TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… v
DAFTAR vi
LAMPIRAN…………………………………………………………….... vii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
C. Sistematika........................................................................................ 7
A. Kondisi Geografi………………………………………………… 9
B. Kondisi Demografi……………………………………………….. 10
D. Status Gizi......................................................................................... 31
F. Pelayanan Kefarmasian.................................................................... 59
A. Visi………………………………………………………………… 61
B. Misi………………………………………………………………... 63
A. Simpulan........................................................................................... 65
B. Saran................................................................................................. 67
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Table 14
Jumlah Tenaga Tehnik Biomedika, Keterapian Fisik, dan
Keteknisasn Medik di fasilitas Kesehatan Puskesmas Manggis 1
Table 15 Tahun 2019
Tabel 34 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut Jenis Kelamin
dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 43
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Jenis Kelamin dan
Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 44
Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 45
Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB
menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 48 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Menurut Jenis Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun
2019
Tabel 49
Pelayanan Usia Produktif menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 50
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis
Kelamin dan Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 51
Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Keluarga di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 56
Jumlah Kasus dan Kematian akibat AIDS menurut Jenis Kelamin
dan Kelompok Umur di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 57
Kasus Diare yang Dilayani Menurut Jenis Kelamin dan Desa di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 58
Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Desa di Puskesmas
Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 69
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi menurut Jenis Kelamin
di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 70
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabete Melitus (DM) di
Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 71 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA
dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan KLinis (SADANIS)
Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun 2019
Tabel 72
Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1 Tahun
2019
Tabel 73
Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Berkualitas (Layak) Menurut Desa di Puskesmas Manggis 1
Tabel 74 Tahun 2019
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia
sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium
Development Goals (MDGs). Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan
kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Kesehatan adalah
hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk mencapai keberhasilan
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diselenggarakan pembangunan di bidang
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan
kesadaran,kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan yang
rendah juga berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada
akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah. Pembangunan Nasional di
bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua lapisan masyarakat.
Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan dilakukan
secara bertahap sesuai dengan skala prioritas.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (SKN,2014). Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi
masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif), penyembuhan
(Kuratif), dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi
kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Komponen pengelolaan kesehatan
yang disusun dalam SKN dikelompokkan dalam subsistem yaitu upaya kesehatan;
penelitian dan pengembangan kesehatan; pembiayaan kesehatan; sumber daya
manusia kesehatan; sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan; dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu
subsistem yang dimuat dalam SKN tersebut adalah menyangkut masalah
informasi kesehatan.
Informasi kesehatan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data
sebagai masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Tujuan
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah untuk menyediakan data dan
informasi terkini, akurat, valid, cepat,transparan serta berhasil guna dan berdaya
guna. Data dan informasi ini digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan
kesehatan dengan mempertimbangkan faktor desentralisasi, kecukupan data
termasuk data terpilih yang responsive gender, dan aspek kerahasiaan yang
berlaku di bidang kesehatan.
Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, antara lain meliputi:
a. pengelolaan sistem informasi kesehatan, yang meliputi landasan
hukum, perencanaan kebijakan dan program, pengorganisasian,
kerjasama dan koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta
pembinaan dan pengawasan;
b. pelaksanaan sistem informasi kesehatan, yang meliputi data dan
informasi serta indikator, sumber data dan pengelolaan atau
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data serta
informasi kesehatan;
c. sumber daya sistem informasi kesehatan, yang meliputi sumber
daya manusia, pembiayaan, ilmu dan teknologi serta sarana dan
prasarana seperti sumber daya data, sumber daya jaringan,
perangkat lunak dan perangkat keras;
d. pengembangan dan peningkatan sistem informasi kesehatan, yang
meliputi pengembangan indikator, pengembangan metode dalam
sistem informasi kesehatan, penelitian dan pengembangan system
informasi kesehatan;
e. peningkatan produk dan diseminasi informasi kesehatan.
Dalam Profil Kesehatan Tahun 2019 ini disajikan data indikator kesehatan
dan indikator yang terkait kesehatan yang meliputi:
A. SISTEMATIKA
Sistematika penyajian Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Manggis I
Tahun 2019 ini terdiri atas :
BAB II Gambaran Umum : Pada BAB ini diuraikan Keadaan Umum Wilayah
Puskesmas. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi
umum lainnya, juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya ekonomi, kependudukan, sosial
budaya dan lingkungan.
BAB III Situasi Derajat Kesehatan : Dalam BAB ini diuraikan tentang
indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi
masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
A. KONDISI GEOGRAFI
1. Batas Wilayah
Kecamatan Manggis I adalah salah satu dari 8 (delapan) Kecamatan
di Kabupaten Karangasem dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Selat dan Kecamatan Sidemen
Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Manggis II
Sebelah Selatan : Selat Nusa Penida
Sebelah Barat : Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
2. Luas Wilayah
Luas wilayah Kecamatan Manggis I adalah 109,70 Km2 dengan luas
wilayah masing-masing Desa sebagai berikut:
- Desa Manggis : 9,90 Km2
- Desa Ulakan : 6,00 Km2
- Desa Padangbai : 3,60 Km2
- Desa Antiga : 13,40 Km2
- Desa Gegelang : 12,10 Km2
- Desa Antiga Kelod : 4,50 Km2
Wilayah UPTD Puskesmas Manggis I merupakan wilayah pantai yang
beriklim panas. Sebagian besar lahan merupakan lahan perikanan/nelayan.
PROPORSI LUAS WILAYAH ADMISNISTRASI MENURUT
DESA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TAHUN 2019
ANTIGA
KELOD
9% MANGGIS
20%
GEGELANG
ULAKAN
25%
12%
PADANGBAI
ANTIGA
7%
27%
Gambar 2.1
Berdasarkan luas wilayah Desa Antiga merupakan desa dengan luas wilayah
terluas dan yang terkecil wilayah Desa Padangbai
Jumlah dusun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I adalah 39
dusun, yaitu Desa Manggis sebanyak 12 dusun, Desa Ulakan sebanyak 6 dusun,
Desa Padangbai sebanyak 4 dusun, Desa Antiga sebanyak 6 dusun, Desa Gegelang
sebanyak 7 dusun dan Desa Antiga Kelod sebanyak 4 dusun.
Jarak terjauh wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I adalah + 16 Km
dari Puskesmas Manggis I dimana semua wilayah sudah dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua dengan waktu tempuh + 30 menit, sedangkan jarak tempuh dari
UPTD Puskesmas Manggis I ke Ibu Kota Kabupaten + 27 Km2 dengan waktu
tempuh + 30 menit.
B. KONDISI DEMOGRAFI
1. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kecamatan Manggis I berdasarkan sumber dari data
Statistik Kabupaten Karangasem Tahun 2019 berjumlah 30.336 jiwa dimana
jumlah penduduk terbanyak ada pada Desa Gegelang yaitu 7.052 jiwa dan
penduduk terkecil ada pada Desa Padangbai yaitu 3006 jiwa.
JUMLAH PENDUDUK PERDESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MANGGIS I TAHUN 2019
8.000
7.052
7.000
5.880
6.000 5.521
5.000 4.690
JML PNDDK
4.187
4.000
3.006
3.000
2.000
1.000
-
GEGELANG ANTIGA ANTIGA PADANGBAI ULAKAN MANGGIS
KELOD
Gambar 2.2
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I pada
tahun 2019 adalah 614 per Km2. Kepadatan penduduk tertinggi tahun 2019 berada
di Desa Antiga Kelod (924 jiwa/ Km2) dan kepadatan penduduk terendah berada
di Desa Antiga (440 jiwa/ Km2).
3. Distribusi Penduduk
Distribusi Penduduk menurut kelompok umur tahun 2019 berdasarkan
kelompok umur. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah peduduk laki-laki (23.210/22.720) dimana sebagian besar penduduk masih
dalam usia sekolah/produktif.
4. Jumlah Rumah Tangga (KK)
Sedangkan jumlah Rumah Tangga (KK) tahun 2019 adalah sebanyak
12.398 KK .
Tabel 2.1
Jumlah Keluarga dan Penduduk, luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan
serta Rata-rata jiwa per Keluarga Keadaan terakhir Tahun 2019
RATA-
LUAS JML.
JML. RATA KEPADATAN
WILA JML. RMH
NO DESA PENDU JIWA/ PENDUDUK
YAH DUSUN TANGGA
DUK RUMAH (Km2)
( Km. 2) (KK)
TANGGA
1 2 3 4 5 6 7 8
ANTIGA
3 4,50 4 4.187 1.343 3,12 924,28
KELOD
7. Pembiayaan Puskesmas
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 170 menyebutkan
pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan
termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan dapat bersumber dari pemerintah dan
pembiayaan bersumber dari masyarakat. Anggaran pembangunan kesehatan
bersumber dari APBN, APBD Kabupaten dan lain-lain namun semuanya telah
melalui mekanisme APBD.
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Tabel 3.1
AKB dan AKI UPTD Puskesmas Manggis I Tahun 2017– 2019
No. Indikator Satuan 2017 2018 2019
A. Angka Kematian Bayi Per 1000 KH 4,52 6,85 6,8
B. Angka Kematian Ibu Per 100.000 KH 226,2 0,0 0,0
Melahirkan (AKI)
Tabel 3.2
Sepuluh Besar Penyakit di UPTD Puskesmas Manggis I Tahun 2019
Kode
No Nama Penyakit Total
Penyakit
1 2 3 6
Pada tahun 2019, CDR mencapai 29,8 % dari perkiraan kasus baru BTA
Positif. Hal ini berarti masih ada kasus TB baru BTA positif belum ditemukan di
lapangan, sehingga masih diperlukan upaya–upaya program baik internal maupun
eksternal. Salah satunya yaitu perlu ada program KIE yang lebih inovatif guna
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk datang ke sarana pelayanan kesehatan
lebih dini bila mengalami tanda – tanda atau gejala TB serta diimbangi dengan
kegiatan pemeriksaan kontak terhadap penderita TB. Disamping itu Pemantapan
SDM, mutu mikroskopis TB, serta penguatan jejaring TB masih perlu
dioptimalisasi.
b. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang menyerang satu atau kedua paru-
paru. Infeksi tersebut menyebabkan peradangan pada jaringan dan kantung
udara di paru-paru, sehingga kantung udara dipenuhi oleh cairan atau nanah.
Di negara berkembang 60% kasus Pneumonia disebabkan oleh
bakteri, sementara di negara maju umumnya disebabkan virus. Pneumonia
balita merupakan salah satu indikator keberhasilan program pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan.
Cakupan penemuan kasus pneumonia pada Balita di wilayah UPTD Puskesmas
Manggis 1 tahun 2019, presentase yang diberikan tatalaksana sesuai standar
(100%). Perkiraan pneumonia balita sebanyak 47 orang. Realisasi penemuan
penderita pneuminia pada balita sebanyak 85,1 %.
100%
80%
60% 100 100 100 100 100 100
40%
20%
0%
Gambar 3.2
c. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi
tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga
sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit. Sebelum memasuki fase
AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV Positif.
d. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensi KLB yang sering disertai dengan kematian. Diare
merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi faeses dan
frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila faeses lebih
berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air
besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
e. Kusta
Penyakit lepra, yang lebih dikenal dengan Morbus Hansen atau kusta adalah
infeksi kulit kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Lepra
termasuk penyakit tertua dalam sejarah, dikenal sejak tahun 1400 sebelum masehi.
Infeksi ini menyerang saraf tepi dan kulit, kemudian saluran pernapasan atas, dan
bisa juga menyerang organ lain kecuali otak.
Pada tahun 2019 angka prevalensi kusta sebesar 0,7 per 10.000 penduduk.
Untuk kasus Kusta baru di UPTD Puskesmas Manggis I tidak ada ditemukan.
f. Filariasis
Jumlah Penderita penyakit Filariasis yang ditangani tidak ada karena Tahun
2019 di UPTD Puskesmas Manggis I tidak ditemukan Kasus Filariasis sama seperti
tahun 2018.
3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I )
Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus Dipteri, Pertusis, maupun tetanus
neonatorum.
Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus AFP di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Manggis I sama seperti Tahun 2018.
b. Campak
Beberapa penyakit dapat menular melalui binatang yang biasa disebut penyakit
bersumber binatang. Penyakit bersumber binatang diantaranya Malaria, Demam
Berdarah Dengue (DBD), Cikungunya, Rabies. Penyakit tersebut dapat
mengakibatkan kerugian secara ekonomi bahkan beberapa dapat menyebabkan
kematian.
b. Malaria
Tahun 2019 tidak ada penderita malaria, ini berarti Angka kesakitan Malaria
per 100.000 penduduk (API) sebesar 0,0. dan untuk wilayah UPTD Puskesmas
Manggis I sudah mendapatkan sertifikat bebas malaria dari Kemenkes RI. Suspek
ada 603 dan sediaan darah yang diperiksa sebanyak 603 (100%).
c. Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit zoonosis berupa infeksi akut pada
susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui
gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera. Penyakit ini bila
sudah menunjukkan gejala klinis pada hewan dan manusia selalu diakhiri dengan
kematian, sehingga mengakibatkan timbulnya rasa cemas dan takut bagi orang-
orang yang terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat
pada umumnya.
UPTD Puskesmas Manggis I selama Tahun 2019 ditemukan 365 kasus
GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) dan di vaksin VAR sebanyak 183 (50,14
%) terjadi peningkatan kasus GHPR dari tahun 2018.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan
bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun lebih banyak
disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup.
WHO (World Health Organozation) menyebutnya " Non Communicable Disease
(NCD) is a disease that is not transmissible directly from one person to another ";
adalah penyakit yang tidak menular langsung dari satu orang ke orang lain.
Dominasi masalah kesehatan di masyarakat saat ini mulai bergeser dari penyakit
menular menjadi ke arah penyakit tidak menular. Penyebab kematian utama
penduduk semua golongan umur pada saat ini disebabkan oleh PTM secara
berurutan yaitu stroke, hipertensi, diabetes mellitus, tumor ganas/kanker, penyakit
jantung dan pernafasan kronik.
Masalah Kesehatan Masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin
meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM adalah penyakit yang
bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif, antara
lain penyakit jantung, diabetes mellitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakan. Upaya pengendalian PTM
dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang
peduli terhadap ancaman PTM melalui Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu).
Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian internal dari sistem pelayanan
kesehatan, diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di
masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola
rujukannya. Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan pemantuan faktor resiko PTM utama yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin, dan periodik.
3. CA SERVIKS
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim.
Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal,
dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini dapat
berkembang dengan cepat, sehingga mengakibatkan tumbuhnya tumor pada
serviks. Tumor yang ganas ini kemudian akan berkembang dan menjadi penyebab
kanker serviks.
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak
menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia. Menurut data Kementerian
Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap
tahunnya yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, deteksi dini seperti dengan tes pap
smear rutin masih belum menjadi perhatian umum. Apalagi kanker serviks ini juga
tidak akan menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker
sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut. Dalam banyak kasus,
kanker serviks ini juga berkaitan erat dengan infeksi menular seksual (IMS).
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis
kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik,
yang menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan
Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6% pasien ketika terdeteksi sudah
memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher Rahim biasanya
tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan
melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Di UPTD
Puskesmas Manggis I upaya pencegahan terhadap kanker servik melalui sosialisasi
gaya hidup sehat dan melalui screening terhadap masyarakat yang berumur 30-50
tahun 2019 sebanyak 201 orang. Dari yang diperiksa sebanyak 201 orang, tidak
ditemukan IVA positif, curiga kanker 2 orang ( 1,0 % ), dan dengan tumor/benjolan
6 orang (3,0%).
D. STATUS GIZI
Gambar 3.4
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya
kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
kesehatan jiwa,pengamanan ketersediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika,
psikotropika,zat aditif dan bahkan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan
bantuan kemanusian.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan
rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang ditujukan terhadap
perorangan.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dimana berdasarkan SKN kedua jenis
upaya kesehatan tersebut merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tingkat pertama ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan.
Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama beberapa tahun
terakhir, khususnya tahun 2019 di UPTD Puskesmas Manggis I.
100
80
60
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019
Cakupan K1 95,78 91,02 100 106,5 102
Cakupan K4 87,18 89,07 94,4 87,8 94,7
Target ( % ) 100 100 100 100 100
Gambar 4.1
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi antara
cakupan K1 dan K4. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka
droup out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dan k4 kecil maka hampir
semua ibu hamil yang melakukan kunjungan lengkap pelayanan antenatal.
Cakupan K1 Tahun 2019 masing-masing desa di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Manggis I bervariasi, cakupan Puskesmas sebesar 100%, sudah
memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 100%. Ada 1 desa
diwilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I Cakupan K1 masih di bawah target
SPM yaitu Desa Antiga Kelod (81%). Gambar 4.2 menyajikan cakupan K1 Tahun
2019 di masing-masing Desa.
Cakupan K1
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis i 1 Th. 2019
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI GEGELAN ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA PUSK
S G KELOD
% Ditangani 106,7 113,1 100 106,5 106,9 81 102
Target ( % ) 100 100 100 100 100 100 100
Gambar 4.2
Cakupan K4
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2019
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Ditangani 96,7 104,9 90,9 95,7 95,1 86,9 94,7
Target ( % ) 98 98 98 98 98 98 98
Gambar 4.3
100
95
90
85
80
75
2015 2016 2017 2018 2019
CAKUPAN LIN NAKES 90,81 83,97 100 100 100
TARGET ( % ) 100 100 100 100 100
Gambar 4.4
Untuk melihat distribusi persalinan oleh tenaga kesehatan masing – masing
Desa pada Tahun 2019, dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:
120
100
80
60
40
20
0
ANTIGA
MGS ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
KELOD
% Ditangani 60 70 53 94 99 65 70
Target ( % ) 100 100 100 100 100 100 100
Gambar 4.5
Gambar 4.6
120
100
80
60
40
20
0
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Cakupan 4,1 10,2 26,5 22,4 10,2 16,3 89,8
Target ( % ) 98 98 98 98 98 98 98
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
108
106
104
102
100
98
96
94
92
90
88
MANGGI ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
S KELOD
% Cakupan 106,8 100,6 102,5 94,5 95,4 100,3 99,6
Target ( % ) 100 100 100 100 100 100 100
Gambar 4.11
120,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
MANGGI GEGELAN ANTIGA
ULAKAN P.BAI ANTIGA PUSK
S G KELOD
% Cakupan 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Target (%) 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
2. Pelayanan Imunisasi
Bayi dan anak memiliki resiko yang tinggi terserang penyakit menular yang
dapat menyebabkan kematian seperti difteri, tetanus, hepatitisa B, typus, radang
selaput otak, radang paru-paru dan masih banyak lagi penyakit lainnya. Untuk itu
salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini
terlindungi adalah melalui imunisasi. Imunisasi ada 2 macam yaitu Imunisasi aktif
dan Pasif, imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi
antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi BCG, HB, DPT-Hib, Polio, Campak
dan TT. Sedangkan Imunisasi Pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi,
sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya penyuntikan ATS pada
orang yang mengalami luka kecelakaan/ tusuk benda tajam.
a. Imunisasi Dasar pada Bayi
Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah
campak karena penyakit campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh
karena itu harus dipertahankan cakupan Imunisasi Campak sebesar 90%. Target
tersebut sejalan dengan target Renstra Kemenkes yang menetapkan target cakupan
Imunisasi Campak Sebesar 90 %.
Cakupan Imunisasi Campak di Wilayah kerja Puskesmas Manggis I Tahun
2019 sebesar 101,8 % ini berarti Puskesmas Manggis I telah mampu mencapai
target Imunisasi Campak yang ditetapkan. Pada gambar 4.15 dibawah ini dapat
dilihat Cakupan Imunisasi Campak Per-Desa di UPTD Puskesmas Manggis I
Tahun 2019 :
Cakupan Imunisasi Campak
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I Th. 2019
110
108
106
104
102
100
98
96
94
92
Gegelan Antiga
Manggis Ulakan P.Bai Antiga Pusk
g Kelod
% Cakupan 100 104,6 107,3 102,1 101 97,1 101,8
Target ( % ) 98 98 98 98 98 98 98
Gambar 4.15
b. Pengendalian TB Paru
Upaya dalam penanggulangan TB di UPTD Puskesmas Manggis I dengan
strategi DOTS sudah dimulai sejak tahun 2010. Menurut Standar, prosentase BTA
(+) diperkirakan 10 % dari suspek yang diperkirakan di masyarakat dengan nilai
angka ditoleransi 5-15 %. Bila angka ini terlalu kecil (5%) kemungkinan
disebabkan penjaringan suspek terlalu longgar, banyak yang tidak memenuhi
kritera suspek atau ada masalah dalam pemeriksaan di laborataorium (negatif
palsu). Sedangkan jika angka terlalu besar ( >15%) kemungkinan disebabkan
penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif
palsu). Dengan demikian , persentase BTA(+) terhadap suspek masih dalam batas
yang ditolerir, atau petugas kesehatan mampu mendiagnosa kasus BTA(+) sesuai
standar. Tapi pada Tahun 2019 di UPTD Puskesmas Manggis I sudah melakukan
pemeriksaan sputum dengan mengirimnya ke RS untuk dilakukan pemeriksaan
TCM karena di puskesmas belaum memiliki alat tersebut.
Jumlah kasus suspect TB yang ditemukan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Manggis I sebanyak 17 orang. Bila dibandingkan dengan target nasional
(100%), pencapaian di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggis I Tahun 2019
masih belum mencapai target.
Gambar 4.17
d. Penanganan Penyakit HIV/AIDS dan IMS
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit
HIV/AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga
diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang
dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Jumlah Penderita HIV/AIDS sampai Tahun
2019 di UPTD Puskesmas Manggis I sebanyak 6 kasus, umur 24 – 49 tahun
sebanyak 5 kasus dan di bawah 4 Th. Satu kasus.
100
80
60
40
20
0
Gegelan Antiga
Manggis Ulakan P.Bai Antiga Pusk
g Kelod
% Cakupan FE 98,3 106,6 90,9 97,8 99 95,2 98
Target ( % ) 80 80 80 80 80 80 80
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
JML KK YG KK Ber
NO NAMA DESA % Ber PHBS
DIPANTAU PHBS
Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun 2019 sebesar 66,0 % atau 827 RT
dari 1260 RT yang dipantau, sedangkan target Renstra kementrian Kesehatan
Tahun 2016-2021 sebesar 77% sehingga pencapaian UPTD Puskesmas Manggis I
masih di bawah target. Cakupan persentase RT Ber-PHBS di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Manggis I Tahun 2019 dapat dilihat di Gambar 4.21 berikut ini :
CAKUPAN PERSENTASE RT YANG BER - PHBS
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGIS I
TH.2019
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
ANTIGA
MGS ULAKAN P.BAI ANTIGA GGL PUSK
KELOD
% PHBS 0 62,4 65,7 62,9 71 61,9 66
TARGET ( % ) 80 80 80 80 80 80 80
Gambar 4.21
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah sarana tempat tinggal yang memenuhi persyaratan
kesehatan seperti persyaratan fisik, sarana air bersih, jamban, sarana pembuangan
air limbah (SPAL), tempat pembuangan sampah dan tidak padat penghuni. Rumah
yang ada yang terdata pada Program Penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas
Manggis I tahun 2019, tercatat berjumlah 9.282. Keluarga dengan Akses terhadap
Fasilitas Sanitasi yang layak ( jamban Sehat ) dapat dilihat pada gambar 4.22
berikut.
Gambar 4.22
F. PELAYANAN KEFARMASIAN
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan tanggungjawab seluruh
komponen petugas kesehatan beserta sarana dan prasarana pendukung. Obat
merupakan alat intervensi yang sangat vital didalam pelayanan kesehatan.
Pengelolaan Obat yang bermutu merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh
Petugas Kefarmasian demi menunjang pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu.
Data pemakaian obat pada tabel di bawah maka terlihat profil pemakaian
obat terbanyak di puskesmas tahun 2019 adalah Parasetamol 500 mg tablet dan
Amoxycillin 500 mg tablet. Golongan obat tersebut merupakan golongan obat
analgesic dan antipiretik non narkotika serta anti infeksi. Untuk obat-obatan lainnya
juga didasarkan pada jenis kasus penyakit yang paling sering terjadi di Puskesmas.
Berikut ini adalah daftar obat yang sering digunakan di Puskesmas sepanjang tahun
2019 :
BAB V
KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN
Adapun Konsep Dasar Puskesmas tercantum dalam Visi Pembangunan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yaitu terwujudnya masyarakat
dan lingkungan yang sehat adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai melalui
Pembangunan Kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan
dengan prilaku sehat, dengan memandang manusia seutuhnya baik secara fisik,
mental, spiritual dan budaya, mampu menyampaikan informasi secara efektif dan
efisien, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Atas dasar tersebut diatas maka UPTD Puskesmas Manggis I didalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatannya memiliki visi “Terwujudnya
Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I berdasarkan
Tri Hita Karana”. Dengan visi ini diharapkan nantinya akan mampu mencakup
indikator masyarakat dan lingkungan sehat yang terdiri dari:
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar yang bermutu
2. Prilaku sehat
3. Lingkungan sehat
4. Derajat Kesehatan Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Manggis I yang Optimal.
Untuk mendukung visi Pembangunan kesehatan di UPTD Puskesmas Manggis I
diselenggarakan Misi Pembangunan Kesehatan sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang lebih bermutu,
professional, merata, dan terjangkau.
Puskesmas akan selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan dengan
menerapkan dengan Selaras. Selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang
bertempat tinggal diwilayah kerjanya, tanpa diskriminasi/membedakan
status/kedudukannya.
2. Memelihara kesehatan perorangan keluarga dan masyarakat
UPTD Puskesmas Manggis I melalui kegiatan puskesmas keliling secara
merata dan kegiatan perkesmas atau kunjungan rumah agar semua masyarakat
medapatkan pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
UPTD Puskesmas Manggis I akan selalu melaksanakan pemberdayaan
masyarakat agar masyarakat bisa membantu dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan dan menerapka kesehatan Komplementer melalui peningkatan dan
pembinaan Toga bagi kelurga dan masyarakat.
4. Menggerakkan semua sektor yang terkait (Lintas program dan Linsek)
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangun sektor lain yang terkait yang
diselenggarakan diwilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan prilaku masyarakat.
5. Menggunakan system informasi dan teknologi tepat guna dalam
penyelenggaraan management UPTD Puskesmas Manggis I
Puskesmas akan selalu mengikuti kemajuan tekniologi informasi dan
komunikasi di dalam pengembangan system informasi kesehatan agar bisa
meningkatakan managemen di UPTD Puskesmas Manggis I sehingga semua
bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan yang ditetepakan. Dan
mampu memberikan pelayanan yang optimal menuju kemandirian untuk hidup
sehat, serta mampu bersaing dengan praktisi swasta. Sehingga antisipasi
permasalahan kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Manggis I dapat
dilaksanakan sedini mungkin yang selanjutnya mempunyai akses yang cepat
didalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat UPTD Puskesmas Manggis
I.
Adapun implementasi dari pada Misi Pembangunan Kesehatan di Wilayah
kerja UPTD Puskesmas manggis 1 tersebut diatas tercermin dalam upaya-upaya
kesehatan dibawah ini:
A. Upaya Kesehatan Esensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat:
1. Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan KIA dan KB
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
B. Upaya Kesehatan Pengembangan:
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa
2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masayarakat
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
4. Pelayanan Kesehatan Olah Raga
5. Pelayanan Kesehatan Indera
6. Pelayanan Kesehatan Lansia
7. Pelayanan Kesehatan Kerja
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian terhadap kinerja pembangunan kesehatan di UPTD
Puskesmas Manggis I, maka dapat ditarik kesimpulan tentang gambaran kesehatan
masyarakat di UPTD Puskesmas Manggis I. Dari hasil kegiatan Tahun 2019 bila
dibandingkan dengan Tahun 2018 dan berdasarkan renstra Dinas Kesehatan Tahun
2016-2021, maka tingkat pencapaian kegiatan Tahun 2019 sebagai berikut :.
1. Angka Kesakitan masyarakat di UPTD Puskesmas Manggis I , dilihat dari
Pola Sepuluh besar penyakit , Penyakit Menular ( TB paru , Phenomonia ,
Malaria , Kusta , HIV AIDS dan Filariasis ) dan Penyakit yang berpotensi
wabah/KLB ( DBD ,Diare dan Rabies. Untuk Sepuluh besar penyakit
terbanyak adalah Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas (
ISPA )/Acute nasopharyngitis (CC) jumlah penderita 1622 , persentasi TB
Paru yang disembuhkan 100% , Pneumonia yang ditemukan dan ditangani
50% , Kusta yang diobati 100% s, Malaria dan Filariasis tidak ada kasus
yang ditemukan, HIV AIDS ditemukan 6 kasus selama Tahun 2019.
Angka Kesakitan DBD sudah menurun dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan ditangani 100% , penderita diare yang ditangani 74,5 %
,untuk kasus Rabies ditemukan 365 GHPR dengan kondisi HPR masih
hidup dan yang di vaksin VAR 183 orang kasus GHPR meningkat dari
tahun 2016.
2. Keadaan lingkungan di UPTD Puskesmas Manggis I yang dilihat dari
beberapa indikator pencapaian antara lain persentase rumah sehat sebesar
87,1% persentase tempat-tempat umum sehat 97,2%
3. Perilaku masyarakat terhadap kesehatan dinilai berdasarkan dua indikator
yaitu persentase rumah tangga ber PHBS dan persentase Posyandu Madya,
Purnama dan mandiri. Untuk persentase rumah tangga ber PHBS sebesar
66,0% dari 1.260 rumah yang disurvey sedangkan persentase Posyandu
Purnama 36,59% dan Posyandu yang Madya 63,41%.
4. Kunjungan pasien Jiwa yang datang ke Puskesmas sebanyak 116.
5. Jumlah BOR kunjungan rawat inap di UPTD Puskesmas Manggis I Tahun
2019 sebesar 12,4 % dengan jumlah TT Rawat Inap 14 buah.
6. Pelayanan kesehatan tahun 2019 antara lain : persentase desa mencapai
UCI 100%, persentase persalinan oleh nakes sebesar 100%, persentase ibu
hamil mendapat tablet Fe1 adalah 100% dan Fe 3 sebesar 99,8%,
persentase murid SD/madrasah mendapat pemeriksaan gilut
pencapaiannya meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 100%.
7. Sumber daya kesehatan di UPTD Puskesmas Manggis I adalah sebagai
berikut , dokter umum sebanyak 5 orang , dokter gigi 2 orang , bidan 17
orang , perawat 14 orang , Sanitarian 2 orang , Gizi 1 orang , Perawat gigi
1 orang , farmasi 1 orang, , Analis Kesehatan 1 orang dan survailance 1
orang.
8. Kontribusi Sektor Terkait memberikan dampak positif terhadap
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti: persentase keluarga
mempunyai akses terhadap air bersih 97,8 %, persentase pasangan usia
subur (PUS) menjadi akseptor KB aktif 81,1 %.
B. SARAN
Dari beberapa simpulan diatas, dapat disarankan beberapa hal
untuk perbaikan dan peningkatan kinerja kegiatan dibidang kesehatan yaitu :
1. Perlu dilaksanakan peningkatan kegiatan sosialisasi beberapa program sampai
tingkat sasaran untuk meningkatkan cakupan / pencapaian program,
meningkatkan pelaksanaan kegiatan bersama lintas program agar di Tahun ke
depan tidak ada lagi kasus kematian Ibu.
2. Koordinasi antar program perlu ditingkatkan terutama dalam hal penetapan
sasaran program sehingga tidak ada perbedaan jumlah sasaran padahal
sasarannya sama
3. Perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dan terintegrasi pada beberapa
program karena penanganan pada faktor-faktor yang mempengaruhi sudah
mengalami perubahan –perubahan.
4. Perlu dilakukan peningkatan mutu pelayanan pada setiap jenjang instistusi
pelayanan sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat yang dilayani
dan pada akhirnya akan meningkatakan jumlah kunjungan msayarakat ke
pelayanan kesehatan.
5. Perlu dilakukan peningkatan sarana dan prasarana dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemajuan yang ada.
6. Perlu ditingkatakan profesionalitas SDM dalam peningkatan kualitas
pelayanan.
7. Perlu dilakukan peningkatan dan pemasyarakatan pelayanan kesehatan yang
lebih bersifat pencegahan (Paradigma Sehat).
8. Perlu dilakukan pengembangan Program Promosi Kesehatan agar masyarakat
lebih mandiri dalam bidang kesehatan.
9. Perlu dilakukan peningkatan sistem monitoring pelaksanaan program
dilapangan, sistem monitoring perkembangan krisis kesetahan yang sudah ada
serta memantapkan sistem manajemen organisasi pelayanan kesehatan.
10. Perlu dilakukan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) secara
berkelanjutan agar menghasilkan data yang berkualitas.
11. Untuk meningkatkan kualitas profil Kesehatan Puskesmas Manggis I untuk
masa yang akan datang perlu dicari terobosan-terobosan dan makanisme-
mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat, tepat dan akurat
guna mengisi kekosongan data, agar dapat tersedianya data dan informasi yang
akurat.