Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Promosi Kesehatan dengan Kependudukan dan KB

Erihka Silvia Siregar (C5)

102016189

Alamat Korespodensi : erihka.102019138@civitas.ukrida.ac.id

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510. Telepon: (021) 5694-2061. Fax: (021) 563-1731

Abstrak
Kependudukan di Indonesia mulai tidak terkendali terutama wilayah pedesaan, oleh karena
itu pemerintah mengupayakan program keluarga berencana (KB). Tetapi yang menjadi masalah
disini adalah rendahnya pengetahuan penduduk tentang program KB akibat telah lama
ditinggalkan begitu saja. Oleh karena itu, dilakukanlah promosi kesehatan ke semua wilayah-
wilayah secara merata dan terstruktur agar menciptakan kondisi kesehatan yang baik. Tidak
hanya itu promosi kesehatan dapat juga berupa pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA),
mengingat angka kematian ibu yang tinggi pasca persalinan sehingga banyak anak terlahir dan
tumbuh tanpa seorang ibu. Selain itu, dalam kesehatan lingkungan juga dengan memperhatikan
aspek sosial dan ekonomi. Diharapkan setelah langkah ini dilakukan maka akan tercipta perilaku
dan kondisi kesehatan yang stabil untuk menuju visi indonesia sehat.
Kata kunci : Program KB, kesehatan ibu dan anak, faktor penularan penyakit,
kependudukan.

Abstract
Populatiole.Population in Indonesia is starting to get out of control, especially in rural
areas, so the government is working on a family planning (KB) program. But the problem here is
the lack of knowledge of the population about family planning programs due to long-standing
abandoned. Therefore, health promotion is carried out to all regions evenly and structured in
order to create good health conditions. Not only that health promotion can also take the form of
maternal and child health services, considering the high maternal mortality rate after delivery so
that many children are born and grow up without a mother. In addition, in environmental health
also by paying attention to social and economic aspects. It is hoped that after this step is carried
out it will create stable health behaviors and conditions to achieve a healthy Indonesia vision.

Keywords: family program planning, maternal and child health, disease transmission factors,
population. 1|Hubungan
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
Pendahuluan
Kesehatan merupakan salah satu hal yang paling penting bagi seorang individu. Setiap orang
sudah sepatutnya menjaga kesehatannya karena apabila kesehatan terganggu, maka seseorang
tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebagaimana mestinya. Oleh karena
itu, pola pikir masyarakat yang berorientasi pada kesehatan merupakan sesuatu yang harus
diimplementasikan sejak dini. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, pemerintah
telah menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan seperti posyandu dan puskesmas di mana
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan mudah dan murah.
Dalam usaha untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, salah satu yang menjadi perhatian
utama adalah perbaikan gizi ibu hamil dan balita dalam rangka menurunkan angka kematian ibu.
Penerapan program-program seperti KIA, KB, imunisasi, dan peningkatan gizi merupakan salah
satu solusi bagi permasalahan multidimensional yang mungkin timbul akibat angka kematian ibu
yang tinggi, cakupan gizi yang kurang, dan permasalahan kependudukan yang dapat
menimbulkan masalah sosial dan ekonomi. Peningkatan kesehatan masyarakat merupakan sebuah
gerakan menuju negara yang semakin maju karena dengan tingkat kesehatan yang baik,
seseorang dapat menjadi produktif dan bekerja untuk bangsa dan negaranya dengan baik.
Diketahuinya populasi masyarakat kian bertambah dan berkurang. Berkurangnya masyarakat
meliputi banyak faktor, salah satunya adalah masalah kesehatan yang kurang memadai, lalu
bertambahnya masyarakat dalam suatu wilayah bisa saja tidak terkendali. Tetapi pemerintah telah
mengupayakan pemecahan masalah kesehatan dan angka kelahiran yang tidak terkandali tersebut.
Salah satunya contoh nyata yang kita kenal sehari-hari adalah program keluarga berencana atau
yang biasa kita sebut sebagai KB, program ini adalah salah satu program nasional dari
pemerintah untuk menjaga standar populasi pada suatu wilayah agar tidak terjadi ledakan
penduduk. Salah satu alasan pemerintah menggalakan program ini adalah karena pemerintah
merasa tidak ratanya jumlah penduduk di suatu daerah walaupun pemerintah sudah berkali-kali
mengupayakan giat emigrasi, imigrasi, transmigrasi, dan urbanisasi. Pemerintah berpikir tidak
selamanya penduduk harus dipindah-pindahkan setiap saat tetapi jika tidak dilakukannya
perpindahan penduduk maka terjadi kelahiran tak terhingga setiap harinya. Sehingga pemerintah
mengupayakan program KB untuk menurunkan jumlah kelahirannya mengingat makin banyak
jumlah penduduk dalam suatu wilayah, maka makin banyak masalah yang timbul, salah satunya
adalah kepadatan penduduk menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Itulah upaya
pemerintah mengatasi masalah kependudukan dengan program KB.

Paradigma Sehat
Paradigma sehat sangat berhubungan dengan pola-pola kehidupan sehat, pola hidup sehat
merupakan sebuah kebiasaan yang memperhatikan berbagai faktor tertentu yang sangat
mempengaruhi tingkat kesehatan seperti pola makan dan olah raga teratur. Karena disebut
sebagai sebuah pola hidup sehat, maka hal ini sangat memerhatikan aspek pemeliharaan
kesehatan, agar menjadi kebiasaan yang alami tanpa di sadari maka
2 | H pemeliharaan
u b u n g a n sebaiknya
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
dijadikan sebagai gaya hidup. Seperti yang sudah dikatakan diatas, kita bisa memulai dari hal-hal
sederhana yang pasti kita lakukan setiap hari seperti menjaga pola makan yang sehat dan sesuai
dengan tubuh, kemudian melakukan olah raga teratur sebagai keseimbangan kalori dan lemak
dalam tubuh dan gaya hidup lain yang menunjang kehidupan sehat layaknya memperhatikan
kebersihan lingkungan dan menjaga agar senantiasa bersih dan sehat. Tujuannya adalah untuk
mencapai kualitas hidup sehat dan terhindar dari segala jenis penyakit.1 Paradigma sehat adalah
suatu cara pandang dengan pembangunan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan kritis, artinya
kita sadar bahwa masalah kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor serta perlu adanya upaya
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan bahkan peningkatan kesehatan.2
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi
oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral. Singkatnya, paradigma sehat adalah
kerangka berpikir masyarakat yang berfokus pada upaya kesehatan secara promotif dan preventif
dalam membangun dan meningkatkan kesehatannya. Paradigma sehat ini penting sebagai
jembatan untuk membangun kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan merupakan upaya
pemabangunan nasional yang diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk hidup sehat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dengan derajat
kesehatan yang optimal, akan diperoleh sumber daya manusia yang kompeten dan produktif
sehingga dapat memajukan bangsa dan negara. Negara-negara yang lebih mengedepankan
program kesehatan yang bersifat promotif dan preventif derajat kesehatan masyarakatnya terbukti
lebih baik dibandingkan negara-negara yang program kesehatannya bersifat kuratif dan
rehabilitatif. Oleh karena itu, penting untuk mengubah persepsi dan cara pandang masyarakat
yang masih menanggap bahwa makna kesehatan identik dengan penyakit, obat, puskesmas,
rumah sakit, dan dokter atau dalam kata lain masih lebih mengedepankan upaya kuratif dan
rehabilitatif.4,5,6
Upaya promotif dan preventif sama-sama merupakan upaya kesehatan yang dilakukan
pada orang-orang yang masih sehat dan belum terserang penyakit. Upaya promotif dilakukan
dengan tujuan meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Contoh dari upaya promotif
antara lain dengan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, dan olahraga. Upaya preventif merupakan upaya yang difokuskan untuk
mencegah penyakit. Upaya ini dapat dilakukan dengan melakukan tindakan agar individu dan
masyarakat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menderta sakit penyakit. Contoh
tindakan upaya preventif antara lain dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, pemberian
atau konsumsi vitamin yang diperlukan tubuh, imunisasi dan vaksinasi, serta pemeriksaan dan
pemeliharaan kehamilan. Upaya promotif lebih berfokus pada peningkatan kesehatan sementara
upaya preventif lebih berfokus pada meningkatkan daya tahan tubuh agar kebal dari bibit
penyakit. Kedua upaya kesehatan ini merupakan hal yang saling terkait satu sama lain dan tidak
bisa dipisahkan karena dengan melakukan promosi kesehatan otomatis kita juga telah berupaya
preventif atau mencegah terjadinya penyakit. Sebaliknya pula, jika kita melakukan pencegahan
penyakit, artinya kita juga telah melakukan promosi kesehatan.7

Visi Indonesia
Adapun visi indonesia sehat yang berisi sebagai berikut : 3|Hubungan
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
1. Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi atau
harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang : Indonesia
Sehat 2010.
2. Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
3. Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya bagi terwujudnya
keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersediaair bersih, sanitasi lingkungan
memadai, perumahan dan pemukiman sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,
dan kehidupan masyarakat saling tolong menolong.
4. Perilaku Sehat dan perilaku proaktif untuk memelihata dan meningkatkan kesehatan,
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan masayarakat.

Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tinginya di wilayah kerjanya.8 Prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan puskesmas adalah
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari pada pengguna jasa pelyanan kesehatan di mana pasien
mengharapkan suatu penyelesaian dari masalah kesehatannya. Puskesmas merupakan salah satu
tombak terdepan pembangunan kesehatan masyarakat Indoensia. Sayangnya, sejak 20 tahun
terakhir citra pelayanan kesehatan melalui puskesmas kian memburuk akibat kalah bersaing
dengan rumah sakit. Stigma yang diberikan masyarakat bahwa puskesmas hanya untuk orang
miskin merupakan hal yang perlu diluruskan karena sifat puskesmas adalah mendekati
masyarakat pengguna.9
Untuk meningkatkan ketertarikan dan mengangkat paradigma yang telah berkembang di
masyarakat, puskesmas harus meningkatkan pelayanannya agar menjadi puskesmas idaman.
Puskesmas idaman adalah puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang memenuhi atau
melebihi harapan pasien serta memerikan pelayanan yang sesuai dengan SOP pelayanan
kesehatan. Dengan memberikan pelayanan kesehatan yang layak, murah, dan mudah dijangkau,
puskesmas dapat kembali menjadi fasilitas pelayanan kesehatan terdepan. Ketertinggalan alat-alat
dan fasilitas merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas
puskesmas agar tidak lagi kalah bersaing dengan rumah sakit dan dapat berfungsi dengan
sebagaimana mestinya.10
Posyandu

Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu merupakan suatu
gerakan masyarakat yang berupa forum komunikasi, informasi, 4edukasi,
| H u b u dan
n g aalih
n teknologi
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
pelayanan kesehatan masyarakat dari, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri yang mempunyai
nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia di tingkat hulu sejak dini.
Sederhananya, posyandu adalah pusat kegiatan di mana masyarakat dapat sekaligus memperoleh
pelayanan KB dan kesehatan.11 Kegiatan di posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan. Kegiatan utama mencakup KIA, KB, imunisasi, gizi, dan pencegahan serta
penanggulangan diare sementara kegiatan pengembangan merupakan kegiatan tambahan yang
merupakan pilihan masyarakat setempat di luar lima kegiatan utama yang telah ditetapkan.
Contoh dari kegiatan itu dapat berupa Bina Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), dan Bina Keluarga Lansia (BKL).12
Penyelenggaraan posyandu dilakukan dengan pola lima meja. Meja 1 adalah meja
pendaftaran di mana ibu menyerahkan KMS kepada kader dan kader mencatat nama pasien pada
buku catatan. Setelah itu, kader akan menyerahkan kembali KMS beserta selembar kertas kosong
untuk mencatat hasil penimbangan balita dan ibu. Meja 2 adalah meja penimbangan. Di sini akan
dilakukan penimbangan balita dan ibu lalu kader mencatat hasil penimbangan pada kertas yang
telah disediakan. Meja 3 adalah meja pencatatan dan pengisian KMS. Hasil penimbangan akan
dicatat dalam buku register dan dibuatkan grafik di KMS. Setelah itu ibu dipersilahkan menuju ke
meja 4. Meja 4 adalah meja penyuluhan perorangan di mana penyuluhan disesuaikan dengan
masalah yang nampak pada grafik KMS. Setiap ibu beserta balitanya akan diberikan penjelasan
lebih lanjut mengenai gizi, perawatan, peningkatan kesehatan, dan lainnya sesuai dengan kondisi
masing-masing. Meja 5 adalah meja pelayanan tenaga profesional yang meliputi pelayanan KIA,
KB, imunisasi, dan pengobatan. Selain itu, tersedia pula pelayanan yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan setempat.13

Pengertian Keluarga Berencana (KB)


KB adalah singkatan dari keluarga berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
maksud dari KB ialah untuk membentuk keluarga yang sehat sejahterah dengan membatasi
kelahiran. Keluarga berencana (KB) merupakan usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan sebuah pasangan suami-istri. Untuk bisa mencapai hal tersebut
maka diciptakanlah beberapa cara tertentu atau cara alternative untuk mencagah ataupun
menunda sebuah kehamilan.14
Pada umumnya keluarga berencana dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang dapat
mengatur banyak sedikitnya kehamilan sehingga memiliki dampak positif terhadap sebuah
keluarga. Diharapkan dengan adanya program keluarga berencana ini dapat menjadi solusi bagi
kehamilan yang matang sehingga akan terhindar dari segala tindak pengakhiran kehamilan
dengan perlakuan aborsi.15

Pelayanan Kontrasepsi dan Kengayoman Peserta KB


Para wanita yang baik yaitu sebagai calon ibu dan seorang ibu, adalah anggota keluarga yang
sangat memiliki potensi terbesar untuk mendapatkan pelayanan komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) dan pelayanan program keluarga berencana (KB) yang tepat dalam menjalankan
fungsi organ reproduksi. Reproduksi yang sehat merupakan salah satu5 | bentuk
H u b u keadaan
n g a n yang sehat
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
dalam arti sehat secara fisik, mental maupun kesejahteraan keluarga secara utuh, bebas dari
kondisi terserang penyakit dan kecacatan.16

Kekurangan Program Keluarga Berencana (KB)


Program KB sering dianggap kurang memadai, oleh karena itu tidak semua posyandu pada
suatu wilayah memiliki berbagai infrastruktur dan keahlian pada pemeriksaan program KB,
selain itu pula masih kurangnya penyuluhan tentang program KB sehingga tingkat pengetahuan
masyarakat tentang KB terasa sangat minim dalam suatu daerah, terutama pada ruang lingkup
pedesaan. Kebanyakan penduduka yang berdomisili di lingkup pedesaan masih kurang
pengetahuannya tentang kenapa harus ada program KB dan apa sebenarnya manfaat dari program
tersebut, sebagian dari pemikiran mereka masih berada dalam anggapan bahwa “banyak anak
rezeki”, mereka tidak tahu apa dampak di masa depan bila tidak digalakannya program KB ini.17

Tempat-Tempat Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Ada beberapa tempat yang menyediakan pelayanan keluarga berencana yang dilengkapi
dengan para infrastruktur dan ahlinya sesuai standar pelayanan yaitu (1) Rumah sakit, (2) Apotek
besar, (3) Puskesmas, dan (4) Tempat-tempat praktik dokter atau bidan ahli.

Dampak Program Keluarga Berencana (KB)


Dibuatnya program KB tentu saja memiliki tujuan serta memiliki dampaknya, diantaranya
adalah dampak-dampak baik bagi keluarga yang mengikuti program ini seperti :18
1. Penurunan angka kematian ibu dan anak
2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga
4. Peningkatan derajat kesehatan
5. Peningkatan mutu dan layanan KB
6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM)
7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam menyelenggarakan kenegaraan
dan pemerintahan berjalan lancer.

Tujuan Spesifik Keluarga Berencana


Adapun tujuan spesifik dari dibuatnya program keluarga berencana ini adalah (1)
menghindari kehamilan yang tidak diharapkan melalui kontrasepsi, (2) mengatur jaraknya
kehamilan, (3) memutuskan jumlah anak yang akan diharapkan dalam keluarga, (4) mengontrol
waktu terjadinya kelahiran, (5) mencegah kehamilan pada wanita yang
6 | Hmenderita
u b u n g apenyakit
n serius
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
sehingga kehamilan dapat menempatkan wanita tersebut pada risiko kesehatan, dan (6)
memberikan pilihan untuk menghindari kehamilan pada wanita carrier penyakit genetik.19

Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat
sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.20 Promosi kesehatan pada hakikatnya merupakan sebuah
kegiatan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat dalam kelompok maupun
individu, dengan adanya promosi kesehatan diharapkan pengetahuan tentang kesehatan menjadi
meningkat dan berpengaruh kepada perilaku dan gaya hidup masyarakat, dengan kata lain
promosi kesehatan diharapkan mampu membawa dampak baik terhadap perilaku kesehatan.
Dokter sedang melakukan promosi kesehatan. (lihat gambar 1)

Gambar 1. Promosi oleh dokter puskesmas

Metode Promosi Kesehatan


Di dalam suatu proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi kesehatan
yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya yang merupakan bagian
terpentingnya adalah faktor metode dan faktor pendidik yang melakukan promosi kesehatan
(penyuluhan). Pendidi yang dipilih haruslah pendidi yang telah terlatih dan menguasai materi
yang ia bawa, selain itu juga ada faktor metode yang merupaka ide pesan yang disampaikan. Pada
faktor metode sebaiknya menggunakan teknik alat bantu atau alat peraga seperti poster ada hal
lainnya yang membantu transformasi ide kepada sasaran tercapai serta dibantu dengan bahasa
yang sederhana sehingga pesan yang diberikan dapat diterima dan menjadi perilaku karena selalu
ada kesan yang teringat dan mudah dipahami.20

Hubungan Promosi Kesehatan dan Kependudukan


7|Hubungan
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
Dalam kependudukan pasti adanya dinamika penduduk, ada angka kematian yang tinggi
maupun angka kelahiran yang tinggi ataupun angka kematian yang rendah maupun angka
kelahiran yang rendah. Ini akan berkaitan dengan yang disebut demografi. Adapun tiga hal
kependudukan yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Adapun fertilitas berkaitan erat dengan
KB, mortalitas berkaitan erat dengan masalah kesehatan, dan migrasi yang berkaitan erat dengan
urbanisasi/transmigrasi.
Migrasi penduduk ini murni dapat memengaruhi langsung tingkat kependudukan suatu
wilayah. Penduduk dengan tingkat imigrasi (masuk) tinggi pasti akan menyebabkan penduduk
suatu wilayah menjadi bertambah, penduduk dengan tingkat emigrasi yang tinggi pasti
merenggangkan jumlah penduduk dalam suatu wilayah. 21 Lalu ada mortalitas yang berkaitan erat
dengan masalah kesehatan, jika angka kematian wilayahnya sangat rendah artinya kesehatan
dalam wilayah tersebut cukup baik dan terjaga kondisinya tetapi jika angka kematian wilayahnya
tinggi maka dicurigai masalah kesehatan disana bisa saja mengalami gangguan dan patut
mendapat perhatian.22 Selain itu juga ada fertilisasi yang dapat diukur dengan TFR (Total Fertility
Rate) atau angka kelahiran total. TFR ini menggambarkan riwaya fertilitas dari sejumlah
perempuan yang sama selama masa reproduksinya, TFR dihitung pada rentang usia wanita 15
hingga 49 tahun.23 Dengan tingginya TFR tentu akan berpengaruh pada ledakan penduduk, oleh
sebab itu perlu digalakannya program KB.
Adanya masalah kesehatan dan ledakan penduduk yang timbul maka diperlukanlah promosi
kesehatan, ini merupakan upaya yang cukup baik untuk menjaga kondisi kesehatan suatu wilayah
tetap stabil disamping adanya program KB yang dapat menurunkan angka kelahiran ada juga
program upaya kesehatan lainnya yang menyangkut kesehatan lingkungan di lingkup pedesaan
mengingat tidak semua desa memiliki kondisi yang tidak lebih baik dari lingkup perkotaan.

Area Aplikasi Promosi Kesehatan


Terdapat setidaknya sepuluh area untuk aplikasi kesehatan antara lain (1) Membangun
kebijakan kesehatan public, (2) Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, (3)
Memberdayakan masyarakat, (4) Mengembangkan kemampuan personal, (5) Berorientasi pada
layanan kesehatan, (6) Promote social responsibility of health, (7) Meningkatkan investasi
kesehatan, (8) Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerja sama untuk kesehatan, (9)
Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat, dan (10) Infrastruktur
yang kuat untuk promosi kesehatan.17

Misi dan Kompetensi Promosi Kesehatan


Adapun promosi memiliki misi dalam perlakuannya dan juga sebenarnya telah lama
dicanangkan oleh WHO dalam strateginya yaitu (1) Advokasi, agar pembuat kebijakan
mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan, (2) Social support, agar kegiatan
promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat, dan (3) Empowerment, agar
masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya.
Sedangkan untuk kompetensinya adalah (1) perencanaan dan evaluasi
8 | H u bkegiatan
u n g a n promosi, (2)
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
teknik berkomunikasi, (3) teknik menyuluh, (4) pemahaman tentang pemasaran dan publikasi,
dan (5) adanya infrastruktur atau fasilitas dan jaringan.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Kesehatan Ibu dan anak sangat mendapat perhatian dari World Health Organisation (WHO)
karena angka kematian ibu dan anak masih dinilai cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain
(untuk wilayah ASEAN). Kematian ibu tersebut erat kaitannya dengan karakteristik ibu yang
meliputi umur, pendidikan, paritas, dan yang paling utama adalah menyangkut perilaku yang
sangat mempengaruhi kondisi ibu selama hamil. Rata-rata komplikasi yang terjadi pada calon ibu
saat persalinan terjadi 12% pada usia 20 tahun, 26% pada usia 40 tahun. Tidak hanya itu
komplikasi calon ibu saat persalinan akibat pendarahan juga kian meningkat dengan bertambanya
paritas.18Adapun pelayanan kesehatan bagi ibu antara lain (1) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (2)
Pelayanan kesehatan ibu bersalin, (3) Pelayanan kesehatan ibu nifas, (4) Pelayanan penanganan
komplikasi kebidanan, dan (5) Pelayanan kontrasepsi. Selain itu pula terdapat pelayanan
kesehatan bagi anak seperti (1) Pelayanan penanganan komplikasi neonatal, (2) Pelayanan
kesehatan neonatal, (3) pelayanan pengukuran panjang dan berat badan bayi, (4) Pelayanan
pedoman pemberian ASI eksklusif, (5) Pelayanan kesehatan bayi, dan tentu masih banyak lagi
yang dapat dilakukan dalam kesehatan ibu dan anak.19 (lihat gambar 2)

Gambar 2. Promosi kesehatan KIA

Konsep Sehat Sakit


Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia. Individu yang tingkat kesehatannya baik tentu akan
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Bagi masyarakat umum, sehat dapat
diartikan kondisi tidak sakit. Menurut UU Kesehatan No. 36, yang dimaksud dengan sehat adalah
keadaan sehat secara fisik, mental, spritual, dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sementara itu, sakit dapat diartikan sebagai keadaan
9|Hubungan
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas
sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, dan sosial.20,21
Sakit merupakan sebuah bentuk masalah kesehatan. Masalah kesehatan sendiri merupakan
masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan baik yang alamiah
maupun yang ditimbulkan manusia seperti sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, dan
genetika. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan, perilaku,
keturunan atau genetika, dan program layanan kesehatan setempat. 22 Sakit atau penyakit yang
merupakan penyimpangan dari keadaan yang optimal ditimbulkan akibat adanya gangguan pada
fisiologis, psikologis, maupun tingkah laku pada tubuh. Ada beberapa faktor epidemiologi yang
berkontribusi dalam terjadinya penyakit, yaitu peran penjamu, penyebab penyakit atau agen, dan
keadaan lingkungan. Faktor-faktor ini dapat digambarkan dengan model segitiga epidemiologi
yang memperlihatkan interaksi antara penjamu, agen, dan waktu.

Lingkungan

Penjamu
Gambar 3. Segitiga Agen epidemiologi
Agen adalah penyebab penyakit yang bisa berupa
bakteri, virus, parasit, jamur, serangga, dan lainnya. Agen dapat juga berupa zat kimia, faktor
fisik, defisiensi gizi, dan substansi lain. Suatu penyakit dapat ditimbulkan oleh lebih dari satu
agen. Penjamu atau host adalah organisme yang biasanya berupa manusia atau hewan yang
menjadi tempat bersarangnya penyakit. Tubuh penjamu digunakan oleh agen sebagai tempat dan
sarana penghidupan. Ketika dihinggapi oleh agen, penjamu bisa saja terkena atau tidak terkena
penyakit. Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi agen dan penjamu. Faktor
lingkungan mencakup aspek biologis, sosial, budaya, dan aspek fisik lingkungan. Lingkungan
yang menguntungkan bagi agen akan mempermudah terjadinya penyakit dan sebaliknya,
lingkungan yang merugikan bagi agen akan menghambat terjadinya penyakit sehingga
menguntungkan bagi penjamu.23
Pembahasan Skenario
Di daerah sekitar puskesmas Tanjung Sari, terdapat 8 desa dengan jumlah penduduk 4560, yang
artinya rata-rata satu desa saat ini terdiri dari 2570 jiwa padahal idealnya sekitar 1000 jiwa dalam
desa kecil. Dari skenario diatas telah dikatakan akan dilakukan revitalisasi program KB, dapat
kita asumsikan bahwa dokter kepala puskesmas mulai khawatir dengan jumlah penduduk yang
mengalami pertambahan penduduk dalam waktu singkat secara pesat. Selain itu dapat kita
10 | H u b u n g a n
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
asumsikan bahwa dokter bisa saja takut dengan kondisi desa yang geografisnya pegunungan
tetapi jumlah penduduknya padat akan menimbulkan faktor penyakit menular dari lingkungan
kepada warga lalu beralih ke penularan sesama warga. Oleh karena itu sebelum semuanya terjadi
dokter kepala puskesmas mengupayakan promosi kesehatan dengan program KB untuk mengatur
total fertility rate agar tetap stabil. Diharapkan dengan dilakukannya promosi kesehatan berupa
program KB dalam 2 tahun tersebut, maka jumlah penduduk akan terkendali dan dapat
meminimalisir dampak masalah kesehatan di waktu yang akan datang.

Simpulan
Jadi, untuk menciptakan kondisi kesehatan yang stabil, maka perlu di dasari dengan
perilaku sehat. Perilaku ini dapat diciptakan dalam dengan dilakukannya penyuluhan sebagai
salah satu langkah promosi kesehatan. Dengan menambahkan pengetahuan mereka tentang
pentingnya kesehatan maka diharapkan masyarakat dapat menjaga perilaku kesehatan mereka,
selain itu pula dengan memberdayakan kembali program KB dapat menjaga angka total kelahiran
dan dilanjutkan dengan program KIA untuk mencapai kesejahteraan keluarga.

Daftar pustaka

1. Ardel, Donald B. Pola hidup sehat. Bandung: Citra Adtya Bakti; 1997.
2. Siswanto H. PApriningsih SKM, Nova S. Metode pendidikan kesehatan masyarakat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.55-6.
3. Fadillah M. Analisis implementasi kegiatan promotif dan preventif di puskesmas kampus
Palembang tahun 2010. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2012;3(2).
4. Heri D, Maulana J. Promosi kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.
4-8
5. Paradigma sehat Indonesia. Jakarta: EGC; 2006.
6. Sani F. Hubungan tingkat pengetahuan sehat-sakit dengan sikap mahasiswa Universitas
Muhammadiyah tentang hidup bersih dan sehat. Jurnal KesMaDasKa. 2011;2(2).
7. Novitasari D, Mardiyono, Wachid A. Pelayanan puskesmas idaman dan idola dalam
rangka meningkatkan kesehatan masyarakat. Jurnal Administrasi Publik. 2014;2(4).
8. Routine antenatal care for healthy pregnant women [Internet]. Nice.org.uk. 2018 [cited 23
November 2019]. Available from:
9. Kementrian Kesehatan RI. Buku pegangan kader posyandu. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI; 2012.
11 | H u b u n g a n
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB
10. Kementrian Kesehatan RI. Data Dasar Puskesmas. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
2016.
11. Hartanto. KB dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar; 1994.
12. Setiadi. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.
13. Saleha. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
14. Stright B. Keperawatan ibu-bayi baru lahir. Jakarta: Jakarta; 2004.
15. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
16. Biro Pusat Statistik. Estimasi fertilisasi, mortalitas, dan migrasi. Jakarta: Hasil survey
Penduduk Antara Sensus (SUPAS); 2007.
17. Mantra IB. Demografi umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2004.
18. Hatmadji, Harjati S. Dasar-dasar demografi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.
19. Achmadi UF. Kesehatan masyarakat teori dan aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers; 2014.
20. Sani F. Hubungan tingkat pengetahuan sehat-sakit dengan sikap mahasiswa Universitas
Muhammadiyah tentang hidup bersih dan sehat. Jurnal KesMaDasKa. 2011;2(2).

21. Thaha R, Natsir S. Konsep sehat sakit terhadap kesehatan ibu dan anak pada masyarakat
suku Bajo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Akademi Keperawatan Bataritoja.
2012;2(1).
22. Soejoeti S. Konsep sehat, sakit, dan penyakit dalam konteks berbudaya. Pusat Penelitian
Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. 2008;.
23. Octaviana F. Pola cedera kecelakaan lalu lintas pada kendaraan bermotor roda dua
berdasarkan data RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo, Jakarta thaun 2003-2007. FKM UI.
2008;.

12 | H u b u n g a n
Promosi Kesehatan
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan
Kependudukan dan
KB

Anda mungkin juga menyukai