Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan rahmat dan
hidayah-Nyalah, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “KB serta
gizi pada ibu hamil,bersalin,dan nifas” dengan baik dan lancar.
Hasil pendidikan yang bermutu adalah pelajar yang sehat, mandiri, berbudaya,
berakhlak mulia, beretos kerja, berpengetahuan dan menguasai teknologi, serta cinta tanah
air. Hakikat belajar adalah aktivitas perubahan tingkah laku pembelajar. Perubahan
tingkah laku tercapai melalui kerja keras dan usaha cerdas dari siapa pun yang terlibat
dalam proses belajar itu sendiri. Maka dari itu, perlu akan kita sebagai pelajar dalam
menyadari seberapa pentingnya memahami akan pengaruh dari globalisasi itu sendiri, baik
yang berdampak positif maupun negatif.
Saya juga sadar bahwa dalam proses penyusunan Makalah ini yang diberikan oleh
dosen bidang studi, banyak mendapat bantuan berupa petunjuk-petunjuk lainya serta
dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, saya mengucapkan rasa terima kasih yang
begitu dalam kepada :
1. Saya sadar bahwa dibalik pembuatan Makalah ini yang disusun dengan baik dan
lancar serta mendapat sedikit kendala juga tidak lepas dari Rahmat dan Hidayah
Allah SWT pencipta alam semesta ini.
2. Serta ucapan terima kasih kepada pemberi contoh arah hidup dalam kehidupan
umat manusia di dunia ini, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya.
3. Dosen bidang studi kebidanan komunitas {Nureda Mansyur S.sit M.kes } yang telah
memberikan tugas ini serta telah membimbing dan mengarahkan petunjuk-
petunjuk selama proses penyusunan makalah ini.
4. Dan juga untuk semua pihak yang telah turut membantu saya dalam memberikan
dorongan serta kerjasama yang baik, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Gizi
Sepanjang kehamilan Ibu dianjurkan untuk menjaga pola makan yang bergizi.
Karena melahirkan merupakan proses yang berat yang membutuhkan energi dan
stamina (Beggs, et al, 2002). Pemenuhan nutrisi dan hidrasi (cairan) merupakan faktor
penting selama proses persalinan untuk menjamin kecukupan energi dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit normal pada Ibu dan buah hati
(Elias, 2009). Namun, tidak banyak Ibu yang mengetahui kebutuhan gizinya selama
menjalankan proses persalinan. Tim investigasi Walter Reed Army Medical Center,
mengamati bahwa kebutuhan metabolisme saat persalinan sama dengan olah raga
aerobik yang terus menerus. American College of Nurse Midewife menerima analogi
ini, dan menganjurkan pada Ibu bersalin untuk minum cairan karbohidrat relevan
dengan American College of Sport Medicine yang menganjurkan minum cairan
karbohidrat selama olah raga untuk mengatasi kelelahan, hal yang sama berlaku untuk
Ibu bersalin (Nancy, 2010).Menurut Saifuddin (2006) Faktor Ibu berpengaruh
terhadap proses persalinan meliputi keadaan hidrasi, perubahan sikap/perilaku dan
tingkat tenaga yang dimiliki untuk mengejan. Ibu yang mengalami persalinan harus
bebas untuk makan dan minum sebagai tuntutan tubuh mereka. Kebanyakan Ibu
masih akan merasa nyaman untuk makan cemilan pada awal persalinan, tapi setelah
kontraksi yang sering kecenderungan makan berkurang (Enkin et al (2000)
B. Tujuan Khusus.
a. Ibu mengetahui defenisi KB dan gizi pada ibu hamil,bersalin dan nifas.
b. Ibu mengetahui tentang pentingnya KB serta pemenuhan gizi pada saat ibu hamil,
bersalin dan nifas.
c. Ibu mengetahui syarat pemakaian KB serta makanan yang bergizi.
d. Ibu mengetahui manfaat KB serta makanan yang bergizi dan sehat pada ibu
hamil,Bersalin dan nifas.
1.3 Topik Penyuluhan.
Ada pun, topik penyuluhan adalah KB, Gizi Pada Ibu Hamil,bersalin dan nifas.
Ada pun metode penyuluhan ini berupa ceramah yaitu dengan inti materi
penyuluhan kepada audience dan dilajutkan dengan tanya diskusi dengan ibu
hamil,ibu nifas.
BAB II
METODE KONTRASEPSI
2.1 Pengertian
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak
serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi.
Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat untuk
memiliki anak. Di dalam keluarga berencana terdapat teknik kontrasepsi yang
digunakan untuk mencegah kehamilan sebagai upaya untuk mengatur kehamilan
B. Metode KB hormonal
a) Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi,
atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika
seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6
bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan
menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
Jenis-jenis Pil
Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon
yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.
Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—15
hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan
antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil
berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar
antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berurutan pada awal siklus
akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi
kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya
bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan
kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek
sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.
Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat
pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim
(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam
rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
Kontra indikasi Pemakaian Pil
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis,
radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi,
gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis,
pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan
migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar
haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur
pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
b) Suntik
Suntik, adalah obat kontrasepsi. Disebut obat karena mengandung hormon
yaitu hormon dari golongan estrogen dan juga progesterone. Seperti halnya pil,
suntik juga terbagi menjadi dua jenis yang biasanya dibedakan berdasarkan masa
pemakaian. Suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan. Obat suntik 1 bulan, biasanya
mengandung hormon dari golongan progestin dan estrogen, sehingga akan
berpengaruh terhadap kelancaran ASI bagi ibu yang menyusui. Sedangkan suntik 3
bulanan, hanya mengandung hormon dari golongan progestin saja. Jika pada pil,
lebih mirip minipil. Suntikan jenis ini, tidak berpengaruh terhadap kelancaran ASI.
dua jenis suntik KB, biru 3 bulanan, hijau 1 bulan.
Kelebihan dan kekurangan KB suntik
Kelebihan KB suntik
Praktis, efektif, dan aman
Tidak membatasi umur
Dapat menurunkan kemungkinan anemi
Dan cocok untuk ibu menyusui (suntik jenis bulanan
Sedangkan kelemahannya adalah:
Di bulan-bulan pertama pemakaian akan terjadi mual
Pendarahan berupa bercak darah diantara masa haid
Sakit kepala dan nyeri payudara, serta
Tidak melindungi dari IMS (infeksi menular seksual dan HIV/AIDS
Cara kerja KB suntikan
mencegah lepasnya sel telur dari indung telur. Mengentalkan lendir mulut
rahim sehingga sperma tidak masuk ke dalam rahim, serta menipiskan selaput
lendir agar tidak siap hamil. Untuk para pengguna atau calon pengguna KB suntik,
anda perlu mengingat ini: Suntikan pertama hari 1-5 dari permulaan masa haid,
dan suntikan ulang harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.Seperti
halnya PIL, kontrasepsi suntik pun tidak dianjurkan untuk: wanita usia 35 tahun
yang merokok aktif, ibu hamil atau diduga hamil, pendarahan vaginal tanpa sebab,
penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi, dan kencing manis, serta penderita
kanker payudara. (Hmmm, Puriwati Purasari Andono gak boleh pake tuh hehehe).
KB Suntik ini bisa diperoleh di rumah sakit, klinik KB, dokter dan bidan praktek
swasta, serta puskesmas, atau pustu. Silahkan berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter atau bidan jika anda memiliki keluhan kesehatan sebelum disuntik
kb.
c) Norplant
Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk
jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan
atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang
terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin
levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon
ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari
lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti
benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s Book Collective, The Our Bodies,
Ourselves, 1992)
Norplant sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek
implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga digunakan
untuk menyebut implant. Di beberapa daerah, implant biasa disebut dengan susuk.
Efektivitas norplant
Efektivitas norplant cukup tinggi. Tingkat kehamilan yang ditimbulkan pada
tahun pertama adalah 0,2%, pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga 1,2%,
dan 1,6% pada tahun keempat. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan yang
mungkin ditimbulkan dalam jangka waktu lima tahun pemakaian adalah 3,9
persen. Wanita dengan berat badan lebih dari 75 kilogram mempunyai risiko
kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga pemakaian (5,1 persen).
Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant
Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka yang
menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain,
epilepsi, benjolan pada payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit
jantung, atau ginjal. (The Boston Women’s Book Collective, 1992)
Pemasangan norplant
Pemasangan norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit) pada
lengan kiri wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak mengganggu
kegiatan. Norplant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah
melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan
dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk
mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih,
kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan
oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu, setahun sekali selama
pemakaian dan setelah 5 tahun norplant harus diambil/dilepas.
Kelebihan dan kekurangan norplant
Kelebihan norplant adalah masa pakainya cukup lama, tidak terpengaruh faktor
lupa sebagaimana kontrasepsi pil/suntik, dan tidak mengganggu kelancaran air
susu ibu. Sedangkan kekurangannya adalah bahwa pemasangan hanya bisa
dilakukan oleh dokter atau bidan yang terlatih dan kadang-kadang menimbulkan
efek samping, misalnya spotting atau menstruasi yang tidak teratur. Selain itu,
kadang-kadang juga menimbulkan berat badan bertambah Juga timbul sakit
kepala ringan.
C. Metode KB non-hormonal
a) Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di
masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke
dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga
dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
Kondom mempunyai kelebihan
mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang
terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang
bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam
berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang.
Cara kerja kondom
kontrasepsi kondom dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit sebelum
melakukan senggama, yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau dapat
juga membunuhnya. Cara ini tidak populer di masyarakat dan biasanya
mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga
pria kurang puas.
b) AKDR/IUD
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata
belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon
pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk
alat kontrasepsi ini.
Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh seorang ibu
yang sedang hamil baik pada trimester I, trimester II, dan trimester III dan harus
cukup jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-hari
sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami
gangguan dan masalah.
Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan kekurangan.
Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan kebutuhan tubuh ibu
dan si anak sehingga dibutuhkan menu makanan yang seimbang. Menu seimbang
adalah menu yang semua zat gizinya dibutuhkan tubuh setiap hari. Zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh jumlahnya tidaklah sama, ada yang dibutukhkan dalam jumlah
yang sedikit dan ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Dalam menu
seimbang, perbandingan antara karbohidrat, protein, dan lemak dalam menu harian
harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh anda
dan pertumbuhan bayi
Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin,
mineral)
Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi
3.3 kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
Sumber
Zat Gizi Fungsi
Kebutuhan Makanan
Tak Hamil Hamil
Protein 40 g 60 g -pertumbuhan janin -susu
yang lain -
-cairan amnion -keju
-pertumbuhan dan -
perkembangan
-telur
plasenta
-pertumbuhan jaringan -daging
-ibu: payudara dan
-
rahim
-kenaikan sirkulasi
-biji-bijian
ibu :
-Hb dan protein plasma -
-cadangan ibu untuk -kacang-kacangan
-proses melahirkan
-
dan
-menyusui -
Kalori 2.250 2.550 -kenaikan metabolism -karbohidrat
-keperluan tenaga -lemak
-penghematan protein -protein
-pembentukan rangka
Kalsium 500 mg 900 mg -susu
janin
-pembentukan gigi
-keju
janin
-kenaikan metabolism -bijian utuh
-kalsium ibu. -
-pembentukan rangka
Fosfor 450 mg 650 mg -susu
janin
-pembentukan gigi
-keju
janin
-kenaikan metabolism -daging
-fosfor ibu -
-kenaikan sirkulasi
Zat besi 26 mg 56 mg -hati
darah
-ibu, kenaikan Hb -
-simpanan zat besi di
30-60 mg -
hati
hilang saat persalinan -daging, telur
-beras utuh,
sayuran,
-kacang-
kacangan,
-buah kering
Iodium 150 ug 175 ug -kenaikan metabolism -garam
-basal -iodium
Magnesium 250 mg 280 mg - -kacang
-metabolisme energi
-tahu
dan
-protein -
-aktivator enzim -tahu
-pertumbuhan jaringan -
-metabolisme sel -kakao
-penguat otot -hasil laut, beras
-utuh, kacang kering -
Vitamin A 500RE 700RE -pertumbuhan sel & -mentega
-jaringan -
- -
-pertumbuhan gigi -krim
-pertumbuhan tulang -sayuran kuning
- -& hijau
Vitamin D <23 tahun -penyerapan CI & P -susu
=200 IU 400 IU -Mineralisasi tulang -margarin yang
-& gigi -diperkaya
>23 tahun - -
=0
Vitamin E 12 IU 14 IU -pertumbuhan jaringan -minyak sayur
-& sel -
-Integrasi sel darah -sayuran,
merah gandum,
- -telur, susu
Vitamin C 60 mg 70 mg -pembentukan jaringan -tomat
-ikat -
-bahan semen jaringan -selon
-ikat & pembuluh
-sayuran, lada
darah
- -brokoli
- -kentang
Asam folat 160 ug 310 ug+ -kenaikan metabolisme -hati
-selama hamil -
200-400 -pencegahan anemia -sayuran
mcg - -
-kenaikan
-daging, biji-bijian
pembentukan
-sel darah -
-kacang, beras
-produksi inti sel
utuh
Niasin 10 mg-11 mg -faktor untuk -daging, hati
-metabolisme Energi -
-dan protein -
Riboflavin 1,0 mg 1,7 mg -faktor untuk meta- -daging, hati
-bolisme energi dan -beras utuh,
protein kacang
- -
(B6) - -
-faktor untuk
Piridoksin 2,0 mg 2,5 mg -gandum
metabolisme
-protein -
-jagung, hati,
-pertumbuhan janin
daging
-faktor pada
B12 1,0 ug 1,3 ug -susu
metabolisme
-protein -
-pembentukan sel -telur, daging,
darah keju
- Hati
A. Kalori (Energi)
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat.
Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh
darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga
untuk proses metabolisme jaringan baru. Namun dengan adanya pertambahan
kebutuhan kalori ini tidak lantas menjadikan anda terlalu banyak makan. Tubuh anda
memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan. Dari jumlah tersebut,
berarti setiap harinya sekitar 300 tambahan kalori dibutuhkan ibu hamil. Memang
cukup sulit untuk mengetahui berapa kalori yang telah dikonsumsi setiap harinya. Untuk
jangka pendek, gunakanlah rasa lapar anda sebagai panduan kebutuhan kalori.
Monitorlah berat badan anda untuk membantu menilai apakah anda mengkonsumsi
makanan sejumlah kalori yang tepat. Mungkin saja anda membutuhkan bantuan dokter
ataupun ahli gizi untuk membantu anda dalam mencukupi kebutuhan kalori selama
kehamilan.
B. Protein
C. Asam Folat
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan
embrio. Folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan
tulang belakang. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur
(prematur), bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan
pertumbuhan janin yang kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama
sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan
konsumsi folat. 600 mg folat disarankan untuk ibu hamil. Folat dapat didapatkan dari
suplementasi asam folat. Sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk,
buncis, kacang-kacangan dan roti gandum merupakan sumber alami yang mengandung
folat.
D. Zat Besi
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah
merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume
darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi.
Hal ini menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan
zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko
melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih
tinggi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 27 mg sehari. Selain dari suplemen,
zat besi bisa didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan
yang telah difortifikasi zat besi, dan kacang-kacangan.
G. Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin
C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan
untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap
harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah
mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan
brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
H. Vitamin A
I. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang disimpan dalam tubuh sebagai cadangan
energi. Asupan lemak dalam makanan dianjurkan tidak melebihi 30%dari jumblah total
energi yang dibutuhkan.
J. Peranan Air
Air merupakan bagian terbesar dari sel-sel tubuh, dan tubuh manusia mengandung
lebih kurang 69% gas air. Dianjurkan minum air 6-8 gelas/hari. Air juga mempunyai
peranan penting dalam mendorong peristaltic usus sehingga dapat mencegah konstipasi.
a. Penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil biasanya sering terjadi pada trimester I,
karena pada saat itu secara pisiologis ibu yang hamil akan mengalami mual, muntah,
dan anoreksia sehingga kekurangan selera makan yang mengakibatkan kekurangan
asupan makanan.
b. Tidak jarang pula kekurangan gizi tersebut diakibatkan oleh penyakit kehamilan
seperti hipertensi, dan gerapidarum.
c. Sosial ekonomi yang tidak memadai.
d. Kekuranganpengetahuan
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih
ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang
dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 – 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu.
Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual,
pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,
makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam
tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan
yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g
kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu
atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah
seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti
cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air
kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk
menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman
ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan
pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan
kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan
dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth,
potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B,
dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun
rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan
mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil
dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena
biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna
karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk
menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk
menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum
dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Contoh 1 :
Makan Pagi - Nasi Goreng bumbu kari (nasi, tauge, wortel, telur)
- Agar-agar
Makan Siang - Nasi
- Tahu goreng
- Cap cai
- Pepes ikan
- Buah-buahan
Selingan - Asinan buah
Makan Malam - Nasi
- Lalapan
- Sup ayam
- Balado telur
- Pisang
11. Contoh 2 :
Makan Pagi - Roti panggang selai kacang
- Susu kedelai
Selingan - Puding
- Juice alpukat
Makan Siang - Nasi
- Ikan bakar
- Perkedel tahu
- Gado-gado komplit
- Pepaya
Selingan - Bubur kacang hijau
- Teh
Makan Malam - Nasi
- Tempe
- Daging
- Lalapan
- Melon
BAB IV
GIZI PADA IBU BERSALIN
4.1 Pengertian
Kehamilan merupakan suatu anugerah yang tidak terkira bagi seorang Ibu. Bahagia,
menjadi rasa yang mewarnai hati seorang Ibu tat kala dirinya diketahui mendapat
amanah janin di dalam rahimnya. Menikmati tendangan-tendangan mungil si buah
hati, yang mengukir senyum, syukur dan tasbih pada Ibu. Persiapan yang tidak kalah
penting sebagai upaya yang dapat kita lakukan untuk menyambut kehadiran buah hati
yang sehat, dan Ibu yang sehat adalah bekal tentang gizi saat kehamilan, persalinan
dan menyusui.
4.2 Makanan Yang Dianjurkan Selama Persalinan
Makanan yang disarankan dikonsumsi pada kelompok Ibu yang makan saat
persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yogurt rendah lemak, sup,
minuman isotonik dan jus buah-buahan (O’Sullivan et al, 2009). Menurut Elias (2009)
Nutrisi dan hidrasi sangat penting selama proses persalinan untuk memastikan
kecukupan energi dan mempertahankan kesimbangan normal cairan dan elektrolit bagi
Ibu dan bayi. Cairan isotonik dan makanan ringan yang mempermudah pengosongan
lambung cocok untuk awal persalinan. Jenis makanan dan cairan yang dianjurkan
dikonsumsi pada Ibu bersalin adalah sebagai berikut (Champion dalam Elias,2009):
Makanan:
1. Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai
ataupun madu.
2. Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
3. Nasi tim.
4. Biskuit.
5. Yogurt rendah lemak.
6. Buah segar atau buah kaleng.
Minuman:
b. Ketosis
Ibu hamil rentan terhadap ketosis karena tuntutan metabolism perkembangan janin
dan perubahan hormon. Persalinan lama akan meningkatkan produksi keton, dan
diperburuk dengan berpuasa. Scrutton et al (1999) melakukan penelitian secara acak
untuk mengetahui efek dari diet rendah residu sebanyak 48 orang atau hanya minum air
saja sebanyak 46 orang selama persalinan, terhadap kondisi metabolik, hasil persalinan,
dan volume residu lambung. Akhir persalinan kelompok yang hanya minum air putih
menunjukkan kejadian ketosis yang lebih besar serta menurunnya kadar glukosa dan
insulin.Kubli et al (2002), melakukan penelitian terhadap pengaruh minuman isotonik
dibandingkan dengan yang hanya minum air mineral selama persalinan secara random,
pada 60 Ibu di London. Pada akhir dari kala I persalinan, pada Ibu yang hanya minum air
putih mengalami keadaan ketosis dan menurunkan kadar glukosa serum. Volume
lambung, kejadian muntah dan volume muntah pada kedua kelompok sama. Tidak ada
perbedaan antara kedua kelompok terhadap hasil persalinan. Namun minuman isotonik
disarankan untuk menghindari terjadinya ketosis pada Ibu saat persalinan. Hal yang
sama senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Kulli, M. et al (2002) pada kelompok
Ibu melahirkan yang minum cairan isotonik dan kelompok Ibu yang minum air mineral,
menyatakan bahwa minuman isotonik diketahui dapat mengurangi ketosis pada Ibu
dalam persalinan tanpa meningkatkan volume lambung
c. Hiponatremia
Hiponatremia dapat menimbulakan komplikasi kehamilan pada Ibu hamil.
Hiponatremia kondisi yang ditemukan pada Ibu bersalin yang terlalu banyak minum air.
Penelitian Johanssen et al (2002) dalam Nancy (2010) ditemukan 4 neonatus dan Ibu
melahirkan mengalami kejang dan gangguan sistem syaraf pusat yang berhubungan
dengan asupan oral Ibu selama bersalin sebanyak 4 dan 10 liter air atau jus buah selama
persalinan. Terjadi peningkatan cairan ekstraseluler pada Ibu hamil dan kemampuan
kompensasi cairan akut pada Ibu hamil mengalami penurunan. Sehingga Ibu dan janin
mengalami penurunan yang cepat kadar natrium dalam darah.
Penelitian terbaru di Swedia oleh Moen et al (2009) dalam Nancy (2010) bahwa
hiponantremia ditemukan 16 dari 61 Ibu melahirkan yang minum lebih dari 2.500 ml
selama persalinan. Hiponatremia dihubungkan dengan lama persalinan kala II,
persalinan sesar, dan kegagalan kemajuan janin. Sehingga disarankan untuk membatasi
asupan cairan tidak lebih dari 2.500 ml, dan tidak diberikan cairan hipotonik secara
intravena pada Ibu bersalin. Sehingga makan dan minum dianjurkan namun tidak pula
berlebihan.
d.Stres Persalinan
Ternyata makan dan minum saat persalinan dapat mengurangi stress pada Ibu ketika
bersalin. Penelitian Penny Simpkin (1986) dalam Nancy (2010) melaporkan dari 159 Ibu
bersalin, 27% Ibu yang dibatasi asupan makanan mengalami stress dan 57% Ibu
bersalin mengalami stress dengan pembatasan asupan cairan. Penelitian senada
dilakukan oleh Amstrong dan Johnson (2000), 149 Ibu bersalin di Scottish, 30 %
diantaranya memilih untuk asupan makanan ketika bersalin dan 25% diantaranya
menunjukkan kepuasan terhadap proses persalinannya berlangsung.
e. Muntah
O’Reilly, Hoyer dan Walsh (1993) melakukan penelitian pada hubungan asupan oral
terhadap kejadian muntah pada 106 Ibu bersalin. Ibu tersebut memilih sendiri jumlah
dan jenis makanan yang ingin dikonsumsi. Penelitian ini diamati dari semua tahap
persalinan. pada awal persalinan 103 Ibu memilih untuk asupan makanan dan menurun
hingga 50 Ibu yang tetap asupan makanan pada fase mulai aktif mendorong/persalinan.
Ibu yang makan dan minum selama persalinan, 20 orang mengalami muntah dan 8
orang muntah lebih dari sekali. Muntah dikaitkan dari jumlah asupan makanan yang
lebih banyak dari minum. Tidak ada hubungan antara Ibu yang mengalami muntah dan
tidak, terhadap lama persalinan, dan hasil persalinan yang buruk.
Scrutton et al (1999) melakukan penelitian secara acak untuk mengetahui efek dari
diet rendah residu sebanyak 48 orang atau hanya minum air saja sebanyak 46 orang
selama persalinan, terhadap kondisi metabolic, hasil persalinan, dan volume residu
lambung. Pada kelompok Ibu yang makan semakin menurun pada fase persalinan lebih
aktif. Akhir persalinan kelompok yang hanya minum air putih menunjukkan kejadian
ketosis yang lebih besar serta menurunnya kadar glukosa dan insulin. Volume lambung
1 jam setelah lahir lebih besar pada kelompok Ibu yang makanan. Kelompok asupan
makan memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk muntah dengan volume lebih
signifikan dibandingkan dengan kelompok yang hanya minum. Namun pada kelompok
tersebut tidak ada perbedaan lama persalinan, penggunaan oksitosin, hasil persalinan
dan jumlah AFGAR skor.
f. Hasil Persalinan
Scheepers et al (2002) melakukan penelitian control placebo dan menerapkan
double blind di Belanda pada 100 Ibu beresiko rendah. Partisipan menerima 200 ml
cairan karbohidrat atau cairan sejenis yang mengandung aspartame. Ibu yang
memerlukan cairan intravena mendapatkan cairan normal saline dan tidak diijinkan
mengkonsumsi makanan lain secara oral. Tidak ada data perbedaan yang signifikan
terhadap kualitas hasil persalinan, atau kelahiran. Secara khusus, keseimbangan asam-
basa janin tidak berbeda antara 2 kelompok.
Tranmer et al (2005), melakukan uji klinis secara acak di Kanada apakah asupan
karbohidrat oral dapat menurunkan kejadian distosia pada Ibu nulipara yang beresiko
rendah. Ibu kelompok intervensi (N=163 orang), menerima pedoman tentang makan
dan minum selama persalinan dan didorong untuk makan dan minum sesukanya selama
persalinan. Mereka mengkonsumsi makanan dan minuman apa yang mereka sukai. Ibu
di kelompok pebanding (N=165) tidak mendapatkan mendapatkan informasi asupan
makan dan minum secara oral selama persalinan dan dibatasi asupan oral kecuali air
mineral dan es batu. Kejadian distosia pada kedua kelompok tidak berbeda begitu pula
dengan Ibu dan bayi tidak ada perbedaan. Penelitian terbaru O’Sullivan et al (2009),
pada 2.426 Ibu nulipara non diabetes, dengan prospektif random kontrol. Tingkat
kelahiran spontan pervaginam sama pada dua kelompok dan tidak ada perbedaan
signifikan yang diamati dari lamanya persalinan, angka kelahiran sesar, kejadian muntah
dan hasil neonatal.
Beberapa penelitian di atas, menjelaskan mengenai manfaat makan dan minum
selama persalinan. Akan tetapi anjuran makan dan minum ini berada dalam batas
ketentuan yang wajar. Karena terdapat pula dampak negatif yang tidak dapat dipungkiri
dari makan dan minum selama proses persalinan ini. Seperti hiponatremia ketika Ibu
mengkonsumsi air mineral lebih dari 2.500 ml selama proses persalinan. Atau keadaan
muntah saat persalinan ketika Ibu berlebihan makan makanan selama persalinan. Meski
demikian, dari keseluruhan penelitian yang meneliti makan dan minum selama
persalinan tidak memiliki dampak negatif terhadap lama persalinan atau pun hasil
persalinan yaitu bayi. Artikel ini, menganjurkan Ibu untuk tetap konsumsi makan dan
minum selama persalinan, dengan makanan yang ringan rendah lemak seperti biskuit,
roti, buah-buahan, yogurt, jus buah atau mengkonsumsi minuman istonik untuk
menghindari kejadian ketosis pada Ibu selama persalinan dan memberi tambahan
energi dan stamina selama persalinan.
BAB V
GIZI PADA IBU NIFAS
5.1 Nutrisi
Bila kebutuhan energi wanita usia reproduksi sebesar 2100 kcal/hari, seorang ibu
menyusui memerlukan asupan rata rata 2700 kcal dalam kesehariannya. Tambahan
sebesar 500-700 kcal tersebut tak lain diperlukan Untuk keperluan biosintesis ASI.
Ekstra energi tersebut pun tidak semuanya harus didapatkan dari intake makanan yang
dikonsumsi ibu sehari hari. Sejumlah 200 kcal ternyata telah tersedia di tubuh ibu
berupa cadangan deposit yang telah dibentuk sejak dimulainya proses kehamilan. Sisa
300-500 kcal/hari lah yang baru diharapkan diperoleh dari intake makanan keseharian
sang ibu. Jadi tidak tepat bila dikatakan seorang ibu harus makan dengan porsi “besar-
besaran” agar tidak kelaparan dan produksi ASI lancar.
1) Mitos Pemberian ASI turunkan BB
Pemberian ASI yang tepat akan mengakibatkan turunnya berat badan (BB) ibu pada
masa periode menyusui. Penurunan BB ini akan tetap terjadi walau tanpa
dilakukannya upaya diet yang “nota bene” terlarang pada masa laktasi. Seorang ibu
menyusui yang melakukan upaya pemberian ASI di enam bulan pertama kehidupan
si kecil umumnya akan mengalami penurunan BB sebesar 0,6-0,8 kg/bulan.
Menyusui eksklusif dengan manajemen laktasi yang tepat bahkan akan
menyebabkan penurunan BB yang optimal. Pemberian ASI setelah bayi berusia
enam bulan juga akan mengakibatkan turunnya BB sang ibu, walau dengan
percepatan yang lebih rendah dibandingkan enam bulan pertama menyusui.
Keberhasilan penurunan berat badan ini ternyata juga dipengaruhi oleh beberap.
2) Ibu Menyusui Yang Overweight dan Obesitas
Ibu yang telah mengalami overweight ataupun obesitas sebelum masa kehamilan
diharapkan mengalami pertambahan berat badan yang tidak terlalu besar. Hal
tersebut penting dilakukan agar berat badan setelah melahirkan tidak meningkat
secara tajam.Dari studi menyusui yang pernah ada, seorang ibu dengan masalah
obesitas cenderung pula memiliki masalah yang lebih banyak pada masa pemberian
ASI. Hal tersebut membuat rata rata periode menyusui pun semakin singkat. Untuk
mengatasi masalah tersebut, ibu dengan kondisi tersebut memerlukan konsultasi
pemberian ASI profesional agar sukses menyusui dapat dicapai.Sayangnya,
kebanyakan ibu dengan keluhan berat badan “berlebih” cenderung lebih menyukai
tindakan “diet” atau bahkan “stop ASI” agar kelebihan berat badannya tidak
semakin bertambah. Padahal tindakan diet yang dilakukan, terutama pada masa
pemberian ASI Eksklusif, akan memberikan efek negatif pada produksi ASI.
3) Produksi ASI Pada Ibu Malnutrisi
Satu kenyataan yang membahagiakan, wanita dengan masalah gizi ternyata tetap
mampu memproduksi ASI secara normal. Namun, kondisi malnutrisi yang ekstrim
dan berkepanjangan dapat mempengaruhi kandungan beberapa zat yang terdapat
dalam ASI.Asupan energi busui yang kurang dari 1500 kcal per hari ternyata dapat
menurunkan produksi ASI sebesar 15%. Kandungan total lemak pun akan menurun
disertai dengan perubahan pola asam lemak yang ada. Komponen imun dalam ASI
(juga kolostrum) kuantitasnya akan rendah seiring dengan semakin buruknya
status nutrisi busui.
Tabu tabu makanan “strik” yang kadang dijumpai di masa menyusui ternyata
berpengaruh pada kondisi defisiensi vitamin-vitamin yang larut dalam air. Hal yang
sering kali ditemui adalah rendahnya konsentrasi vitamin C dalam ASI. Berbeda
dengan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak, komposisi vitamin vitamin
tersebut umumnya lebih bergantung pada status nutrisi ibu dibanding asupan
makanan sehari hari.
Adanya hubungan antara malnutrisi pada ibu menyusui dengan komposisi ASI
juga ditemukan pada konsentrasi mikronutrisi yodium dan selenium. Namun
keterkaitan tersebut tidak dijumpai pada besi, zinc. kalsium dan magnesium.
Artinya, di kondisi tersebut asupan harian ibu tidak banyak mempengaruhi
konsentrasi harian mineral mineral yang telah dikemukakan.
Seorang ibu menyusui dengan masalah gizi non kronis, yang kerap kali hamil
serta menyusukan anak anaknya beberapa tahun lamanya, ternyata tetap dapat
menghasilkan ASI dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Temuan studi itu
memang relatif ”menenangkan”.
Namun demikian, kondisi di atas bila dibiarkan berkepanjangan sedikit banyak
akan mempengaruhi keadaan gizi sang ibu sendiri. Karenanya pemberian
suplementasi amat diperlukan, khususnya demi kepentingan kesehatan dan status
gizi sang ibu di masa depan.
Di daerah yang termasuk endemik defisiensi Vitamin A, diharapkan para ibu
mengkonsumsi suplementasi vitamin A sebanyak 400.000 IU dalam 2 kali
konsumsi. Asupan tambahan vitamin tersebut hendaknya diberikan selama delapan
minggu pertama setelah persalinan. Pemberian selama masa kehamilan hendaknya
dihindari mengingat mungkin munculnya efek teratogenik pada janin. Suplementasi
yodium juga perlu dilakukan pada bumil dan busui di daerah yang tergolong
mengalami defisiensi yodium. Dengan pemberian supplementasi diharapkan
konsentrasi mikronutrisi tersebut dapat meningkat dalam tubuh ibu.
Pemberian suplementasi makanan idealnya dimulai sebelum sang ibu menjalani
kehamilan. Upaya tersebut juga perlu diteruskan saat mengandung bahkan setelah
persalinan. Si kecil sendiri akan mendapatkan manfaat langsung dari pemberian
suplementasi pada bumil dan busui walau perbaikan status gizi sang ibu belum
memberikan hasil yang relevan.
Cuti melahirkan adalah waktu bagi ibu untuk berhenti dalam jangka waktu tertentu
dari pekerjaan karena melahirkan. Umumnya perusahaan menetapkan waktu selama
tiga bulan untuk cuti melahirkan. Realisasinya pun beragam, ada pula yang menetapkan
peraturan cukup longgar, misalnya saja karyawati boleh mengambil cuti sejak satu
minggu sebelum melahirkan.
Hilangkan pikiran bahwa Anda dapat sekali-sekali mengunjungi kantor Anda untuk
menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Sebab setelah melahirkan, fisik Anda akan
hesangat letih. Apalagi, dengan hadirnya si bayi baru. Sehingga walaupun cuti dari
pekerjaan, belum tentu Anda bisa cukup istirahat. Emosi Anda pun akan sangat berbeda
setelah si kecil lahir. Keinginan Anda untuk sekali-sekali meninggalkan si kecil sirna,
karena ia begitu bergantung pada Anda. Pada saat Anda meninggalkan kantor, pastikan
bahwa pekerjaan yang Anda tangani selesai. Atau, kalau pekerjaan belum selesai,
pastikan bahwa pengganti Anda dapat melakukannya dengan lancer
5.4Pemberian ASI
Untuk mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran
hijau, kacang–kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si bayi masih dalam
kandungan. Karena ini merupakan awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang banyak,
jangan lupa perawatan dengan menggunakan baby oil dan massage di sekitar payudara
selama hamil juga dapat membantu puting yang mendekat.
Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah melahirkan, Ibu juga sangat
dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi lainnya agar produksi ASI
semakin meningkat. Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI
1) Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang bergizi.
2) Minum susu madu.
3) Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
4) Sayur Hijau dapat membantu menghasilkan ASI (misalnya; sayur daun katuk dan
bayam, sayur jantung pisang, atau sayur daun papaya
5) Kacang-kacangan juga bagus untuk memproduksi ASI (misalnya: kacang hijau atau
kacang goreng/rebus bisa dijadikan camilan untuk ibu menyusui).
6) Banyak makan buah-buahan yang mengandung air.
7) Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan negatif lainnya.
8) Tambahkan vitamin bila diperlukan.
Ada sebagian Ibu menyusui yang takut untuk memompa ASInya, karena ASI akan
terbuang dan berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering ASI
dipompa akan semakin banyak ASI berproduksi. Untuk memompa ASI, sebaiknya
langsung memassage payudara dengan menggunakan tangan kita dari pada
memompa dengan menggunakan alat, karena dengan menggunakan tangan ASI
akan semakin terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil yang di dapatkan pun
akan lebih banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan dengan mengunakan
alat pompa.
iii. Materi
Terlampir
iv. Metode
a.Ceramah
b. Diskusi
v. Media
Flip Chart
vi. Pengorganisasian
Penanggung jawab :
Moderator :
Penyaji :
Kegiatan Penyuluhan
Tahapan Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
1 5 menit Pembukaan Membuka acara dengan Menjawab salam
mengucapkan salam pada
sasaran. Mendengarkan
Menyampaikan topik dan penyuluh
tujuan penyuluhan pada menyampaikan
sasaran. topik dan tujuan.
Kontrak waktu untuk Menyetujui
kesepakatan pelaksanaan kesepakatan waktu
penyuluhan dengan sasaran. pelaksanaan
penyuluhan.
2 12 menit Kegiatan Inti Mengkaji ulang Menjawab
pengetahuan sasaran pengetahuannya
tentang materi penyuluhan. tentang materi
Menjelaskan materi penyuluhan.
penyuluhan pada sasaran Mendengarkan
dengan menggunakan penyuluh
flipchart. menyampaikan
materi
3 5 menit Evaluasi Memberi kesempatan pada Bertanya
sasaran untuk bertanya
Memberikan pertanyaan
pada sasaran tentang materi Menjawab
yang sudah disampaikan. pertanyaan
4 3 menit Penutup Menyimpulkan materi Mendengarkan
penyuluhan yang telah kesimpulan
disampaikan pada sasaran.
Menutup acara dengan
mengucapkan salam serta Mendengarkan
terima kasih pada sasaran. penyuluh menutup
acara dan menjawab
salam.
D. Evaluasi
c. Prosedur : Post Test
d. Bentuk : Lisan
e. Jenis : Tanya jawab
f. Jenis pertanyaan :
1. Sebutkan kembali pengertian dari keluarga berencana, gizi pada ibu hamil, ibu bersalin,
dan ibu nifas ?
2. Sebutkan manfaat dari keluarga berencana, gizi bagi ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu
nifas ?
3. Sebutkan macam-macam kontrasepsi, dan pentingnya gizi pada ibu hamil, ibu bersalin,
dan ibu nifas.
KELUARGA BERENCANA (KB)
5. Frekuensi bersenggama
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan isi dan pembahasan adalah:
1. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak
2. Program Keluarga Berencana (KB) memiliki dua tujuan, yaitu tujuan khusus dan tujuan
umum.
3. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dengan cara kontrasepsi atau pencegahan
5. Dampak negative Program Keluarga Berencana adalah menerima efek penggunaan alat
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai makalah ini
adalah:
2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan ilmu
pengetahuan.
Daftar Pustaka
Koblinsky, Marge; Timyan, Judith; Gay, Jill, 1997. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif
Global, Gajah Mada University Press.
Yuarsi, Susi Eja, 1997. Norplant, Penerimaan Program dan Layanan Lanjutan, Pusat
Penelitian Kependudukan, Universitas Gajah Mada.
Melati, Mawar, 1985. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, MajalahWarta Konsumen, Edisi Tahun
ke XII , No.138, hal 5-6.
NN, 1980. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, Majalah Bina Sejahtera, No.77, hal 20-23.
http://id.scribd.com/doc/38434618/ASKEB-3
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia