Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1)

Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 |
Oktober 2018 | ISSN 2654-5411

FAKTOR-FAKTOR PELAKSANAAN PERAWATAN KESEHATAN


MASYARAKAT (PERKESMAS) DI KABUPATEN KARAWANG

Suharjiman
Program Studi NERS, STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi.
suharjiman76@gmail.com

Perkesmas merupakan salah satu upaya kesehatan di puskesmas yang sangat menunjang visi Kementerian
Kesehatan yaitu mencapai masyarakat sehat yang mandiri. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melalui
bagian pelayanan kesehatan di bidang kesehatan komunitas melakukan upaya penerapan pelaksanaan
keperawatan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di seluruh Puskesmas wilayah Kabupaten Karawang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam faktor-faktor pelaksanaan perawatan kesehatan
masyarakat (Perkesmas) di Kabupaten Karawang.Metode penelitian deskriptif kualitatif eksploratif.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2015 kepada 7 informan dengan menggunakan teknik
Theoretical Sampling. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor kendala dalam pelaksanaan perawatan
kesehatan adalah kurangnya sumberdaya tenaga perkesmas, dan dana operasional, tidak adanya peralatan,
transportasi, SOP, ruangan khusus untuk menujang pelaksanaan perkesmas, kurangnya dukungan dan
bimbingan dari puskesmas dan dinas kesehatan, tidak adanya pelatihan berkelanjutan, keadaan geografis
masyarakat, keadaan ekonomi masyarakat yang masih rendah, sosial budaya masyarakat yang masih percaya
akan orang tua dulu, masih adanya masyarakat yang menggunakan paraji sebagai penolong persalinan.
Kata Kunci : Input, Proses, Output, Outcome, Lingkungan, Pelaksanaan Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas)

ABSTRACT

Community Health Care (Perkesmas) is one of the activities of Community Health Center
(Puskesmas) aimed to support the vision of the Ministry of Health in creating an independent and
healthy community. The Health Office of Karawang District, through Health Service Division in
Community Service has implemented Community Health Care program in every Community Health
Center throughout Karawang District. The purpose of this study is to determine the factors of
implementation of Community Health Care in Karawang District. The research used qualitative
descriptive exploratory method. Research was conducted in August to September 2015. Data
collected from 7 informants using the theoretical sampling technique. Result of the study shows
some factors affecting the implementation of Community Health Care in Karawang District: the
lack of human resources of the Community Health Care, insufficient budget, the lack of
equipments, facilities, transportation, SOP, special room for Community Health Care
implementation, insufficient support, guidance, training from the Community Health Center
(Puskesmas) and Health Office, geographical conditions, economic condition as well as the socio-
culture of the community who are still preserve their ancestral beliefs, some people still using the
service of paraji (traditional birth attendant) to help the delivery of the baby.

Keywords : Input, Procces, Output, Outcome, Environment, Implementations of Community


Health Nursing (Perkesmas)

PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan Pasal 1 ayat (1) yang mendefinisikan kesehatan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
optimal. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 100
Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533
Tlp: 0226631622 - 6631624
Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

produktif secara sosial dan ekonomis” masuk ke dalam 5 provinsi penyakit TB


(Kemenkes RI, 2009). terbanyak. Semua ini merupakan
Fokus pembangunan kesehatan sesuai permasalahan kesehatan yang dihadapi
dengan visi kementrian kesehatan adalah pemerintah Indonesia (Riskesdas, 2013).
masyarakat mandiri dan berkeadilan, dengan Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
misi meningkatkan derajat kesehatan terus ditingkatkan upaya-upaya untuk
masyarakat melalui pemberdayaan memperluas jangkauan dan mendekatkan
masyarakat, melindungi kesehatan masyarakat pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan menjamin tersedianya upaya dengan mutu pelayanan yang baik,
kesehatan yang paripurna, merata, terjangkau, berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh
bermutu dan berkeadilan dengan upaya lapisan masyarakat terutama keluarga miskin
promotif, preventif, menjamin ketersediaan, rawan kesehatan/risiko tinggi. Upaya
pemerataan sumber daya kesehatan serta pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
menciptakan tata kelola pemerintahan yang melalui upaya kesehatan wajib dan upaya
baik (Kemenkes RI, 2009). kesehatan pengembangan dapat dilakukan
Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Puskesmas.
sampai saat ini cukup kompleks dan menjadi Puskesmas merupakan ujung tombak
fokus utama pemerintah, karena upaya penyelenggaraan UKM maupun UKP di strata
kesehatan belum dapat menjangkau seluruh pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan
lapisan masyarakat dan masih banyak unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
masyarakat yang belum bahkan mungkin tidak Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
mendapatkan pelayanan secara maksimal. menyelenggarakan sebagian tugas
Masalah kesehatan ibu dan anak, perbaikan pembangunan kesehatan di Kabupaten/Kota.
gizi keluarga, dan kelompok risiko merupakan Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
permasalahan yang harus di atasi dalam upaya Puskesmas meliputi upaya kesehatan wajib
untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2020 dan upaya kesehatan pengembangan
(Depkes RI, 2010). (Permenkes RI, 2014).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Salah satu upaya kesehatan pengembangan
(Riskesdas) tahun 2013 diketahui penyebab yang dilakukan oleh Puskesmas adalah
kematian di Indonesia untuk semua umur, telah program Perawatan Kesehatan Masyarakat
terjadi pergeseran dari penyakit menular ke (Perkesmas). Sesuai Keputusan Menteri
penyakit tidak menular, cakupan imunisasi Kesehatan RI Nomor:
campak menurun, dan pemanfaatan Polindes 279/Menkes/SK/IV/2006, upaya perawatan
sebagai tempat persalinan hanya 1,5%, proporsi kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan
gizi buruk dari tahun 2007 berkisar 5,4%, upaya pengembangan yang kegiatannya
mengalami peningkatan menjadi 5,9% pada terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib
tahun 2013. Sedangkan gizi kurang tahun 2007 maupun pengembangan. Pemerintah
sebanyak 13% mengalami peningkatan menjadi mengeluarkan suatu kebijakan dibidang
13,9% pada tahun 2013. Periode prevalensi kesehatan dengan melaksanakan Perkesmas
penyakit ISPA pada tahun 2007 sebanyak 24% untuk menjangkau pelayanan kesehatan dan
meningkat menjadi 25% pada tahun 2013 dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
kasus Pneumonia di tahun 2007 2,1% meningkat (Kepmenkes, 2006).
menjadi 2,7% pada tahun 2013. Sedangkan Perkesmas merupakan perpaduan antara
penyakit TB tidak mengalami perubahan dari keperawatan dengan kesehatan masyarakat
tahun 2007 sampai 2013 yaitu sebanyak 0,4% dengan dukungan peran serta aktif masyarakat,
dan Jawa Barat serta mengutamakan pelayanan promotif dan

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 101


Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

preventif secara berkesinambungan tanpa Kabupaten Karawang merupakan salah


mengabaikan pelayanan kuratif dan satu daerah yang telah melaksanakan program
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Perkesmas. Berdasarkan laporan tahunan 2012
Sasaran program perkesmas adalah individu, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
keluarga, kelompok dan masyarakat yang diketahui jumlah penduduk Kabupaten
mempunyai masalah kesehatan akibat faktor Karawang sebanyak 2,207,181 jiwa, dengan
ketidaktahuan, ketidakmauan dan jumlah keluarga rawan kesehatan yang
ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah menjadi sasaran perkesmas sebanyak 58,711
kesehatannya. Sebagai prioritas utama dalam orang (2,66%). Tetapi dalam pelaksanaannya,
sasaran perkesmas adalah masyarakat yang pembinaan keluarga rawan berdasarkan
belum kontak dengan sarana pelayanan laporan pelaksanaan perkesmas dari Dinas
kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi Kesehatan Provinsi Jawa Barat baru sekitar
memerlukan tindak lanjut serta keluarga rawan 6.418 keluarga rawan (10,93%) yang telah
terhadap masalah kesehatan (Risiko tinggi, dilakukan pembinaan dari target pencapaian
rentan) (Kepmenkes, 2006). 40%, sedangkan 52.293 keluarga rawan
Pelaksanaan perawatan kesehatan (89,07%) lainnya belum mendapat pembinaan
masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian (Laporan Tahunan Kab. Karawang, 2012).
integral dari pelayanan kesehatan dasar yang Data pelaksanaan kegiatan perkesmas di
dilaksanakan oleh Puskesmas yang bertujuan Kab. Karawang yang telah dilaksanakan yaitu
untuk meningkatkan kemandirian masyarakat ibu hamil yang memperoleh pembinaan
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, keluarga rawan sebesar 433 orang, bayi yang
sehingga tercapai derajat kesehatan optimal. memperoleh pembinaan keluarga rawan
Pelaksanaan perkesmas diharapkan dengan sebanyak 280 bayi, anak balita yang
40% keluarga rawan kesehatan memperoleh memperoleh pembinaan keluarga rawan
kunjungan rumah dan pembinaan kesehatan sebanyak 713 balita, kasus dengan penyakit
oleh tenaga kesehatan. Pokok kegiatan kronis yang memperoleh pembinaan keluarga
perkesmas meliputi kegiatan di dalam gedung rawan sebanyak 2,854 kasus, lansia yang
dan luar gedung Puskesmas baik upaya memperoleh pembinaan keluarga rawan
kesehatan perorangan dan atau upaya sebanyak 1,843 lansia dan pasien yang perlu
kesehatan masyarakat (Sualman, 2009). tindak lanjut perawatan (TLP) sebanyak 295
Pengelolaan program orang (Dinkes Karawang, 2012).
perkesmas sangat Jumlah tenaga keperawatan di Kabupaten
berperan penting dalam pelaksanaan Karawang sebanyak 421 orang, bidan 739 orang
perkesmas. Pengelolaan tersebut sangat dan kesmas sebanyak 59 orang (Dinkes
berkaitan erat dengan sistem yang digunakan Karawang, 2012). Menurut salah satu sumber
sebagai acuan nasional dalam pelaksanaan dari dinas kesehatan disebutkan bahwa
perkesmas. Pelaksanaan perkesmas saat ini Kabupaten Karawang memiliki Puskesmas
tengah diintegrasikan dengan sistem sebanyak 50 buah puskesmas, dan terdapat 13
Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK). buah puskesmas dengan perawatan (DTP),
Integrasi yang dilakukan adalah terkait dengan namun hanya terdapat 4 puskesmas yang benar-
evaluasi pelaksanaan perkesmas yang terdiri benar melaksanakan perkesmas yaitu puskesmas
dari komponen-komponen penyusun PMK Cikampek, Cilamaya, Karawang Kota dan
tersebut yaitu adanya Standar Operasional Puskesmas Jatisari. Bentuk tindakan yang
Prosedur (SOP), uraian tugas, diskusi refleksi dilakukan oleh empat puskesmas tersebut adalah
kasus, indikator kinerja klinik, dan monitoring tindak lanjut perawatan yang dilakukan oleh
evaluasi berkala (Depkes, 2004). petugas puskesmas dengan melakukan

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 102


Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

kunjungan ke rumah. Setiap kegiatan untuk meningkatkan derajat kesehatan


kunjungan rumah dibuat laporan kunjungan masyarakat. Maka dari itu, peneliti ingin
dan membuat asuhan keperawanan. menggali lebih dalam bagaimana faktor-faktor
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pelaksanaan pelaksanaan perawatan kesehatan
di atas, penting dilakukan penelitian tentang masyarakat (Perkesmas) di Kabupaten
pelaksanaan perkesmas. Hal tersebut Karawang.
dikarenakan perkesmas dapat menunjang

METODE PENELITIAN
Metode yang dipergunakan dalam karena penelitian ini merupakan pendekatan
penelitian ini sendiri adalah metode penelitian yang mempelajari dari tingkah laku manusia.
deskriptif kualitatif - eksploratif, di mana Proses penelitian kualitatif ini melibatkan
penelitian yang dihasilkan bersifat deskriptif upaya-upaya penting, seperti mengajukan
berupa hasil wawancara. Metode yang penulis pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,
gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif mengumpulkan data yang spesifik dari para
yaitu menggambarkan adanya permasalahan partisipan, menganalisis data secara induktif
yang ada. Desain penelitian yang digunakan mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-
oleh peneliti adalah desain penelitian kualitatif, tema umum.

Jalan Penelitian
Metode pengumpulan data yang yang dihadapi dalam proses pelaksanaan
digunakan peneliti adalah wawancara melalui perkesmas. Wawancara dilakukan dengan
sejumlah pertanyaan yang terfokus dilakukan menggunakan pedoman atau panduan
secara logis berhubungan dengan masalah wawancara sebagai alat untuk dapat
penelitian. Teknik pengumpulan data melakukan wawancara mendalam agar lebih
penelitian ini menggunakan wawancara semi terfokus dan konsistensi hasil pendataan
terstruktur. Wawancara dilakukan terhadap berbentuk pertanyaan terbuka dan terfokus
partisipan yang terkait dengan pelaksanaan pada permasalahan atau topik yang akan
perkesmas secara face to face interview diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.
(wawancara berhadap-hadapan) dengan Pertanyaan berkembang saat wawancara
informan. Wawancara dilakukan untuk menggali berlangsung. Wawancara sendiri dihentikan
informasi lebih mendalam dan detail terhadap apabila telah terjadi saturasi data, yaitu
proses pelaksanaan perkesmas serta keadaan di mana tidak ada lagi ide baru yang
mengklarifikasi dan verifikasi jawaban tentang dimunculkan oleh subjek penelitian atau
permasalahan dalam hal input, proses dan subjek penelitian memberikan pernyataan
lingkungan serta hambatan dan permasalahan yang sama berulang-ulang.

Analisis Data
Analisis data dalam penelitian analisis data dan penulisan hasil. Analisis data
kualitatif jelas berbeda dengan penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
kuantitatif dalam hal membagi dan data, interpretasi data, dan penulisan laporan
menggabungkan kegiatan pengumpulan data, naratif.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 103


Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

HASIL PENELITIAN
1. Sumberdaya Tenaga Perkesmas
Hasil temuan wawancara penelitian diketahui ini menyebabkan terkendalanya dalam
bahwa jumlah sumberdaya tenaga perkesmas pelaksanaan perkesmas sehingga pemegang
yang melaksanakan kegiatan perkesmas di program harus melaksanakannya sendiri tanpa
Puskesmas masih sangat kurang dan sedikit, dan dibantu oleh tenaga yang lainnya atau mencari
bahkan ada yang tidak ada. Hal bantuan dari profesi atau tenaga sukarelawan.

Pelatihan Perkesmas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bertujuan meningkatkan kemampuan petugas
sebagian besar perawat ataupun pemegang dalam menerapkan tahap-tahap proses
program rata-rata hanya mengikuti pelatihan keperawatan mulai dari pengumpulan data,
perkesmas yang diadakan oleh dinas sebanyak pengkajian dan analisa data menjadi informasi
1 kali. Padahal banyak pemegang program sampai dengan perencanaan dan evaluasi
yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun. Hal ini pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
menunjukkan bahwa sumberdaya tenaga Salah satu fungsi manajemen sumberdaya
perkesmas ini masih kurang baik karena manusia adalah training and development
kurangnya pengalaman pelatihan yang artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga
seharusnya mereka didapatkan lebih dari 1 kesehatan yang bersumber daya manusia yang
kali dan banyak program pelatihan yang harus baik dan tepat sangat diperlukan pelatihan dan
mereka jalani. pengembangan sebagai upaya mempersiapkan
Hasil wawancara penulis diketahui bahwa para tenaga kesehatan untuk menghadapi
mereka jarang diikutsertakan dalam pelatihan, tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum
sehingga hal tersebut dapat berdampak pada menguasainya. Management thought yang
kurangnya pelaksanaan perkesmas. Hal ini dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja
kemungkinan materi pelatihannya tidak membutuhkan latihan kerja yang tepat
menyangkut Perkesmas keseluruhan tetapi (Sedarmayanti, 2010). Pelatihan kepada
hanya salah satu bagian dari Perkesmas, tidak petugas di puskesmas dapat berupa
ada dukungan sarana dan prasarana, tidak ada pendidikan bagi petugas pengelola perkesmas
penyegaran sehingga tujuan pelatihan yang di puskesmas dalam rangka mengangkat
diharapkan tidak tercapai dengan baik. derajat kesehatan masyarakat terutama
Semestinya harus dilaksanakan pelatihan yang keluarga rawan dan resiko tinggi.

Peralatan Penunjang Perkesmas Peralatan


penunjang dalam pelaksanaan Berdasarkan pernyataan informan diketahui
perkesmas atau PHN Kit bertujuan untuk bahwa mereka membawa peralatan sendiri yang
membantu petugas dalam melaksanakan mereka miliki atau menggunakan peralatan
kegiatan untuk melakukan pemeriksaan terhadap seadanya yang ada di Puskesmas namun bukan
pasien. Berdasarkan temuan hasil wawancara khusus untuk kegiatan perkesmas. Diketahui
penelitian dari seluruh informan diketahui pula dari dinas juga tidak
bahwa tidak ada peralatan penunjang perkesmas memberikan peralatan khusus untuk
di mana pihak Puskesmas tidak menunjang kegiatan perkesmas tersebut.
menyediakan peralatan khusus untuk Jika dilihat dari pernyataan UU No 36 tahun
mendukung kegiatan. 2014 tersebut menjelaskan bahwa seharusnya
peralatan kesehatan harus ada dalam

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 104


Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

menunjang sebuah program seperti perkesmas. bahwa peralatan diwajibkan untuk setiap
Hal ini dimaksudkan untuk menunjang dalam program karena setiap program mempunyai
kegiatan pelaksanaan, intervensi, tugas-tugas yang berbeda.Hal ini sesuai
pendiagnosaan, dan yang lainnya. Jika pendapat dari Ritt dan Gomery (1987) yang
peralatan tersebut tidak ada, maka akan mengatakan bahwa peralatan dan pelayanan
menghambat petugas dalam pelaksanaannya, pendukung merupakan hal yang sangat penting
sehingga mereka kurang termotivasi dan tidak dalam mengimplementasikan suatu
bisa dengan baik melakukan tugas mereka. perencanaan untuk pengembangan program.
Padahal dalam undang-undang menyatakan

Transportasi Penunjang Perkesmas


Berdasarkan data wawancara informan pelaksanaan perkesmas. Berdasarkan temuan
diketahui bahwa alat transportasi khusus hasil wawancara diketahui bahwa memang
kegiatan perkesmas yang disediakan baik dari alat transportasi penunjang khusus perkesmas
pihak dinas dan puskesmas tidak ada. Sebagian tidak ada. Banyak petugas yang menggunakan
besar mereka menggunakan kendaraan pribadi kendaraan pribadi, kendaraan umum atau
atau menumpang dengan kendaraan lainnya. menggunakan fasilitas yang ada seperti
Padahal sarana transportasi ini sangat penting menumpang dengan kendaraan puskesmas
sebagai alat penunjang dalam akses akomodasi keliling.
dalam melakukan kunjungan dalam
Dana Operasional Penunjang Perkesmas
Dana operasional penunjang perkesmas Puskesmas di Indonesia antara lain adalah
merupakan alokasi dana untuk membiayai tentang masalah dana, di mana Dinas
kegiatan perkesmas baik secara program Kesehatan hanya memberikan dana secara
maupun untuk tenaga pelaksana dalam block grand ke Puskesmas berdasarkan usulan
menjalankan setiap kegiatannya. Berdasarkan kegiatan yang mereka buat. Jika dilihat dari
temuan hasil wawancara diketahui bahwa hasil penelitian tersebut, maka yang menjadi
dana operasional dalam kegiatan perkesmas permasalah utamanya adalah dari Puskesmas.
masuk ke dalam BOK, di mana jika dalam Hal ini dikarenakan alokasi dana yang
pelaksanaannya pegawai menggunakan dana dikeluarkan pemerintah tergantung dari usulan
pribadi terlebih dahulu dan kemudian akan kegiatan yang diberikan atau diajukan oleh
diklaimkan atau membuat laporan untuk Puskesmas. Sehingga dalam kata lain jika
penggantian uang operasional. program Perkesmas ini tidak dijadikan
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian program inti yang membutuhkan dana khusus,
yang dilakukan oleh Septino (2007) dimana maka pihak pemerintah pun mungkin tidak
diketahui bahwa dari beberapa masalah akan mengeluarkan dana khusus untuk
Perkesmas yang dihadapi pada Puskesmas- pelaksanaan kegiatan perkesmas.

Standar SOP Perkesmas di Puskesmas


Berdasarkan temuan hasil wawancara standar operasional prosedur khususnya
penelitian dari seluruh informan diketahui perkesmas. Mereka hanya berpaku pada
bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) pencapaian target sasaran kunjungan saja
perkesmas di Puskesmas ini tidak ada. Seluruh sebagai prosedur perkesmas. Selain itu
informan menyatakan bahwa di Puskesmas terkadang mereka menggunakan standar yang
mereka tidak mempunyai atau tidak ada diberlakukan oleh dinas yang pada dasarnya

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 105


Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

bukan merupakan SOP melainkan indikator mempengaruhi pelaksanaan perawatan


keberhasilan. kesehatan masyarakat adalah
Pentingnya SOP perkesmas ini didukung SOP/standar/pedoman pelaksanaan.
oleh penelitian yang telah dilakukan Iwan Standar/pedoman tersebut mempunyai
mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi peranan penting dalam hal pelaksanaan
pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat perawatan kesehatan masyarakat di puskesmas
di puskesmas wilayah Kota Sukabumi, sehingga dalam hal ini perlu adanya kebijakan
menjelaskan bahwa pada hasil penelitian dalam meningkatkan cakupan program
menunjukan faktor yang dominan perawatan kesehatan masyarakat.

Dukungan Administrasi Perkesmas


Berdasarkan temuan hasil wawancara format untuk melakukan kegiatan, sehingga
penelitian dari pernyataan informan diketahui mereka harus dapat berinisiatif sendiri dalam
bahwa dukungan administrasi dalam kegiatan membuat format seperti format penggantian
perkesmas, sebagai bentuk sokongan biaya operasional.
pelaksanaan kegiatan ini tidak jauh seperti Penjelasan di atas sesuai dengan
dana operasional dan SOP, di mana dalam penelitian yang dilakukan Septino (2007)
dana kembali ke BOK, sedangkan untuk buku dimana dalam hasil penelitiannya diketahui
laporan, pencatatan, format dan hasil ada. bahwa beberapa masalah Perkesmas yang
Berdasarkan pernyataan informan bahwa dihadapi pada Puskesmas-Puskesmas di
dukungan administrasi ini belum cukup baik Indonesia antara lain buku pedoman dan
dikarenakan mereka tidak mendapatkan dana formulir laporan sudah tersedia, tetapi
langsung ketika akan melakukan kegiatan, pencapaiannya masih rendah.
selain itu mereka terkadang tidak mempunyai

8. Ruangan Khusus untuk kegiatan Perkesmas


Berdasarkan temuan hasil wawancara perawatan kesehatan masyarakat di puskesmas
penelitian dari pernyataan informan diketahui wilayah Kota Sukabumi, hasil penelitian
bahwa pihak puskesmas tidak menyediakan menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi
ruangan khususnya untuk mendukung kegiatan pelaksanaan perkesmas adalah ruangan khusus,
perkesmas ini, melainkan pihak puskesmas sehingga dalam hal ini perlu adanya kebijakan
menggunakan ruangan yang ada atau dalam meningkatkan cakupan program
menggabungnya dengan ruangan yang lain. perawatan kesehatan masyarakat.
Penelitian Iwan mengenai faktor –
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

9. Keadaan Ekonomi Masyarakat


Berdasarkan temuan hasil wawancara sosial ekonomi. Karakteristik ekonomi keluarga
penelitian dari pernyataan informan diketahui merupakan hal penting. Keadaan ekonomi dalam
bahwa sebagian besar adalah ekonomi hal ini dapat menentukan kategori keluarga, di
menengah dan ekonomi bawah. Diketahui mana dapat digolongkan terhadap keluarga
bahwa masyarakat disana rata-rata sudah prasejahtera atau keluarga sejahtera. Dalam
mempunyai kendaraan pribadi khsuusnya roda memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
dua. Faktor yang berperan dalam menentukan kebutuhan sekunder keluarga dengan status
status kesehatan seseorang adalah tingkat ekonomi baik akan lebih mudah

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 106


Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

tercukupi dibanding keluarga dengan status pendidikan yang termasuk kebutuhan


ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi sekunder.
pemenuhan kebutuhan akan informasi

SIMPULAN
Program pelaksanaan Perkesmas di perkesmas dalam pelaksanaan perkesmas ini
Kabupaten Karawang pada dasarnya sudah lebih menekankan pada BOK, di mana dana
berjalan dengan cukup baik, walaupun masih yang digunakan adalah dana pribadi yang
banyak kendala dan hambatan dari berbagai kemudian dapat diklaimkan ke BOK untuk
aspek atau faktor dalam pelaksanaan pencairan dana. SOP perkesmas dalam
perkesmas tersebut. Dalam aspek faktor input pelaksanaan perkesmas ini tidak ada di
dalam pelaksanaan perkesmas di Kabupaten Puskesmas dan hanya menggunakan prosedur
Karawang disimpulkan bahwa jumlah yang diberikan oleh dinas kesehatan. Ruangan
sumberdaya manusia dalam hal ini perawat khusus untuk kegiatan perkesmas seluruhnya
dalam pelaksanaan perkesmas ini sangat tidak mempunyai ruangan khusus, dan hampir
kurang dalam menunjang kegiatan perkesmas. seluruhnya menggunakan ruangan yang ada
Selain itu peralatan untuk kegiatan perkesmas atau digabung dengan ruangan lain. Keadaan
ini tidak ada dan lebih cenderung ekonomi masyarakat rata-rata adalah
menggunakan peralatan sendiri dari petugas. masyarakat menengah dan menengah ke
Sarana transportasi dalam pelaksanaan bawah dengan mata pencaharian rata-rata
perkesmas ini hampir seluruhnya adalah petani, namun rata-rata masyarakat di
menggunakan kendaraan pribadi untuk mana sudah mempunyai kendaraan pribadi
menunjang kegiatan khususnya dalam khususnya roda dua.
kunjungan rumah. Dana operasional untuk

DAFTAR PUSTAKA
Allender & Spradley. Closing The Gap In A Pelaksanaan Tugas dalam Pengelolaan
Generation: Health Equity Through Action Program Di Puskesmas Kabupaten Sleman
On The Social Determinants Of Health: Tahun 2011. Skripsi, Universitas
Final Report Of The Commission On The Diponegoro : Semarang. Diperoleh dari :
Social Determinants Of Health. World http://lrc-KMPK.ugm.ac.id. Skripsi ; 2001.
Health Organization. Canadian ; 2001. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Azwar, S. Sikap Manusia – Teori dan (Depkes RI). Pedoman Pelaksanaan dan
Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pedoman Teknis JPK-GAKIN. Jakarta :
Pelajar Offset ; 2005. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat ; 2002.
Azwar. Pengantar Administrasi Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta. Binarupa Aksara; (Depkes RI). Profil Kesehatan Indonesia
1996 Tahun 2010. Jakarta : Kemenkes ; 2010.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Basirun, M.A.L. Evaluasi Pelaksanaan (Depkes RI). Program Upaya Kesehatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat di Masyarakat dan Program Perbaikan Gizi
Wilayah Kabupaten Kebumen. Masyarakat. Jakarta: Dirjen Bina
jtstikesmuhgo-gdl-mohbasirun-1361-2- Kesehatan Masyarakat ; 2007.
hal.38, 2002. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Cresswell, J.W. Research Desing : Pendekatan (Depkes RI). Rencana Strategi Kementrian
Kualitatif, Kuantitatif Dan Mixed. Kesehatan. Jakarta : Dirjen Bina Kesehatan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar ; 2012. Masyarakat ; 2009.
Daruji, M. Hubungan Faktor-Faktor Individu
Petugas Koordinator Perkesmas dengan

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 107


Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

Departemen Kesehatan Republik Seputihbanyak Kabupaten Lampung


Indonesia(Depkes RI). .Kebijakan Dasar Tengah Propinsi Lampung. : 1995.
Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Kamus Bahasa Indonesia tahun 2014. Jakarta :
Depkes RI, 2004. Balai Pustaka ; 2014.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik (Kemenkes RI). Keputusan Menetri
Indonesia(Depkes RI). .Materi Dasar 3: Kesehatan Nomor 008/Menkes/SK/I/2012
Kebijakan dan Konsep PMK. Modul Tentang Alokasi Anggaran Dana
Pengembangan Manajemen Kinerja Dekonesentrasi dan Tugas Pembangunan
(PMK) Perawat dan Bidan. Jakarta : Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten /
Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Kota. Jakarta : Kemenkes RI ; 2012.
Medik ; 2004. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik (Kemenkes RI). Peraturan Menteri Desa,
Indonesia(Depkes RI). Undang-Undang Pembangunan Desa Tertinggal dan
Kesehatan. No 23 Tahun 1992. Yogyakarta Transmigrasi No.5 Tahun 2015.
: Pustaka Widyatama ; 2006 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Depkes. Modul Surveilans KIA : Peningkatan (Kemenkes RI). Rencana Strategis
Kapasitas Agen Perubahan dan Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Jakarta: Kemenkes RI; 2010.
Anak. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta ; 1993. (Kemenkes RI). Undang-Undang Republik
Dian. Faktor Internal Dan Eksternal Yang Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Mempengaruhi Pelaksanaan Perkesmas. Kesehatan. Jakarta : Kemenkes RI ; 2009
Jurnal FK UI ; 2011. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Profil (Kemenkes RI). Undang-Undang Reublik
Kesehatan Kabupaten Karawang. Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Karawang : Dinas Kesehatan ; 2012. Tenaga Kesehatan. Jakarta : Kemenkes RI
Effendy, N. Pendidikan dalam Keperawatan. ; 2014.
Jakarta: Salemba Medika ; 1998. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Farida. Pemahaman Perawat Tentang Indonesia (Kepmenkes RI). Keputusan
Perkesmas Dalam Pemberian Asuhan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
keperawatan Keluarga di Wilayah Kerja Nomor 279/Menkes/SK/IV/2006 Tentang
Puskesmas Rowosari Kecamatan Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Tembalang Kota Semarang. Semarang : Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Puskesmas. Jakarta : Departemen
Kedokteran Universitas Diponegoro Kesehatan Republik Indonesia ; 2006.
Semarang ; 2009. Kozier, et. al. Buku Ajar Praktek
Gibson, Donelly, Ivancevich. Saskatchewan Keperawatan Klinis. Alih Bahasa Meiliya,
Public Health Nursing Survey. Canadian Eny. Wahyuningsih, Esty. Yulianti, Devi.
Journal of Public Health, 93(6), 452-456 ; Edisi 5. Jakarta: EGC ; 2004.
1996 Longest, Beaufort B. Managing Health
Programs and Projects. Jossey – Bass A
Hasibuan, M.P. Manajemen Sumber Daya Wiley Imprint. Market Street, San
Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara ; 2011. Francisco, CA 94103-1741 ; 2004.
Hediyati. Faktor-faktor yang Berhubungan Manitoba. The Role Of Public Health Nurse
dengan Pelayanan Kesehatan. Dasar within The Regional Health Authority.
Puskesmas di Kebaupaten Lampung Barat Community Health Assessment Unit,
Tahun 2000. Skripsi, 2001 Manitoba Health ; 1998.
Ilyas. Kinerja, Teori Penilaian Dan Penelitian. Maya. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Jakarta: FKM UI; 2002. Dalam Pelaksanaan Perkesmas. 2012.
Iwan. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Miles, M.B., and Huberman, A.M. Qualitative
Pelaksanaan Program Perawatan Data Analysis: An Expanded Sourcebook,
Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas 2nd ed. California: Sage, 1994.
Wilayah Kota Sukabumi. : 2011.
Juniyanto, S. Upaya Pelaksanaan Perawatan
Kesehatan Masyarakat Di Pukesmas
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |
Halaman 108
Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang

Nasution, J. Evaluasi Sistem Pelaksanaan


Program Perawatan Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Kota Tebing
Tinggi Provinsi Sumatera Utara Tahun
2003.
http://respiratory.usu.ac.id/handle/1234567
89/32542. 2003.
Notoajmodjo, S. Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rhineka Cipta; 2005.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (Permenkes RI). Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Kemenkes
RI ; 2014
Potter & Perry. Buku Ajar FundamentalSocial Determinants of Health (2010).
Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktek; Unemployment and Ill Health:
Alih Bahasa Yasmin Asih dkk. Editor Devi Understanding the Relationship. Journal of
Yulianti dkk. Edisi 4. Jakarta : EGC; 2005 Epidemiology and Community Health.1994; 48
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Riset (4):333–37.
Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian Stanhope & Lancaster. Health Program of Magee-
Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Womens Hospital, 259; Breast Cancer
Kesehatan RI Tahun 2013. Jakarta : Depkes ; Program of Dana- Farber-Harvard Cancer
2013 Center, 49; Bullet Proof Business Plans, 65;
Sedarmayanti. Tindakan Strategis untuk CDC (Centers for Disease Control and
Mengurangi Dampak Krisis di Sektor Prevention), 246; Health Canada ; 1997.
Kesehatan. Medika. Edisi Khusus. Jakarta :
Bumi Aksara ; 2010. Sualman, Kamisah. Publich Health Nursing.
Septino, T. Hubungan Efektifitas Pelaksanaan Journal Of Publich Health. UI . Jakarta ; 2009.
Perawatan Kesehatan Masyarakat diSutisna, E.S. Manajemen Kesehatan : Teori dan
Puskesmas Kabupaten Lima Puluh Kota. Praktek di Puskesmas. Surakarta ; 2009.
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id. Skripsi, 2007. Tafwidhah, Y., Nurachmah E., & Hariyati, TS.
Septino, T., & Hasanbari, M. Evaluasi Proses Kompetensi Perawat Puskesmas dan
Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Tingkat Ketrelaksanaan kegiatan
Masyarakayt di Puskesmas Kabupaten Lima Perawatan Kesehatan Masyarakat
Puluh Kota. Working Paper Series, 07. (PERKESMAS). Jurnal Keperawatan Indonesia,
Yogyakarta : Program Magister Kebijakan Volume 15, No. 1, Maret 2012; Hal 21-28 ;
dan Manajemen Pelayanan Kesehatan 2010
Universitas Gdjah Mada, 2007. Uus, Sukmara. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Shenton, Andrew. K. Strategies for ensuring status imunisasi tetanus toksoid ibu hamil di
trustworthiness in qualitative research puskesmas sukamanah kabupaten bogor tahun
projects. Division of Information and 2000, Tesis Program Pasca Sarjana FKM Program
Communication Studies, School of Studi Epidemiologi Kekhususan Epidemiologi
Informatics, Lipman Building, Northumbria Lapangan Universitas Indonesia, 2000.
University, Newcastle upon World Health Organization (WHO). Ottawa
Charter for Health Promotion. Retrieved
Tyne, NE1 8ST, UK. Education for Information November 20, 2010 from
22 (2004) 63–75 63. IOS Press ; 2004. http://www.who.int/hpr/NPH/docs/ottawa_
Siagian, S. Psikologi Komunikasi. Bandung: charter_hp.pdf ; 2010
PT. Remaja Rosda Karya ; 1998.
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner & Suddarth. Alih Bahasa
Agung Waluyo, et al. Edisi 8 vol 1. Jakarta:
EGC ; 1999.
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |
Halaman 109

Anda mungkin juga menyukai