Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 |
Oktober 2018 | ISSN 2654-5411
Suharjiman
Program Studi NERS, STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi.
suharjiman76@gmail.com
Perkesmas merupakan salah satu upaya kesehatan di puskesmas yang sangat menunjang visi Kementerian
Kesehatan yaitu mencapai masyarakat sehat yang mandiri. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melalui
bagian pelayanan kesehatan di bidang kesehatan komunitas melakukan upaya penerapan pelaksanaan
keperawatan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di seluruh Puskesmas wilayah Kabupaten Karawang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam faktor-faktor pelaksanaan perawatan kesehatan
masyarakat (Perkesmas) di Kabupaten Karawang.Metode penelitian deskriptif kualitatif eksploratif.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2015 kepada 7 informan dengan menggunakan teknik
Theoretical Sampling. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor kendala dalam pelaksanaan perawatan
kesehatan adalah kurangnya sumberdaya tenaga perkesmas, dan dana operasional, tidak adanya peralatan,
transportasi, SOP, ruangan khusus untuk menujang pelaksanaan perkesmas, kurangnya dukungan dan
bimbingan dari puskesmas dan dinas kesehatan, tidak adanya pelatihan berkelanjutan, keadaan geografis
masyarakat, keadaan ekonomi masyarakat yang masih rendah, sosial budaya masyarakat yang masih percaya
akan orang tua dulu, masih adanya masyarakat yang menggunakan paraji sebagai penolong persalinan.
Kata Kunci : Input, Proses, Output, Outcome, Lingkungan, Pelaksanaan Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas)
ABSTRACT
Community Health Care (Perkesmas) is one of the activities of Community Health Center
(Puskesmas) aimed to support the vision of the Ministry of Health in creating an independent and
healthy community. The Health Office of Karawang District, through Health Service Division in
Community Service has implemented Community Health Care program in every Community Health
Center throughout Karawang District. The purpose of this study is to determine the factors of
implementation of Community Health Care in Karawang District. The research used qualitative
descriptive exploratory method. Research was conducted in August to September 2015. Data
collected from 7 informants using the theoretical sampling technique. Result of the study shows
some factors affecting the implementation of Community Health Care in Karawang District: the
lack of human resources of the Community Health Care, insufficient budget, the lack of
equipments, facilities, transportation, SOP, special room for Community Health Care
implementation, insufficient support, guidance, training from the Community Health Center
(Puskesmas) and Health Office, geographical conditions, economic condition as well as the socio-
culture of the community who are still preserve their ancestral beliefs, some people still using the
service of paraji (traditional birth attendant) to help the delivery of the baby.
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan Pasal 1 ayat (1) yang mendefinisikan kesehatan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
optimal. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 100
Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533
Tlp: 0226631622 - 6631624
Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Di Kabupaten Karawang
METODE PENELITIAN
Metode yang dipergunakan dalam karena penelitian ini merupakan pendekatan
penelitian ini sendiri adalah metode penelitian yang mempelajari dari tingkah laku manusia.
deskriptif kualitatif - eksploratif, di mana Proses penelitian kualitatif ini melibatkan
penelitian yang dihasilkan bersifat deskriptif upaya-upaya penting, seperti mengajukan
berupa hasil wawancara. Metode yang penulis pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,
gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif mengumpulkan data yang spesifik dari para
yaitu menggambarkan adanya permasalahan partisipan, menganalisis data secara induktif
yang ada. Desain penelitian yang digunakan mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-
oleh peneliti adalah desain penelitian kualitatif, tema umum.
Jalan Penelitian
Metode pengumpulan data yang yang dihadapi dalam proses pelaksanaan
digunakan peneliti adalah wawancara melalui perkesmas. Wawancara dilakukan dengan
sejumlah pertanyaan yang terfokus dilakukan menggunakan pedoman atau panduan
secara logis berhubungan dengan masalah wawancara sebagai alat untuk dapat
penelitian. Teknik pengumpulan data melakukan wawancara mendalam agar lebih
penelitian ini menggunakan wawancara semi terfokus dan konsistensi hasil pendataan
terstruktur. Wawancara dilakukan terhadap berbentuk pertanyaan terbuka dan terfokus
partisipan yang terkait dengan pelaksanaan pada permasalahan atau topik yang akan
perkesmas secara face to face interview diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.
(wawancara berhadap-hadapan) dengan Pertanyaan berkembang saat wawancara
informan. Wawancara dilakukan untuk menggali berlangsung. Wawancara sendiri dihentikan
informasi lebih mendalam dan detail terhadap apabila telah terjadi saturasi data, yaitu
proses pelaksanaan perkesmas serta keadaan di mana tidak ada lagi ide baru yang
mengklarifikasi dan verifikasi jawaban tentang dimunculkan oleh subjek penelitian atau
permasalahan dalam hal input, proses dan subjek penelitian memberikan pernyataan
lingkungan serta hambatan dan permasalahan yang sama berulang-ulang.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian analisis data dan penulisan hasil. Analisis data
kualitatif jelas berbeda dengan penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
kuantitatif dalam hal membagi dan data, interpretasi data, dan penulisan laporan
menggabungkan kegiatan pengumpulan data, naratif.
HASIL PENELITIAN
1. Sumberdaya Tenaga Perkesmas
Hasil temuan wawancara penelitian diketahui ini menyebabkan terkendalanya dalam
bahwa jumlah sumberdaya tenaga perkesmas pelaksanaan perkesmas sehingga pemegang
yang melaksanakan kegiatan perkesmas di program harus melaksanakannya sendiri tanpa
Puskesmas masih sangat kurang dan sedikit, dan dibantu oleh tenaga yang lainnya atau mencari
bahkan ada yang tidak ada. Hal bantuan dari profesi atau tenaga sukarelawan.
Pelatihan Perkesmas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bertujuan meningkatkan kemampuan petugas
sebagian besar perawat ataupun pemegang dalam menerapkan tahap-tahap proses
program rata-rata hanya mengikuti pelatihan keperawatan mulai dari pengumpulan data,
perkesmas yang diadakan oleh dinas sebanyak pengkajian dan analisa data menjadi informasi
1 kali. Padahal banyak pemegang program sampai dengan perencanaan dan evaluasi
yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun. Hal ini pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
menunjukkan bahwa sumberdaya tenaga Salah satu fungsi manajemen sumberdaya
perkesmas ini masih kurang baik karena manusia adalah training and development
kurangnya pengalaman pelatihan yang artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga
seharusnya mereka didapatkan lebih dari 1 kesehatan yang bersumber daya manusia yang
kali dan banyak program pelatihan yang harus baik dan tepat sangat diperlukan pelatihan dan
mereka jalani. pengembangan sebagai upaya mempersiapkan
Hasil wawancara penulis diketahui bahwa para tenaga kesehatan untuk menghadapi
mereka jarang diikutsertakan dalam pelatihan, tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum
sehingga hal tersebut dapat berdampak pada menguasainya. Management thought yang
kurangnya pelaksanaan perkesmas. Hal ini dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja
kemungkinan materi pelatihannya tidak membutuhkan latihan kerja yang tepat
menyangkut Perkesmas keseluruhan tetapi (Sedarmayanti, 2010). Pelatihan kepada
hanya salah satu bagian dari Perkesmas, tidak petugas di puskesmas dapat berupa
ada dukungan sarana dan prasarana, tidak ada pendidikan bagi petugas pengelola perkesmas
penyegaran sehingga tujuan pelatihan yang di puskesmas dalam rangka mengangkat
diharapkan tidak tercapai dengan baik. derajat kesehatan masyarakat terutama
Semestinya harus dilaksanakan pelatihan yang keluarga rawan dan resiko tinggi.
menunjang sebuah program seperti perkesmas. bahwa peralatan diwajibkan untuk setiap
Hal ini dimaksudkan untuk menunjang dalam program karena setiap program mempunyai
kegiatan pelaksanaan, intervensi, tugas-tugas yang berbeda.Hal ini sesuai
pendiagnosaan, dan yang lainnya. Jika pendapat dari Ritt dan Gomery (1987) yang
peralatan tersebut tidak ada, maka akan mengatakan bahwa peralatan dan pelayanan
menghambat petugas dalam pelaksanaannya, pendukung merupakan hal yang sangat penting
sehingga mereka kurang termotivasi dan tidak dalam mengimplementasikan suatu
bisa dengan baik melakukan tugas mereka. perencanaan untuk pengembangan program.
Padahal dalam undang-undang menyatakan
SIMPULAN
Program pelaksanaan Perkesmas di perkesmas dalam pelaksanaan perkesmas ini
Kabupaten Karawang pada dasarnya sudah lebih menekankan pada BOK, di mana dana
berjalan dengan cukup baik, walaupun masih yang digunakan adalah dana pribadi yang
banyak kendala dan hambatan dari berbagai kemudian dapat diklaimkan ke BOK untuk
aspek atau faktor dalam pelaksanaan pencairan dana. SOP perkesmas dalam
perkesmas tersebut. Dalam aspek faktor input pelaksanaan perkesmas ini tidak ada di
dalam pelaksanaan perkesmas di Kabupaten Puskesmas dan hanya menggunakan prosedur
Karawang disimpulkan bahwa jumlah yang diberikan oleh dinas kesehatan. Ruangan
sumberdaya manusia dalam hal ini perawat khusus untuk kegiatan perkesmas seluruhnya
dalam pelaksanaan perkesmas ini sangat tidak mempunyai ruangan khusus, dan hampir
kurang dalam menunjang kegiatan perkesmas. seluruhnya menggunakan ruangan yang ada
Selain itu peralatan untuk kegiatan perkesmas atau digabung dengan ruangan lain. Keadaan
ini tidak ada dan lebih cenderung ekonomi masyarakat rata-rata adalah
menggunakan peralatan sendiri dari petugas. masyarakat menengah dan menengah ke
Sarana transportasi dalam pelaksanaan bawah dengan mata pencaharian rata-rata
perkesmas ini hampir seluruhnya adalah petani, namun rata-rata masyarakat di
menggunakan kendaraan pribadi untuk mana sudah mempunyai kendaraan pribadi
menunjang kegiatan khususnya dalam khususnya roda dua.
kunjungan rumah. Dana operasional untuk
DAFTAR PUSTAKA
Allender & Spradley. Closing The Gap In A Pelaksanaan Tugas dalam Pengelolaan
Generation: Health Equity Through Action Program Di Puskesmas Kabupaten Sleman
On The Social Determinants Of Health: Tahun 2011. Skripsi, Universitas
Final Report Of The Commission On The Diponegoro : Semarang. Diperoleh dari :
Social Determinants Of Health. World http://lrc-KMPK.ugm.ac.id. Skripsi ; 2001.
Health Organization. Canadian ; 2001. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Azwar, S. Sikap Manusia – Teori dan (Depkes RI). Pedoman Pelaksanaan dan
Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pedoman Teknis JPK-GAKIN. Jakarta :
Pelajar Offset ; 2005. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat ; 2002.
Azwar. Pengantar Administrasi Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta. Binarupa Aksara; (Depkes RI). Profil Kesehatan Indonesia
1996 Tahun 2010. Jakarta : Kemenkes ; 2010.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Basirun, M.A.L. Evaluasi Pelaksanaan (Depkes RI). Program Upaya Kesehatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat di Masyarakat dan Program Perbaikan Gizi
Wilayah Kabupaten Kebumen. Masyarakat. Jakarta: Dirjen Bina
jtstikesmuhgo-gdl-mohbasirun-1361-2- Kesehatan Masyarakat ; 2007.
hal.38, 2002. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Cresswell, J.W. Research Desing : Pendekatan (Depkes RI). Rencana Strategi Kementrian
Kualitatif, Kuantitatif Dan Mixed. Kesehatan. Jakarta : Dirjen Bina Kesehatan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar ; 2012. Masyarakat ; 2009.
Daruji, M. Hubungan Faktor-Faktor Individu
Petugas Koordinator Perkesmas dengan