ABSTRAK
Penduduk lansia di Indonesia senantiasa mengalami peningkatan setiap tahun. Disatu sisi
angka tersebut menunjukkan kualitas kesehatan yang semakin baik, tetapi disisi lain
jumlah penduduk lansia yang semakin meningkat membawa berbagai konsekuensi
tersendiri. Dari sisi pemerintah kondisi lansia ini telah mendapat perhatian serius dengan
dikeluarkannya sejumlah peraturan berkaitan dengan kesejahteraan dan kesehatan lansia.
Dengan berbagai aturan tersebut juga memunculkan berbagai program kerja baik ditingkat
pusat maupun daerah agar tujuan dari adanya kebijakan dapat terealisasi dengan optimal
untuk peningkatan derajat kesehatan khususnya bagi lansia. Salah satu Puskesmas di Kota
Yogyakarta yang memiliki predikat sebagai Puskesmas ramah lansia adalah Puskesmas
Mantrijeron. Sebagai salah satu Puskesmas dengan predikat tersebut tentu terdapat
beberapa indikator pelayanan yang memang di khususkan bagi masyarakat lansia di Kota
Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk melakukan penelitian berkaitan
dengan bagaimana kualitas pelayanan terhadap lansia di Puskesmas Mantrijeron dengan
latar belakang penelitian belum ada penelitian sebelumnya yang terfokus pada kualitas
pelayanan khususnya bagi masyarakat lansia. Adapun metode penelitian yang
dipergunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah mix method dimana metode
kuantitatif dengan skala indeks dipergunakan untuk mengetahui ukuran kualitas pelayanan
berdasarkan variabel layanan apa saja yang telah diterima oleh masyarakat lansia. Metode
kualitatif dipergunakan untuk menggali secara mendalam respon masyarakat lansia terkait
dengan pelayanan yang ada di Puskesmas Mantrijeron. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil pelayanan yang ada Puskesmas Mantrijeron menunjukkan skala
“SANGAT BAIK” yang ditunjukkan dengan skor 86,74. Tetapi terdapat beberapa hal yang
dirasakan oleh masyarakat lansia berkaitan dengan sarana dan prasarana pelayanan lansia
yang dirasa masih kurang, antara lain terkait dengan penempatan ruangan antara
pendaftaran dan ruang pelayanan lansia, kondisi sarana pelayanan seperti tempat tidur, tata
letak sarana layanan yang dirasakan kurang memberikan kenyaman bagi lansia dalam
memperoleh pelayanan.
1
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial Dan Humaniora, Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta. email nurfitri.mutmainah1@gmail.com
2
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial Dan Humaniora, Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
143
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 144
ABSTRACK
The population of the eldery in Indonesia is growing bigger every years. In other side the
number show the quality of services health but on the other side of the elderly grow
increasing brings a separate consequences. The side for the government has the elderly
has serious attention after some rules relating to welfare and health elderly. With vouriusly
rule also brings the good program in central and local government that the purpose can be
optimal to health improvement especially for elderly. One of the Puskemas in Central
Yogyakarta who has known as the elderly friendly services is Puskemas Mantrijeron.
Puskesmasn Mantrijeron predicate is course there has some indicators services about
elderly in Central Yogyakarta. So the purpose study is to analysis about “How the quality
services for elderly in Puskemas Mantrijeron” that background of the analysis is nothing
study with quality services about elderly. This study uses mix methods which the
quantitative methods with skala indeks and qualitative research methods using descriptive
analysis unit elderly who have joined the health service in Puskesmas Mantrijeron. The
findings from this study showed that the quality services in Puskesmas Mantrijeron show
“very excellent” with score 86.74. But there are some things felt by the community elderly
pertaining to facilities and infrastructure service elderly who is still lacking, between other
related well room between the registration and the room service elderly, the state of
infrastructure services like a bed, the layout facilities services perceived not take comfort
for elderly in obtaining service.
9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan penduduk usia lanjut terus meningkat dari
Pemberdayaan Masyarakat tahun ke tahun. Penduduk lanjut usia yaitu
10. Menguatkan Manajemen, Penelitian penduduk dengan usia lebih dari 60 tahun
Pengembangan dan Sistem Informasi tumbuh dengan sangat cepat bahkan
11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem tercepat dibanding kelompok usia lainnya.
Jaminan Sosial Nasional Bidang Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi
Kesehatan ledakan jumlah penduduk lanjut usia
12. Mengembangkan dan Meningkatkan (Komnas Lansia, 2010)
Efektifitas Pembiayaan Kesehatan Dalam profil penduduk lansia juga
disebutkan bahwa angka kesakitan pada
Dalam point 1 RPJMN diatas lanjut usia ada kecenderungan mengalami
disebutkan bahwa salah satu rencana peningkatan. Pada tahun 2005, persentase
pembangunan yang akan ditempuh dibidang angka kesakitan lansia sebanyak 29,98%,
kesehatan adalah Pemenuhan Akses tahun 2007 persentase angka kesakitan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia yang bertambah menjadi 31,11%, kemudian pada
Berkualitas. tahun 2009, persentase angka kesakitan
Salah satu indikator keberhasilan agak sedikit menurun menjadi 30,46%.
pembangunan adalah semakin mening- Prediksi persentase penduduk lanjut usia
katnya usia harapan hidup penduduk, dan akan mencapai 9,77 persen dari total
dengan semakin meningkatnya usia harapan penduduk pada tahun 2010 dan menjadi
hidup penduduk, menyebabkan jumlah 11,34 persen pada tahun 2020 (BPS, 2010).
Gambar 1.1
Jumlah Penduduk Lansia
Menurut Kumar (2014) bahwa lanjut disamping faktor psiko sosial, personal dan
usia (lansia) bukan suatu penyakit, tetapi sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap
lansia sangat rentan terhadap penyakit yang permasalahan permasalahan yang akan
bersifat menahun/jangka panjang dan mempengaruhi derajat kesehatannya. Ada-
berbahaya seperti penyakit kardiovaskular, nya industrialisasi, urbanisasi, peningkatan
stroke, kanker, diabetes, gangguan mus- status pendidikan serta pengaruh budaya
kuloskeletal dan penyakit mental. Hal ini barat akan membawa perubahan nilai dan
dikarenakan pada lansia terjadi penurunan gaya hidup.
berbagai fungsi tubuh sehingga akan Harman dalam Tamimi (2016)
meningkatkan/ mempengaruhi masalah menyatakan bahwa proses penuaan pada
kesehatan pada diri lansia tersebut, lanjut usia merupakan akumulasi dari
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 146
perubahan yang progresif seiring dengan lebih besar dan tuntutan yang lebih besar
proses berjalannya waktu yang terus dalam pelayanan kesehatan (Nie et al,
meningkat dan bertanggung jawab terhadap 2008). Lebih lanjut Nie et al, (2008)
suatu kelemahan/kerentanan yang biasanya menyatakan perlunya evaluasi bagaimana
disertai dengan penyakit dan kematian. pelayanan kesehatan yang diterima, dan
Proses penuaan pada seseorang tentunya bagaimana sistem perawatan kesehatan
berdampak pada berbagai aspek kehidupan, terbaik agar ditingkatkan untuk memenuhi
baik sosial, ekonomi, dan terutama kese- kebutuhan kesehatan lansia.
hatan, karena dengan semakin bertambah- Dari latar belakang tersebut penulis
nya usia, fungsi organ tubuh akan semakin tertarik untuk melakukan penelitian tentang
menurun baik karena faktor alamiah masalah pelayanan kesehatan pada kelom-
maupun karena penyakit. pok lansia dikarenakan beberapa sebab :
Peterson, et al dalam Tamimi 1. Meningkatnya populasi lansia akibat
(2016), menyatakan bahwa orang tua/lansia meningkat usia harapan hidup,
mempunyai faktor risiko yang lebih atau 2. Ada kecenderungan meningkatnya
resiko meninggal karena penyakit menular angka kesakitan lansia,
yang serius, seperti pneumonia, meningitis, 3. Lansia sangat rentan terhadap
endokarditis, selulitis, dan infeksi pada penyakit dan kecacatan akibat dari
saluran kemih dan gastrointestinal yang degeneratif organ dan fungsi tubuh
sebenarnya penyakit infeksi ini dapat sehingga perlu diupayakan pelayanan
dicegah jika dokter mampu mendiagnosis kesehatan yang lebih intens, serta
dan mendapat pengobatan lebih awal. Lebih 4. Prevalensi yang besar dari populasi
lanjut Peterson et al dalam Tamimi (2016), lansia dan angka kesakitan pada lansia
menyatakan bahwa pada usia kronologis, berpengaruh pada pelayanan
yaitu : orang dengan usia lebih dari 60 kesehatan yang disediakan. Lebih
tahun atau 70 tahun) akan terjadi penurunan lanjut, penulis tertarik melakukan
sistem kekebalan tubuh yang diduga studi penelitian yang berfokus pada
berperan dalam memperburuk keadaan pelayanan kesehatan lansia yang
tersebut sehingga angka kematian mening- berada di Puskesmas Mantrijeron.
kat akibat masalah medis yang kronis Landasan yang menjadi dasar penulis
(misalnya, diabetes, penyakit paru-paru mengambil fokus studi pelayanan di
kronis, kongestif gagal jantung, keganasan, Puskesmas Mantrijeron dikarenakan
demensia, dan kekurangan gizi). Peterson et puskesmas tersebut merupakan salah
al dalam Tamimi (2016), mencatat bahwa satu puskesmas ramah lansia yang
lansia dengan perawatan jangka panjang di berada di Kota Yogyakarta.
panti jompo mempunyai risiko terjadi
penyebaran infeksi (misalnya, infeksi Stap- B. Perumusan Masalah
hylococcus aureus yang resisten methi- “Bagaimana Kualitas Pelayanan ter-
cillin) secara endemik, dan untuk jenis lain hadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron
adalah infeksi saluran kemih akibat Kota Yogyakarta”
pemasangan kateter.
Pertumbuhan yang sangat pesat dari C. Tujuan Penelitian
populasi lansia akan memicu peningkatan Untuk mengetahui kualitas pelayanan
yang dramatis dalam prevalensi penyakit lansia berdasarkan variable kualitas
kronis. Pada tingkat populasi, diperkirakan pelayanan yang ada di Puskesmas Mantri-
akan menyebabkan tingkat kecacatan yang jeron
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 147
yang baik dari pemberi pelayanan terhadap dalam Laporan Kajian Kota Ramah Lansia
penerima pelayanan. B2P3KS tahun 2015). Lebih lanjut seorang
ahli gerontologi menyebutkan bahwa
3. Lansia perubahan pada kulit, otot dan tulang,
Penuaan merupakan suatu proses alami sistem syaraf, dan sistem tulang punggung
dimana seseorang mengalami kemunduran merupakan penurunan perubahan yang
fisik, mental dan sosial yang saling umumnya terjadi pada kaum lansia
berinteraksi satu sama lain sebagai akibat (Fitzpatrick dan LaGory 2002 dalam
bertambahnya usia. Penurunan kondisi Hermawati Laporan Kajian Kota Ramah
tersebut di atas bagi seseorang yang Lansia B2P3KS tahun 2015). Berdasarkan
memasuki masa lanjut usia dapat dilihat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
dari beberapa perubahan: (1) perubahan lanjut usia atau lansia merupakan suatu
yang nampak pada penampilan bagian kondisi dimana seseorang mulai mengalami
wajah, tangan dan kulit, (2) perubahan yang penurunan kondisi baik fisik maupun
terjadi pada bagian dalam tubuh seperti psikologis sehingga secara fisik rentan
sistem syaraf,otak, limpa dan hati, (3) terhadap penyakit. Secara psikologis
perubahan fungsi panca indera: penglihatan, kondisi lansia yang mengalami berbagai
pendengaran, penciuman dan perasa, (4)) macam penurunan juga berdampak pada
penurunan motorik antara lain ketidakpercayaan diri sehingga dalam
berkurangnya kekuatan, kecepatan dan masyarakat sosial juga rentan terhadap cara
belajar keterampilan baru. Perubahan- berkomunikasi.
perubahan tersebut secara bertahap akan
mengarah pada kemunduran kondisi HASIL PENELITIAN TERDAHULU
kesehatan fisik dan psikis, yang selanjutnya Terdapat beberapa penelitian yang
akan berpengaruh pada aktivitas ekonomi pernah dilakukan berkaitan dengan Puskesmas
dan sosial mereka. (Istiana Hermawati Mantrijeron, antara lain :
oleh masyarakat terkait dengan respon 8) Berdasarkan variabel layanan aduan, 67%
petugas pelayanan, kompetensi dalam responden menyatakan dapat memberikan
penanganan pasien, dan keramah tamahan layanan aduan dengan sangat mudah
petugas dalam pelaksanaan pelayanan. apabila terdapat bentuk-bentuk pelayanan
7) Berdasarkan variabel maklumat pelayanan, yang tidak sesuai atau kurang jelas dalam
83% responden menyatakan terdapat janji pelaksanaan.
layanan yang diinfokan melalui informasi Dari metode yang dipakai dalam
yang jelas di pintu depan pelayanan memperoleh hasil kualitas pelayanan yang
sehingga masyarakat dapat dengan jelas dijelaskan diatas, maka diperoleh hasil dari
mengetahui komitmen petugas dalam masing-masing variabel/ unsur pelayanan
melaksanakan pelayanan. seperti yang tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Indeks Pelayanan Masing-Masing Unsur
NILAI
No. UNSUR PELAYANAN
RATA-RATA
U1 Persyaratan pelayanan 3,357
U2 Prosedur Pelayanan 3,452
U3 Kepastian jam layanan 3,095
U4 Kecepatan pelayanan 3,167
U5 Kepastian biaya 3,500
U6 Keterjangkauan biaya 3,452
U7 Hasil Diagnosa 3,405
U8 Kemampuan petugas 3,595
U9 Keramahan petugas 3,524
U10 Kedisiplinan petugas 3,476
U11 Kecekatan petugas 3,310
U12 Maklumat pelayanan 3,833
U13 Penyampaian keluhan 3,667
U14 Respon petugas 3,452
U15 Perhatian petugas 3,500
• Sumber: Pengolahan data kuesioner
kualitas pelayanan dengan maksud untuk tinggi adalah unsur “Maklumat Pelayanan”
mengetahui secara mudah variabel apa yang yang ditunjukkan dengan angka 3,833 yang
mendapat penilaian tertinggi dan unsur berarti “Sangat Baik”
variabel apa yang dinilai responden paling
rendah. Sehingga kami dapat memberikan B. Pembahasan
masukan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta Dari beberapa indikator terkait dengan
selaku pemilik dan pihak Puskesmas variable kualitas pelayanan yang telah
Mantrijeron sebagai solusi agar dapat menjadi ditampilkan dalam bentuk kuantitatif diatas,
lebih baik. Demikian juga sebaliknya agar terdapat hal lain yang dirasakan masyarakat
dapat diketahui variabel ataupun unsur apa lansia dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang memiliki penilaian tinggi dimana di Puskesmas Mantrijeron. Terdapat unsur lain
variabel/unsur ini dapat terus dipertahankan. yang tidak terbaca dalam analisis kuantitatif
Berikut ini adalah urutan peringkat yaitu berkaitan dengan sarana dan prasarana
variabel dan unsur pelayanan yang dihimpun yang didapatkan dan dirasakan oleh masya-
dalam tabel. rakat lansia. Adapun yang dimaksud dengan
unsur sarana berkaitan dengan kondisi tempat
Tabel 2
tidur, kenyamanan ruang tunggu pasien, tata
Urutan Peringkat Indeks Seluruh Unsur
Pelayanan letak ruang pelayanan, tata letak mebel yang
berada di ruang pelayanan pasien. Berkaitan
UNSUR NILAI dengan kondisi tempat tidur, sudah tersedia
No. PELAYANAN RATA-RATA tempat tidur yang dipergunakan untuk
1 Maklumat pelayanan 3,833 melakukan pengecekan kondisi fisik pasien
2 Penyampaian keluhan 3,667 ketika melakukan pelayanan tetapi fasilitas
3 Kemampuan petugas 3,595 tersebut kurang sesuai jika ditempatkan untuk
4 Keramahan petugas 3,524
menangani pelayanan terhadap lansia
5 Kepastian biaya 3,500
berkaitan dengan tinggi tempat tidur yang
6 Perhatian petugas 3,500
7 Kedisiplinan petugas 3,476
sering tidak dapat dijangkau oleh lansia
8 Prosedur Pelayanan 3,452 dengan keterbatasan fisik. Selain itu juga tidak
9 Respon petugas 3,452 tersedia sarana lain yang memudahkan pasien
10 Keterjangkauan biaya 3,452 lansia untuk menjangkau tempat tidur ketika
11 Hasil Diagnosa 3,405 melakukan pelayanan. Hal lain berkaitan
12 Persyaratan pelayanan 3,357 dengan kenyaman ruang tunggu pasien,
13 Kecekatan petugas 3,310 dimana sudah ada kursi tunggu yang beberapa
14 Kecepatan pelayanan 3,167 sudah diberi bantalan untuk memberikan
15 Kepastian jam layanan 3,095 kenyaman bagi lansia dalam menunggu antrian
*Sumber: Pengolahan data kuesioner layanan, tetapi jumlah kursi tersebut tidak
Dengan pemaparan hasil indeks diimbangi dengan jumlah pasien yang datang
sesuai dengan peringkatnya, maka bisa kita ke Puskesmas Mantrijeron sehingga beberapa
ketahui bahwa di Puskesmas Mantrijeron pasien lansia harus menunggu diruang tunggu
unsur penelitian yang mendapatkan nilai agak jauh dengan ruang pelayanan. Hal ini
paling rendah adalah unsur “Kepastian Waktu menyulitkan bagi pasien lansia dengan
Pelayanan” dengan skor indeks 3,095 yang keterbatasan fisik pendengaran yang mulai
sebetulnya masih masuk dalam kategori menurun. Berkaitan dengan tata letak ruangan
“Sangat Baik”, dan sebaliknya unsur pelayanan dimana ruang pelayanan bagi lansia
penelitian yang mendapat penilaian paling berada cukup jauh dari lokasi pendaftaran
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta 154
sehingga cukup menyulitkan bagi masyarakat ngan tempat tidur, posisi tempat pelayanan,
lansia yang memiliki keterbatasan fisik dan kondisi tata letak sarana pelayanan di-
tidak didampingi oleh anggota keluarga lain. mungkinkan ramah lansia sehingga lansia
Sarana n prasarana lain yang dirasa masih tidak kesulitan dalam memperoleh layanan
kurang yaitu terkait dengan kondisi ruang dan merasa nyaman terkait dengan kondisi
pelayanan yang tidak cukup luas sehingga rentan yang dialami oleh lansia.
menyulitkan pasien memperoleh layanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Moenir (2010) Manajemen Pelayanan Umum Tamimi, N., Haryanti, D. F., SKp, M. K., &
di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Hasanbasri, M. (2016). Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Bagi Kelompok
Nie, J.X, L.Wang, C.S. Tracy, R. Moineddin Lanjut Usia (Lansia) (Analisis Data
dan R.E. Upshur. 2007. Health Care IFLS4/SAKERTI 2007) (Doctoral
Service Utilization Among The Elderly Dissertation, Universitas Gadjah
: Findings From The Study to Mada).
Understand The Chronic Condition
Experience of the Elderly and the