapan
Sosial (indeks) persalinan, dan mendampingi istri saat
F 41,321 melahirkan) dan melakukan aktifitas sosial
Adjusted R Square 0,747 (seperti suami mendukung istri berpartisipasi
**
Sig 0,000 dalam kegiatan pengajian/keagamaan), dan
Keterangan: **) signifikansi 0,01; *) signifikansi 0,05 kegiatan berbasis perempuan (seperti kegiatan
Hal tersebut berarti berarti kesejahteraan PKK) maka dapat meningkatkan kesejahteraan
subjektif istri dapat meningkat sebesar 0,714 subjektif istri yang sedang hamil dan atau
apabila lama pendidikan suami bertambah melahirkan.
satu tahun. Temuan tersebut menjelaskan
bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan yang PEMBAHASAN
ditempuh oleh suami akan semakin tinggi pula
kesejahteraan subjektif yang dirasakan istri, Penelitian ini memperlihatkan persepsi istri
khususnya ketika hamil dan melahirkan. dalam memberikan gambaran tentang
Pendidikan suami menunjukkan adanya kepuasan yang dirasakan secara subjektif
pengaruh positif signifikan terhadap selama kehamilan hingga melahirkan dikaitkan
kesejahteraan subjektif istri. dengan peran suami. Istri merupakan salah
satu anggota keluarga yang memiliki fungsi
Selain itu, pendapatan keluarga pada dan peran untuk mewujudkan kesejahteraan
penelitian ini juga menunjukkan pengaruh keluarga. Disamping sebagai pengatur rumah
positif terhadap kesejahteraan subjektif istri tangga dan anak, dalam kondisi tertentu istri
ketika hamil dan melahirkan. Besarnya juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
pengaruh pendapatan keluarga terhadap (Kartika & Kanada, 2017). Pendekatan
kesejahteraan subjektif istri ketika hamil dan struktural fungsional dalam penelitian ini
melahirkan ditunjukkan oleh besarnya nilai melibatkan peran dan fungsi suami dalam
koefisien regresi sebesar B=0,134. Besarnya berbagai dimensi. Pertama, yaitu dimensi
nilai koefisien tersebut mengandung makna peran domestik yang merujuk pada peran
bahwa nilai indeks kesejahteraan subjektif istri suami yang berkaitan dengan pekerjaan rumah
meningkat sebesar 0,134 ketika pendapatan tangga (Utamidewi, 2017); kesehatan istri
keluarga meningkat seratus ribu rupiah. selama kehamilan seperti mendampingi dan
Temuan ini menjelaskan bahwa istri pada mangantar istri ke pusat pelayanan kesehatan
keluarga yang memiliki pendapatan keluarga dan persiapan persalinan seperti menyediakan
lebih besar cenderung memiliki kesejahteraan biaya (Carter, 2002); mendampingi istri saat
subjektif yang lebih tinggi dibandingkan melahirkan (Sapkota et al.); menyediakan
keluarga yang memiliki pendapatan lebih transportasi, dukungan emosional (Furuta &
rendah, khususnya pada saat istri hamil dan Salwaway, 2006). Peran kedua adalah pada
melahirkan. dimensi peran produktif seperti menyediakan
sumber daya rumah tangga (Furuta &
Hasil analisis regresi berganda pada Tabel 3 Salwaway, 2006). Ketiga, peran
juga memperlihatkan bahwa peran suami pada sosial/kemasyarakatan sebagai bagian dari
dimensi peran domestik (B=0,200, p<0,01) dan upaya mewujudkan kesejahteraan subjektif
dimensi peran sosial (B=0,115,p<0,01) istri selama kehamilan hingga melahirkan.
Vol. 12, 2019 PERAN SUAMI DALAM MENENTUKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF 33

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (2015); Muladsih, Muflikhati dan Herawati


pendidikan suami berpengaruh positif (2011) yang menemukan bahwa pendapatan
signifikan terhadap kesejahteraan subjektif istri per kapita berpengaruh terhadap
ketika hamil dan melahirkan. Penelitian ini kesejahteraan subjektif. Berkaitan dengan hal
menemukan bahwa semakin tinggi pendidikan tersebut, Diener dan Seligman (2004)
suami maka semakin tinggi pula peluang bagi mengemukakan bahwa peningkatan
istri merasakan kepuasan pada berbagai pendapatan dan hubungan sosial memainkan
aspek kehidupannya saat hamil dan atau peran penting pada peningkatan kesejahteraan
melahirkan. Hal ini disebabkan suami yang subjektif. Kepuasan hidup yang dirasakan
memiliki pendidikan tinggi memperoleh keluarga semakin besar seiring dengan
informasi dan pengetahuan mengenai semakin baiknya kondisi keuangan keluarga
dukungan dan cara memperhatikan istri ketika (Gray, Ventis, & Hayslip, 1992). Pendapatan
hamil dan atau melahirkan, sehingga istri keluarga yang dikelola berdasarkan prinsip
merasa puas dan bahagia. Hasil penelitian ini tata kelola keuangan keluarga yang baik akan
sejalan dengan penelitian Kusumo, Sunarti menghasilkan tingkat kepuasan keuangan
dan Pranadji (2008); Puspitawati, Simanjuntak, yang baik (Joo & Greble, 2004; Plagnol, 2011).
dan Hayati (2012) yang juga menemukan
bahwa lama pendidikan suami berpengaruh Peran suami pada penelitian ini merupakan
positif signifikan terhadap kesejahteraan implementasi dari makna pembagian tugas
subjektif keluarga. Keluarga dengan suami yang jelas pada setiap anggota keluarga agar
yang jenjang pendidikannya lebih tinggi akan fungsi keluarga sebagai suatu sistem dapat
berdampak pada kesejahteraan keluarga yang berjalan dengan baik dan selanjutnya akan
lebih tinggi. Sejalan dengan penelitian ini, memengaruhi sistem yang lebih besar (Levy
Aceleanu (2012) menyatakan bahwa sangat dalam Megawangi 2014). Peran suami secara
sedikit kemungkinan terdapat kualitas hidup umum pada penelitian ini berada pada kategori
yang tinggi di dalam kelompok masyarakat rendah. Rendahnya peran suami khususnya
dengan status pendidikan yang rendah. Hasil pada aspek peran domestik yang ditemukan
ini sesuai dengan kajian Zhang & Liu (2007) pada penelitian ini dipengaruhi oleh cara
yang menyatakan bahwa kesejahteraan pandang sebagian besar suami bahwa
subjektif dipengaruhi oleh pendidikan, umur, aktivitas domestik seperti pekerjaan rumah
gender dan status finansial. tangga dan perawatan anak dianggap sebagai
kegiatan yang harus dilakukan oleh wanita
Pendapatan keluarga merupakan akumulasi (Lewis, Lee, & Simkhada, 2015). Selain itu,
penghasilan istri dan suami serta anggota penyebab lain adalah kesibukan suami pada
keluarga lainnya yang digunakan untuk pekerjaan di luar rumah sebagai pencari
memenuhi kebutuhan bersama maupun nafkah keluarga. Hal ini didukung oleh temuan
perseorangan anggota keluarga dan Liamputtong dan Naksook (2003) yang
merupakan unsur penting dalam mewujudkan menjelaskan bahwa beberapa wanita Thailand
tujuan keuangan keluarga (Joo & Grable, di Australia menyatakan bahwa suami mereka
2004). Pendapatan keluarga merupakan salah tidak memberikan dukungan yang memadai
satu sumber daya ekonomi keluarga dan dalam urusan perawatan anak. Selain itu,
merupakan faktor yang dapat berkontribusi sebagian besar suami bekerja dan tidak ingin
terhadap kesejahteraan subjektif keluarga (Kim melakukan pekerjaan ekstra yang berkitan
& Moen, 2002). Hasil penelitian menemukan dengan urusan rumah tangga dan anak.
bahwa pendapatan keluarga berpengaruh
positif signifikan terhadap kesejahteraan Selanjutnya, hasil analisis tipologi keluarga
subjektif istri ketika hamil dan melahirkan. berdasarkan kesejahteraan subjektif istri ketika
Penelitian ini menemukan bahwa semakin hamil dan melahirkan dan peran suami pada
tinggi pendapatan keluarga maka semakin penelitian ini menempatkan dua kelompok tipe
tinggi pula peluang istri merasakan kepuasan yang memiliki proporsi tertinggi, yaitu Tipe 2
dan kebahagiaan di dalam kehidupannya, dan Tipe 4. Meskipun kedua tipe ini memiliki
khususnya ketika hamil dan melahirkan. Hal ini nilai persentase yang berbeda, namun nilai
berarti keluarga yang memiliki pendapatan persentase tersebut selisihnya tergolong
maksimal dapat memenuhi semua rendah. Keluarga yang berada pada Tipe 2
kebutuhannya sehingga istri merasa puas. merupakan keluarga dengan peran suami
Pendapatan keluarga yang tinggi akan tinggi dan kesejahteraan subjektif istri ketika
meningkatkan peluang bagi istri dan anggota hamil dan melahirkan juga tinggi. Hal ini
keluarga lainnya menjadi sejahtera (Hartoyo & menggambarkan bahwa ketika istri sedang
Aniri, 2010). Hasil penelitian ini juga didukung hamil dan atau melahirkan mendapatkan
peneltian Raharjo, Puspitawati, dan Krisnatuti dukungan peran suami secara optimal dan
34 SUDIRMAN, PUSPITAWATI, & MUFLIKAHTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.

merasakan kepuasan dan kebahagiaan Hindin (2007) yang mengungkapkan bahwa


terhadap berbagai aspek kehidupannya. suami yang mendampingi istri ke pusat
Sementara pada kelompok Tipe 4 merupakan layanan kesehatan, mencari pertolongan
tipologi keluarga dengan peran suami rendah medis, menyediakan transportasi,
dan kesejahteraan subjektif istri ketika hamil menyediakan biaya dan informasi tentang
dan melahirkan juga rendah. Artinya, istri yang kehamilan. Penelitian Story et al. (2012) juga
berada pada tipe ini mendapatkan dukungan menemukan hal serupa bahwa dukungan
peran suami yang rendah dan merasakan emosional dan instrumental selama kehamilan
kesejahteraan subjektif juga rendah. memberikan pengaruh positif terhadap
Kesejahteraan subjektif istri yang dikaitkan kehamilan dan persalinan. Sapkota et al.
dengan peran suami pada penelitian ini (2012) juga mengemukakan bahwa dukungan
didasarkan pada bottom up factors yaitu salah peran suami dalam mendampingi istri
satu pendekatan teori yang dapat digunakan menjalani persalinan menjadi penyebab istri
untuk mengukur kesejahteraan subjektif merasa memegang kendali (feels more in
(Durayappah, 2010). Teori ini menyatakan control) selama persalinan. Dukungan peran
bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup yang suami pada lingkup domestik dikemukakan
dirasakan seseorang tergantung dari Utamidewi (2017) yang mengungkapkan
banyaknya kejadian-kejadian positif/bahagia bahwa kebahagiaan lebih terasa dalam rumah
yang dialami. Oleh karenanya, untuk tangga ketika suami membantu istri melakukan
meningkatkan kesejahteraan subjektif, pekerjaan rumah tangga. Selain itu, dukungan
seseorang perlu mengubah lingkungan sosial suami terhadap ibu menyusui dalam
(termasuk pola interaksi, peran dan fungsi bentuk motivasi, perhatian, penghargaan,
setiap individu di dalam lingkungan keluarga) membantu mengasuh anak dan dukungan
dan situasi yang akan memengaruhi informasi tentang manfaat ASI memberikan
pengalamannya. Sementara Diener, et al. dampak kebahagiaan, kenyamanan dan
(1999) menggambarkan bottom up factors bahkan beban hidup yang dihadapi terasa
sebagai peristiwa eksternal (external events), berkurang (Annisa & Swastiningsih, 2015).
situasi (situations), dan demografi
(demographics). Peran suami pada penelitian Pada hasil penelitian lain menyebutkan, ibu
ini merupakan external events yang menurut hamil membutuhkan dukungan dari suami
pendekatan teori ini dapat dihubungkan sebagai orang paling dekat dengannya karena
dengan kesejahteraan subjektif. Hasil ini dukungan suami memberikan dampak positif
sejalan dengan penelitian Lewis, Lee, dan terhadap tingkat kecemasan yang dialami ibu
Simkhada (2015) yang dinyatakan pada hamil terutama pada periode kehamilan
simpulan penelitiannya bahwa keterlibatan trimester ketiga (Diani & Susilawati, 2013).
atau peran suami yang lebih besar berpotensi Kecemasan pada ibu hamil merupakan kondisi
memberikan manfaat yang lebih besar pula psikologis yang dapat menghambat proses
bagi kesehatan ibu hamil dan anak persalinan, misalnya jalan lahir kaku dan sulit
terbuka, his tidak teratur, atau posisi bayi yang
Hasil analisis regresi memperlihatkan adanya tidak turun. Kecemasan juga dapat
pengaruh posistif signifikan peran suami menstimulasi pengeluaran hormon
terutama peran domestik dan peran sosial katekolamin yang dapat menghambat kerja
suami terhadap kesejahteraan subjektif istri. atau aktivitas uterus (Marhamah, 2013).
Hasil ini dapat menjelaskan bahwa istri akan Bahkan kecemasan ibu hamil yang tidak
merasakan kepuasan lebih tinggi di dalam diatasi dengan baik dapat mengakibatkan
kehidupannya seiring dengan meningkatnya depresi kehamilan (antenatal depression) yang
dukungan peran suami dalam keluarga. Hasil secara signifikan berkaitan dengan kelahiran
penelitian ini menemukan bahwa suami yang prematur (preterm birth) dan berat badan lahir
menjalankan peran domestik (membantu istri rendah (low birth weight) seperti yang
dalam pekerjaan rumah tangga) dan peran diungkapkan Grote et al. (2010). Bahkan
sosial (bersosialisasi dengan lingkungan sebuah laporan tentang penyebab kematian
sekitar) secara optimal akan meningkatkan ibu di Inggris menyebutkan masalah kesehatan
kepuasan istri, khususnya ketika hamil dan mental sebagai penyebab tidak langsung
melahirkan. Hal ini sejalan dengan beberapa morbiditas dan mortalitas ibu (Jarrett, 2017).
temuan penelitan sebelumnya seperti Oleh karenanya, sejalan dengan penelitian ini,
penelitian Mageni et al. (2013) yang meningkatkan kualitas kehamilan dan juga
mengemukakan bahwa suami yang berperan memperlancar proses kelahiran bukan saja
dengan baik dalam menjaga dan merawat istri; terkait dengan upaya-upaya peningkatan
serta penelitian Carter (2002), Furuta dan kualitas ibu secara fisik. Hasil penelitian ini
Salway (2006), dan Mullany, Becker, dan menegaskan bahwa dukungan suami baik
Vol. 12, 2019 PERAN SUAMI DALAM MENENTUKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF 35

dalam peran domestic, ekonomi, maupun Keuangan yang telah mendukng biaya
sosial terhadap istri pada saat hamil dan pendidikan dan biaya riset penulis melaluli
melahirkan terbukti secara nyata program Beasiswa Unggulan Dosen
meningkatkan kepuasan istri ketika hamil dan Indonesia - Dalam Negeri (BUDI-DN) Tahun
melahirkan. Kepuasan istri terhadap 2016.
kondisinya ini tentu saja akan menjadi kondisi
psikologis yang penting untuk dapat hamil DAFTAR PUSTAKA
secara berkualitas dan melahirkan dengan
resiko kematian ibu dan bayi yang semakin Aceleanu, M. I. (2012). Links between
kecil. education, employment and quality of
life: the case of romania. Management &
SIMPULAN DAN SARAN Marketing Challenges for the Knowledge
Society. 7(4): 717-730.
Pada penelitian ini, rata-rata usia istri dan
Alio, A. P., Salihu, H. M., Kornosky, J. L.,
suami berada pada kelompok usia dewasa
Richman, A. M., & Marty, P. J. (2010).
awal. Rata-rata lama waktu menempuh
Feto-infant health and survival: does
pendidikan formal suami 9,36 tahun dan istri
paternal involvement matter? Maternal
9,87 tahun setara dengan lulus Sekolah
and Child Health Journal, 14(6), 931–
Menengah Pertama. Pendapatan keluarga
937. https://doi.org/10.1007/s10995-009-
rata-rata sebesar Rp3.056.363,64 per bulan.
0531-9.
Peran suami termasuk dalam kategori rendah
dan kesejahteraan subjektif istri ketika hamil Annisa, L., & Swastiningsih, N. (2015).
dan melahirkan berada pada kategori sedang. Dukungan sosial dan dampak yang
Tipologi keluarga berdasarkan peran suami dirasakan oleh ibu menyusui dari suami,
dan kesejahteraan subjektif istri, sebagian EMPATHY, Jurnal Fakultas Psikologi,
besar berada pada Tipe 2 yaitu peran suami 3(1); 16-22.
dan kesejahteraan subjektif istri keduanya
ASEAN Secretariat. (2017). ASEAN Statistical
tinggi. Pendidikan suami, pendapatan
Report on Millennium Development
keluarga, dan peran suami khususnya
Goals 2017. Jakarta (ID) ASEAN
domestic dan sosial berpengaruh positif
Secretariat.
signifikan terhadap kesejahteraan subjektif
istri ketika hamil dan melahirkan. Carter, M. (2002). Husbands and maternal
health matters in rural Guatemala:
Meskipun begitu, penelitian ini juga wives’ reports on their spouses’
menemukan rata-rata peran suami masih involvement in pregnancy and birth.
belum tinggi. Sementara itu, peran suami Social Science and Medicine, 55(3),
berpengaruh positif secara nyata terhadap 437–450.
kesejahteraan subjektif istri ketika hamil dan
Chen, J., Murayama, S., & Kamibeppu, K.
melahirkan. Oleh karena itu, suami
(2010). Factors related to well-being
diharapkan meningkatkan kepekaan dan
kepedulian terhadap kondisi istri yang sedang among the elderly in urban China
focusing on multiple roles. BioScience
hamil dan atau melahirkan, meningkatkan
Trends, 4(2), 61–71.
pengetahuan tentang kehamilan dan masa
nifas agar dapat memberikan dukungan Diani, L. P. P., & Susilawati, L. K. P. A. (2013).
kepada istri termasuk dalam kondisi tertentu Pengaruh dukungan suami terhadap istri
harus siap dan mau menjalankan beberapa yang mengalami kecemasan pada
peran istri. Peningkatan peran suami kehamilan trimester ketiga di Kabupaten
diharapkan mampu meningkatkan Gianyar. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1),
kesejahteraan subjektif keluarga secara 1–11.
umum dan kesejahteraan subjektif istri yang
sedang hamil dan atau melahirkan secara Diener, E., Eunkook, M., Richard, E., & Heidi,
khusus. L. (1999). Subjective well-being: three
decades of progress. Psychological
UCAPAN TERIMA KASIH Bulletin, 125(2), 276–302.
Diener, E., & Seligman, M. E. P. (2004).
Penulis mengucapkan terima kasih dan Beyond money: toward an economy of
penghargaan yang tinggi kepada Kementerian well being. Psychological Science in the
Riset dan Pendidikan Tinggi Public Interest. 5(1): 1-31.
(Kemenristekdikti) dan Lembaga Pengelola
Durayappah, A. (2010). The 3P Model: A
Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian
General Theory of Subjective Well-
36 SUDIRMAN, PUSPITAWATI, & MUFLIKAHTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Being. Springer Science+Business Lewis, S., Lee, A., & Simkhada, P. (2015). The
Media B.V. role of husbands in maternal health and
safe childbirth in rural Nepal : a
Furuta, M., & Salway, S. (2006). Women’s
qualitative study. BMC Pregnancy &
position within the household as a
Childbirth, 15(162) 1–10.
determinant of maternal health care use
in Nepal. International Family Planning Liamputtong, P., & Naksook, C. (2003).
Perspectives, 32(01), 017–027. Perceptions and experiences of
https://doi.org/10.1363/3201706. motherhood, health and the husband’s
role among Thai women in Australia.
Gray, G. R., Ventis, D. G., & Hayslip, B. Jr.
Midwifery, 19(1), 27–36.
(1992). Socio-Cognitive Skills as a
determinant of life satisfaction in aged Madanijah, S., Briawan, D., Rimbawan &
persons. The International Journal of Zulaikha. (2013). Defisiensi multi
Aging and Human Development. 35(3): zat gizi mikro kombinasi dengan
205-218. defisiensi protein
pada ibu pra hamil, hamil dan menyusui
Grote, N. K., Bridge, J. A., Gavin, A. R.,
di Bogor. Semnas Pagi 2013, Biokimia
Melville, J. L.. Iyengar, S., & Katon, W.
Gizi, Gizi Klinis dan Dietetik. 153-162.
J. (2010). A Meta-analysis of Depression
During Pregnancy and the Risk of Mageni., Nekesa, J., Mwagni, A., Mbugua, S.,
Preterm Birth, Low Birth Weight, and & Mukhtar, V., (2013). Male involvement
Intrauterine Growth Restriction. Archives in maternal health care as a determinant
General Psychiatry, 67(10); 1012-1024. of utilization of skilled birth attendants in
Kenya. DHS Working Papers. (93).
Hartoyo, & Aniri, N. M. (2010) Analisis tingkat
Calverton, Maryland (USA). ICI
kesejahteraan keluarga pembudidaya
International.
ikan dan nonpembudidaya ikan di
kabupaten Bogor, Jurnal Ilmu Keluarga Marhamah, A. (2013). Kecemasan dan
& Konsumen, 3(1) 64-73. problem focused ibu hamil dalam
menjelang persalinan anak pertama di
Inggriani, J., & Nafik, M. H. R. (2015).
Loa Kulu Kalimantan Timur. E-Journal
Bagaimana peran istri dalam mencapai
Psikologi. 1(3): 292-302.
Maqashid Syariah: istri sebagai manajer
keuangan. JESTT. 2(12); 1036-1051. Megawangi, R., (2014). Membiarkan Berbeda,
Sudut Pandang Baru tentang Relasi
Jarrett, P. M., (2017). Pregnant women’s
Gender Edisi Revisi. Depok (ID):
experience of depression care. The
Indonesia Heritage Foundation.
Journal of Mental Health Training,
Education and Practice. 11(1); 33-47. Muladsih, O. R., Muflikhati, I., & Herawati, T.
(2011). Pola komunikasi, pengambilan
Joo, S., & Grable, J. E., (2004). An exploratory
keputusan dan kesejahteraan keluarga
framework of the determinants of
jarak jauh: Kasus pada keluarga
financial satisfaction. Journal of Family
mahasiswa pascasarjana. Jurnal Ilmu
and Economic Issues. 25(1); 162-171.
Keluarga & Konsumen, 4(2); 121-129.
Kartika, Q., & Kanada, R., (2017). Peran
Mullany, C. B., Becker, S., & Hindin, M. (2007).
ganda perempuan pada keluarga
The Impact of including husbands in
masyarakat petani: kasus istri petani di
antenatal health education services on
Kecamatan Merapi Selatan Kabupaten
maternal health practices in Urban
Lahat, An Nisa’a: Jurnal Kajian Gender
Nepal: results from a randomized
dan Anak, 12(02); 151-162.
controlled trial. Health education
Kim, J. E., & Moen, P. (2002). Retirement research, (22); 166-176
transitions, gender, and psychological
Plagnol, A. C. (2011). Financial satisfaction
well-being: a life-course, ecological
over the life course: The influence of
model. Journal of Gerontology:
assets and liabilities. Journal of
Psychological Sciences 57(3); 212-222
Economic Psychology. 32(1); 45-64.
Kusumo, R. A. B., Sunarti, E., & Pranadji, D.
Puspitawati, H. (2009). Pengaruh strategi
K., (2008). Analisis peran gender serta
penyeimbangan antara aktivitas
hubungannya dengan kesejahteraan
pekerjaan dan keluarga terhadap
keluarga petani padi dan hortikultura di
kesejahteraan keluarga subjektif pada
daerah pinggiran perkotaan. Media Gizi
perempuan bekerja di Bogor:  analisis
dan Keluarga, 32(2), 52-64.
Structural Equation Modelling. Jurnal
Vol. 12, 2019 PERAN SUAMI DALAM MENENTUKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF 37

Ilmu Keluarga & Konsumen, 2(2); 111– qualitative study. BMC Pregnancy and
121. Childbirth, 12(28); 1-12
Puspitawati, H. (2012). Gender dan Keluarga Sunarti, E., (2015). Ketahanan Keluarga
Konsep dan Realita di Indonesia. Bogor: Indonesia: Dari Kebijakan dan Penelitian
IPB Press. Menuju Tindakan: Orasi Ilmiah Guru
Besar IPB. Bogor (ID). IPB.
Puspitawati, H., Simanjuntak, M., & Hayati, L.
(2012). Kontribusi ekonomi dan peran Tripathi, R. K. (2012). Quality of life: an
ganda perempuan serta pengaruhnya important issue in geriatric research.
terhadap kesejahteraan subjektif. Jurnal Journal Gerontol Geriatrics Research. 1
Ilmu Keluarga & Konsumen, 5(1); 11-18 (5); 1-12
Putri, D. P. K., & Lestari, S. (2015). Pembagian Umami, R., & Puspitasari, N. (2007). Peran
peran dalam rumah tangga pada Suami selama Proses Kehamilan
pasangan suami istri Jawa. Jurnal sampai Nifas Istri. The Indonesian
Penelitian Humaniora, 16(1); 72-85. Journal of Public Health, 3(3); 101–107.
Raharjo, I. T., Puspitawati, H., Krisnatuti, D. University of Toronto-Canada. (2008). Quality
(2015). Tekanan ekonomi, manajemen of Life Research Unit. Notes on Quality
keuangan, dan kesejahteraan pada of Life.. http//www.gdrc.org. [diunduh
keluarga muda. Jurnal Ilmu Keluarga.& 2018 Februari 10]
Konsumen. 8(1): 38-48.
Utamidewi, W. (2017), Konstruksi makna istri
Rustikayanti, R. N., Kartika, I., & Herawati, Y,. tentang peran suami: Studi
(2016). Adaptation of psychological fenomenologi tentang istri sebagai
changes in the third semester of wanita karir dan memiliki pendapatan
pregnant women. The Southeast Asian yang lebih besar dari suami di Kota
Journal of Midwifery, 2(1): 45-49. Jakarta. Jurnal Politikom Indonesiana,
2(2); 63-70.
Sapkota, S., Kobayashi, T., Kakehashi, M.,
Baral, G., & Yoshida, I. (2012). In the Widoyo, R. (2015). Peningkatan peran suami
Nepalese context, can a husband’s dalam kesehatan ibu dan anak
attendance during childbirth help his wife Indonesia. Jurnal Kesehatan
feel more in control of labour? BMC Masyarakat Andalas, 9(2), 63–64.
Pregnancy & Childbirth, 12(49); 1-10
Zhang, W., & Liu, G. (2007). Childlessness,
Story, W. T., Burgard, S. A., Lori, J. R., Taleb, psychological well-being, and life
F., Ali, N. A., & Hoque, D. E. (2012). satisfaction among the elderly in China.
Husbands involvement in delivery care Journal of Cross-Cultural Gerontology
utilization in rural Bangladesh: A (22); 185-203.

Anda mungkin juga menyukai