Anda di halaman 1dari 78

PROFIL KESEHATAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BONTONOMPO I
TAHUN 2018

PUSKESMAS BONTONOMPO I
BONTORAMBA
2018
i

Tim Penyusun
Susilawati, SKM

Hasfirah, SST

Abdul Malik, S.Sos

Amiruddin, Amd.Kom

Hardiman

Ahmad Hariadi Wibrata, SKM


ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat dan karunianya, maka Profil Kesehatan Wilayah Kerja

Puskesmas Bontonompo I Kabupaten Gowa tahun 2018 ini dapat selesai

disusun.

Profil kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I ini

diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kondisi dan situasi

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2018.

Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam profil kesehatan ini disusun

berdasarkan data-data yang dihimpun dari laporan program dan lintas

sektor di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I tahun 2018.

Kami menyadari bahwa penyusunan profil kesehatan ini masih

banyak mengandung kekurangan dari berbagai segi, sehingga demi

kesempurnaan penyusunan profil di masa yang akan datang maka kami

mengharapkan masukkan dari pembaca.

Demikian profil ini kami susun dan tampilkan, semoga dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...........................................................................................v

DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar belakang..............................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................3

BAB II VISI, MISI DAN TUPOKSI PUSKESMAS BONTONOMPO I.......4

A. Visi.................................................................................................4

B. Misi................................................................................................4

C. Tugas Pokok.................................................................................4

D. Fungsi............................................................................................4

E. Struktur Organisasi.......................................................................5

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA PUSKESMAS................7

A. Keadaan Geografi.........................................................................7

B. Keadaan Demografi......................................................................8

C. Keadaan Sosial EKonomi...........................................................11

D. Keadaan Penduduk dengan Jaminan Kesehatan......................12

BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN..............................................13

A. Umur Harapan Hidup..................................................................13

B. Angka Kematian..........................................................................13
iv

C. Angka Kesakitan.........................................................................16

D. Status Gizi...................................................................................26

BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS......................32

A. Upaya Kesehatan Masyarakat....................................................32

B. Upaya Kesehatan Perorangan....................................................59

C. Sumber Daya Kesehatan............................................................62

BAB VI PENUTUP...................................................................................68
v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur di


wilayah kerja puskesmas Bontonompo I Kec.
Bontonompo Selatan Tahun 2018............................................8

Tabel 2 : Jumlah RW ,RT, Rumah Tangga dan Kepala Keluarga


di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I Kec.
Bontonompo Selatan Tahun 2018............................................9
Tabel 3 : Distribusi Penduduk berdasarkan jenis Kelamin di
wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I Kec.
Bontonompo Selatan Tahun 2018..........................................10
Tabel 4 : Distribusi Kepala keluarga Berdasarkan Status
Keluarga Sejahtera di Kecamatan Bontonompo Selatan
Tahun 2018.............................................................................11
Tabel 5 : Jenis dan Jumlah Pegawai yang bekerja di Puskesmas
Bontonompo I tahun 2018.......................................................62
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Sepuluh Penyakit terbesar di Puskesmas


Bontonompo I tahun 2018..................................................16

Gambar 2 : Jumlah penderita Penyakit Diare yang ditangani di


Puskesmas Bontonompo I tahun 2014-2018.....................18

Gambar 3 : Cakupan penderita Penyakit Diare yang ditangani di


Puskesmas Bontonompo I tahun 2014-2018.....................18

Gambar 4 : Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit


ISPA di Puskesmas Bontonompo I tahun 2018.................19

Gambar 5 : Jumlah Penemuan dan Penanganan Penderita ISPA


di Puskesmas Bontonompo I Tahun 2014-2018................20

Gambar 6 : Cakupan Penemuan dan Penanganan Kasus DBD di


Puskesmas Bontonompo I Tahun 2018.............................21

Gambar 7 : Jumlah Penemuan dan Penanganan Kasus DBD di


Puskesmas Bontonompo I Tahun 2014-2018....................22

Gambar 8 : Cakupan Penemuan dan Penanganan penderita TB


Paru di Puskesmas Bontonompo I tahun 2014-2018.........24

Gambar 9 : Cakupan Penanganan Penyakit Hipertensi di


Puskesmas Bontonompo I Tahun 2014-2018....................25

Gambar 10 : Cakupan Penanganan Penderita Diabetes Mellitus


(DM) di Puskesmas Bontonompo I Tahun 2014-2018.......26

Gambar 11 : Pencapaian D/S pada Program Gizi di Puskesmas


Bontonompo I tahun 2018..................................................27

Gambar 12 : Pencapaian N/S pada Program Gizi di Puskesmas


Bontonompo I tahun 2018..................................................29
vii

Gambar 13 : Pencapaian N/D Balita pada program Gizi


Puskesmas Bontonompo I tahun 2018..............................30

Gambar 14 : Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas


Bontonompo I Tahun 2018.................................................33

Gambar 15 : Cakupan Kunjungan Ibu hamil K4 di Puskesmas


Bontonompo I tahun 2018..................................................37

Gambar 16 : Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 di Puskesmas


Bontonompo I tahun 2014-2018.........................................39

Gambar 17 : Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga


kesehatan yang memiliki kompetensi di Puskesmas
Bontonompo I tahun 2018..................................................39

Gambar 18 : Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang


memiliki kompetensi di puskesmas Bontonompo I
Tahun 2014-2018...............................................................40

Gambar 19 : Capaian Kunjungan Ibu Nifas Lengkap di


Puskesmas Bontonompo I pada Tahun 2018....................41

Gambar 20 : Capaian Cakupan Kunjungan Ibu Nifas lengkap di


Puskesmas Bontonompo I Tahun 2014-2018....................42

Gambar 21 : Cakupan Kunjungan Bayi di Puskesmas


Bontonompo I Tahun 2018...Error! Bookmark not defined.

Gambar 22 : Tren Capaian Kunjungan Bayi di Puskesmas


Bontonompo I Tahun 2014-2018........Error! Bookmark not
defined.

Gambar 23 : Proporsi metode kontrasepsi yang digunakan oleh


peserta KB aktif di Puskesmas Bontonompo I Tahun
2018....................................................................................44
viii

Gambar 24 : Capaian Desa UCI (Universal Child Immunization) di


Wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I Tahun
2014- 2018..........................................................................51

Gambar 25 : 10 Penyakit terbesar yang dilayani di bagian Unit


Gawat darurat Puskesmas Bontonompo I tahun 2018......61
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, menyebutkan

bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, upaya kesehatan

masyarakat diselenggarakan dengan pendekatan promosi kesehatan,

pendekatan preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan

secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Adapun fungsi

puskesmas yaitu : 1) menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan ; 2) menyelenggarakan upaya kesehatan

perseorangan.

Pengukuran terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan

disetiap daerah di Indonesia diharapkan menggunakan Indikator

Indonesia Sehat dan Indikator kinerja sesuai dengan standar


2

pelayanan minimal bidang kesehatan. Keberhasilan pembangunan

kesehatan ditandai dengan masyarakat yang hidup dalam lingkungan

yang sehat dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Profil Kesehatan Puskesmas Bontonompo I Kecamatan

Bontonompo Selatan merupakan gambaran tentang situasi kesehatan

di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I. Profil ini menyajikan

gambaran tentang : keadaan umum yang mengetengahkan keadaan

geografi, keadaan penduduk serta keadaan ekonomi, tugas pokok dan

fungsi puskesmas, struktur organisasi puskesmas, pencapaian

pembangunan kesehatan yang meliputi derajat kesehatan berupa

usia harapan hidup penduduk, angka kematian, angka kesakitan serta

cakupan program-program kerja puskesmas berdasarkan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) yaitu : Penyelenggaraan pelayanan

kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat,

penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan

kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar serta penyelenggaraan

promosi kesehatan.

Cakupan program merupakan indikator keberhasilan

pelaksanaan suatu program, sehingga apabila cakupan program

belum tercapai sesuai dengan yang kita harapkan, maka hal ini

diharapkan dapat menjadi cambuk agar bisa lebih giat dan inovatif lagi
3

di masa yang akan datang, guna meningkatkan cakupan program

sesuai standar pelayanan minimal.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran dan informasi tentang situasi kesehatan

dalam wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I secara relevan dan

akurat.

2. Tujuan Khusus

a) Memberikan gambaran dan informasi tentang kondisi umum

dan status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I

b) Memberikan gambaran dan informasi tentang tingkat

pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan upaya

kesehatan perorangan di Puskesmas Bontonompo I

c) Memberikan gambaran dan informasi tentang tingkat

pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan upaya

kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I

d) Memberikan gambaran dan informasi tentang cakupan

kegiatan administrasi dan manajemen Puskesmas

Bontonompo I.
4

BAB II

VISI, MISI DAN TUPOKSI PUSKESMAS BONTONOMPO I

A. Visi

Visi Puskesmas Bontonompo I adalah : Menjadi Puskesmas

dengan pelayanan yang bermutu dan mandiri menuju masyarakat

Bontonompo Selatan sehat 2019.

B. Misi

Misi Puskesmas Bontonompo I adalah :

1) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, professional,

merata,dan terjangkau oleh masyarakat

2) Mendorong kemandirian masyarakat berprilaku sehat dan hidup

dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan yang

komprehensif

3) Menyelenggarakan pemantapan manajemen kinerja dan

pengembangan potensi organisasi

C. Tugas Pokok

Puskesmas Bontonompo I merupakan unit pelaksanan teknis

Dinas Kesehatan kabupaten Gowa yang memiliki tugas pokok sebagai

pelaksana kebijakan kesehatan dalam rangka pembangunan

kesehatan untuk mewujudkan Kecamatan Bontonompo Selatan sehat.

D. Fungsi

Dalam rangka menyelenggarakan tugas pokok sebagai

pelaksana kebijakan dalam rangka pembangunan kesehatan untuk


5

mewujudkan kecamatan Bontonompo Selatan sehat, Puskesmas

Bontonompo I menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan masyarakat tingkat pertama

di kecamatan Bontonompo Selatan

b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama

di kecamatan Bontonompo Selatan

E. Struktur Organisasi

Puskesmas Bontonompo I dipimpin oleh seorang Kepala

Puskesmas dengan latar belakang pendidikan Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM) yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

Puskesmas dibantu oleh seorang Kepala Tata Usaha,

Penanggungjawab program dan bagian, Kepala Pustu dan bidan

Desa serta seluruh staf Puskesmas Bontonompo I.


6

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS BONTONOMPO I

KEPALA
PUSKESMAS
ARAS AMIN, SKM KEPALA TATA
USAHA
SUSILAWATI, SKM

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA KEUANGAN


KES.
WAHIDAH RAHMAN, SUSILAWATI, SKM HAJRIANI, SKM BENDAHARA JKN
SKM
FATANRIANI THALIB,
AMG BOK
PJ UKM DAN KEPERAWATAN KES. PJ UKP, KEFARMASIAN PJ JARINGAN PEL. PUSKESMAS BENDAHARA
MASYARAKAT DAN LAB. DAN JEJARING FASYANKES SUSILAWATI, SKM
MUSDALIFAH, S.Kep dr. AISYAH ANGREANI, Hj. SANIPA, AMK BENDAHARA
PJ UKM. ESENSIAL DAN PJ UKM. DPDK
PELAYANAN PEMERIKSAAN JAMPERSAL
SUHAENI S., S.Farm
PERKESMAS. UMUM PUSTU SENGKA BIDAN DESA
PENGEMBANGAN dr. AISYAH ANGREANI, DPDK ASRUL ASIS, S.Kep, SENGKA
Hj. St. KURNIATI, BENDAHARA
MUSDALIFAH, S. Kep MUSDALIFAH, S. Kep Ns S.ST YANKESTIS
PELAYANAN KES. GIGI & PUSTU TANRARA BIDAN DESA MUSDALIFAH, S.Kep
PELAYANAN PELAYANAN KES. JIWA MULUT DARMIATI, A.md. TANRARA
DARMIATI. A.md,
PROMKES. drg. INDAH SULISTIAWATY, Keb Keb
AHMAD HARIADI W, MASRAH, S.Kep MARS PUSTU TINDANG BIDAN DESA
SKM PELAYANAN KIA-KB TINDANG
NURUL I. AMK NURSIAH. S.ST
PELAYANAN PELAYANAN KES. GIGI
KESLING. MASY. HASNIAH, S. ST PUSTU BIDES
MEGAWATI, SKM ROSMAWATI PA’BUNDUKANG
HERMAWATI, S.Kep. PA’BUNDUKANG
RUKIYAH, S. ST
PELAYANAN GAWAT DARURAT Ns
PUSTU BIDES SALAJANGKI
PELAYANAN KIA-KB PELAYANAN Ns. MUSLIADI. S. Kep H.SALAJANGKI
ACHMAD, AMK ISMA ARIYANTI, S.
YANKESTRADKOM ST
Hj. HARDIANI, S. ST MARTINI, Amd. FARM PUSTU BIDES
PELAYANAN GIZI BONTOSUNGGU BONTOSUNGGU
H. SANIPA, AMK Hj. HARDIANI, S. ST
PELAYANAN GIZI PELAYANAN KES. KARTIAH, AMG
PUSTU JIPANG BIDES JIPANG
OLAHRAGA
RADIYAH RAZAK, TITI SETIAWATY UMAR, HASYIYAH, S. ST HASYIYAH, S.ST
SKM SKM PELAYANAN PERSALINAN
PUSTU SALAJO BIDES SALAJO
PELAYANAN PELAYANAN KES. INDRA SUGIWAHYUNI, Amd. Keb HAIRUL ASRIYANI A., Amd.
PENCEGAHAN DAN MASRAH, S. Kep ANWAR,AMK Keb
PENGENDALIAN PELAYANAN RAWAT INAP
PENYAKIT
SUSILAWATI, SKM PELAYANAN KES. JAMALUDDIN, S. Kep. Ns
LANSIA
SUNARTI, AMK
PELAYANAN PELAYANAN KEFARMASIAN
PERKESMAS PELAYANAN KES. KERJA
Ns. MUSLIADI, S. Kep SUHAENI H, S. FARM
SUHADI, AMKL
PELAYANAN LABORATORIUM
NETI KURNIATI, Amd, Anakes
7

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA PUSKESMAS

A. Keadaan Geografi

Puskesmas Bontonompo I terletak di Kelurahan Bontoramba

Kecamatan Bontonompo selatan atau terletak di ujung selatan

Kabupaten Gowa, dengan jarak kurang lebih 40 Km dari Ibukota

Kabupaten Gowa (Sungguminasa).

Secara geografis, Puskesmas Bontonompo I berada pada

dataran rendah dengan kondisi tanah aluvial (sebagian besar yang

digunakan untuk lahan persawahan), sehingga sebagian besar

penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani. Luas Wilayah

kerja Puskesmas Bontonompo I Kurang lebih 22 Km2.

Batas-Batas Wilayah kerja puskesmas Bontonompo I adalah

sebagai berikut :

Utara : Wilayah kerja Puskesmas Bontonompo II ( Desa

Barembeng Kec.Bontonompo Kab. Gowa)

Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Sanrobone (Kec.

Mappakasunggu Kab.Takalar)

Timur : Wilayah kerja Puskesmas Mappakasunggu (Kab.Takalar)

Barat : Wilayah kerja Puskesmas Bontomarannu (Kec. Galesong

selatan Kab.Takalar)
8

B. Keadaan Demografi

Secara Demografis Kecamatan Bontonompo selatan didiami

oleh 8.236 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah keseluruhan

penduduk sebesar 31.803 jiwa. Adapun Komposisi penduduk menurut

golongan umur adalah sebagai berikut:

Tabel 1. : Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur di


wilayah kerja puskesmas Bontonompo I Kec. Bontonompo
Selatan Tahun 2017
Desa/ Kelompok Umur Total
Kelurahan < 1 th 1-<5 th 5-15 th 16-59 th >60 th
Bontoramba 44 125 824 1.866 213 3.072
Pabundukang 34 206 439 1.319 253 2.251
Salajangki 26 346 596 2.037 382 3.387
Sengka 152 802 1.714 2.235 305 5.208
Tanrara 87 328 905 2.602 367 4.289
Tindang 71 465 642 2.847 318 4.343
Bontosunggu 48 371 381 1.917 305 3.022
Jipang 94 391 938 3.298 485 5.206
Salajo 19 142 120 686 58 1.025
Jumlah 575 3.176 6.559 18.807 2.686 31.803
Sumber : Data PPLKB Kec.Bontonompo Selatan, 2017

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah kelompok umur penduduk

yang paling banyak adalah kelompok umur 16–59 tahun yaitu sebesar

18.807 jiwa sedangkan jumlah kelompok umur dengan jumlah

penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 0-<1 tahun yaitu

sebesar 575 jiwa. Desa yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

adalah Desa Sengka dengan jumlah penduduk sebesar 5.208 jiwa

sedangkan desa yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah

Desa Salajo dengan jumlah penduduk sebesar 1.025 jiwa.


9

Tabel 2. : Jumlah RW ,RT, Rumah Tangga dan Kepala Keluarga di


wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I Kec. Bontonompo
Selatan Tahun 2017
Desa / Kel Dusun/ Rukun Rumah KK
RW Tetangga Tangga
Bontoramba 4 15 668 786
Pabundukang 4 8 424 383
Salajangki 6 12 673 921
Sengka 4 12 1.171 1.274
Tanrara 4 27 906 1.116
Tindang 6 29 1.053 1.173
Bontosunggu 5 16 558 816
Jipang 5 20 1.196 1.371
Salajo 3 11 168 276
Jumlah 41 150 6.817 8.236
Sumber : Data PPLKB Kec.Bontonompo Selatan, 2017

Tabel 2 menunjukkan bahwa secara umum Desa dan

kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I memiliki jumlah

dusun dan RW yang berkisar antara 3 hingga 6 dusun / RW. Desa

yang memiliki Rukun tetangga paling banyak adalah Desa Tindang

yaitu sebanyak 29 Rukun tetangga sedangkan desa yang memiliki

rukun tetangga paling sedikit adalah Desa Pabundukang yaitu

sebanyak 8 Rukun tetangga. Desa yang memiliki jumlah Rumah

tangga paling banyak adalah Desa Jipang dengan jumlah Rumah

tangga masing-masing sebesar 1.196 rumah tangga. jumlah Kepala

keluarga paling banyak berada di Desa Jipang yaitu sebanyak 1371

Kepala keluarga.

Tabel 3. : Distribusi Penduduk berdasarkan jenis Kelamin di wilayah


kerja Puskesmas Bontonompo I Kec. Bontonompo
Selatan Tahun 2017
10

Desa / Kel Jumlah Jiwa


Laki-Laki Perempuan Total
Bontoramba 1.505 1.567 3.072
Pabundukang 1.109 1.142 2.251
Salajangki 1.654 1.733 3.387
Sengka 2.499 2.709 5.206
Tanrara 2.125 2.164 4.289
Tindang 2.091 2.252 4.343
Bontosunggu 1.451 1.571 3.022
Jipang 2.531 2.675 5.206
Salajo 522 503 1.025
Jumlah 15.487 16.316 31.803
Sumber : Data PPLKB Kec.Bontonompo Selatan, 2017

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk paling banyak

berdasarkan jenis kelamin adalah Penduduk berjenis kelamin

perempuan yaitu sebesar 16.316 jiwa sedangkan penduduk berjenis

kelamin laki-laki sebesar 15.487 jiwa. Desa dengan penduduk berjenis

kelamin laki-laki terbanyak adalah Desa Jipang yaitu sebesar 2.531

jiwa dan desa dengan penduduk laki-laki berjenis kelamin laki-laki

paling sedikit adalah Desa Salajo yaitu sebesar 522 jiwa. Desa

dengan penduduk berjenis kelamin perempuan terbanyak adalah

Desa Sengka yaitu sebesar 2.706 jiwa dan desa dengan penduduk

berjenis kelamin perempuan paling sedikit adalah Desa Salajo yaitu

sebesar 503 jiwa.

C. Keadaan Sosial EKonomi

Tabel 4 : Distribusi Kepala keluarga Berdasarkan Status Keluarga


Sejahtera di Kecamatan Bontonompo Selatan Tahun 2017
Desa / Jumlah Kepala Keluarga Total
No
Kelurahan Pra KS KS I KS II KS III KS III+
1 Bontoramba 179 221 175 186 25 786
2 Pa’bundukang 136 223 150 65 9 583
11

3 Salajangki 115 542 205 40 20 922


4 Sengka 258 610 288 103 15 1.274
5 Tanrara 297 681 108 16 14 1.116
6 Tindang 341 227 371 163 30 1.132
7 Bontosunggu 132 325 237 62 20 776
8 Jipang 206 336 621 164 44 1.371
9 Salajo 29 176 55 15 1 276
Jumlah 1.693 3.341 2.210 814 178 8.236
Sumber : Data PPLKB Kec.Bontonompo Selatan, 2017

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah Kepala Keluarga

terbanyak berdasarkan status Keluarga sejahtera adalah keluarga

dengan status keluarga sejahtera I dengan jumlah 3.341 keluarga

sedangkan jumlah keluarga yang paling sedikit adalah Keluarga

sejahtera III + yaitu dengan jumlah keluarga sebanyak 178 Keluarga.

Desa dengan jumlah Pra Keluarga Sejahtera paling banyak adalah

Desa Tindang dengan jumlah Pra Keluarga Sejahtera sebanyak 341

keluarga sedangkan desa dengan jumlah Pra Keluarga Sejahtera

paling sedikit adalah Desa Salajo yaitu sebanyak 29 keluarga.

D. Keadaan Penduduk dengan Jaminan Kesehatan

Penduduk di wilayah kerja puskesmas Bontonompo I

mendapatkan jaminan kesehatan dari beberapa program jaminan

kesehatan yang di selenggarakan oleh pemerintah, baik oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terdiri dari

program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan

oleh BPJS Kesehatan, maupun Program Pelayanan Kesehatan Gratis

(Yankestis) oleh pemerintah daerah Kabupaten Gowa.


12

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Bontonompo I

yang menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

sebesar 19.331 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang mendapatkan

jaminan kesehatan melalui program Pelayanan Kesehatan Gratis

(Yankestis) sebesar 12.472 jiwa


13

BAB IV

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Gambaran derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Bontonompo I ditunjukkan dengan beberapa indikator

antara lain : Usia Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian (Mortalitas),

Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi.

A. Usia Harapan Hidup

Usia Harapan Hidup adalah umur perkiraan rata-rata

lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk dalam

suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang juga dapat

digunakan untuk menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup

masyarakat, serta menjadi indikator dalam pembangunan dan

perbaikan pada pelayanan kesehatan.

Usia harapan Hidup di Wilayah Kerja Puskesmas

Bontonompo I merujuk pada Usia Harapan Hidup di Indonesia dan

Propinsi Sulawesi Selatan yang diestimasi sebesar 69,8 tahun

pada tahun 2015-2010 dan di proyeksi meningkat menjadi 73,6

pada tahun 2010-2025.

B. Angka Kematian

Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat

dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu.

Angka kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam


14

penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program

pembangunan kesehatan lainnya.

Secara umum kejadian kematian pada manusia

berhubungan erat dengan pemasalahan kesehatan sebagai akibat

dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai

faktor yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama

mengakibatkan kematian dalam masyarakat.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat

setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

Secara garis besar terdapat dua macam kematian Bayi dari sisi

penyebabnya yaitu Kematian bayi endogen (neonatal) dan

kematian bayi eksogen (post neonatal).

Kematian bayi endogen merupakan kematian bayi yang

terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya

disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir dan

yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau

didapat selama kehamilan sedangkan kematian eksogen

merupakan kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan

sampai menjelang usia satu tahun dan umumnya disebabkan

oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan

luar.
15

Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah yang bayi

yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000

kelahiran hidup pada tahun yang sama. Indikator ini

merefleksikan kondisi social, ekonomi dan lingkungan tempat

tinggal anak termasuk pemeliharaan kesehatannya.

Jumlah kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I pada tahun 2018 sebanyak 4 kematian.

Kematian bayi di wilayah kerja puskesmas bontonompo I

disebabkan oleh KJDR dan BBLR.

2. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita

yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan

gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,

melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)

per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI)

berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku

hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan

lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu

hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa

nifas.

Jumlah kematian Ibu di Wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I pada tahun 2018 sebesar 1 kematian dari 624


16

ibu bersalin dan 654 ibu hamil disebabkan oleh Gagal nafas,

help syndrome, eklamsia dan ganguan fungsi hati.

C. Angka Kesakitan

Angka kesakitan penduduk diwilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan

program surveilans dan pencegahan penyakit dan pengelola

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

serta laporan kader kesehatan tentang kejadian penyakit.

Data penyakit yang disajikan pada bagian ini terdiri dari 10

penyakit terbesar yang terjadi dan ditangani di Puskesmas

Bontonompo I, dan prevalensi penyakit menular maupun penyakit

tidak menular.

1. Sepuluh penyakit terbesar

Gambar 1 : Sepuluh Penyakit terbesar di Puskesmas


Bontonompo I tahun 2018
17

10 PENYAKIT TERBESAR
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

BATUK 1592
DEMAM 1394
GASTRITIS 759
DERMATITIS LAIN TDK SPESIFIK 743
MYALGIA 566
DYSPEPSIA 513
HIPERTENSI PRIMER 467
SAKIT KEPALA 466
REMATIK 405
ABSES/FURUNKEL/KARBUNKELKUTAN 362

Sumber : SP2TP Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 1 menunjukkan bahwa penyakit terbesar yang

ditangani di Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2018

adalah Batuk dengan jumlah kunjungan sebanyak 1.592

kunjungan, kemudian disusul oleh penyakit Demam di urutan

kedua dengan jumlah kunjungan sebanyak 1.394 kunjungan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Penyakit Menular maupun

Penyakit Tidak Menular sudah menjadi masalah yang harus

diatasi oleh puskesmas dan masyarakat secara bersama-

sama. Salah satu penyebabnya adalah kondisi Cuaca yang

berubah-ubah.
18

2. Penyakit menular

a) Diare

Gambar 2 : Jumlah penderita Penyakit Diare yang


ditangani di Puskesmas Bontonompo I tahun
2014-2018

Penemuan dan Penanganan Penyakit Diare Tahun 2014-2018


1600

1362 1331
1400

1200
996
1000

800
602
600 485

400

200

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Program P2 Diare PKM Bontonompo I, 2018

Gambar 2 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu

5 tahun terakhir (2014-2018), prevalensi penyakit diare

yang ditangani di puskesmas cenderung mengalami

penurunan, dari 1362 penderita pada tahun 2014 menjadi

485 penderita pada tahun 2018.

Gambar 3 : Cakupan penderita Penyakit Diare yang


ditangani di Puskesmas Bontonompo I tahun
2018
19

Cakupan Penanganan Penyakit Diare Tahun 2018


89
90
77 75
80
70 61 59
60 49
50
35
40
30 22
15
20
10 3
0

Sumber : Program P2 PKM Bontonompo I, 2018

Gambar 3 menunjukkan bahwa Desa dengan

penderita Diare terbanyak adalah Desa Bontosunggu,

dengan jumlah penderita Diare yang ditangani pada tahun

2018 sebanyak 89 penderita, sedangkan Desa dengan

jumlah penderita Diare ditangani paling sedikit adalah Desa

salajo yaitu sebanyak 3 penderita.

b) ISPA

Gambar 4 : Cakupan Penemuan dan Penanganan


Penyakit ISPA di Puskesmas Bontonompo I
tahun 2018
20

Cakupan Penanganan Penyakit ISPA Tahun 2018


170
180 161 162
160
129
140
120 98 98
94 89
100
80
53
60
40 22
20
0

Sumber : Program P2 Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 4 menunjukkan bahwa penemuan

penderita ISPA terbanyak adalah di Desa Tanrara dengan

jumlah temuan penderita ISPA sebanyak 170 penderita,

sedangkan Desa dengan jumlah penemuan ISPA terendah

adalah di Desa Salajo dengan jumlah penderita sebanyak

22 penderita.

Gambar 5 : Jumlah Penemuan dan Penanganan


Penderita ISPA di Puskesmas Bontonompo I
Tahun 2014-2018
21

Penemuan dan Penanganan Penderita ISPA Tahun 2014-2018


1600

1400 1389

1200
1076
1000

800

600
463
400
348 314
200

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Program P2 Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 5 menujukkan bahwa penemuan penderita

ISPA dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016

mengalami kecenderungan yang menurun pada tahun 2018

sebesar 1076.

c) Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan

penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan

melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti. Penularan

Penyakit DBD dapat dihindari dengan menghindari kontak

dan mengurangi populasi vector penular DBD.

Gambar 6 : Cakupan Penemuan dan Penanganan Kasus


DBD di Puskesmas Bontonompo I Tahun
2018
22

Cakupan Penemuan dan Penanganan Kasus DBD Tahun 2018


3
3

2.5
2 2 2 2
2

1.5
1 1
1

0.5

Sumber : Program P2 Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 6 menunjukkan bahwa Desa dengan

penderita DBD terbesar pada tahun 2018 adalah Desa

Tindang dengan jumlah penderita sebanyak 3 penderita,

sedangkan Desa yang tidak memiliki penderita DBD adalah

Desa Salajo.

Kecenderungan kejadian kasus DBD sejak tahun

2014 hingga tahun 2018 mengalami peningkatan.

Gambaran tentang peningkatan kecenderungan kejadian

DBD dapat dilihat pada gambar 7 berikut :

Gambar 7 : Jumlah Penemuan dan Penanganan Kasus


DBD di Puskesmas Bontonompo I Tahun
2014-2018
23

Penemuan dan Penanganan Kasus DBD Tahun 2014-2018


40
38
35

30

25 24
20

15
13
10
8 7
5

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Program P2 Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 7 menunjukkan kecenderungan

peningkatan penderita DBD. Penderita DBD pada tahun

2014 sebanyak 8 penderita, kemudian meningkat menjadi

38 penderita pada tahun 2017.

d) Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Kasus AFP adalah kasus pada semua anak yang

berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang

sifatnya Flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan

bukan disebabkan karena rudapaksa. Dalam kurun waktu 4

tahun terakhir (2014-2017), tidak ada laporan tentang

kejadian AFP pada penduduk usia <15 tahun di wilayah

kerja Puskesmas Bontonompo I.

e) TB Paru
24

Gambar 8 : Cakupan Penemuan dan Penanganan


penderita TB Paru di Puskesmas Bontonompo
I tahun 2014-2016

Penemuan dan Penanganan Penderita TB Paru Tahun 2014-


2016
40
35
35

30
25
25

20 17

15

10

0
2014 2015 2016

Sumber : Program P2 TB Paru PKM Bontonompo I, 2017

Gambar 8 menunjukkan bahwa penemuan

penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I dalam kurun waktu tahun 2014 – 2017

menunjukkan tren yang meningkat, yaitu dari 17 temuan

penderita pada tahun 2014 meningkat menjadi 35 penderita

pada tahun 2015 dan menurun kembali menjadi 25

penderita pada tahun 2017.

Peningkatan penemuan dan penanganan penderita

TB Paru di masyarakat diharapkan dapat memberikan

dampak positif dalam mengurangi sumber penular TB Paru

kepada penduduk sehat di masyarakat.

3. Penyakit Tidak menular

a) Hipertensi
25

Prevalensi penderita Hipertensi yang ditangani di

Puskesmas Bontonompo I ditunjukkan pada gambar

berikut:

Gambar 9 : Cakupan Penanganan Penyakit Hipertensi di


Puskesmas Bontonompo I Tahun 2014-2018

Tren Capaian Penyakit Hipertensi Tahun 2014-2018


4000
3780
3500

3000

2500

2000

1500

1000 1019 1064


810 844
500

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Program P2 TB Paru PKM Bontonompo I, 2018

Gambar 9 menunjukkan bahwa penderita hipertensi

pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 mengalami

kecenderungan yang meningkat. Penderita hipertensi pada

tahun 2014 sebanyak 810 kasus kemudian meningkat

menjadi 3.780 kasus pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan

bahwa Penyakit tidak menular perlu perhatian khusus

bukan hanya penyakit menular.

b) Diabetes Mellitus (DM)


26

Prevalensi penderita Diabetes Mellitus yang

ditangani di Puskesmas Bontonompo I ditunjukkan pada

gambar berikut:

Gambar 10 : Cakupan Penanganan Penderita Diabetes


Mellitus (DM) di Puskesmas Bontonompo I
Tahun 2014-2017

Tren Capaian Penyakit Diabetes Melitus Tahun 2014-2018


1600
1461
1400

1200

1000

800

600

400 441

200
137
55 93
0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Program P2 TB Paru PKM Bontonompo I, 2018

Gambar 10 menunjukkan bahwa penderita penyakit

Diabetes Mellitus pada tahun 2014 sampai dengan tahun

2018 mengalami kecenderungan yang meningkat.

Penderita DM pada tahun 2014 sebesar 55 kasus,

sedangkan penderita DM tahun 2018 meningkat menjadi

1461 kasus.

D. Status Gizi

Status gizi masyarakat yang baik merupakan salah satu

syarat dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat dan


27

berkualitas. Perhatian terhadap perbaikan status gizi dilaksanakan

dalam seluruh fase kehidupan, sejak dari dalam kandungan berupa

janin, Bayi, Anak, Dewasa hingga lanjut usia.

Status gizi masyarakat ditentukan dengan menggunakan

beberapa indikator antara lain : Bayi dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR), Status Gizi Balita, Status Gizi Wanita Usia Subur

dan KEK, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

1. Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)

Jumlah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah pada

tahun 2018 sebesar 13 bayi

2. Status Gizi Balita

Status gizi balita ditunjukkan oleh hasil penimbangan

di posyandu. Beberapa indicator yang digunakan dalam

penetuan status gizi Balita antara lain persentase balita yang

ditimbang dibandingkan dengan sasaran, persentase Balita

yang mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan

sasaran serta persentase balita yang ditimbang dan mengalami

kenaikan berat badan.

Gambar 11 : Pencapaian D/S pada Program Gizi di


Puskesmas Bontonompo I tahun 2018
28

GRAFIK PENCAPAIAN D/S JANUARI-DESEMBER 2018


120% PUSKESMAS BONTONOMPO 1

100.00%
100%

91.36%

90.32%
89.36%
87.12%

86.32%
86.07%
100% 85.33%

85.38%

85.26%

91%

83.94%
82.90%
81.72%
81.57%
81.53%

81.31%

81.25%

80.43%
80.00%
80.00%

80.00%

85%
79.69%

79.00%
77.77%

77.14%
77.02%

75.00%
75.00%
75.00%

72.97%

77%
76%
74%

72%
72%
80%

70%
63%

D/S BAYI L
60% D/S BAYI P
D/S BALITA L
40% D/S BALITA P

20%

0%

Sumber : Program Gizi Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 11 menunjukkan bahwa desa dengan

capaian D/S Balita paling tinggi adalah Desa Salajo dan

Kelurahan Bontoramba dengan capaian sebesar 100%,

sedangkan desa dengan capaian D/S paling rendah adalah

Desa Pa’bundukang dengan capaian 63%.

Capaian yang ditunjukkan pada gambar 11

memperlihatkan bahwa masih ada sekitar 32,4% balita yang

menjadi sasaran penimbangan berat badan balita yang tidak


29

ditimbang berat badannya dan diukur status gizinya. Hal

tersebut menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat

khususnya yang memiliki balita untuk hadir ke posyandu atau

fasilitas kesehatan untuk menimbang berat badan balitanya

masih relative rendah dan perlu ditingkatkan.

Gambar 12 : Pencapaian N/S pada Program Gizi di


Puskesmas Bontonompo I tahun 2018

GRAFIK PENCAPAIAN N/S JANUARI-DESEMBER 2018


PUSKESMAS BONTONOMPO 1
92.59%

100%
85.10%

84.78%
83.63%

82.79%
82.30%
82.27%
82.12%
81.33%

80.00%
80.00%

80.00%

80.00%

79.48%

78.58%
78.46%

90%

77.61%
76.69%

76.44%
75.89%
75.67%

75.00%
74.19%
73.68%
73.62%

72.97%
72.22%

72.12%
72.00%
71.60%

71.42%

70.21%
68.75%

68.57%
68.42%

80%

66.66%
65.11%

63.63%
62.50%
60.00%

70%
60% N/S BAYI L
50% N/S BAYI P
N/S BALITA L
40% N/S BALITA P
30%
20%
10%
0%

Sumber : Program Gizi Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 12 menunjukkan bahwa desa dengan

capaian N/S Balita paling tinggi adalah Kelurahan Bontoramba


30

dengan capaian sebesar 92,59%, sedangkan desa dengan

capaian N/S Bayi paling rendah adalah Desa Pa’bundukang

dengan capaian N/S balita sebesar 60%.

Hasil capaian N/S balita menunjukkan nilai yang

rendah karena dipengaruhi oleh banyaknya sasaran balita yang

tidak hadir untuk ditimbang berat badannya.

Gambar 13 : Pencapaian N/D Balita pada program Gizi


Puskesmas Bontonompo I tahun 2018

GRAFIK PENCAPAIAN N/D JANUARI-DESEMBER 2018


PUSKESMAS BONTONOMPO 1
100.00%

100.00%

100.00%
100.00%

100.00%
120%
98.24%

97.87%
96.39%
96.29%

96.22%
96.22%

95.65%
95.50%
95.31%

95.45%

95.23%

95.04%
94.31%

94.07%
93.75%

93.82%

93.62%
93.61%
93.40%
92.85%

92.85%
92.59%

92.06%

92.07%
91.66%
91.13%

90.78%
90.54%

90.32%
90.32%

88.88%

88.85%
83.33%
100%
75.00%
70.00%

80%
N/D BAYI L
60% N/D BAYI P
N/D BALITA L
40% N/D BALITA P
20%

0%

Sumber : Program Gizi Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 13 menunjukkan bahwa desa dengan

capaian N/D paling tinggi adalah Desa sengka dengan capaian

sebesar 88%, sedangkan desa dengan capaian N/D paling


31

rendah adalah Desa Salajo dengan capaian sebesar 76,5%.

Secara keseluruhan, capaian N/D Balita di Puskesmas

Bontonompo I sebesar 82,9%.

Capaian N/S Balita maupun N/D Balita menunjukkan

tingkat keberhasilan program gizi dalam memperbaiki status

gizi masyarakat khususnya gizi balita. Capaian N/D Balita di

Puskesmas Bontonompo I Hasil ini menunjukkan bahwa masih

ada sekitar 17,1% Balita yang berat badannya tidak naik,

sehingga program gizi maupun program lainnya di puskesmas

perlu meningkatkan kinerja dalam memperbaiki status gizi

masyarakat.
32

BAB V

SITUASI UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS

A. Upaya Kesehatan Masyarakat

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial

a. Promosi Kesehatan

1) Penyuluhan kesehatan

Kegiatan penyuluhan kesehatan diwilayah kerja

Puskesmas Bontonompo I dilaksanakan dengan

menggunakan beberapa metode antara lain metode

ceramah dan penyebaran media penyuluhan. Kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan antara lain penyuluhan

tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, penyuluhan

tentang pencegahan penyakit, penyuluhan tentang

imunisasi, penyuluhan tentang Napza, dan penyuluhan

tentang upaya promotif dan preventif lainnya.

Pada tahun 2018, jumlah penyuluhan yang

kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas sebanyak

539 kali, dengan topik kesehatan yang menjadi bahasan

penyuluhan berbeda sesuai dengan masalah kesehatan

dimasyarakat.

2) Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


33

Upaya Kesehatan Bersumberdaya masyarakat

merupakan salah satu bentuk kegiatan yang

diselenggarakan dalam rangka meningkatkan cakupan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan

memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di

masyarakat.

Gambar 14 : Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas


Bontonompo I Tahun 2018

Jumlah Posyandu Tahun 2018


6 6 6
6
5
5
4 4 4 4
4

3
2
2

Sumber : Program Promkes PKM Bontonompo I, 2018

Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I sebanyak 41 Posyandu dimana ada 3 desa

yang memiliki Posyandu terbanyak antara lain Desa

Salajangki, Desa tindang dan desa Bontosunggu dengan

jumlah posyandu masing-masing sebanyak 6 posyandu


34

sedangkan Desa dengan jumlah posyandu paling sedikit

adalah Desa Salajo dengan jumlah Posyandu sebanyak 2

posyandu.

Posyandu merupakan wadah pemeliharaan

kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat

dibawah bimbingan petugas terkait khususnya petugas

kesehatan. Yang memberikan layanan kesehatan berupa

pelayanan kesehatan pada Ibu dan anak, KB, Imunisasi, Gizi

dan penanggulangan diare. Sampai dengan tahun 2018,

seluruh posyandu diwilayah kerja puskesmas Bontonompo I

dalam kategori posyandu madya.

Selain Posyandu, terdapat pula beberapa Upaya

Kesehatan Bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang lain

yang terdapat dalam wilayah kerja puskesmas bontonompo

I, UKBM tersebut antara lain POSKESTREN (Pos Kesehatan

Pesantren), POSKESDES (Pos Kesehatan Desa), POS TB

Desa, POS UKK (Upaya Kesehatan Kerja), SBH (Saka Bakti

Husada) dan Karang Taruna.

Poskestren merupakan wadah santri untuk

memperoleh pelayanan kesehatan di sekolah. Jumlah

Poskestren yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I sampai dengan tahun 2018 adalah sebanyak


35

1 (Satu) Pos yakni terletak pada Pondok Pesantren Abnaul

Amir.

Poskesdes (Pos Kesehatan desa) merupakan Upaya

kesehatan Bersumberdaya masyarakat yang terletak di salah

satu desa di wilayah kerja puskesmas. Tujuannya agar

masyarakat memperoleh pelayanan Kesehatan. Sampai

dengan tahun 2018 jumlah Poskesdes yang terdapat dalam

wilayah kerja puskesmas adalah sebanyak 1(satu) buah,

yakni terletak pada desa Bontosunggu.

Upaya Kesehatan Bersumberdaya masyarakat yang

selanjutnya yang terdapat dalam wilayah kerja puskesmas

bontonompo I adalah Pos TB Desa. Sampai dengan tahun

2018 jumlah Pos TB desa telah terbentuk di semua

desa/kelurahan yakni sebanyak 9 (sembilan) buah, yakni

terletak di Desa Pa’bundukang, Desa Bontosunggu, Desa

Salajangki, Desa Tanrara dan Desa Tindang, Desa Sengka,

Desa Salajo, Desa Jipang dan Kelurahan Bontoramba.

Upaya Kesehatan Bersumberdaya masyarakat yang

selanjutnya yang terdapat dalam wilayah kerja puskesmas

bontonompo I adalah POS UKK. POS UKK (Upaya

Kesehatan Kerja) adalah bentuk pemberdayaan masyarakat

di kelompok pekerja informal utamanya di dalam upaya

promotif, preventif untuk melindungi pekerja agar hidup sehat


36

dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh

buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Prinsip Pos UKK dari,

oleh, untuk kelompok pekerja informal di masyarakat.

Pada Tahun 2018 jumlah POS UKK yang terbentuk

adalah sebanyak 3 (tiga) pos yakni terletak di Desa Tindang,

Desa Salajangki, dan Desa Tanrara.

Upaya Kesehatan Bersumberdaya masyarakat yang

selanjutnya yang terdapat dalam wilayah kerja puskesmas

bontonompo I adalah SBH (Saka Bakti Husada). Saka Bakti

Husada merupakan wadah yang dimiliki sekolah untuk

memperoleh informasi seputar kesehatan melalui anggota

pramuka di masing-masing sekolah.

Tahun 2018 adalah tahun pertama dilakukannya

Sosialisasi dan pembentukannya dan telah diikuti oleh

seluruh SMP dan SMA yang terdapat di Kecamatan

Bontonompo Selatan. Saat ini telah terbentuk 1(Satu)

kelompok Saka Bakti Husada yakni terletak pada Madrasah

Aliyah (MA Abnaul Amir).

Upaya Kesehatan Bersumberdaya masyarakat yang

selanjutnya yang terdapat dalam wilayah kerja puskesmas

bontonompo I adalah Karang Taruna. Pada tahun 2018

jumlah Karang Taruna terdapat di masing masing


37

desa/kelurahan, sebanyak 8 (Delapan) desa dan 1 (Satu)

Kelurahan.

b. Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas dalam menjaga dan meningkatkan status

kesehatan Ibu dan anak antara lain : meningkatkan cakupan

kunjungan pemeriksaan Ibu hamil ke petugas kesehatan,

menyelenggarakan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, meningkatkan

kunjungan Ibu nifas, menyelenggarakan pemeriksaan

kesehatan terhadap bayi, serta meningkatkan akseptor KB

aktif.

1) Pemeriksaan Ibu hamil (K4 Ibu Hamil)

Kunjungan Ibu hamil K4 merupakan cakupan ibu

hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

standar dari petugas kesehatan minimal 4 kali selama masa

kehamilannya dengan frekuensi pemeriksaan minimal 1 kali

pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua,

dan minimal 2 kali pada trimester ketiga.

Gambar 15 : Cakupan Kunjungan Ibu hamil K4 di


Puskesmas Bontonompo I tahun 2017
38

Capaian K4 Puskesmas Bontonompo I Tahun 2018

109 111
120 101 103
96 96
100 89
75 79
71
80

60

40

20

Sumber : Program KIA PKM Bontonompo I, 2018


39

Gambar 15 menunjukkan bahwa capaian Kunjungan

Ibu hamil K4 di Puskesmas Bontonompo I sudah mencapai

target yang telah ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2018

yaitu sebesar 96%. Desa dengan capaian K4 paling tinggi

adalah Desa Tindang dengan cakupan sebesar 111%,

sedangkan desa dengan capaian paling rendah adalah

Kelurahan Bontoramba dengan cakupan K4 sebesar 71%. 4

dari 9 desa yang ada, memiliki capaian kunjungan Ibu hamil

K4 masih dibawah target. Kondisi ini dapat dikarenakan Ibu

hamil yang menjadi sasaran pelayanan KIA di desa tersebut

melakukan pemeriksaan kehamilan ke Desa lain yang

dibuktikan dengan capaian pada beberapa desa yang

melebihi 100%.

Gambar 16 : Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 di


Puskesmas Bontonompo I tahun 2014-2018

Tren Capaian Ibu Hamil K4 Tahun 2014-2018


97
96.3
96 96

95

94 93.9

93 93
92.7
92

91

90
2014 2015 2016 2017 2018
40

Sumber : Program KIA Puskesmas Bontonompo I,

2018

Gambar 16 Menunjukkan bahwa capaian Ibu hamil

K4 dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 sudah

mencapai target yang telah ditetapkan dari 93,9% pada

tahun 2014 menjadi 96% pada tahun 2018.

2) Persalinan oleh tenaga kesehatan

Persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan

pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi dalam menolong

persalinan dan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan.

Gambar 17 : Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga


kesehatan yang memiliki kompetensi di
Puskesmas Bontonompo I tahun 2018
41

Cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2018

120 108
91 94 90
100 86 82 86
78
80
56
60 45
40
20
0

Sumber : Program KIA Puskesmas Bontonompo I,

2017

Gambar 17 menunjukkan bahwa desa yang memiliki

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

paling tinggi adalah Desa Tindang dengan cakupan

pertolongan persalinan sebesar 108%, sedangkan desa

dengan cakupan pertolongan persalinan paling rendah

adalah Desa Bontosunggu dengan cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 56%.

Secara keseluruhan, cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan sudah mencapai target

yang ditetapkan untuk dicapai dengan capaian sebesar 86%.


42

Gambar 18 : Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan


yang memiliki kompetensi di puskesmas
Bontonompo I Tahun 2014-2018

Tren Capaian Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2014-2018

120

104.9
100 98.8
92.2 92.7
80

60

40

20

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Program KIA Puskesmas Bontonompo I,

2017

Gambar 18 menunjukkan bahwa capaian cakupan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

di Puskesmas Bontonompo I sejak tahun 2014 sampai

dengan tahun 2018 cenderung mengalami penurunan.

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2014

sebesar 92,2%, capaian ini kemudian meurun pada tahun

2018 dengan cakupan sebesar 86%.

3) Pemeriksaan Ibu Nifas lengkap (KN3)


43

Kunjungan nifas merupakan pelayanan kesehatan

kepada Ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan

42 hari pasca melahirkan yang dilaksanakansesuai standar.

Gambar 19 : Capaian Kunjungan Ibu Nifas Lengkap di


Puskesmas Bontonompo I pada Tahun 2018

Capaian Kunjungan Ibu Nifas Lengkap


Tahun 2018
140 127

120
97 94
91 90 86 90
100
78
80
59
60 47

40
20
0

Sumber : Program KIA Puskesmas Bontonompo I, 2018

Gambar 19 menujukkan bahwa desa dengan

capaian cakupan kunjungan Ibu nifas lengkap paling tinggi

adalah Desa Tindang dengan cakupan sebesar 127%,

sedangkan Kelurahan dengan cakupan ibu nifas paling

rendah adalah Kelurahan Bontoramba dengan cakupan

sebesar 47%. Secara keseluran, capaian cakupan

kunjungan ibu nifas lengkap di Puskesmas Bontonompo I

sebesar 90%.
44

Gambar 20 : Capaian Cakupan Kunjungan Ibu Nifas


lengkap di Puskesmas Bontonompo I Tahun
2014-2016

Tren Capaian Kunjungan Ibu Nifas Lengkap


Tahun 2014-2018
110

105 105

100
99
96.4
95
92.2
90 90

85

80
2014 2015 2016 2017 2018
45

Sumber : Program KIA Puskesmas Bontonompo I,

2018

Gambar 20 menunjukkan bahwa cakupan kunjungan

ibu nifas lengkap di Puskesmas Bontonompo I pada tahun

2014 sampai dengan tahun 2018 mengalami penurunan.

Cakupan kunjungan Ibu Nifas pada tahun 2014 sebesar

92,2% kemudian menurun menjadi 90% pada tahun 2018.

4) Pemeriksaan kesehatan pada Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar

paling sedikit 4 kali pemeriksaan dan diberikan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan seperti

dokter, bidan maupun perawat.

5) Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan Keluarga Berencana merupakan

pelayanan yang ditujukan kepada masyarakat khususnya

Pasangan Usia Subur untuk mengatur jumlah kelahiran atau

menjarangkan kelahiran dengan menggunakan metode atau

alat kontrasepsi yang diinginkan.

Jumlah pasangan usia subur di wilayah kerja

Puskesmas Bontonompo pada tahun 2017 sebanyak 5.393

pasangan dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak 2.383


46

atau 44% dari jumlah pasangan usia subur merupakan

peserta KB aktif.

Gambar 21 : Proporsi metode kontrasepsi yang digunakan


oleh peserta KB aktif di Puskesmas
Bontonompo I Tahun 2016

AKDR/IUD Implant MOW Kondom


0.4% 3.0% 0.5% 0.5%

Pil
19.0% Kondom
Suntik
Pil
AKDR/IUD
Implant
MOW
MOP

Suntik
76.5%

Sumber : Program KIA Puskesmas Bontonompo I,

2016

Gambar 23 menunjukkan bahwa metode kontrasepsi

yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif di

Puskesmas Bontonompo I adalah metode suntik dengan

proporsi sebesar 76,5%, kemudian metode pil sebesar

19,0%, implant sebesar 3,0%, kondom sebesar 0,5%, MOW


47

sebesar 0,5%, AKDR/IUD sebesar 0,4% dan tidak ada

peserta yang menggunakan metode MOP.

c. Gizi

1) Penimbangan Berat badan Balita

Penimbangan berat badan pada Balita merupakan

salah satu kegiatan dalam program perbaikan gizi yang

menitikberatkan pada upaya pencegahan masalah gizi dan

peningkatan status gizi balita melalui pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Penimbangan

berat badan balita umumnya dilaksanakan dengan

memberdayakan masyarakat di posyandu.

Laporan hasil penimbangan balita dari program gizi

puskesmas Bontonompo I menunjukkan bahwa 1.309 balita

atau 82,9% dari 1.579 dari sasaran balita yang datang dan

ditimbang berat badannya dalam penimbangan berat badan

di posyandu mengalami kenaikan berat badan.

2) Pemberian vitamin A

Kekurangan vitamin A terutama pada Bayi dan Balita

dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Rendahnya kadar vitamin A dapat menurunkan daya tahan

tubuh perhadap infeksi penyakit seperti campak sehingga

berdampak pada meningkatnya angka kesakitan dan angka

kematian bayi dan balita.


48

Salah satu strategi penanggulangan kekurangan

vitamin A dilakukan dengan kegiatan pemberian kapsul

vitamin A dosis tinggi. Pemberian kapsul vitamin A pada bayi

dilakukan sebanyak satu kali dalam setahun yaitu pada

bulan februari atau agustus sedangkan pemberian kapsul

vitamin A pada balita dilakukan sebanyak dua kali setahun,

yaitu pada bulan februari dan agustus. Selain untuk bayi dan

balita, kapsul vitamin A juga diberikan pada Ibu nifas paling

lambat 30 hari setelah melahirkan.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita

pada tahun 2018 sebesar 96,79%, dimana dari 1.997 balita

yang menjadi sasaran, 1.993 balita mendapatkan kapsul

vitamin A dosisi tinggi sebanyak dua kali.

3) Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Pemberian makanan tambahan merupakan program

intervensi kepada Balita yang menderita gizi kurang dengan

tujuan untuk meningkatkan status gizi serta mencukupi

kebutuhan gizi balita agar mencapai status gizi yang baik

sesuai dengan umur balita tersebut.

Pemberian makanan tambahan bagi balita yang

mengalami gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I sepanjang tahun 2016 diberikan kepada 94

orang balita yang menderita gizi kurang dengan cakupan


49

100%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh balita khususnya

dari keluarga miskin yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Bontonompo I dan mengalami gizi kurang

mendapatkan intervensi perbaikan status gizi melalui

pemberian makanan tambahan.

4) Pemberian Tablet Fe pada Ibu hamil

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil merupakan

salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka

penanggulangan kejadian anemia akibat dari defisiensi zat

besi khususnya pada Ibu hamil dengan jumlah tablet Fe

yang diberikan pada ibu hamil sebanyak 90 tablet.

Cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I mencapai 100%

atau dari 619 ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I pada tahun 2016, maka seluruhnya

mendapatkan tablet Fe sebanyak 90 tablet.

d. Kesehatan Lingkungan

1) Upaya penyehatan air

Penyehatan air merupakan upaya yang dilakukan

untuk mengamankan dan menetapkan kualitas air sebagai

kebutuhan manusia. Air bersih yang ideal seharusnya jernih,

tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak

mengandung bahan kimia yang dapat mengubah fungsi


50

tubuh dan tidak ada kuman yang menyebabkan penyakit.

Upaya penyehatan air yang dilakukan oleh petugas

kesehatan di Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2018

adalah dengan melaksanakan kaporisasi pada sarana

sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I.

Cakupan pelaksanaan penyehatan air di wilayah

kerja Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2018 adalah

sebesar 74,7% yang dilakukan pada 3.200 sarana dari 4.281

sarana sumber air bersih milik masyarakat yang menjadi

target pelaksanaan kegiatan.

2) Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan

Inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan

merupakan kegiatan yang dilselenggarakan melalui

pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat

penyehatan makanan dan minuman dan kesiapsiagaan dan

penanggulangan KLB keracunan yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan

makanan dan minuman yang memenuhi persyaratan sanitasi

makanan agar diperoleh kualitas makanan dan minuman

yang aman, bersih dan sehat.

Inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan di

wilayah kerja puskesmas bontonompo I dilaksanakan pada


51

24 tempat pengolahan makanan dari 24 tempat pengolahan

makanan yang menjadi target sasaran pemeriksaan tahun

2018, dengan cakupan sebesar 100%.

3) Penyehatan lingkungan pemukiman

Penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya

untuk mengelola lingkungan pemukiman yang memenuhi

syarat kesehatan, sehingga mewujudkan lingkungan

pemukiman yang sehat dan layak untuk dihuni serta tidak

menimbulkan gangguan kesehatan. Upaya penyehatan

lingkungan pemukiman bertujuan untuk meningkatkan

kualitas lingkungan pemukiman yang lebih sehat bagi

seluruh penduduk.

Cakupan penyehatan lingkungan pemukiman yang

dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas bontonompo I

pada tahun 2018 sebesar 86,5% dimana pemeriksaan

perumahan dilakukan terhadap 6.069 rumah dari 7.013

rumah yang menjadi sasaran.

4) Pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)

Upaya pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum

bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan tempat-

tempat umum dan sarana kemasyarakatan lainnya sehingga

memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat melindungi


52

masyarakat dari penularan penyakit, keracunan, kecelakaan,

pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan lainnya.

Pembinaan tempat-tempat umum di wilayah kerja

Puskesmas Bontonompo I dilakukan pada 106 tempat-

tempat umum yang menjadi sasaran (cakupan 100%).

Jumlah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat

diwilayah kerja Puskesmas Bontonompo I sebanyak 86

sarana.

e. Pencegahan dan Pengedalian Penyakit

1) Imunisasi

Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit

yang dilakukan melalui pemberian vaksin, sehingga orang

tersebut memiliki imunitas atau kekebalan terhadap penyakit

tertentu. Pemberian imunisasi yang diselenggarakan di

Puskesmas Bontonompo I mencakup pemberian vaksin

kepada Bayi, Balita, anak sekolah maupun kepada Wanita

usia Subur khususnya wanita calon pengantin dan Ibu hamil.

Ada lima jenis vaksin yang wajib diberikan dalam

imunisasi dasar lengkap dan harus didapatkan oleh Bayi

yang masih berusia kurang dari satu tahun antara lain:

imunisasi menggunakan vaksin Hb0, Imunisasi BCG,

Imunisasi DPT HiB, imunisasi polio dan imunisasi campak.


53

Indikator yang digunakan dalam menilai keberhasilan

program imunisasi di puskesmas adalah cakupan desa yang

berhasil memperoleh UCI (Universal Child Immnization).

Cakupan desa di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I

tahun 2016 yang mendapatkan UCI adalah 100%, dengan

kata lain seluruh Desa di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I berhasil UCI.

Gambar 22 : Capaian Desa UCI (Universal Child


Immunization) di Wilayah kerja Puskesmas
Bontonompo I Tahun 2014- 2018
120.0

100.0 100.0 100.0 100.0

88.9
80.0 77.8

60.0

40.0

20.0

0.0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Program Imunisasi PKM Bontonompo I,

2018

Gambar 24 menunjukkan bahwa cakupan desa UCI

di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo I sejak tahun 2014

sampai dengan tahun 2018 mengalami peningkatan. Pada

tahun 2014, Desa yang UCI sebanyak 7 Desa dengan


54

cakupan 77,8%, sedangkan pada tahun 2016 hingga tahun

2018 meningkat menjadi 9 Desa dan kelurahan (cakupan

100%).

2) Pos Pembinaan Terpadu PTM (Posbindu PTM)

Posbindu PTM merupakan salah satu upaya

kesehatan yang memanfaatkan peran serta masyarakat

dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan

faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu,

rutin, dan periodik. Posbindu PTM bertujuan meningkatkan

peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan

dini faktor risiko PTM.

Kegiatan posbindu PTM yang dilaksanakan di

Puskesmas Bontonompo I mencakup pemeriksaan tekanan

darah pada kelompok sasaran usia produktif dan lansia,

pengukuran Indeks masa tubuh dan lemak tubuh, serta

pengukuran antropometrik lingkar perut untuk

mengidentifikasi kejadian obesitas pada kelompok sasaran.

Kegiatan posbindu PTM tahun 2017 dilaksanakan pada 4

posbindu yang sudah dibentuk dan melakukan pemeriksaan

atau screening faktor risiko pada 261 orang sasaran.

3) Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular dilakukan dengan lebih menekankan pada


55

pelaksanaan surveilans epidemiologi pada penyakit menular

yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)

serta upaya penemuan penderita secara dini yang kemudian

diikuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan

penderita secara tepat. Upaya pencegahan dengan

pemberian imunisasi juga dilakukan yang diserta dengan

peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yang

dilaksanakan melalui berbagai kegiatan.

Selain upaya dalam menemukan dan menangani

penderita penyakit menular, Puskeskesmas Bontonompo I

juga melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang

pencegahan dan penanganan penderita penyakit menular

kepada masyarakat untuk membantu meningkatkan

pengetahuan serta peran serta msyarakat dalam program

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

4) Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru

Cakupan kesembuhan penderita TB Paru yang

ditangani di Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2016

mencapai 83,3%, dimana dari 30 penderita yang menjadi

sasaran pada tahun 2016, 25 penderita memperoleh

kesembuhan setelah menjalani paket pengobatan intensif,


56

sedangkan sisanya masih sementara menjalani proses

pengobatan.

Program pencegahan dan pemberantasan penyakit

TB paru juga mengintensifkan upaya penemuan penderita

dengan melaksanakan pemeriksaan kontak pada kelompok

keluarga penderita TB yang positif menderita TB paru. Pada

tahun 2016, Puskesmas Bontonompo I melaksanakan

pemeriksaan kontak TB paru pada 30 kelompok keluarga

penderita TB paru yang positif berdasarkan hasil

pemeriksaan BTA.

5) Pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare

Penyakit Diare merupakan suatu penyakit yang

ditandai dengan kondisi tinja atau feses berubah menjadi

lembek atau cair dan terjadi dengan frekuensi lebih dari tiga

kali dalam 24 jam. Penyakit Diare termasuk dalam salah satu

dari sepuluh penyakit terbesar yang ditangani di Puskesmas

Bontonompo I pada tahun 2016.

Upaya pencegahan dan penanganan penyakit diare

dilaksanakan dengan beberapa cara antara lain dengan

terus mengintensifkan penemuan kasus diare dimasyarakat

serta melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada

masyarakat tentang gejala penyakit diare serta upaya


57

penanganan yang dapat dilakukan untuk mencegah

keterlambatan dalam penanganan penderita.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita

Diare di Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2016 sebesar

77,3%. Dari 1.288 target penemuan dan penanganan

penderita diare pada tahun 2016, Puskesmas Bontonompo I

berhasil menemukan dan menangani sebanyak 996 kasus.

6) Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

DBD dilakukan dengan melaksanakan penyuluhan tentang

pencegahan penyakit DBD melalui pemberantasan sarang

nyamuk serta pembagian abate kepada masyarakat secara

rutin. Kegiatan penyelidikan epidemiologi serta pemeriksaan

jentik nyamuk di rumah penduduk dilakukan pada kasus

positif DBD yang dapat diikuti dengan kegiatan fogging untuk

membunuh nyamuk aedes aegypti dewasa sebagai vector

penular penyakit DBD.

Cakupan penemuan dan penanganan penduduk

yang positif menderita DBD pada tahun 2016 sebanyak 38

penderita. Kegiatan penyelidikan epidemiologi dilaksanakan

pada semua kasus DBD yang terkonfirmasi positif untuk

menilai faktor risiko penular serta mencari penderita lain


58

yang mungkin belum ditemukan atau terlapor. Kegiatan

fogging untuk membunuh nyamuk dewasa selama tahun

2016 dilaksanakan pada 4 titik lokasi penderita DBD.

2. Pelayanan Kesehatan Pengembangan

a. Program Lanjut Usia (Lansia)

Meningkatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut

dapat menunjukkan tanda membaiknya kesejahteraan dan

status kesehatan masyarakat, namun disisi lain, hal tersebut

dapat menjadi tantangan dengan kemungkinan akan

meningkatnya kejadian penyakit degenerative sehingga

membutuhkan penanganan dan perhatian serius dengan

mengupayakan kegiatan promotif dan preventif yang ditujukan

untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan penduduk

berusia lanjut.

Salah satu upaya kesehatan yang diselenggarakan

oleh Puskesmas Bontonompo I dalam menjaga dan

meningkatkan status kesehatan penduduk berusia lanjut adalah

dengan mengadakan posyandu lansia (lanjut usia). Jumlah

penduduk berusia lanjut di wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I sebesar 2.576 jiwa yang tersebar di 9 desa dan

kelurahan. Penduduk berusia lanjut yang menjadi target

sasaran dari posyandu lansia pada tahun 2016 sebesar 1.374

jiwa, dimana jumlah lansia yang mendapatkan pelayanan


59

posyandu lansia pada tahun 2016 sebesar 1.279 lansia atau

93,1% dari target sasaran.

b. UKS/UKGS

Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah ditujukan kepada

anak usia sekolah yang difokuskan pada kegiatan terpadu

lintas program dan lintas sektoral, dalam upaya membentuk

perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah serta

pemeriksaan kesehatan umum dan kesehatan gigi yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh tenaga terlatih

disekolah.

Penjaringan kesehatan anak sekolah dilakukan pada

siswa kelas 1 Sekolah Dasar, Kelas 1 SMP (Kelas VII) dan

Kelas 1 SMU (Kelas X). cakupan penjaringan kesehatan siswa

pada tahun 2018 sebesar 59,1%. Penjaringan kesehatan siswa

pada tahun 2016 dilakukan pada 473 siswa dari jumlah sasaran

siswa sebanyak 800 siswa.

c. Kesehatan Tradisional

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan

atau perawatan dengan menggunakan cara dan obat yang

merujuk pada pengalaman serta keterampilan yang pada

umumnya telah digunakan secara turun temurun, dapat

dipertanggungjawabkan serta diterapkan sesuai norma yang

berlaku.
60

Upaya kesehatan tradisional diselenggarakan oleh

Puskesmas Bontonompo I dengan melakukan pembinaan

TOGA dan pemanfaatannya kepada masyarakat. Pembinaan

dan pemanfaatan TOGA pada tahun 2016 dilaksanakan pada

817 sasaran masyarakat dari 1.117 masyarakat yang menjadi

sasaran dengan cakupan pembinaan sebesar 73,1%.

d. Kesehatan Jiwa

Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi dimana

seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,

spiritual, dan sosial sehingga menyadari kemampuan sendiri,

dapat mengatasi tekanan, dan dapat bekerja secara produktif,

serta memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Pelayanan terhadap penderita gangguan jiwa dilakukan

pada sasaran individu yang mengalami tanda-tanda gangguan

jiwa. Pelayanan yang dilakukan oleh puskesmas Bontonompo I

dalam menangani individu dengan gejala atau tanda gangguan

jiwa sepanjang tahun 2016 Puskesmas Bontonompo I

dilakukan kepada 5 individu.

B. Upaya Kesehatan Perorangan

1. Kunjungan rawat jalan


61

Pelayanan rawat jalan merupakan pelayanan yang

diberikan kepada pengunjungan atau pasien yang tidak

mendapatkan pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat jalan di

Puskesmas Bontonompo I diberikan setiap hari kerja melalui semua

tempat pelayanan pasien baik melalui poliklinik maupun pasien

yang membutuhkan pelayanan administrasi seperti pengurusan

surat keterangan.

Angka kunjungan rawat jalan di Puskesmas Bontonompo I

pada tahun 2016 sebanyak 29.133 kunjungan rawat jalan atau

dengan kunjungan rawat jalan terbanyak adalah pada kunjungan

poliklinik umum.

2. Kunjungan rawat inap

a. BOR Perawatan

Bed Ocupancy Rate (BOR) adalah persentase

pemakaian tempat tidur pelayanan rawat inap pada satuan waktu

tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya

tingkat pemanfaatan tempat tidur di fasilitas pelayanan yang

menyediakan pelayanan rawat inap dengan nilai BOR ideal

adalah 60%-85%.

Nilai BOR pelayanan rawat inap di Puskesmas

Bontonompo I pada tahun 2016 sebesar 71,3%. Nilai ini

menunjukkan bahwa BOR di Puskesmas Bontonompo I tahun

2016 berada pada nilai ideal.


62

b. ALOS Perawatan

Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama

hari rawat seorang pasien difasilitas pelayanan kesehatan

yang memberikan pelayanan rawat inap. Indikator ALOS

dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi serta gambaran

mutu pelayanan. Nilai ALOS pada bagian pelayanan rawat

inap Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2016 adalah 3

hari.

3. Kunjungan Persalinan

Pelayanan persalinan merupakan pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

sesuai standar, kepada ibu yang hendak melakukan persalinan.

Pelayanan persalinan di Puskesmas Bontonompo I

diselenggarakan setiap hari selama 24 jam dalam sehari.

Jumlah persalinan yang dilakukan di Puskesmas

Bontonompo I sepanjang tahun 2016 sebanyak 584 persalinan

dengan cakupan sebesar 98,8%.

4. Kunjungan Gawat Darurat

Puskesmas Bontonompo I menyelenggarakan pelayanan

gawat darurat setiap hari selama 24 jam dalam sehari. Jumlah

pengunjung yang mendapatkan pelayanan gawat darurat

sepanjang tahun 2016 sebanyak 2.111 pengunjung. Kunjungan di


63

bagian gawat darurat Puskesmas Bontonompo I secara garis besar

dibedakan menjadi dua jenis kunjungan yaitu kunjungan bedah dan

kunjungan non bedah. Kunjungan tertinggi pada tahun 2016 adalah

kunjungan pasien yang menderita luka kecelakaan yaitu sebanyak

410 kunjungan. Jumlah 10 penyakit terbesar di bagian gawat

darurat puskesmas Bontonompo I disajikan pada gambar berikut :

Gambar 23 : 10 Penyakit terbesar yang dilayani di bagian Unit


Gawat darurat Puskesmas Bontonompo I tahun 2016

Luka Kecelakaan 410

Febris 349

Diare 266

Gastritis 165

Vomitus 124

Thypoid 87

Hipertensi 61

V. Ictum 59

Post circum 52

Abces 52

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Sumber : Bagian UGD Puskesmas Bontonompo I, 2016

C. Sumber Daya Kesehatan

1. Pegawai Puskesmas
64

Pegawai di Puskesmas Bontonompo I terdiri dari beberapa

jenis pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan dan

keilmuan yang berbeda. Pegawai dengan status kepegawaian

Pegawai Negeri sipil berjumlah 42 orang, Pegawai Tidak Tetap

(PTT) berjumlah 1 orang, Pegawai Non PNS (NPNS) berjumlah 62

orang, dan Pegawai Kontrak (PK) berjumlah 1 orang. Berikut ini

adalah rincian jenis ketenagaan dan jumlah pegawai yang bertugas

di Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2016 :

Tabel 5 : Jenis dan Jumlah Pegawai yang bekerja di


Puskesmas Bontonompo I tahun 2018
N Ju
Jenis Ketenagaan Ket
o mlah
1
1 Dokter Umum 1 PNS
orang
2
2 Dokter Gigi 1 PNS, 1 NPNS
orang
4
3 Nutrisionis 4 PNS
orang
5
4 Sanitarian 4 PNS, 1 NPNS
orang
Epidemiolog 1
5 1 PNS
Kesehatan orang
Penyuluh 2
6 1 PNS, 1 PK
Kesehatan orang
42 12 PNS, 30
7 Perawat
orang NPNS
4
8 Perawat Gigi 4 PNS
orang
28 8 PNS, 1 PTT, 19
9 Bidan
orang NPNS
65

1 2
Asisten Apoteker 2 PNS
0 orang
1 3
Analis Kesehatan 3 NPNS
1 orang
1 2
Pekarya Kesehatan 2 PNS
2 orang
1 Tenaga 10
2 PNS, 8 NPNS
3 Administrasi Kes. orang
10 42 PNS, 1 PTT, 1
Total
6 orang PK, 62 NPNS
Sumber : Data Primer

2. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, Puskesmas

didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan antara lain

Gedung, alat kesehatan, kendaraan dinas, rumah dinas dan UKBM.

Rincian tentang sarana dan prasarana kesehatan dijabarkan

sebagai berikut :

a. Gedung Puskesmas : 1 unit

Gedung puskesmas merupakan bangunan yang

difungsikan sebagai pusat pelayanan kepada pengunjung

puskesmas rawat jalan dan ruangan pengelola program baik

UKP maupun UKM. Ruangan dalam gedung puskesmas terdiri

dari beberapa ruangan antara lain : ruang kartu, poliklinik umum,

poliklinik gigi, laboratorium, poliklinik KIA dan KB, ruangan

imunisasi dan MTBS, apotek dan gudang farmasi, kantor, dan

ruangan pengelola program puskesmas lainnya.

b. Gedung Perawatan : 1 unit


66

Gedung perawatan merupakan bangunan yang

digunakan sebagai pusat pelayanan kepada pengunjung yang

membutuhkan pelayanan rawat inap dan persalinan. Ruangan

dalam gedung perawatan terdiri dari beberapa ruangan antara

lain : ruang perawatan umum, ruangan IGD, ruangan persalinan,

ruangan nifas, ruangan pengelola TB Kusta.

c. Puskesmas Pembantu : 8 unit

Puskesmas pembantu merupakan jaringan puskesmas

yang tersebar disetiap desa dalam wilayah kerja Puskesmas

Bontonompo I yang berfungsi mendekatkan pelayanan

Puskesmas kepada sasaran.

d. Rumah dinas : 6 unit

Rumah dinas merupakan bangunan yang difungsikan

sebagai tempat tinggal atau hunian untuk pegawai yang

menjalankan tugas di Puskesmas Bontonompo I.

e. Kendaraan dinas : 9 unit

Kendaraan dinas merupakan kendaraan operasional

yang digunakan untuk meningkatkan mobilitas petugas dalam

melaksanakan tugas di wilayah kerja puskesmas. Kendaraan

dinas puskesmas terdiri dari 1 unit mobil puskesmas keliling dan

8 unit sepeda motor.

f. Sarana UKBM

1) Posyandu : 41 buah
67

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang

menyelenggarakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu

anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan

penanggulangan diare. Jumlah posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Bontonompo I sebanyak 41 buah dengan

keseluruhan dalam kategori Posyandu madya.

2) Posbindu PTM : 4 buah

Posbindu PTM merupakan upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat yang membutuhkan peran serta

masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan

pemantauan factor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM)

yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik.

Sampai dengan tahun 2016, Puskesmas Bontonompo I

membina 4 buah posbindu PTM yang jumlahnya

direncanakan akan terus dikembangkan diwaktu yang akan

datang.

3) Poskesdes : 2 buah

Poskesdes merupakan UKBM yang dibentuk di desa

dalam rangka mendekatkan serta menyediakan pelayanan

kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Jumlah poskesdes

diwilayah kerja Puskesmas Bontonompo I sampai dengan

tahun 2016 berjumlah 2 buah. Penambahan jumlah

poskesdes ditahun yang akan datang terus diupayakan


68

dengan menjalin kerjasama lintas sektor dengan pihak

pemerintah desa.

3. Pembiayaan kesehatan

Penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan di

puskesmas membutuhkan sumber pembiayaan yang akan

digunakan untuk membiayai pelaksanaan penyelenggaraan upaya

kesehatan baik berupa upaya kesehatan masyarakat maupun

upaya kesehatan perorangan. Pada tahun 2016, puskesmas

Bontonompo I mengelola beberapa sumber pembiayaan antara

lain: dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dana Kapitasi

Program JKN BPJS, dana Jampersal, dan dana program Yankestis.

Jumlah dana BOK yang dikelola oleh puskesmas

Bontonompo I pada tahun 2018 sebesar Rp. 666.689.500. Dana

BOK digunakan untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan upaya

kesehatan masyarakat. Dana Kapitasi Program JKN BPJS yang

dikelola oleh Puskesmas Bontonompo I pada tahun 2018 sebesar

Rp 1.527.416.625. Dana kapitasi digunakan untuk membayar jasa

pelayanan peserta JKN yang terdaftar di puskesmas Bontonompo I

dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan di

puskesmas. Dana Jampersal yang dikelola oleh Puskesmas

Bontonompo I pada tahun 2018 sebesar Rp. 86.589.300-,.


69

BAB VI

PENUTUP

Data dan informasi dalam profil kesehatan ini menggambarkan

kondisi serta upaya kesehatan yang telah dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Bontonompo I tahun 2018, sehingga dibutuhkan dalam upaya

evaluasi kegiatan tahunan serta sebagai salah satu bahan masukkan

dalam penyusunan rencana kegiatan program di tahun berikutnya. Oleh

karena itu, masukkan dalam rangka upaya perbaikan dari berbagai pihak

sangat kami harapkan demi kesempurnaan dokumen ini.

Demikian Profil Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Bontonompo I Tahun 2018 ini dibuat dan disajikan untuk menjadi salah

satu sumber referensi dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan

masyarakat secara lebih optimal dan profesional dimasa mendatang.

Buku profil ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya

pembangunan kesehatan masyarakat khususnya di Kecamatan

Bontonompo Selatan.

Anda mungkin juga menyukai