Anda di halaman 1dari 81

PROFIL

UPTD PUSKESMAS MANGGIS I

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


KARANGASEM

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menghaturkan Puja da Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha


Esa, Ida Sanghyang Widhi Wasa, atas asung kerta wara nugraha-Nya Kami dapat
menyelesaikan Profil UPTD Puskesmas Manggis I tahun 2019 dengan baik.
Dalam Penyusunan Profil Puskesmas ini Kami menggunakan data
pencapaian Program Tahun 2019 UPTD Puskesmas Manggis I. Tujuan dari
penyusunan Profil Puskesmas ini adalah untuk bersama –sama meningkatkan
cakupan program sesuai dengan kriteria dari SPM (Standar Pelayanan Minimal)
Puskesmas, dimana Profil Puskesmas ini adalah kegiatan puskesmas dari bulan
Januari sampai dengan Desember 2019. Untuk tujuan tersebut kami berupaya
semaksimal mungkin untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikannya.
Disadari sepenuhnya bahwa penyajian Profil Puskesmas ini masih belum
memenuhi harapan, baik dalam hal kelengkapan data, keakuratan dan bentuk
penyajiannya. Ini tak lepas karena keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan
Kami dalam penyusunan Profil UPTD Puskesmas ini. Maka untuk penyusunan
Profil Puskesmas yang akan datang kami mohon kritik dan saran dalam
penyempurnaanya. Dan tak lupa kepada semua staf UPTD Puskesmas Manggis I
kami haturkan banyak terima kasih karena atas bantuan dan kerjasamanya telah
melaksanakan program dengan baik dan juga atas terlaksananya Profil Puskesmas
ini sehingga tersusun dengan cepat dan tepat waktu.

Ulakan , Pebruari 2019


Kepala UPTD Puskesmas Manggis I,

dr. Ni Wayan Putu Suati


NIP. 19720418 200604 2 017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii

DAFTAR TABEL………………………………………………………… iv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… v

DAFTAR vi

LAMPIRAN…………………………………………………………….... vii

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1

B. Tujuan Profil Kesehatan Puskesmas Manggis I............................... 6

C. Sistematika........................................................................................ 7

BAB II : GAMBARAN UMUM PUSKESMAS…………………….. 9

A. Kondisi Geografi………………………………………………… 9

B. Kondisi Demografi……………………………………………….. 10

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN................................. 15

A. Angka Kematian (Mortalitas)........................................................... 15

B. Angka Kesakitan ( Morbiditas)........................................................ 17

C. Penyakit Tidak Menular................................................................... 26

D. Status Gizi......................................................................................... 31

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN................................... 32


A. Pelayanan kesehatan Dasar............................................................... 33

B. Upaya Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular............... 49

C. Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat.................................................. 52

D. Upaya Promosi Kesehatan............................................................... 55

E. Upaya Kesehatan Lingkungan.......................................................... 57

F. Pelayanan Kefarmasian.................................................................... 59

BAB V : KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN…………. 61

A. Visi………………………………………………………………… 61

B. Misi………………………………………………………………... 63

BAB VI : SIMPULAN DAN SARAN…………………………… 65

A. Simpulan........................................................................................... 65

B. Saran................................................................................................. 67

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Keluarga dan Penduduk, luas wilayah, sex


ratio, kepadatan serta rata-rata jiwa per keluarga tahun
2019 …… 12

Tabel 3.1 AKB dan AKI UPTD Puskesmas Manggis I Tahun


2017-2019 …… 15

Tabel 3.2 Sepuluh Besar Penyakit di UPTD Puskesmas Manggis


I Tahun 2019 …… 18

Tabel 4.1 Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun 2019 ….... 56

Tabel 4.2 Sepuluh Obat Yang Paling Sering Digunakan Di


Puskesmas Tahun 2019 …… 60
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proporsi luas wilayah administrasi menurut Desa di …. 10


Wilayah Kerja Puskesmas Manggis I Tahun 2019.

Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Per Desa di Wilayah Kerja …. 11


Puskesmas Manggis I Tahun 2019.

Gambar 3.2 Penemuan kasus Pmeumonia Balita yang ditangani di …. 22


Wilayah Kerja Puskesmas Manggis I Tahun 2019.

Gambar 3.4 Balita Ditimbang D/S Per- Desa di Wilayah Kerja …. 31


Puskesmas Manggis I Tahun 2019.

Gambar 4.1 Cakupan K1 dan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas …. 35


Manggis I Tahun 2014 s/d 2019.

Gambar 4.2 Cakupan K1 Tahun 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas …. 36


Manggis I.

Gambar 4.3 Cakupan K4 Tahun 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas …. 36


Manggis I.

Gambar 4.4 Cakupan Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas …. 37


Manggis I Tahun 2014 s/d 2019.

Gambar 4.5 Cakupan Persalinan Nakes di Wilayah Kerja Puskesmas …. 38


Manggis I Th.2019.

Gambar 4.6 Cakupan Pelayanan Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas …. 39


Manggis I Th. 2019.

Gambar 4.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani di …. 40


Wilayah Kerja Puskesmas Manggis I Tahun 2019.

Gambar 4.8 Cakupan Neonatal Resti per-Desa di Wilayah Kerja …. 41


Puskesmas Manggis I Tahun 2019.
Gambar 4.9 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) Per …. 42
Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Manggis I Tahun
2019.

Gambar 4.10 Cakupan Kunjungan Bayi Yang Mendapat Pelayanan …. 43


Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Manggis I
Tahun 2019.

Gambar 4.11 Cakupan Kunjungan Balita Yang Mendapat Pelayanan …. 44


Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Manggis I
Tahun 2019.

Gambar 4.12 Cakupan Penjaringan Siswa SD Tahun 2019 …. 45

Gambar 4.13 Cakupan Peserta KB Aktif Per Desa Tahun 2019. …. 46

Gambar 4.14 Cakupan Peserta KB Aktif menurut Kontrasepsi di …. 46


Wilayah Kerja Puskesmas Manggis I Tahun 2019.

Gambar 4.15 Cakupan Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Pusk. …. 48


Manggis I Th. 2019.

Gambar 4.17 Cakupan Penemuan kasus Pneumonia Balita Yang …. 50


Ditangani di Wilayah Kerja Puskesmas Manggis I
Tahun 2019.

Gambar 4.18 Cakupan Fe1 dan Fe3 di Wilayah Kerja Puskesmas …. 53


Manggis I Tahun 2019.

Gambar 4.19 Cakupan Vit A di Wilayah Kerja Puskesmas Manggis …. 54


I Tahun 2019.

Gambar 4.20 Cakupan ASI Eksklusif Tahun 2019. …. 55

Gambar 4.21 Cakupan Persentase RT Ber-PHBS di Wilayah Kerja …. 57


Puskesmas Manggis I Tahun 2019.

Gambar 4.22 Cakupan Jamban Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas …. 58


Manggis I Th. 2019.
DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk,


Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa
di Wilayah Puskesmas Manggis I Tahun 2019

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur


Kecamatan Manggis Tahun 2019

Tabel 3 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan


Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin di
Kecamatan Manggis Tahun 2019

Tabel 4 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan di Puskesmas


Manggis I Tahun 2019

Tabel 5 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan


Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Manggis I Tahun 2019

Tabel 6 Presentase fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan


Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) level 1 Puskesmas Manggis
I Tahun 2019

Table 7 Angka Kematian Pasien di Puskesmas Manggis I Tahun 2019

Tabel 8 Indikator Kinerja Pelayanan di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 9 Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin


Esensial di UPTD Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 10 Jumlah Posyandu dan Posbindu PTM menurut Desa di Puskesmas


Manggis 1 Tahun 2019

Table 11 Jumlah Tenaga Medis di fasilitas Kesehatan Puskesmas Manggis


1 Tahun 2019

Table 12 Jumlah Tenaga Keperawatan dan Kebidanan di fasilitas


Kesehatan Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Table 13 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan,


dan Gizi di fasilitas Kesehatan Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Table 14
Jumlah Tenaga Tehnik Biomedika, Keterapian Fisik, dan
Keteknisasn Medik di fasilitas Kesehatan Puskesmas Manggis 1
Table 15 Tahun 2019

Jumlah Tenaga Kefarmasian di fasilitas Kesehatan Puskesmas


Table 16 Manggis 1 Tahun 2019

Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung di fasilitas Kesehatan


Table 17 Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk menurut Jenis Jaminan Di


Table 18 Wilayah Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Presentase Desa yang memanfaatkan Dana Desa untuk kesehatan


Table 19 menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota untuk Puskesmas Manggis


Tabel 20 1 Tahun 2019

Jumlah Kelahiran menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Desa


Tabel 21 di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok umur dan Desa di


Tabel 22 Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Jumlah Kematian Ibu menurut Penyebab dan Desa di Puskesmas


Tabel 23 Manggis 1 Tahun 2019

Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, dan


Tabel 24 Ibu Nifas menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Cakupan Imunisasi Td pada Ibu Hamil menurut Desa di


Tabel 25 Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Presentase Cakupan Imunisasi Td pada Wanita Usia Subur yang


Tabel 26 Tidak Hamil Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Presentase Cakupan Imunisasi Td pada Wanita Usia Subur (Hamil


dan Tidak Hamil) Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun
Tabel 27 2019

Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Tambah darah (TTD)


Tabel 28 menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 29 Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 30 Cakupan dan Proporsi Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Jenis


Kontrasepsi dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Jumlah dan Presentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan


Tabel 31 Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 32 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis


Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 33 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Penyebab


Utama dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 34 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut Jenis Kelamin
dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 35 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin dan Desa


di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Bayi Baru Lahir mendapat IMD dan Pemberian ASI Eksklusif


Tabel 36 pada Bayi < 6 Bulan Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1
Tahun 2019

Tabel 37 Cakupan Pelayanan Kesehatan bayi Menurut Jenis Kelamin dan


Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 38 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)


menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Cakupan Imunisasi Hepatitis B0 (0-7 Hari) dan BCG pada Bayi


Tabel 39 Menurut Jenis Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun
2019

Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib 3, Polio 4, Campak/MR dan


Tabel 40 Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut Jenis Kelamin dan
Desa di Pusk. Manggis 1 Tahun 2019

Cakupan Imunisasi Lanjutan DPT-HB-Hib 4 dan Campak/MR2


Tabel 41 pada Anak Usia Dibawah Dua Tahun (Baduta) menurut Jenis
Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 42 Cakupan Pemberian Vitamin A pada bayi dan Anak Balita
Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 43
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Jenis Kelamin dan
Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 44
Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 45
Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB
menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Peserta Didik


SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA menurut Desa di Puskesmas
Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 47
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Desa di Puskesmas
Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 48 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Menurut Jenis Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun
2019
Tabel 49
Pelayanan Usia Produktif menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 50
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis
Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 51
Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Keluarga di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Jumlah Terduga Tuberkulosis, Kasus Tuberkulosis Anak, Case


Tabel 52 Notification Rate (CNR) per 100.000 Penduduk dan Case
Detection Rate (CDR) menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 53 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap serta Keberhasilan


Pengobatan Tuberkulosis menurut Jenis Kelamin di Puskesmas
Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 54
Penemuan kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin dan
Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 55 Jumlah Kasus HIV Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 56
Jumlah Kasus dan Kematian akibat AIDS menurut Jenis Kelamin
dan Kelompok Umur di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 57
Kasus Diare yang Dilayani Menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 58
Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Desa di Puskesmas
Manggis 1 Tahun 2019

Kasus Baru Kusta Cacat Tingkat 0, Cacat Tingkat 2, Penderita


Tabel 59 Kusta <15 Tahun, penderiat Kusta Anaka < 15 Tahun Dengan
Cacat Tingkat 2 menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun
2019

Tabel 60 Jumlah Kasus Terdaftar dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta


Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin dan Desa di Puskesmas
Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 61 Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT)


Menurut Jenis Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun
2019
Tabel 62
Jumlah Kasus AFP (Non Polio) di Puskesmas Manggis 1 Tahun
2019

Tabel 63 Jumlah Kasus Penyakit Yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi


(PD3I) menurut Jenis Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1
Tahun 2019
Tabel 64
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang Ditangani <
24 Jam di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 65
Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB menurut Jenis
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 66
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut Jenis Kelamin
dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 67
Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin
dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 68 Penderita Kronis Filariasis Menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 69
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi menurut Jenis Kelamin
di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 70
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabete Melitus (DM) di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Tabel 71 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA
dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan KLinis (SADANIS)
Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 72
Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun
2019
Tabel 73
Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Berkualitas (Layak) Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1
Tabel 74 Tahun 2019

Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan


Tabel 75 Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang layak


Tabel 76 (Jamban Sehat) Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019

Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di


Wilayah Puskesmas Manggis 1 Thaun 2019

Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat


Kesehatan Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia
sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium
Development Goals (MDGs). Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan
kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Kesehatan adalah
hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk mencapai keberhasilan
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diselenggarakan pembangunan di bidang
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan
kesadaran,kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan yang
rendah juga berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada
akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah. Pembangunan Nasional di
bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua lapisan masyarakat.
Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan dilakukan
secara bertahap sesuai dengan skala prioritas.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (SKN,2014). Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi
masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif), penyembuhan
(Kuratif), dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi
kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Komponen pengelolaan kesehatan
yang disusun dalam SKN dikelompokkan dalam subsistem yaitu upaya kesehatan;
penelitian dan pengembangan kesehatan; pembiayaan kesehatan; sumber daya
manusia kesehatan; sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan; dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu
subsistem yang dimuat dalam SKN tersebut adalah menyangkut masalah
informasi kesehatan.
Informasi kesehatan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data
sebagai masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Tujuan
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah untuk menyediakan data dan
informasi terkini, akurat, valid, cepat,transparan serta berhasil guna dan berdaya
guna. Data dan informasi ini digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan
kesehatan dengan mempertimbangkan faktor desentralisasi, kecukupan data
termasuk data terpilih yang responsive gender, dan aspek kerahasiaan yang
berlaku di bidang kesehatan.
Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, antara lain meliputi:
a. pengelolaan sistem informasi kesehatan, yang meliputi landasan
hukum, perencanaan kebijakan dan program, pengorganisasian,
kerjasama dan koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta
pembinaan dan pengawasan;
b. pelaksanaan sistem informasi kesehatan, yang meliputi data dan
informasi serta indikator, sumber data dan pengelolaan atau
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data serta
informasi kesehatan;
c. sumber daya sistem informasi kesehatan, yang meliputi sumber
daya manusia, pembiayaan, ilmu dan teknologi serta sarana dan
prasarana seperti sumber daya data, sumber daya jaringan,
perangkat lunak dan perangkat keras;
d. pengembangan dan peningkatan sistem informasi kesehatan, yang
meliputi pengembangan indikator, pengembangan metode dalam
sistem informasi kesehatan, penelitian dan pengembangan system
informasi kesehatan;
e. peningkatan produk dan diseminasi informasi kesehatan.

Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan


dalam pembangunan kesehatan. Dan sejalan dengan amanat Undang-Undang
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, setiap orang berhak mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan seimbang dan bertanggungjawab. Oleh karena
ketersediaan data dan informasi sangat diperlukan dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Penyediaan data dan informasi kesehatan dilaksanakan melalui serangkaian


proses panjang mulai dari pengumpulan data dan informasi dari tingkat layanan
kesehatan masyarakat, dilanjutkan dengan pengelolaan data dan informasi,
kemudian dituangkan dalam bentuk pencatatan dan pelaporan, salah satunya adalah
Profil Kesehatan.

Profil Kesehatan Indonesia, yang merupakan salah satu paket penyajian


data/informasi kesehatan yang lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan,
upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi kesehatan lainnya
yang terbit setiap tahun.
Profil Kesehatan Puskesmas digunakan untuk memperoleh dan
menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan lainnya yang dapat
dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau tidaknya target kegiatan, yang kelak
dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah
perencanaan selanjutnya melihat keberhasilan mengukur keberhasilan
pembangunan Kesehatan di Wilayah UPTD Puskesmas Manggis I sesuai dengan
Visi UPTD Puskesmas Manggis I adalah “Terwujudnya Masyarakat Sehat di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I berdasarkan Tri Hita Karana”.
Dengan Misinya ;
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang lebih bermutu,
profesional, merata, dan terjangkau.
2. Memelihara kesehatan perorangan keluarga dan masyarakat.
3. Meningkatkan kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.
4. Mendorong keterpaduan dan kesinambungan kerja lintas program dan lintas
sektor.
5. Menggunakan system informasi dan teknologi tepat guna dalam
penyelenggaraan management UPTD Puskesmas Manggis I.
Untuk dapat mencapai visi dan misi tersebut, UPTD Puskesmas Manggis I
memiliki strategi sebagai berikut:
1. Menyusun PTP tahunan dan perencanaan bulanan secara rutin.
2. Menggalang kerjasama antar unit lewat lokakarya mini bulanan baik
kerjasama lintas program maupun sektoral.
3. Melaksanakan apa yang telah dilaksanakan dalam POA sesuai jadwal dan
melaporkan hasilnya secara rutin, tepat waktu dan benar.
4. Melayani masyarakat sesuai dengan standar pelayanan prima.
5. Menghargai sesama rekan kerja dan masyarakat.
6. Mengikuti pelatihan seminar/symposium guna peningkatan sumber daya
manusia dan profesionalisme tenaga medis dan paramedis.
7. Menambah jenis pelayanan sesuai tuntutan masyarakat.
8. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia melalui penerapan
kemajuan ilmu dan teknologi serta melalui penerapan nilai-nilai moral dan
etika.
9. Mewujudkan peran serta aktif masyarakat dalam pembiayaan kesehatan
melalui JKN.

Adapun Motto pelayanan yang dimiliki UPTD Puskesmas Manggis I untuk


mewujudkan Visi Misi Puskesmas adalah “SELARAS” yaitu ;
- Salam senyum sapa sopan santun
- Empati ( melayani dengan penuh hati)
- Lengkap (memberikan pelayanan yang komperhensif dan profesional)
- Adil (pelayanan yang merata tanpa membeda-bedakan)
- Ramah dalam sikap dan perilaku
- Akurat dalam memberikan pengobatan
- Semangat untuk memberikan pelayanan terbaik

Tata Nilai UPTD Puskesmas Manggis I ;


1. Keikhlasan
Memberikan pelayanan prima kepada pelanggan dengan sepenuh hati
tanpa pamrih.
2. Keterbukaan
Puskesmas dikelola secara transparan dapat dipertanggungjawabkan,
menghindari korupsi, kolusi dan nepotisme.
3. Keprofesionalan
Memberikan pelayanan yang efektif efisien dan akuntabel berdasarkan
standar profesi.
Tujuan UPTD Puskesmas Manggis I adalah sebagai berikut;
1. Menjadi Puskesmas terbaik pilihan masyarakat.
2. Menjadi layanan kesehatan primer yang profesional yang berorientasi
pada tingkat kepuasan pasien dan masyarakat.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Manggis I Kabupaten Karangasem ini


pada intinya berisi data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi
kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I Kabupaten
Karangasem.

Dalam Profil Kesehatan Tahun 2019 ini disajikan data indikator kesehatan
dan indikator yang terkait kesehatan yang meliputi:

1) Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas mortalitas, morbiditas dan


status gizi;

2) Indikator Upaya Kesehatan yang terdiri atas pelayanan kesehatan, perilaku


hidup sehat dan keadaan lingkungan; serta

3) Indikator Sumber Daya Kesehatan terdiri atas sarana kesehatan, tenaga


kesehatan dan pembiayaan kesehatan; dan

4) Indikator lain yang terkait dengan kesehatan.

B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN UPTD PUSKESMAS MANGGIS I


1. Tujuan Umum
Tersedianya data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan
secara berhasil guna dan berdaya guna. Serta diharapkan dapat memberikan
gambaran situasi dengan target Millenium Development Goal’s ( MDG’s)
tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
1) Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan
data,
pengolahan, analisa serta pengemasan informasi.
2) Tersedianya wadah integrasi berbagi data yang telah dikumpulkan oleh
berbagai pencatatan dan pelaporan di masing-masing program.
3) Memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan informasi
dalam
alokasi dana/anggaran program kesehatan
4) Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat
kabupaten.

A. SISTEMATIKA
Sistematika penyajian Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Manggis I
Tahun 2019 ini terdiri atas :

BAB I Pendahuluan : BAB ini berisikan tentang Latar belakang disusunnya


Profil Kesehatan, maksud dan tujuan serta isi secara ringkas daripada Profil
Kesehatan serta sistematika dari penyajiannya.

BAB II Gambaran Umum : Pada BAB ini diuraikan Keadaan Umum Wilayah
Puskesmas. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi
umum lainnya, juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya ekonomi, kependudukan, sosial
budaya dan lingkungan.

BAB III Situasi Derajat Kesehatan : Dalam BAB ini diuraikan tentang
indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi
masyarakat.

BAB IV Situasi Upaya Kesehatan : BAB ini menguraikan tentang pelayanan


kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan
dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan juga
mengakomodir kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
serta upaya kesehatan lainnya

BAB V Program Kesehatan UPTD Puskesmas Manggis I : Bab ini berisikan


uraian tentang visi dan misi puskesmas serta Upaya-upaya kesehatan yang
dilaksanakan di UPTD Puskesmas Manggis I
BAB VI Simpulan / Kesimpulan : BAB ini menyajikan tentang hal-hal penting
yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan. Selain
keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang
dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

LAMPIRAN : Pada lampiran berisi resume/angka pencapaian program


kesehatan dan tabel data yang merupakan gabungan tabel indikator Kecamatan
Sehat dan indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang
kesehatan.

BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. KONDISI GEOGRAFI
1. Batas Wilayah
Kecamatan Manggis I adalah salah satu dari 8 (delapan) Kecamatan
di Kabupaten Karangasem dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Selat dan Kecamatan Sidemen
 Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Manggis II
 Sebelah Selatan : Selat Nusa Penida
 Sebelah Barat : Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung

2. Luas Wilayah
Luas wilayah Kecamatan Manggis I adalah 109,70 Km2 dengan luas
wilayah masing-masing Desa sebagai berikut:
- Desa Manggis : 9,90 Km2
- Desa Ulakan : 6,00 Km2
- Desa Padangbai : 3,60 Km2
- Desa Antiga : 13,40 Km2
- Desa Gegelang : 12,10 Km2
- Desa Antiga Kelod : 4,50 Km2
Wilayah UPTD Puskesmas Manggis I merupakan wilayah pantai yang
beriklim panas. Sebagian besar lahan merupakan lahan perikanan/nelayan.
PROPORSI LUAS WILAYAH ADMISNISTRASI MENURUT
DESA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TAHUN 2019

ANTIGA
KELOD
9% MANGGIS
20%
GEGELANG
ULAKAN
25%
12%

PADANGBAI
ANTIGA
7%
27%

Gambar 2.1

Berdasarkan luas wilayah Desa Antiga merupakan desa dengan luas wilayah
terluas dan yang terkecil wilayah Desa Padangbai
Jumlah dusun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I adalah 39
dusun, yaitu Desa Manggis sebanyak 12 dusun, Desa Ulakan sebanyak 6 dusun,
Desa Padangbai sebanyak 4 dusun, Desa Antiga sebanyak 6 dusun, Desa Gegelang
sebanyak 7 dusun dan Desa Antiga Kelod sebanyak 4 dusun.
Jarak terjauh wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I adalah + 16 Km
dari Puskesmas Manggis I dimana semua wilayah sudah dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua dengan waktu tempuh + 30 menit, sedangkan jarak tempuh dari
UPTD Puskesmas Manggis I ke Ibu Kota Kabupaten + 27 Km2 dengan waktu
tempuh + 30 menit.

B. KONDISI DEMOGRAFI
1. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kecamatan Manggis I berdasarkan sumber dari data
Statistik Kabupaten Karangasem Tahun 2019 berjumlah 30.336 jiwa dimana
jumlah penduduk terbanyak ada pada Desa Gegelang yaitu 7.052 jiwa dan
penduduk terkecil ada pada Desa Padangbai yaitu 3006 jiwa.
JUMLAH PENDUDUK PERDESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MANGGIS I TAHUN 2019
8.000
7.052
7.000
5.880
6.000 5.521

5.000 4.690
JML PNDDK

4.187
4.000
3.006
3.000

2.000

1.000

-
GEGELANG ANTIGA ANTIGA PADANGBAI ULAKAN MANGGIS
KELOD

Gambar 2.2

2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I pada
tahun 2019 adalah 614 per Km2. Kepadatan penduduk tertinggi tahun 2019 berada
di Desa Antiga Kelod (924 jiwa/ Km2) dan kepadatan penduduk terendah berada
di Desa Antiga (440 jiwa/ Km2).

3. Distribusi Penduduk
Distribusi Penduduk menurut kelompok umur tahun 2019 berdasarkan
kelompok umur. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah peduduk laki-laki (23.210/22.720) dimana sebagian besar penduduk masih
dalam usia sekolah/produktif.
4. Jumlah Rumah Tangga (KK)
Sedangkan jumlah Rumah Tangga (KK) tahun 2019 adalah sebanyak
12.398 KK .

Tabel 2.1
Jumlah Keluarga dan Penduduk, luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan
serta Rata-rata jiwa per Keluarga Keadaan terakhir Tahun 2019

RATA-
LUAS JML.
JML. RATA KEPADATAN
WILA JML. RMH
NO DESA PENDU JIWA/ PENDUDUK
YAH DUSUN TANGGA
DUK RUMAH (Km2)
( Km. 2) (KK)
TANGGA
1 2 3 4 5 6 7 8

1 GEGELANG 12,10 7 7.052 3.557 1,98 584,26

2 ANTIGA 13,40 6 5.880 2.393 2,46 440,12

ANTIGA
3 4,50 4 4.187 1.343 3,12 924,28
KELOD

4 PADANGBAI 3,60 4 3.006 909 3,31 835,00

5 ULAKAN 6,00 6 4.690 1.864 2,52 784,28

6 MANGGIS 9,90 12 5.521 2.332 2,37 560,51

KECAMATAN 49,40 39 30.336 12.398 2,45 614

5. Jumlah Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan diantaranya puskesmas, puskesmas pembantu ( Pustu),
puskesmas keliling (Puskel), dan sarana kesehatan bersumberdaya masyarakat
adalah Poskesdes. Dalam usaha pemberian pelayanan terhadap masyarakat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I, UPTD Puskesmas Manggis I telah
dilengkapi pula fasilitas kesehatan berupa 1 buah Puskesmas Induk, 5 buah
Puskesmas Pembantu, 1 buah Puskesmas Keliling, 1 buah Poskesdes, 6 Bidan Desa,
dan 41 Posyandu.
Puskesmas pembantu (Pustu) berfungsi untuk memperluas
jangkauan pelayanan kesehatan puskesmas dan mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Tahun 2019 Puskesmas Pembantu masih tetap berjumlah 5 (
lima ) buah. Begitu juga dengan fasilitas Puskesmas Keliling (Puskel) roda 4
dilakukan untuk menjangkau daerah-daerah yang cukup jauh dari pelayanan
kesehatan. Dalam peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai
upaya dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya
yang ada di masyarakat.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) diantaranya yang
sangat dikenal dan familiar di masyarakat adalah Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Posbindu PTM dan Posyandu Lansia. Posyandu menyelenggarakan
minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Dalam melihat
perkembangannya posyandu dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan/ strata yaitu
posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri.
Posbindu merupakan salah satu kegiatan yang berbasis masyarakat yang bersifat
promotif dan preventif dalam rangka deteksi dini dan pemantauan faktor resiko
PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik yang sasarannya
dari mulai umur 15 tahun ke atas. Kegiatan Posbindu baru terlaksana 1 Posbindu
dimasing-masing desa yang pelaksanaanya berkoordinsi dengan psoyandu lansia
dan Balita serta Pusling.
Jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Manggis I tahun
2019 adalah 41 buah, dengan rasio 1,3 Posyandu untuk 100 balita. Posyandu aktif
100 %, dengan rincian semua Posyandu purnama, jumlah Posbindu PTM 6 buah
(1 posyandu dimasing-masing Desa).
6. Jumlah Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan yang melayani masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas
Manggis I sebanyak 80 orang per 31 Desember 2019 yang terdiri dari Dokter
umum yang berjumlah 5 orang ( termasuk Kepala Puskesmas), dokter gigi 2 orang,
perawat DIII 10 Orang, Perawat SPK 2 orang (sedang ijin belajar), S1 Keperawatan
Profesi 1 orang, S1 Keperawatan Umum 2 orang, DIII Bidan 17 orang, Bidan
(P2B) 2 orang, DIII Perawat Gigi 2 Orang ( 1 orang dengan nota dinas) , Sarjana
Kesehatan Masyarakat 1 orang, tenaga sanitasi 2 orang (DIV 1 orang),
Epidemiologi 1 orang,Tenaga DIII gizi 1 orang, S1 Apoteker 1 orang, Asisten
Apoteker 1 orang, tenaga Analys laboratorium 1 orang, sopir 2 orang, S1 Umum
1 orang, pekarya kesehatan 4 orang, Penunjang Administrasi 7 orang Jumantik 1
orang, JMD 4 orang, Kontrak umum 9 orang. Dengan total jumlah PNS 54 orang,
( Ekselon IV 1 orang, JFT 39 orang, dan JFU 15 orang), Nota Dinas 1 orang, PTT
4 orang, Kontrak 14 orang, JMD 4 orang, Jumantik 1 orang.

7. Pembiayaan Puskesmas
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 170 menyebutkan
pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan
termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan dapat bersumber dari pemerintah dan
pembiayaan bersumber dari masyarakat. Anggaran pembangunan kesehatan
bersumber dari APBN, APBD Kabupaten dan lain-lain namun semuanya telah
melalui mekanisme APBD.
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-


faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan
kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana, melainkan juga dipengaruhi oleh
faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka
morbiditas, mortalitas dan status gizi. Situasi derajat kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Manggis I digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan beberapa angka
morbiditas beberapa penyakit.
Capaian indikator mortalitas AKB dan AKI pada tiga tahun terakhir adalah
seperti terlihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1
AKB dan AKI UPTD Puskesmas Manggis I Tahun 2017– 2019
No. Indikator Satuan 2017 2018 2019
A. Angka Kematian Bayi Per 1000 KH 4,52 6,85 6,8
B. Angka Kematian Ibu Per 100.000 KH 226,2 0,0 0,0
Melahirkan (AKI)

A. ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS )


Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB,
AKABA dan AKI.
1. Angka Kematian Bayi ( AKB )
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai berikut
banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan
indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam
menurunkan AKB. AKB merupakan salah satu indikator yang sensitif terhadap
kesediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan antenatal.
Angka Kematian Bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I pada
tahun 2019 ada 2 kasus yang berarti kematian bayi pada tahun 2019 menurun di
bandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2018.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran
hidup. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
AKABA Puskesmas Manggis I tahun 2019 adalah 0,00/1000 KH. Hal
tersebut berarti untuk tahun 2019 tidak ada kematian Balita.

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga merupakan salah satu target yang
telah ditentukan dalam tujuan Pembangunan Milenium yaitu tujuan ke-5 yaitu
Meningkatkan Kesehatan Ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2019
adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Inikator ini dapat dipengaruhi status kesehatan secara umum,
pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. AKI berguna untuk
menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan
ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil
(bumil), pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. AKI maternal
diperoleh dari perbandingan antara jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian
ibu bersalin + kematian ibu nifas dibagi dengan jumlah kelahiran hidup dikalikan
dengan 100.000 KH.
AKI Puskesmas Manggis I pada tahun 2019 adalah 0,00 per 100.000 KH,
yang berarti kasus kematian Ibu di wilayah kerja Puskesmas Manggis I pada tahun
2019 tidak ada.

B. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS )

Angka kesakitan (morbiditas) dari suatu penyakit ialah jumlah semua


dari penyakit tersebut. Mortalitas suatu penyakit merupakan suatu kemungkinan di
mana kematian merupakan hasil akhir dari suatu penyakit. Mortalitas biasanya
diformulasikan sebagai persentase seluruh penderita pada suatu penyakit. (Erfandi,
2009).
Untuk tujuan pembelajaran, beberapa tipe perubahan / abnormal dari
suatu sel / jaringan, dikategorikan dengan ciri-ciri umum. Lesi umum yang
dimaksud adalah degenerasi, kematian sel, kelainan / gangguan sirkulasi sering
ditemukan pada beberapa jaringan, demikian juga reaksi peradangan / inflammation
dan penyembuhan, gangguan hemodinamik gangguan sirkulasi, gangguan
pertumbuhan dan neoplasia sampai perkembangan kanker. Semua itu merupakan
topik dalam mata kuliah patologi umum terdapat ciri-ciri umum pada semua lesi
peradangan, dengan mengetahui bentuk perubahan dapat diaplikasikan ke masalah
apa yang terjadi pada organ yang bersangkutan, misal pada ginjal, hati, otak, dan
sebagainya, tanpa mempertimbangkan spesiesnya. Tujuan patologi umum adalah
mempelajari mekanisme atau patogenesis yang berhubungan dengan proses
penyakit dan mendeskripsikan beberapa lesi yang diakibatkan, selanjutnya dapat
diterapkan dalam pembelajaran beberapa bentuk lesi penyakit spesifik yang
terdapat dalam mata kuliah patologi khusus/sistemik.
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun
prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Angka kesakitan penyakit tertentu diperoleh dengan membandingkan antara
jumlah kasus baru pada kelompok umur tertentu dengan jumlah penduduk
kelompok umur tersebut dikalikan dengan 1000.

1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Manggis I


Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien di Puskesmas Manggis I Tahun
2019 menunjukkan kasus terbanyak adalah penyakit essential hypertension lain
pada dengan jumlah kasus 2.966 dengan perincian pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2
Sepuluh Besar Penyakit di UPTD Puskesmas Manggis I Tahun 2019

Kode
No Nama Penyakit Total
Penyakit
1 2 3 6

1 Essential (primary) Hypertension (HT Primer) I 10 2.966


2 Acute Nasopharyngitis (Common Cold) J 00 1.632
Non-Insulin-dependent diabetes mellitus/DM
3 E 11 1.092
Type II ( Usia >40 Th)
4 Dyspepsia K 30 591
5 Fever, Unspecifield R 50.9 507
6 Streptococcal Pharyngitis (Faringitis) J 02.0 480
7 Headeache R 51 441
8 Paranaid schizophrenia F 20.0 374
9 Disturbance in tooth eruption K 00.6 338
10 Acute pharyngitis, unspecified J 02.9 274
2. Penyakit Menular
a. TB Paru

TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit


paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan
menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3
minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah. Kuman
TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus,
atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita
TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada
seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV. Penyakit
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-
tahun terakhir memperlihatkan peningkatan jumlah kasus baru maupun jumlah
angka kematian yang disebabkan oleh TB. Menurut WHO, dinegara-negara miskin
kematian TB merupakan 25% dari seluruh kematian yang sebenarnya dapat
dicegah. Dengan munculnya HIV/AIDS di dunia, diperkirakan penderita TB akan
meningkat. Indikator utama pengendalian TB secara nasional sejak tahun 2015
adalah Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate = CNR) yaitu jumlah semua
kasus TB yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk dalam wilayah
tertentu.
Kasus baru TB dengan jumlah terduga Tuberkolosis yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar di UPTD Puskesmas Manggis 1 sebanyak 136 orang
(100%). Jumlah semua kasus TB menurut jenis kelamin laki-laki (52,9%) dan
perempuan (47,1%). Kasus TB anak umur 0 – 14 Tahun ada tidak. CNR semua
kasus TB per 100.000 penduduk (0,0005). Untuk Case Detection Rate (29,8%),
cakupan penemuan kasus TB Anak (0 %). Jumlah semua kasus TB terdaftar
sebanyak 17 orang. Angka kesembuhan (Cure Rate) TB Paru terkonfirmasi
bakteriologis (90,9 %), angka pengobatan lengkap (Complete Rate) semua kasus
TB (17,6 %). Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) semua kasus TB
( 82,4 %). Jumlah kasus kematian selama pengobatan TB 4 orang (23,5 %).
Beberapa indikator dalam kegiatan dalam penanggulangan TB adalah
sebagai berikut :
a) Penemuan dan Pengobatan Penderita Baru BTA Positif /Case Detection
Rate (CDR)
Case Detection Rate ialah banyaknya jumlah yang dinyatakan
sebagai penderita yang telah ditemukan dibandingkan dengan jumlah
penderita yang masih diperkirakan pada wilayah tertentu.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya Case Detection


Rate dapat berupa :

1. Kesulitan saat mengeluarkan dahak meskipun telah dibantu dengan


pemberian mukolitikekspektoran. Hal tersebut biasanya ada pada
penderita TB yang pada umumnya telah melakukan pengobatan dengan
obat anti tuberkulosisis.
2. Program TB anya mengandalkan Passive Case Finding (PCF) untuk
menjaring kasus TB
3. Penerapan serta pengupayaan estimasi prevelensi kasus BTA posistif
TB dengan keseuruhan serta merata
4. Penjaringan terlalu longgar, sehingga akan mememnuhi kriteria
5. Kesulitan dalam memperoleh dahak untuk pemeriksaan diagnostik baik
pada dewasa maupun anak perlu segera diatasi. Perlu dicari prosedur
alternatif pemeriksaan dahak yang bisa dilakukan di tingkat primer.

Pada tahun 2019, CDR mencapai 29,8 % dari perkiraan kasus baru BTA
Positif. Hal ini berarti masih ada kasus TB baru BTA positif belum ditemukan di
lapangan, sehingga masih diperlukan upaya–upaya program baik internal maupun
eksternal. Salah satunya yaitu perlu ada program KIE yang lebih inovatif guna
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk datang ke sarana pelayanan kesehatan
lebih dini bila mengalami tanda – tanda atau gejala TB serta diimbangi dengan
kegiatan pemeriksaan kontak terhadap penderita TB. Disamping itu Pemantapan
SDM, mutu mikroskopis TB, serta penguatan jejaring TB masih perlu
dioptimalisasi.

b) Keberhasilan Pengobatan (Success Rate = SR)


Keberhasilan pengobatan TB paru merupakan indicator pencapaian
utama pengendalian program TB di pelayanan kesehatan. Angka keberhasilan
pengobatan pada target nasional yaitu 85%. Seorang pasien dikatakan berhasil
yaitu jika pasien tersebut melakukan pengobatan lengkap dan dinyatakan
sembuh. Sedangkan sembuh adalah pasien TB paru yang menyelesaikan
pengobatannya secara lengkap dengan pemeriksaan ulang dahak pada akhir
pengobatan dan pemeriksaan ulang dahak sebelumnya menghasilkan negatip.
Tahun 2019 angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) di
Wilayah UPTD Puskesmas Manggis I adalah sebesar 82,4 %.

c) Angka Kesembuhan TB (Cure Rate = CR)


Angka Kesembuhan (Cure Rate) adalah angka yang menunjukkan
prosentase pasien baru TB paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa
pengobatan, diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat.
Angka kesembuhan TB di UPTD Puskesmas Manggis I pada tahun
2019 adalah 90,9 %.

b. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang menyerang satu atau kedua paru-
paru. Infeksi tersebut menyebabkan peradangan pada jaringan dan kantung
udara di paru-paru, sehingga kantung udara dipenuhi oleh cairan atau nanah.
Di negara berkembang 60% kasus Pneumonia disebabkan oleh
bakteri, sementara di negara maju umumnya disebabkan virus. Pneumonia
balita merupakan salah satu indikator keberhasilan program pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan.
Cakupan penemuan kasus pneumonia pada Balita di wilayah UPTD Puskesmas
Manggis 1 tahun 2019, presentase yang diberikan tatalaksana sesuai standar
(100%). Perkiraan pneumonia balita sebanyak 47 orang. Realisasi penemuan
penderita pneuminia pada balita sebanyak 85,1 %.

PENEMUAN KASUS PNEMONIA BALITA YANG DITANGANI


DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I TAHUN 2019

100%
80%
60% 100 100 100 100 100 100
40%
20%
0%

Gambar 3.2

c. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi
tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga
sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit. Sebelum memasuki fase
AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV Positif.

Jumlah Penderita sampai Tahun 2019 di UPTD Puskesmas Manggis I


sebanyak 6 kasus dengan HIV / AIDS

d. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensi KLB yang sering disertai dengan kematian. Diare
merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi faeses dan
frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila faeses lebih
berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air
besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.

Di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I target penemuan kasus


Diare sebanyak 819 kasus jadi jumlah kasus yang ditangani sebanyak 610 atau
74,5% , Sehingga belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal.

e. Kusta

Penyakit lepra, yang lebih dikenal dengan Morbus Hansen atau kusta adalah
infeksi kulit kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Lepra
termasuk penyakit tertua dalam sejarah, dikenal sejak tahun 1400 sebelum masehi.
Infeksi ini menyerang saraf tepi dan kulit, kemudian saluran pernapasan atas, dan
bisa juga menyerang organ lain kecuali otak.

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang dapat


menimbulkan masalah yang sangat kompleks bukan saja dari segi medis tetapi
meluas sampai ke masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan
nasional. Penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang
biasanya menyerang saraf tepi dan dapat mengakibatkan kecacatan secara
permanen bila penderita kusta terlambat mendapat penanganan yang tepat. Kusta
adalah salah satu penyakit yang ditakuti karena dapat menyebabkan kecacatan,
mutilasi (misalnya terputusnya salah satu anggota gerak seperti jari), ulserasi (luka
borok), dan lainnya.

Pada tahun 2019 angka prevalensi kusta sebesar 0,7 per 10.000 penduduk.
Untuk kasus Kusta baru di UPTD Puskesmas Manggis I tidak ada ditemukan.

f. Filariasis
Jumlah Penderita penyakit Filariasis yang ditangani tidak ada karena Tahun
2019 di UPTD Puskesmas Manggis I tidak ditemukan Kasus Filariasis sama seperti
tahun 2018.
3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I )

Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus Dipteri, Pertusis, maupun tetanus
neonatorum.

a. Acute Flacid Paralysis

Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus AFP di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Manggis I sama seperti Tahun 2018.

b. Campak

Campak disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak


menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang
terkontaminasi oleh sekret yang telah terinfeksi. Tidak ditemukan kasus baru
penyakit campak pada tahun 2019.

4. Penyakit Bersumber Binatang

Beberapa penyakit dapat menular melalui binatang yang biasa disebut penyakit
bersumber binatang. Penyakit bersumber binatang diantaranya Malaria, Demam
Berdarah Dengue (DBD), Cikungunya, Rabies. Penyakit tersebut dapat
mengakibatkan kerugian secara ekonomi bahkan beberapa dapat menyebabkan
kematian.

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)


DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
salah satu dari empat virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang
mudah menular. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.
Angka kesakitan DBD tahun 2019 menurun dari tahun yang lalu dimana kasus
DBD tahun 2019 sebanyak 5 kasus. Dari kasus tersebut terdapat 1 kasus di Desa
Gegelang, 1 kasus di desa Antiga, 1 kasus dari desa Antiga Kelod, 1 kasus dari Desa
Padangbai, 1 kasus dari desa Ulakan. CFR 0 % dan tidak ada yang sampai
meninggal karena DBD. Sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam
pelaksanaan Fogging dan kegiatan PSN dengan lintas sektor yang terkait.

b. Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang pengendaliannya


menjadi komitmen global dalam millenium Development Goals (MDGs). Malaria
disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup berkembang baik dalam sel darah
merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat
menyerang semua orang baik laik-laki ataupun perempuan pada semua kelompok
umur. Malaria disebabkan oleh parasit yang menyebar melalui gigitan nyamuk dan
dapat mematikan jika tidak ditangani dengan benar. Malaria jarang sekali menular
secara langsung dari satu orang ke orang lainnya.
Penyakit malaria mempunyai trias, yaitu keadaan menggigil yang diikuti dengan
demam dan keluar keringat yang banyak. Beberapa gejala lain yang dapat ditemui
juga, yaitu :

1. Demam : bersifat periodik karena berkaitan dengan pecahnya skizon yang


mengeluarkan berbagai antigen. Proses pematangan skizon berbeda tiap
jenis plasmodium.
1. P. falciparum (demam hampir setiap hari)
2. P. vivax/ovale (demam setiap 3 hari/tertiana)
3. P. malariae (demam setiap 4 hari / kuartana)
2. Splenomegali : merupakan gejala malaria kronik.
3. Anemia : terjadi akibat pecahnya eritrosit yang terinfeksi maupun tidak.
4. Iketerus : karena terjadinya hemolysis dan gangguan hepatik.
5. Gejala sistemik lainnya : sakit kepala, mual muntah, nyeri otot.

Tahun 2019 tidak ada penderita malaria, ini berarti Angka kesakitan Malaria
per 100.000 penduduk (API) sebesar 0,0. dan untuk wilayah UPTD Puskesmas
Manggis I sudah mendapatkan sertifikat bebas malaria dari Kemenkes RI. Suspek
ada 603 dan sediaan darah yang diperiksa sebanyak 603 (100%).

c. Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit zoonosis berupa infeksi akut pada
susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui
gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera. Penyakit ini bila
sudah menunjukkan gejala klinis pada hewan dan manusia selalu diakhiri dengan
kematian, sehingga mengakibatkan timbulnya rasa cemas dan takut bagi orang-
orang yang terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat
pada umumnya.
UPTD Puskesmas Manggis I selama Tahun 2019 ditemukan 365 kasus
GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) dan di vaksin VAR sebanyak 183 (50,14
%) terjadi peningkatan kasus GHPR dari tahun 2018.

C. PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan
bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun lebih banyak
disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup.
WHO (World Health Organozation) menyebutnya " Non Communicable Disease
(NCD) is a disease that is not transmissible directly from one person to another ";
adalah penyakit yang tidak menular langsung dari satu orang ke orang lain.
Dominasi masalah kesehatan di masyarakat saat ini mulai bergeser dari penyakit
menular menjadi ke arah penyakit tidak menular. Penyebab kematian utama
penduduk semua golongan umur pada saat ini disebabkan oleh PTM secara
berurutan yaitu stroke, hipertensi, diabetes mellitus, tumor ganas/kanker, penyakit
jantung dan pernafasan kronik.
Masalah Kesehatan Masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin
meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM adalah penyakit yang
bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif, antara
lain penyakit jantung, diabetes mellitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakan. Upaya pengendalian PTM
dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang
peduli terhadap ancaman PTM melalui Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu).
Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian internal dari sistem pelayanan
kesehatan, diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di
masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola
rujukannya. Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan pemantuan faktor resiko PTM utama yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin, dan periodik.

Data capaian program kegiatan Penyakit Tidak Menular di Tahun 2019


adalah Pelaksanaan kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) dengan jumlah 6
Posbindu. Dari berbagai capaian ada beberapa permasalahan yang belum tercapai
yaitu alat dan bahan yang belum lengkap, kurangnya tenaga kader di masing-
masing posbindu karena sampai dengan saat ini untuk kader masih bekerjasama
dengan kader posyandu dan juga lansia.
Adapun kegiatan PTM Tahun 2019 sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) di masing-
masing desa mensinkronkan dengan kegiatan posyandu balita, posyandu
lansia dan juga kegiatan pusling.
2. Pengadaan alat dan bahan untuk kegiatan Penyakit Tidak Menular (PTM).
3. Melakukan skrining dimasing-masing posbindu untuk mengetahui lebih
dini penyakit tidak menular yaitu Hipertensi, Diabetes Mellitus (DM),
Kanker Serviks, Kolesterol, dan Obesitas.

Beberapa PTM yang mendapat perhatian adalah sebagai berikut :


1. HIPERTENSI
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit
jantung, stroke, dan terkadang kematian. Tekanan darah adalah kekuatan yang
diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah
utama dalam tubuh. Tekanan ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan
seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa jantung dan
semakin sempit arteri, maka semakin tinggi tekanan darah.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah
melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung
berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah
normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–
140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi
terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan
darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Oleh karena itu
pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.
Di UPTD Puskesmas Manggis I upaya pencegahan terhadap hipertensi melalui
sosialisasi gaya hidup sehat dan melalui screening terhadap masyarakat yang
berumur diatas 15 tahun. Jumlah estimasi penderita Hipertensi berusia ≥ 15 tahun
untuk tahun 2019 sebanyak 6.320 dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 2.607 orang ( 41, 3 %).

2. DIABETES MELITUS (DM)


Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang
yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai
normal. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes merupakan penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta
ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau diatas nilai normal.
Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik
dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika Diabetes tidak dikontrol
dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa
penderita.
Gejala Diabetes biasanya berkembang secara berahap, kecuali diabetes
tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes
seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang
beresiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Diantaranya
adalah :
 Orang yang berusia di atas 45 tahun
 Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil
 Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) diatas 25
 Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes
Test gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk
mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Jumlah penderita DM di UPTD
Puskesmas Manggis 1 ada sebanyak 324 orang, penderita DM yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar 650 ( 200, 6 %).

3. CA SERVIKS
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim.
Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal,
dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini dapat
berkembang dengan cepat, sehingga mengakibatkan tumbuhnya tumor pada
serviks. Tumor yang ganas ini kemudian akan berkembang dan menjadi penyebab
kanker serviks.
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak
menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia. Menurut data Kementerian
Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap
tahunnya yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, deteksi dini seperti dengan tes pap
smear rutin masih belum menjadi perhatian umum. Apalagi kanker serviks ini juga
tidak akan menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker
sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut. Dalam banyak kasus,
kanker serviks ini juga berkaitan erat dengan infeksi menular seksual (IMS).
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis
kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik,
yang menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan
Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6% pasien ketika terdeteksi sudah
memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher Rahim biasanya
tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan
melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Di UPTD
Puskesmas Manggis I upaya pencegahan terhadap kanker servik melalui sosialisasi
gaya hidup sehat dan melalui screening terhadap masyarakat yang berumur 30-50
tahun 2019 sebanyak 201 orang. Dari yang diperiksa sebanyak 201 orang, tidak
ditemukan IVA positif, curiga kanker 2 orang ( 1,0 % ), dan dengan tumor/benjolan
6 orang (3,0%).

D. STATUS GIZI

Capaian Balita yang ditimbang D/S UPTD Puskesmas Manggis I Tahun


2019 sebesar 85,9 %. Pada gambar 3.4 di bawah ini dapat dilihat cakupan balita
ditimbang (D/S) Per Desa Tahun 2019.
BALITA DITIMBANG D/S
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TH. 2019
89
88
87
86
85
84
83
82
81
GEGELAN ANTIGA PUSKESM
MANGGIS ULAKAN P.BAI ANTIGA
G KELOD AS
% CAPAIAN 86,7 87,2 83,5 84,7 84,6 88,5 85,9

Gambar 3.4

Presentase BBLR yang ditangani Tahun 2019 di UPTD Puskesmas Manggis


I sebesar 38 bayi atau 8,7 % dari total 438 kelahiran hidup. Pencapaian Nasional
untuk BBLR sebesar 11,5% (Gizi dalam Angka) sehingga UPTD Puskesmas
Manggis I masih dibawah target Nasional atau Masih lebih baik dari Pencapaian
Nasional. Total jumlah balita yang ditimbang tahun 2019 adalah 1.854 balita. Balita
dengan gizi kurang ( BB/U)(BGM) jumlahnya sebanyak 112 balita ( 7,2 %).
Persentase balita dengan gizi buruk Tahun 2019 untuk BB/U sebanyak 0
dari jumlah balita yang ditimbang.Tahun 2019 di Wilayah Puskesmas Manggis I
tidak ada kasus gizi buruk.

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya
kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
kesehatan jiwa,pengamanan ketersediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika,
psikotropika,zat aditif dan bahkan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan
bantuan kemanusian.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan
rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang ditujukan terhadap
perorangan.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dimana berdasarkan SKN kedua jenis
upaya kesehatan tersebut merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tingkat pertama ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan.
Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama beberapa tahun
terakhir, khususnya tahun 2019 di UPTD Puskesmas Manggis I.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Pelayanan kesehatan adalah hak dasar masyarakat. Setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan dan perawatan kesehatan. Untuk itu, tugas pemerintah
adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu hidup sehat alias
tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai dan terjangkau untuk semua
anggota masyarakat. Tantangan utama untuk mewujudkan hal itu adalah
menyediakan pelayanan kesehatan dasar atau primary health care. Layanan dengan
ujung tombak puskesmas ini adalah penyediaan pelayanan terdepan kesehatan
dasar, yakni pelayanan kesehatan yang menjamin pelayanan kesehatan minimal
masyarakat. Dengan fungsi memberikan layanan kesehatan dasar yang bersifat
preventif, berkesinambungan, dan dapat diakses oleh masyarakat luas, primary
health care menjadi dasar untuk membangun sistem kesehatan nasional yang
memayungi semua upaya kesehatan. Dalam bentuk layanan ini, puskesmas
berperan memberikan pertolongan pertama kepada masyarakat sesuai dengan
standar pelayanan kesehatan. Warga didorong untuk tidak langsung berobat ke
rumah sakit, tetapi ke puskesmas terlebih dahulu. Ini karena tidak semua penyakit
harus ditangani dan dirujuk ke rumah sakit. Dengan demikian, setiap penyakit yang
dikeluhkan pasien akan ditangani terlebih dahulu secara komprehensif dari tingkat
yang paling dasar sehingga penghamburan pembiayaan kesehatan di tingkat
pelayanan sekunder dan tersier bisa ditekan. Akhirnya, penguatan pelayanan
kesehatan di tingkat dasar berkorelasi erat dengan peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat dan efisiensi. Bangunan fisik puskesmas memang ada hampir di setiap
kecamatan di Indonesia. Namun, tak semua dalam kondisi layak untuk melayani
masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan
kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan sebagai berikut :

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana


a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Seorang ibu mempunyai peran yang
sangat besar didalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan
kesehatan yang dialami seseorang yang sedang hamil dapat mempengaruhi
kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi
dan anak.
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru
lahir yang diberikan disemua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu
sampai Rumah Sakit Pemerintah maupun pelayanan kesehatan swasta.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa
indikator status kesehatan masyarakat.

a) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga
kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil
antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.
Cakupan kunjungan ibu hamil terdiri dari cakupan K1 atau juga disebut
akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran
ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta
paling sedikit empat (4) kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada Trimester
pertama, sekali pada Trimester kedua dan dua kali pada Trimester ketiga. Angka
ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Cakupan K1 dan K4 di Kecamatan Manggis I dalam 5 (lima) Tahun terakhir dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Cakupan K1 dan K4 di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2015 - 2019
120

100

80

60

40

20

0
2015 2016 2017 2018 2019
Cakupan K1 95,78 91,02 100 106,5 102
Cakupan K4 87,18 89,07 94,4 87,8 94,7
Target ( % ) 100 100 100 100 100

Gambar 4.1

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi antara
cakupan K1 dan K4. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka
droup out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dan k4 kecil maka hampir
semua ibu hamil yang melakukan kunjungan lengkap pelayanan antenatal.
Cakupan K1 Tahun 2019 masing-masing desa di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Manggis I bervariasi, cakupan Puskesmas sebesar 100%, sudah
memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 100%. Ada 1 desa
diwilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I Cakupan K1 masih di bawah target
SPM yaitu Desa Antiga Kelod (81%). Gambar 4.2 menyajikan cakupan K1 Tahun
2019 di masing-masing Desa.
Cakupan K1
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis i 1 Th. 2019
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI GEGELAN ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA PUSK
S G KELOD
% Ditangani 106,7 113,1 100 106,5 106,9 81 102
Target ( % ) 100 100 100 100 100 100 100

Gambar 4.2

Sedangkan capaian indikator cakupan pelayanan K4 tahun 2019 di UPTD


Puskesmas Manggis I sebesar 94,7 % dari jumlah ibu hamil sebesar 430 orang,
belum dapat memenuhi target Renstra Dinas Kesehatan untuk Tahun 2019 yaitu
sebesar 98%. Dari 6 Desa yang dapat mencapai target adalah 1 Desa yaitu Desa
Ulakan (104,9 %). Untuk yang capaian terendah terdapat pada Desa Antiga Kelod.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ambar 4.3 dibawah ini:

Cakupan K4
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2019
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Ditangani 96,7 104,9 90,9 95,7 95,1 86,9 94,7
Target ( % ) 98 98 98 98 98 98 98

Gambar 4.3

b) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes


Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar
terhadap Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama
diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu. Sedangkan dalam target MDG’s, salah
satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah
menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2019, serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
menjadi 100% pada tahun 2018. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan. Cakupan Persalinan ditolong tenaga kesehatan
sebesar 100%. Namun target indikator persalinan oleh tenaga kesehatan menurut
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 sebesar 100%. Namun bila
dibandingkan dengan target SPM sesuai dengan KEMENKES RI NO
828/MENKES/SK/IX/2008, sudah diatas target (90%). Gambar 4.4 dibawah ini
memperlihatkan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sejak Tahun
2015 sampai dengan Tahun 2019:

CAKUPAN PERSALINAN NAKES


DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TH. 2015 - 2019
105

100

95

90

85

80

75
2015 2016 2017 2018 2019
CAKUPAN LIN NAKES 90,81 83,97 100 100 100
TARGET ( % ) 100 100 100 100 100

Gambar 4.4
Untuk melihat distribusi persalinan oleh tenaga kesehatan masing – masing
Desa pada Tahun 2019, dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:

CAKUPAN PERSALINAN NAKES


DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TH. 2019

120
100
80
60
40
20
0
ANTIGA
MGS ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
KELOD
% Ditangani 60 70 53 94 99 65 70
Target ( % ) 100 100 100 100 100 100 100

Gambar 4.5

Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes di UPTD Puskesmas Manggis


I tahun 2019 sebesar 100 % atau 441 persalinan dari 463 sasaran Bulin yang ada.
Hal ini berarti sebagian persalinan yang terjadi wilayah kerja UPTD Puskesmas
Manggis I telah ditolong atau ditangani oleh tenaga kesehatan.

c) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)


Pelayanan Ibu Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi
dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu
nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi
waktu: 1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari;
2) kunjungan nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah persalinan; 3)
kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan.
Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di
posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi. Gambar 4.6 dibawah ini
menyajikan cakupan pelayanan nifas di masing – masing Desa di Wilayah UPTD
Puskesmas Manggis I Tahun 2019 :

Cakupan Pelayanan Nifas


di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2019
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Pely Nifas 76,7 84,3 101,9 91,5 97 80 89,1
Target ( % ) 100 100 100 100 100 100 100

Gambar 4.6

Cakupan pelayanan nifas di UPTD Puskesmas Manggis I tahun 2019 adalah


89,1% atau 393 ibu nifas dari 441 persalinan yang ada dimana persentase tersebut
belum memenuhi/ masih di bawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM)
sebesar 100 %.

d) Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal


Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan
Puskesmas, ibu hamil yang memiliki resiko tinggi (resti) dan memerlukan
pelayanan kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan
pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan
kesehatan yang memadai.
Resti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal,yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Resti/komplikasi
kebidanan meliputi Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole
> 90 mmHg, oedeme nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah
dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang, infeksi
berat/sepsis dan persalinan prematur. Pada Gambar 4.7 dibawah ini dapat dilihat
cakupan penanganan komplikasi kebidanan dimasing-masing Desa pada tahun
2019 :

CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI


DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TH. 2019

120
100
80
60
40
20
0
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Cakupan 4,1 10,2 26,5 22,4 10,2 16,3 89,8
Target ( % ) 98 98 98 98 98 98 98

Gambar 4.7

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di UPTD Puskesmas


Manggis I tahun 2019 adalah 88 ( 89,8 %) komplikasi dari jumlah sasaran/perkiraan
ibu hamil dengan risiko tinggi. Pencapaian UPTD Puskesmas Manggis I masih
dibawah target SPM yaitu sebesar 98%.
Neonatus resti/komplikasi meliputi aspeksia, tetanus neonatorum, sepsis,
trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal.
Neonatus risti/komplikasi yang ditangani adalah neonatus resti/komplikasi yang
mendapat pelayanan oleh tenaga kesahatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di
polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit. Gambar 4.8 di bawah ini
memperlihatkan cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Per-Desa :
Cakupan Neonatal Resti Per Desa
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2019
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Cakupan 41,7 112,5 62,5 53,3 37,5 90 60,9
Target ( % ) 80 80 80 80 80 80 80

Gambar 4.8

Pada tahun 2019 cakupan neonatus komplikasi yang ditangani dan


dilaporkan sebesar 60,9 % dari 69 pekiraan neonatus komplikasi, perkiraan ini
diperoleh 15 % dari jumlah kelahiran hidup. Target indikator penanganan
komplikasi neonatus menurut Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 sebesar
80%, ada dua Desa yang telah mencapai/ di bawah target yaitu Ulakan dan Antiga
Kelod.
e) Kunjungan Neonatal
Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal
tiga kali, yaitu pada 6 jam – 48 jam setelah lahir, pada hari ke 3-7 hari; dan hari ke
8-28 hari.
Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan disamping
melaksanakan pemeriksaan kesehatan bayi, juga melakukan konseling perawatan
bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar
(tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata,tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS); dan
penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Pencapaian target pelayanan kesehatan bayi berdasarkan laporan tahun
2019 yaitu cakupan kunjungan neonatus 3 kali (KN 3) yang juga disebut KN
lengkap di UPTD Puskesmas Manggis I sebesar 91,1 %. Pencapaian pada masing-
masing Desa dapat dilihat seperti gambar 4.9 dibawah ini :

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP ( KN3 )


PER DESA
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TH 2019
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Cakupan 83,3 60 100 100 99 100 91,1
Target ( % ) 98 98 98 98 98 98 98

Gambar 4.9

Cakupan Kunjungan Bayi KN3 di UPTD Puskesmas Manggis I Tahun 2019


sebesar 91,1 % belum mencapai target Nasional 98% ( Renstra Kementrian
Kesehatan Tahun 2016-2021). Cakupan Kunjungan Neonatus (KN1) Tahun 2019
adalah 99,8 % atau 437 neonatus dari 438 sasaran bayi, ini berarti sudah mencapai
target KN1 Nasional yaitu 100% ( Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2016-
2021).

f) Pelayanan Kesehatan Pada Bayi


Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11
bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin
dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan
dan sebagainya melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh
pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu 1 kali pada umur 29 hari
– 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9 bulan dan 1 kali
pada umur 9 – 11 bulan.
Pada tahun 2019 cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar 99,8 %.
Cakupan tersebut belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu
sebesar 100 %. Capaian masing – masing Desa dapat dilihat pada Gambar 4.10
dibawah ini:

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI YANG MENDAPAT PELAYANAN


KESEHATAN
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I TH 2019
100,2
100
99,8
99,6
99,4
99,2
99
98,8
98,6
98,4
98,2
ANTIGA
MGS ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
KELOD
% Cakupan 100 100 100 98,9 100 100 100
Target ( % ) 100 100 100 100 100 100 100

Gambar 4.10

g) Pelayanan Kesehatan Pada Balita


Pada Tahun 2019 cakupan pelayanan kesehatan anak balita ( 1- 4 Tahun )
sebesar 99,6 %, Cakupan tersebut sudah mencapai target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yaitu sebesar 90%. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita per
Desa dapat dilihat pada Gambar 4.11 dibawah ini:
Cakupan Kunjungan yang Mendapat Pelayanan Kesehatan
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2020

108
106
104
102
100
98
96
94
92
90
88
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Cakupan 106,8 100,6 102,5 94,5 95,4 100,3 99,6
Target ( % ) 100 100 100 100 100 100 100

Gambar 4.11

h) Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat


Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin komplek, yang biasanya
berkaitan dengan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS) seperti menggosok gigi
dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah
kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan,
kelainan refraksi /ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Pencapaian cakupan
Penjaringan siswa SD Tahun 2019 di Kecamatan Manggis I sebesar 100%, sudah
mencapai mencapai target SPM yaitu 100%. Adapun Capaian Masing-masing per
Desa dapat dilihat ada Gambar 4.12
Cakupan Penjaringan Siswa SD di Tiap Desa Wilayah Kerja
Puskesmas Manggis I Tahun 2019

120,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
MANGGI GEGELAN ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA PUSK
S G KELOD
% Cakupan 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Target (%) 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Gambar 4.12

b. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Menurut hasil penelitian usia subur seorang wanita biasanya antara 15 – 49
tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara
KB.
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana salah satunya dapat
dilihat dari cakupan peserta KB aktif dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh
akseptor. Pada Tahun 2019 Cakupan peserta KB Aktif sebesar 4.084 PUS ( 81, 1
%). Pencapaian KB Aktif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I belum
mencapai target SPM yang ditentukan sebesar 90%. Pencapaian masing-masing
Desa dapat dilihat seperti terlihat pada Gambar 4.13 dibawah ini:
Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Manggis I Th. 2019
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Cakupan 79 103,4 67,1 75,2 70,9 100,8 81,1
Target ( % ) 90 90 90 90 90 90 90

Gambar 4.13

Peserta KB Aktif menurut Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)


yaitu IUD, MOP, MOW, Implan dan Non MKJP yaitu suntik, Pil, Kondom, Obat
Vagina yang sedang digunakan tahun 2019 dapat dilihat pada gambar 4.14 di bawah
ini. MKJP dan Non MKJP yang paling banyak digunakan pada tahun 2019 adalah
IUD (43,6 %), SUNTIK ( 35,8 %), metode MOP/MOW ( 8,9 %), metode yang
jarang digunakan adalah Implant ( 2,5 %).

Cakupan Peserta KB Aktif menurut jenis Kontrasepsi di


Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2019
50
40
30
20
10
0
KONDO
SUNTIK PIL AKDR MOP MOW IMPLAN
M
KONTRASEPSI 1,7 35,8 7,3 43,6 0,2 8,7 2,5

Gambar 4.14
2. Pelayanan Imunisasi
Bayi dan anak memiliki resiko yang tinggi terserang penyakit menular yang
dapat menyebabkan kematian seperti difteri, tetanus, hepatitisa B, typus, radang
selaput otak, radang paru-paru dan masih banyak lagi penyakit lainnya. Untuk itu
salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini
terlindungi adalah melalui imunisasi. Imunisasi ada 2 macam yaitu Imunisasi aktif
dan Pasif, imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi
antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi BCG, HB, DPT-Hib, Polio, Campak
dan TT. Sedangkan Imunisasi Pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi,
sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya penyuntikan ATS pada
orang yang mengalami luka kecelakaan/ tusuk benda tajam.
a. Imunisasi Dasar pada Bayi
Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah
campak karena penyakit campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh
karena itu harus dipertahankan cakupan Imunisasi Campak sebesar 90%. Target
tersebut sejalan dengan target Renstra Kemenkes yang menetapkan target cakupan
Imunisasi Campak Sebesar 90 %.
Cakupan Imunisasi Campak di Wilayah kerja Puskesmas Manggis I Tahun
2019 sebesar 101,8 % ini berarti Puskesmas Manggis I telah mampu mencapai
target Imunisasi Campak yang ditetapkan. Pada gambar 4.15 dibawah ini dapat
dilihat Cakupan Imunisasi Campak Per-Desa di UPTD Puskesmas Manggis I
Tahun 2019 :
Cakupan Imunisasi Campak
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2019
110
108
106
104
102
100
98
96
94
92
Gegelan Antiga
Manggis Ulakan P.Bai Antiga Pusk
g Kelod
% Cakupan 100 104,6 107,3 102,1 101 97,1 101,8
Target ( % ) 98 98 98 98 98 98 98

Gambar 4.15

Cakupan pelayanan imunisasi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).


Persentase cakupan imunisasi Bayi Tahun 2019 adalah sebagai berikut : Hb
111,3%, BCG 102,4 %, DPT Hb Hib 3+Polio 92,1 %, Campak 101,8%, dan
Imunisasi dasar lengkap (IDL) 96,2 %.

b. Imunisasi Pada Ibu Hamil


Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut
clostridium tetani. Tetanus juga bisa menyerang pada bayi baru lahir ( Tetanus
Neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat.
Masih banyak calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal di daerah –
daerah terpencil berada dalam kondisi yang masih jauh dari kondisi steril saat
persalinan. Hal ini menimbulkan resiko ibu maupun bayinya terkena tetanus,
utamanya Tetanus Neonatorum. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (
MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur
termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi Tetanus
Neonatorum dan meternal adalah 1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih;
2) cakupan imunisas rutin TT yang tinggi dan merata dan 3) penyelenggaraan
surveilans. Pada Tahun 2018 cakupan imunisasi TT pada ibu hamil TT-3 sebesar
0,2 %, TT-4 sebesar 3,5 % , dan TT-5 sebesar 5,9 %.

B. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


a. Pengendalian Penyakit Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan
melalui gerakan Imunisasi Polio. Upaya itu ditindaklanjuti dengan kegiatan
surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus – kasus Acute Flaccid Paralysis
(AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari
kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang dimasyarakat dengan
pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Tahun 2019 tidak
dijumpai adanya kasus Polio di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I.

b. Pengendalian TB Paru
Upaya dalam penanggulangan TB di UPTD Puskesmas Manggis I dengan
strategi DOTS sudah dimulai sejak tahun 2010. Menurut Standar, prosentase BTA
(+) diperkirakan 10 % dari suspek yang diperkirakan di masyarakat dengan nilai
angka ditoleransi 5-15 %. Bila angka ini terlalu kecil (5%) kemungkinan
disebabkan penjaringan suspek terlalu longgar, banyak yang tidak memenuhi
kritera suspek atau ada masalah dalam pemeriksaan di laborataorium (negatif
palsu). Sedangkan jika angka terlalu besar ( >15%) kemungkinan disebabkan
penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif
palsu). Dengan demikian , persentase BTA(+) terhadap suspek masih dalam batas
yang ditolerir, atau petugas kesehatan mampu mendiagnosa kasus BTA(+) sesuai
standar. Tapi pada Tahun 2019 di UPTD Puskesmas Manggis I sudah melakukan
pemeriksaan sputum dengan mengirimnya ke RS untuk dilakukan pemeriksaan
TCM karena di puskesmas belaum memiliki alat tersebut.
Jumlah kasus suspect TB yang ditemukan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Manggis I sebanyak 17 orang. Bila dibandingkan dengan target nasional
(100%), pencapaian di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I Tahun 2019
masih belum mencapai target.

c. Pengendalian Penyakit ISPA


Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi ISPA dalam 2 (dua)
golongan yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia. Pneumonia terdiri dari 2 (dua)
bagian yaitu Pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek
seperti rinitis, faringitis,tonsilitis dan penyakit jalan nafas bagianatas lainnya
digolongkan sebagai penyakit bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar
penyakit jalan nafas bagaian atas ini adalah virus dan tidak dibutuhkan terapi
antibiotik.
Pada tahun 2019 kasus ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I
untuk usia balita 1-5 tahun jumlah perkiraan penderita Pneumonia sebesar 47 kasus
dengan kasus terbanyak terdapat di Desa Gegelang sebanyak 10 kasus. Tahun 2019
angka kasus pneumonia balita yang ditemukan dan ditangani di UPTD Puskesmas
Manggis I tahun 2019 sebanyak 40 kasus (85,1 %). Berikut ini gambaran cakupan
Pneumonia Tahun 2019 sebagai berikut :

Penemuan Kasus Pneumonia Balita ditangani di


Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2019
150
100
50
0
MANGGI GEGELAN ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA PUSK
S G KELOD
2019 22,2 57,1 60 122,2 120 114,3 85,1
Target 100 100 100 100 100 100 100

Gambar 4.17
d. Penanganan Penyakit HIV/AIDS dan IMS
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit
HIV/AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga
diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang
dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Jumlah Penderita HIV/AIDS sampai Tahun
2019 di UPTD Puskesmas Manggis I sebanyak 6 kasus, umur 24 – 49 tahun
sebanyak 5 kasus dan di bawah 4 Th. Satu kasus.

e. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan
penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Upaya
pemberantasan DBD terdiri dari 3 hal yaitu: 1) peningkatan kegiatan surveilans
penyakit dan surveilans vektor; 2) diagnosis dini; 3) peningkatan upaya
pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor
dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik
berkala. Keberhasilan PSN antara lain dpat diukur dengan Angka Bebas Jentik
(ABJ). Apabila ABJ ≥95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau
dikurangi. Pada tahun 2019 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I
ditemukan 5 kasus DBD menurun dari tahun lalu.

f. Pengendalian Penyakit Malaria


Malaria merupakan masalah Kesehatan Dunia termasuk Indonesia,
karena dapat mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi Penyakit
Emerging dan Reemerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus
import,resistensi obat dan beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian
vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebabkan
malaria. Selain itu, malaria umumnya merupakan penyakit di daerah terpencil, sulit
dijangkau dan banyak ditemukan di daerah miskin atau sedang berkembang. Oleh
karena itu, Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi sasaran
prioritas, komitmen dalam MDGs.
Penyakit malaria tidak ditemukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Manggis I, tetapi upaya penanggulangan tetap dilakukan seperti penemuan
penderita baik secara Active Case Detetction (ACD) maupun Passive Case
Detecttion (PCD) serta kegiatan survey seperti Mass Fever Survey (MFS). Untuk
wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I tidak ada kasus malaria selama
Tahun 2019 mendapatkan sertifikat Eliminasi Malaria. Semua petugas JMD sudah
mendapatkan pelatihan dari provinsi.

C. Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat


Upaya kesehatan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah
dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada
kelompok masyarakat antara lain anemia gizi besi, kekurangan vitamin A dan
gangguan akibat kekurangan yodium.
a. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb
tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat
besi (fe) sehingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi dan
kelompok yang paling rentan adalah wanita hamil.
Pada Tahun 2019 di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I pencapaian
program penanggulangan anemia berupa pemberian tablet besi (Fe 1) pada ibu
hamil telah mencapai 100% sebesar 98,% ini berarti sudah mencapai target sesuai
standar SPM (80%). Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet besi (Fe 1)
berdasarkan Desa dapat dilihat pada gambar 4.18 dibawah ini :
Cakupan Pemberian FE
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th.2019
120

100

80

60

40

20

0
Gegelan Antiga
Manggis Ulakan P.Bai Antiga Pusk
g Kelod
% Cakupan FE 98,3 106,6 90,9 97,8 99 95,2 98
Target ( % ) 80 80 80 80 80 80 80

Gambar 4.18

b. Pemberian Kapsul Vitamin A


Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi ( umur 6 – 11
bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun)
diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A
200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui
ASI. Pada bayi (6-11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau
Agustus, dan anak balita enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada
bulan Februari dan Agustus, sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas atau
dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas belum
mendapatkan kapsul vitamin A.
Pada tahun 2019 cakupan pemberian vitamin A pada bayi 6 – 11 bulan
sebesar 100 %. Target Nasional untuk Bayi mendapat Vitamin A sebesar 85%
(Renstra Kementrian Kesehatan ) sehingga UPTD Puskesmas Manggis I sudah
berada diatas rata-rata Nasional. Cakupan pemberian vitamin A pada Balita 1-4
tahun 2019 di Puskesmas Manggis I sudah sebesar 97,5 %. Target Nasional untuk
Balita mendapat Vitamin A sebesar 85% (Renstra Kementrian Kesehatan )
sehingga UPTD Puskesmas Manggis I belum mencapai target Nasional.
Sedangkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas sebesar 100%. Cakupan
Pemberian vitamin A pada masing –masing Desa Tahun 2019 dapat dilihat pada
gambar 4.19 berikut ini :

Cakupan VIT A di Wilayah Kerja


UPTD Puskesmas Manggis I
105
100
95
90
85
80
75
MANGGI GEGELA ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA PUSK
S NG KELOD
% Vit A Bayi 100 100 100 100 100 100 100
% Vit A Balita 97,5 97,6 96,8 97,7 97,4 97,6 97,5
Target ( % ) 85 85 85 85 85 85 85

Gambar 4.19

c. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif


Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui
secara ekslusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui
anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan
pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
Cakupan pemberian ASI ekslusif 6 bulan tahun 2019 di UPTD Puskesmas
Manggis I sebesar 50,3 %. Cakupan pemberian ASI eksklusif Tahun 2019 pada
masing – masing Desa dapat dilihat pada gambar 4.20 di bawah ini :
Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Manggis I
100
80
60
40
20
0
MANGGI GEGELA ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA PUSK
S NG KELOD
% Cakupan 5 63 37,5 45,8 66,7 66,2 50,3
Target ( % ) 80 80 80 80 80 80 80

Gambar 4.20

d. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu


Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang
berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan
dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan
D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan
semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Cakupan penimbangan balita di UPTD Puskesmas Manggis I tahun 2019
adalah 85,9 % dari jumlah balita yang ada sebanyak 2.159 balita. Cakupan tertinggi
terdapat di Desa Antiga Kelod yaitu 88,5 % sedangkan cakupan terendah terdapat
di Desa Padangbai yaitu 83,5 %.

D. UPAYA PROMOSI KESEHATAN


Kegiatan upaya promosi kesehatan meliputi : penyuluhan, pembinaan PSM,
pelaksanaan PHBS dan JPKM yang antara lain berupa pembinaan desa sehat
dengan jumlah desa sehat sebanyak 6 desa ( 100% ) strata III sedang JPKM yang
meliputi JKN dan JKBM. Khusus masyarakat miskin seluruhnya dicakup melalui
BPJS yang sudah memiliki kartu jamkesmas sebanyak 100 %. Kegiatan penyuluhan
meliputi penyuluhan perorangan terhadap setiap pengunjung puskesmas oleh
petugas terkait, penyuluhan keliling, penyuluhan di posyandu dan penyuluhan
kesekolah - sekolah dengan meliputi materi : PHBS, KB-Kesehatan, DBD, TB,
Diare, dan Kusta.

Tabel 4.1. Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun 2019 Wilayah Kerja


UPTD Puskesmas Manggis I

JML KK YG KK Ber
NO NAMA DESA % Ber PHBS
DIPANTAU PHBS

1 Manggis 210 152 72,4


2 Ulakan 210 131 62,4
3 Padangbai 210 138 65,7
4 Antiga 210 132 62,9
5 Gegelang 210 149 71,0
6 Antiga Kelod 210 130 61,9
JUMLAH 1260 832 66,0

Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun 2019 sebesar 66,0 % atau 827 RT
dari 1260 RT yang dipantau, sedangkan target Renstra kementrian Kesehatan
Tahun 2016-2021 sebesar 77% sehingga pencapaian UPTD Puskesmas Manggis I
masih di bawah target. Cakupan persentase RT Ber-PHBS di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Manggis I Tahun 2019 dapat dilihat di Gambar 4.21 berikut ini :
CAKUPAN PERSENTASE RT YANG BER - PHBS
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TH.2019
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
ANTIGA
MGS ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
KELOD
% PHBS 0 62,4 65,7 62,9 71 61,9 66
TARGET ( % ) 80 80 80 80 80 80 80

Gambar 4.21

Melihat grafik diatas, Persentase Desa Ber-PHBS yg belum memenuhi


target Renstra adalah semua desa.

E. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Faktor perilaku, pelayanan
kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat
kesehatan masyarakat. Dalam menggambarkan keadaan lingkungan disajikan
dalam bentuk rumah sehat, keluarga dengan sumber air minum terlindung, keluarga
yang memiliki jamban sehat, tempat sampah sehat, memiliki pengelolaan air limbah
sehat, TUPM sehat dan institusi dibina kesehatan lingkungannya.

1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah sarana tempat tinggal yang memenuhi persyaratan
kesehatan seperti persyaratan fisik, sarana air bersih, jamban, sarana pembuangan
air limbah (SPAL), tempat pembuangan sampah dan tidak padat penghuni. Rumah
yang ada yang terdata pada Program Penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas
Manggis I tahun 2019, tercatat berjumlah 9.282. Keluarga dengan Akses terhadap
Fasilitas Sanitasi yang layak ( jamban Sehat ) dapat dilihat pada gambar 4.22
berikut.

KELUARGA DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI


YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT )
DI WILAYH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TH. 2019
40
35
30
25
20
15
10
5
0
MANGGI GEGELAN ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA PUSK
S G KELOD
% CAKUPAN 35,7 32,4 26 31,1 26,3 31,7 30,6

Gambar 4.22

Melihat grafik diatas, Persentase Rumah Sehat belum memenuhi target


Renstra (100 %).

2. Tempat Umum dan Tempat Pengolahan Makanan (TUPM)


Tempat umum dan tempat pengolahan makanan (TUPM) merupakan sarana
yang penting diperhatikan karena berhubungan dengan kepentingan banyak orang
dan berpotensi sebagai media penyebaran penyakit. Ruang lingkupnya meliputi
sarana-sarana yang dimanfaatkan oleh masyarakat seperti, pasar, mesjid, tempat
rekreasi, restoran, pabrik makanan dan lain-lain. Tempat umum dan pengolahan
makanan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan diantaranya air bersih,
pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah, jamban, ventilasi,
pencahayaan, kebisingan, pencahayaan dan luas lantai/ ruangan sesuai dengan
banyaknya pengunjung.
UPTD Puskesmas Manggis I tahun 2019 terdapat 53 TUPM. TUPM yang
diperiksa tersebut dan yang memenuhi syarat kesehatan ( 85,7 %).

3. Sumber Air Bersih dan Sumber Air Minum


Air adalah salah satu kebutuhan utama manusia, sumber air yang digunakan
rumah tangga dibedakan menurut sumbernya diantaranya ledeng, sumur pompa
tangan, sumur gali, penampungan air hujan, air kemasan dan sumber lainnya.
Sumber Air Bersih dimaksudkan adalah sumber air bersih yang digunakan untuk
keperluan minum/masak serta mandi/cuci penduduk, sedang sumber air minum
adalah air untuk minum yang dipergunakan sehari-hari bagi penduduk.
Pada tahun 2019, sumber air bersih (SAB) yang di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Manggis I berjumlah 30.092 pengguna dan yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 29.429 atau 97,8%.

F. PELAYANAN KEFARMASIAN
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan tanggungjawab seluruh
komponen petugas kesehatan beserta sarana dan prasarana pendukung. Obat
merupakan alat intervensi yang sangat vital didalam pelayanan kesehatan.
Pengelolaan Obat yang bermutu merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh
Petugas Kefarmasian demi menunjang pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu.
Data pemakaian obat pada tabel di bawah maka terlihat profil pemakaian
obat terbanyak di puskesmas tahun 2019 adalah Parasetamol 500 mg tablet dan
Amoxycillin 500 mg tablet. Golongan obat tersebut merupakan golongan obat
analgesic dan antipiretik non narkotika serta anti infeksi. Untuk obat-obatan lainnya
juga didasarkan pada jenis kasus penyakit yang paling sering terjadi di Puskesmas.
Berikut ini adalah daftar obat yang sering digunakan di Puskesmas sepanjang tahun
2019 :

Tabel 4.2 Sepuluh Obat yang Paling Sering Digunakan


di UPTD Puskesmas Manggis I Tahun 2019

No Nama Obat Satuan Pemakaian

1 Besi sulfat 7 H2) tablet salut 300 mg Tablet 53.448


2 Parasetamol 500 mg Tablet 52.574
3 Vitamin B Complek tablet Tablet 44.524
4 Amoksisilin tablet 500 mg Tablet 36.537
5 Klorfeniramina maleat (CTM) tablet 4 mg Tablet 32.069
6 Asam mefenamat 500 mg Tablet 30.054
7 Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg Tablet 28.413
8 Dexamethasone 0,5 mg Tablet 21.106
9 Asam Askorbat tablet 50 mg Tablet 20.883
10 Antasida doen tablet Tablet 17.899

BAB V
KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN
Adapun Konsep Dasar Puskesmas tercantum dalam Visi Pembangunan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yaitu terwujudnya masyarakat
dan lingkungan yang sehat adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai melalui
Pembangunan Kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan
dengan prilaku sehat, dengan memandang manusia seutuhnya baik secara fisik,
mental, spiritual dan budaya, mampu menyampaikan informasi secara efektif dan
efisien, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Atas dasar tersebut diatas maka UPTD Puskesmas Manggis I didalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatannya memiliki visi “Terwujudnya
Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I berdasarkan
Tri Hita Karana”. Dengan visi ini diharapkan nantinya akan mampu mencakup
indikator masyarakat dan lingkungan sehat yang terdiri dari:
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar yang bermutu
2. Prilaku sehat
3. Lingkungan sehat
4. Derajat Kesehatan Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Manggis I yang Optimal.
Untuk mendukung visi Pembangunan kesehatan di UPTD Puskesmas Manggis I
diselenggarakan Misi Pembangunan Kesehatan sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang lebih bermutu,
professional, merata, dan terjangkau.
Puskesmas akan selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan dengan
menerapkan dengan Selaras. Selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang
bertempat tinggal diwilayah kerjanya, tanpa diskriminasi/membedakan
status/kedudukannya.
2. Memelihara kesehatan perorangan keluarga dan masyarakat
UPTD Puskesmas Manggis I melalui kegiatan puskesmas keliling secara
merata dan kegiatan perkesmas atau kunjungan rumah agar semua masyarakat
medapatkan pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
UPTD Puskesmas Manggis I akan selalu melaksanakan pemberdayaan
masyarakat agar masyarakat bisa membantu dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan dan menerapka kesehatan Komplementer melalui peningkatan dan
pembinaan Toga bagi kelurga dan masyarakat.
4. Menggerakkan semua sektor yang terkait (Lintas program dan Linsek)
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangun sektor lain yang terkait yang
diselenggarakan diwilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan prilaku masyarakat.
5. Menggunakan system informasi dan teknologi tepat guna dalam
penyelenggaraan management UPTD Puskesmas Manggis I
Puskesmas akan selalu mengikuti kemajuan tekniologi informasi dan
komunikasi di dalam pengembangan system informasi kesehatan agar bisa
meningkatakan managemen di UPTD Puskesmas Manggis I sehingga semua
bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan yang ditetepakan. Dan
mampu memberikan pelayanan yang optimal menuju kemandirian untuk hidup
sehat, serta mampu bersaing dengan praktisi swasta. Sehingga antisipasi
permasalahan kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I dapat
dilaksanakan sedini mungkin yang selanjutnya mempunyai akses yang cepat
didalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat UPTD Puskesmas Manggis
I.
Adapun implementasi dari pada Misi Pembangunan Kesehatan di Wilayah
kerja UPTD Puskesmas manggis 1 tersebut diatas tercermin dalam upaya-upaya
kesehatan dibawah ini:
A. Upaya Kesehatan Esensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat:
1. Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan KIA dan KB
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
B. Upaya Kesehatan Pengembangan:
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa
2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masayarakat
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
4. Pelayanan Kesehatan Olah Raga
5. Pelayanan Kesehatan Indera
6. Pelayanan Kesehatan Lansia
7. Pelayanan Kesehatan Kerja

C. Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian, dan Laboratorium;


1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4. Pelayanan Gawat Darurat
5. Pelayanan Persalinan
6. Pelayanan Rawat Inap
7. Pelayanan Kefarmasian
8. Pelayanan Laboratorium
D. Upaya Kesehatan Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Fasyankes
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas Keliling
3. Bidan Desa
4. Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan Konsep dasar Puskesmas di Era Reformasi ini dimana
pertanggung jawaban Penyelenggara Pelayanan Kesehatan di Tingkat Kecamatan
bahwa Puskesmas hanya bertanggung jawab untuk sebagian upaya Pembangunan
Kesehatan sesuai dengan kemampuannya.
Atas dasar analisis situasi baik ke dalam (internal) maupun keluar
(eksternal) maka Puskesmas Manggis I mampu menggerakkan upaya kesehatan
seperti tersebut diatas.

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian terhadap kinerja pembangunan kesehatan di UPTD
Puskesmas Manggis I, maka dapat ditarik kesimpulan tentang gambaran kesehatan
masyarakat di UPTD Puskesmas Manggis I. Dari hasil kegiatan Tahun 2019 bila
dibandingkan dengan Tahun 2018 dan berdasarkan renstra Dinas Kesehatan Tahun
2016-2021, maka tingkat pencapaian kegiatan Tahun 2019 sebagai berikut :.
1. Angka Kesakitan masyarakat di UPTD Puskesmas Manggis I , dilihat dari
Pola Sepuluh besar penyakit , Penyakit Menular ( TB paru , Phenomonia ,
Malaria , Kusta , HIV AIDS dan Filariasis ) dan Penyakit yang berpotensi
wabah/KLB ( DBD ,Diare dan Rabies. Untuk Sepuluh besar penyakit
terbanyak adalah Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas (
ISPA )/Acute nasopharyngitis (CC) jumlah penderita 1622 , persentasi TB
Paru yang disembuhkan 100% , Pneumonia yang ditemukan dan ditangani
50% , Kusta yang diobati 100% s, Malaria dan Filariasis tidak ada kasus
yang ditemukan, HIV AIDS ditemukan 6 kasus selama Tahun 2019.
Angka Kesakitan DBD sudah menurun dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan ditangani 100% , penderita diare yang ditangani 74,5 %
,untuk kasus Rabies ditemukan 365 GHPR dengan kondisi HPR masih
hidup dan yang di vaksin VAR 183 orang kasus GHPR meningkat dari
tahun 2016.
2. Keadaan lingkungan di UPTD Puskesmas Manggis I yang dilihat dari
beberapa indikator pencapaian antara lain persentase rumah sehat sebesar
87,1% persentase tempat-tempat umum sehat 97,2%
3. Perilaku masyarakat terhadap kesehatan dinilai berdasarkan dua indikator
yaitu persentase rumah tangga ber PHBS dan persentase Posyandu Madya,
Purnama dan mandiri. Untuk persentase rumah tangga ber PHBS sebesar
66,0% dari 1.260 rumah yang disurvey sedangkan persentase Posyandu
Purnama 36,59% dan Posyandu yang Madya 63,41%.
4. Kunjungan pasien Jiwa yang datang ke Puskesmas sebanyak 116.
5. Jumlah BOR kunjungan rawat inap di UPTD Puskesmas Manggis I Tahun
2019 sebesar 12,4 % dengan jumlah TT Rawat Inap 14 buah.
6. Pelayanan kesehatan tahun 2019 antara lain : persentase desa mencapai
UCI 100%, persentase persalinan oleh nakes sebesar 100%, persentase ibu
hamil mendapat tablet Fe1 adalah 100% dan Fe 3 sebesar 99,8%,
persentase murid SD/madrasah mendapat pemeriksaan gilut
pencapaiannya meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 100%.
7. Sumber daya kesehatan di UPTD Puskesmas Manggis I adalah sebagai
berikut , dokter umum sebanyak 5 orang , dokter gigi 2 orang , bidan 17
orang , perawat 14 orang , Sanitarian 2 orang , Gizi 1 orang , Perawat gigi
1 orang , farmasi 1 orang, , Analis Kesehatan 1 orang dan survailance 1
orang.
8. Kontribusi Sektor Terkait memberikan dampak positif terhadap
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti: persentase keluarga
mempunyai akses terhadap air bersih 97,8 %, persentase pasangan usia
subur (PUS) menjadi akseptor KB aktif 81,1 %.

Gambaran Kesehatan masyarakat di UPTD Puskesmas Manggis I hasil


kegiatan 2019 berdasarkan Indikator SPM dengan tingkat pencapaian sebagai
berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Dasar : cakupan K4 sudah meningkat sebesar 94,7%
(belum mencapai target SPM). Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani (sudah mencapai target SPM), cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang sebesar 100% ( sudah mencapai target SPM),
cakupan pelayanan nifas terjadi sebesar 89,1 %, cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani 60,9 % (belum mencapai target SPM), cakupan
kunjungan bayi sebesar 91,1 % (sudah mencapai target SPM), cakupan
desa/kelurahan UCI 96,8 % (sudah mencapai target SPM), cakupan
pelayanan anak balita sebesar 99,6 % (sudah mencapai target SPM),
cakupan pemberian makanan tambahan pendamping ASI pada bayi BGM
100%( mencapai target SPM ), cakupan penjaringan kesehatan Siswa
SD/Madrasah sebesar 100 % (sudah mencapai target SPM)
2. Pelayanan kesehatan rujukan cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang
harus diberikan sarana kesehatan sebesar 100% (sudah mencapai target
SPM).
3. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB terdiri dari
desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi
< 24 jam tidak terjadi KLB
4. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat terdiri dari cakupan desa
siaga sudah aktif

B. SARAN
Dari beberapa simpulan diatas, dapat disarankan beberapa hal
untuk perbaikan dan peningkatan kinerja kegiatan dibidang kesehatan yaitu :
1. Perlu dilaksanakan peningkatan kegiatan sosialisasi beberapa program sampai
tingkat sasaran untuk meningkatkan cakupan / pencapaian program,
meningkatkan pelaksanaan kegiatan bersama lintas program agar di Tahun ke
depan tidak ada lagi kasus kematian Ibu.
2. Koordinasi antar program perlu ditingkatkan terutama dalam hal penetapan
sasaran program sehingga tidak ada perbedaan jumlah sasaran padahal
sasarannya sama
3. Perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dan terintegrasi pada beberapa
program karena penanganan pada faktor-faktor yang mempengaruhi sudah
mengalami perubahan –perubahan.
4. Perlu dilakukan peningkatan mutu pelayanan pada setiap jenjang instistusi
pelayanan sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat yang dilayani
dan pada akhirnya akan meningkatakan jumlah kunjungan msayarakat ke
pelayanan kesehatan.
5. Perlu dilakukan peningkatan sarana dan prasarana dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemajuan yang ada.
6. Perlu ditingkatakan profesionalitas SDM dalam peningkatan kualitas
pelayanan.
7. Perlu dilakukan peningkatan dan pemasyarakatan pelayanan kesehatan yang
lebih bersifat pencegahan (Paradigma Sehat).
8. Perlu dilakukan pengembangan Program Promosi Kesehatan agar masyarakat
lebih mandiri dalam bidang kesehatan.
9. Perlu dilakukan peningkatan sistem monitoring pelaksanaan program
dilapangan, sistem monitoring perkembangan krisis kesetahan yang sudah ada
serta memantapkan sistem manajemen organisasi pelayanan kesehatan.
10. Perlu dilakukan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) secara
berkelanjutan agar menghasilkan data yang berkualitas.
11. Untuk meningkatkan kualitas profil Kesehatan Puskesmas Manggis I untuk
masa yang akan datang perlu dicari terobosan-terobosan dan makanisme-
mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat, tepat dan akurat
guna mengisi kekosongan data, agar dapat tersedianya data dan informasi yang
akurat.

Anda mungkin juga menyukai