PENDAHULUAN
semua pihak, baik pihak pemerintah maupun non pemerintah. Pertumbuhan penduduk
yang tidak terkendali menjadi salah satu kendala dalam pembangunan di beberapa
sektor. Jika tidak ditangani, maka berakibat meningkatnya kemiskinan serta kesehatan
masyarakat juga akan menurun, sehingga daya saing dari bangsa semakin rendah. Dari
merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian di dalam masyarakat. Keluarga terdiri
secara nasional oleh Menteri Dalam Negeri Menurut Peraturan Presiden Nomor 99
kesehatan.
PKK adalah sebuah organisasi kemasyarakatan Kota yang ada dipembataan dan
dalam kegiatan pertumbuhan Kota. PKK sebagai gerakan yang tumbuh dari bawah
1
dalam masyarakat. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 tahun
penurunan angka kematian. kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) ini termasuk
tingkat kemiskinan dan kelaparan (indikator : menurunkan prefalensi anak balita yang
Serta kurang gizi), menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu
(Posyandu),
(5) Melaksanakan pencatatan ibu hamil, melahirkan, nifas, ibu meninggal, kelahiran dan
2
(6) tanam dan pelihara pohon dalam rangka mewujudkan kelestarian lingkungan,
(7) Mewujudkan keluarga kecil, bahagia salah satunya kegiatan posyandu balita yang
berencana.
Pelayanan posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara
Pertumbuhan balita adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
Tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak. Upaya kesehatan anak adalah setiap
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
gizi seimbang pada balita di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sederhana belum
berjalan dengan baik karena kurangnya pengetahuan dan ekonomi orang tua.
Berdasarkan deskripsi latar belakang diatas, maka saya tertarik untuk melakukan
pembataan”.
untuk pengambilan keputusan dari aspek program, evaluasi dapat dikatakan suatu
suatu organisasi (Gay dalam Sukardi, 2014:8). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi
3
dengan jenis Evaluasi sumatif (Summative Evaluation) adalah suatu evaluasi yang
memberikan pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu tertentu dan
evaluasi ini menilai sesudah program tersebut berjalan. Evaluasi summative, adalah
evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan dari suatu program yang
telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa
kurun waktu setelah program, guna menilai keberhasilan program. Dari adanya
menurut Dinar Aditya, Hartuti Purnawen ‘Implementasi program perbaikan gizi balita di
perbaikan gizi balita melalui kegiatan pembagian PMT dan vitamin A, Pemantauan berat
badan balita, kegiatan posyandu dan sosialisasi tentang gizi balita sudah tepat sasaran.
Ketepatan pelaksanaan dalam program perbaikan gizi balita dari desa mranak dan desa
Program Gerakan Tuntas Gizi Buruk (Restu Ibu) Di Kabaupaten Ngawi (Studi Tentang
gizi buruk terdapat tahapan perawatan balita gizi buruk dan balita sangat kurus serta
adanya bantuan untuk peningkatan status gizi balita yang menggunakan dana alokasi
4
penanganan balita gizi kurang dan pengembangan hubungan keluarga dengan
Hasil Penelitian Oleh Naopa Nisa Mutiya, Nurmalasyiah, Suwandi “Peran (PKK)
Penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Peran (PKK) Dalam Upaya Penerapan Gizi
baik; (2) Faktor yang menghambat Peran (PKK) Dalam Upaya Penerapan Gizi
pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang dan Ekonomi. Kata Kunci :
Melalui Gerakan (PKK) Dalam Menangani Kesehatan Anak Ibu Hamil dan Lansia
Sesuai isi 10 Program Pokok PKK”. bagaimana peran dan efektifitas PKK dalam
penghambat dalam Menangani Kesehatan anak, ibu dan lansia Penelitian ini
PKK Dalam Meningkatkan Kesehatan Anak, Ibu dan Lansia. PKK berperan penting
tentang posyandu.
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah upaya (PKK) dalam penerapan gizi seimbang pada balita di Pos
Untuk mengetahui dan menganalisis Program PKK dalam upaya penerapan gizi
Manfaat Teoritis
menekankan sifat individual sebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku sesuai
dengan posisi yang ditempatinya di lingkungan kerja dan masyarakat. Teori peran
pada peran yang mereka mainkan. Setiap peran sosial adalah seperangkat hak,
memenuhi perannya.
dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan, dan
atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki
6
daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Indikator dalam teori ini adalah
4. (2) Denny Septian, Rosmalia Helmy “Pengetahuan dan sikap keluarga dengan
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)”. Tetapi tidak di dukung Hasil Penelitian (1) Didi
Manfaat praktis
Tabalong
pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) untuk lebih aktif lagi dalam
Kabupaten Tabalong.
7
3. Bagi kader Posyandu balita agar lebih meningkatkan pelayanan untuk program
Tabalong.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti sebagai pedoman atau
hasil (a) Penyelenggaraan perbaikan gizi balita melalui kegiatan pembagian PMT
dan vitamin A, Pemantauan berat badan balita, kegiatan posyandu dan sosialisasi
tentang gizi balita sudah tepat sasaran. (b) Ketepatan pelaksanaan dalam program
perbaikan gizi balita dari Desa Mranak dan Desa Getas sudah sesuai dan tepat. (c)
Ketepatan target belum tercapai di lihat dari masih adanya balita gizi buruk di Desa
Getas. (d) ketepatan lingkungan di sini belum berjalan baik di lihat dari pihak swasta
yang belum bergabung dengan pemerintah. (e) Ketepatan Proses, hasilnya sudah
tepat.
8
dapatkan hasil pelaksanaan gerakan tuntas gizi buruk terdapat tahapan perawatan
balita gizi buruk dan balita sangat kurus serta adanya bantuan untuk peningkatan
status gizi balita yang menggunakan dana alokasi umum (DAU) Kabupaten 2013.
Selain itu dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan
melalui pelatihan dan pendampingan serta menjaga relasi dengan sistem sumber
Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam upaya penerapan gizi seimbang pada balita di
9
bahwa (1) Peran Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dalam Upaya
Tabalong sudah berjalan dengan baik; (2) Faktor yang menghambat Peran
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang dan Ekonomi. Kata Kunci :
Melalui Gerakan (PKK) Dalam Menangani Kesehatan Anak Ibu Hamil dan
Lansia Sesuai isi 10 Program Pokok PKK”. bagaimana peran dan efektifitas PKK
dalam menangani kesehatan anak dan ibu. mengetahui faktor pendukung dan
penghambat dalam Menangani Kesehatan anak, ibu dan lansia Penelitian ini
PKK Dalam Meningkatkan Kesehatan Anak, Ibu dan Lansia. PKK berperan penting
tentang posyandu.
A. Pengertian Evaluasi
Pengertian evaluasi Secara umum evaluasi adalah suatu proses menilai, mengukur,
mengoreksi dan perbaikan pada suatu kegiatan yang diselenggarakan dengan
membandingkan proses rencana dengan hasil yang dicapai. Apa itu evaluasi juga dapat
dimaknai sebagai suatu kegiatan mengumpulkan informasi mengenai kinerja sesuatu
(metode, manusia, peralatan), dimana informasi tersebut akan dipakai untuk
menentukan alternatif terbaik dalam membuat keputusan. Tujuan evaluasi ini biasanya
adalah untuk mengumpulkan data dan membandingkannya dengan standar tujuan yang
ingin dicapai, sehingga bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jadi apa
10
itu evaluasi sederhananya merupakan proses yang dapat membantu seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Anne Anastasi. Menurut Anne Anastasi (1978), arti evaluasi adalah proses sistematis
untuk menentukan sejauh mana tujuan instruksional dicapai oleh seseorang. Evaluasi
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah
berdasarkan tujuan yang jelas.
Sajekti Rusi. Menurut Sajekti Rusi (1988), pengertian evaluasi adalah proses menilai
sesuatu, yang mencakup deskripsi tingkah laku siswa baik secara kuantitatif
(pengukuran) maupun kualitatif (penilaian).
William A. Mehrens dan Irlin J. Lehmann. Menurut William A.Mehrens dan Irlin J.
Lehmann (1978), pengertian evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan.
A.D Rooijakkers. Menurut A.D Rooijakkers, pengertian evaluasi adalah suatu usaha
atau proses dalam menentukan nilai-nilai. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga
diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran
untuk keperluan pengambilan keputusan.
Abdul Basir. Menurut Abdul Basir (1996), arti evaluasi adalah proses pengumpulan data
yang deskriptif, informatif, prediktif, dilaksanakan secara sistematik dan bertahap untuk
menentukan kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
Evaluasi merupakan salah satu tingkatan di dalam proses kebijakan publik, evaluasi
adalah suatu cara untuk menilai apakah suatu kebijakan atau program itu berjalan
dengan baik atau tidak. Evaluasi mempunyai defenisi yang beragam, William N.
Dunn, memberikan arti pada istilah evaluasi bahwa: ’Secara umum istilah evaluasi
kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi
berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan’.
(Dunn, 2003:608).
dimana pada kenyataan-nya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran
kebijakan. Bagian akhir dari suatu proses kebijakan adalah evaluasi kebijakan.
11
Menurut Lester dan stewart yang dikutip oleh Leo Agustino dalam bukunya yang
diinginkan (Dalam Leo, 2006:186). Jadi, evaluasi dilakukan karena tidak semua
A. Evaluasi Semu
untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil
kebijakan tanpa berusaha menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil
tersebut kepada target kebijakan. Evaluasi semu berasumsi bahwa ukuran tentang
manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang terbukti sendiri atau tidak kontroversial.
B. Evaluasi Formal
untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil
kebijakan, namun mengevaluasi hasil tersebut atas tujuan program kebijakan yang
telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan. Evaluasi formal berasumsi
bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai adalah tujuan dan target yang diumumkan
secara formal.
12
Evaluasi keputusan teoritis adalah kegiatan evaluasi yang menggunakan metode-
mengenai hasil kebijakan, yang dinilai secara eksplisit oleh para pelaku kebijakan.
Evaluasi jenis ini bertujuan untuk menghubungkan antara hasil kebijakan dengan
nilai-nilai dari para pelaku kebijakan tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat
bersifat formal karena evaluasi ini di dasarkan pada tujuan program Kampung
D. Evaluasi
asesmen. Data yang dikumpulkan tersebut dapat digunakan untuk proses pengambilan
keputusan dengan data yang telah diperoleh melalui pengukuran baik menggunakan
instrumen tes maupun non tes. Secara harfiah evaluasi berasal dari kata evaluation
dalam Bahasa inggris. Kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan Istilah Bahasa
Indonesia ‘evaluasi’.
berharga tentang sesuatu; dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari
prosedur, serta alternative strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah di
tentukan.
Istilah evaluasi terkadang digunakan untuk merujuk secara khusus pada bagian
keputusan. Evaluasi sering diatur dalam konteks siklus pemantauan, evaluasi, dan
13
pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan dalam
sejauh mana kegiatan itu tercapai. Sebagai mana yang di kutip dari kamus Oxford
Advanced learner’s Dictionary of Current yaitu : Evaluation is to find out, decide the
amount or value yang di artikan kedalam Bahasa Indonesia; evaluasi ada suatu upaya
untuk menentukan jumlah atau nilai. Menurut Supriyanto (1988) tujuan evaluasi adalah :
dengan ini perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain memeriksa
kembali kesesuaian dari program dalam hal perubahan-perubahan kecil yang terus-
sebab dan faktor di dalam maupun di luar yang mempengaruhi pelaksanaan suatu
program.
program yang akan datang. Hasil evaluasi akan memberikan pengalaman mengenai
hambatan dari pelaksanaan program yang lalu dan selanjutnya dapat dipergunakan
3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya manajemen
E. Program
Menurut Suharsimi Arikanto dan Cepi Safruddin (2004:2) terdapat dua pengertian istilah
secara umum dan khusus. Menurut pengertian program diartikan sebagai rencana.
Sedangkan pengertian secara khusus, program didefinisikan sebagai suatu unit atau
kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi
yang melibatkan sekelompok orang. Definisi lain di kemukakan oleh Tayibnapis (2000:9)
14
Yang mengartikan program adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang
dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Ada tiga pengertian dan
(2) terjadi dalam waktu yang relative lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak
berkesinambungan, dan
Melalui segala bentuk rencana dan akan lebih terorganisir dan lebih mudah dalam
harmonize and integrated various action an activities for achieving averral policy
abjetives”. Yaitu Program adalah kumpulan proyek-proyek yang telah terancang untuk
Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program
dijelaskan mengenai:
a. Kesulitan teknis
4. Populasi
15
2. Digunakan teori kasual yang memadai
2. Dukungan politik
yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui perkiraan anggaran yang
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih
mudah untuk di operasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang
16
secara keseluruhan. Menurut Charles O. jones, pengertian program adalah cara
3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat
Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis
jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai
terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi
F. Evaluasi Program
17
meningkatkan efektifitas program, dan atau menginformasikan keputusan
berkelanjutan.
G. Model-Model Evaluasi
Model ini merupakan model yang muncul paling awal, yang menjadi obyek
adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program
pencapaian, yaitu:
dikehendaki dengan hasil yang sebenarnya. Menurut Tyler (1951 dalam Azizi,
2008).
Penilai harus menilai tingkah laku peserta didik, pada perubahan tingkah laku
yang dikehendaki dalam pendidikan. Dalam model ini, langkah pertama adalah
18
mengenali tujuan suatu program, kemudian indikator-indikator pencapaian tujuan
apa yang menjadi tujuan program, yang perlu diperhatikan dalam program
bukan lepas sama sekali dari tujuan, akan tetapi lepas dari tujuan khusus dan
hanya mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program bukan
secara perkomponen.
Evaluasi Formatif
Istilah evaluasi formatif diperkenalkan oleh Mochael Scriven pada tahun 1967
formatif sesuai dengan kebutuhan atau kontrak kerja evaluasi. Dalam proses
kontrak pelaksanaan evaluasi ada termin kerja 25%, 50%, dan 75% maka
19
evaluasi formatif harus dilaksanakan tiga kali untuk mengukur pencapaian
direncanakan.
rencana.
penyimpangan.
Evaluasi Sumatif
2. Evaluasi formatif (Formative Evaluation) yaitu suatu bentuk evaluasi yang yang
mengembangkan program, agar program bisa lebih sesuai dengan situasi dan
20
kondisi sasaran. Evaluasi formative, adalah evaluasi yang dilakukan pada tahap
Evaluasi ini dilakukan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan dan
didasarkan atas kegiatan sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun, atau waktu yang
relatif pendek . Manfaat evaluasi formative terutama untuk memberikan umpan balik
yang dihadapi. Evaluasi formative sering disebut sebagai evaluasi proses atau
monitoring.
gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan
memastikan ada dan terjangkaunya elemen¬elemen fisik dan struktural dari pada
program.
pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu tertentu dan evaluasi ini
yang dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan dari suatu program yang telah
selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa
perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau indikator status kesehatan lainnya
21
Model ini bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilah program pendidikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan lingkungan,
alternatif.
Model CIPP ini dikembangkan oleh stufflebeam dan kawan-kawan (1967) di Ohio State
University. CIPP yang merupakan sebuah singkatan, yaitu context evaluation (evaluasi
konteks), input evaluation (evaluasi masukan), process evaluation (evaluasi proses) dan
product evaluation (evaluasi terhadap hasil). Adapun penjelasan nya adalah sebagai
berikut:
dan stafnya tentang kesesuai-an antara pelaksanaan rencana dan jadwal yang
sudah dibuat sebelumnya dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.Apabila
22
rencana tersebut perlu dimodifikasi atau dikembangkan, evaluasi proses
yakni menilai secara periodik seberapa jauh penerimaan para partisipan program
aspek penting dari organisasi yang harus dimonitor.Di sini yang mesti diingat adalah
evaluasi proses ialah memberi-kan masukan yang dapat membantu staf organisasi
yang ternyata buruk. Pada gilirannya, evaluasi proses menjadi sumber informasi
inidikumpulkan dari orang-orang yang terlibat secara individual atau kolektif, dan
sesuai dengan tujuan dan maksud program maupun tidak, yang positif maupun
panjang dari program. Fungsi akhirnya adalah menentukan apakah program atau
23
organisasi perlu dilanjutkan, diulang, dan/atau dikembangkan di tempat-tempat lain,
bawah ini.
dalam mencapai tujuan program. Evaluasi input meliputi analisis personal yang
digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada.
sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan
efisien.
standard dan kinerja. Model ini juga dianggap menggunakan pendekatan formatif
kepada apakah yang sebenarnya terjadi. Dalam model evaluasi ini, kebanyakan
informasi yang diperoleh berbeda dengan yang dikumpulkan. Adapun caranya, yaitu:
24
3) Proses penilaian, memastikan aktivitas yang dirancang berjalan dengan lancar
Evaluasi Discrepancyc (Provus, 1971) adalah suatu model evaluasi program yang
(termasuk dalam pemilihan standar) dan untuk mengambil tindakan korektif. Dengan
model ini, proses evaluasi pada langkah-langkah dan isi kategori sebagai cara
nya, berupa:
yang diperlukankan. Harapan atau standar ini adalah dasar dimana evaluasi berk
elanjutan tergantung.
c. Dalam product stage (tahap produk), pengumpulan data dan analisa yang
atas dampak.
25
d. Dalam product stage (tahap proses), evaluasi ditandai dengan pengumpulan
efek.
H. Pengertian Efektivitas
ivitas berasal dari kata dasar efektif dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Kata efektif memiliki makna efek, akibat, pengaruh atau membawa hasil.
Sedangkan pengertian efektivitas adalah daya guna, keaktifan dan adanya kesesuaian
suatu kegiatan seseorang dalam melaksanakan tugas dengan tujuan yang telah dicapai.
Efektivitas pada umumnya memiliki hubungan antara hasil yang di harapkan dengan
Dengan kata lain, makna dari efektivitas adalah menunjukkan seberapa jauh
pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Menurut
Sondang P. Siagian
keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil
I. Pengertian Pelaksanaan
26
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata
dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Rencana yang disunsun akan
memiliki nilai jika di laksanakan dengan efektik dan efesien. Dalam pelaksanaan, setiap
organisasi harus memiliki kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika tidak kuat,
maka proses pendidikan seperti yang diinginkan sulit terealisasi (Mulyasa, 2007:21).
J. Posyandu Balita
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas,
dimana program ini dapat dilaksanakan dibalai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-
tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat (Ismawati, dkk 2010). Posyandu
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga dalam setiap posyandu tentu akan
berpengaruh pada status gizi anak balitanya karena salah satu tujuan posyandu
adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu
27
pendapat dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang
Adapun Pengertian, Tujuan, Sasaran, Manfaat dan jenis pelaksanaan posyandu Balita:
kesehatan antara lain : gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur.Posyandu
direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama Kepala Desa dan Lembaga
kader yang terlatih dibidang KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda
dengan bimbingan tim pembina LKMD tingkat kecamatan. Kader adalah anggota
masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui oleh
LKMD dengan syarat; mau dan mampu bekerja secara sukarela, dapat membaca
dan menulis huruf latin dan mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi
masyarakat. Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu hamil,
ibu menyusui, bayi dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS). Biasanya
dilaksanakan satu kali sebulan ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
28
3. Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya adalah bayi, anak
balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui dan pasangan usia subur.
4. Manfaat posyandu berbeda-beda tergantung dari mana sisi kita melihat menurut
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
terutama terkait kesehatan ibu dan anak (KIA)c.Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan
terdahulu tentang upaya kesehatanyang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
dalam menyelesaikan maslah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
waktu, tenaga dan dana melaluipemberian pelayanan secara terpadu. Bagi sektor
terkait:
sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB
5. Pelaksanaan Posyandu
29
Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2011), penyelenggaraan
dilakuka n oleh kader yang terlatih dibidang kesehatan, berasal dari PKK, tokoh
yang mudah didatangi oleh masyarakat ditentukan oleh masyarakat sendiri, dengan
demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada,
rumah penduduk, kepala dusun, tempat pertemuan RT/RW atau tempat khusus yang
Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan. Berikut ini
Salah satu program utama posyandu adalah menyelenggarakan pemeriksaan bayi dan balita
secara rutin. Hal ini penting dilakukan untuk memantau tumbuh kembang anak dan mendeteksi
sejak dini bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang. Jenis pelayanan yang
tinggi badan dan lingkar kepala anak, evaluasi tumbuh kembang, serta penyuluhan dan
konseling tumbuh kembang. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dicatat di dalam buku KIA
atau KMS.
30
2. Imunisasi
Imunisasi wajib merupakan salah satu program pemerintah yang mengharuskan setiap anak
usia di bawah 1 tahun untuk melakukan vaksinasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
telah menetapkan ada 5 jenis imunisasi yang wajib diberikan, yaitu imunisasi hepatitis B, polio,
Dalam hal ini, posyandu menjadi salah satu pihak yang berhak menyelenggarakan program
imunisasi tersebut. Tak hanya anak, ibu hamil pun juga dapat melakukan vaksinasi di
Melalui kegiatan pemantauan gizi, posyandu berperan penting dalam mencegah risiko stunting
pada anak. Pelayanan gizi di posyandu meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, dan pemberian suplemen. Apabila ditemukan ibu
hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK) atau balita yang pertumbuhannya tidak sesuai
Posyandu di lihat dari aspek gizi seimbang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
a. Kecukupan Gizi
1.Energi Kebutuhan energi anak secara perorangan didasarkan pada kebutuhan energi
untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan aktivitas. Energi untuk metabolisme
basa bervariasi sesuai jumlah dan komposisi jaringan tubuh yang aktif secara metabolik
bervariasi sesuai umur dan gender. Aktifitas fisik memerlukanenergi di luar kebutuhan
untuk metabolisme basal. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh
dan sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot membutuhkan energi di luar
energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk
31
mengeluarkan sisa dari tubuh.Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan
sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu
bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula murni.
Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan
sumber energi. Energi merupakan kemampuan atau tenaga untuk melakukan kerja yang
diperoleh dari zat-zat gizi penghasil energi. Berdasarkan hasil Angka Kecukupan Gizi
2.Karbohidrat
energi, energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh
baik yang disadari maupun yang tidak disadari misal, gerakan jantung, pernapasan, usus,
sereal, biji-bijian, gula, buah-buahan, umumnya menyumbang paling sedikit 50% atau
Kecukupan Gizi (2019) sehari bagi anak usia6-11 bulan sebesar 105gram, anak usia 1-3
tahun sebesar 215 gram, dan untuk usia anak 4-6 tahun sebesar 220 gram. Dan 3 Protein
Kebutuhan protein anak termasuk untuk pemeliharaan jaringan. Perubahan komposisi tubuh,
dan pembentukan jaringan baru. Selama pertumbuhan, kadar protein tubuh meningkat
dari 14,6% pada umur satu tahun menjadi 18-19%pada umur empat tahun, yang sama
dengan kadar protein orang dewasa. Kebutuhan protein untuk pertumbuhan diperkirakan
berkisar antara 1-4 g/kg penambahan jaringan tubuh. Protein diperlukan untuk
pencernaan dari zat kekebalan yang bekerja untuk melindungi tubuh balita. Protein
32
bermanfaat sebagai presekutor untuk meurotransmitter demi perkembangan otak
yang baik nantinya. Kebutuhan protein menurut Angka Kecukupan Gizi (2019), untuk anak
usia 6-11 bulan sebesar 15 gram, anak usia 1-3 tahun sebesar 20 gram, dan anak usia 4-
6 bulan sebesar 25 gram.Penilaian terhadap asupan protein anak harus didasarkan pada:
4.Lemak
Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Balita
membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena tubuh mereka
menggunakan energi yang lebih secara proporsional selama masa pertumbuhan dan
perkembangan mereka. Angka kecukupan lemak untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 35
gram, usia 1-3 tahun sebesar 45 gram, dan anak usia 4-6 tahun sebesar 50 gram.
5.Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak dipecah dalam usus
kecil dan penting untuk mencegah sembelit, serta gangguan usus lainnya. Serat dapat
membuat perut anak menjadi cept penuh dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk
serat untukanak usia 6-11 bulan sebesar 11 gram/hari, anak usia 1-3 tahun adalah
33
6.Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil
untuk beberapa proses penting yang dilakukan di dalam tubuh. Fungsi vitamin adalah
untuk membantu proses metabolisme, yang berarti kebutuhannya ditentukan oleh asupan
energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk berbagai fungsi. Mineral penting untuk prosestumbuh kembang secara
normal. Kekurangan konsumsi terlihat pada laju pertumbuhan yang lambat, mineralisasi
tulang yang tidak cukup, cadangan besi yang kurang, dan anemia.
b. Sumplementasi gizi
yang berarti adanya defisiensi gizi yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Salah satu
upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi yang ada adalah dengan pemberian
suplementasi gizi kepada sasaran yang membutuhkan. Berbagai intervensi baik spesifik telah
ditetapkan oleh pemerintah seperti pemberian fortifikasi zat gizi dalam makanan, supplementasi
Vitamiin A pada balita dan ibu nifas, tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil dan remaja putri,
taburia, Pemberian makanan tambahan (PMT) balita kurus, PMT ibu hamil KEK ( Kekurangan
energy kronik), ANC terpadu, promosi ASI eksklusif dan lainnya. Untuk lebih meningkatkan
efisiensi dan efektifitas program perbaikan gizi, pelaksanaan kegiatan yang bersifat integral
memenuhi syarat yang utama, dan untuk menyamakan persepsi dalam suplementasi, perlu ada
upaya sosialisasi tentang suplementasi, mulai dari kebijakan sampai dengan evaluasi
34
2.3 Kerangka Konseptual
2.
Program Program
posyandu balita posyandu balita
berhasil belum berhasil
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana penelitian kualitatif
sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam
bidang ilmu sosial, termasuk juga ilmu pendidikan. Metode penelitian kualitatif berguna untuk
pemahaman yang lebih mendalam tentang makna (arti subjektif dan penafsiran) dan konteks
tingkah laku serta proses yang terjadi pada faktor-faktor yang berkaitan dengan tingkah laku
tersebut. (Bullock, 2005:117). penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif maka penelitian ini
tidak ditentukan batas waktu secara jelas sampai peneliti memperoleh pemahaman yang benar-
benar mendalam tentang obyek yang diteliti, namun karena berbagai pertimbangan dan
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka peneliti ini dapat diakhiri dan dibuat laporan nya,
jika dianggap telah mencapai data dan analisis data sesuai dengan rancangan
Kelurahan Pembataan dikarenakan ingin mengetahui Peran PKK dalam Upaya Penerapan Gizi
Secara garis besar, sumber data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Data Primer
36
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, jejak pendapat dari individu atau kelompok (orang)
maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan
kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan riset
Sedangkan data primer merupakan data yang diambil dari sebuah penelitian dengan
menggunakan instrument yang dilakukan pada saat tertentu dan hasilnya pun tidak dapat di
generalisasikan hanya dapat menggambarkan keadaan pada saat itu seperti kuesioner.
Data primer biasa berasal dari kuesioner, wawancara atau hasil pengamatan terhadap
obyek tertentu. Kuesioner ini bersifat fleksibel sebab digunakan oleh banyak jurusan. Jadi
hampir semua jurusan bisa menggunakan instrument ini disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian. Namun kelemahan dari instrument ini adalah tidak mampu digeneralisasi. Artinya
ya hasilnya hanya dapat melihat kejadian pada waktu pengambilan data itu, tidak dapat
disimpulkan lebih jauh dimana missal tahun depan apakah hasilnya seperti itu atau tidak.
Ambil contoh penelitian mengenai sabun dimana peneliti ingin tahu nih produk sabun yang
mana lebih disukai oleh masyarakat. Peneliti bisa saja menggunakan data sekunder yaitu
meminta laporan toko, warung, swalayan mengenai data penjualan sabun. Merk apa aja
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau
secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
Data sekunder (dalam bahasa yang sederhana dan lebih mudah dipahami ya teman-teman)
merupakan data yang sudah tercatat dalam buku atau pun suatu laporan namun dapat juga
merupakan hasil dari hasil labolatorium. Data sekunder biasa digunakan pada penelitian
37
pertanian yang melibatkan data laboratorium dan penelitian terhadap tanaman atau mancit
atau orang juga bisa. data sekunder dengan penelitian pencatatan laboratorium. Misalnya
pengaruh penggunaan obat nyamuk terhadap daya hidup nyamuk. Tentu saja penggunaan
obat nyamuk dengan dosis tertentu akan berpengaruh terhadap daya hidup nyamuk.
Semakin tinggi dosis yang ada pada obat nyamuk tersebut maka jumlah nyamuk yang hidup
3.4 Informan
Informan adalah kehadiran seseorang yang dimintai informasi terkait objek yang diteliti
ia mempunyai banyak informasi terkait dengan data dari arti penelitian yang dilakukan,
oleh karena itulah penyebutan informan lebih lekat dengan narasumber yang biasanya
ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” satu kesatuan unit,
diantaranya yaitu yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi sosial. informan
atau narasumber kunci yang dikenal dengan key informan. Informan kunci adalah orang-
menguasai informasi atau paling banyak tahu terkait objek yang sedang diteliti tersebut.
Atau dengan kata lain informan kunci adalah mereka yang posisi sosialnya dalam
pengaturan penelitian memberi mereka pengetahuan khusus tentang orang lain, proses
atau kejadian yang lebih luas, rinci atau istimewa daripada orang biasa, dan oleh karena
itu merupakan sumber informasi yang sangat berharga bagi seorang peneliti, tidak
Informasi yang dimaksud tersebut adalah sebuah pihak yang terkait dengan
38
3.5 Teknik Pengumpulan Data
dari wawancara.
3. Wawancara adalah proses pembekalan verbal, di mana dua orang atau lebih
untuk menangani secara fisik, orang dapat melihat mukayang orang lain dan
pemgumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi (laten)
39
mempermudah pewawancara melakukan pekerjaannya. Wawancara terstruktur
sebelumnya.
sebelumnya.
permasalahan yang harus diteliti. Selain itu wawancara juga digunakan apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
Untuk melakukan wawancara, ada anggapan yang harus atau perlu dipegang
yaitu:
1. Bahwa subyek atau responden adalah yang paling tau tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah hal yang sebenar-
benarnya.
40
-Pengumpulan data diri tentang narasumber sendiri, kompetitornya, lingkungan Dan
keluarganya;
-Menyusun poin-poin penting atau garis besar pertanyaan yang akan diajukan.
-memilih dan menyusun pertanyaan dengan gaya kalimat yang tepat Dan sesuai
dengan narasumber.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama
selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpilkan data. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik analisis data model interaktif dari Matthew B. Milles dan A.
Michael Huberman (Sugiyono, 2014:91) terdiri dari pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpilan. Teknik analisis data dalam penelitian ini
mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman tersebut. Analisis
data merupakan pengolahan, penyajian, interpretasi dan analisis data yang diperoleh
dari lapangan dengan tujuan agar data yang disajikan mempunyai makna. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model interaktif
dengan menggunakan analisis data Miles, Huberman dan Saldana (2014). Adapun
41
Data Collection Data Display
Data
Reduction Condusin Drawing
Dari hasil wawancara keseluruhan dapat disimpulkan Peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) dalam membina masyarakat khususnya pada kegiatan Pos Pelayanan Terpadu
berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat
4. Reduksi Data (Data Reduction): kategorisasi dan mereduksi data, yaitu melakukan
42
3.7 Standar kriteria keberhasilan pelaksanaan program posyandu balita
dikelurahan pembataan
proposal yang di buat pada bulan Mei 2021. Selanjutnya penelitian lapangan dan
analisis data pada bulan juni sampai bulan September 2021 kemudian penyesalan
43
BAB IV
2. Adnan 12,5(kg)
3. M.hafi 8(kg)
44
Sumber=Data Posyandu Balita diKelurahan Pembataan.
4. Nama balita di Kelurahan Pembataan berdasarkan umur 0-11 bulan Imunisasi
45
B. Susunan Pengurus Kegiatan Posyandu balita
NO Nama Jabatan
1 Sri Wahyuni Ketua
2 Yuliana Sekretaris
3 Siti Nurhandayani Bendahara
menurut Depkes RI (2003), berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan Posyandu,
antara lain:
2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk
potensi.
46
3. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang hadir di
posyandu.
pemberian kapsul vitamin A, serta pemberian imunisasi bayi dan balita.Peran kader di
a) Memindahkan catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam buku register
47
b) Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu
mengajak para ibu balita untuk datang ke posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.
Menggerakan tokoh masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan
b) Kader dapat mencari alternatif pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi yang
ada di masyarakat.
Program pada Posyandu balita ada tiga macam, yaitu Peningkatan gizi, Kesehatan ibu dan
48
4.2 Deskripsi dan Hasil Penelitian
Dengan menggunakan model Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation) adalah untuk
pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu tertentu dan evaluasi ini menilai
sesudah program tersebut berjalan. Evaluasi summative, adalah evaluasi yang dilakukan
untuk melihat hasil keseluruhan dari suatu program yang telah selesai dilaksanakan.
Evaluasi ini dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah program,
Menurut Sondang P. Siagian efektivitas adalah daya guna, keaktifan dan adanya
kesesuaian suatu kegiatan seseorang dalam melaksanakan tugas dengan tujuan yang telah
dicapai. Efektivitas pada umumnya memiliki hubungan antara hasil yang di harapkan
dengan kenyataan hasil yang telah dicapai. Menunjukkan seberapa jauh pencapaian hasil
yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. dalam Buku Manajemen sumber daya
manusia (2001:4), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana
dalam jumlah yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan jumlah barang
atas jasa kegiatan yang dijalankannya Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi
tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati
a) Sarana prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI nenyatakan bahwa sarana adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
49
maksud dan tujuan program posyandu balita dibutuhkannya sarana prasarana sebagai
1. Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu Balita pada usia 0-11 bulan (studi
prasarana.
bahwa: ‘Untuk kelengkapan sudah cukup baik, tapi kami belum memiliki ruangan
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Sudah lengkap seperti timbangan untuk balita sudah ada.’ (wawancara 5 Agustus
2021).
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Semua nya lengkap alat seperti timbangan masih sangat baik.’ (wawancara 5 Agustus
2021).
‘Menurut saya di posyandu sederhana sudah cukup baik semua nya lengkap.’
50
Dari hasil wawancara Kesehatan ibu dan anak dengan lima informan tersebut menyatakan
bahwa pelaksanaan tentang Kesehatan ibu dan anak dinilai sudah baik dan cukup lengkap.
Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong dari segi kelengkapan tentang Kesehatan ibu
2. Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu Balita pada usia 0-11 bulan (studi
bahwa: ‘Untuk kelengkapan Imunisasi sudah baik dan kita laksanakan kegiatan nya
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Sudah lengkap mulai dari bidan dan alat untuk imunisasi sangat ada diposyandu sini.’
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Semua nya lengkap tetapi ada anggota ibu imunisasi yang pindah rumah dan tidak
melapor ke posyandu sehingga arsip data masih ada.’ (wawancara 5 Agustus 2021).
‘Menurut saya di posyandu sederhana sudah sangat baik dalam kegiatan imunisasi
semua nya lengkap anak kami di data dibuku KMS dan di timbang sebelum imunisasi.’
51
‘Kegiatan Imunisasi di posyandu sudah baik dan lengkap semua karena langsung ada
Dari hasil wawancara Imunisasi dengan lima informan tersebut menyatakan bahwa
pelaksanaan tentang Imunisasi dinilai sudah baik dan cukup lengkap. Berdasarkan analisis di
atas evaluasi program posyandu balita di Kelurahan pembataan Kecamatan Murung Pudak
Kabupaten Tabalong dari segi kelengkapan tentang Imunisasi di kategorikan sudah berhasil.
3. Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu Balita pada usia 0-11 bulan (studi kasus di
bahwa: ‘Untuk Peningkatan Gizi pada balita sudah rutin di kasih biskuit sebagai
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Semua lengkap dan kalau ada balita yang kurang gizi akan segera dibawa dan dirujuk
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Menurut ibu tentang peningkatan gizi sudah lengkap semua vitamin sudah kami kasih
‘iyaa sudah lengkap, kalau ada imunisasi anak saya diberi biskuit dan juga vitamin.’
‘sangat baik dan sudah lengkap di posyandu sini’. (wawancara 7 Agustus 2021).
52
Dari hasil wawancara Peningkatan Gizi dengan lima informan tersebut menyatakan bahwa
pelaksanaan tentang Peningkatan Gizi dinilai sudah baik dan cukup lengkap. Berdasarkan
analisis di atas evaluasi program posyandu balita di Kelurahan pembataan Kecamatan Murung
Pudak Kabupaten Tabalong dari segi kelengkapan tentang Peningkatan Gizi di kategorikan
sudah berhasil.
Menurut pendapat dari Hasibuan, sumber daya manusia (SDM) merupakan ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
1. Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu Balita pada usia 0-11 bulan (studi
Tabalong) pada kesehatan ibu dan anak dalam Sumber Daya Manusia
Berdasarkan pelaksanaan kesehatan ibu dan anak dalam sumber daya manusia yang
dibawah ini:
bahwa: ‘Untuk sumber daya manusia nya seperti kader dan anggota nya sudah cukup
dalam pelaksanaan kesehatan pada ibu dan anak.’ (wawancara 3 Agustus 2021).
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Menurut ibu sudah mencukupi sumber daya manusia nya dari masyarakatnya dan
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Sudah mencukupi seperti adanya ibu bidan dalam kegiatan ibu dan anak.’ (wawancara
5 Agustus 2021).
53
Tanggapan ibu balita I yang menyatakan bahwa:
‘Petugas posyandu nya sudah banyak dan tidak antri menunggu lama .’
2021).
Dari hasil wawancara Kesehatan ibu dan anak dalam sumber daya manusia dengan lima
informan tersebut menyatakan bahwa dalam pelaksanaan Kesehatan ibu dan anak sumber
daya manusia nya dinilai sudah baik dan sangat mencukupi Berdasarkan analisis di atas
Kabupaten Tabalong dari segi kelengkapan Sumber Daya Manusia nya tentang Kesehatan
2. Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu Balita pada usia 0-11 bulan (studi
posyandu sederhana kelurahan pembataan dapat dilihat pada wawancara dibawah ini:
bahwa: ‘Untuk sumber daya manusia nya, seperti ibu balita selalu rutin membawa anak
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘kalau menurutku sudah mencukupi, karena dalam kegiatan imunisasi ibu balita akan
54
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Kegiatan imunisasi rutin dilaksanakan dan kami memberi biskuit maupun vitamin untuk
‘Sumber daya manusia nya yaitu pegawai nya sudah cukup dalam pembagian
tugasnya.’
‘Sudah mencukupi, pada kegiatan Imunisasi bidan beserta kader menyampaikan materi
Dari hasil wawancara Imunisasi dalam sumber daya manusia nya dengan lima informan
tersebut menyatakan bahwa dalam pelaksanaan Imunisasi yang rutin dilaksanakan sumber
daya manusia nya dinilai sudah baik dan sangat mencukupi Berdasarkan analisis di atas
Kabupaten Tabalong dari segi kelengkapan Sumber Daya Manusia nya tentang Imunisasi di
3. Evaluasi Pelaksanaan Program Posyandu Balita pada usia 0-11 bulan (studi
Berdasarkan pelaksanaan Peningkatan Gizi dalam sumber daya manusia yang tersedia
ini:
55
Pernyataan dari bidan posyandu sederhana di kelurahan pembataan yang menyatakan
bahwa: ‘Untuk Sumber daya manusia nya sudah mencukupi’. (wawancara 3 Agustus
2021).
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Sudah mencukupi, sudah jarang ditemukan balita yang kurang gizi di posyandu kami.’
Tanggapan dari salah satu Anggota Kader Posyandu Balita yang menyatakan bahwa:
‘Peningkatan gizi sudah mencukupi, dan sumber daya manusia kami(petugas kesehatan
kami) banyak dan bisa memantau apabila ada balita yang kurang gizi.’ (wawancara 5
Agustus 2021).
‘Sumber Daya Manusia nya sudah banyak diposyandu sini.’ (wawancara 7 Agustus
2021).
Dari hasil wawancara Peningkatan Gizi dalam sumber daya manusia nya dengan lima informan
tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan tentang Peningkatan Gizi dinilai sudah baik dan
Kelurahan pembataan Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong dari segi kelengkapan
Sumber Daya Manusia nya tentang Peningkatan Gizi di kategorikan sudah berhasil.
Dari tabel data laporan Imunisasi di posyandu sederhana balita usia 0-11 bulan Kelurahan
Pembataan di atas dapat dilihat bahwa dalam pencatatan laporan imunisasi yang tertera kurang
lengkap, yaitu dapat dilihat dari data tersebut tertulis dari bulan maret 2020, bulan april 2020
dan langsung ke bulan agustus 2020, bulan september 2020, bulan November 2020 dan data
terakhir bulan desember 2020. Dari data tersebut dapat dilihat dari bulan mei 2020 sampai juli
2020 tidak ada. Tetapi untuk kegiatannya sudah dilaksanakan dengan rutin walaupun
56
pencatatan nya saja yang kurang rapi dan kurang lengkap. Jika dihubungkan dengan
pelaksanaan pemeriksaan imunisasi dan peningkatan gizi yang mana dengan tujuan
mengetahui perkembangan kesehatan balita tersebut maka ini dapat dikatakan sebuah kendala
untuk mencapai tujuan tersebut. Karena kurangnya antusias ibu balita untuk imunisasi ke
posyandu.
4.3 Pembahasan
Efektivitas dalam Pelaksanaan Program Posyandu balita pada usia 0-11bulan hal ini dapat
dilihat dari hasil wawancara kepada kader, bidan dan ibu balita di Kelurahan pembataan,
mereka merasa senang dengan pelayanan yang disediakan seperti kelengkapan dan adanya
kader, maupun bidan dan petugas kesehatan yang ramah. Yang di berikan oleh posyandu
balita. Mereka juga merasa cukup terbantu dengan adanya kader yang datang ke rumah warga
untuk imunisasi balita yang tidak bisa berhadir karena adanya pandemi jadi kegiatan imunisasi
tidak diadakan.
prasarana, sumber daya dalam jumlah tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan untuk
menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang akan dijalankan oleh seseorang atau
sesuatu perusahaan.
Efektivitas dalam pelaksanaan Program Posyandu balita pada usia 0-11bulan, jika dilihat dari
teori Azwar (1996) dari segi kelengkapan dalam kegiatan kesehatan ibu dan anak yang
melakukan pelayanan memberikan perawatan kesehatan untuk balita seperti pemberian vitamin
maupun biskuit pada ibu hamil dan pemeriksaan anak yang ke posyandu sudah dikatakan
sangat baik hal ini di buktikan dengan hasil wawancara yang telah saya lakukan.
Efektivitas dalam pelaksanaan Program Posyandu balita pada usia 0-11bulan, jika dilihat dari
teori Azwar (1996) dari segi kelengkapan dalam kegiatan Imunisasi bidan dan kader
57
memberikan pelayanan yang baik dan membagikan vitamin kepada balita sudah dikatakan
sangat baik hal ini di buktikan dengan hasil wawancara yang telah lakukan.
Efektivitas dalam pelaksanaan Program Posyandu balita pada usia 0-11bulan, jika dilihat dari
teori Azwar (1996) dari segi kelengkapan dalam kegiatan peningkatan gizi pada balita posyandu
selalu mendata agar gizi buruk tidak ada lagi dan kalau pun ada langsung di rujuk ke
puskesmas, posyandu memberikan suplemen kepada ibu balita yang berkunjung dan sudah
dikatakan sangat baik hal ini di buktikan dengan hasil wawancara yang telah saya lakukan.
Efektivitas dalam pelaksanaan Program Posyandu balita pada usia 0-11bulan, jika dilihat dari
teori Azwar (1996) dari segi sumber daya manusia dalam kegiatan kesehatan ibu dan anak
posyandu telah mengupayakan agar ibu hamil dan balita tercukupi pemberian vitamin nya.
Dapat dikatakan sudah berhasil hal ini di buktikan dengan hasil wawancara yang telah saya
lakukan.
Efektivitas dalam pelaksanaan Program Posyandu balita pada usia 0-11bulan, jika dilihat dari
teori Azwar (1996) dari segi sumber daya manusia dalam kegiatan imunisasi kader dan bidan
rutin melaksanakan kegiatan nya agar semua balita sehat dan dikatakan sudah berhasil hal ini
Efektivitas dalam pelaksanaan Program Posyandu balita pada usia 0-11bulan, jika dilihat dari
teori Azwar (1996) dari segi sumber daya manusia dalam kegiatan peningkatan gizi pada balita
kader sudah memberikan vitamin kepada balita setiap imunisasi diadakan dikatakan belum
Selain itu penelitian ini mendukung Undang-Undang Kemendagri dan Otonomi Daerah nomor:
53 tahun 2000 tentang gerakan PKK juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Hasil Penelitian Nikmatul Laily Agustin 2019,” Pemberdayaan Perempuan Melalui Gerakan
(PKK) Dalam Menangani Kesehatan Anak Ibu Hamil Sesuai isi 10 Program Pokok PKK”.
bagaimana peran dan efektifitas PKK dalam menangani kesehatan anak dan ibu. mengetahui
faktor pendukung dan penghambat dalam Menangani Kesehatan anak dan ibu Penelitian ini
58
menggunakan metode diskriptif kualitatif untuk memperoleh data yang komprehensif Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa Pemberdayaan Perempuan Melalui Gerakan PKK Dalam
Meningkatkan Kesehatan Ana dam ibu. PKK berperan penting tentang posyandu.
Selain itu juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan Dinar Aditya, Hartuti Purnawen
Selain itu juga mendukung penelitian terdahulu Oleh Didi Supriyadi “Peningkatan Peranan
Keluarga Dalam Penanganan Masalah Balita Gizi Kurang Di Kelurahan Maleer Kecamatan
Batununggal Kota Bandung”. Tujuan gerakan PKK memberdayakan keluarga dalam menuju
terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia dan berbudi luhur, sehat, sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender,
serta kesadaran hukum dan lingkungan. Untuk melihat bagaimana evaluasi program PKK
Ketepatan. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan teknik observasi,
Selain itu penelitian-penelitian ini mendukung terhadap teori yang dikemukakan Azwar (1996)
mengatakan bahwa Evaluasi sumatif (Summative Evaluation) adalah suatu evaluasi yang
memberikan pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu tertentu dan evaluasi ini
59
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan.
Evaluasi pelaksanaan program posyandu balita pada usia 0-11 bulan(studi kasus kelurahan
5.2 Saran-Saran
Berdasarkan penelitian dan kesimpulan di atas, saran yang perlu disampaikan yaitu:
1) Diharapkan kepada kader posyandu balita lebih kreatif dalam mengajak ibu balita hadir di
kegiatan imunisasi yang diadakan, memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada ibu
2) Diharapkan pada dinas kesehatan yang bersangkutan dengan program posyandu balita
3) Dan diharapkan kepada kader maupun petugas kesehatan nya agar lebih ditingkatkan lagi
dalam pencatatannya dan pengarsipan data agar data nya lengkap dan detail.
60
DAFTAR PUSTAKA
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tim Penggerak PKK Pusat. (2010). Hasil
Rapat Kerja Tahunan Nasional VII PKK Tahun 2010.Jakarta: Tim Penggerak PKK Pusat.
Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013.
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kualitatif , Kuantitatif dan R&D Bandung : Alfabeta
Wirawan (2013) Evaluasi kinerja sumber daya manusia : Teori aplikasi dan penelitian Jakarta
Selemba Empat.
Saptari, Ratna. 1997. Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti.
Hena Herlina, 2019 Fungsi pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (pkk) dalam
meningkatkan pemberdayaan perempuan Di desa maasawah kecamatan cimerak Kabupaten
pangandaran (provinsi Jawa Barat).
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi 2018 .Pedoman Penulisan Skripsi Dan Penulisan Usulan
penelitian Kelurahan Pembataan.
Referensi, antara lain: Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat,
EGC; Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Depkes RI 2003;
Undang-Undang
Kemendagri dan Otonomi Daerah nomor: 53 tahun 2000 tentang gerakan PKK
61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
62
Tentang pedoman kelembagaan PKK,dan Lampirannya.
63
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENDAMPING POSYANDU
a. Sangat mencukupi
b. Belum tercukupi
c. Tercukupi
d. Tidak cukup
64
5. Evaluasi pelaksanaaan program posyandu balita (studi kasus kelurahan Pembataan
Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong) pada Imunisasi balita dalam
sumber daya manusia
Apakah bidan dan kader tegas dalam pembagian tugasnya?
a. Sangat tegas
b. Tegas
c. Cukup tegas
d. Tidak tegas
65