Anda di halaman 1dari 24

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
maka Buku Profil Kesehatan Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua tahun
2017 dapat diselesaikan dengan baik.
Buku ini merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan
Puskesmas yang dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi indikator
kesehatan yang merupakan modal bagi tercapainya Visi dan Misi Puskesmas
Lampa.
Berbagai data dan informasi yang dimuat dalam buku ini dapat digunakan
sebagai masukan untuk penyusunan program Pembangunan Kesehatan di wilayah
Kerja Puskesmas Lampa pada khususnya dan Kecamatan Duampanua pada
umumnya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Profil
Puskesmas Lampa Tahun 2017 ini. Untuk itu kami mengharapkan masukan dan
saran untuk perbaikan sehingga penyusunan profil yang akan datang akan lebih baik
lagi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan buku profil ini.
Harapan kami semoga buku Profil Puskesmas Lampa Tahun 2017 ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Lampa, Januari 2018

Kepala Puskesmas Lampa

dr. Hj. Andi Silviani


2

DAFTAR ISI
Personil Puskesmas Lampa ………………………………… x
Motto Puskesmas Lampa ................................................ xx
Visi Misi Puskesmas Lampa ……………………................. xxx
Struktur Organisasi Puskesmas Lampa …………………… xxxx
Kata Pengantar ………………………………………………. 1
Daftar Isi ………………………………………………………. 2
Daftar Tabel …………………………………………………... 3
BAB I
Pendahuluan …………………………………………………. 5
A.Maksud dan Tujuan …………………………………......... 5
B.Sistimatika Penyajian …………………………………….. 5
BAB II
Gambaran Umum ……………………………………………. 6
A.Keadaan Geografi …………………………………………. 6
B.Keadaan Demografi ……………………………………….. 7
C.Keadaan Sosial Ekonomi …………………………………. 7
BAB III
Situasi Derajat Kesehatan ………………………………….. 9
A.Mortalitas …………………………………………………… 9
B.Morbiditas ………………………………………………….. 10
C.Status Gizi …………………………………………………. 11
BAB IV
Situasi Upaya Kesehatan …………………………………… 13
A.Pelayanan Kesehatan Dasar …………………………….. 13
B.Pembinaan Kesehatan Lingkungan …………………….. 16
C.Perbaikan Gizi Masyarakat ………………………………. 18
D.Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin ………………… 19
BAB V
Situasi Sumber Daya Kesehatan ………………………….. 21
A.Sarana Kesehatan ………………………………………… 21
B.Tenaga Kesehatan ………………………………….......... 22
BAB VI
Penutup ………………………………………………………. 24
3

DAFTAR TABEL

Tabel 01 Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas …………


6

Tabel 02 Jumlah Penduduk dlm Wilayah Kerja Puskesmas Lampa ……… 7

Tabel 03 Cakupan Penderita TB. Paru …………………… 11

Tabel 04 Jumlah Tenaga SDM Puskesmas Lampa Tahun2011 ………………… 23

Tabel 05 Cakupan KIA ……………………………………… 25

Tabel 06 Cakupan UKS …………………………………….. 26

Tabel 07 Cakupan Peserta KB Aktif ………………………. 27

Tabel 08 Cakupan Imunisasi ………………………………. 28

Tabel 09 Cakupan Program Usila & Pra Usila …………… 29

Tabel 10 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi ………….. 30

Tabel 11 Cakupan Kesling …………………………………. 31

Tabel 12 Cakupan Penimbangan Balita ………………….. 32

Tabel 13 Cakupan Penderita Diare ……………………….. 33

Tabel 14 Cakupan ISPA ……………………………………. 34


4

DAFTAR GRAFIK

Grafik 01 Cakupan KIA (K1) ……………………………… 35


Grafik 02 Cakupan KIA Fe I & Fe III …………………….. 36
Grafik 03 Cakupan TB Paru dg BTA + .......................... 37
Grafik 04 Cakupan TB Paru Suspek ............................. 38
Grafik 05 Cakupan KB Aktif .......................................... 39
Grafik 06 Cakupan Imunisasi (HB/0-7 Hari) ……………. 40
Grafik 07 Cakupan Imunisasi (BCG) ……………………. 41
Grafik 08 Cakupan Imunisasi (DPT/HB1) ………………. 42
Grafik 09 Cakupan Imunisasi (DPT/HB3) ………………. 43
Grafik 10 Cakupan Imunisasi (Polio) ……………………. 44
Grafik 11 Cakupan Imunisasi (Campak) ……………….. 45
Grafik 12 Cakupan Pra Usila ........................................ 46
Grafik 13 Cakupan Usila ............................................... 47
Grafik 14 Cakupan UKGS ............................................ 48
Grafik 15 Cakupan Poli Gigi & Mulut ............................ 49
Grafik 16 Cakupan Kesling ........................................... 51
Grafik 17 Cakupan GIZI ............................................... 53
Grafik 21 Cakupan Diare …………………………………. 54
Grafik 22 Cakupan ISPA …………………………………. 56
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan

Profil Kesehatan merupakan bagian kecil dari sarana yang digunakan untuk
melaporkan hasil pemantauan terhadap pembangunan kesehatan dan kinerja dari
penyelenggara pelayanan kesehatan yang berisi gambaran secara umum tentang
pencapaian program serta kinerja yang telah dicapai selama setahun sesuai
Indikator Standar Pelayanan minimal bidang kesehatan.

Profil Kesehatan Puskesmas Lampa merupakan buku yang menggambarkan


situasi dan kondisi kesehatan masyarakat yang meliputi derajat kesehatan,
sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan, serta pencapaian program
kesehatan dalam wilayah kerja Puskesmas Lampa

B. Sistematika Penyajian

Adapun sistematika penyajian dalam Profil Kesehatan Puskesmas Lampa


adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan berisi maksud dan tujuan profil kesehatan serta


sistematika penyajian.
2. Bab II Gambaran Umum berisi gambaran letak geografis, kependudukan
3. Bab III Situasi Derajat Kesehatan berisi angka kematian, angka kesakitan dan
angka status gizi masyarakat.
4. Bab IV Situasi Upaya Kesehatan berisi pelayanan kesehatan dasar,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat miskin.
5. Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan berisi tentang saranakesehatan,
tenaga kesehatan
6. Bab VI Penutup
6

BAB II
GAMBARAN UMUM
A. KEADAAN GEOGRAFI

Kecamatan Duampanua mempunyai luas wilayah 118,17 km2, terletak pada


posisi garis lintang -3.7861 dan garis bujur 119.652 dan ketinggian < 500 meter
diatas permukaan laut dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Barat : Selat Makasar
 Sebelah Timur : Kecamatan Batulapa
 Sebelah Utara : Kecamatan Lembang
 Sebelah Selatan : Kecamatan Cempa dan
Kecamatan Patampanua
Secara administratif Kecamatan Duampanua terbagi menjadi 9 Desa dan 5
Kelurahan.
Kecamatan Duampanua terdapat dua Puskesmas yaitu Puskesmas Lampa dan
Puskesmas Bungi dan tiap Puskesmas mempunyai wilayah kerja masing masing
sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 01 Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Duampanua
NAMA WILAYAH LUAS JUMLAH
No
PUSKESMAS KERJA (KM )2
LING/DUSUN
1.Kel.Lampa 36,28 2
2.Kel.Pekkabata 6,78 2
3.Kel.Tatae 10,76 2
4.Desa Kaliang 17,90 3
Puskesmas Lampa
1 5.Desa Paria 12,00 3
6.Desa Katomporang 19,03 2
7.Desa Kaballangan 15,32 2

1.Kel.Data 32,10 2
2.Desa bittoeng 31,07 2
3.Desa Barugae 3,75 2
4.Desa Bungi 7,61 3
2 Puskesmas Bungi 5.Desa Buttu Sawe 32,61 3
6.Desa Maroneng 7,04 2
7.Desa Rajang 45,07 4
7

8.Desa Pakeng 41,57 3

B. KEADAAN DEMOGRAFI

Jumlah Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Lampa Kabupaten


Pinrang berdasarkan sensus Penduduk tahun 2017 sebesar 25511 jiwa terdiri
atas sesuai pada table dibawah ini:

Tabel 02 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja


Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua Tahun 2017

JUMLAH
NO DESA/KELURAHAN LUAS WILAYAH JUMLAH KK
PENDUDUK
1 Lampa 36,28 4280 995
2 Pekkabata 6,78 1270 1270
3 Tatae 10,76 3678 938
4 Kaliang 17,90 2330 595
5 Paria 12,00 3448 960
6 Katomporang 19,09 2846 680
7 Kaballangan 15,32 2217 597

JUMLAH TOTAL 162,25 Ha 25511 6035

C. SOSIAL EKONOMI

1. Perekonomian
Sebagai daerah yang mempunyai lahan pertanian yang luas sebagian besar
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lampa bermata pencaharian sebagai
petani sekitar 60%, tani tambak sekitar 30%, pedagang sekitar7% dan
pegawai sekitar 3%.
2. Keagamaan
a. Islam : 99.7 %
b. Kristen Protestan : 0,1 %
c. Kristen Katholik : 0,2 %
8

sedangkan tempat ibadah


a. Mesjid : 32 Buah
b. Gereja : 2 Buah

3. Sosial Budaya
Budaya dan kebiasaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lampa tidak
jauh dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya,
yakni giat gotong royong dankekeluargaan masih sangat menonjol dalam
kehidupan masyarakat.
9

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dankualitas


sumber daya manusia Indonesia.Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan
derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian,
kesakitan, kelahiran, status gizi.
Untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan maupun sebagai dasar
dalam menyusun rencana untuk masa yang akan datang mutlak diperlukan
analisa situasi derajat kesehatan tersebut.

A. Kematian (Mortalitas)

Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari


berbagai penyebab kematian baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara umum kejadian kematian manusia berhungan erat dengan
permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat
dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Kejadian kematian dalam
masyarakat dari waktu kewaktu dapat memberi gambaran perkembangan
derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
bidang kesehatan.
Beberapa indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Di Puskesmas Lampa pada tahun 2017 berdasarkan hasil pencatatan dan
pelaporan dari tiap Poskesdes dan Puskesmas Pembantu tidak
terdapatkasus kematian ibu maternal.
10

b. Angka Kematian Balita (AKABA)


Adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000
kelahiran hidup.Nilai normatif Akaba > 140 sangat tinggi, antara 71 – 140
sedang dan < 20 rendah untuk Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua
pada tahun 2017 berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan tiap
Poskesdes dan Puskesmas Pembantu tidak ada kasus kematian balita.
c. Angka Kematian Bayi (AKB)
Adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun
AKB per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Untuk Puskesmas
Lampa, Kecamatan Duampanua, pada tahun 2017 berdasarkan hasil
pencatatan dan pelaporan tiap Poskesdes dan Puskesmas Pembantu,tidak
terdapat kasus kematian.
B. Kesakitan (Morbiditas)
a. Malaria
Malaria masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia.Penyakit ini menjadi ancaman dan mempengaruhi tingginya
angka kesakitan dan kematian.Penyakit Malaria di Kabupaten Pinrang
merupakan salah satu penyakit yang kronis termasuk di wilayah kerja
Puskesmas Lampa.Penyakit Malaria positif yang ditemukan dengan
menggunakan metode RDT dan Mikroskopis sebanyak 5 kasus pada tahun
2016 dan pada tahun 2017 terdapat 9 kasus Malaria. 1 kasus diantaranya
berada diluar wilayah kerja Puskesmas Lampa.
b. Penyakit TB Paru
Penderita TB paru dengan BTA positif yang terdeteksi di Puskesmas Lampa
tahun 2017 untuk pemeriksaan BTA 18 orang, suspek 183 orang dan
Rontgen 12 orang, untuk detailnya dapat dilihat pada tabel berikut:
11

Tabel 03 Cakupan Penderita TB Paru


Puskesmas Lampa tahun 2017

BTA+ SUSPEK RONTGEN


NO DESA/LURAH
2016 2017 2016 2017 2016 2017

1 Lampa 6 1 33 33 1 2
2 Pekkabata 1 3 17 41 1 4
3 Paria - 2 9 8 2 -
4 kaliang - - 18 17 1 1
5 Katomporang - 3 7 14 - -
6 Tata,e - 2 13 21 1 -
7 Kaballangan - 4 2 18 1 3
8 Massewae 1 - 5 - - -
9 Luar Wilayah 5 3 30 31 2 2

Jumlah 13 18 134 183 9 12

d. Penyakit Diare
Penyakit Diare pada tahun 2017 ini termasuk dalam kategori 10 penyakit
terbanyak di Puskesmas Lampa yaitu sebanyak 472 kasus terbagi dalam
umur dibawah satu tahun ( 0-<1 ) 32 kasus, satu sampai empat tahun ( 1-4 )
sebayak 97 kasus dan diatas lima tahun ( ≥ 5 ) sebanyak 343 kasus untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 13.
d.ISPA
Penderita ISPA di Puskesmas Lampa pada tahun 2017 terdapat 650 kasus
yang terdiri dari kasus bukan pneumonia sebanyak 650 kasus dan tidak ada
kasus dengan pneumonia untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
tabel 14.

C. Status Gizi
12

Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan


kesehatan secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi
yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual.Bahkan status gizi
janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui
sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.
Berikut ini akan disajikan gambaran keadaan status gizi yang ada di
Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua

a. Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR< 2500 gr)


Dari hasil pengumpulan data dari tiap tiap Bidan Desa pada tahun 2017 di
Puskesmas Lampa terdapat 6 Bayi dengan Berat Lahir Rendah
( BBLR < 2500 gr ).

b. Gizi Balita
Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau berdasarkan
hasil pencatatan dan pelaporan program gizi, dijelaskan bahwa keadaan
gizi masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Lampa Kecamatan
Duampanua mengalami peningkatan.Hal ini tercermin dari hasil
penimbangan balita yakni terjadi sedikit peningkatan pada jumlah balita
yang berat badannya berada di bawah garis merah (BGM). Tahun 2017
balita yang ada berjumlah 1884 dengan jumlah balita yang datang dan
ditimbang di Posyandu sebanyak 1452(77,07%), dari jumlah tersebut ada
balita naik berat badannya 1274(67,62%) dan 9 balita yang berat
badannya berada di bawah garis merah (BGM) atau 0,61%.
13

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah dilakukan


berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi
upaya-upaya kesehatan pada tahun 2017.

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.Pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan mampu
mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Berbagai pelayanan
kesehatan dasaryang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi


Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi
dan perkembangan anak.Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa
berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan
masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter
umum, bidandan perawat) kepada ibu hamil selama masa
kehamilannya.Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan
K4.Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan
14

gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke


fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan
(sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali
pada trimester ketiga). Angka ini dapatdimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil.Gambaran persentase cakupan pelayanan
K4 di Puskesmas Lampa Tahun 2017 adalah 493 (95,54%) dari seluruh ibu
hamil sebanyak 516 orang.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi


Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan
tidakdilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi
kebidanan(profesional). Hasil pengumpulan data di Puskesmas Lampa pada
tahun 2017 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan
pertolongan tenaga kesehatan sebesar 461 (89,34%), dimana target
cakupan persalinan olehtenaga kesehatan adalah 100 %.

c. Ibu Hamil Risiko Tinggi Nakes


Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan
puskesmas,beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus risiko
tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan.Jumlah ibu hamil
risti di Puskesmas Lampa tahun 2017 sebesar 80 orang.

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja


Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan
remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh
kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak
sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja. Dari data
tahun 2017 menunjukkan pemeriksaan siswa TK 599 Murid, SD/MI 2324 Murid,
SLTP/MTS 150 Siswa dan SLTA 180 Siswa
15

3. Pelayanan Keluarga Berencana


Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada
tahun 2017 sebesar 4707 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar
546 orang ( 11,59 %). Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh
pesertaKB aktif adalah IUD 25 orang ( 0,53 % ) ,MOP/MOW 2/5
(0,04%)/(0,10) ,Implant 15 orang ( 0,31 % ),suntik 386 orang ( 8,20 % ), pil 100
orang ( 2,12 % ), dan kondom 10 orang ( 0,21 % ).

4. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan
suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan
imunisasi secara lengkap.Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah
tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat
kekebalan masyarakat terhadap penularan Penyakit.Pelayanan imunisasi bayi
mencakup vaksinasi HB0-7,BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali)
dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun cakupan pelayanan imunisasi
bayi di Puskesmas Lampa pada tahun 2017 adalah : HB 0-7 93,0 %, BCG
sebesar 114 %, DPT 1 109 %, DPT 3 102 %, Polio 4 107 %, Campak 116 % ,
pada tahun 2017 ini semua program imunisasi telah mencapai UCI antara lain
HB 0-7 95%, BCG 95%, DPT/HB1 95%, DPT/HB3 85%, POLIO 4 85% dan
CAMPAK 90%.

5.Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut


Cakupan pelayanan kesehatan pra usila (45-59 th) dan usia lanjut (>60 th)
pada tahun 2017 di Puskesmas Lampa yang dilayani pra usila sebanyak 5443
0rang ( 35,2 % ) dari 15456 orang yang terdaftar, sedangkan usila yang
dilayani sebanyak 5598 orang ( 57,0 % ) dari 9816 orang yang terdaftar.

6.Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program ini bertujuan
untuk menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat, meningkatkan peran
16

serta dan kemandirian masyarakat baik bagi individu, keluarga dan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
Sasaran program meliputi meningkatnya perwujudan kepedulianperilaku hidup
bersih dan sehat dalam kehidupan bermasyarakat, terwujudnya komitmen
semua unsur atau stakeholders kesehatan akan pentingnya promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya persentase rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat, adapun cakupan rumah tangga yang ber
PHBS di Wilayah kerja Puskesmas Lampa tahun 2017 sebanyak 1470 RT
( 70,8 % ).

7. Pelayanan Kesehatan Gigi & Mulut


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dibagi menjadi pelayanan kesehatan
dasar gigi (untuk masyarakat umum/semua golongan umur) dan pelayanan
kesehatan gigi untuk anak sekolah. Selama tahun 2017 di Poli Gigi Puskesmas
Lampa, pelayanan kesehatan dasar gigi terdiri dari 114 kasus tambal gigi tetap,
587 kasus pencabutan gigi tetap, dengan rasio tambal/cabut sebesar0,1,
sedangkan Pelayanan kesehatan dasar gigi bagi murid SD/MI meliputi
pelayanan promotif dan preventif melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.Hal
ini sejalan dengan pencapaian Indikator Indonesia sehat 2010 yaitu minimal 2
kali setahun murid SD/MI mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.Untuk
tahun 2017 dari 2915 murid SD, 870 orang (29,8%) diperiksa dan 539
(50,92%) orang perlu mendapat perawatan. sedangkan yang mendapat
perawatan berjumlah 331 murid (51,82%). Melihat data diatas dan
dibandingkan dengan jumlah murid SD di wilayah kerja Puskesmas Lampa
cakupan tersebut tergolong masih rendah, diharapkan pada masa yang akan
datang dapat lebih ditingkatkan lagi.

B. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Menurut teori Blum, lingkungan adalah faktor terbesar yang mempengaruhi


derajatkesehatan masyarakat.Banyak masalah kesehatan, terutama penyakit,
yang timbuldisebabkan oleh lingkungan yang buruk/tidak sehat, diantaranya
penyakit pada salurancerna, saluran nafas, kulit, mata, dan penyakit lainnya.
Sebaliknya, bila lingkungan
17

terpelihara dengan baik (sehat), penyakit ini dapat dicegah atau dikurangi.
Keadaan lingkungan Fisik dan Biologik suatu daerah menjadi salah satu faktor
yangdapat mempengaruhi derajat kesehatan daerah itu sendiri, khususnya
terhadap angkakesakitan yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit,
bakteri dan lainnya.
Kondisi lingkungan yang buruk dapat meningkatkan angka kesakitan, karena itu
untuk menekan lonjakan kasus penyakit yang diakibatkan oleh sanitasi
lingkungan yangburuk adalah dengan meningkatkan cakupan program.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan,yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempatpembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang
baik,kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat
daritanah. Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
beresikomenjadi sumber penyebab penularan berbagai jenis penyakit.Cakupan
rumah sehat pada tahun 2017 mencapai 4228 (75,87% ) sedangkan secara
nasional target yang ditetapkan adalah 85%.

2. Akses Terhadap Air Minum


Sumber air minum yang digunakan rumah tangga di kategorikan menjadi 2
(dua) kelompok besar yaitu sumber air terlindung dan tidak terlindung. Sumber
airterlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa dan sumur terlindung
sedangkansumber air tidak terlindung terdiri dari sumur tidak terlindung, mata
air takterlindung, air sungai dan lainnya.
Air merupakan kebutuhan utama yang tidak terlepas dari kehidupan
manusia.Olehsebab itu bagaimana usaha kita dalam menjaga kualitas air agar
air yang kita konsumsi sehari-hari dapat memberikan perlindungan dan bukan
menjadi bumerang.
Air yang sehat adalah air yang memenuhi syarat fisik, biologis dan kimia.Syarat
fisik artinya bahwa air yang sehat harus bebas dari rasa, bau,
danwarna.Sedangkan syarat biologis artinya bahwa air yang sehat harus
bebas daribakteri, dan syarat kimia artinya air bebas dari zat radioaktif.

Pada tahun 2017 jumlah keluarga yang mengakses air minum adalah 7214
18

( 86,95%).

3. Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar


Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air
bersih,kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air
limbah keluarga.
Hasil pendataan dari Petugas Kesling tahun 2017 menggambarkan
ketersediaan jamban keluarga yang memenuhi syarat 7254 ( 87,43% ),
ketersediaan tempat sampah 4214 ( 82,47% ) dan saluran air limbah keluarga
4382 ( 81,57% ). Hal ini berarti kepemilikan tempat sampah dan PAL
masihrendah sedangkan target nasional adalah 85%.

4. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)


Pembinaan Tempat – Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM).
Tempat umum dan pengelolaan makanan merupakan sarana yangdikunjungi
banyak orang dan harus memenuhi syarat kesehatan.Program utamaTempat
Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) adalah kegiatan pengawasan
danpembinaan TUPM.Tahun 2017 jumlah TTU yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Lampa sebanyak 75 (77,32 % ) sedangkan TPM yang memenuhi
syarat 39 (65,00 % ).

C. Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan


untukmenangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa
permasalahangizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah Kekurangan
Kalori Protein,Kekurangan Vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, dan
anemia zat besi
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan
penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Data tahun 2016
19

menunjukkan jumlah balita yang ada 1884,balita yang datang ditimbang 1452 (
77,07% ), jumlah balita dengan berat badan naik sebanyak 1274 (67,62 %).
Sementara itu balita dengan status penimbangan dibawah garis merah (BGM)
sebesar 9 (0,61 %).

2. Pemberian Kapsul Vitamin A


Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada bulan Februari dan Agustus,
pemberian Capsul Vit A Tahun 2017 pada balita sebanyak 1198( 88,47% ) dan
bayi sebanyak 268( 89,63% ) dari 1884 bayi dan balita yang ada

3. Pemberian Tablet Besi


Pada tahun 2017, ibu hamil yang ada sebesar 516 dan yang mendapatkan
pemberian Fe 30 tablet ( Fe1 ) 516 ( 100 % ) dan Fe 90 ( Fe3 )adalah 493
( 95,54%) bumil. Pemberian tablet Fe ini sangat diperlukan oleh ibu hamil
untukmencegah terjadinya anemia ibu hamil.

4.Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).


Gangguan akibat kekurangan yodium dapat mangakibatkan gagal tumbuh
pada seseorang (kate), rendahnya IQ point dan membesarnya kelenjar tiroid
(gondok). Pencegahan jangka panjang dilakukan dengan penambahan yodium
pada garam dapur. Pertimbangan garam sebagai wahana iodisasi adalah
karena garam selalu dikonsumsi oleh keluarga dan jangka waktu pemakaian
setiap hari. Syarat garam beryodium yang dapat mamberikan manfaat pada
konsumen adalah yang mengandung yodium sebanyak >30 ppm, akan tetapi
masih banyak beredar garamberyodium yang <30 ppm. Maka untuk itu perlu
dilakukan pemantauan di masyarakat tentang penggunaan garam yang
dikonsumsi yakni setiap ibu yang datang ke Posyandu disuruh membawa
sampel garam untuk dites dengan Yodium Test dan hasilnya cukup
memuaskan yaitu sekitar 99% masyarakat mengkonsumsi garam yang
mengandung yodium >30 ppm.

D.Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin


20

Semua warga negara berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin,


sehinggadiperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya
pemenuhan hak warga
negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan
kesehatan bagimasyarakat miskin.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2013
tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan bagi masyarakat
miskin.Saat ini telah dilaksanakan Program Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN
BPJS )di wilayah kerja Puskesmas Lampa dengan Peserta sesuai dengan data,
dengan jumlah peserta penerima bantuan iuran 12329 jiwa dan jumlah peserta
non bantuan iuran 4072 jiwa. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
dilaksanakan melalui 4 kegiatan pelayanan, yaitu: pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan persalinan,operasional puskesmas/gizi dan revitalisasi posyandu.
21

BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan


pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Sumber daya kesehatan terdiri dari
tenaga, sarana dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan.

A.SARANA KESEHATAN

Ketersediaan sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas


bangunan merupakan salah satu komponen lain di dalam sumber daya
kesehatan.
Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis,
peralatan non medis, peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolah
data kesehatan,peralatan komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda
dua.
Di dalam kesehatan unit pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa kategori
yaitu Pondok Bersalin Desa (Polindes), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan
tehnis lainnya.
Setiap unit-unit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pembangunan unit tersebut harus
berpedoman terhadap populasi penduduk yang akan dilayani sehingga fungsi unit
pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan.
Berikut gambaran situasi sarana kesehatan dasar Puskesmas Lampa:

1. Puskesmas Pembantu
Secara konseptual, Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan
dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 jiwa. Dengan jumlah
penduduk 351.161 jiwa, berarti 1 puskesmas di Kabupaten Pinrang rata-rata
melayani 11.700 jiwa. Sedangkan rasio Puskesmas Pembantu dengan
22

Puskesmas adalah 1:2,2 artinya setiap 1 Puskesmas didukung 2-3 Puskesmas


Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Jumlah Puskesmas Pembantu dalam wilayah kerja Puskesmas Lampa adalah
3 unit masing masing 1 unit di Desa Kaliang , 1 unit di Desa Paria dan 1 unit di
Desa Kaballangan.

2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat.Upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu, polindes/Poskesdes dan
Pos Obat desa(POD).

a. Posyandu
Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lampa berjumlah 24 buah
dengan perincian sbb:
Posyandu Pratama :-
Posyandu Madya : 22 buah
Posyandu Purnama : 5 buah
Posyandu Mandiri :-

b. Polindes/Poskesdes
Polindes/Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat
dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan
tempa tpertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk keluarga berencana.Pada tahun 2017, jumlah polindes/Poskesdes
yang ada diwilayah kerja Puskesmas Lampa adalah 9 buah.

B. TENAGA KESEHATAN

Penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan serta


pembangunan kesehatan memerlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang
memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat,
23

yakni yanglebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan


serta pencegahan penyakit.Peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama.
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan
yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma
sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Secara rasio tenaga kesehatan dinilai atas kecukupan tenaga kesehatan terhadap
jumlah penduduk yang dilayani.Jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari
tenaga kesehatan yang langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan
yang berada pada pelayanan administrasi.
Jumlah dan jenis sumber daya kesehatan di Puskesmas Lampa tahun 2016
adalah sebesar 117 orangdengan perincian PNS 41, Pegawai Tidak Tetap (PTT)
4 0rang dan magang 72 orang
Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 7 kelompok, yaitu
medis ,perawat-bidan, farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, dan kesehatan
masyarakat untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 04 Jumlah Tenaga SDM Kesehatan Puskesmas Lampa Tahun 2017

Standar
Status Kepegawaian
sesuai Yang ada Kekura
No Jenis Ketenagaan
Permenkes sekarang ngan
75 Thn 2014
PNS PTT MAGANG
1 Dokter umum 2 1 -1 1 0 0

2 Dokter Gigi 1 1 0 1 0 0

3 Perawat / Perawat Gigi 8 38 0 16 0 22

4 Bidan 7 41 0 10 2 29
Tenaga Kesehatan
5 2 11 0 4 0 7
Masyarakat
Tenaga Kesehatan
6 1 2 0 1 0 1
Lingkungan
Ahli Tekhnologi
7 1 5 0 2 0 3
Laboratorium Medic

8 Tenaga Gizi 2 5 -1 1 0 4

9 Tenaga Kefarmasian 2 6 0 1 2 3

10 Tenaga Admistrasi 3 2 -1 2 0 0

11 Tenaga Rekam Medis 1 1 0 1 0 0


24

12 Tenaga DIII Fisioterapis 1 2 0 1 0 1

13 SMA / Pekarya 2 1 -1 0 0 1

14 S1 Ekonomi - 1 0 0 0 1

Jumlah 117 -5 41 4 72

BAB VI
PENUTUP

Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan
dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Oleh karena itu penyediaan data
dan informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai masukan dalam proses
pengambilan keputusan.
Pengambilan dan penyusunan data dan informasi dalam pembuatan profil ini
diperoleh melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas( SP2TP ).
Perlu disadari bahwa sistem ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan
informasi kesehatan secara optimal. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan
informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Puskesmas Lampa yang diterbitkan
saat ini, belum sesuai dengan harapan.Namun demikian, diharapkan Profil
Kesehatan Puskesmas Lampa ini dapat memberikan gambaran secara garisbesar
dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yangtelah
dicapai.Dan Profil Kesehatan Puskesmas Lampa ini juga merupakan salah satu
publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua rekan staf Puskesmas
Lampa terutama pengelola SP2TP yang telah memberikan data yang diperlukan
dalam rangka penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2017 ini.

Lampa, Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai