Anda di halaman 1dari 13

Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia

di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta

Muhammad Khozin1, Nur Fitri Mutmainah2

ABSTRAK

Penduduk lansia di Indonesia senantiasa mengalami peningkatan setiap tahun. Disatu sisi
angka tersebut menunjukkan kualitas kesehatan yang semakin baik, tetapi disisi lain
jumlah penduduk lansia yang semakin meningkat membawa berbagai konsekuensi
tersendiri. Dari sisi pemerintah kondisi lansia ini telah mendapat perhatian serius dengan
dikeluarkannya sejumlah peraturan berkaitan dengan kesejahteraan dan kesehatan lansia.
Dengan berbagai aturan tersebut juga memunculkan berbagai program kerja baik ditingkat
pusat maupun daerah agar tujuan dari adanya kebijakan dapat terealisasi dengan optimal
untuk peningkatan derajat kesehatan khususnya bagi lansia. Salah satu Puskesmas di Kota
Yogyakarta yang memiliki predikat sebagai Puskesmas ramah lansia adalah Puskesmas
Mantrijeron. Sebagai salah satu Puskesmas dengan predikat tersebut tentu terdapat
beberapa indikator pelayanan yang memang di khususkan bagi masyarakat lansia di Kota
Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk melakukan penelitian berkaitan
dengan bagaimana kualitas pelayanan terhadap lansia di Puskesmas Mantrijeron dengan
latar belakang penelitian belum ada penelitian sebelumnya yang terfokus pada kualitas
pelayanan khususnya bagi masyarakat lansia. Adapun metode penelitian yang
dipergunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah mix method dimana metode
kuantitatif dengan skala indeks dipergunakan untuk mengetahui ukuran kualitas pelayanan
berdasarkan variabel layanan apa saja yang telah diterima oleh masyarakat lansia. Metode
kualitatif dipergunakan untuk menggali secara mendalam respon masyarakat lansia terkait
dengan pelayanan yang ada di Puskesmas Mantrijeron. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil pelayanan yang ada Puskesmas Mantrijeron menunjukkan skala
“SANGAT BAIK” yang ditunjukkan dengan skor 86,74. Tetapi terdapat beberapa hal yang
dirasakan oleh masyarakat lansia berkaitan dengan sarana dan prasarana pelayanan lansia
yang dirasa masih kurang, antara lain terkait dengan penempatan ruangan antara
pendaftaran dan ruang pelayanan lansia, kondisi sarana pelayanan seperti tempat tidur, tata
letak sarana layanan yang dirasakan kurang memberikan kenyaman bagi lansia dalam
memperoleh pelayanan.

Kata Kunci: Pelayanan Kesehatan, Lansia, Puskesmas

1
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial Dan Humaniora, Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta. email nurfitri.mutmainah1@gmail.com
2
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial Dan Humaniora, Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.

143
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 144

ABSTRACK

The population of the eldery in Indonesia is growing bigger every years. In other side the
number show the quality of services health but on the other side of the elderly grow
increasing brings a separate consequences. The side for the government has the elderly
has serious attention after some rules relating to welfare and health elderly. With vouriusly
rule also brings the good program in central and local government that the purpose can be
optimal to health improvement especially for elderly. One of the Puskemas in Central
Yogyakarta who has known as the elderly friendly services is Puskemas Mantrijeron.
Puskesmasn Mantrijeron predicate is course there has some indicators services about
elderly in Central Yogyakarta. So the purpose study is to analysis about “How the quality
services for elderly in Puskemas Mantrijeron” that background of the analysis is nothing
study with quality services about elderly. This study uses mix methods which the
quantitative methods with skala indeks and qualitative research methods using descriptive
analysis unit elderly who have joined the health service in Puskesmas Mantrijeron. The
findings from this study showed that the quality services in Puskesmas Mantrijeron show
“very excellent” with score 86.74. But there are some things felt by the community elderly
pertaining to facilities and infrastructure service elderly who is still lacking, between other
related well room between the registration and the room service elderly, the state of
infrastructure services like a bed, the layout facilities services perceived not take comfort
for elderly in obtaining service.

PENDAHULUAN kesehatan. Berdasarkan Nawa Cita tersebut,


A. Latar Belakang bidang kesehatan melalui Kementerian
Kesehatan merupakan salah satu Kesehatan Republik Indonesia merumuskan
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
setiap orang mempunyai hak yang sama Nasional (RPJMN) yang mana disebutkan
untuk memperoleh derajat kesehatan yang sebagai berikut :
optimal. Pembangunan kesehatan seba- 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan
gaimana disebutkan dalam Sistem Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan
Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 Lanjut Usia yang Berkualitas
adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masya-
komponen bangsa yang bertujuan untuk rakat
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dan Penyehatan Lingkungan
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat 4. Meningkatan Akses Pelayanan Kese-
yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka hatan Dasar yang Berkualitas
mencapai tujuan tersebut, pembangunan 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kese-
kesehatan dilaksanakan secara terarah, hatan Rujukan yang Berkualitas
berkesinambungan dan realistis sesuai 6. Meningkatkan Ketersediaan, Keter-
pentahapannya (Depkes, 2009). Lebih lanjut jangkauan, Pemerataan, dan Kualitas
berdasarkan Nawa Cita yang disampaikan Farmasi dan Alat Kesehatan.
oleh Presiden Joko Widodo salah satunya 7. Meningkatkan Sistem Pengawasan Obat
adalah berbunyi “Meningkatkan kualitas dan Makanan
hidup manusia Indonesia”. Adapun salah 8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran,
satu dimensi penting untuk mewujudkan dan Mutu Sumber Daya Manusia
point tersebut adalah melalui bidang Kesehatan
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 145

9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan penduduk usia lanjut terus meningkat dari
Pemberdayaan Masyarakat tahun ke tahun. Penduduk lanjut usia yaitu
10. Menguatkan Manajemen, Penelitian penduduk dengan usia lebih dari 60 tahun
Pengembangan dan Sistem Informasi tumbuh dengan sangat cepat bahkan
11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem tercepat dibanding kelompok usia lainnya.
Jaminan Sosial Nasional Bidang Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi
Kesehatan ledakan jumlah penduduk lanjut usia
12. Mengembangkan dan Meningkatkan (Komnas Lansia, 2010)
Efektifitas Pembiayaan Kesehatan Dalam profil penduduk lansia juga
disebutkan bahwa angka kesakitan pada
Dalam point 1 RPJMN diatas lanjut usia ada kecenderungan mengalami
disebutkan bahwa salah satu rencana peningkatan. Pada tahun 2005, persentase
pembangunan yang akan ditempuh dibidang angka kesakitan lansia sebanyak 29,98%,
kesehatan adalah Pemenuhan Akses tahun 2007 persentase angka kesakitan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia yang bertambah menjadi 31,11%, kemudian pada
Berkualitas. tahun 2009, persentase angka kesakitan
Salah satu indikator keberhasilan agak sedikit menurun menjadi 30,46%.
pembangunan adalah semakin mening- Prediksi persentase penduduk lanjut usia
katnya usia harapan hidup penduduk, dan akan mencapai 9,77 persen dari total
dengan semakin meningkatnya usia harapan penduduk pada tahun 2010 dan menjadi
hidup penduduk, menyebabkan jumlah 11,34 persen pada tahun 2020 (BPS, 2010).

Gambar 1.1
Jumlah Penduduk Lansia

Menurut Kumar (2014) bahwa lanjut disamping faktor psiko sosial, personal dan
usia (lansia) bukan suatu penyakit, tetapi sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap
lansia sangat rentan terhadap penyakit yang permasalahan permasalahan yang akan
bersifat menahun/jangka panjang dan mempengaruhi derajat kesehatannya. Ada-
berbahaya seperti penyakit kardiovaskular, nya industrialisasi, urbanisasi, peningkatan
stroke, kanker, diabetes, gangguan mus- status pendidikan serta pengaruh budaya
kuloskeletal dan penyakit mental. Hal ini barat akan membawa perubahan nilai dan
dikarenakan pada lansia terjadi penurunan gaya hidup.
berbagai fungsi tubuh sehingga akan Harman dalam Tamimi (2016)
meningkatkan/ mempengaruhi masalah menyatakan bahwa proses penuaan pada
kesehatan pada diri lansia tersebut, lanjut usia merupakan akumulasi dari
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 146

perubahan yang progresif seiring dengan lebih besar dan tuntutan yang lebih besar
proses berjalannya waktu yang terus dalam pelayanan kesehatan (Nie et al,
meningkat dan bertanggung jawab terhadap 2008). Lebih lanjut Nie et al, (2008)
suatu kelemahan/kerentanan yang biasanya menyatakan perlunya evaluasi bagaimana
disertai dengan penyakit dan kematian. pelayanan kesehatan yang diterima, dan
Proses penuaan pada seseorang tentunya bagaimana sistem perawatan kesehatan
berdampak pada berbagai aspek kehidupan, terbaik agar ditingkatkan untuk memenuhi
baik sosial, ekonomi, dan terutama kese- kebutuhan kesehatan lansia.
hatan, karena dengan semakin bertambah- Dari latar belakang tersebut penulis
nya usia, fungsi organ tubuh akan semakin tertarik untuk melakukan penelitian tentang
menurun baik karena faktor alamiah masalah pelayanan kesehatan pada kelom-
maupun karena penyakit. pok lansia dikarenakan beberapa sebab :
Peterson, et al dalam Tamimi 1. Meningkatnya populasi lansia akibat
(2016), menyatakan bahwa orang tua/lansia meningkat usia harapan hidup,
mempunyai faktor risiko yang lebih atau 2. Ada kecenderungan meningkatnya
resiko meninggal karena penyakit menular angka kesakitan lansia,
yang serius, seperti pneumonia, meningitis, 3. Lansia sangat rentan terhadap
endokarditis, selulitis, dan infeksi pada penyakit dan kecacatan akibat dari
saluran kemih dan gastrointestinal yang degeneratif organ dan fungsi tubuh
sebenarnya penyakit infeksi ini dapat sehingga perlu diupayakan pelayanan
dicegah jika dokter mampu mendiagnosis kesehatan yang lebih intens, serta
dan mendapat pengobatan lebih awal. Lebih 4. Prevalensi yang besar dari populasi
lanjut Peterson et al dalam Tamimi (2016), lansia dan angka kesakitan pada lansia
menyatakan bahwa pada usia kronologis, berpengaruh pada pelayanan
yaitu : orang dengan usia lebih dari 60 kesehatan yang disediakan. Lebih
tahun atau 70 tahun) akan terjadi penurunan lanjut, penulis tertarik melakukan
sistem kekebalan tubuh yang diduga studi penelitian yang berfokus pada
berperan dalam memperburuk keadaan pelayanan kesehatan lansia yang
tersebut sehingga angka kematian mening- berada di Puskesmas Mantrijeron.
kat akibat masalah medis yang kronis Landasan yang menjadi dasar penulis
(misalnya, diabetes, penyakit paru-paru mengambil fokus studi pelayanan di
kronis, kongestif gagal jantung, keganasan, Puskesmas Mantrijeron dikarenakan
demensia, dan kekurangan gizi). Peterson et puskesmas tersebut merupakan salah
al dalam Tamimi (2016), mencatat bahwa satu puskesmas ramah lansia yang
lansia dengan perawatan jangka panjang di berada di Kota Yogyakarta.
panti jompo mempunyai risiko terjadi
penyebaran infeksi (misalnya, infeksi Stap- B. Perumusan Masalah
hylococcus aureus yang resisten methi- “Bagaimana Kualitas Pelayanan ter-
cillin) secara endemik, dan untuk jenis lain hadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron
adalah infeksi saluran kemih akibat Kota Yogyakarta”
pemasangan kateter.
Pertumbuhan yang sangat pesat dari C. Tujuan Penelitian
populasi lansia akan memicu peningkatan Untuk mengetahui kualitas pelayanan
yang dramatis dalam prevalensi penyakit lansia berdasarkan variable kualitas
kronis. Pada tingkat populasi, diperkirakan pelayanan yang ada di Puskesmas Mantri-
akan menyebabkan tingkat kecacatan yang jeron
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 147

KAJIAN TEORI DAN HASIL dilakukan oleh Rakhma Kusuma 2016


PENELITIAN TERDAHULU setidaknya terdapat 5 (lima) indikator yang
mempenga-ruhi kualitas pelayanan publik
A. Kajian Teori yaitu kompetensi, kredibilitas, keadilan,
efisiensi, dan efektivitas. Lebih lanjut, Titis
1. Pelayanan Publik Dewi 2016 juga mela-kukan penelitian
Secara konseptual, istilah pelayanan terkait dengan pelayanan public dimana
berasal dari kata “layan” yang artinya aspek-aspek yang berpengaruh dalam
menolong menyediakan segala apa yang pelayanan publik antara lain: mekanisme
diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan birokrasi, ketersediaan sarana-prasarana
melayani. Pada dasarnya setiap manusia pelayanan, koor-dinasi antar institusi
membutuhkan pelayanan, bahkan secara terkait.
ekstrim dapat dikatakan pelayanan tidak Penelitian yang akan dilakukan oleh
dapat dipisahkan dengan kehidupan penulis terkait dengan kualitas pelayanan
manusia (Sinambela ; 2010). Menurut publik bagi masyarakat lansia di Puskesmas
Moenir (2010) pelayanan publik adalah Mantrijeron akan mengidentifikasi pelak-
kegiatan yang dilakukan oleh seeorang atau sanaan pelayanan berdasarkan atas standart
kelompok orang dengan landasan faktor pelayanan yang menjadi dasar dari
material melalui sistem, prosedur dan penyelenggaraan pelayanan, meliputi :
metode tertentu dalam usaha memenuhi
kepentingan orang lain sesuai dengan a. Prosedur pelayanan
haknya. Pendapat senada mengenai Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi
pelayanan adalah Harbani Pasolong pemberi dan penerima pelayanan
(2007:4) yang mendefinisikan pelayanan termasuk pengadaan.
pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai
aktivitas seseorang, sekelompok dan/atau b. Waktu penyelesaian
organisasi baik langsung maupun tidak Waktu penyelesaian yang ditetapkan
langsung untuk memenuhi kebutuhan. sejak saat pengajuan permohonan
Sementara itu Sinambela (2010:5) sampai dengan penyelesaian pelayanan
memberikan pengertian pelayanan publik termasuk pengaduan.
sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap sejumlah manusia c. Biaya pelayanan
yang memiliki setiap kegiatan yang Biaya atau tarif pelayanan termasuk
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau rinciannya yang dititipkan dalam proses
kesatuan, dan menawarkan kepuasan pemberian pelayanan.
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik. Sedangkan, pelayanan d. Produk Pelayanan
publik dalam pandangan Gronroos (dalam Hasil pelayanan yang akan diterima
Ratminto dan Atik, 2009) merupakan sesuai dengan ketentuan yang telah
aktivitas atau serangkaian aktivitas yang ditetapkan.
bersifat tidak kasat mata yang terjadi akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan e. Sarana dan prasarana
karyawan atau hal-hak lain yang disediakan Penyedia sarana dan prasarana pela-
oleh perusahaan pemberi pelayanan yang yanan yang memadai oleh penye-
dimaksudkan untuk memecahkan perma- lenggara pelayanan publik.
salahan konsumen/pelanggan.
Dalam penelitian terdahulu yang f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 148

Kompetensi petugas pemberi pelayanan a. Prosedur pelayanan : Prosedur pelayanan


harus ditetapkan dengan tepat ber- yang dibakukan bagi pemberi dan
dasarkan pengetahuan, keahlian, kete- penerima pelayanan termasuk pengaduan
rampilan, sikap dan perilaku yang b. Waktu penyelesaian ditetapkan sejak
dibutuhkan. saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan termasuk
2. Kualitas Pelayanan Publik pengaduan
Menurut Ibrahim (2008), kualitas c. Biaya pelayanan dalam hal ini biaya/tarif
pelayanan publik merupakan suatu kondisi pelayanan termasuk rinciannya yang
dinamis yang berhubungan dengan produk, ditetapkan dalam proses pemberian
jasa, manusia, proses dan lingkungan di pelayanan
mana penilaian kualitasnya ditentukan pada d. Produk layanan adalah hasil pelayanan
saat terjadinya pemberian pelayanan publik yang akan diterima sesuai dengan
tersebut. Pendapat tersebut menjelaskan ketentuan yang telah ditetapkan
bahwa kualitas pelayanan dapat dilihat e. Sarana dan Prasarana harus disediakan
melalui penilaian yang diberikan oleh secara memadai oleh penyelenggara
pelanggan (atau penerima layanan) terhadap pelayanan publik
jenis pelayanan yang diberikan oleh f. Kompetensi petugas pemberi layanan,
pemberi pelayanan. Menurut Fandy harus ditetapkan dengan tepat
Tjiptono (Dalam Hardiansyah : 2011) berdasarkan pengetahuan, keahlian,
kualitas adalah : (1) Kesesuaian dengan ketrampilan, sikap dan perilaku yang
persyaratan; (2) Kecocokan untuk dibutuhkan
pemakaian; (3) Perbaikan berkelanjutan; (4) Pendapat lanjutan dikemukakan oleh
Bebas dari kerusakan/cacat; (5) Pemenuhan Tjiptono (dalam Herdiansyah : 2011) ciri –
kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap ciri pelayanan yang berkualitas adalah : (1)
saat; (6) Melakukan segala sesuatu secara Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi
benar; (7) Sesuatu yang bisa mem- waktu tunggu dan waktu proses ; (2)
bahagiakan pelanggan. Konsep kualitas Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas
pelayanan dapat dipahami melalui perilaku dari kesalahan; (3) Kesopanan dan
konsumen (consumer behavior), yaitu suatu keramahan dalam memberikan pelayanan;
perilaku yang dimainkan oleh konsumen (4) Kemudahan mendapatkan pelayanan,
dalam mencari, membeli, menggunakan, misalnya banyaknya petugas yang melayani
dan mengevaluasi suatu produk maupun dan banyaknya fasilitas pendukung seperti
pelayanan yang diharapkan dapat me- komputer; (5) Kenyamanan dalam
muaskan kebutuhan mereka. menurut memperoleh pelayanan, bekaitan dengan
Ibrahim (2008), kualitas pelayanan publik lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat
merupakan suatu kondisi dinamis yang parkir, ketersediaan informasi dan lain-lain;
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, (6) Atribut pendukung pelayanan lainnya
proses dan lingkungan di mana penilaian seperti ruang tunggu ber-AC, kebersihan,
kualitasnya ditentukan pada saat terjadinya dan lain-lain. Tjiptono mengemukakan
pemberian pelayanan publik tersebut. bahwa ciri-ciri pelayanan yang berkualitas
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dicirikan dengan bentuk pelayanan yang
publik, penyelenggara pelayanan perlu memudahkan masyarakat dalam meman-
memperhatikan komponen – komponen faatkan pelayanan yang ada. Ciri-ciri
pelayanan sebagai berikut (Deddy Mulyadi tersebut secara umum berhubungan dengan
dkk:2015). kondisi fisik fasilitas pelayanan serta respon
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 149

yang baik dari pemberi pelayanan terhadap dalam Laporan Kajian Kota Ramah Lansia
penerima pelayanan. B2P3KS tahun 2015). Lebih lanjut seorang
ahli gerontologi menyebutkan bahwa
3. Lansia perubahan pada kulit, otot dan tulang,
Penuaan merupakan suatu proses alami sistem syaraf, dan sistem tulang punggung
dimana seseorang mengalami kemunduran merupakan penurunan perubahan yang
fisik, mental dan sosial yang saling umumnya terjadi pada kaum lansia
berinteraksi satu sama lain sebagai akibat (Fitzpatrick dan LaGory 2002 dalam
bertambahnya usia. Penurunan kondisi Hermawati Laporan Kajian Kota Ramah
tersebut di atas bagi seseorang yang Lansia B2P3KS tahun 2015). Berdasarkan
memasuki masa lanjut usia dapat dilihat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
dari beberapa perubahan: (1) perubahan lanjut usia atau lansia merupakan suatu
yang nampak pada penampilan bagian kondisi dimana seseorang mulai mengalami
wajah, tangan dan kulit, (2) perubahan yang penurunan kondisi baik fisik maupun
terjadi pada bagian dalam tubuh seperti psikologis sehingga secara fisik rentan
sistem syaraf,otak, limpa dan hati, (3) terhadap penyakit. Secara psikologis
perubahan fungsi panca indera: penglihatan, kondisi lansia yang mengalami berbagai
pendengaran, penciuman dan perasa, (4)) macam penurunan juga berdampak pada
penurunan motorik antara lain ketidakpercayaan diri sehingga dalam
berkurangnya kekuatan, kecepatan dan masyarakat sosial juga rentan terhadap cara
belajar keterampilan baru. Perubahan- berkomunikasi.
perubahan tersebut secara bertahap akan
mengarah pada kemunduran kondisi HASIL PENELITIAN TERDAHULU
kesehatan fisik dan psikis, yang selanjutnya Terdapat beberapa penelitian yang
akan berpengaruh pada aktivitas ekonomi pernah dilakukan berkaitan dengan Puskesmas
dan sosial mereka. (Istiana Hermawati Mantrijeron, antara lain :

Judul Penelitian Hasil Penelitian


Fahat, M. A. (2016). Pengaruh Sistem Manajemen Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Mutu ISO 9001: 2008 terhadap Kinerja Karyawan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap
melalui Budaya Kualitas Perusahaan (Studi Kasus kinerja karyawan khususnya di Puskesmas
pada Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta). Mantrijeron.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
WIWIK MONARIKA DIANI. 2016. Persepsi Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil
Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Di Tempat kualitas pelayanan yang berada di tempat
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Puskesmas pendaftaran pasien rawat jalan yang ada di
Mantrijeron Kota Yogyakarta. Tugas Akhir. Puskesmas Mantrijeron rata-rata pada tingkat
Universitas Gadjah Mada . kepuasan skala baik.
CHITRA MARVIANI A. 2013. Hubungan Dari penelitian tersebut diperoleh hasil :
Kepuasan Pasien Dan Citra Puskesmas Dengan 1) Terdapat hubungan yang signifikan antara
Loyalitas Pasien (kajian Pada Poli Gigi kepuasan pasien dengan loyalitas pasien, yaitu
Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta). Skripsi. semakin tinggi kepuasan pasien terhadap
UGM . pelayanan kesehatan, maka semakin tinggi pula
loyalitas pasien ke Poli Gigi Puskesmas
Mantrijeron.
2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
citra puskesmas dengan loyalitas pasien.
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 150

Dari beberapa penelitian terdahulu kuantitatif dan kualitatif. Penggunaan metode


diatas, belum ada penelitian yang secara ini dipandang sangat sesuai dipergunakan
spesifik meneliti mengenai kualitas pelayanan dalam menjawab tujuan penelitian agar hasil
pasien berkaitan dengan pasien lanjut usia penelitian yang diperoleh bersifat kom-
yang notabene merupakan pasien dengan prehensif dan menyeluruh.
keterbatasan kondisi fisik dan daya tanggap Adapun metode kuantitatif diper-
terhadap pelayanan. Untuk itu penelitian ini gunakan untuk melihat tingkat kepuasan
ingin meneliti lebih lanjut berkaitan dengan masyarakat lansia terhadap pelayanan yang
kualitas pelayanan yang ada di Puskesmas ada di Puskesmas Mantrijeron sebagai
Mantrijeron dengan spesifikasi berkaitan Puskesmas dengan julukan Ramah Lansia.
dengan pelayanan terhadap pasien lanjut usia Alat pengumpulan data yang dipergunakan
atau lansia. dalam metode ini mempergunakan teknik
kuesioner dimana variabel kualitas pelayanan
Metode Penelitian yang diukur dalam penelitian ini antara lain :
Mix Method merupakan metode yang persyaratan pelayanan, prosedur pelayanan,
dipergunakan untuk menjawab tujuan dari waktu pelayanan, biaya pelayanan, spesifikasi
penelitian ini. Mix methode merupakan produk Pelayanan, kompetensi dan perilaku
metode yang dipergunakan dalam penelitian petugas pelayanan, maklumat pelayanan dan
dengan menggabungkan penggunaan metode penanganan pengaduan, saran dan masukan.

KONSEP VARIABEL INDIKATOR

Persyaratan kejelasan form isian

kejelasan alur layanan


Prosedure
ketersediaan no antrian
ketepatan waktu pelayanan
Waktu pelayanan
kecepatan waktu pelayanan
kepastian biaya
Biaya tarif
keterjangkauan biaya
ketersediaan jenis layanan
Jenis layanan
informasi jenis-jenis layanan
kemampuan petugas Kepuasan Konsumen
Kualitas Pelayanan pelayanan
keramahan petugas
pelayanan
Pelaksanaan
kedisiplinan petugas
pelayanan
kecakapan petugas
pelayanan
ketersediaan maklumay
Maklumat pelayanan
pelayanan
kemudahan layanan aduan
responsivitas petugas
Layanan aduan
pelayanan
empati petugas layanan
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 151

Responden dalam penelitian ini dilakukan


dengan cara random dengan mengacu pada 2) Berdasarkan variabel prosedure pelayanan,
jumlah kunjungan lansia yang ada di 31% responden menyatakan cukup.
Puskesmas Mantrijeron. Skala Indeks Kemudahan ini juga terkait dengan keter-
dipergunakan dalam analisis data dan sediaan no antrian yang diberikan oleh
pengukuran. Adapun metode kualitatif dengan petugas pelayanan sehingga masyarakat
Teknik observasi dan wawancara secara merasakan mendapat kepastian dalam
mendalam dipergunakan untuk melihat secara pelayanan sehingga aspek obyektifitas
langsung proses pelayanan yang diterima oleh berdasarkan kehadiran sangat baik.
masyarakat lansia serta bagaimana respon 3) Berdasarkan variabel waktu pelayanan,
masyarakat lansia terhadap sarana prasarana 50% menyatakan cukup tepat dan 36%
dan pelayanan petugas yang ada di Puskesmas menyatakan tepat waktu. Ketepatan waktu
Mantrijeron sebagai Puskesmas Ramah yang dirasakan masyarakat juga berkaitan
Lansia. dengan kecepatan petugas pelayanan dalam
memberikan layanan kepada masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN khususnya lansia. Jika disesuaikan dengan
wawancara terhadap petugas pelayanan,
A. Hasil kecepatan waktu yang ada berkaitan dengan
Berdasarkan penelitian yang telah kondisi lansia dimana petugas pelayanan
dilakukan berkaitan dengan kualitas pelayanan menyadari bahwa kategori lansia
terhadap lanjut usia khususnya di Puskesmas merupakan kategori masyarakat yang
Mantrijeron Kota Yogyakarta diperoleh hasil memang harus didahulukan dan diberikan
antara lain : pelayanan secara cepat dengan kondisi
tubuh yang mulai menurun sehingga
pelayanan yang cepat sangat dibutuhkan.
4) Berdasarkan variabel biaya tarif, 55%
responden menyatakan kejelasan mengenai
biaya dalam setiap jenis pelayanan sangat
jelas. Hal ini juga berkaitan dengan
kemudahan masyarakat dalam memperoleh
layanan sehingga aspek transparansi sangat
jelas.
5) Berdasarkan variabel jenis layanan, 52%
responden menyatakan sangat tepat.
Masyarakat sangat puas dengan jelas
1) Berdasarkan variabel persyaratan pela-
yanan, 60% responden menyampaikan pelayanan yang diberikan Puskesmas
persyarakat pelayanan yang ada di Mantrijeron. Kepuasan pelayanan tersebut
Puskesmas Mantrijeron sangat mudah. terkait dengan ketepatan petugas dan dokter
Kemudahan tersebut terkait dengan dalam mendiagnosa dan memberikan
kejelasan form isian persyaratan yang dapat arahan terkait dengan jenis penyakit yang
dipahami oleh lansia. Selain itu jika diderita pasien.
terdapat form isian yang kurang jelas, 6) Berdasarkan variabel pelaksanaan, 60%
petugas pelayanan menyampaikannya responden menyatakan kompetensi petugas
dengan sangat jelas sehingga komunikasi dalam pelaksanaan pelayanan sangat baik
yang terjalin sangat baik dan persyaratan sehingga masyarakat sangat puas terhadap
yang dibutuhkan untuk memperoleh pelayanan. Kepuasan tersebut dirasakan
pelayanan dapat dipenuhi secara lengkap.
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 152

oleh masyarakat terkait dengan respon 8) Berdasarkan variabel layanan aduan, 67%
petugas pelayanan, kompetensi dalam responden menyatakan dapat memberikan
penanganan pasien, dan keramah tamahan layanan aduan dengan sangat mudah
petugas dalam pelaksanaan pelayanan. apabila terdapat bentuk-bentuk pelayanan
7) Berdasarkan variabel maklumat pelayanan, yang tidak sesuai atau kurang jelas dalam
83% responden menyatakan terdapat janji pelaksanaan.
layanan yang diinfokan melalui informasi Dari metode yang dipakai dalam
yang jelas di pintu depan pelayanan memperoleh hasil kualitas pelayanan yang
sehingga masyarakat dapat dengan jelas dijelaskan diatas, maka diperoleh hasil dari
mengetahui komitmen petugas dalam masing-masing variabel/ unsur pelayanan
melaksanakan pelayanan. seperti yang tersaji pada tabel berikut ini:

Tabel 1
Indeks Pelayanan Masing-Masing Unsur

NILAI
No. UNSUR PELAYANAN
RATA-RATA
U1 Persyaratan pelayanan 3,357
U2 Prosedur Pelayanan 3,452
U3 Kepastian jam layanan 3,095
U4 Kecepatan pelayanan 3,167
U5 Kepastian biaya 3,500
U6 Keterjangkauan biaya 3,452
U7 Hasil Diagnosa 3,405
U8 Kemampuan petugas 3,595
U9 Keramahan petugas 3,524
U10 Kedisiplinan petugas 3,476
U11 Kecekatan petugas 3,310
U12 Maklumat pelayanan 3,833
U13 Penyampaian keluhan 3,667
U14 Respon petugas 3,452
U15 Perhatian petugas 3,500
• Sumber: Pengolahan data kuesioner

Untuk mengetahui nilai indeks unit disimpulkan sebagai berikut :


pelayanan pada Puskesmas dihitung dengan Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai
cara sebagai berikut: indeks x Nilai dasar 3,470 x 25 = 86,74
(3,357 x 0,067) + (3,452 x 0,067) + (3,095 x Dengan menggunakan metode skala
0,067) + (3,167x 0,067) + (3,500 x 0,067) + indeks tersebut diatas dapat ditarik sebuah
(3,452 x 0,067) + (3,405 x 0,067) + (3,595x kesimpulan bahwa responden dalam penelitian
0,067) + (3,524 x 0,067) + (3,476 x 0,067) + ini menilai pelayanan yang diberikan oleh
(3,310 x 0,067) + (3,833x 0,067) + (3,667 x Puskesmas Mantrijeron adalah “SANGAT
0,067) + (3,452 x 0,067) + (3,500 x 0,067) = BAIK” yang ditunjukkan dengan skor 86,74
3,470 yang masuk kedalam kategori pelayanan A
yang berarti SANGAT MEMUASKAN.
Dengan demikian maka nilai indeks Kemudian kami juga akan menyajikan
pelayanan Puskesmas Mantrijeron dapat data diatas berdasarkan peringkat variabel
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 153

kualitas pelayanan dengan maksud untuk tinggi adalah unsur “Maklumat Pelayanan”
mengetahui secara mudah variabel apa yang yang ditunjukkan dengan angka 3,833 yang
mendapat penilaian tertinggi dan unsur berarti “Sangat Baik”
variabel apa yang dinilai responden paling
rendah. Sehingga kami dapat memberikan B. Pembahasan
masukan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta Dari beberapa indikator terkait dengan
selaku pemilik dan pihak Puskesmas variable kualitas pelayanan yang telah
Mantrijeron sebagai solusi agar dapat menjadi ditampilkan dalam bentuk kuantitatif diatas,
lebih baik. Demikian juga sebaliknya agar terdapat hal lain yang dirasakan masyarakat
dapat diketahui variabel ataupun unsur apa lansia dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang memiliki penilaian tinggi dimana di Puskesmas Mantrijeron. Terdapat unsur lain
variabel/unsur ini dapat terus dipertahankan. yang tidak terbaca dalam analisis kuantitatif
Berikut ini adalah urutan peringkat yaitu berkaitan dengan sarana dan prasarana
variabel dan unsur pelayanan yang dihimpun yang didapatkan dan dirasakan oleh masya-
dalam tabel. rakat lansia. Adapun yang dimaksud dengan
unsur sarana berkaitan dengan kondisi tempat
Tabel 2
tidur, kenyamanan ruang tunggu pasien, tata
Urutan Peringkat Indeks Seluruh Unsur
Pelayanan letak ruang pelayanan, tata letak mebel yang
berada di ruang pelayanan pasien. Berkaitan
UNSUR NILAI dengan kondisi tempat tidur, sudah tersedia
No. PELAYANAN RATA-RATA tempat tidur yang dipergunakan untuk
1 Maklumat pelayanan 3,833 melakukan pengecekan kondisi fisik pasien
2 Penyampaian keluhan 3,667 ketika melakukan pelayanan tetapi fasilitas
3 Kemampuan petugas 3,595 tersebut kurang sesuai jika ditempatkan untuk
4 Keramahan petugas 3,524
menangani pelayanan terhadap lansia
5 Kepastian biaya 3,500
berkaitan dengan tinggi tempat tidur yang
6 Perhatian petugas 3,500
7 Kedisiplinan petugas 3,476
sering tidak dapat dijangkau oleh lansia
8 Prosedur Pelayanan 3,452 dengan keterbatasan fisik. Selain itu juga tidak
9 Respon petugas 3,452 tersedia sarana lain yang memudahkan pasien
10 Keterjangkauan biaya 3,452 lansia untuk menjangkau tempat tidur ketika
11 Hasil Diagnosa 3,405 melakukan pelayanan. Hal lain berkaitan
12 Persyaratan pelayanan 3,357 dengan kenyaman ruang tunggu pasien,
13 Kecekatan petugas 3,310 dimana sudah ada kursi tunggu yang beberapa
14 Kecepatan pelayanan 3,167 sudah diberi bantalan untuk memberikan
15 Kepastian jam layanan 3,095 kenyaman bagi lansia dalam menunggu antrian
*Sumber: Pengolahan data kuesioner layanan, tetapi jumlah kursi tersebut tidak
Dengan pemaparan hasil indeks diimbangi dengan jumlah pasien yang datang
sesuai dengan peringkatnya, maka bisa kita ke Puskesmas Mantrijeron sehingga beberapa
ketahui bahwa di Puskesmas Mantrijeron pasien lansia harus menunggu diruang tunggu
unsur penelitian yang mendapatkan nilai agak jauh dengan ruang pelayanan. Hal ini
paling rendah adalah unsur “Kepastian Waktu menyulitkan bagi pasien lansia dengan
Pelayanan” dengan skor indeks 3,095 yang keterbatasan fisik pendengaran yang mulai
sebetulnya masih masuk dalam kategori menurun. Berkaitan dengan tata letak ruangan
“Sangat Baik”, dan sebaliknya unsur pelayanan dimana ruang pelayanan bagi lansia
penelitian yang mendapat penilaian paling berada cukup jauh dari lokasi pendaftaran
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 154

sehingga cukup menyulitkan bagi masyarakat ngan tempat tidur, posisi tempat pelayanan,
lansia yang memiliki keterbatasan fisik dan kondisi tata letak sarana pelayanan di-
tidak didampingi oleh anggota keluarga lain. mungkinkan ramah lansia sehingga lansia
Sarana n prasarana lain yang dirasa masih tidak kesulitan dalam memperoleh layanan
kurang yaitu terkait dengan kondisi ruang dan merasa nyaman terkait dengan kondisi
pelayanan yang tidak cukup luas sehingga rentan yang dialami oleh lansia.
menyulitkan pasien memperoleh layanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN DAN SARAN Crossley, K.B dan Peterson, P K (1996)


1) Simpulan Infections in The Elderly. Department
Berdasarkan hasil analisis yang telah of Medicine, The University of Chicago
dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat 22 (2):09-15
ditarik kesimpulan terkait kualitas
pelayanan pasien Lansia pada Puskesmas Deddy Mulyadi. 2015, Studi Kebijakan Publik
Mantrijeron adalah sebagai berikut: dan Pelayanan Publik. Bandung :
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Alfabeta
Mantrijeron kepada pasien Lansia
dikategorikan “SANGAT BAIK” atau A Departemen Kesehatan Republik Indonsesia.
yang ditunjukkan dengan skor 86,74. 2009. Sistem Kesehatan Nasional.
Adapun skor tersebut berkaitan dengan Depkes RI. Jakarta
variable kualitas pelayanan berupa:
persyaratan pelayanan; procedure pela- Harbani, P. (2007). Teori Administrasi Publik.
yanan; kepastian jam layanan ; kecepatan Bandung: Alfabeta.
pelayanan; kepastian biaya; keterjangkauan
biaya; hasil diagnose; kemampuan petugas; Harman, D. 1981. The Aging Process (free
keramahan dan kedisiplinan petugas; radicals / evolution / antioxidants /
kecekatan petugas; maklumat pelayanan; degenarative diseases / longevety,
penyampian keluhan; respon dan perhatian Medical Sciences 78 (11):7124-7128
petugas pelayanan. Adapun unsur lain yang
dirasakan oleh masyarakat lansia berkaitan Hermawati, I., & Sos, M. (2015). Kajian
dengan aspek sarana dan prasarana yang tentang Kota Ramah Lanjut Usia.
masih dirasa kurang memuaskan berkaitan Yogyakarta: Badan Pendidikan dan
dengan kondisi jarak ruang pelayanan Penelitian Kesejahteraan Sosial Balai
dengan pendaftaran, tata letak sarana Besar Penelitian dan Pengembangan
layanan dan kondisi tempat tidur yang Pelayanan Kesejahteraan Sosial
masih kurang nyaman dan sesuai (B2P3KS).
dipergunakan untuk pasien lansia dalam
memperoleh layanan. Hardiansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Publik,
Yogyakarta, Gava Media
2) Saran
Salah satu yang perlu dilakukan Ibrahim, A. (2008). Teori dan konsep
berkaitan dengan pelayanan terhadap lansia pelayanan publik serta imple-
yaitu adanya perbaikan berkaitan dengan : mentasinya. Bandung: Mandar Maju,
jarak ruangan pasien lansia dengan 143.
pendaftaran, sarana pelayanan terkait de-
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 155

Kumar, R dan M. Safee. 2014. Assessment of Disabled (SUCCEED project), Journal


Morbidity Pattern And its Correlates of Evolution in Clinic Practice : 1365-
Among Elderly Population in Rural 1294
Area of Perambalur, Tamilnadu, India,
International Journal of Biomedical Ratminto&Atik, S. W. (2009). Manajemen
Research. Pelayanan: Pengembangan Model
Konseptual, Penerapan Citizen’s
Kusuma, R. (2016). Analisis Kualitas Cahrter dan Standar Pelayanan
Pelayanan Unit Layanan Pengadaan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(Ulp) Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Sebagai Praktik Statistik, B. P. (2010). Sensus Penduduk 2010.
Good Governance Pemerintah Daerah Jakarta: BPS.
(Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada). Sinambela, L.P (2010) Teori Reformasi
Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan,
Lansia, K. (2010). Pedoman Pelaksanaan dan Implementasi. Jakarta: Bumi
Posyandu Lansia. Aksara

Moenir (2010) Manajemen Pelayanan Umum Tamimi, N., Haryanti, D. F., SKp, M. K., &
di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Hasanbasri, M. (2016). Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Bagi Kelompok
Nie, J.X, L.Wang, C.S. Tracy, R. Moineddin Lanjut Usia (Lansia) (Analisis Data
dan R.E. Upshur. 2007. Health Care IFLS4/SAKERTI 2007) (Doctoral
Service Utilization Among The Elderly Dissertation, Universitas Gadjah
: Findings From The Study to Mada).
Understand The Chronic Condition
Experience of the Elderly and the

Anda mungkin juga menyukai