Anda di halaman 1dari 5

 Bagaimana penyebaran dan pemerataan kesehatan dan kesejahteraan yang ada di

berbagai macam daerah dan kota kota yang kecil ?


 Bagaimana tanggapan pemerintahan Indonesia tentang penyebaran kesehatan yang ada di
Indonesia ?
 Bagaimana cara pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan yang bagus ?
 Bagaimana cara pemerintah memenuhi kesejahteraan masyarakat di Indonesia ?
 Bagaimana cara menyadarkan pentingnya kesehatan kepada masyarakat Indonesia yang
terpencil dan tertinggal ?

Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan (2017-2022)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 69,62% penduduk Indonesia memiliki jaminan
kesehatan pada 2021, naik 1,26 poin dari 2021. Tren penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
meningkat sejak 2017. Sebanyak 59,41% penduduk miliki jaminan kesehatan pada 2017. Persentase
tersebut meningkat menjadi 64,1% pada 2018 dan terus meningkat menjadi 65,88% pada 2019. Lalu, saat
pandemi mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
Persentase penduduk yang miliki jaminan kesehatan meningkat 3,41 poin menjadi 69,29% pada 2020,
dan 68,36 pada 2021.

Penyebaran dan pemerataan kesehatan dan kesejahteraan yang ada di Indonesia saat ini adalah negara
Indonesia sedang menghadapi triple burden / beban tiga kali lipat berbagai masalah penyakit :
1. Adanya Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging seperti Covid 19.
2. Penyakit Menular belum teratasi dengan baik
3. Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung naik setiap tahunnya. Akibatnya dapat dilihat dari porsi
pengeluaran kesehatan Indonesia masih berfokus pada upaya kuratif.
Tantangan kesehatan di Indonesia salah satunya adalah terkait dengan Penyakit Tidak Menular
(PTM). Angka PTM sejak tahun 2010 mulai meningkat. Pola makan, pola asuh, pola gerak dan
pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula dan tinggi lemak diikuti gaya
hidup sedentary lifestyle, memilih makanan junk food/siap saji, ditambah dengan kurangnya aktivitas
fisik, stress dan kurangnya istirahat memicu timbulnya penyakit Hipertensi, Diabetes Militus, Obesitas,
Kanker, Jantung, dan hiperkolesterol dikalangan Masyarakat Indonesia. Upaya kita harus terus menekan
angka kejadian PTM supaya rendah dalam rangka mendorong pencapaian target pembangunan
kesehatan termasuk target SDGs 2030.
Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, PTM menjadi penyebab utama dari beban penyakit.
Pembiayaan kesehatan sebanyak 23,9% - 25% untuk pengeluaran penyakit katastropik. Pengeluaran
katastropik akan terus meningkat seiring meningkatnya angka PTM. Empat penyakit katastropik tertinggi
yaitu : Jantung, Gagal Ginjal, Kanker dan Stroke.

Riset Burden of Diseases, 2018 melaporkan bahwa penyebab kematian telah terjadi perubahan
penyebab kematian dari tahun 1990 – 2017. Stroke masih menempati urutan teratas dikemudian disusul
dengan Ischemic Heart Diseases, Diabetes Melitus (DM) dan Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD) semakin meningkat. Data ini memperkuat bahwa Penyakit Tidak Menular akan terus meningkat
dan sebagian besar dialami pada usia produktif sedangkan Tuberkulosis (TB) bergeser menjadi penyebab
kematian ke-4, walaupun terjadi penurunan, namum penyakit ini perlu diperhatikan karena karakteristik
tempat kerja yang spesifik seperti berkumpul dalam satu komunitas selama minimal 8 jam/hari dalam satu
ruangan yang sama sehingga dapat mengakibatkan tingginya risiko penularan TB di tempat kerja. Tahun
produktif yang hilang akibat kematian dini (Year of Lived Lost/YLL) dapat disebabkan karena kecelakaan
akibat kerja.

Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang sebenarnya kita cegah (preventable disease), dengan
mengenali faktor risikonya dan merubah gaya hidup yang lebih sehat, dengan cara CERDIK (Cek
kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang,
Istirahat yang cukup dan Kelola stress).

Untuk menjawab permasalahan dan tantangan kesehatan dimasa pandemi, maka diperlukan Strategi
yang harus dilakukan yaitu :
a. Memperkuat Kemampuan Edukasi dan Komunikasi dimana saja dan kapan saja tentang
pentingnya pencegahan dan pengendalian PTM berupa : Edukasi melalui media cetak dan elektronik,
sosial media, virtual zoom iklan layanan masyarakat, atau tatap muka dengan menerapkan protokol
kesehatan yang ketat.
b. Memperkuat Jejaring Kemitraan dengan menanamkan pemahaman yang sama tentang pentingnya
membangun dan menggalang kemitraan melalui pentahelix, baik antar sesama profesi kesehatan maupun
dengan mitra potensial yang memiliki visi dan misi yang sama dalam program penanganan pencegahan
dan pengendalian PTM di lapangan.
c. Memperkuat Pemberdayaan Masyarakat dengan mencari pola dan strategi yang sesuai dengan
karakteritik dan sosial budaya masyarakat, dalam rangka merancang penggerakan masyarakat, termasuk
bagaimana strategi menyampaikan pesan kesehatan agar masyarakat tahu, mau dam mampu mematuhi
dengan penuh kesadaran untuk dijadikan kebiasaan dan gaya hidup berperilaku hidup bersih dan sehat
sehari–hari.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, masih ada 6,09% penduduk Indonesia yang memiliki
keluhan kesehatan dan terganggu aktivitasnya, tapi enggan berobat jalan pada 2022. Persentase tersebut
mengalami kenaikan 1,06% poin dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,03%.

Melihat trennya, kasus yang kerap disebut sebagai unmeet need pelayanan kesehatan di tanah air
cenderung mengalami peningkatan. Meski demikian, pertumbuhannya tidaklah terlalu besar.

Berdasarkan kelompok usia, penduduk berumur 65 tahun ke atas memiliki tingkat unmet need pelayanan
kesehatan tertinggi, yakni 8,58%. Sementara, tingkat unmet need pelayanan kesehatan terendah berada di
kelompok usia 20-24 tahun sebesar 4,7%.

Dari kelompok pengeluarannya, tingkat unmet need pelayanan kesehatan tertinggi berada di kuintil dua,
yaitu 6,67%. Sedangkan, persentase terendah berasal dari kuintil lima sebesar 4,83%.

Sebagai informasi, unmet need pelayanan kesehatan merupakan indikator yang digunakan untuk melihat
cakupan penduduk yang sakit, tapi tidak berobat. Ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti tak punya
biaya, keterbatasan sarana transportasi, hingga waktu tunggu pelayanan yang lama.

 Bagaimana cara pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan yang bagus?

Pemerintah Indonesia terus upayakan capai cakupan kesehatan semesta atau Universal health
Coverage (UHC). Cakupan kesehatan semesta menjamin seluruh masyarakat mempunyai akses untuk
kebutuhan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan efektif.

Selain itu pemerintah juga melakukan banyak hal :

 Pertama, peningkatan akses. Upaya ini dilakukan melalui pemenuhan tenaga kesehatan,
peningkatan sarana pelayanan primer (Puskesmas, klinik pratama, dokter praktek mandiri),
pemenuhan prasarana pendukung (alat kesehatan, obat, dan bahan habis pakai), serta inovasi
untuk pelayanan di daerah terpencil dan sangat terpencil, dengan pendekatan pelayanan kesehatan
bergerak, gugus pulau, atau telemedicine.
 Kedua, peningkatan mutu baik fasilitas penyelenggara layanan, maupun sumber daya manusia
kesehatan diantaranya melalui penyediaan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) atau
standar prosedur operasional (SPO), peningkatan kemampuan tenaga kesehatan (Nakes), dokter
layanan primer (DLP) dan akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
 Ketiga, regionalisasi rujukan melalui penguatan sistem rujukan baik di tingkat Kabupaten,
Regional, maupun Nasional. Sejak jaminan kesehatan nasional (JKN) dilaksanakan mulai awal
2014, kebutuhan penataan sistem rujukan semakin dibutuhkan. Di era JKN, mekanisme rujukan
penting untuk menjamin mutu pelayanan dan efisiensi pembiayaan.
 Keempat, penguatan peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi
melalui sosialisasi advokasi dan capacity building.
 Kelima, penguatan dukungan bagi penguatan pelayanan kesehatan dari lintas sektor, baik itu
berupa regulasi, infrastruktur, maupun pendanaan.

 Bagaimana cara pemerintah memenuhi kesejahteraan masyarakat di Indonesia ?

1. Pengembangan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam.


2. Meciptakan program untuk mewujudkan sebuah desa dengan masyarakat yang sadar
tentang kesehatan, gizi, pola hidup sehat, dan bersih baik jasmani dan rohanis.
3. Menata kehidupan masyarakat yang aman, tertib, taat hukum, dan harmonis.
4. Memperkuat ketahanan sosial dan budaya masyarakat berdasakan nilai luhur budaya
lokal.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/20/164114169/upaya-mewujudkan-kesejahteraan-
masyarakat

Program kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat

Sejak 2014, pemerintah Indonesia telah menjalankan program Indonesia Sehat sebagai bentuk promosi
layanan kesehatan berkualitas. Selain itu, program tersebut dibentuk untuk mendorong seluruh lapisan
masyarakat untuk mendapatkan tingkat kesehatan tertinggi.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F. Moeloek dalam sesi General Debate di World Health
Assembly ke-72 yang berlangsung di Swiss mengungkapkan bahwa Indonesia Sehat mempunyai tiga
elemen yang menguatkan, yakni:

1. Paradigma Sehat, sesuai namanya, berfungsi menyebarkan cara berpikir (paradigma) seputar
kesehatan di setiap aspek pembangunan nasional. Caranya dengan promosi kesehatan
lewat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS;

2. Dalam Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer, terdapat upaya untuk meningkatkan kualitas
layanan kuratif maupun rehabilitas. Menurut Nila, Indonesia sebenarnya sudah menerapkan
pendekatan berbasis keluarga. Tujuannya adalah menunjang akses lebih mudah ke layanan
kesehatan yang komprehensif;

3. Lalu, ada Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN, sebuah program yang memastikan supaya
masyarakat dalam mendapatkan akses yang mudah nan terjangkau terhadap layanan-layanan
kesehatan.

Pencapaian layanan kesehatan melalui program JKN

Dibandingkan dua elemen lainnya, Jaminan Kesehatan Nasional menjadi program yang paling bersinar
dalam Indonesia Sehat. Hal tersebut dibuktikan dari data yang mencatat setidaknya ada lebih dari 219 juta
orang yang telah tercakup dalam JKN per April 2019. Dengan kata lain, 82% dari total penduduk di
Indonesia telah dinaungi program tersebut.

Semua pelanggan yang mengikuti JKN sejauh ini dilayani sekitar 22 ribu penyedia layanan kesehatan
primer. Sementara kurang lebih 2.500 lainnya mendapatkan layanan kesehatan rujukan, baik dari pihak
swasta maupun pemerintah.

Angka-angka tersebut dianggap sebagai pencapaian luar biasa oleh Kementerian Kesehatan, terutama
saat mengingat bahwa Indonesia baru memulai skema asuransi kesehatan nasional lima tahun lalu. Tak
menutup kemungkinan prestasi ini mengalami peningkatan menjanjikan dan signifikan.

https://ayosehat.kemkes.go.id/program-indonesia-sehat-untuk-mensejahterakan-masyarakat

chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/
others/1._Rencana_Aksi_Program_Kesmas_2020_-_2024.pdf
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201212/0135971/pemerintah-upayakan-universal-health-
coverage-bagi-masyarakat-indonesia/

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20161104/2918732/kuatkan-layanan-kesehatan-pemerintah-lakukan-
lima-upaya-secara-simultan/

Anda mungkin juga menyukai