Anda di halaman 1dari 23

Pendokumentasian Hasil Promosi

Kesehatan,Balita,KB/KR
Kelompok 5
Anggota:
1.Syahlin Melia Putri (PO7124321015)
2.Cheli Marsalina (PO7124321011)
3.Dwi Putri Septiani (PO7124321001)
4.Najmi Nosyah Qonitah (PO7124321009)
5.Taresa Nur Fadia (PO7124321004)
6.Intan Anggraini (PO7124321020)
7.Merlin Herlydia (PO7124321036)
Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan berisi tentang meningkatkan kesehatan secara individual
maupun komunitas. Promosi di dalam konteks kesehatan berarti meningkatkan,
mendukung, dan mendorong untuk menempatkan kesehatan lebih tinggi pada
agenda pribadi dan public.
Menurut Piagam Ottawa WHO, 1986
Pengertian promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan individu
untuk meningkatkan kontrol atas kesehatan mereka. Promosi kesehatan adalah
proses peningkatan pengetahuan di masyarakat tentang kesehatan yang
disertai dengan upaya memfasilitasi perubahan perilaku dan merupakan
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan atau perubahan
dalam individu, masyarakat dan lingkungan.
Sejarah Promosi Kesehatan
Pendidikan kesehatan yang sudah ada sejak jaman dulu, berisi tentang teori teori yang
berhubungan. dengan penyakit, sebab, gejala pengobatannya dan hampir secara naluriah orang
berusaha mencegah serangan penyakit menular. Yang berupa upaya-upaya aktivitas pendidikan
kesehatan.Pada akhirnya WHO melakukan pengkajian dan yang ditemukan adalah sarana
prasarana kesehatan yang masih sangat terbatas. Seiring dengan perkembangan IPTEK maka
disiplin ilmu promosi menjadi bagian dari masyarakat.
Pelayanan Kesehatan, Pertumbuhan Kesehatan dan Perkembangan Kesehatan
Di dalam Deklarasi Jakarta (WHO 1997) menggambarkan promosi kesehatan
sebagai elemen penting dari pembangunan kesehatan. Peningkatan kesehatan
sering digunakan oleh lembaga kesehatan nasional. Misalnya, ada bagian
peningkatan kesehatan di masyarakat. Namun, sebuah studi penelitian yang
dilakukan oleh Abbott (2002), menemukan bahwa pemahaman masyarakat
tentang peningkatan kesehatan bervariasi dan berkisar dari menjelaskan istilah
tersebut terutama sebagai strategi pemerintah sebagai serangkaian kegiatan untuk
tujuan kesehatan menyeluruh.

2 november
Pendidikan Kesehatan
Kesehatan dan Promosi WHO (1998) mendefinisikan pendidikan kesehatan sebagai
kesempatan yang dibangun secara sadar untuk pembelajaran yang melibatkan beberapa
bentuk komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan literasi kesehatan, termasuk
meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan hidup yang kondusif bagi
kesehatan individu dan masyarakat (lihat Smith et al 2006 untuk pembaruan tentang
glosarium istilah promosi kesehatan WHO). Dan promosi kesehatan adalah kegiatan yang
dilakukan dalam mengejar kesehatan yang lebih baik mulai menyimpang dari pendidikan
kesehatan (Scriven 2005)
Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran dari promosi kesehatan adalah masyarakat, tapi keterbatasan sumber daya yang ada tidak
akan efektif bila upaya promosi kesehatan langsung ditujukan kepada masyarakat. Dengan demikian
perlu dilakukan tahapan sasaran promosi kesehatan. Sasaran tersebut adalah:

A.Sasaran Primer

Masyarakat menjadi saran langsung dalam promosi kesehatan, misalnya masalah kesehatan KIA
adalah Ibu dan Anak

B.Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder dari promosi kesehatan adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat

C.Sasaran Tersier

Para pembuat keputusan kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah


Prinsip - Prinsip Promosi Kesehatan
a. Perubahan Perilaku
Dimensi perubahan perilaku diharapkan mengenai tiga sasaran. Perubahan perilaku memang berbeda
yaitu sebagai berikut:
1. Sasaran primer yaitu masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan yang benar tentang kesehatan dan
selanjutnya melakukan perubahan perilaku yaitu tetap perilaku sehat tersebut.2. Sasaran sekunder
menjadikan tokoh masyarakat menjadi role model dalam melaksanakan tindakan promosi kesehatan3.
Sasaran Tersier: para pejabat yang berada pada kedudukan tertinggi akan menjadi contoh oleh
masyarakat
b. Perubahan SosialSalah satu faktor dari promosi kesehatan adalah sistem sosial. Promosi
juga berperan dalam perubahan sosial. Karena untuk merubah pada tatanan keluarga atau
individu, tetapi terhadap komunitas atau entitas masyarakat. Pada prinsipnya pengembangan
masyarakat tumbuh dari bawah bukan dituntun dari atas. Peran provider dalam hal ini hanya
menjadi motivator sehingga masyarakat mampu melakukan :

1. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah.


2. Melakukan kegiatan sesuai dengan yang mereka rencanakan
3. Merencanakan kegiatan yang mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi.
c. Pengembangan Kebijakan
Pengembangan kebijakan berada dalam tangan para pemegang kekuasaan masyarakat, utamanya
adalah pemerintah pusat dan daerah, baik eksekutif dan legislatif. Para pejabat diharapkan
mengeluarkan undang undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, peraturan daerah,
keputusan gubernur, keputusan bupati, sampai dengan surat edaran

d. Pemberdayaan
Pemberdayaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka secara
sendiri ataupun secara komunitas. Sehingga masyarakat sebaiknya diberikan kemampuan untuk
memfasilitasi dirinya sendiri untuk hidup sehat. Dalam mewujudkan masyarakat untuk hidup
sehat, sector kesehatan tidak dapat berjalan sendiri. Sector kesehatan secara berkesinambungan
bergabung dengan sektor lain. Seperti dalam pemenuhan gizi pada msyarakat sector kesehatan
akan menggandeng dinas pertanian.
e. Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat sebagai kader dibidang kesehatan tertuang
dalma Deklarasi Alma Ata pada tahun 1978 yang berbunyi "The people have the right and duty
to participate individually and collectively in planning and implementation of their health care.
Secara khusus kutipan ini artinya baik secara individu maupun kolektif perlu melibatkan
masyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban.

f. Membangun Kemitraan
Telah ditunjukkan diatas bahwa sector kesehatan tidak dapat berjalan secara sendiri Dalam
membangun kemitraan prinsip umum yang harus dipahami antara sektor kesehatan dengan mitra
kerja adalah sebagai berikut:
1. Persamaan menyamakan kedudukan antara
lembaga yang satu sama dengan yang lain.
2. Keterbukaan masing-masing pihak harus terbuka satu sama lain.
3. Saling menguntungkan, dalam menjalin kemitraan memang sebaiknya saling menguntungkan
tidak ada yang dirugikan.
Kesehatan Balita
 
Menilai Status gizi balita bisa dilakukan dengan cara menimbang berat badan
menurut umur (BB/U), mengukur tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan
menurut tinggi badan (TB/BB).Sumber gizi utama berasal dari makanan. Makanan
bergizi merupakan modal utama dalam perkembangan tubuh, kecerdasan otak dan
kesehatan tubuh bayi.Sumber gizi bisa di dapat dari : Karbohidrat( nasi,
jagung,gandum dan umbi-umbian), protein (daging, ikan kacang-kacangan),
mineral, vitamin (sayuran dan buah-buahan) dan susu.
. Stimulasi Deteksi dan Intervensi tumbuh kembang anak (SDIDTK) adalah cara
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak optimal dan tidak terjadi
penyimpangan.SDIDTK dilakukan dengan cara merangsang kemampuan dasar
anak umur 0-6 tahun seperti:
 Mengukur Berat Badan
 Tinggi Badan dan Lingkar Kepala
 Tes Daya Lihat dan Tes Daya Dengar
 Mental Emosional
 Cek lis Deteksi Dini Autis
 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas Penyakit ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut)
. Stimulasi Deteksi dan Intervensi tumbuh kembang anak (SDIDTK) adalah cara
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak optimal dan tidak terjadi
penyimpangan.SDIDTK dilakukan dengan cara merangsang kemampuan dasar
anak umur 0-6 tahun seperti:
 Mengukur Berat Badan
 Tinggi Badan dan Lingkar Kepala
 Tes Daya Lihat dan Tes Daya Dengar
 Mental Emosional
 Cek lis Deteksi Dini Autis
 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas Penyakit ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut)
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

Pencatatan dan pelaporan keluarga berencana adalah suatu kegiatan mencatat


dan melaporkan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang

dilakukan oleh klinik KB, BPS, atau tempaTpelayanan lainnya. Akses terhadap
keluarga pelayanan berencana yang bermutu merupakan suatu unsurpenting dalam
upaya mencapai pelayanan reproduksi. Sementara itu, peran dan tanggung jawab
pria dalam keluarga berencana perlu ditingkatkan.
 
Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yang di
tentukan
1. Penggunaan kartu catatan pasien
a. Kartu Pendaftaran Klinik KB
Digunakan sebagai sarana untuk pendaftaran pertama bagi klinik KB baru pada saat
didirikan dan pendaftaran ulang bagi semua klinik KB lama, dilakukan setiap akhir tahun
anggaran setiap bulan maret). Kartu ini berisi informasi tentang identitas, jumlah tenaga dan
saran klinik KB yang bersangkutan.
 
b. Rekapitulasi kartu pendaftaran klinik KB
 Digunakan sebagai sarana untuk melaporkan data dan informasi tentang identitas, jumlah tenaga dan
sarana klinik KB diwilayah kabupaten dan kotamadya.
 
c. Kartu peserta KB
Digunakan sebagai media pengenal dan bukti setiap peserta KB untuk status peserta KB juga
berguna bagi peserta KB untuk memperoleh pelayanan ulang disemua klinik KB. Kartu ini merupakan
sumber informasi bagi PPKBD atau sub PPKBD tentang kesertaan anggota binaannya dalam ber KB.
 
d. Kartu status peserta KB
Dibuat untuk setiap baru, khususnya peserta KB baru dan peserta KB baru pindahan ri klinik
atau tempat pelayanan KB lain. Kartu ini barfungsi untuk mencatat identitas peserta KB,
kunjungan ulang dan informed concent
 
e. Registrasi klinik KB dalam
Digunakan untuk mencatat hasil pelayanan kontrasepsi yang diberikan kepada peserta KB pada
setiap hari pelayanan dan untuk memudahkan petugas klinik KB dalam membuat laporan
bulanan klinik KB pada akhir bulan.
 
f. Laporan bulanan klinik
Digunakan sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan
kontrasepsi oleh klinik KB, dokter/bidan praktek swasta serta tempat pelayanan lainnya.
F
g. Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB Digunakan sebagai sarana untuk melaporkan
rekapitulasi kegiatan dan hasil-hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh
klinik KB, dokter/bidan praktek swasta dan tempat pelayanan lainnya yang berada diwilayah
kabupaten dan kotamadya. Laporan ini merupakan hasil rekapiyulasi dari semua laporan
bulanan klinik KB, yang diterima oleh BKKBN kabupaten kotamadya yang bersangkutan.
 
h. Buku bantu dokter/bidan praktek swasta dan tempat pelayanan lainnya Digunakan sebagai
sarana untuk mencatat hasil pelayanan peserta KB baru dan pencabutan implant oleh dokter
bidan praktek swasta dan tempat pelayanan lainnya.
 
i. Laporan bulanan petugas penghubung hasil pelayanan kontrasepsi oleh
dokter/bidan praktek swasta dan tempat pelayanan lain. Formulir ini digunakan sebagai
sarana untuk mencatat dan melaporkan hasil pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh
dokter/bidan praktek swasta dan tempat pelayanan lainnya.
B. Pendokumentasian Rujukan KB
 
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal
balikatas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal kepada fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, dan rasional. Tidak di batasu olch
wilayah administrasi dengan pengertian tersebut, maka merujuk berarti meminta
pertolongan secara timbal balik kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten untuk
penanggulangan masalah yang sedang dihadapi.
Untuk itu dalam melaksanakan rujukan harus telah pula
diberikan:
 Konseling tentang kondisi klien yang menyebabkan perlu dirujuk
 Konseling tentang kondisi yang diharapkan diperoleh ditempat
rujukan
 Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat rujukan
dituju
 Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang dituju mengenai
kondisi klien saat ini dan riwayat sebelumnya dan riwayat serta
upaya tindakan yang telah diberikan
1) Fasilitas pelayanan yang merujuk
a. Mencatat penderita ayng dirujuk dalam register klinik
b. Membuat surat pengiriman pemerintah
c. Melaporkan jumlah penderita yang dirujuk dalam laporan bulanan klinik.

 2) Fasilitas pelayanan yang menerima rujukan


a. Membuet tanda terima penderita
b. Mencatat penderita dalam register
c. Memberikan informasi kepada fasilitas pelayanan yang merujuk tentangpemeriksaan yang
dilakukan terhadap penderita, bila penderita yang dirujuk perlu perawatan dan pengobatans di
fasilitas pelayanan yang merujuk
d. Membuat pengiriman kambali dan memberikan informasi tentang perawatan dan
pengobatan yang diberikan kepada penderita yang dirujuk, jika penderita memerlukan
lanjutan di fasilitas pelayanan yang merujuk
THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai