PENDAHULUAN
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
mutu dan pelayanan kesehatan yang makin terjangkau oleh seluruh lapisan
Khususnya untuk kelompok rentan yaitu: bayi, ibu hamil dan ibu menyusui
(Prawiharjo, 2009).
kembang balita 30,14 %, angka harapan hidup 66,1 tahun, sedangkan AKI
hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah
berhasil diturunkan dan sementara itu angka harapan hidup rata-rata bangsa
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkkan
dengan peran serta masyarakat aktif. Posyandu yang tidak lain merupakan
kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi manusia yang juga tercantum dalam
posyandu.
penanganan gizi selama 1000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia dua
tahun
S
tatus gizi merupakan prediktor kualitas sumberdaya
dan gangguan toleransi glukosa pada usia dewasa berkaitan dengan berat
badan rendah pada usia satu hingga dua tahun kehidupan. Status gizi dapat
dipengaruhi antara lain oleh pola asuh, karakteristik ibu dan asupan makanan
I
bu merupakan orang yang paling dekat hubungannya dalam
dalam hal kesehatan maupun asupan makan pada anak menjadi hal yang
Aktif
datang ke posyandu untuk menimbang anak balita merupakan
bahwa ibu yang aktif dalam kegiatan posyandu, maka status gizi
angka kematian balita serta prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
(Sulistyroni.2010).
K
eberhasilan posyandu dalam menanggulangi berbagai masalah gizi,
jumlah balita di daerah kerja posyandu (S) terhadap jumlah balita yang
Pinrang 2017).
yang kurang dapat menyebabkan kekurangan gizi dan bila terus berlanjut
dapat menyebabkan gizi buruk. Tingkat konsumsi energi yang cukup akan
didapatkan dari Puskesmas Lampa Kab pinrang bahwa pada tahu 2017
71%, dengan data gizi kurang pada balita dari tahun ketahun meningkat pada
tahun 2015 sebanyak 3 balita, tahun 2016 sebanyak 13 balita dan tahun 2017
masih tercatat 9 balita yang menderita gizi kurang walupun ada penurunan
ditahun 2017 akan tetapi dari hasil survey lansung yang dikalukan oleh
peneliti pada bulan Desember 2017 di wilayah kerja puskesmas Lampa Kab
Pinrang kebanyakan ibu yang mempunyai balita masih acuh tak acuh
mempunyai balita tak jarang yang sadar bahwa mereka hanya ingin
menyuntik anaknya saja tetapi bagi ibu yang tidak menyuntik anaknya tidak
mau membawa anak balitanya untuk diperiksa. Berdasarkan Data yang ada di
Kesehatan RI. Masalah ini hampir merata pada daerah-daerah lainnya yang
Men
urut data Dinas Kesehatan Kab Pinrang tahun 2017, prevalensi
gizi kurang pada balita sebesar 0,98% dan gizi buruk sebesar 0,06%. Hasil
Banyak faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak usia 1-2 tahun,
namun peneliti mengambil sampel di retang usia 1-2 tahun karena kerena
balita di usia >2 tahun sudah memasuki masa bermain dan frekuensi
pertumbuhan. Jika rutin ditimbang diposyandu setiap bulan sekali maka kasus
gizi buruk, gizi kurang dan gizi lebih dapat dicegah lebih dini. Selain itu
Adapun faktor yang memepengaruhi gizi pada balita yaitu faktor yang berasal
dari genetika anak itu sendiri maupun dari asupan energi dan protein yang
gizi anak usia 1-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Lampa Kecamatan
Kabupaten Pinrang.
1.3.2.2 Mengetahui gambaran Status Gizi baita Usia 1-2 Tahun yang
Pinrang
masalah gizi pada balita dan pemanfaatan pusyandu oleh ibu yang
masyarakat.