Anda di halaman 1dari 10

Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil

Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso


SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Lengko Ajang Kecamatan Congkar Kabupaten Manggarai Timur

Diniana Kesung 1), Sapto Pramono 2), Suroso 3)


1) 2) 3)
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Email: jebarusdini@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kejadian KIA bisa terjadi dimulai dari saat janin masih dalam
kandungan dan baru terlihat ketika anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan, 2016). Berdasarkan
observasi awal yang dilakukan peneliti menemukan kendala KIA di Puskesmas Lengko Ajang, Kecamatan
Congkar yaitu penyebabnya adalah karena ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi
sehingga menyebabkan anak turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang
dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Teori yang digunakan adalah teori
evaluasi menurut Wiliam N. Dunn yaitu mengunakan dua indikator diantaranya kebijakan dan konteks evaluasi
dan menggunakan metode kualitatif deskriptif hasil. Peneliti memberikan kesimpulan analisis terkait dengan
isi kebijakan dapat dikatakan bahwa di Kecamatan Congkar belum berhasil secara optimal dikarenakan
beberapa faktor yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan dan kurangnya pendidikan orang tua
sehingga berdampak kepada anak. Tentang konteks evaluasinya di Puskesmas Lengko Ajang dalam proses
evaluasi kebijakan program KIA dapat dikatakan tidak ada kendala di pembentukan pos gizi di setiap desa
serta emberi bantuan berupa telur, susu, kacang-kacangan, pemberian biskuit balita, dan bumil. Saran ke
puskesmas yaitu lebih sering mengadakan sosialisasi terkait program KIA.

Kata Kunci: Evaluasi Kebijakan, KIA, Puskesmas

Abstract

Health is a state of physical, mental and social well-being that enables every person to live a socially
and economically productive life. MCH incidents can occur starting from when the fetus is still in the womb
and only become visible when the child is two years old (Ministry of Health, 2016). Based on initial
observations made by researchers, they found that the problem with MCH at the Lengko Ajang Community
Health Center, Congkar District was that the cause was because mothers did not have access to healthy and
nutritious food, causing children to also lack nutrition. Apart from that, low intake of vitamins and minerals
consumed by the mother can also influence the condition of fetal malnutrition. The theory used is evaluation
theory according to Wiliam N. Dunn, namely using two indicators including policy and evaluation context and
using a descriptive qualitative method of results. The researcher provides analytical conclusions related to the
content of the policy, it can be said that in Congkar District it has not been optimally successful due to several
factors, namely consuming too much instant food and lack of parental education, which has an impact on
children. Regarding the context of the evaluation at the Lengko Ajang Community Health Center in the process
of evaluating the KIA program policy, it can be said that there were no obstacles in establishing nutrition posts
in each village and providing assistance in the form of eggs, milk, nuts, giving toddler biscuits and pregnant
women. The suggestion to the community health center is to hold more frequent outreach related to the KIA
program..

Keywords: Policy Evaluation, KIA, Community Health Center

561
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

A. LATAR BELAKANG 4. Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada


Menurut Undang-Undang Nomor 36 individu atau keluarga sesuai dengan
Tahun 2009 tentang Kesehatan, sehat adalah kebutuhan.
keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, 5. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang jam sampai dengan hari ke tiga pasca
untuk hidup produktif secara sosial dan persalinan (KF1).
ekonomis. Menurut World Health Organization 6. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari
(WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat ke 4-28 pasca persalinan (KF2).
luas, yaitu keadaan yang sempurna baik fisik, 7. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari
mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari ke 29-42 pasca persalinan (KF3).
penyakit atau kelemahan atau cacat. Salah satu 8. Melakukan pendataan sasaran pada individu
bentuk pelayanan kesehatan yang sampai saat ini (WUS atau PUS atau keluarga berencana atau
masih memerlukan perhatian pemerintah yaitu ibu hamil atau ibu nifas atau ibu menyusui
pelayanan di bidang kesehatan terutama atau bayi dan balita) di wilayah kerja
pelayanan terhadap ibu dan anak. Puskesmas melalui kunjungan rumah.
Program kesehatan ibu dan anak yang 9. Melakukan tabulasi sasaran pada individu
sering disebut sebagai program KIA, adalah (WUS atau PUS atau keluarga berencana atau
suatu program untuk mengupayakan sebuah ibu hamil atau ibu nifas atau ibu menyusui
layanan kesehatan yang ditujukan untuk ibu dan atau bayi dan balita).
anak, khususnya dalam menjaga dan memelihara Di Indonesia sendiri hampir 300 ribu
kesehatan ibu hamil, bersalin dan menyusui serta perempuan meninggal selama dan setelah
kesehatan bayi dan anak prasekolah. Yang kemahilan serta persalinan pada tahun 2017.
termasuk pelayanan KIA-KB ini misalnya Demikian pula, sekitar 5 juta anak balita
pemeriksaan kehamilan (ANC), nifas, meninggal setiap tahun. Penyediaan pemeriksaan
pengobatan bayi dan balita, imunisasi, DDTK, antenatal berkualitas tinggi dan teratur selama
kesehatan reproduksi remaja termasuk calon kehamilan kemungkinan akan menentukan status
pengantin, pelayanan KB pil, kondom, suntik, kesehatan ibu hamil dan anak-anak. Pemerintah
IUD, dan implan. KIA sangat bermanfaat untuk berkomitmen untuk memprioritaskan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, karena ketersediaan layanan esensial bagi ibu dan anak.
berisi informasi kesehatan, pemantauan Terdapat lima provinsi di Indonesia yang
pertumbuhan dan perkembangan meliputi menyumbang hampir 50 persen dari total angka
imunisasi, gizi seimbang, dan vitamin A. kematian ibu dan bayi, karena provinsi ini
Program KIA telah dirumuskan dalam memiliki jumlah penduduk yang besar (Menurut
Peraturan Menteri yang mulai berlaku pada Direktur Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
tanggal 27 Juli 2021. Permenkes 21 tahun 2021 Kemenkes, dr Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H,
tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum MARS, dalam acara seminar Hospital Expo di
Hamil, Masa Hamil, dan Masa Sesudah JCC, pada Rabu, 19 Oktober 2011. Untuk angka
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan kematian bayi, provinsi yang paling banyak
Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual. menyumbang diantaranya Jawa Barat, Jawa
Terdapat beberapa tugas pokok dan fungsi dari Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan
program kebijakan ibu hamil, diantaranya: Banten. Sedangkan untuk penyumbang angka
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil kematian ibu yang paling banyak yaitu Jawa
fisiologis. Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera
2. Memberikan vitamin atau suplemen pada Utara, dan NTT.
klien atau asuhan kebidanan kasus fisiologis. Berdasarkan permasalahan di atas
3. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas program KIA muncul sebagai solusi dari
ibu hamil. permasalahan yang mana masih rendahnya upaya
pemerintah dalam memberikan pelayanan

562
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

kesehatan terhadap masyarakat serta tingginya menjabarkan kegiatan dan membuat urutan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian prioritas utama yang ingin dicapai organisasi.
Bayi (AKB) di Indonesia khususnya di Provinsi Menurut Riant Nugroho (2003:51)
Nusa Tenggara Timur sendiri. Angka Kematian kebijakan publik adalah jalan mencapai
Ibu dan Angka Kematian Bayi Kabupaten tujuan yang bersama yang dicita-citakan, jadi
Manggarai Timur Tahun 2020 jumlah kematian jika cita-cita bangsa Indonesia adalah
ibu di NTT sebanyak 149 kasus dan angka mencapai masyarakat Indonesia yang adil
kematian bayi baru lahir mencapai 744 kasus, dan makmur berdasarkan Pancasila
sedangkan angka stunting mencapai 24,2%. (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
Kecamatan Congkar adalah salah satu demokrasi, dan keadilan) dan UUD (Negara
kecamatan yang ada di Kabupaten Manggarai Kesatuan Republik Indonesia) yang
Timur, Nusa Tenggara Timur, Indonesia yang berdasarkan hukum dan tidak semata-mata
dimana berdasarkan observasi awal yang di kekuasaan. Maka kebijakan publik adalah
lakukan oleh peneliti di puskesmas Lengko seluruh prasarana dan sarana untuk mencapai
Ajang mendapatkan informasi bahwa kurang-nya tujuan tersebut.
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Berdasarkan beberapa definisi di atas
pemeriksaan dini kehamilan. Sehingga, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan
dampaknya tidak terdeteksi adanya komplikasi pemerintah adalah serangkaian tindakan yang
pada ibu hamil. Keterlambatan ibu hamil dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh
mendapatkan tablet tambah darah. pemerintah yang mempunyai tujuan atau
Berdasarkan dari fenomena diatas maka berorientasi pada tujuan tertentu untuk
peneliti berkeinginan untuk meneliti lebihlanjut kepentingan seluruh masyarakat. Kebijakan
mengenai masalah di atas dengan mengambil pemerintah merupakan pengalokasian nilai-
judul “Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat
Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil yang keberadaannya mengikat. Sehingga
Puskesmas Lengko Ajang, Kecamatan Congkar, cukup pemerintah yang dapat melakukan
Kabupaten Manggarai Timur”. sesuatu dengan sah untuk masyarakat dan
bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh
B. LANDASAN TEORITIS pemerintah tersebut merupakan
1. Pengertian Kebijakan Publik pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.
Menurut Dwiyanto Indiahono
(2009:18) kebijakan publik dalam kerangka 2. Tahapan Kebijakan Publik
substantif adalah segala aktivitas yang Menurut William N. Dunn (2000: 24),
dilakukan oleh pemerintah untuk dalam tahapan kebijakan publik sebagai
memecahkan masalah publik yang berikut:
dihadapinya. Dengan membawa kebijakan a) Penyusunan Agenda
publik ke ranah upaya pemecahan masalah Agenda setting adalah sebuah fase
publik maka warna administrasi publikakan dan proses yang sangat strategis dalam
terasa lebih kental. realitas kebijakan publik. Dalam proses
Pengertian di atas menekankan bahwa inilah memiliki ruangan status sebagai
kebijakan publik merupakan upaya yang masalah publik dan mendapatkan
ditempuh pemerintah dalam menyelesaikan prioritas dalam agenda publik. Maka isu
permasalahan publik, melalui perencanaan tersebut berhak mendapatkan alokasi
manajemen yang baik, maka perusahaan sumber daya publik yang lebih daripada
dapat melihat keadaan ke depan, isu lain.
memperhitungkan kemungkinan- b) Formulasi Kebijakan
kemungkinan yang akan terjadi, serta Masalah yang sudah masuk dalam
agenda kebijakan kemudian dibahas oleh

563
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

para pembuat kebijakan. Masalah- diterapkan dengan sukses (Schnider dan


masalah tadi didefinisikan untuk Ingram, 2017).
kemudian dicari pemecahan masalah Van Meter dan Van Horn (Agustino,
yang terbaik. Pemecahan masalah 2008) mendefenisikan implementasi
tersebut berasal dari berbagai alternatif kebijakan ialah suatu tindakan yang akan
atau pilihan kebijakan yang ada. Sama dilakukan baik oleh individu maupun dalam
halnya dengan perjuangan suatu masalah kelompok dan pejabat-pejabat pemerintah
untuk masuk dalam agenda kebijakan. dan swasta yang ditujukan demi tercapainya
Dalam tahap perumusan kebijakan tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh
masing-masing alternatif bersaing untuk sebuah keputusan kebijaksanaan. Mereka
dapat dipilih sebagai kebijakanyang menekankan bahwa tahapan implementasi
diambil untuk memecahkan masalah. baru terjadi selama proses legitimasi dilalui
c) Adopsi atau Legitimasi Kebijakan dan pengalokasian sumber daya, dana yang
Tujuan legitimasi adalah untuk telah disepakati tidak pada saat dimulai pada
memberikan otorisasi pada proses dasar saat tujuan dan sasaran kebijakan publik
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi ditetapkan, tetapi tahap implementasi.
dalam suatu masyarakat diatur oleh Kebijakan mengisyaratkan keinginan
kedaulatan rakyat, warga negara akan untuk berbuatsesuai struktur implementasi.
mengikuti arahan pemerintah, namun Suatu desain kebijakan yang berbeda dapat
warga negara harus percaya bahwa memengaruhi implementasi dalam skala
tindakan pemerintah yang sah lebih luas. Implementasi kebijakan juga erat
mendukung. Dukungan untuk rezim kaitannya dengan wujud pelaksanaan dalam
cenderung berdifusi-cadangan dari sikap mempertanyakan kebijakan yang
baik dan niat baik terhadap tindakan dilaksanakan dalam mewujudkan
pemerintah yang membantu anggota adanyasebuah pembuatan prosedur
mentolerir pemerintahan disonansi. implementasi kebijakan yang sesuai dengan
Legitimasi dapat dikelola melalui alokasi sumber daya untuk dapat
manipulasi simbol-simbol tertentu. dikembalikan pengimplementasiannya sesuai
Dimana melalui proses ini orang belajar dengan evaluasi implementasi yang
untuk mendukung pemerintah. diterapkan (Nugroho, 2016).

3. Implementasi Kebijakan 4. Evaluasi Kebijakan


Kamus Besar Bahasa Indonesia Evaluasi kebijakan adalah kegiatan
mengemukakan bahwa implementasi berarti untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan.
pelaksanaan atau penerapan. Kata Evaluasi dapat dilakukan jika suatu kebijakan
implementasi biasanya dikaitkan dengan sudah berjalan dalam waktu yang cukup
suatu kegiatan yang dilakukan agar dapat lama, sebab evaluasi yang dilakukan terlalu
mencapai tujuan tertentu. Implementasi juga dini maka outcomedan dampak dari suatu
sering disebut sebagai suatu proses rangkaian kebijakan belum tampak. Semakin strategis
suatu kegiatan akan ditindak lanjuti setelah suatu kebijakan,maka diperlukan tenggang
sebuah rencana dan kebijaksanaan ditetapkan waktu yang lebih panjang untuk melakukan
yang terdiri atas pengambilan keputusan. evaluasi. Sebaliknya, semakin teknis sifat
Sebuah kebijakan berbeda dengan apa yang dari suatu kebijakan atau program, maka
telah direncanakan. Hal itu disebabkan evaluasi dapat dilakukan dalam kurun waktu
distorsi implementasi kebijakan yang yang relatif lebih cepat semenjak
merupakan isu penting bagi para diterapkannya kebijakan yang bersangkutan
impelementor untuk mengatasinya dengan (Subarsono, 2005).
harapan agar suatu desain kebijakan dapat

564
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

5. Fungsi-Fungsi Evaluasi Kebijakan Publik menunjukan pada tingkat sejauh mana


Menurut Samudra dan kawan-kawan organisasi, program atau kegiatan
dalam Nugroho (2009:186-187), evaluasi melaksanakan fungsi-fungsinya secara
kebijakan publik memiliki empat fungsi, optimal.
yaitu: b) Efisiensi
a) Eksplanasi Efisiensi berkenaan dengan
Melalui evaluasi dapat dipotret jumlah usaha yang diperlukan untuk
realitas pelaksanaan program dan dapat menghasilkan tingkat efektivitas tertentu.
dibuat suatu generalisasi tentang pola- Efisiensi yang merupakan sinonim dari
pola hubungan antar keberhasilan atau rasionalitas ekonomi, yaitu hubungan
kegagalan program. antara efektivitas dan usaha, yang
b) Kepatuhan terakhir umumnya diukur dari ongkos
Melalui evaluasi dapat diketahui moneter. Efisiensi biasanya ditentukan
apakah tindakan yang dilakukan oleh para melalui perhitungan biaya per unit produk
pelaku, baik birokrasi maupun pelaku atau layanan. Kebijakan yang mencapai
lainya sesuai dengan standar dan prosedur efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil
yang ditetapkan oleh kebijakan. dinamakan efisien.
c) Audit c) Kecukupan
Melalui evaluasi dapat diketahui, Kecukupan dalam kebijakan
apakah output benar-benar sampai ke publik dapat dikatakan tujuan yang telah
tangan kelompok sasaran kebijakan, atau dicapai sudah dirasakan mencukupi
justru ada kebocoran atau penyimpangan. dalam berbagai hal. Kecukupan
d) Akunting (adequacy) berkenaan dengan seberapa
Dengan evaluasi dapat diketahui jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan
apa akibat sosial ekonomi dari kebijakan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang
tersebut. menumbuhkan adanya masalah.
Kecukupan masih berhubungan dengan
6. Model Evaluasi Kebijakan efektivitas dengan mengukur atau
Untuk mengukur keberhasilan memprediksi seberapa jauh alternatif
kebijakan atau program menurut Dunn yang ada dapat memuaskan kebutuhan,
(2003) diperlukan adanya kriteria sebagai nilai atau kesempatan dalam
berikut: menyelesaikan masalah yang terjadi.
a) Efektivitas d) Perataan
Ditinjau dari segi pengertian Perataan dalam kebijakan publik
efektivitas usaha tersebut, maka dapat dapat dikatakan mempunyai arti dengan
diartikan bahwa efektivitas adalah sejauh keadilan yang diberikan dan diperoleh
mana dapat mencapai tujuan pada waktu sasaran kebijakan publik. Kriteria
yang tepat dalam pelaksanaan tugas kesamaan (equity) erat berhubungan
pokok, kualitas produk yang dihasilkan dengan rasionalitas legal dan sosial dan
dan perkembangan. Efektivitas menunjuk pada distribusi akibat dan
merupakan daya pesan untuk usaha antara kelompok-kelompok yang
mempengaruhi atau tingkat kemampuan berbeda dalam masyarakat. Kebijakan
pesan-pesan untuk mempengaruhi. yang berorientasi pada perataan adalah
Sehubungan dengan hal-hal yang kebijakan yang akibatnya atau usaha
dikemukakan di atas, maka ukuran secara adil didistribusikan. Suatu
efektivitas merupakan suatu standar akan program tertentu mungkin dapat efektif,
terpenuhinya mengenai sasaran dan efisien, dan mencukupi apabila biaya-
tujuan yang akan dicapai. Selain itu, manfaat merata.

565
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

e) Responsivitas peningkatan derajat kesehatan yang optimal,


Responsivitas dalam kebijakan bagi ibu dan keluarganya untuk menuju
publik dapat diartikan sebagai respon dari Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
suatu aktivitas. Yang berarti tanggapan (NKKBS) serta meningkatnya derajat
sasaran kebijakan publik atas penerapan kesehatan anak untuk menjamin proses
suatu kebijakan. Responsivitas berkenaan tumbuh kembang optimal yang merupakan
dengan seberapa jauh kebijakan dapat landasan bagi peningkatan kualitas manusia
memuaskan kebutuhan, preferensi, atau seutuhnya (Wijono, 2012).
nilai kelompok-kelompok masyarakat
tertentu. Oleh karena itu, kriteria 8. Prinsip Pengelolaan Program KIA
responsivitas cerminan nyata kebutuhan, Prinsip pengelolaan program KIA
preferensi, dan nilai dari kelompok adalah memantapkan dan peningkatan
tertentu terhadap kriteria efektivitas, jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara
efisiensi, kecukupan, dan kesamaan. efektif dan efisien. Pelayanan KIA
f) Ketepatan diutamakan pada kegiatan pokok:
Ketepatan merujuk pada nilai atau a) Peningkatan pelayanan antenatal di
harga dari tujuan program dan pada semua fasilitas pelayanan dengan mutu
kuatnya asumsi yang melandasi tujuan- yang baik serta jangkauan yang setinggi-
tujuan tersebut. Kriteria yang dipakai tingginya.
untuk menyeleksi sejumlah alternatif b) Peningkatan pertolongan persalinan yang
untuk dijadikan rekomendasi dengan lebih ditujukan kepada peningkatan
menilai apakah hasil dari alternatif yang pertolongan oleh tenaga professional
direkomendasikan tersebut merupakan secara berangsur.
pilihan tujuan yang layak. Kriteria c) Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu
kelayakan dihubungkan dengan hamil, baik oleh tenaga kesehatan
rasionalitas substantif, karena kriteria ini maupun di masyarakat oleh kader dan
menyangkut substansi tujuan bukan cara dukun bayi serta penanganan dan
atau instrumen untuk merealisasikan pengamatannya secara terus menerus.
tujuan tersebut. d) Peningkatan pelayanan neonatal (bayi
berumur kurang dari 1 bulan) dengan
7. Kesehatan Ibu Hamil mutu yang baik dan jangkauan yang
Status gizi ibu sejak sebelum hamil setinggi tingginya.
hingga hamil akan mempengaruhi
pertumbuhan janin dalam kandungan C. METODE
sehingga berpengaruh pada kualitas bayi 1. Jenis Penelitian
yang dilahirkan. Ibu yang memiliki gizi yang Jenis yang digunakan dalam
normal akan meningkatkan peluang untuk penelitian ini adalah kualitatif. Menurut para
melahirkan bayi yang sehat dan memiliki ahli Sugiyono (2003:19) melalui metode ini
berat badan lahir yang normal (Dewantoro akan diperoleh data dan informasi tentang
dan Muniroh, 2017). Resiko yang gambaran suatu fenomena, fakta, sifat, serta
ditimbulkan dari ibu hamil anemia adalah hubungan fenomena tertentu secara
bayi yang dilahirkan juga akan mengalami komprehensif dan integral.dalam (Hutami,
anemia defisiensi Fe yang jika dibiarkan akan 2017).
berakibat pada pertumbuhan dan Menurut Husaini dan Purnomo,
perkembangan menjadi terhambat (2009:130) pendekatan diskriptif kualitatif
(Kemenkes RI, 2015). merupakan metode deskriptif dengan
Tujuan program KIA adalah pendekatan kualitatif diartikan dengan kata-
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui kata menurut responden, apa adanya sesuai

566
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian D. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS


dianalisis pula dengan kata-kata yang 1. Evaluasi Kebijakan Program KIA Studi
melatarbelakangi. Oleh karena itupenulis Kasus Pada Ibu Hamil di Puskesmas
berusaha menggambarkan kondisi, situasi Lengko Ajang
yang timbul pada objek sehingga dapat Dalam penelitian ini, peneliti
diperoleh sebuah kesimpulan jelas mengenai menggunakan teori model evaluasi kebijakan
penelitian yang dimaksud yaitu evaluasi menurut Wiliam N Dunn.Teori tersebut
program kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak digunakan untuk mengukur sejauh mana
(KIA) Puskesmas Lengko Ajang, Kecamatan tingkat dari keberhasilan efektivitas program
Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, melalui enam indikator, diantaranya yaitu:
Provinsi Nusa Tenggara Timur. a) Efektivitas
Efektivitas merupakan daya pesan
2. Fokus Penelitian untuk mempengaruhi atau tingkat
Menurut Moleong (2014) fokus kemampuan pesan-pesan untuk
penelitian merupakan inti yang didapatkan mempengaruhi. Sehubungan dengan hal-
dari pengalaman peneliti atau melalui hal yang dikemukakan di atas, maka
pengetahuan yang diperoleh dari studi ukuran efektivitas merupakan suatu
kepustakaan ilmiah. Yang menjadi fokus standar akan terpenuhinya mengenai
kajian penelitian yaitu permasalahan sasaran dan tujuan yang akan dicapai.
mengenai apa saja yang terjadi pada proses Selain itu, menunjukan pada tingkat
evaluasi kebijakan program Kesehatan Ibu sejauhmana organisasi, program atau
dan Anak (KIA) studi kasus pada ibu hamil di kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya
Puskesmas Lengko Ajang. secara optimal.
Kemudian yang menjadi fokus Berdasarkan analisis dapat
penelitian kedua adalah penelitian berfokus disimpulkan menggunakan teori Wiliam
pada manfaat apa yang diterima oleh pelaku N Dunn di Puskesmas Lengko Ajang
KIA melalui program Desa Golo Wangkung. Kecamatan Congkar dapat dikatakan
Lalu meneliti apa saja faktor-faktor belum berhasil secara optimal. Hal ini
pendukung dan penghambat pada evaluasi dikarenakan masih terdapat banyak
kebijakan program Kesehatan Ibu dan Anak kendala antara lain akses transportasi atau
(KIA) studi kasus pada ibu hamil di jalan yang tidak baik, ada beberapa
Puskesmas Lengko Ajang. wilayah kerja yang jaringan atau sinyal
Fokus penelitian ini adalah sesuai belum stabil. Tetapi tenaga kesehatan dari
dengan rumusan masalah, dimana rumusan pihak puskesmas yang terlibat dalam
masalah penelitian dijadikan sebagai acuan pelaksanaannya, seperti bidan, farmasi,
dalam menentukan fokus penelitian dan staff aboratorium, serta pihak puskesmas
dengan menggunakan teori menurut Wiliam setiap bulan aktif dalam memberikan
N Dunn untuk mengukur keberhasilannya sosialisasi.
melalui tingkat kesehatan ibu dan anak. b) Efisiensi
Efisiensi berkenaan dengan
3. Lokasi Penelitian jumlah usaha yang diperlukan untuk
Lokasi pada penelitian ini adalah menghasilkan tingkat efektivitas tertentu.
salah satu desa yang terletak di Provinsi Nusa Efisiensi yang merupakan sinonim dari
Tenggara Timur di Puskesmas Lengko rasionalitas ekonomi, adalah merupakan
Ajang, Kecamatan Congkar, Kabupaten hubungan antara efektivitas dan usaha,
Manggarai Timur. yang terakhir umumnya diukur dari
ongkos moneter. Efisiensi biasanya
ditentukan melalui perhitungan biaya per

567
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

unit produk atau layanan. Kebijakan yang e) Responsivitas


mencapai efektivitas tertinggi dengan Keberhasilan kebijakan dapat
biaya terkecil dinamakan efisien. dilihat melalui kriteria responsivitas,
Berdasarkan analisis dengan yang dianggap sangat penting karena
menggunakan teori Wiliam N Dunn yaitu analisis ini dapat memuaskan semua
variable efisiensi, dapat disimpulkan kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi,
bahwa program ini sudah efisien karena kecukupan, kesamaan). Keberhasilan
program KIA atay ibu hamil sudah kebijakan akan masih gagal jika belum
ditangani dengan baik. Dan untuk menanggapi kebutuhan aktual dari
sosialisasi menggunakan social media kelompok yang semestinya diuntungkan
sudah dilakukan oleh pihak Puskesmas dari adanya kebijakan. Oleh karena itu,
Lengko. kriteria responsivitas cerminan nyata
c) Kecukupan kebutuhan, preferensi, dan nilai dari
Kecukupan masih berhubungan kelompok tertentu terhadap kriteria
dengan efektivitas dengan mengukur atau efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan
memprediksi seberapa jauh alternatif kesamaan.
yang ada dapat memuaskan kebutuhan, Berdasarkan analisis
nilai atau kesempatan dalam menggunakan teori Wiliam N Dunn yaitu
menyelesaikan masalah yang terjadi. variable responsivitas selalu menerima
Berdasarkan analisis dengan kritikan dan saran dari masyarakat demi
menggunakan teori Wiliam N Dunn dapat peningkatan dalam pelayanan di
disimpulkan bahwa variabel kecukupan Puskesmas Lengko Ajang yang sudah
di Puskesmas Lengko Ajang dapat efektif dan dikatakan berhasil.
dikatakan sudah optimal dikarenakan f) Ketepatan
hampir setiap desa sudah memiliki sarana Ketepatan merujuk pada nilai atau
kesehatan dan tersedianya pemberian harga dari tujuan program danpada
TTD pada remaja oleh pihak puskesmas kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-
serta menurunnya angka kematian ibu tujuan tersebut. Kriteria yang dipakai
dan anak dari tahun 2019-2021 sama untuk menyeleksi sejumlah alternatif
dengan 0%. Namun demikian fasilitas untuk dijadikan rekomendasi dengan
pendukungnya masih perlu dilengkapi menilai apakah hasil dari alternatif yang
atau ditambah. direkomendasikan tersebut merupakan
d) Perataan pilihan tujuan yang layak. Kriteria
Kebijakan yang berorientasi pada kelayakan dihubungkan dengan
perataan adalah kebijakan yang akibatnya rasionalitas substantif, karena kriteria ini
atau usaha secara adil di distribusikan. menyangkut substansi tujuan bukan cara
Suatu program tertentu mungkin dapat atau instrumen untuk merealisasikan
efektif, efisien, dan mencukupi apabila tujuan tersebut.
biaya-manfaat merata. Berdasarkan hasil Berdasarkan analisis
penelitian sudah diterima dengan cukup menggunakan teori Wiliam N Dunn yaitu
baik oleh masyarakat pihak Puskesmas variable ketepatan mengatakan bawah
Lengko Ajang sudah berusaha untuk program ini sudah efektif dan tepat
membuat strategi dan inovasi untuk sasaran. Sedangkan menurut hasil
menekan kematian ibu dan anak salah wawancara Ibu Yuliana dan Ibu Elfrida
satu program yang dilaksanakan adalah menyatakan bawah kami selaku
sosialisasi KIA ke masyarakat. penyelenggara program yaitu program
KIA memberikan makanan tambahan
seperti susu, bubur, dan vitamin. Kami

568
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

berharap program tersebut bisa masyarakat kurang tertarik mengikuti


membantu ibu hamil. program KIA terutama ibu hamil, faktor
transportasi yang masih kurang mendukung
2. Faktor Pendukung Kebijakan Program yaitu banyak jalan yang masih rusak sehingga
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menghambat proses sosialisasi program KIA,
Faktor pendukung yaituu adanya dan jaringan di lokasi masih kurang bagus
evaluasi kebijakan program Kesehatan Ibu sehingga ketika ingin menyampaikan
dan Anak (KIA) studi kasus pada ibu hamil di program lewat media sosial lama, karna
Puskesmas Lengko Ajang Kecamatan terkendala jaringan. Tetapi tenaga kesehatan
Congkar yang dianggap sangat penting. dari pihak puskesmas terlibat dalam
Karena adanya faktor pendukung tersebut pelaksanaannya seperti bidan, farmasi, staff
sebagai kebijakan program kesehatan ibu dan laboratorium, serta pihak puskesmas yang
anak dapat berjalan dengan lancar. Pihak setiap bulan aktif memberikan sosialisasi.
tenaga puskesmas juga mendukung program Sedangkan untuk indikator efisiensi
tersebut mulai dari dokter, perawat, dan dapat dikatakan sudah efisien karena program
tenaga medis lainnya. Faktor pendukung KIA atau ibu hamil sudah ditangani dengan
lainnya yaitu pihak puskesmas juga sering baik. Untuk sosialisasi menggunakan social
melakukan sosialisasi kepada masyarakat. media sudah dilakukan oleh pihak
puskesmas. Bagi indikator kecukupan yang
3. Faktor Penghambat Kebijakan Program berdasarkan analisis menggunakan teori
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Wiliam N Dunn yaitu di Puskesmas Lengko
Faktor penghmbat kebijakan program Ajang dapat dikatakan sudah optimal
KIA, diantaranya: dikarenakan bawah adanya pemberian TTD
a) Pihak masyarakat kurang tertarik ikut pada remaja oleh pihak puskesmas serta
program KIA terutama ibu hamil. untuk angka kematian ibu dan anak dari tahun
b) Faktor transportasi yang masih kurang 2019-2021 telah mencapai angka 0.
mendukung yaitu banyak jalan yang Berdasarkan analisis menggunakan
masih rusak sehingga menhambat proses teori Wiliam N. Dunn yaitu variable perataan
sosialisasi program KIA. di Puskesmas Lengko Ajang dikatakan belum
c) Jaringan di lokasi masih kurang bagus cukup diterima dengan baik karena masih
sehingga ketika ingin menyampaikan terdapat kasus kematian pada bayi.
program lewat media sosial menjadi Berdasarkan analisis menggunakan teori
lama, karena terkendala jaringan. Wiliam N. Dunn yaitu variable responsivitas
bahwa kebijakan ini selalu menerima kritikan
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI dan saran dari masyarakat demi peningkatan
1. Kesimpulan dalam pelayanan. Berdasarkan analisis
Berdasarkan hasil analisis menggunakan teori Wiliam N. Dunn yaitu
menggunakan teori Wiliam N. Dunn di variable ketepatan mengatakan bawah
Puskesmas Lengko Ajang terkait program kebijakan ini sudah tepat.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), maka dapat
dikatakan belum optimal dalam pelaksanaan 2. Rekomendasi
kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak di Berdasarkan hasil analisis yang
Puskesmas Lengko Ajang, Kecamatan dilakukan, peneliti memberikan saran kepada
Congkar, Kabupaten Manggarai Timur. Puskesmas Lengko Ajang, Kecamatan
Berdasarkan indikator efektivitas Congkar, Kabupaten Manggarai Timur
yang dianalisis menggunakan teori Wiliam N diantaranya saran dari pihak puskesmas
Dunn di Puskesmas Lengko Ajang, hasil kepada pemerintah daerah yang meliputi:
penelitian menjelaskan bahwa pihak

569
Evaluasi Program Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Studi Kasus Pada Ibu Hamil
Diniana Kesung, Sapto Pramono, Suroso
SAP – Vol. 1 No. 3. Tahun 2023

a) Diharapkan untuk memperbaiki akses Prawira, I. F. A., & Camela, M. (2018). Pengaruh
jalan di daerah Lengko Ajang yang Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas,
bertujuan memperlancar program dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham
sosialisasi Kesehatan Ibu dan Anak (Studi Pada Sektor Pertambangan di BEI
(KIA). Tahun 2012-2015). Jurnal Riset
b) Merekomendasikan pemerintah daerah Akuntansi dan Keuangan, 6(3), 511–522.
membangun tower jaringan untuk Rindi, K., Dewi, L. P. M. S. A., Sari, D. A. P., &
memperlancar sosialisasi lewat social Awitiana, P. P. (2017). Penerapan Prinsip
media. Akuntabilitas Pada Bumdes Teja
c) Faktor transportasi yang masih kurang Kusuma. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan
mendukung yaitu banyak jalan yang Humanika, 7(1), 23–44.
masih rusak sehingga menghambat Sari, K. D. A., & Winarno, W. A. (2012).
proses sosialisasi program KIA. Implementasi E-Government System
d) Jaringan di lokasi masih kurang bagus Dalam Upaya Peningkatan Clean And
sehingga ketika ingin menyampaikan Good Governance di Indonesia. Jurnal
program lewat media sosial lama, karena Ekonomi Akuntansi dan Manajemen,
terkendala jaringan. 11(1), 86 – 99.
Sugiyono, L. P., & Subandriani, D. N. (2014).
REFERENSI Gambaran Pengetahuan, Sikap, Praktik,
Hutami, A. S. S. (2017). Analisis Pengelolaan Serta Identifikasi Bakteri Escherichia coli
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa dan Staphylococus Aureus Pada
Abbatireng Kecamatan Gilireng, Penjamah dan Makanan di PT PSA
Kabupaten Wajo. Government: Jurnal (Pelita Sejahtera Abadi). Jurnal Riset
Ilmu Pemerintahan, 1(2), 10–19. Gizi, 2(2), 56–66.
Hadi, K. (2018). Pengembangan Model Problem Whoqol. (1995). Penilaian Kualitas Hidup
Based Learning Berbasis Kearifan Lokal Organisasi Kesehatan Dunia: Kertas
Pada Materi Keanekaragaman Hayati Posisi dari Organisasi Kesehatan Dunia.
Kelas X di Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Ilmu Sosial dan Kedokteran,
Bionatural: Jurnal Ilmiah Pendidikan 41(10), 1403–1409.
Biologi, 4(2), 65–88.

570

Anda mungkin juga menyukai