Anda di halaman 1dari 101

LEMBAR PENGESAHAN

MODUL TEORI ETIKOLEGAL


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI D-II1 KEBIDANAN MUARA ENIM

MENGETAHUI
Ka.Prodi

Dahliana,SKM,M.Kes
NIP 19691215 199003 2 004

1 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


A. VISI

Menjadi Program Studi yang Menghasilkan Ahli Madya Kebidanan yang


Bermartabat dan Unggul dalam Asuhan Kebidanan Komprehensif melalui
pendekatan Holistic Massage di Tingkat Nasional Tahun 2025.

B. MISI

1. Melaksanakan Pendidikan Berkualitas sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi


untuk Menghasilkan Lulusan yang Unggul dalam memberikan Asuhan Kebidanan
Komprehensif dan Holistic Massage
2. Melaksanakan Penelitian melalui pengembangan Teknologi Keilmuan Kebidanan
pada Asuhan Kebidanan dan Holistic Massage
3. Melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat untuk meningkatkan
Kesejahteraan Ibu dan Anak
4. Menjalin Kemitraan dengan Stake Holder, Pemerintah dan Swasta dalam rangka
meningkatkan kualitas Pendidikan Kebidanan

TUJUAN

 Menghasilkan Lulusan yang bermoral dan beretika dalam memberikan Asuhan


Kebidanan Holistic
 Menghasilkan Lulusan yang kompeten dan professional dalam memberikan
Pelayanan Kebidanan
 Menghasilkan Penelitian terbaru di bidang Asuhan Kebidanan dan Holistic
Massage
 Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat
 Adanya kerjasama dengan Stakeholder, Pemerintah dan Swasta dalam
mendukung kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi
 Mendapatkan wahana praktik yang sesuai dengan unggulan prodi

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MUARA ENIM POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENTRIAN KESEHATAN PALEMBANG

2 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan


berkah dan dan karuniaNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul
Praktik Lapangan Kerja (PBL)

Modul ini disusun sebagai refrensi dan bahan belajar untuk


mahasiswa Prodi DIII Kebidanan muara Enim.

Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan


baik materiil maupun materi dari berbagai pihak atas keberhasilan
penyusunan modul ini.

Mudah-mudahan modul ini dapat digunakan secara efektif dan


dapat menjadi yang dapat meningkatkan pemahaman tentang Modul
Praktik Lapangan Kerja (PBL) dalam praktik kebidanan.

Penyusun,

(………………………….)

3 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


MODUL PRAKTIK
BELAJAR LAPANGAN
(PBL)
KEGIATAN BELAJAR

ASKEB KEHAMILAN

4 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Asuhan kehamilan adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukan
pada pertumbuhan janin dalam rahim. Asuhan antenatal adalah upaya prevektif program
pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama hamil (Prawirohardjo, 2011).

Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud Asuhan kebidanan


kehamilan

ASKEB KEHAMILAN

A. Definisi asuhan kehamilan

Asuhan kehamilan adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukan


pada pertumbuhan janin dalam rahim. Asuhan antenatal adalah upaya prevektif program
pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama hamil (Prawirohardjo, 2011).
Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau
bermasalah (Rukiyah, 2014).

B. Tujuan asuhan kehamilan

Menurut indrayani (2011) tujuan dari asuhan kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Mempromosikan, menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan

5 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


memberikan edukasi (nutrisi, hygiene dan proses kelahiran bayi)
2. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
3. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta social
ibu dan bayi
4. Mendeteksi dini adanya kelainan atau komplikasi, termasuk komplikasi
medis, bedah ataupun obstetric selama kehamilan
5. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran serta kesiapan menghadapi
komplikasi dengan trauma seminimal mungkin
6. Mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI eksklusif,menjalankan
nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan social

c. Kebutuhan dasar ibu hamil

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen untuk wanita hamil bertambah, hal ini terjadi karena selain
untuk memenuhi kebutuhan pernafasan ibu juga harus memenuhi kebutuhan oksigen
janin. Penambahan ini sekitar 20% dari jumlah yang diperlukan sebelum hamil (Indrayani,
2011).
2. Nutrisi

Menurut indrayani (2011), ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang


bervariasi:
 Zat besi (daging, hati, telur, kacang tanah, sayuran berwarna hijau tua, dan
kerang). Mengkonsumsi kopi/the/suplemen kalsium, akan menghambat
penyerapan besi sebaiknya dihindari atau boleh diminum 2 jam setelah makan
zat besi.
 Vitamin A : hati, produksi susu, telur, ubi, wortel, papaya, labu
 Calcium: susu, sayuran berwarna hijau tua, udang, buncis,kacang-kacangan,
tepung
 Magnesium : cereal, sayuran berwarna hijau tua, ikan laut, kacang-kacangan,
kacang polong, kacang tanah

6 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Vitamin C: jeruk, tomat, kentang dan buah-buahan
 Personal hygiene
Menjaga kebersihan diri selama kehamilan adalah sangat penting hal ini dapat
mencegah terjadinya penyakit dan infeksi. Pada wanita hamil produksi keringat menjadi
lebih banyak, kelenjar sebacea menjadi lebih aktif, adanya peningkatan pengeluaran
pervaginam (leucorrhea), sering terdapat kolostrum yang mengkreak di putting susu
kondisi ini lebih

3. Pakaian

Pakaian yang baik untuk wanita hamil adalah yang enak dipakai dan tidak
menekan badan, longgar, ringan, nyaman, mudah dicuci. Pakaian yang menekan
menyebabkan bendungan vena mempercepat timbulnya varises. Karena wanita hamil
sukar untuk mempertahankan keseimbangan badannya maka dianjukan untuk
menggunakan sepatu/sandal dengan hak rendah, dengan hak tinggi dapat menyebabkan
nyeri pinggang dan hiperlodosis (Indrayani, 2011).
4. Eliminasi
Wanita hamil dianjurkan untuk minum lebih banyak 2 liter/hari, gerak badan yang
cukup, makan-makanan yang berserat tinggi, biasakan buang air secara rutin, hindari
obat- obatan yang dijual bebas untuk mengatasi sembelit.

5. Seksual

Selama kehamilan wanita tidak perlu menghindari hubungan seks. Pada wanita
yang mudah keguguran dianjurkan untuk tidak melakukan coitus pada hamil muda.
Coitus pada akhir kehamilan juga sering menimbulkan infeksi pada persalinan. Hubungan
seks tidak akan membahayakan ibu dan janin apabila dilakukan dalam batas normal.
Hubungan seks harus dihindari jika ada riwayat keluar ketuban sebelum waktunya,
perdarahan pervaginam, adanya tanda-tanda persalinan premature, plasenta previa dan
riwayat abortus (Indrayani, 2011).
6. Senam hamil

7 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Menurut Indrayani (2011), untuk menyambut kelahiran si buah hati adalah dengan
fisik dan mental serta perlengkapan bayi. Persiapan fisik, yaitu dengan cara melakukan
senam hamil sejak usia kehamilan 24 minggu.

7. Istirahat /tidur

Menurut Indrayani (2011), wanita harus menghindari duduk dan berdiri terlalu
lama dan pada waktu istirahat dianjurkan untuk berbaring miring kiri, bukan terlentang.

8. Imunisasi

Imunisasi TT merupakan perlidungan terbaik untuk melawan tetanus baik untuk


wanita maupun bayinya. Oleh karena itu hal ini sangat penting bagi wanita untuk
diimunisasi sesuai jadwal (Indrayani, 2011).

8 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ASKEB PERSALINAN

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi atau yang biasa kita sebut sebagai
janin atau bayi dalam kandungan. Prosesnya bisa jadi hal yang membahagiakan karena
menjadi ujung dari penantian selama 9 bulan. Namun ia juga bisa sekaligus menakutkan
dan melelahkan karena prosesnya membutuhkan banyak kesabaran. 

Ada banyak hal yang harus diketahui dan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan bayi
dalam kondisi sehat sebelum dan setelah persalinan. Tak hanya itu saja, metode
persalinan juga harus diketahui agar ibu bisa mempersiapkan segala hal dengan baik
nantinya.

Gejala yang Muncul Sebelum Persalinan

Persalinan bukanlah proses yang bisa dilakukan sebelum waktunya. Umumnya,  usia
kandungan di dalam perut ibu adalah 9 bulan. Sebagian orang melakukan persalinan

9 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


sebelum usia kehamilan belum mencapai 9 bulan, hal ini disebut sebagai kelahiran
prematur karena terlalu cepat. 

Ada beberapa hal yang menunjukan gejala bahwa sang ibu sudah harus melahirkan.
Berikut ini beberapa tanda bahwa seorang ibu akan segera menjalani proses persalinan,
yaitu:

 Kesulitan untuk tidur.

 Merasakan nyeri pada punggung, kram atau sakit perut, seperti mulas ingin buang
air besar atau seperti saat sedang dalam masa pramenstruasi.

 Meningkatnya frekuensi untuk buang air kecil.

 Vagina mengeluarkan lendir kental bercampur darah.

 Adanya kontrakasi rahim yang semakin lama semakin sering.

 Terjadi perubahan pada serviks.

 Air ketuban pecah.

Berdasarkan beberapa gejala tersebut, air ketuban pecah merupakan tanda utama bahwa
seorang ibu sudah harus melahirkan anaknya dan memulai proses persalinan.

Metode Persalinan

Saat ini, ada cukup banyak metode persalinan yang bisa dipilih. Misalnya lotus birth, water
birth, gentle birth, dan lain-lain. Namun, secara umum, dalam medis dikenal 3 metode
persalinan utama, yaitu:

 Persalinan Pervaginam Tanpa Bantuan (Melahirkan secara Alami)

Persalinan pervaginam adalah jenis persalinan yang paling umum dan paling aman.
Disebut melahirkan secara alami karena metode ini tidak memerlukan bantuan peralatan
atau obat tertentu untuk memulai atau mempercepat persalinan. 

10 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Persalinan Pervaginam Berbantu

Hampir sama dengan tadi, metode persalinan ini juga dilakukan melalui vagina atau
pervaginam. Hanya saja, dibutuhkan bantuan alat atau obat tertentu untuk mengeluarkan
bayi.

Metode ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Persalinan dengan Forsep. Terkadang dokter harus menggunakan forsep (alat


yang menyerupai sendok besar) untuk menangkup kepala bayi dan membantu
membimbing bayi melalui jalan lahir.

 Ekstraksi Vakum. Persalinan vakum mirip dengan pelahiran forsep. Pada prosedur


ini, dokter menggunakan suction untuk mengoleskan gelas plastik ke kepala bayi
dan menarik bayi secara perlahan dari jalan lahir.

 Episiotomi. Ini adalah pemotongan jaringan antara lubang vagina dan anus


(perineum). Biasanya dilakukan jika dokter merasa perlu segera mengeluarkan
bayi dari jalan lahir.

 Amniotomi. Dokter menggunakan kait plastik kecil untuk membuat lubang di


kantung ketuban. Ibu mungkin merasakan aliran cairan yang hangat.

 Persalinan yang diinduksi. Ini dilakukan untuk memicu kontraksi agar datang lebih
awal. Biasanya dilakukan jika dokter mengkhawatirkan kesehatan ibu atau bayi.

 Operasi Caesar

Persalinan pervaginam mungkin tidak selalu memungkinkan. Persalinan caesar (C-


section) mungkin diperlukan untuk keselamatan ibu dan bayi, terutama karena satu atau
lebih alasan berikut:

11 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Bayi tidak dalam posisi kepala di bawah. Sebaliknya, mereka berada dalam posisi
sungsang atau melintang.

 Bayi terlalu besar untuk melewati panggul.

 Bayi sulit keluar.

 Mengandung lebih dari satu bayi.

 Plasenta menutupi pembukaan serviks (plasenta previa).

 Tali pusar tergelincir melalui leher rahim sebelum waktunya bayi lahir.

 Plasenta telah terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan
(solusio plasenta).

 Pernah menjalani operasi caesar sebelumnya.

Faktor Risiko Persalinan

Setiap proses persalinan pasti memiliki risiko yang bisa membahayakan nyawa ibu
maupun bayi. Usia dan kesehatan merupakan faktor yang bisa meningkatkan risiko
seorang ibu untuk bisa mengalami komplikasi, baik selama kehamilan maupun saat
persalinan. 

Berikut ini beberapa faktor yang dapat memengaruhi gangguan dalam proses persalinan,
yaitu:

 Adanya Anomali pada Alat Kelamin

Anomali struktur organ bisa terjadi kepada siapa saja, dan hal tersebut tentu bisa
memengaruhi proses persalinan. Umumnya, perbedaan bentuk pada uterus atau serviks
bisa meningkatkan risiko keguguran, fetus yang memiliki posisi abnormal. 

Selain itu, kesulitan saat melahirkan juga bisa terjadi. Masalah tersebut bisa diatasi
dengan persalinan caesar untuk menghindari risiko tersebut.

 Usia Ibu Terlalu Muda

12 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Jika seorang wanita berumur di bawah 20 tahun akan menjalani proses persalinan,
umumnya memiliki risiko lebih tinggi bila dibandingkan dengan wanita yang berumur di
atas 20 tahun. Wanita remaja memiliki risiko untuk melahirkan secara prematur, memiliki
bayi dengan berat badan di bawah rata-rata, dan juga mengalami preeclampsia.

 Ibu Mengidap Penyakit Menular Seksual

Jika seorang wanita mengidap penyakit menular seksual (PMS) saat kehamilan, maka
kandungannya memiliki risiko untuk tertular. Saat persalinan, bayi bisa saja menderita
pneumonia, kebutaan. 

Hal ini merupakan dampak dari penyakit menular seksual yang dialami oleh sang ibu dan
memiliki dampak yang berbeda. Contoh penyakit menular seksual tersebut adalah
HIV/AIDS, sifilis, gonorrhea, dan lain-lain.

Pencegahan Komplikasi Persalinan

Meskipun komplikasi bisa terjadi kepada setiap orang, tetapi ada beberapa tindakan yang
bisa dilakukan oleh ibu untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi sebelum dan saat
proses persalinan. 

Berikut ini beberapa tindakan yang bisa dilakukan, yaitu:

 Selalu mengonsumsi makanan sehat.

 Berhenti minum alkohol dan merokok.

 Rutin olahraga khusus ibu hamil.

 Mengurangi stres yang dirasakan.

 Tidak bepergian terlalu jauh yang bisa menyebabkan kelelahan.

 Sering memeriksakan kesehatan diri dan kandungan ke dokte

13 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ASKEB NIFAS & MENYUSUI

1.   Pengertian Masa Nifas

Meskipun masa nifas secara harafiah didefinisikan sebagai masa persalinan selama dan
segera setelah kelahiran, masa ini juga meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduktif kembali ke keadaan tidak hamil. Rencana untuk perawatan selanjutnya
yang telah umum dikerjakan oleh kebanyakan ahli obstetri , sekurang-kurangnya sampai
hari ini, telah menghasilkan kesepakatan bahwa umumnya 6 minggu dianggap sebagai
masa nifas. Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tak
hamil normal, yang meliputi perubahan struktur permanen serviks, vagina dan perineum
sebagai akibat persalinan dan kelahiran. Selain itu, 6 minggu setelah kelahiran, atau tidak
lama sesudahnya, pada sebagian besar ibu yang tidak menyusui bayinya, sinkroni
hipofisis ovarium akan dikembalikan lagi untuk mendukung terjadinya ovulasi.

14 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai
6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003 : 003)

 Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu (Abdul Bari, 2000: 122)

 Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali
ke keadaan tidak hamil yang normal (F. Gary Cunningham, Mac Donald, 1995 :
281)

Batasan  waktu  nifas  yang  paling  singkat  (minimum)  tidak  ada waktunya, bahkan bisa
jadi dalam watu yang relative pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan
maksimumnya adalah 40 hari.

Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama
masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel
generative, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa. Ada yang darah
nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40
hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal karena
tertutup mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.

2.Tujuan Asuhan Masa Nifas

Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa nifas untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian
ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu (Sarwono, 2009 : 359)

Selama bidan memberikan asuhan sebaikya, bidan mengetahui apa tujuan dari pemberian
asuhan pada ibu selama masa nifas antara lain untuk :

15 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam
asuhan pada ibu masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian
nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.

 Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) di mana bidan harus


melakukan manejemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis
yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun penunjang.

 Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganalisa data
tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas dapat mendeteksi masalah yang
terjadi pada ibu dan bayi.

 Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni
setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah
berikutnya sehingga tujuan di atas dapat dilaksanakan.

 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,


keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat: memberikan pelayanan keluarga berencana (Saifuddin,
2006).

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2006).

Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi
dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam 7 hari
setelah lahir dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat
mencegah kematian ini.

1. Tahapan Masa Nifas

 Puerperium Dini

16 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan serta menjalankan aktivitas
layaknya wanita normal lainnya.

 Puerperium Intermediate

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

 Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil
atau persalinan mempunyai komplikasi.

1. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

 Ibu dalam masa nifas membutuhkan dukungan dari petugas kesehatan atau bidan
untuk memberikan asuhan kesehatan atau asuhan kebidanan,

 Informasi dan Konseling

Pengasuhan anak, pemberian ASI, perubahan fisik, tanda-tanda infeksi, kontrasepsi,


hygiene, dan seks.

 Rasa Takut

Memberikan dukungan biasanya ibu takut kehilangan suami.

17 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ASKEB BBL

A. Bayi Baru Lahir Normal

1. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan

genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000

gram, dengan nilai apgar> 7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus adalah bayi

yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari

18 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang

mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonates yaitu maturasi,

adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling

dramatik dan cepat berlangsung adalah pada system pernafasan, sirkulasi,

ke`mampuan menghasilkan glukosa. (Siti Nurhasiyah Jamil,2017)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan

lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat 2500-4000 gram

(Armini, dkk. 2017). Bayi baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang

disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan

berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Beberapa mikroorganisme harus di

waspadai karena dapat ditularkan lewat percikan darah dan caran tubuh misalnya

HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C.

1. Apgar Score
Nilai (skor) APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan

untuk tindakan resusitasi. Penilaian BBL harus dilakukan segera,

sehingga keputusan resusitasi tidak di dasarkan pada penilaian

APGAR. APGAR skor dapat digunakan untuk menilai kemajuan

kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran. Setelah

melakukan penilaian dan memutuskan bahwa bayi baru lahir perlu

resusitasi, segera lakukan tindakan yang diperlukan (Indrayani, 2016).

N
Nilai Apgar 0 1 2
o
1 Appereance Seluruh Badan merah Seluruh tubuh
(Warna kulit) tubuh biru ekstremitas biru kemerahan
dan putih

19 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


2 Pulse (Nadi) Tidak ada <100 x/m >100 x/m
3 Greemace (Reaksi Tidak ada Perubahan mimic Bersin/ menangis
terhadap (menyeringai)
rangsangan)
4 Activity (Tonus Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif/
Otot) fleksi ekstremitas fleksi

5 Respiratory Tidak ada Lemah / tidak Menangis kuat /


(Pernapasan) teratur keras

Sumber : (Prawiroharjo, 2005 dalam Rukiyah, Yeyeh

dkk. 2019) Keterangan :

a. Asfiksia berat : Jumlah nilai 0 sampai 3

b. Asfiksia sedang : Jumlah nilai 4 sampai 6

c. Asfiksia ringan : Jumlah nilai 7 sampai10

20 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ASKEB NEONATUS, BAYI & BALITA

Definisi : Neonatus adalah sebutan bagi bayi yang baru lahir atau usianya 0-28
hari. Bayi usia kurang dari satu bulan mempunyai tubuh yang sangat lemah dan rentan
terkena penyakit. Itulah kenapa bayi yang baru lahir perlu mendapatkan perhatian khusus
supaya kesehatannya tetap optimal. Sebab jika tidak, hal ini bisa berakibat fatal dan
menyebabkan kematian pada bayi baru lahir seperti Asfiksia, infeksi dan berat badan lahir
rendah. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar (dinyatakan dengan per
seribu kelahiran hidup).
Apa itu kunjungan neonatus?
Kunjungan neonatus adalah pelayanan sesuai standar yang diberikan tenaga
kesehatan yang kompeten kepada neonatus, sedikitnya 3 (tiga) kali selama periode 0-28
hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah
Kunjungan neonatus kapan saja?
Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7
hari, dan umur 8-28 hari. Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan

21 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir
adalah cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1.

 BAYI

Kehadiran buah hati di tengah-tengah keluarga tentu membawa kebahagiaan bagi


pasangan yang mengidamkan keluarga kecil yang bahagia. Pertumbuhan bayi sejak di
dalam kandungan hingga lahir ke dunia pun akan memberikan rasa takjub. Apalagi jika
melihat buah hati tumbuh dari hari ke hari.

Nah, pertumbuhan bayi sejak lahir hingga usia balita seringkali terasa cepat bagi orang
tua. Oleh karena itu, setiap momen kebersamaan menjadi sangat berharga. Yuk, ketahui
tahapan pertumbuhan bayi yang umum berikut ini.

Bayi Baru Lahir (Newborn)

Ketika baru lahir, bayi harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru yang berbeda
dari kondisi di dalam rahim, karena itu wajar jika bayi yang baru lahir sering menangis.
Tangisan juga menjadi satu-satunya cara mereka berkomunikasi dan memberi respon atas
kondisi yang mereka alami.

Berikut ini adalah hal yang terjadi pada bayi yang baru lahir:

 Kulit Masih Keriput

22 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Kondisi ini terutama akan dialami bayi yang lahir melalui proses persalinan normal. Pada
wajah, mata, dan bibir mereka kemungkinan masih agak bengkak dan keriput. Namun hal
ini wajar karena pengaruh dari proses persalinan normal yang memiliki jalan yang lebih
sempit. 

Namun, hal ini tidak terjadi pada bayi yang lahir dengan cara Caesar. Kulit bayi yang baru
lahir juga keriput akibat terlalu lama berendam di dalam cairan ketuban. Selain itu, kulit
yang keriput ini juga disebabkan karena daging dan lemak di bawah lapisan kulit bayi
belum terisi.

 Kemampuan Dasar

Setiap bayi lahir dengan kemampuan naluriah untuk mempertahankan hidupnya, yaitu
mencari puting, mengisap dan menggenggam. Karena itu, bayi yang baru lahir biasanya
diletakkan dalam posisi tengkurap di atas dada ibu agar ia berusaha mencari puting dan
mengisap ASI. Cara ini juga bermanfaat untuk melatih kemampuan motorik dan sensorik
mereka.

Usia 1 Bulan

Kegiatan bayi berusia satu bulan lebih banyak diisi dengan tidur karena bayi masih butuh
banyak istirahat dan tidur yang banyak dapat memaksimalkan pertumbuhan dan
perkembangan mereka. 

Pada usia ini, bayi juga belum bisa membedakan siang dan malam, sehingga waktu
tidurnya masih belum teratur seperti orang dewasa. Karena itulah, orangtua yang memiliki
bayi yang baru lahir harus siap-siap begadang untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Begini tahapan perkembangan bayi pada usia 1 bulan:

 Bayi mulai bisa menggerakkan tangan dan kakinya untuk menunjukkan


ketertarikannya pada sesuatu di sekitarnya.
 Kemampuan bayi mengisap ASI semakin kuat, baik disusui langsung melalui
payudara maupun dengan botol susu.
 Bayi sering rewel dan menangis ketika merasa lapar.
 Jari bayi sudah bisa menggenggam benda secara reflek, jika ibu memasukkan jari
ke dalam tangannya.
 Bayi belum bisa mengangkat dan menopang kepalanya dengan otot-otot lehernya.
 Pigmen mata bayi belum berkembang dengan sempurna. Jadi warna bola mata
mereka masih dapat berubah dari waktu ke waktu.
 Bayi bisa tiba-tiba menggerakkan tubuhnya secara reflek seperti kejang dalam
rangka belajar menyelaraskan gerakan tubuhnya. Karena itu, ibu perlu
memegangnya cukup kuat ketika menggendongnya.

23 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Usia 2 Bulan

Memasuki usia dua bulan, penglihatan bayi sudah semakin berkembang dan dapat melihat
benda yang terletak cukup jauh. Otak dan pendengaran bayi berusia dua bulan juga
semakin baik, sehingga ia bisa menikmati musik yang diperdengarkan. 

Si Kecil juga sudah mampu memberi respon, seperti tersenyum atau menendang-
nendangkan kaki. Ia juga suka mengisap jempol dan memasukkan barang ke dalam
mulutnya. 

Ini tahapan perkembangan bayi pada usia dua bulan:

 Mata bayi sudah bisa mengikuti benda yang bergerak ke sana kemari.
 Tangannya bisa membuka dan menutup.
 Gerakan yang tiba-tiba seperti kejang sudah tidak terjadi lagi, karena gerakan bayi
sudah semakin teratur.
 Otot lehernya semakin kuat, sehingga Si Kecil bisa mengangkat kepala hingga 45
derajat dengan bantuan topangan ibu.
 Bayi mulai mengenali suara yang sering ia dengar dan bisa mendengarkan bunyi-
bunyi di sekitarnya.

Usia 3 Bulan

Bayi berusia tiga bulan sudah bisa meraih dan menggenggam benda yang menarik
perhatiannya. Ia juga mulai bisa menggulingkan badannya ke samping saat sedang
berbaring. Ini tahapan perkembangan bayi pada usia tiga bulan:

 Karena sudah bisa membuka dan menutup genggaman tangannya, Si Kecil jadi
suka bermain-main sendiri dengan tangannya.
 Bayi sudah bisa meraih dan menggenggam benda yang menarik di sekitarnya.
 Bayi juga sudah bisa membedakan permukaan yang kasar, halus, berbulu atau
berongga.
 Tendangan Si Kecil juga jadi lebih kencang karena sendi lutut dan panggulnya
semakin fleksibel.

Usia 4 Bulan

Memasuki usia empat bulan perkembangan bayi akan mengalami kemajuan yang cukup


pesat. Pada usia ini, penglihatan bayi sudah jauh berkembang.

Selain itu, usia empat bulan sudah memiliki waktu tidur yang lebih konsisten dibandingkan
sebelumnya. Berikut ini perkembangan bayi empat bulan yang perlu diketahui:

24 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Bayi sudah lebih mahir untuk berguling dan meraih sesuatu.
 Bayi sudah lebih mudah untuk mengenali anggota keluarga lainnya selain orang
tua.
 Bayi sudah bisa merespon obrolan orang tua dengan ocehan atau gestur pada
wajah bayi.

Usia 5 Bulan

Pada usia ini bayi akan lebih aktif sehingga ibu perlu lebih waspada terhadap kegiatan dan
aktivitas yang dilakukan bersama bayi.

 Di usia lima bulan, bayi akan lebih sering mengoceh atau babbling, berguling, dan
meraih sesuatu objek yang menarik.
 Bayi juga sudah mampu untuk duduk dengan bantuan. 
 Pada usia ini bayi juga sudah bisa menggenggam suatu objek dengan lebih kuat.

Usia 6 Bulan

Pada usia ini bayi sudah lancar untuk merangkak sehingga membutuhkan kewaspadaan
yang cukup tinggi. Bayi juga lebih tertarik dengan keadaaan sekitar dan mengeksplorasi
apapun yang membuat ia penasaran. Untuk itu, pastikan anak berada dalam lingkungan
yang aman dan sehat.

 Bayi sudah dapat berdiri dengan bantuan.


 Bayi sudah memasuki usia MPASI. Pastikan ibu memberikan kebutuhan nutrisi
dan vitamin yang tepat untuk tumbuh kembang anak. 

Usia 7 Bulan

Bayi tujuh bulan sudah mengonsumsi makanan padat selain ASI. Pastikan ibu juga
memperhatikan kondisi pencernaan anak, seperti frekuensi buang air besar hingga bentuk
atau tekstur feses yang dikeluarkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada reaksi
negatif dari MPASI yang dikonsumsi oleh anak.

Pada usia ini, bayi juga sudah sangat mahir merangkak. Hal ini membuat bayi merangkak
lebih cepat. Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan anak, pastikan bayi
menggunakan celana yang cukup tebal agar bagian lutut tidak mengalami iritasi.

Usia 8 Bulan

Pada usia ini bayi sudah lebih mahir dalam berbicara dan bergerak. Bayi di usia ini juga
sudah bisa berusaha untuk meraih benda-benda yang berada lebih tinggi dari mereka. 

25 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Secara keseluruhan bayi akan semakin besar dan kuat. Bayi sudah dapat
memutar leher mereka lebih fleksibel untuk melihat kondisi sekelilingnya.
 Pergerakannya akan jauh lebih aktif sehingga membuat ibu kesulitan saat
memandikan atau menggantikan popok.
 Kemampuan berbicara bayi juga akan terdengar lebih jelas.

Usia 9 Bulan

Kemampuan sosial bayi di usia sembilan bulan sudah lebih baik dibandingkan
sebelumnya. Bayi usia sembilan bulan sudah mengenali dirinya sendiri sehingga akan
menoleh saat namanya dipanggil. 

Bayi juga akan bereaksi terhadap perasaan yang dirasakannya. Seperti misalnya merasa
senang saat bermain, bayi akan tertawa, tetapi saat bayi sedih, maka bayi bisa menangis.

 Bayi sudah bisa menyebut kata “mamama” atau “papapa”.


 Di usia ini bayi juga sudah menunjukkan gestur tertentu. Misalnya saat ingin
digendong, maka ia akan mengangkat tangannya.
 Gemar menjatuhkan barang didekatnya.
 Duduk tanpa bantuan.
 Memindahkan benda yang digenggam dari tangan satu ke tangan yang lain atau
ke tempat lain.

Usia 10 Bulan

Tentunya ibu akan melihat berbagai perkembangan yang dimiliki oleh anak. Pada usia ini
kemampuan bayi berkomunikasi hingga bermain menunjukkan peningkatan yang sangat
pesat.

 Bayi sudah dapat menunjuk apa yang ia inginkan.


 Bayi juga sudah mahir memasukkan makanan pada mulut. Waspada terhadap
barang-barang kecil yang berbahaya untuk anak.
 Bayi juga sudah bisa mengikuti instruksi yang diberikan oleh orangtua, seperti
misalnya melambaikan tangan saat berpisah atau tepuk tangan.

Usia 11 Bulan

Bayi mulai belajar berdiri dan berjalan dengan bantuan peralatan atau benda yang akan di
sekelilingnya. Pastikan benda-benda yang berada di dekat anak aman dan tidak mudah
jatuh.

26 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Di usia ini, bayi juga sudah mahir untuk memanjat sederhana, misalnya memanjat sofa
atau tempat tidur. Beberapa kemampuan lainnya, antara lain:

 Koordinasi antara mata dan gerakan bayi sudah semakin meningkat.


 Anak mulai memilih makanan yang ia sukai. Pastikan ibu memberikan menu
MPASI yang beragam dan bernutrisi agar kesehatan bayi tetap optimal.
 Sudah bisa mengekspresikan hal-hal  yang disukai atau tidak dengan nada suara,
tindakan, dan ekspresi wajah.

Usia 12 Bulan

Memasuki usia satu tahun, bayi sudah dapat melakukan permainan sederhana dengan
orangtua. Di usia ini, bayi juga sudah mengerti mengenai kata “berhenti”. Bahkan, bayi
sudah bisa memanggil papa dan mama dengan lebih jelas. Bayi juga sudah mulai bisa
berjalan tanpa bantuan atai memasukkan barang sederhana ke dalam kotak.

BALITA
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
Anak di Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua sampai
dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.
Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

Ciri khas perkembangan balita


Perkembangan fisik Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini
terjadi karena balita menggunakan banyak energi untuk bergerak.

Perkembangan psikologis
Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang
mulai terampil dalam pergerakannya ( lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik
kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar
yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.
Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih
seperti meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang
benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat

27 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya,
mengikat tali sepatu.
Pada masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan diri atau biasa
disebut sebagai toilet training. Freud mengatakan bahwa pada usia ini individu mulai
berlatih untuk mengikuti aturan melalui proses penahanan keinginan untuk membuang
kotoran.
Sosial dan individu
Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial di
luar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada
pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu
permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain bersama berarti melakukan kegiatan
bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan dan pembagian peran.
Balita mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu
seperti nama, jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya.
Mekanisme perkembangan ego yang drastis untuk membedakan dirinya
dengan individu lain ditandai oleh kepemilikan yang tinggi terhadap barang pribadi maupun
orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit untuk dapat berbagi dengan orang
lain.
Proses pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga menyebabkan anak pada
usia tiga atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah satu bentuk
latihan untuk mandiri.

28 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ASKEB KB
KB (KELUARGA BERENCANA)

Pengertian KB

Pengertian KB (keluarga berencana) menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang


perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera), adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. 

KB merupakan program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara


kebutuhan dan jumlah penduduk. Perlu diketahui, Gerakan Keluarga Berencana Nasional
Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai program yang berhasil menurunkan
angka kelahiran yang bermakna. 

Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan dapat dilakukan dengan


penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran. Contohnya seperti pil
KB, kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. 

Tujuan KB

29 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Pasangan yang menggunakan KB biasanya memiliki tujuan masing-masing. Perlu
diketahui, KB tidak hanya dilakukan untuk menekan jumlah kelahiran bayi. Berikut ini
beberapa tujuan KB:

 Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dengan mengendalikan kelahiran dan


menjamin terkendalinya penduduk.
 Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomis sebuah
keluarga.
 Meningkat kepedulian masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi.
 Mencanangkan keluarga kecil dengan hanya dua anak.
 Mencegah pernikahan di usia dini.
 Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia terlalu muda atau
terlalu tua.
 Menekan jumlah penduduk dan menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan
jumlah penduduk di Indonesia. 
 Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan mengendalikan kelahiran. 

Dalam penerapannya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)


menyosialisasikan dan mendorong masyarakat untuk menggunakan alat-alat kontrasepsi
atau penanggulangan kelahiran. Misalnya pil KB, kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. 

Manfaat KB

Ada beragam manfaat program KB bagi pasangan suami istri, antara lain:

 Menekan kehamilan yang tidak diinginkan

Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat
kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan di usia terlalu muda atau
terlalu tua. 

Jika perempuan yang terlalu muda dan belum menopause melakukan hubungan intim
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, maka ada kemungkinan terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan. Sementara itu, melahirkan di atas usia 35 tahun dapat berisiko pada wanita
dan menyebabkan kematian. 

 Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh anak yang baik

Apabila anak yang belum berusia satu tahun sudah memiliki adik, maka tumbuh
kembangnya berisiko terganggu. Normalnya, jarak anak pertama dan kedua antara 3

30 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


hingga 5 tahun. Jika anak yang belum berusia 2 tahun sudah memiliki adik, maka ASI
untuk anak pertama tidak bisa penuh 2 tahun. Hal tersebut memungkinkan anak
mengalami gangguan kesehatan. 

Sementara itu, orang tua yang memiliki dua anak akan mengalami kesulitan membagi
waktu. Sehingga anak yang lebih besar akan kurang perhatian. Padahal, anak masih
membutuhkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya. 

Beberapa manfaat KB untuk anak yaitu:

 Pertumbuhan dan kesehatan anak terjaga dengan baik.


 Anak mendapatkan perhatian, pemeliharan, dan makanan yang cukup. 
 Masa depan dan pendidikan anak terencana dengan baik.

 Mencegah gangguan kesehatan mental keluarga

Sebagian wanita berisiko mengalami depresi setelah melahirkan. Depresi biasanya hilang
jika ibu mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak dengan jarak
dekat, maka risiko depresi akan meningkat. Depresi juga dapat terjadi pada ayah, jika
belum siap secara fisik dan mental. 

Kedua kondisi tersebut dapat dicegah dengan melakukan program KB. Jika kehamilan
diatur sedemikian rupa, pasangan suami istri bisa hidup lebih sehat dan sejahtera.
Sementara itu anak dapat tumbuh secara maksimal dan perencanaan kehamilan akan
berjalan matang.

 Mengurangi angka kematian bayi dan ibu

Perlu dipahami, KB dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang berjarak dekat dan
tidak diinginkan. Dengan begitu angka kematian bayi juga dapat berkurang. Ibu meninggal
akibat melahirkan dan disertai kesehatan yang buruk juga dapat dihindari.

 Mencegah gangguan kesehatan reproduksi

Hamil di usia terlalu muda, terlalu tua, atau kehamilan yang berjarak terlalu dekat dapat
menimbulkan risiko. Ibu hamil dapat mengalami masalah selama kehamilan, seperti
hipertensi, preeklamsia, persalinan prematur, dan sebagainya. Adanya program KB,
kehamilan dapat direncanakan dengan lebih baik, sehingga risiko gangguan kesehatan
reproduksi dapat dicegah.

 Mencegah terjadinya penyakit menular seksual

Hubungan seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya penyakit menular seksual, meskipun
dilakukan antara suami istri. Penyakit menular seksual (PMS) ini yaitu sifilis, gonore,

31 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


hingga HIV/AIDS. PMS dalam dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti
kondom. 

Kapan Harus Melakukan KB?

Agar kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga tetap terjaga, program KB
dapat dilakukan segera setelah menikah dan selama usia pernikahan. 

Prosedur KB

Metode KB meliputi penggunaan pil kontrasepsi oral, implan, suntik, spiral, kondom, dan
sebagainya. Masing-masing jenis KB memiliki prosedur dan efektivitas yang berbeda
dalam mengendalikan kehamilan atau mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. 

Berikut prosedur KB sesuai jenisnya:

 Kontrasepsi alami

Metode ini dilakukan dengan menghitung masa subur wanita secara manual melalui
perhitungan siklus menstruasi. Cara ini dapat dilakukan dengan memeriksa suhu tubuh,
perubahan pada cairan vagina, serta menghitung menggunakan kalender kesuburan.

 Pil KB

Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil ini mengandung
hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi mencegah terjadinya ovulasi. Terdapat
dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil yang hanya mengandung progesteron.

 Kondom pria

Alat kontrasepsi ini digunakan pada alat kelamin pria untuk mencegah sperma masuk ke
dalam vagina saat sedang berhubungan intim. Selain mencegah kehamilan, penggunaan
kondom pria bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual
(IMS). Namun, alat kontrasepsi ini hanya bersifat sekali pakai.

 Suntik

Terdapat dua jenis KB suntik, suntik yang memiliki jangka waktu tiga bulan dan suntik yang
hanya bisa bertahan selama satu bulan. Metode ini dinilai lebih efektif dibandingkan
dengan mengonsumsi pil KB.

 Implan

Alat kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran batang korek api dan dimasukkan
ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. KB implan akan mengeluarkan
hormon progestin secara perlahan dan dapat mencegah kehamilan hingga tiga tahun.

32 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Namun KB ini memiliki efek samping, yaitu menstruasi tidak teratur, pembengkakan dan
memar pada area kulit yang dipasang, dan tidak efektif mencegah penularan IMS. 

 IUD

IUD (intrauterine device) memiliki bentuk seperti huruf T. Alat KB ini dipasang pada rahim
untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan. IUD umumnya memiliki dua bentuk
utama, yaitu IUD yang dibuat dari tembaga, misalnya ParaGard, yang memiliki ketahanan
hingga 10 tahun. Jenis lainnya yaitu IUD yang memiliki kandungan hormon, seperti Mirena
yang harus diperbarui setiap lima tahun.

 Kondom Wanita

Wanita juga bisa menggunakan kondom khusus, yaitu berupa plastik yang dipasang
menyelubungi vagina. Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan untuk
menyesuaikan posisi alat kelamin pria saat berhubungan intim. 

Tempat Melakukan KB

Beberapa alat KB (kondom dan pil KB) dapat kamu beli di apotek. Sedangkan alat KB
yang dimasukkan ke dalam tubuh, prosedurnya harus dilakukan di fasilitas kesehatan.

33 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ASKEB KESPRO

Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh


bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Baik laki-laki maupun perempuan
memerlukan landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya berlangsung
dengan Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi meliputi Faktor sosial-ekonomi
dan demografi (kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan tentang
perkembangan seksual dan reproduksi, serta tempat tinggal didaerah terpencil). Faktor
budaya dan lingkungan (praktek tradisional, kepercayaan banyak anak banyak rejeki).
Faktor psikologis (akibat dari keretakan orang tua, depresi, kehilangan rasa kebebasan).
Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular
seksual).

Kesehatan reproduksi sangat penting dalam masa kehamilan dan proses persalinan agar
ibu dan bayi bisa selamat sampai melahirkan

Pelayanan Kesehatan Reproduksi meliputi :

1. Kesejahteraan Ibu dan Anak


2. Keluarga Berencana (KB)
3. Kesehatan Remaja
4. Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Hubungan Seksual (HIV/AIDS)
5. Kesehatan Usia Lanjut

34 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


6. Pelayanan terpadu Kekerasan dalam Keluarga.

Kasuari

Ruang Kasuari merupakan ruangan yang digunakan untuk perawatan ibu pasca
melahirkan, untuk memulihkan kesehatannya kembali baik fisik maupun psikologi.
Ruang kasuari menyediakan rawat gabung ibu dan bayi bagi pasien yang
menghendakinya, dengan ketentuan kesehatan ibu dan bayi mendukung untuk rawat
gabung dan mendapatkan persetujuan dari dokter penanggung jawab. Rawat gabung ini
berguna untuk meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi dan memberikan rasa
kenyamanan bagi ibu dan bayi.

Ibu pasca melahirkan dipantau langsung oleh dokter Spesialis Kandungan yang dibantu
oleh tenaga Bidan dan Perawat, hal ini dikarenakan kondisi ibu pasca melahirkan belum
stabil.

Tujuan dari pemberian asuhan pasca melahirkan meliputi :

1. Menjaga kesehatan Ibu dan Bayi


2. Melakukan pemeriksaan secara komprehensif, deteksi dini, mengobati maupun
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
3. Memberikan pendidikan cara merawat kesehatan diri, pendidikan cara dan
manfaat menyusui , pemberian imunisasi serta pendidikan perawatan bayi sehari-
hari
4. Memberikan bimbingan pada ibu baru melahirkan sehingga mendapatkan
kesehatan emosinya kembali.

35 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


DAFTAR TILIK UJIAN PRAKTIK ASUHAN ANTENATAL CARE (ANC)

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

Nama Mahasiswa

LANGKAH PERTAMA

A Persiapan alat
- Tempat Air ( Air Lysol, Air Sabun, Air Bersih )
- Bengkok
- Tongspatel dalam bak Instrume
- Celstop dalam Tromol
- Tensimeter
- Jam tangan
- Temp
- Stetoskop
- Monoskop
- Jangka Martin ( Jangka Panggul )
- Center
- Reflek Hamer

36 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


- Buku Catatan vital sign
- Bedak / Talk
- Medline
1. Menyambut ibu dan orang yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri kepada ibu
3. Menanyakan nama dan identitas ibu
Pemeriksaan Fisik.
4. Memperhatikan tingkat Menjelaskan seluruh
prosedur sambil melakukan pemeriksaan
5. Menjelaskan seluruh prosedur sambil
melakukan pemeriksaan
6. Mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk
klarifikasi sambil melakukan pemeriksaan sesuai
dengan kebutuhan dan kelayakan
7. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil
8. Mencuci tangan dan mengeringkannya dengan
handuk yang bersih
9. Mengukur Tinggi Badan dan Berat Badan
10. Mengukur Lila
Tanda - Tanda Vital
11. Mengukur tekanan darah, Nadi, Suhu dan
Pernafasan
12. Meminta pasien melepaskan pakaian dan
menawarkan kain linen untuk menutup tubuhnya
atau meminta pasien untuk melonggarkan
pakaian dan menggunakannya sebagai penutup
13. Membantu pasien berbaring di tempat tidur
pemeriksaan
Kepala dan Leher
14. Memeriksa kulit : kebersihan warna kulit, turgor
kulit
15. Memeriksa kepala : kebersihan kulit kepala,
warna rambut, rambut rontok

37 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


16. Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah
17. Memeriksa mata :
 Pucat atau tidak pada kelopak bagian bawah
(konjungtiva)
 Berwarna kuning (jaundice pada sclera) ada
tidak
18. Memeriksa hidung : kebersihan, polip
19. Memeriksa telinga : bentuk, kebersihan
20. Memeriksa mulut : apakah gusi pucat, caries
gigi, stomatitis, tonsil
21. Memeriksa dan meraba leher untk mengetahui :
a. Pembesaran kelenjar tiroid
b. Pembesaran pembuluh limfe
Payudara
22. Dengan posisis tangan pasien disamping
memeriksa payudara :
a. Bentuk, ukuran dan simetris atau tidak
b. Putting payudara menonjol atau masuk
kedalam
c. Adanya kolustrum atau cairan lain
d. Pada saat klien mengangkat keatas kepala
periksa payudara untuk mengetahui adanya
rektasi atau dimpling
e. Klien berbaring dengan tangan kiri diatas,
lakukan palpasi secara sistematis pada
payudara sebelah kiri (sesudah itu sebelah
kanan juga) dari arah dekat aksila, kalau-
kalau terdapat :
a. Massa
b. Pembesaran pembuluh limfe
Abdomen
23. Melakukan inspeksi pada abdomen, memeriksa
apakah ada bekas luka opersi, linea nigra dan
sitriae
24. Menghangatkan kedua tangan dengan
menggosok kedua telapak tangan atau memakai
talk

38 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


25. Mengukur tinggi fundus uteri dengan
menggunakan tangan (kalau > 12 mgg) atau
dengan pita ukuran (kalau >22 mgg) & apa yang
teraba di fundus uteri (Leopold.I)
26. Melakukan palpasi pada abdomen untuk
menentukan punggung dan bagian terkecil janin
(Leopold II)
27. Menentukan bagian terbawah dan apakah sudah
masuk pintu atas panggul (kalau >37 mgg)
(Leopold III)
28. Menentukan seberapa jauh bagian terbawah
masuk pintu atas panggul (Leopold IV)
29. Menghitung DJJ (dengan fetoskope / Monoskop
kalau > 18 mgg)
30. Periksa / tanya tentang keadaan genetalia
eksterna
Genetalia eksterna : untuk mengetahui apakah
adanya :
 Tukak atau Luka perineum
 Varises
 Cairan (warna, konsistensi, jumlah, bau)
 Palpasi : pembengkakan, Massa, Cairan
Tangan dan Kaki
31. Memeriksa apakah tangan dan kaki
a. Odema
b. Pucat pada kuku jari
32. Memeriksa dan meraba kaki untuk memeriksa
adanya varises
33. Memeriksa reflek Patella untuk melihat apakah
terjadi gerakan hypo atau hyper refleksi pada
daerah ekstremitas bawah.
Pemeriksaan Panggul Luar (Diutamakan Bagi Ibu
Primigravida)
34. Distensia Spinarium (23-26)
35. Distansia kristarum (26-29)

39 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


36. Boudelouge (18-20)
37. Lingkar Panggul (80-90)
38. Tes Laboratorium
Melakukan tes Laboratorium yang diperlukan :
a. Haemoglobin
b. Protein urine
c. Glukosa urine
39. Mencuci tangan kembali
Pembelajaran / Pendidikan Kesehatan
40. Memberitahukan kepada ibu hasil temuan dalam
pemeriksaan
41. Menghitung usia kehamilan
42. Mengajari ibu mengenai ketidaknyamanan dalam
kehamilan yang mungkin akan dialami ibu
43. Sesuai dengan usia kehamilan, ajari ibu
mengenai :
a. Nutrisi
b. Tanda-tanda bahaya
c. Kebersihan diri (Personal Hygiene)
d. Pemberian ASI
e. Aktivitas seksual
f. Kegiatan sehari-hari
g. Istirahat
h. Body Mekanik
i. Olahraga Ringan / Exercise
j. Pakaian / Sepatu
k. KB Pasca Salin
Promosi Kesehatan
44. Memberikan imunisasi TT, jika dibutuhkan
45. Memberikan Suplemen Zat Besi / Asam Polat
dan menjelaskan bagaimana
mengkonsumsinya serta kemungkinan efek
samping
46. Memberikan tambahan vitamin A , jika di
butuhkan

40 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Persiapan Persalinan dan Kesiagaan Komplikasi
47. Memulai pembicaraan mengenai persiapan
kelahiran
a. Siapa yang akan membantu pada kelahiran
b. Tempat melahirkan
c. Peralatan yang dibutuhkan oleh ibu dan bayi
d. Persiapan keuangan
48. Mengawali pembicaraan mengenai persiapan
kehamilan dan komplikasi kegawatdaruratan
a. Sarana tranfortasi
b. Persiapan biaya
c. Pembuatan keputusan dalam keluarga
d. Donor darah
Kesimpulan Dari Kunjungan
49. Menjadwalkan kunjungan berikutnya
(kunjungan ulang)
50. Mencatat hasil kunjungan pada catatan SOAP
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
200

Muara Enim, 202

41 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE ASAM ASETAT

Nama Mahasiswa

NO LANGKAH TUGAS

1. Isilah tabung reaksi dengan urine 2-3 cc.


2. Panaskan urine di lampu spritus (Bunser
Burner) berjarak -3 cm dari ujung lampu
sampai mendidih.

3. Kalau urine keruh, tambahkan 4 tetes asam


asetat 5%, kalau kekeruhan menghilang
setelah ditambah asam asetat, ini
menunjukkan adanya HR dan ini tidak
signifikan untuk protein.
4. Kalau urine tetap keruh, panaskan sekali lagi.
5. Kalau urine tetap keruh berarti ada protein.
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
20

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE


NO LANGKAH TUGAS Nama Mahasiswa

42 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


1. Isilah tabung reagen dengan 5 cc benedict
reagen.
2. Tetesi tabung tersebut dengan 5-8 tetes
urine.
3. Panaskan tabung yang sudah tercampur
urine sampai mendidih.
4. Kocok dan tunggu sebentar lalu baca :
Negatif (-) : Tetep jernih, sedikit kehijau-
hijauan dan sedikit agak keruh.
Positif (+) : Warna berubah menjadi
hijau kekuningan dan agak keruh.
Positif 2 (++) : Kuning keruh.
Positif 3 (+++) : Jingga keruh.
Positif 4 (++++) : Merah keruh.

SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %


20

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN HAEMOGLOBIN METODE SAHLI

Nama Mahasiswa

NO LANGKAH TUGAS

43 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


1. Isi tabung sahli dengan HCL 1% sampai
angka 2.
2. Tusuk ujung jari dengan jarum yang steril,
bersihkan darah yang pertama keluar dengan
kapas kering.
3. Gunakan pipet untuk menghisap darah
sampai darah mencapai warna biru pada
tabung (tube) atau 20 mm.
4. Masukkan pipet kedalam tabung sahli
kemudian tiup pipet sampai semua darah
keluar dari pipet.
5. Aduk HCL dengan darah sampai benar-benar
tercampur.
6. Masukkan Aquades tetes demi tetes ke
dalam tabung sahli, diaduk kembali sampai
warna standar.
7. Lihat ujung paling atas dan baca angka di
ujung tersebut, inilah kadar Haemoglobinnya.
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
20

Muara Enim, 202

44 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


DAFTAR TILIK
PERSALINAN NORMAL

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan langkah
tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

Nama Mahasiswa

LANGKAH KERJA

MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA DUA


1. Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin pada rectum
dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan spinghter ani membuka
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial untuk menolong persalinan dan
menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi
baru lahir.

45 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi
siapkan:
 Tempat datar,rata,bersih, kering dan hangat
 3 handuk / kain bersih dan kering ( termasuk ganjal
bahu bayi)
 Alat penghisap lender
 Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi
Untuk ibu:
 Mengelar kain di perut baewah ibu
 Menyiapkan oksitoxin 10 unit
 Alat suntik sekali pakai dalam partus set
3. Pakai celemek plastic atau dari bahan yang tidak
tembus cairan
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk periksa dalam
6. Memasukkan oksitoxin ke dalam tabung suntik
( gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT
atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada
alat suntik
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAPDAN
KEADAAN JANIN
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya
dengan hati – hati dari anterior ( depan) ke posterior
( belakang) menggunakan kapas atau kasa steril yang
dibasahi air DTT
 Jika interior vagina, perineum dan anus
terkontaminasi tinj, bersihkan dengan seksama dari
arah depan ke belakang
 Buang kapas atau kasa pembersih ( terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia
 Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi,
lepaskan dan rendam sarung tangan tersebut dalam
larutan klorin 0,5 % langkah 9 . pakai sarung
tangan DTT/steril untuk melaksanakan langkah

46 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


selanjutnya
8. lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan
sudah lengkap maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan ( celupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5 % , lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik, dan renddam dalam klorin 0,5 % selama 10
menit ) cuci kedua tangan setelah sarng tangan
dilepaskan
10. Periksa Denyut jantung janin ( DJJ) setelah kontraksi
uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih
dalam batas normal ( 120-160x/menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal
 Mendokumentasikan hasil – hasil periksa dalam,
DJJ semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan kedalam partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK
MEMBANTU PROSES MENERAN
11. Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin cukup baik ,kemudian bantu ibu
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin
meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin ( ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokmentasikan
semua temuan yang ada
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran
mereka untuk menduku dan memberi semangan
pada ibu dan meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat.
Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman
13. laksanakan Bimbingan meneran pada sat ibu merasa
ingin meneran atau timbul kontraksi yang kuat:

47 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Bombing ibu agar dapat meneran dengan benar dan
efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posissi yang nyaman sesuai
pilihannya ( kecuali posisi bverbaring terlentang
pada posisi yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberikan dukungan dan
semnagat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan peroral ( minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir setelah pembukaan lengkap dan dipimpin
meneran ≥ 120 menit ( 2 jam ) pada primi gravida
atau ≥ 60 meni ( 1 jam) pada multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisis yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit.
V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
15. letakkan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi)
diperut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian sebagai
alas bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan
peralatan dan bahan
18. pakai sarung tangan DTT / steril pada kedua tangan
VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
LAHIRNYA KEPALA
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran
secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal

48 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi ) segera
lanjutkan proses kelahiran bayi
Perhatikan !
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan
lilitan lewat bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secar kuat, klem tali
puasat di dua tempat dan potong tali pusat diantara
kedua klem tersebut
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang
berlangsung secara spontan
LAHIRNYA BAHU
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi
secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran disaat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan kearah atas dan
distal untuk melajirkan bahu belakang
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk
menopang kepaladan bahu. Gunakan tangan atas
untuk mennelusuri atau memegang lengan dan siku
sebelah atas
24. setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki.
Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada sat sisi dan jari – jari lainnya
pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk.
VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
25. lakukan penilaian (selintas)
 Apakah bayi cukup bulan ?
 Apakah bayi menangis kuat dan ? bernafas tanpa
kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Biala salah satu jawaban adalah tidak lanjut kelangkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia ( lihat

49 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


penuntun belajar resusitasi bayi asfiksia)
Bila semua jawaban Yan lanjut ke 26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya ( kecuali kedua tangan ) tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handukl / kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisis
dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu
bayi yang lahir ( hamil tunggal ) dan bukan kehamilan
ganda ( gemelli)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntk oksitoxin agar
uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitoxin 10 unit ( intra muscular) di 1/3 distal lateral
paha ( lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan
oksitoxin )
30. setelah 2 menit sejak bayi ( cukup 0 bulan lahir, pegang
tali pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari
pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah
tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm
proximal dari pusat bayi . klaem tali pusat pada titik
tersebut tahan klem ini pada posisinya , gunakan jari
telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali
pusat kea rah ibu ( sekitar 5 cm ) dan klem tali pusat
pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama
31. pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegamg tali pusat yang telah
dijepit ( lindungi perut bayi ) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan lagi benag tersebut dan
ikat tali pusat denagn simpul kunci pada sisi lainnya
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang
telah disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap didada ibu untuk kontak kulit
ibu – bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi
menempel didada ibunya. Usahakan kepala bayi

50 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari putting susu atau areola mammae ibu.
 Selimuti Ibu – bayi dengan kain kering dan hangat,
pasang topi dikepala bayi
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit didada
ibu paling sedikit 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
inisiasi menyusui dini dalam waktu 30-60 menit .
Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung
sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi berhasil menyusu
VIII . MANAJEMEN AKTIF KALA TIGAPERSALINAN
( MAK III)
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 6-10ncm dari
vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain pda perut bawah ibu
( diatas symfisis) untuk mendekteksi kontraksi. Tangan
lain memegang klem untuk meregangkan tali pusat.
35. setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus kearah belakang –atas ( dorso kranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur
diatas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta
ibu,suami atau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu.
MENGELUARKAN PLASENTA
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan
uterus kearah dorsal ternyata di ikuti dengan
pergeseran tali pusatkearah distal maka lanjutkan
dorongan kea rah kranial hingga plasenta dapat lahir
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya di
tegangkan ( jangan di tarik secara kuat terutama jika
uterus tak berkontraksi )sesuai dengan sumbu jalan
lahir ( kearah bawah – sejajar lantai – atas)

51 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta
 Jika placenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
1. Ulangi pemberian oksitoxin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi ( gunakan tehnik aseptic)
jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso kranial dan penegangan
tali pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi
lahir atau terjadi perdarahan maka segera
lakukan tindakan plasenta manual
37. saat placenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan
DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput ketuban kemudian gunakan jari- jari tangan
atau klem ovum DTT/steril untuk mengeluarkan
selaput yang tertinggal
RANGSANGAN TAKTIL ( MASSASE) UTERUS
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan massase uterus, letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan massase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
( fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan ( kompresi
bimanual Internal, Kompresi aorta Abdominal,
tampon Kondom – Kateter) jika uterus tidak
berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan
taktil / massase
IX. MENILAI PERDARAHAN
39. periksa kedua sisi plasenta ( maternal – fetal ) pastikan
plasenta telah dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta
kedalam kantung plastic atau tempat khusus
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang

52 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


luas dan menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan
yang menimbulkan perdrahan aktif segera lakukan
penjahitan
X. ASUHAN PASCA PERSALINAN
41. Pastkan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5 % bersihkan noda darah dan
cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam
sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
EVALUASI
43. Pastikan kandung kemih kososng
44. Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan massase uterus
dan menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu
baik
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik ( 40-60 kali/menit)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi
diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit
 Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas,
segera rujuk ke RS Rujukan
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi dan
hangatkan ibu bayi dalam satu selimut
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5 % untuk dekontaminasi ( 10 menit ). Cuci dan
bilas peralatan setelah didekontaminasi
49. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai

53 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh
dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan
ketuban, lender dan darah di ranjang atau disekitar ibu
berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman
dan makanan yang diinginkannya
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5 %
53. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,% %, balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam
larutan klorin )<% % selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue Atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih /DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi
56. Dalam satu jam pertama, beri salep mata/ tetes mata
profilaksis infeksi, vit K1 1mg IM di paha kiri bawah
lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan
bayi ( normal 40-60 kali/menit) dan temperature
( normal 36,5-37,5 ºC) setiap 15 menit
57. Setelah satu jam pemberian Vit K1 berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu –
waktu dapat disususkan
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam di dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
59. cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering
DOKUMENTASI
60. Lengkapi partograf ( halaman depan dan belakang),
periksa tanda vital dan asuhan kala IV Persalinan

54 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
240

Muara Enim, 202

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jenderal Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Komplek RSUP Dr. M. Hoesin

Palembang 30126 Telepon/Faksimil (0711) 373104

Website : www.poltekkespalembang.ac.id Email : info@poltekkespalembang.ac.id

DAFTAR TILIK SENAM NIFAS

55 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan

1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah

2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan langkah tugas

3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah tugas

4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur standar

Nama Mahasiswa

No LANGKAH KERJA

Latihan Hari 1
A. Latihan Pernafasan iga-iga

1. Tujuan :
- u/mendapatkan oksigen yang cukup
-.Memberi tenaga dan < kelelahan
-.Memperlancar sirkulasi darah

2 Sikap:
Ibu tidur terlentang dengan satu bantal

3 Posisi :
Ibu tidur terlentang dengan ke2 kaki
dibengkokkan dengan meletakkan kedua tangan
(mengepal) di iga bawah dada

4 Gerakan:
1. Menarik napas dari hidung →iga
mengembang hingga kepalan tangan
terdorong keatas

5 2. Mengeluarkan nafas dari mulut → iga


mengempis hingga kepalan terlepas

56 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


6 Anjuran:
Lakukan 15X gerakan pagi dan sore

B.Latihan gerak pergelangan kaki

7. Tujuan :Mencegah oedema


guna: memperlancar sirkulasi darah dikaki

8. Sikap:
Ibu duduk dengan dengan kedua lutut lurus,
bersandar pada ke2 lengan yang diletakkan
disamping belakang

9 Gerakan :
1. Gerakan dorsi fleksi dan plantar fleksi:
tegakkan ke2 telapak kaki dgn lutut menekan
kasur,kmd tundukkan ke 2 telapak kaki
bersama jari-jarinya dst.

10. 2.Gerakan inversi dan eversi :


hadapkan ke 2telapak kaki satu sama lain
dengan lutut tetap menghadap keatas, kembali
semula dst.

11. 3.Gerakan sirkumduksi :


Kedua telapak kaki turunkan kebawah , buka
kesamping tegakkan kembali ,dst kedua telapak
kaki buka dari atas kesamping , turunkan
hadapkan kembali dst.

12. Anjuran:
Latihan dilakukan 2X sehari ,masing-masing 6
hitungan bila sudah ada pembengkakan ,
lakukan sesering mungkin

C.Latihan kontraksi ringan otot perut dan otot pantat

13. Tujuan:
- Mencegah kesulitan buang air besar dan
kecil
- Membantu kontraksi rahim sehingga
perdarahan cepat berhenti.
14. Sikap:

57 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Ibu tidur terlentang dengan satu bantal dikepala,
kedua kaki lurus dan kedua tangan disamping
badan

15. Gerakan :
Tundukkan kepala, kerutkan pantat kedalam
sehingga lepas dari kasur, kempeskan perut
samapai punggung menekan kasur, lepaskan
perlahan

16. Anjuran:
Lakukan 15X gerakan pagi dan sore, setiap 5X
gerakan istirahat sebentar

Latihan hari ke 2
Latihan hari 1 diulang ditambah

A.Latihan otot perut

17 Tujuan:
Mencegah agar dinding otot perut tidak kendur

18. Sikap 1:
Tidur terlentang dgn 1 bantal dikepala kedua
lutut lurus dan ke 2 tangan disamping badan.

19. Gerakan 1 :
Angkat kepala sehingga dagu menempel di
dada, perlahan-lahan kembali.

20. Sikap 2:
Sama seperti 1

21. Gerakan2:
Bengkokan lutut kiri ½ tinggi lalu luruskan,
kemudian ganti lutut
kanan

22. Anjuran:
Lakukan 5X gerakan pagi dan sore

B. Latihan Kaki

23 Sikap:

58 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


tidur telentang dengan 1 bantal dikepala, kedua
lutut dibengkokkan ½ tinggi dan paha menempel
satu sama lain

24. Gerakan:
- Kedua lutut direbahkan kesamping kiri ½
rendah
- Bahu tetap pada kasur ,kembali ketengah ,
dibawa kekanan, kembali ketengah,
seterusnya bergantian
25. Anjuran :
- Lakukan 5X gerakan untuk masing-masing
sisi
C. Latihan untuk menguatkan otot dada

26 Tujuan
- Mempertahankan payudara agar tidak
kendur
- Memperlancarkan Asi
27 Sikap:
- Duduk atau berdiri dengan kedua tangan
saling berpegangan pada lengan bawah
dekat siku
- Badan dan lengan atas membentuk sudut
90
28 Gerakan :
Kedua tangan mendorong lengan kearah siku
tanpa menggeser telapak
Sampai otot dada terasa tertarik kemudian
lepaskan

29 Anjuran :
Lakukan 45X gerakan ,setiap 15 x gerakan
berhenti sebentar, kerjakan pagi dan sore.

Latihan hari ke 111


Latihan hari 11 diulang ditambah dg

A.Latihan untuk mengembalikan rahim pada bentuk semula

30 Tujuan :
- Mempercepat pengembalian rahim pada bentuk
dan posisi semula

59 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


- Mengurangi rasa mulas

31 Sikap:
Tidur tengkurap dengan dua bantal menyangga
perut bagian bawah, 1 bantal kecil menyangga
punggung kaki , kepala menoleh kesamping
kiri/kanan , tangan diletakkan dibawah bantal
dgn siku sedikit dibengkokkan

32 Anjuran:
Pertahankan sikap ini mula-mula selama 5 menit
kelamaan sampai 20 menit, lakukan latihan ini
sampai ibu tidak merasakan mulas lagi.

B.Latihan menguatkan otot perut(peningkatan)

33 Sikap:
Tidur telentang dgn kedua lutut lurus, kedua
tangan lurus diatas kepala.

34 Gerakan :
Kedua tangan diayun kedepan sambil
mengangkat kepala dan bahu

35 Anjuran :
Lakukan gerakan ini 6-10 kali setiap hari pada
pagi atau sore hari

SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %


35

Muara Enim, 202

(.……………………………………………………….)

60 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


DAFTAR TILIK

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS NORMAL

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan

1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah

2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan langkah


tugas

3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah

61 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


tugas

4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur


standar

Nama Mahasiswa

No LANGKAH KERJA

A. Mempersiapkan bahan dan alat

B. SIKAP DAN PERILAKU

2. Pasien di sambut dengan ramah


dan langsung tanyakan keluhan

3. Observasi keadaan umum dan


keadaan emosional ibu

C. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN

4. Cuci tangan

5. Melakukan Pemeriksaan

 Tekanan Darah
 Nadi
 Suhu
 Pernafasan
6. Pasien di minta untuk mengganti
pakaian dan meminta pasien untuk
melepas pakaian dalamnya.Pasien

62 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


di minta untuk naik ke tempat tidur
untuk di lakukan pemeriksaan

7. Pemeriksaan Kepala

Untuk mengidentifikasi keadaan


rambut seperti bersih atau tidak,
berketombe atau tidak, rontok atau
tidak

8. Pemeriksaan Telinga

Untuk mengidentifikasi keadaan


telinga seperti bersih atau tidak,
ada secret atau tidak , ada kelainan
atau tidak

9. Pemeriksaan Muka

Untuk mengidentifikasi adanya


tanda anemis, preeklamsia –
eklamsia pada post partum karena
bisa terjadi pada 1 – 2 hari post
partum

        Cara Kerja :


a )Inspeksi Muka : Warna kulit muka
dan pembengkakan daerah wajah
dan kelopak mata
b ) Konjungtiva : pucat atau tidak
c ) Sklera : ikterik atau tidak

10. Pemeriksaan Hidung

Untuk mengidentifikasi keadaan


hidung seperti ada atau tidak polip ,

63 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ada atau tidak sekret

11. Pemeriksaan Mulut

Untuk mengidentifikasi keadaan


mulut seperti kebersihan,
kelembaban bibir, ada atau tidak
apte , ada atau tidak karies pada
gigi

12. Pemeriksaan Leher

        Cara Kerja:


a ) Inspeksi Leher : apakah terlihat
ada benjolan atau tidak dan
kesimetrisan leher dan
pergerakannya
b ) Palpasi : pemeriksaan palpasi
pada kelenjar tyroid dan getah
bening dilakukan dengan cara
meletakkan ujung jari kedua tangan
di kelenjar dengan posisi
pemeriksaan ikut gerakan menelan

13. Pemeriksaan Dada

Untuk mengidentifikasi adanya Ada


atau tidak bunyi weezing, rochi,
rales pada paru – paru Ada atau
tidak bunyi Mur – mur dan palpitasi
pada jantung

14. Pemeriksaan Payudara

Untuk menmgidentifikasi akan


pemeriksaan tindak lanjut dari

64 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


pemeriksan prenatal dan segera
setelah melahirkan apakah ada
komplikasi pada post partum
misalnya adanya bendungan
payudara, mastitis pada payudara ,
dan abses pada payudara

        Cara Kerja :


a ) Inspeksi Payudara : warna
kemerahan atau tidak , ada atau
idak vaskularisasi,ada atau tidak
oedema, ada atau tidak putting
susu lecet, apakah putting susu
menonjol atau tidak, adakah
pengeluaran cairan seperti
kolostrum, ASI,Pus atau darah
b) Palpasi Payudara: Ibu tidur
telentang dengan lengan tangan kiri
dan lengan tangan kanan ke atas
secara sistematis lakukan perabaan
payudara sebelah kiri sampai
axila,lalu ulangi
pemeriksaan yang sama pada
payudara kanan perhatikan apakah
ada benjolan, pembesaran kelenjar
getah bening abses pada
payudara kemudian kaji nyeri tekan,

12 Pemeriksaan Abdomen

        Cara Kerja :


a ) Inspeksi : Lihat apakah ada luka
operasi , jika ada maka kaji apakah

65 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ada tanda – tanda
perdarahan , atau apakah ada tanda
– tanda infeksi
b ) Palpasi : Pada TFU periksa
apakah sesuai dengan involusio
uteri dan apakah kontraksi uterus
baik atau tidak

13 Pemeriksaan Ekstremitas

       Cara Kerja:
a) Inspeksi : Warna kemerahan
atau tidak
b) Palpasi : Pada pemeriksaan kaki
apakah ada varises , oedema,
reflek patella , nyeri tekan dan
panas pada betis , jika ada maka
menandakan tanda homan positif

14 Pemeriksaan Genetalia Eksterna

        Cara Kerja:


a) Pasang perlak beralas
b) Cuci tangan
c) Membantu ibu dalam posisi dorsal
recumbent
e) Buka tutup com kapas DTT ,
dekatkan nieerbekken dan Pakai
sarung tangan steril
f) Lakukan vulva hygiene dengan
kapas DTT
g) Periksa anogenital apakah ada
varises, hematoma, oedema , tanda

66 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


– tanda infeksi , periksa luka jahitan
apakah ada pus ,apakah ada jahitan
yang terbuka , periksa lokhea ,
warna , dan konsistensinya

15 Pemeriksaan Kandung Kemih

Pada kandung kemih di periksa


apakah kandung kemih ibu penuh
atau tidak , jika penuh minta ibu
untuk berkemih dan jika ibu tidak
bisa maka lakukan kateterisasi

16 Pemeriksaan Anus

Pada Anus di periksa apakah ada


hemoroid atau tidak

17 Angkat perlak dan pengalas


kemudian Lepas dan rendam
handscoon pada baskom larutan
chlorin 0,5 %

18 Membantu ibu untuk merapihkan


pakaian

19 Mencuci kedua tangan dengan


sabun dengan air mengalir

20 Dokumentasikan

SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %

80

67 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Muara Enim, 202

(.
………………………………………………….)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jenderal Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Komplek RSUP Dr. M. Hoesin

Palembang 30126 Telepon/Faksimil (0711) 373104

Website : www.poltekkespalembang.ac.id Email : info@poltekkespalembang.ac.id

DAFTAR TILIK BREAST CARE

68 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan
1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standard

Nama Mahasiswa

NO LANGKAH KERJA

A. SIKAP DAN PERILAKU


1. Menyapa pasien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Memposisikan pasien senyaman mungkin
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Merespon keluhan pasien
B. MEMPERSIAPKAN BAHAN DAN ALAT
6.  Baki beralas semua alat-alat perawatan
payudara
 Handuk 2 buah
 Bengkok 1 buah
 Peniti 2 buah
 Baskom berisi air hangat 1 buah
 Baskom berisi air dingin 1 buah

69 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


 Waslap 2 buah
 Phantom / Model Payudara
 Minyak Steril / Baby oil dalam tempatnya
 Potongan kapas berbentuk bulat
C. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
7. Mencuci tangan sebelum tindakan dan keringkan.
8. Menyiapkan posisi ibu, baju bagian atas dibuka
dan meletakkan handuk di bahu serta pangkuan
ibu dan mempertemukan ujung keduanya dengan
mengaitkan menggunakan peniti.
9. Mengambil kapas lalu basahi dengan minyak
10. Memasang kedua kapas yang telah dibasahi
minyak dibagian aerola dan puting payudara
selama 2-5menit
11. Membersihkan kotoran yang ada diseluruh
permukaan payudara dengan menggunakan kapas
yang telah dilumuri baby oil
12. Melakukan teknik hoffman ( jika terdapat puting
susu yang datar/tenggelam)
13. Menempatkan kedua telapak tangan diantara
kedua payudara, kemudian urut ke atas terus ke
samping, lalu kebawah dan melintang sehingga
tangan menyangga payudara, kemudian lepaskan
tangan dari payudara.
14. Menopang payudara kiri dengan menggunakan
telapak tangan kiri dan jari-jari tangan kanan saling
dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan
mengurut payudara kiri dari pangkal ke arah
puting, demikian pula pada payudara kanan.
15. Memposisikan telapak tangan menopang payudara
seperti pada cara no.9 kemudian jari-jari tangan
dikepalkan, kemuidan buku-buku jari tangan
mengurut payudara dari pangkal ke arah puting.
16. Mengompres payudara dengan waslap
menggunakan air hangat dan air dingin secara
bergantian.

70 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


17. Membantu ibu untuk memakai kembali pakaiannya
dan menganjurkan ibu untuk memakai BH yang
menyokong payudara.
18. Membereskan alat-alat dan mencuci alat-alat yang
telah dipakai
19. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan dan
keringkan.
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
76

Muara Enim, 202

(.……………………………………………………….)

DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI BCG

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas

71 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

Nama Mahasiswa
NO LANGKAH KERJA

A. SIKAP DAN PERILAKU


Menyapa pasien dengan sopan dan ramah.
1.
Memperkenalkan diri pada pasien
2.
3. Memosisikan pasien senyaman mungkin
4. Menjelaskan maksud dan tujuan.
5. Merespons keluhan pasien
B. PERSIAPAN ALAT

6. a. Spuit 1cc/tuberkulin.
b. Sarung tangan handscoun 1 pasang
c. Vaksin BGC dan pelarutnya
d. Kapas DTT
e. Bak instrumen
f. Bedong/kain pembungkus bayi
g. Bengkok
h. Buku KIA dan alat tulis

C. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
7. Memberi tahu ibu tentang prosedur yang akan
di lakukan

72 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


8. Memasukan pelarut vaksin ke dalam vial/ampul
vaksin ampul dengan cara yang benar
9. Mengaspirasi obat dosis bayi 0,05 ml dan dosis
anak 0,1 ml
10 Mencuci tangan
11 Menggendong atau membungkus bayi.
12. Memakai handscoon
13 Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien.
14. Menentukan daerah suntikan ,yaitu otot deltoit
( tiga jari dari akromion) lengan kanan.
15. Desinfeksi permukaan kulit yang akan
disuntikan dengan kapas DTT dari tengah
keluar secara sirkular sekitar 5 cm.
16. Memegang lengan bayi dengan tangan kiri dan
memegang spuit dengan tangan kanan.
17. Menusukan spuit dengan sudut 15 0 di daerah
penyuntikan pada epidermis kemudian teruskan
sampai dermis.
18. Mendorong cairan vaksin secara pelahan-lahan
sampai menimbulkan benjolan di bawah
permukaan kulit.
19. Menarik jarum dengan cepat setelah semua
obat masuk, jangan memijat bekas suntikan.
20. Merapikan alat-alat dan pasien.
21. Mengobservasi pasien.
22. Mencuci tangan.
23. Mendokumentasikan kegiatan (waktu,nama
obat, dosis, rute pembelian, dan reaksi pasien ).
D. PENILAIAN TEKNIK
24. Melaksanakan tindakan secara sistemtis.
25. Menjaga privasi klien.

73 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


26. Menunjukan sikap percaya diri dan tidak gugup.
27. Mendokumentasikan dengan baik.
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
108

Muara Enim,

DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah

74 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

Nama Mahasiswa

N
LANGKAH KERJA
O

A. SIKAP DAN PERILAKU      


1 Menyapa pasien dengan sopan dan ramah      
2 Memperkenalkan diri pada pasien      
3 Memposisikan pasien senyaman mungkin      
4 Menjelaskan maksud dan tujuan      
5 Merespon keluhan pasien      
B. Mempersiapkan alat dan bahan      
a. spuit 3cc      
b. Vaksin campak dan pelarutnya.      

6. c. Kapas DTT, handsoun 1 pasang      


d. Bak instrumen      
e. Perlak dan alasnya.      
f. Bengkok.      
h. Buku KIA dan Alat Tulis      
C. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN      
Memberitahu ibu tentang prosedur yang akan
7 dilakukan. Memasukkan pelarut vaksin ke dalam
vial/ampul dengan cara yang      
memasukan pelarut vaksin kedalam vial atau
8
ampul dengan cara yang benar      

75 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


9 mengspirasi vasin dosis bayi 0,5 ml      
10 mencuci tangan      
11. Memakai handscoon
12 mendekatkan alat alat pada pasien      
mengatur posisi klien pasien dan membuka
13.
pakaian pada daerah yang akan disuntik      
menentukan daerah suntilan di daerah deltoid (3
14.
jari dibawah akromion) lengan kiri      
Memasang perlak dan atasnya dan mendekatkan
15.
bengkok      
Disenfeksi permukaan kulit yang akan disuntik
16. dengan kapas steril/dtt dari tengah keluar secara
sirkular sekitar 5 cm      
Menusukkan spuit perlahan lahan dengan
17. permukaan jarum mengarah keatas membentuk
sudut 45      
18. Mengaspirasi obat      
19. Memasukkan obat secara perlahan      
Menarik jarum dengan cepat setelah semua obat
20
masuk, lalu memijat daerah bekas suntikkan      
21 Merapikan alat-alat dan pasien      
22 Mengovservasi pasien      
23 mencuci tangan      
Mendokumentasikkan kegiatan (waktu,nama
24
obat,dosis,rute pemberian,dan reaksi pasien)      
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
96

Muara Enim, 202

76 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


(…………………………………………)

DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI DPT

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

Nama Mahasiswa

NO LANGKAH KERJA

C. SIKAP DAN PERILAKU


1. Menyapa pasien dengan sopan dan ramah.
2. Memperkenalkan diri pada pasien.
3. Memosisikan pasien senyaman mungkin
4. Menjelaskan maksud dan tujuan.
5. Merespons keluhan pasien
D. Mempersiapkan alat dan bahan

77 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


6. i. Vaksin DPT dan pelarutnya dalam termos es
j. Spuit 3cc
k. Kapas DTT
l. Bak instrumen
m. Perlak dan alasnya
n. Bengkok
o. Handscoon
p. Tempat sampah tajam
q. Buku pengobatan dan instruksi pengobatan
r. Alat tulis
s. Perlengkapan cuci tangan
C. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
7. Memberi tahu ibu tentang prosedur yang akan di
lakukan
8. Memasukan obat dari vial/ampul dengan cara yang
benar.
Mengaspirasi obat : dosis bayi 0,5 ml
9. Mencuci tangan
10 Memakai handscond
11 Mendekatkan alat - alat ke dekat pasien

12. Mengatur pasien dan membuka pakaian pada daerah


yang akan di suntik.atur posisi bayi (bayi di pangku
ibunya , tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga
kepala, bahu ,dan memegang sisi luar tangan kiri bayi.
Tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu dan tangan
kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat).
13. Menentukan daerah suntikan ,yaitu daerah 1/3 bagian
atas paha kanan bagian luar.
14. Memsang alas dan mendekatkan bengkok.
15. Desinfeksi permukaan kulit yang akan disuntik dengan
kapas steril / DTT dari tengah keluar secara sirkular
sekitar 5 cm
16. Tunggu antiseftic hingga kering, kemudian lepaskan
penutup spuit, suntikan jarum dengan perlahan-lahan
secara intramuscullar dengan sudur 90 derajat
17. Aspirasi obat

78 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


18. Memasukan obat secara perlahan-lahan.
19. Menark jarum suntik setelah obat masuk, sambil
menekan daerah suntikan dengan kapas steril.
20. Merapikan alat-alat
21. Merapikan pasien.
22. Mengobservasi pasien.
23. Melepas handscon, lalu cuci tangan.
24. Mendokumentasikan kegiatan (waktu, nama obat,
dosis, rute pembelian, dan reaksi pasien ).
D. PENILAIAN TEKNIK
25. Melaksanakan tindakan secara sistemtis.
26. Menjaga privasi klien.
27. Melakukan komunikasi dengan pasien dan merespon
dengan baik.
28. Menunjukan sikap percaya diri dan tidak gugup.
29. Mendokumentasikan dengan baik.
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
116

Muara Enim, 202

(………………………………………)

DAFTAR TILIK
IMUNISASI HEPATITIS B

79 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan
1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

Nama Mahasiswa

NO LANGKAH KERJA

A. SIKAP DAN PERILAKU


1. Menyapa pasien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Memposisikan pasien senyaman mungkin
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Merespon keluhan pasien
B. MEMPERSIAPKAN BAHAN DAN ALAT
a. Vaksin HB Uniject.
b. Kapas DTT. Dan handscoun 1 pasang
6. c. Bak instrumen.
d. Perlak dan alasnya.
e. Bengkok.
f. Buku KIA,Alat tulis.
C. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
7. Memberitahu ibu tentang prosedur yang akan dilakukan.
8. Menyiapkan vaksin dengan mendorong tutup vaksin
kedalam hingga bunyi klik.
9. Mencuci tangan

80 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


10. Memakai handscoon
11. Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
12. Mengatur pasien dan membuka pakaian pada saerah
yang akan disuntik. Atur posisi bayi (bayi dipangku
ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga
kepala, bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi.
Tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu, dan tangan
kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat).
13. Menentukan daerah suntikan yaitu di daerah 1/3 bagian
atas paha kanan bagian luar
14. Memasang alas dan mendekatkan bengkok
15. Desinfeksi permukaan kulit yang akan disuntik dengan
kapas steril/DTT dari tengah keluar secara sirkular sekitar
5 cm.
16. Tunggu antiseptic hingga kering, kemudian lepaskan
penutup spuit, suntikkan jarum dengan perlahan-lahan
secara intramuscular dengan sudut 90 o
17. Aspirasi obat
18. Memasukan obat dengan perlahan-lahan
19. Menarik jarum dengan cepat setelah semua obat masuk,
menekan daerah suntikan dengan kasa steril/DTT, lalu
memijat daerah tersebut.
20. Merapikan alat-alat
21. Merapikan pasien
22. Mengobservasi pasien
23. Melepas handscoon,lalu cuci tangan
24. Mendokumentasikan kegiatan (waktu,nama obat, dosis,
rute pemberian,dan reaksi pasien).
D.PENILAIAN TEKNIK
25. Melaksankan tindakan secara sistematis
26. Menjaga privasi klien
27. Melakukan komunikasi dan merespon pasien dengan

81 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


baik
28. Menunjukan rasa percaya diri dan tidak gugup
29. Mendokumentasikan dengan baik
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
116

Muara Enim, 202

DAFTAR TILIK
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO (OPV)
0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan
1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

82 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


No. LANGKAH KERJA

A. SIKAP DAN PERILAKU


1 Menyapa pasien dengan sopan dan ramah.
2 Memperkenalkan diri pada pasien
3 Memposisikan pasien senyaman mungkin.
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
5 Merespons keluhan pasien.
B. Mempersiapkan alat dan bahan
a.       Vaksin Polio dalam termos es
b.      Pipet plastic
c.       Pinset/ gunting kecil
d.      Bengkok
e.       Bak instrumen.
f.       Buku KIA.
g.      Alat tulis
C. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
Memberitahu tentang prosedur yang akan
6.
dilakukan.
7. Petugas mencuci tangan.
Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik
8. (perhiatikan nomor, kadaluwarsa, dan WMN vaksin
Viai Monitor).
Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset atau
9.
gunting kecil.

83 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


10. Pasang pipet diatas botol vaksin
11. Letakkan anak pada posisi senyaman mungkin.
Buka mulut anak dan teleskan vaksin polio
12.
sebanyak 2 tetes
Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh
13.
anak yang dimunisasi.
Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi
14.
lagi penetesannya.
Saat meneleskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap
15.
dalam kondisi steril.
16. Rapikan alat.
17. Mencuci tangan.          
Mendokumentasikan kegiatan (waktu, nama obat,    
18.
dosis, rute pemberian, dan reaksi pasien)      
D. PENILAIAN TEKNIK          
19. Melaksanakan tindakan secara sistematis.          
20. Menjaga privasi pasien          
Melakukan komunikasi dan merespons pasien    
21.
dengan baik.      
22. Mendokumentasikan kegiatan          
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
88

Muara Enim, 202

(…………………………………………)

84 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


DAFTAR TILIK
PEMBERIAN KONTRASEPSI SUNTIKAN

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

Nama Mahasiswa

NO LANGKAH KERJA

SIKAP DAN PERILAKU


1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri
anda dengan tanyakan tujuan kedatangannya.
2. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan
klien.
3. Berikan konseling sebelum melakukan suntikan.
 Informasi tentang jenis konterasepsi yang
tersedia, keuntungan dan keterbatasan
 Bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi
yang tepat
4. Bila klien memilih suntikan, jelaskan kemungkinan
kemungkinan efek samping pemakai kontrasepsi
hormonal suntikan

85 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


KONSELING PRA-PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN
5. Lakukan anamnesa untuk memastikan tidak ada
masalah kondisi Kesehatan sebagai pemakai
suntikan.
6. Jelaskan apa yang di lakukan dan persilahkan klien
untuk mengajukan pertanyaan.
7. Pastikan klien sudah mantap menggunakan
suntikan.
8. Cuci tangan dengan sabun ,dan air mengalir dan
keringkan dengan handuk bersih dan kering.
9. Mempersilahkan ibu untuk berbaring.
10. Ukur TD dan BB klien (TD < 140/90 mm Hg)
11. Periksa kadaluwarsa obat suntikan dan pastikan
jenis suntikan( 3 Bulan atau 1 Bulan ).
12. Mengisi spuit dengan obat (Kocok dan ratakan
obat sebelum ditarik).
13. Memakai sarung tangan DTT.
14. Disinfeksi daerah penyuntikan (daerah bokong
m.ventrogluteal; 1/3 atasoscias –
oscoxigis )menggunakan kapas alcohol / kapas
DTT , tunggu beberapa saat sampai mengering.
15. Buka Spuit dan pastikan tidak ada gelembung
udara di dalam spuit.
TINDAKAN PEMASANGAN
16. Meminta pasien untuk rileks dan menarik napas
(afirmasi.)
17. Menyuntikan Obat secara intra muscular (IM)
tunggu beberapa saat hingga obat turun semua.
18. Cabut jarum dari bokong, disinfeksi daerah
penyuntikan.
19. Merapikan klien.
20. Buang spuit kedalam safety box.

86 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


21. Buka sarung tangan
22. Mencuci tangan.
23. Mendokumentasikan Hasil kegiatan.
KONSELING PASCA PEMASANGAN
24. Jelaskan pada klien apa yang harus di lakukan bila
mengalami efek samping.
25. Beritahu kapan klien harus datang Kembali keklinik
untuk kontrol.
26. Lengkapi rekam medic dan kartu suntikan untuk
klien
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
104

Muara Enim, 202

(……………………………………….)

87 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


DAFTAR TILIK
PEMASANGAN AKDR/IUD

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan
langkah tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

NO LANGKAH KERJA Nama Mahasiswa

88 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


E. Mempersiapkan bahan dan alat
1. • Bak Instrumen besar (1)
• IUD steril
• Sarung tangan Steri / DTT (2 psg)
• Speculum cocor bebek (2bh)
• Tenakulum (1 bh)
• Sonde uterus (1 bh)
• Duk (2 bh)
• Gunting benang
• Pinset klem (1bh)
• Kasa steril secukupnya
• Kapas sublimat secukupnya
• Betadine
Bengkok (1 bh)
• Larutan Klorin 0,5%
• Kom kecil steril (3 bh)
• Bak instrument (1 bh)
• Kom besar (1 bh)
• Lampu sorot/senter
• Tempat Sampah
•Tempat pakaian kotor
F. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN PRA
PEMEASANGAN.
1. Sapa pasien dan memberi konseling pada pasien.

89 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


2. Pastikan klien sudah mengosongkan kandungan
kemihnya dan mencuci area genitalia dengan
menggunakan sabun dan air.
3. Memakai APD
4. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun,
keringkan dengan kain bersih.
5. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan.
6. Palpasi daerah parut dan periksa apakah ada nyeri,
benjolan atau kalainan lainnya di daerah supra pubik.
7. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan
panggul.
8. Atur arah sümber cahaya untuk melihat serviks
9. Pakai sarung tangan DTT dan Duk Steril
10. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang
akan digunakan dalam wadah steril DTT
11. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
12. Palpasi Kelenjar Skene dan Bartolini amati adanya
nyeri atau duh (discharge) Vagina
13. Masukkan speculum vagina
14. Lakukan pemeriksaan inspekulo :
• Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
• Inspeksi serviks
15. Keluarkan spenculum dengan hati-hati dan letakan
kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh
peralatan lain yang belum digunakan
16 Lakukan pemeriksaan bimanual :
• Pastikan gerakan serviks bebas
•Tentukan besar dan posisi uterus
• Pastikan tidak ada kehamilan
• Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa

90 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


17. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi):
• Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
• Adanya tumor pada Kavum Douglasi
18. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% kemudian buka secara terbalik dan rendam
dalam klorin
19. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang
akan klien rasakan pada saat untuk proses
pemasangan dan setelah pemasangan dan
persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan.
20. Masukan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan
sterilnya:
• Buka sebagian plastic penutupnya dan lipat
kebelakang
21. Memasukkan pendorong ke dalam tabung inserter
tanpa menyentuh benda yang tidak steril
22. Letakkan kemasan pada tempat yang datar dan keras
23. Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
24. Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung
inserter sampai kepangkal lengan sehingga lengan
akan melipat
25. Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung
inserter, tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan
26. Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk
memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat
tersebut ke dalam tabung inserter
G. LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR PEMASANGAN
AKDR
27. Pakai sarung tangan kembali
28. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
29. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic 2
sampai 3 kali
30. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik

91 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


pertama)
31. Masukan sonde uterdengan teknik "tidak menyentuh"
(no touch technique) yaitu secara hati-hati
memasukkan sonde ke dalam kavum uteri dengan
sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun
bibir spekulum
32. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan
keluarkan sonde
33. Ukur kedalam vakum uteri pada tabung inserter yang
masih berada di dalam kemasaan sterilnya dengan
menggeser leher biru pada tabun Iinseter, kemudian
buka seluruh plastic penutup kemasaan.
34. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa
menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati
jangan sampai pendorongny terdorong.
35. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi
horizontal (sejajar dengan AKDR). Sementara
melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan
tabung inserter kedalam uterus sampai leher biru
menyentuh serviks atau sampai terasa adanya
tahanan.
36. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan
satu tangan
37. Lepaskan dengan AKDR dengan menggunakan teknik
withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
38. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter di
dorong kembali di serviks sampai leher biru menyentuh
serviks atau terasa adanya tahanan. Keluarkan
sebagian dari tabung inserter dan gunting benan
AKDR kurang lebih 3-4 cm
40. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat
sampah terkontaminasi
41. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam
larutan klorin 0,5%
42. Periksa serviks dan bila ada pendarahan dari bekas
jepitan tenakulum tekan dengan kasa selama 30-60

92 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


detik
43. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam
larutan klorin 0,5%
44. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dikontaminasi
45. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi
( kasa, sarung tangan sekali pakai) ketempat yang
sudah disediakan
46. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5% bersihkan cemaran
pada sarung tangan buka secara terbalik dan rendam
dalam klorin 0,5%
47. Cuci tangan dengan air dan sabun
48. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati
selam 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
D. KOSELING PASCA PEMASANGAN
49. Ajarkan klien bagaiman cara memeriksa sendiri
benang AKDR dan kapan harus dilakukan
50. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila
mengalami efek samping
51. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik
untuk control
52. Ingatan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380 A
adalah 10 tahun
53. Yakinkan klien bahwa ia dapat dating keklinik setiap
saat bila memerlukan konsultasi, pemeriksaan medic
atau bila menginginkan AKDR tersebut dicabut
54. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang
telah diberikan
55. Lengkapi rekam medic dan kartu AKDR untuk klien
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
220

93 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Muara Enim,

DAFTAR TILIK
PEMASANGAN IMPLANT

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan langkah
tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

NO LANGKAH KERJA Nama Mahasiswa

94 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


A. PERSIAPAN ALAT
1.  Norplant Steril
 Meja Periksa Untuk Berbaring
 Duk Bolong Suci Hama
 Kassa Steril
 Handscoon 1 Pasang
 Larutan Sabun
 Betadin
 Lidokain 2%
 Jarum Suntik 3cc
 Trocar
 Skapel Dan Bisturi
 Pinset Anatomi
 Plaster Band Aid
 Bengkok
 Tempat Sampah
 Safety Box
 Alcohol
 Kom Kecil 3 Buah
 Pola Implant
 Phantom Lengan
 Kom Besar
 Waslap Dan Air Bersih
 Gunting
B. SIKAP DAN PERILAKU
1. Mendekatkan Alat – Alat Ke Dekat Klien
2. Menyambut Klien Dan Dan Seseorang Yang
Menemani Klien
3. Memperkenalkan Diri Ke Klien
4. Menjelaskan Pada Klien Apa Yang Akan Dilakukan
C. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
5. Mencuci Tangan

95 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


6. Mencuci Lengan pasien Dengan Sabun
7. Tentukan Tempat Pemasangan Pada Bagian Dalam
Lengan Atas 8 – 10cm Dari Lipatan Siku
8. Beri Tanda Pada Tempat Pemasangan Dengan Pola
Yang Disediakan
9. Periksa Kelengkapan Akat – Alat Dan Kapsul Implant
10.Mencuci Tangan Kembali
11.Memakai Sarung Tangan Kembali
12Usap Tempat Pemasangan Dengan Larutan
Antiseptic
13.Pasang Kain Penutup (Duk Steril)
14Suntik Anestensi Local 0,3 – 0,5 Cc Tepat Dibawah
Kulit Pada Tempat Insisi Yang Telah
Ditentukan , Sampai Kulit Sedikit
Menggelembung.
15.Teruskan Penusukan Jarum Dan Tusukan Masing –
Masing 0,5 Cc Di Antara Pola Pemasangan
16.Mencuci Tangan
17.Mencuci Lengan Klien Dengan Sabun
18.Tentukan Tempat Pemasangan Pada Bagian Dalam
Lengan Atas 8 – 10cm Dari Lipatan Siku
Pemasangan Kapsul Implant
19.Buat Insisi Dangkal Selebar 2mm Dengan Scapel
( Dapat Juga Dengan Memasukan Trocar
Langsung Sudermal)
20.Memasukkan Trocar Melalui Insisi Dan Sambil
Mengungkit Kulit. Tusukan Trocar Dan
Pendorongnya Sampai Tanda 1 (Pada Pangkal
Trocar) Tepat Pada Luka Insisi.
21.Tarik Pendorong Keluar Dan Masukkan Kapsul
Implant Ke Dalam Trocar ( Dengan Tangan Atau
Pinset)
22.Masukkan Kembali Pendorong Dan Dorong Kapsul
Sampai Terasa Ada Tahanan.
23.Tahap Pendorong Dengan Satu Tangan Dan Tarik
Trocal Keluar
24.Tarik Trocar Dan Pendorongnya Secara Bersama –
Sama Sampai Batas 2 ( Pada Ujung Trocar)
Terlihat Pada Luka Insisi. Ujung Trocar Harus
Tetap Berada Di Bawah Kulit .

96 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


25.Fiksasi Ujung Kapsul Implant Yang Telah Terpasang
( Dengan Jari) Arahkan Ujung Trocar Untuk
Memasang Kapsul Berikutnya Sesuai Pola Yang
Telah Dibuat
26.Trocar Hanya Dibuat Setelah Kapsul Terakhir
Dimasukkan
27.Raba Kapsul Untuk Mengetahui Kapsul Berada Jauh
Dari Insisi
28.Raba Daerah Insisi Untuk Mengetahui Kapsul
Berada Jauh Dari Insisi
29.Tindakan Pasca Memasang
30.Dekatkan Ujung – Ujung Insisi Dan Tutup Dengan
Band Aid
31.Beri Pembalut Tekan
32.Bilas Jarum Dan Tabung Suntik Dengan Larutan
Klorin Untuk Dokumentasi Dan Rendam Semua
Alat – Alat Yang Sudah Dipakai Kedalam
Larutan Klorin 0,5%
33.Buang Benda – Benda Habis Pakai Pada Tempat
Yang Sudah Ditentukan
34.Buka Sarung Tangan Dan Rendam Dalam Larutan
Klorin 0,5%
35.Cuci Tangan Dengan Sabun Dan Air mengalir,
Kemudian Keringkan Dengan handuk Bersih
D. PENILAIAN TEKNIK
36.Dilakukan Evaluasi Keefektifan Dari Tindakan Yang
Sudah Dilakukan
37.Memperhatikan Setiap Respon Klien Selama
Melakukan Tindakan
38Menggunakan Strategi Dan Berkomunikasi
Sekamam Melakukan Tindakan
39Mendokumentasikan
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
156

Muara Enim, 2

97 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


(……………….………………………….)

DAFTAR TILIK SADARI


0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan
1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan langkah
tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standard

NO. Langkah-langkah Nama Mahasiswa

98 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


1 Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir.

2 Lepaskan semua perhiasan yang ada di jari dan


pergelangan tangan.
3 Perhatikan kedua payudara melalui kaca
sementara kedua tangan lurus kebawah.
4 Perhatikan ada tidaknya benjolan atau
perubahan bentuk payudara.
5 Tangan lurus ke atas. Perhatikan apakah ada
tarikan pada permukaan kulit atau tidak.
6 Pijat daerah sekitar puting dengan perlahan.
Perhatikan ada atau tidaknya adanya cairan
abnormal yang keluar.
7 Berbaring dengan lengan kanan di bawah kepala
sementara punggung kanan diganjal dengan
bantal kecil. Posisi yang nyaman dan perhatikan
ada nyeri atau tidak.
8 Raba seluruh permukaan payudara dengan tiga
pucuk jari. Gerakan memutar dari atas ke bawah
dan sebaliknya atau gerakan dari bagian tengah
ke arah luar searah dengan jarum jam. Lakukan
bergantian dengan payudara lainnya. Amati
apakah ada masa abnormal atau rasa nyeri.
9 Cuci tangan menggunakan sabun pada air
mengalir.
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
36

99 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


Muara Enim, 202

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PIL

0 Tidak dikerjakan ; Langkah tugas tidak dikerjakan


1 Dikerjakan tdk benar ; Langkah tugas diperagakan tapi salah
2 Mampu ; Tidak sempurna dalam dalam memperagakan langkah
tugas
3 Hampir Sempurna ; Mendekati sempurna dalam memperagakan langkah
tugas
4 Mahir : Memperagakan langkah/tugas sesuai prosedur
standar

Nama Mahasiswa

NO KEGIATAN

1 Berikan salam pada klien/pasangannya dengan


ramah, akrab, sehingga klien merasa nyaman dan
tidak canggung.
2 Tanyakan pada klien tentang masalah “reproduksinya”
3 Tanyakan tentang masalah reproduksinya dan
masalah kesehatan yang berhubungan dengan
perhatikan khasus pada kontrasesi pil.
4 Tanyakan pada klien hal – hal yang sudah diketahui
dan berilah informasi yang benar tentang pandangan
yang salah pada konrasesi pil.
5 Berilah informasi penting tentang kontrasesi pil
tentang :
● Efektifitas
● Cara kerja dan mencegah kehamilan
● Bagaimana cara pemakaian pil
● Keuntungan dan kerugian

100 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


● Efek samping
Tanda – tanda yang harus diperhatikan dan kapan
harus kembali ke klinik
6 Tegaskan bahwa klien dapat diperhatikan dan kapan
harus kembali ke klinik.
7 Berikan kontrasep pil pada klien
8 Berikan penjelasan pemakaian kontrasepsi pil
 Bagaimana cara memakan pil
 Efek samping dan cara penanganannya
 Masalah kesehatan yang timbul, dan
mengharuskan klien datang ke klinik
secepatnya.
9 Mintalah klien untuk mengulangi petunjuk pemakaian
konrasepsi pil untuk meyakinkan pemahaman tentang
pemakaian kontrasepsi pil olehklien
10 Tanyakan kapan klien harus kembali kontrol.
11 Yakinkan pada klien bahwa dapat setiap saat datang
ke klinik bilamengalami/terjadi sesuatu masalah
tentang kontrasepsi pil.
12 Secara sopan ucapkan salam perperpisahan pada
klien dengan ramahsampaikan bahwa klien dapat
berkunjung kembali setiap saat.
SKOR NILAI = Jumlah Nilai x 100 %
48

Muara Enim,

101 | MODUL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

Anda mungkin juga menyukai