Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan rahmat dan
hidayah-Nyalah, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “KB serta
gizi pada ibu hamil,bersalin,dan nifas” dengan baik dan lancar.

Hasil pendidikan yang bermutu adalah pelajar yang sehat, mandiri, berbudaya,
berakhlak mulia, beretos kerja, berpengetahuan dan menguasai teknologi, serta cinta tanah
air. Hakikat belajar adalah aktivitas perubahan tingkah laku pembelajar. Perubahan
tingkah laku tercapai melalui kerja keras dan usaha cerdas dari siapa pun yang terlibat
dalam proses belajar itu sendiri. Maka dari itu, perlu akan kita sebagai pelajar dalam
menyadari seberapa pentingnya memahami akan pengaruh dari globalisasi itu sendiri, baik
yang berdampak positif maupun negatif.

Saya juga sadar bahwa dalam proses penyusunan Makalah ini yang diberikan oleh
dosen bidang studi, banyak mendapat bantuan berupa petunjuk-petunjuk lainya serta
dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, saya mengucapkan rasa terima kasih yang
begitu dalam kepada :

1. Saya sadar bahwa dibalik pembuatan Makalah ini yang disusun dengan baik dan
lancar serta mendapat sedikit kendala juga tidak lepas dari Rahmat dan Hidayah
Allah SWT pencipta alam semesta ini.
2. Serta ucapan terima kasih kepada pemberi contoh arah hidup dalam kehidupan
umat manusia di dunia ini, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya.
3. Dosen bidang studi kebidanan komunitas {Nureda Mansyur S.sit M.kes } yang telah
memberikan tugas ini serta telah membimbing dan mengarahkan petunjuk-
petunjuk selama proses penyusunan makalah ini.
4. Dan juga untuk semua pihak yang telah turut membantu saya dalam memberikan
dorongan serta kerjasama yang baik, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


A. Keluarga Berencana (KB)
Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang termasuk memiliki
kepadatan penduduk terbanyak di dunia. Hal ini disebabkan salah satunya adalah
karena negara Indonesia memiliki tingkat kelahiran yang begitu tinggi sehingga
terjadilah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk tersebut tentu saja menjadi
suatu masalah bagi negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah
sehingga banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia
untuk mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program
Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB.
Bagi Pasangan Usia Subur yang ingin menjarangkan dan/atau menghentikan
kehamilan, dapat menggunakan metode kontrasepsi yang meliputi :
 KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus interuptus).
 Metode KB hormonal (pil, suntik, implan).
 Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi).

B. Gizi

Kehamilan merupakan anugrah terindah yang diberikan Tuhan, khusus untuk


perempuan. Tentu kebahagian akan meliputi para ibu hamil beserta suami tercinta
selama menjalani hari demi hari sambil menantikan lahirnya sibuah hati .  Yang perlu
dipahami oleh setiap wanita adalah bahwa persalina normal adalah sebuah usaha yang
keras. Hal ini demi sempurnanya proses persalinan, serta keselamatan ibu dan bayi.
Selama masa kehamilan, calon ibu haruslah memperhatikan dengan baik apa saja yang
masuk kedalam tubuhnya, ini dikarenakan akan mempengaruhi calon bayi yang ada di
dalam rahimnya. Apabila sebelum hamil calon ibu memang sudah memiliki pola
makanan yang teratur dan sehat , ini tidak terlalu di khawatirkan. Tetapi apabila calon
ibu tidak memiliki pola yang baik. Sebaiknya ubah semua pola makan dan kebiasaan
yang tidak baik menjadi pola makanan yang baik.

Sepanjang kehamilan Ibu dianjurkan untuk menjaga pola makan yang bergizi.
Karena melahirkan merupakan proses yang berat yang membutuhkan energi dan
stamina (Beggs, et al, 2002). Pemenuhan nutrisi dan hidrasi (cairan) merupakan faktor
penting selama proses persalinan untuk menjamin kecukupan energi dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit normal pada Ibu dan buah hati
(Elias, 2009). Namun, tidak banyak Ibu yang mengetahui kebutuhan gizinya selama
menjalankan proses persalinan. Tim investigasi Walter Reed Army Medical Center,
mengamati bahwa kebutuhan metabolisme saat persalinan sama dengan olah raga
aerobik yang terus menerus. American College of Nurse Midewife menerima analogi
ini, dan menganjurkan pada Ibu bersalin untuk minum cairan karbohidrat relevan
dengan American College of Sport Medicine yang menganjurkan minum cairan
karbohidrat selama olah raga untuk mengatasi kelelahan, hal yang sama berlaku untuk
Ibu bersalin (Nancy, 2010).Menurut Saifuddin (2006) Faktor Ibu  berpengaruh
terhadap proses persalinan meliputi keadaan hidrasi, perubahan sikap/perilaku dan
tingkat tenaga yang dimiliki untuk mengejan. Ibu yang mengalami persalinan harus
bebas untuk makan dan minum sebagai tuntutan tubuh mereka. Kebanyakan Ibu
masih akan merasa nyaman untuk makan cemilan pada awal persalinan, tapi setelah
kontraksi yang sering kecenderungan makan berkurang (Enkin et al (2000)

World Health Organization  (WHO) merekomendasikan bahwa dikarenakan


kebutuhan energi yang begitu besar pada Ibu melahirkan dan untuk memastikan
kesejahteraan ibu dan anak, tenaga kesehatan tidak boleh menghalangi keinganan Ibu
yang melahirkan untuk makan atau minum selama persalinan (WHO, 1997 dalam
William L, and Wilkins, 2010). Persatuan dokter kandungan dan ginekologi Kanada
merekomendasikan kepada tenaga kesehatan untuk menawarkan Ibu bersalin diet
makanan ringan dan cairan selama persalinan (Persatuan dokter kandungan dan
ginekologi Kanada, 1998 dalam William L, and Wilkins, 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Strode et al (1986), di kondisi ekstrim
asupan kalori yang kurang dari 1500-1700 kcal per hari dapat mengurangi 15%
volume ASI yang diproduksi. Simpulan dari studi Mackey et al (1998) juga
merekomendasikan agar jangan sampai melakukan diet (apalagi yang bertujuan untuk
mereduksi BB) “tanpa” melalui konsultasi profesional dengan ahlinya karena hal
tersebut akan memperbesar bahaya terjadinya under supply beberapa mikronutrisi
yang ada di ASI. Karenanya jelas, tindakan diet (terlebih diet radikal) adalah tindakan
tabu yang dilakukan selama masa pemberian ASI.
Studi yang meneliti perubahan komposisi ASI pada busui yang overweight
sayangnya belum banyak dilakukan. Hanya terdapat sedikit informasi yang
menyatakan bahwa ASI dari busui yang kelebihan BB memiliki kadar lemak yang tinggi
(Prentice 1994).

1.2 Tujuan Penulisan

Ada pun tujuan penulisan, makalah ini adalah :


A. Tujuan Umum.

Diharapkan Masyarakat terutama ibu-ibu dapat memahami pengertian dari keluarga


berencana (KB) dan manfaatnya serta kebutuhan gizi pada ibu hamil, bersalin dan nifas
tentang perlunya mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi untuk kesehatan ibu dan
perkembangan janin. 

B. Tujuan Khusus.
a. Ibu mengetahui defenisi KB dan gizi pada ibu hamil,bersalin dan nifas.
b. Ibu mengetahui tentang pentingnya KB serta pemenuhan gizi pada saat ibu hamil,
bersalin dan nifas.
c.    Ibu mengetahui syarat pemakaian KB serta makanan yang bergizi.
d. Ibu mengetahui manfaat KB serta makanan yang bergizi dan sehat pada ibu
hamil,Bersalin dan nifas.
1.3 Topik Penyuluhan.

Ada pun, topik penyuluhan adalah KB, Gizi Pada Ibu Hamil,bersalin dan nifas.

1.4 Materi Penyuluhan.


a) Defenisi KB Gizi pada ibu hamil,Bersalin dan menyusui.
b) Syarat pemakain alat kontrasepsi serta Makanan Sehat pada ibu hamil,bersalin dan
nifas.
c) Bentuk-bentuk Alat kontrasepsi,serta Gizi pada ibu hamil,bersalin dan nifas.
d) Keuntungan dan efek samping Alat kontrasepsi serta Penyebab dan akibat
kekurangan Gizi pada ibu hamil.
e) Penanganan alat kontrasepsi serta Gizi pada ibu hamil,bersalin dan nifas.
1.5 Sasaran
sasaran penyuluhan ini adalah ibu hamil, dan nifas.
1.6 Metode Penyuluhan

Ada pun metode penyuluhan ini berupa ceramah yaitu dengan inti materi
penyuluhan kepada audience dan dilajutkan dengan tanya diskusi dengan ibu
hamil,ibu nifas.
BAB II

METODE KONTRASEPSI

2.1 Pengertian
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak
serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi.
Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat untuk
memiliki anak. Di dalam keluarga berencana terdapat teknik kontrasepsi yang
digunakan untuk mencegah kehamilan sebagai upaya untuk mengatur kehamilan

Kontrasepsi menurut WHO (world health organisation) adalah tindakan yang


membantu individu atau pasangan suami istri untuk: 1) Mendapatkan objektif-objektif
tertentu, 2) Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, 3) Mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, 4) Mengatur interval diantara kehamilan, 5) Mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan umur suami istri, (Hartanto, H. 2000, Hal: 27).
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. yang
bersifat sementara juga dapat juga dapat bersifat parmanen. (Prawirohardjo, S. 1999,
Hal: 905).
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau
menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat. Secara mekanis
menggunakan obat/alat atau dengan operasi (Marjius, A, 2002, Hal: 350).

2.2 Macam macam kontrasepsi


A. KB alamiah Metode sederhana
1. Tanpa alat
a) Metode kalender
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa
subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan
waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam
menghitung siklus haidnya setiap bulan.
b) metode amenore laktasi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya diberikan ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun lainnya.
 MAL ini efektif jika :
 Menyusui secara penuh (full breast feeding) pemberian lebih dari 8 kali sehari
 Belum haid
 Umur bayi kurang dari 6 bulan
 Jika sudah 6 bulan lebih harus dilanjutkan dengan menggunakn metode
kontrasepsi lainnya.
 Cara kerja : sebagai penunda/ penekanan ovulasi.
 Keuntungan Kontrasepsi
 Efektifitasnya tinggi
 Segera efektif
 tidak mengganggu senggama
 Tidak ada efek samping secara sistemik
 Tidak perlu pengawasan medis
 perlu obat/alat serta bebas biaya
 Keuntungan Nonkontrasepsi :
 Untuk bayi :
 Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI).
 Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi
yang optimal.
 Terhindar keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau forula.
 Untuk ibu:
  Mengurangi perdarahan pascapersalinan
 Mengurangi risiko anemia
 Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi.
 Keterbatasan
 Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30
menit pascapersalinan.
 Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
 Efektivitasnya tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
 Tidak melindungi terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
 Yang tidak boleh memakai MAL : 
 Sudah mendapat haid setelah persalinan
 Tidak menyusui secara eksklusif
 Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
 Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
Supaya berhasil dan aman untuk pemakaian MAL maka ibu harus menerapkan
menyusui sevara eksklusif sampai dengan 6 bulan. Untuk mendukung keberhasilan
menyusui dan MAL maka beberapa hal yang penting untuk diketahui yaitu cara
menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara eksklusif.
 Posisi bayi yang benar saat menyusu:
 Kepala dan tubuh bayi dalam satu garis lurus.
 badan bayi menghadap ke dada ibu
 Badan bayi melekat ke ibu
 Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, tidak hanya leher dan bahu saja
 Bayi melekat dengan baik :
 Dagu bayi menempel pada payudara ibu
 Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah membuka lebar (dower), lidah tidak
terlihat di dalamnya.
 Aerola bagian atas tampak lebih banyak/lebar
 Bayi menghisap dengan efektif :
 menghisap secara mendalam dan teratu
 kadang diselingi istirahat
 hanya terdengar suara menelan
 tidak terdengar suara kecap/mengecap.
c) coitus interuptus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana
biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina
dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena
suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.

B. Metode KB hormonal
a) Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi,
atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika
seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6
bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan
menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
 Jenis-jenis Pil
 Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon
yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.
 Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—15
hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan
antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil
berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar
antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berurutan pada awal siklus
akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi
kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya
bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan
kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek
sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.
 Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat
pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim
(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam
rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
 Kontra indikasi Pemakaian Pil
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis,
radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi,
gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis,
pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan
migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
 Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar
haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur
pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
b) Suntik
Suntik, adalah obat kontrasepsi. Disebut obat karena  mengandung hormon
yaitu hormon dari golongan estrogen dan juga progesterone. Seperti halnya pil,
suntik juga terbagi menjadi dua jenis yang biasanya dibedakan berdasarkan masa
pemakaian. Suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan. Obat suntik 1 bulan, biasanya
mengandung hormon dari golongan progestin dan estrogen, sehingga akan
berpengaruh terhadap kelancaran ASI bagi ibu yang menyusui. Sedangkan suntik 3
bulanan, hanya mengandung hormon dari golongan progestin saja. Jika pada pil,
lebih mirip minipil. Suntikan jenis ini, tidak berpengaruh terhadap kelancaran ASI.
dua jenis suntik KB, biru 3 bulanan, hijau 1 bulan.
 Kelebihan dan kekurangan KB suntik
 Kelebihan KB suntik
 Praktis, efektif, dan aman
 Tidak membatasi umur
 Dapat menurunkan kemungkinan anemi
 Dan cocok untuk ibu menyusui (suntik jenis  bulanan
 Sedangkan kelemahannya adalah:
 Di bulan-bulan pertama pemakaian akan terjadi mual
 Pendarahan berupa bercak darah diantara masa haid
 Sakit kepala dan nyeri payudara, serta
 Tidak melindungi dari IMS (infeksi menular seksual dan HIV/AIDS
 Cara kerja KB suntikan
mencegah lepasnya sel telur dari indung telur. Mengentalkan lendir mulut
rahim sehingga sperma tidak masuk ke dalam rahim, serta menipiskan selaput
lendir agar tidak siap hamil. Untuk para pengguna atau calon pengguna KB suntik,
anda perlu mengingat ini: Suntikan pertama hari 1-5 dari permulaan masa haid,
dan suntikan ulang harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.Seperti
halnya PIL, kontrasepsi suntik pun tidak dianjurkan untuk: wanita usia 35 tahun
yang merokok aktif, ibu hamil atau diduga hamil, pendarahan vaginal tanpa sebab,
penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi, dan kencing manis, serta penderita
kanker payudara. (Hmmm, Puriwati Purasari Andono gak boleh pake tuh hehehe).
KB Suntik ini bisa diperoleh di rumah sakit, klinik KB, dokter dan bidan praktek
swasta, serta puskesmas, atau pustu. Silahkan berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter atau bidan jika anda memiliki keluhan kesehatan sebelum disuntik
kb.
c) Norplant
Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk
jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan
atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang
terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin
levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon
ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari
lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti
benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s Book Collective, The Our Bodies,
Ourselves, 1992)
Norplant sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek
implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga digunakan
untuk menyebut implant. Di beberapa daerah, implant biasa disebut dengan susuk.
 Efektivitas norplant
Efektivitas norplant cukup tinggi. Tingkat kehamilan yang ditimbulkan pada
tahun pertama adalah 0,2%, pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga 1,2%,
dan 1,6% pada tahun keempat. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan yang
mungkin ditimbulkan dalam jangka waktu lima tahun pemakaian adalah 3,9
persen. Wanita dengan berat badan lebih dari 75 kilogram mempunyai risiko
kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga pemakaian (5,1 persen).
 Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant
Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka yang
menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain,
epilepsi, benjolan pada payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit
jantung, atau ginjal. (The Boston Women’s Book Collective, 1992)
 Pemasangan norplant
Pemasangan norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit) pada
lengan kiri wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak mengganggu
kegiatan. Norplant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah
melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan
dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk
mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih,
kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan
oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu, setahun sekali selama
pemakaian dan setelah 5 tahun norplant harus diambil/dilepas.
 Kelebihan dan kekurangan norplant
Kelebihan norplant adalah masa pakainya cukup lama, tidak terpengaruh faktor
lupa sebagaimana kontrasepsi pil/suntik, dan tidak mengganggu kelancaran air
susu ibu. Sedangkan kekurangannya adalah bahwa pemasangan hanya bisa
dilakukan oleh dokter atau bidan yang terlatih dan kadang-kadang menimbulkan
efek samping, misalnya spotting atau menstruasi yang tidak teratur. Selain itu,
kadang-kadang juga menimbulkan berat badan bertambah Juga timbul sakit
kepala ringan.

C. Metode KB non-hormonal
a) Kondom

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di
masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke
dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga
dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
 Kondom mempunyai kelebihan
mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang
terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang
bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam
berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang.
 Cara kerja kondom
kontrasepsi kondom dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit sebelum
melakukan senggama, yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau dapat
juga membunuhnya. Cara ini tidak populer di masyarakat dan biasanya
mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga
pria kurang puas.
b) AKDR/IUD
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata
belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon
pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk
alat kontrasepsi ini.

 Jenis-jenis AKDR di Indonesia


1) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm
dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus
pada jenis Coper-T.
3) Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah
3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan
250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi
load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf
S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang
hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik.
 Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu
mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari
setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh
dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala
harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga
bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
 Kontra indikasi pemasangan AKDR:
 Belum pernah melahirkan
 Adanya perkiraan hamil
 Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal
dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
 Keluhan-keluhan pemakai AKDR
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit
perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga
hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak,
pemakaian AKDR harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid.
Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada
biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1--2 hari.
Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi
adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian
bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang
merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan
ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul
selama pemakaian AKDR.
 Ekspulsi
Selain keluhan-keluhan di atas, ekspulsi juga sering dialami pemakai AKDR, yaitu
AKDR keluar dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada waktu haid, disebabkan
ukuran AKDR yang terlalu kecil. Ekspulsi ini juga dipengaruhi oleh jenis bahan yang
dipakai. Makin elastis sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi.
Sedangkan jika permukaan AKDR yang bersentuhan dengan rahim (cavum uteri)
cukup besar, kemungkinan terjadinya ekspulsi kecil.
 Lama Pemakaian AKDR
Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi pertanyaan.
Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai merasa cocok dan tidak
ada keluhan. Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi
selama 2--5 tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu
harus diganti dengan yang baru.
c) Vasektomi dan tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi
bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu
pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat
kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena
kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam
pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia,
sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan
yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam
perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus
dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak
dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25--30 tahun, jumlah anak yang hidup harus
3 atau lebih.
2.3 Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur
Umur ibu kurang dari 20 tahun:
 Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
 Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi
 bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
 Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
 Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.Umur ibu antara
20--30 tahun
 Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
 Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai
pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
 Umur ibu di atas 30 tahun Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau
norplant.
 Kondom bisa merpakan pilihan kedua.
 Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat
dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil
dalam arti mencegah.
BAB III

GISI PADA IBU HAMIL

3.1pengertian Gizi pada Ibu hamil

Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh seorang ibu
yang sedang hamil baik pada trimester I, trimester II, dan trimester III dan harus
cukup jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-hari
sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami
gangguan dan masalah.

Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan kekurangan.
Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan kebutuhan tubuh ibu
dan si anak sehingga dibutuhkan menu makanan yang seimbang. Menu seimbang
adalah menu yang semua zat gizinya dibutuhkan tubuh setiap hari. Zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh jumlahnya tidaklah sama, ada yang dibutukhkan dalam jumlah
yang sedikit dan ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Dalam menu
seimbang, perbandingan antara karbohidrat, protein, dan lemak dalam menu harian
harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan tubuh.

3.2 Syarat Makanan Sehat Bagi Ibu Hamil

           Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil:

 Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh anda
dan pertumbuhan bayi
 Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin,
mineral)
 Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi
3.3 kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil

                 Sumber
Zat Gizi   Fungsi
Kebutuhan Makanan
  Tak Hamil Hamil    
Protein 40 g 60 g -pertumbuhan janin -susu
      yang lain -
      -cairan amnion -keju
      -pertumbuhan dan -
perkembangan
      -telur
plasenta
      -pertumbuhan jaringan -daging
-ibu: payudara dan
      -
rahim
-kenaikan sirkulasi
      -biji-bijian
ibu :
      -Hb dan protein plasma -
      -cadangan ibu untuk -kacang-kacangan
-proses melahirkan
      -
dan
      -menyusui -
Kalori 2.250 2.550 -kenaikan metabolism -karbohidrat
      -keperluan tenaga -lemak
      -penghematan protein -protein
-pembentukan rangka
Kalsium 500 mg 900 mg -susu
janin
-pembentukan gigi
      -keju
janin
      -kenaikan metabolism -bijian utuh
      -kalsium ibu. -
-pembentukan rangka
Fosfor 450 mg 650 mg -susu
janin
-pembentukan gigi
      -keju
janin
      -kenaikan metabolism -daging
      -fosfor ibu -
-kenaikan sirkulasi
Zat besi 26 mg 56 mg -hati
darah
      -ibu, kenaikan Hb -
-simpanan zat besi di
    30-60 mg -
hati
      hilang saat persalinan -daging, telur
-beras utuh,
       
sayuran,
-kacang-
       
kacangan,
        -buah kering
Iodium 150 ug 175 ug -kenaikan metabolism -garam
      -basal -iodium
Magnesium 250 mg 280 mg - -kacang
-metabolisme energi
      -tahu
dan
      -protein -
      -aktivator enzim -tahu
      -pertumbuhan jaringan -
      -metabolisme sel -kakao
      -penguat otot -hasil laut, beras
      -utuh, kacang kering -
Vitamin A 500RE 700RE -pertumbuhan sel & -mentega
      -jaringan -
      - -
      -pertumbuhan gigi -krim
      -pertumbuhan tulang -sayuran kuning
      - -& hijau
Vitamin D <23 tahun   -penyerapan CI & P -susu
  =200 IU 400 IU -Mineralisasi tulang -margarin yang
      -& gigi -diperkaya
  >23 tahun   - -
  =0      
Vitamin E 12 IU 14 IU -pertumbuhan jaringan -minyak sayur
      -& sel -
-Integrasi sel darah -sayuran,
     
merah gandum,
      - -telur, susu
Vitamin C 60 mg 70 mg -pembentukan jaringan -tomat
      -ikat -
      -bahan semen jaringan -selon
-ikat & pembuluh
      -sayuran, lada
darah
      - -brokoli
      - -kentang
Asam folat 160 ug 310 ug+ -kenaikan metabolisme -hati
      -selama hamil -
  200-400   -pencegahan anemia -sayuran
  mcg   - -
-kenaikan
      -daging, biji-bijian
pembentukan
      -sel darah -
-kacang, beras
      -produksi inti sel
utuh
Niasin 10 mg-11 mg   -faktor untuk -daging, hati
      -metabolisme Energi -
      -dan protein -
Riboflavin 1,0 mg 1,7 mg -faktor untuk meta- -daging, hati
-bolisme energi dan -beras utuh,
     
protein kacang
      - -
(B6)     - -
-faktor untuk
Piridoksin 2,0 mg 2,5 mg -gandum
metabolisme
      -protein -
-jagung, hati,
      -pertumbuhan janin
daging
-faktor pada
B12 1,0 ug 1,3 ug -susu
metabolisme
      -protein -
-pembentukan sel -telur, daging,
     
darah keju
      - Hati

A. Kalori (Energi)
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat.
Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh
darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga
untuk proses metabolisme jaringan baru. Namun dengan adanya pertambahan
kebutuhan kalori ini tidak lantas menjadikan anda terlalu banyak makan. Tubuh anda
memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan. Dari jumlah tersebut,
berarti setiap harinya sekitar 300 tambahan kalori dibutuhkan ibu hamil. Memang
cukup sulit untuk mengetahui berapa kalori yang telah dikonsumsi setiap harinya. Untuk
jangka pendek, gunakanlah rasa lapar anda sebagai panduan kebutuhan kalori.
Monitorlah berat badan anda untuk membantu menilai apakah anda mengkonsumsi
makanan sejumlah kalori yang tepat. Mungkin saja anda membutuhkan bantuan dokter
ataupun ahli gizi untuk membantu anda dalam mencukupi kebutuhan kalori selama
kehamilan.
B. Protein

Anda membutuhkan protein lebih banyak selama kehamilan dibandingkan waktu-


waktu lain di seluruh hidup anda. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk
pertumbuhan jaringan pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 75 gram protein
setiap harinya, lebih banyak 25 gram dibandingkan yang lain. Menambahkan protein ke
dalam makanan merupakan cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus
memenuhi kebutuhan protein. Produk hewani seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan
hasil laut merupakan sumber protein. Selain itu protein juga bisa didapat dari tumbuh-
tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, tahu, oncom, dan lainnya.

C. Asam Folat
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan
embrio.  Folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan
tulang belakang. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur
(prematur), bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan
pertumbuhan janin yang kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama
sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan
konsumsi folat. 600 mg folat disarankan untuk ibu hamil. Folat dapat didapatkan dari
suplementasi asam folat. Sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk,
buncis, kacang-kacangan dan roti gandum merupakan sumber alami yang mengandung
folat.

D. Zat Besi

Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah
merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume
darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi.
Hal ini menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan
zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko
melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih
tinggi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 27 mg sehari. Selain dari suplemen,
zat besi bisa didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan
yang telah difortifikasi zat besi, dan kacang-kacangan.

E. Zat Seng (Zinc)


Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah
merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume
darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi.
Hal ini menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan
zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko
melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih
tinggi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 27 mg sehari. Selain dari suplemen,
zat besi bisa didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan
yang telah difortifikasi zat besi, dan kacang-kacangan.
F. Kalsium

      Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling


banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium
untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga digunakan untuk membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk
mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium
tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang
ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar  1000 mg per hari. Sumber kalsium dari
makanan diantaranya produk susu seperti susu, keju, yogurt. Selain itu ikan teri juga
merupakan sumber kalsium yang baik.

G. Vitamin C

       Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin
C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan
untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap
harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah
mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan
brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.

H. Vitamin A

Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi


penglihatan, imunitas, serta pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan
vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin
A dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega,
susu, kuning telur, dan lainnya.

I. Lemak
        Lemak merupakan sumber energi yang disimpan dalam tubuh sebagai cadangan
energi. Asupan lemak dalam makanan dianjurkan tidak melebihi 30%dari jumblah total
energi yang dibutuhkan.

J. Peranan Air

Air merupakan bagian terbesar dari sel-sel tubuh, dan tubuh manusia mengandung
lebih kurang 69% gas air. Dianjurkan minum air 6-8 gelas/hari. Air juga mempunyai
peranan penting dalam mendorong peristaltic usus sehingga dapat mencegah konstipasi.

3.4 Penyebab Kekurangan Gizi Pada Ibu Hamil

a. Penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil biasanya sering terjadi pada trimester I,
karena pada saat itu secara pisiologis ibu yang hamil akan mengalami mual, muntah,
dan anoreksia sehingga kekurangan selera makan yang mengakibatkan kekurangan
asupan makanan.
b. Tidak jarang pula kekurangan gizi tersebut diakibatkan oleh penyakit kehamilan
seperti hipertensi, dan gerapidarum.
c. Sosial ekonomi yang tidak memadai.
d. Kekuranganpengetahuan

3.5 Akibat kekurangan Gizi Pada Ibu hamil


a. BBLR/ Berat Badan Lahir Rendah
b. Kelahiran yang premature
c. Kelahiran anak meninggal.
d. Dari sudut ibu, dapat memberikan kehamilan dengan berbagai kesulitan.

3.6 Tanda dan Gejala Kekurangan Gizi Pada Ibu Hamil


a. Vitalitas Umum.
Cepat lelah, tidak bersemangat, mudah tertidur.
b. Rambut
Tipis, kusam, rapuh, kering, pecah-pecah, dan rontok.
c. Bibir
Kering, membengkak, bibir pecah-pecah, dan kemerahan
d. Kulit ( menyeluruh).
Kasar, kering, bersisik, pucat, mudah iritasi, hilangnya lemak jaringan subkutan.
e. Membran Mukosa dan Gusi
Gusi mudah berdarah.
f. Lidah.
Membengkak, berwarna merah kekuningan/orange dan sariawan
g. Mata.      
Membran/konjungtifa pucat, terjadi iritasi mata

3.7 Pedoman Menu


Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:

1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih
ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang
dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 – 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu.
Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual,
pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,
makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam
tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan
yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g
kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu
atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah
seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti
cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air
kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk
menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman
ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan
pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan
kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan
dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth,
potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B,
dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun
rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan
mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil
dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena
biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna
karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk
menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk
menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum
dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

contoh menu sehari untuk ibu hamil

Contoh 1 :
Makan Pagi - Nasi Goreng bumbu kari (nasi, tauge, wortel, telur)

- Sari buah jeruk


         Selingan - Susu kedelai

- Agar-agar
Makan Siang - Nasi

- Tahu goreng

- Cap cai

- Pepes ikan

- Buah-buahan
          Selingan - Asinan buah
Makan Malam - Nasi

- Lalapan

- Sup ayam

- Balado telur

- Pisang
   

11. Contoh 2 :
Makan Pagi - Roti panggang selai kacang

- Susu kedelai
         Selingan - Puding

- Juice alpukat
Makan Siang - Nasi

- Ikan bakar

- Perkedel tahu

- Gado-gado komplit

- Pepaya
          Selingan - Bubur kacang hijau

- Teh
Makan Malam - Nasi

- Tempe

- Daging

- Lalapan

- Melon

BAB IV
GIZI PADA IBU BERSALIN

4.1 Pengertian
Kehamilan merupakan suatu anugerah yang tidak terkira bagi seorang Ibu.  Bahagia,
menjadi rasa yang mewarnai hati seorang Ibu tat kala dirinya diketahui mendapat
amanah janin di dalam rahimnya. Menikmati tendangan-tendangan mungil si buah
hati, yang mengukir senyum, syukur dan tasbih pada Ibu.  Persiapan yang tidak kalah
penting sebagai upaya yang dapat kita lakukan untuk menyambut kehadiran buah hati
yang sehat, dan Ibu yang sehat adalah bekal tentang gizi saat kehamilan, persalinan
dan menyusui.
4.2 Makanan Yang Dianjurkan Selama Persalinan
Makanan yang disarankan dikonsumsi pada kelompok Ibu yang makan saat
persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yogurt rendah lemak, sup,
minuman isotonik dan jus buah-buahan (O’Sullivan et al, 2009). Menurut Elias (2009)
Nutrisi dan hidrasi sangat penting selama proses persalinan untuk memastikan
kecukupan energi dan mempertahankan kesimbangan normal cairan dan elektrolit bagi
Ibu dan bayi. Cairan isotonik dan makanan ringan yang mempermudah pengosongan
lambung cocok untuk awal persalinan. Jenis makanan dan cairan yang dianjurkan
dikonsumsi pada Ibu bersalin adalah sebagai berikut (Champion dalam Elias,2009):

Makanan:

1. Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai
ataupun madu.
2. Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
3. Nasi tim.
4. Biskuit.
5. Yogurt rendah lemak.
6. Buah segar atau buah kaleng.

Minuman:

1. Minuman yogurt rendah lemak.


2. Es blok.
3. Jus buah-buahan.
4. Kaldu jernih.
5. Diluted squash drinks.
6. Air mineral.
7. Cairan olahraga atau cairan isotonik.

4.3 Pengaruh Asupan Makan dan Minum Selama Persalinan

a.    Kebutuhan Energi Selama Persalinan


Tidak ada data pasti dari hasil penelitian yang menunjukkan kebutuhan energi pada
Ibu yang bersalin. Namun 18 tahun yang lalu tim Investigator Walter Reed Army Medical
Center mengamati kebutuhan metabolik Ibu bersalin sama dengan latihan aerobik
selama terus-menerus. Sedangkan menurut American College of sport medicine
menetapkan bahwa minuman karbohidrat dapat menghilangkan kelelahan pada yang
latihan aerobik terus menerus, sehingga hal ini relevan pada Ibu hamil.

b.    Ketosis
Ibu hamil rentan terhadap ketosis karena tuntutan metabolism perkembangan janin
dan perubahan hormon. Persalinan lama akan meningkatkan produksi keton, dan
diperburuk dengan berpuasa. Scrutton et al (1999) melakukan penelitian secara acak
untuk mengetahui efek dari diet rendah residu sebanyak 48 orang atau hanya minum air
saja sebanyak 46 orang selama persalinan, terhadap kondisi metabolik, hasil persalinan,
dan volume residu lambung. Akhir persalinan kelompok yang hanya minum air putih
menunjukkan kejadian ketosis yang lebih besar serta menurunnya kadar glukosa dan
insulin.Kubli et al (2002), melakukan penelitian terhadap pengaruh minuman isotonik
dibandingkan dengan yang hanya minum air mineral selama persalinan secara random,
pada 60 Ibu di London. Pada akhir dari kala I persalinan, pada Ibu yang hanya minum air
putih mengalami keadaan ketosis dan menurunkan kadar glukosa serum. Volume
lambung, kejadian muntah dan volume muntah pada kedua kelompok sama. Tidak ada
perbedaan antara kedua kelompok terhadap hasil persalinan. Namun minuman isotonik
disarankan untuk menghindari terjadinya ketosis pada Ibu saat persalinan. Hal yang
sama senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Kulli, M. et al (2002) pada kelompok
Ibu melahirkan yang minum cairan isotonik dan kelompok Ibu yang minum air mineral,
menyatakan bahwa minuman isotonik diketahui dapat mengurangi ketosis pada Ibu
dalam persalinan tanpa meningkatkan volume lambung
c.    Hiponatremia
Hiponatremia dapat menimbulakan komplikasi kehamilan pada Ibu hamil.
Hiponatremia kondisi yang ditemukan pada Ibu bersalin yang terlalu banyak minum air.
Penelitian Johanssen et al (2002) dalam Nancy (2010) ditemukan 4 neonatus dan Ibu
melahirkan mengalami kejang dan gangguan sistem syaraf pusat yang berhubungan
dengan asupan oral Ibu selama bersalin sebanyak 4 dan 10 liter air atau jus buah selama
persalinan. Terjadi peningkatan cairan ekstraseluler pada Ibu hamil dan kemampuan
kompensasi cairan akut pada Ibu hamil mengalami penurunan. Sehingga Ibu dan janin
mengalami penurunan yang cepat kadar natrium dalam darah.
Penelitian terbaru di Swedia oleh Moen et al (2009) dalam Nancy (2010) bahwa
hiponantremia ditemukan 16 dari 61 Ibu melahirkan yang minum lebih dari 2.500 ml
selama persalinan. Hiponatremia dihubungkan dengan lama persalinan kala II,
persalinan sesar, dan kegagalan kemajuan janin. Sehingga disarankan untuk membatasi
asupan cairan tidak lebih dari 2.500 ml, dan tidak diberikan cairan hipotonik secara
intravena pada Ibu bersalin. Sehingga makan dan minum dianjurkan namun tidak pula
berlebihan.

d.Stres Persalinan

Ternyata makan dan minum saat persalinan dapat mengurangi stress pada Ibu ketika
bersalin. Penelitian Penny Simpkin (1986) dalam Nancy (2010) melaporkan dari 159 Ibu
bersalin, 27% Ibu yang dibatasi asupan makanan mengalami stress dan 57% Ibu 
bersalin mengalami stress dengan pembatasan asupan cairan. Penelitian senada
dilakukan oleh Amstrong dan Johnson (2000), 149 Ibu bersalin di Scottish, 30 %
diantaranya memilih untuk asupan makanan ketika bersalin dan 25% diantaranya
menunjukkan kepuasan terhadap proses persalinannya berlangsung.

e. Muntah
O’Reilly, Hoyer dan Walsh (1993) melakukan penelitian pada hubungan asupan oral
terhadap kejadian muntah pada 106 Ibu bersalin. Ibu tersebut memilih sendiri jumlah
dan jenis makanan yang ingin dikonsumsi. Penelitian ini diamati dari semua tahap
persalinan. pada awal persalinan 103 Ibu memilih untuk asupan makanan dan menurun
hingga 50 Ibu yang tetap asupan makanan pada fase mulai aktif mendorong/persalinan.
Ibu yang makan dan minum selama persalinan, 20 orang mengalami muntah dan 8
orang muntah lebih dari sekali. Muntah dikaitkan dari jumlah asupan makanan yang
lebih banyak dari minum. Tidak ada hubungan antara Ibu yang mengalami muntah dan
tidak, terhadap lama persalinan, dan hasil persalinan yang buruk.
Scrutton et al (1999) melakukan penelitian secara acak untuk mengetahui efek dari
diet rendah residu sebanyak 48 orang atau hanya minum air saja sebanyak 46 orang
selama persalinan, terhadap kondisi metabolic, hasil persalinan, dan volume residu
lambung. Pada kelompok Ibu yang makan semakin menurun pada fase persalinan lebih
aktif. Akhir persalinan kelompok yang hanya minum air putih menunjukkan kejadian
ketosis yang lebih besar serta menurunnya kadar glukosa dan insulin. Volume lambung
1 jam setelah lahir lebih besar pada kelompok Ibu yang makanan. Kelompok asupan
makan memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk muntah dengan volume lebih
signifikan dibandingkan dengan kelompok yang hanya minum.  Namun pada kelompok
tersebut tidak ada perbedaan lama persalinan, penggunaan oksitosin, hasil persalinan
dan jumlah AFGAR skor.

f. Hasil Persalinan
Scheepers et al (2002) melakukan penelitian control placebo dan menerapkan
double blind di Belanda pada 100 Ibu beresiko rendah. Partisipan menerima 200 ml
cairan karbohidrat atau cairan sejenis yang mengandung aspartame. Ibu yang
memerlukan cairan intravena mendapatkan cairan normal saline dan tidak diijinkan
mengkonsumsi makanan lain secara oral. Tidak ada data perbedaan yang signifikan
terhadap kualitas hasil persalinan, atau kelahiran. Secara khusus, keseimbangan asam-
basa janin tidak berbeda antara 2 kelompok.
Tranmer et al (2005), melakukan uji klinis secara acak di Kanada apakah asupan
karbohidrat oral dapat menurunkan kejadian distosia pada Ibu nulipara yang beresiko
rendah. Ibu kelompok intervensi (N=163 orang), menerima pedoman tentang makan
dan minum selama persalinan dan didorong untuk makan dan minum sesukanya selama
persalinan. Mereka mengkonsumsi makanan dan minuman apa yang mereka sukai. Ibu
di kelompok pebanding (N=165) tidak mendapatkan mendapatkan informasi asupan
makan dan minum secara oral selama persalinan dan dibatasi asupan oral kecuali air
mineral dan es batu. Kejadian distosia pada kedua kelompok tidak berbeda begitu pula
dengan Ibu dan bayi tidak ada perbedaan. Penelitian terbaru O’Sullivan et al (2009),
pada 2.426 Ibu nulipara non diabetes, dengan prospektif random kontrol. Tingkat
kelahiran spontan pervaginam sama pada dua kelompok dan tidak ada perbedaan
signifikan yang diamati dari lamanya persalinan, angka kelahiran sesar, kejadian muntah
dan hasil neonatal.
Beberapa penelitian di atas, menjelaskan mengenai manfaat makan dan minum
selama persalinan. Akan tetapi anjuran makan dan minum ini berada dalam batas
ketentuan yang wajar. Karena terdapat pula dampak negatif yang tidak dapat dipungkiri
dari makan dan minum selama proses persalinan ini. Seperti hiponatremia ketika Ibu
mengkonsumsi air mineral lebih dari 2.500 ml selama proses persalinan. Atau keadaan
muntah saat persalinan ketika Ibu berlebihan makan makanan selama persalinan. Meski
demikian, dari keseluruhan penelitian yang meneliti makan dan minum selama
persalinan tidak memiliki dampak negatif terhadap lama persalinan atau pun hasil
persalinan yaitu bayi. Artikel ini, menganjurkan Ibu untuk tetap konsumsi makan dan
minum selama persalinan, dengan makanan yang ringan rendah lemak seperti biskuit,
roti, buah-buahan, yogurt, jus buah atau mengkonsumsi minuman istonik untuk
menghindari kejadian ketosis pada Ibu selama persalinan dan memberi tambahan
energi dan stamina selama persalinan.
BAB V
GIZI PADA IBU NIFAS
5.1 Nutrisi
Bila kebutuhan energi wanita usia reproduksi sebesar 2100 kcal/hari, seorang ibu
menyusui memerlukan asupan rata rata 2700 kcal dalam kesehariannya. Tambahan
sebesar 500-700 kcal tersebut tak lain diperlukan Untuk keperluan biosintesis ASI.
Ekstra energi tersebut pun tidak semuanya harus didapatkan dari intake makanan yang
dikonsumsi ibu sehari hari. Sejumlah 200 kcal ternyata telah tersedia di tubuh ibu
berupa cadangan deposit yang telah dibentuk sejak dimulainya proses kehamilan. Sisa
300-500 kcal/hari lah yang baru diharapkan diperoleh dari intake makanan keseharian
sang ibu. Jadi tidak tepat bila dikatakan seorang ibu harus makan dengan porsi “besar-
besaran” agar tidak kelaparan dan produksi ASI lancar.
1) Mitos Pemberian ASI turunkan BB
Pemberian ASI yang tepat akan mengakibatkan turunnya berat badan (BB) ibu pada
masa periode menyusui. Penurunan BB ini akan tetap terjadi walau tanpa
dilakukannya upaya diet yang “nota bene” terlarang pada masa laktasi. Seorang ibu
menyusui yang melakukan upaya pemberian ASI di enam bulan pertama kehidupan
si kecil umumnya akan mengalami penurunan BB sebesar 0,6-0,8 kg/bulan.
Menyusui eksklusif dengan manajemen laktasi yang tepat bahkan akan
menyebabkan penurunan BB yang optimal. Pemberian ASI setelah bayi berusia
enam bulan juga akan mengakibatkan turunnya BB sang ibu, walau dengan
percepatan yang lebih rendah dibandingkan enam bulan pertama menyusui.
Keberhasilan penurunan berat badan ini ternyata juga dipengaruhi oleh beberap.
2) Ibu Menyusui Yang Overweight dan Obesitas
Ibu yang telah mengalami overweight ataupun obesitas sebelum masa kehamilan
diharapkan mengalami pertambahan berat badan yang tidak terlalu besar. Hal
tersebut penting dilakukan agar berat badan setelah melahirkan tidak meningkat
secara tajam.Dari studi menyusui yang pernah ada, seorang ibu dengan masalah
obesitas cenderung pula memiliki masalah yang lebih banyak pada masa pemberian
ASI. Hal tersebut membuat rata rata periode menyusui pun semakin singkat. Untuk
mengatasi masalah tersebut, ibu dengan kondisi tersebut memerlukan konsultasi
pemberian ASI profesional agar sukses menyusui dapat dicapai.Sayangnya,
kebanyakan ibu dengan keluhan berat badan “berlebih” cenderung lebih menyukai
tindakan “diet” atau bahkan “stop ASI” agar kelebihan berat badannya tidak
semakin bertambah. Padahal tindakan diet yang dilakukan, terutama pada masa
pemberian ASI Eksklusif, akan memberikan efek negatif pada produksi ASI.
3) Produksi  ASI Pada Ibu Malnutrisi 
Satu kenyataan yang membahagiakan, wanita dengan masalah gizi ternyata tetap
mampu memproduksi ASI secara normal. Namun, kondisi malnutrisi yang ekstrim
dan berkepanjangan dapat mempengaruhi kandungan beberapa zat yang terdapat
dalam ASI.Asupan energi busui yang kurang dari 1500 kcal per hari ternyata dapat
menurunkan produksi ASI sebesar 15%. Kandungan total lemak pun akan menurun
disertai dengan perubahan pola asam lemak yang ada. Komponen imun dalam ASI
(juga kolostrum) kuantitasnya akan rendah seiring dengan semakin buruknya
status nutrisi busui.
Tabu tabu makanan “strik” yang kadang dijumpai di masa menyusui ternyata
berpengaruh pada kondisi defisiensi vitamin-vitamin yang larut dalam air. Hal yang
sering kali ditemui adalah rendahnya konsentrasi vitamin C dalam ASI. Berbeda
dengan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak, komposisi vitamin vitamin
tersebut umumnya lebih bergantung pada status nutrisi ibu dibanding asupan
makanan sehari hari.
Adanya hubungan antara malnutrisi pada ibu menyusui dengan komposisi ASI
juga ditemukan pada konsentrasi mikronutrisi yodium dan selenium. Namun
keterkaitan tersebut tidak dijumpai pada besi, zinc. kalsium dan magnesium.
Artinya, di kondisi tersebut asupan harian ibu tidak banyak mempengaruhi
konsentrasi harian mineral mineral yang telah dikemukakan.
Seorang ibu menyusui dengan masalah gizi non kronis, yang kerap kali hamil
serta menyusukan anak anaknya beberapa tahun lamanya, ternyata tetap dapat
menghasilkan ASI dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Temuan studi itu
memang relatif ”menenangkan”.
Namun demikian, kondisi di atas bila dibiarkan berkepanjangan sedikit banyak
akan mempengaruhi keadaan gizi sang ibu sendiri. Karenanya pemberian
suplementasi amat diperlukan, khususnya demi kepentingan kesehatan dan status
gizi sang ibu di masa depan.
Di daerah yang termasuk endemik defisiensi Vitamin A, diharapkan para ibu
mengkonsumsi suplementasi vitamin A sebanyak 400.000 IU dalam 2 kali
konsumsi. Asupan tambahan vitamin tersebut hendaknya diberikan selama delapan
minggu pertama setelah persalinan. Pemberian selama masa kehamilan hendaknya
dihindari mengingat mungkin munculnya efek teratogenik pada janin. Suplementasi
yodium juga perlu dilakukan pada bumil dan busui di daerah yang tergolong
mengalami defisiensi yodium. Dengan pemberian supplementasi diharapkan
konsentrasi mikronutrisi tersebut dapat meningkat  dalam tubuh ibu.
Pemberian suplementasi makanan idealnya dimulai sebelum sang ibu menjalani
kehamilan. Upaya tersebut juga perlu diteruskan saat mengandung bahkan setelah
persalinan. Si kecil sendiri akan mendapatkan manfaat langsung dari pemberian
suplementasi pada bumil dan busui walau perbaikan status gizi sang ibu belum
memberikan hasil yang relevan.

5.2      Pemberian tablet Fe dan Vitamin A


Vitamin A pada Ibu Nifa
Manfaat Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas :
 Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI
 Bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi
   Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
 Pemberian 1 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah pada ibu nifas hanya
cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
 Pemberian 2 kapsul vitamin A (200.000) warna merah diharapkan dapat
menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif
6 bulan

5.3     Istirahat

Cuti melahirkan adalah waktu bagi ibu untuk berhenti dalam jangka waktu tertentu
dari pekerjaan karena melahirkan. Umumnya perusahaan menetapkan waktu selama
tiga bulan untuk cuti melahirkan. Realisasinya pun beragam, ada pula yang menetapkan
peraturan cukup longgar, misalnya saja karyawati boleh mengambil cuti sejak satu
minggu sebelum melahirkan.
Hilangkan pikiran bahwa Anda dapat sekali-sekali mengunjungi kantor Anda untuk
menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Sebab setelah melahirkan, fisik Anda akan
hesangat letih. Apalagi, dengan hadirnya si bayi baru. Sehingga walaupun cuti dari
pekerjaan, belum tentu Anda bisa cukup istirahat. Emosi Anda pun akan sangat berbeda
setelah si kecil lahir. Keinginan Anda untuk sekali-sekali meninggalkan si kecil sirna,
karena ia begitu bergantung pada Anda. Pada saat Anda meninggalkan kantor, pastikan
bahwa pekerjaan yang Anda tangani selesai. Atau, kalau pekerjaan belum selesai,
pastikan bahwa pengganti Anda dapat melakukannya dengan lancer

5.4Pemberian ASI
Untuk mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran
hijau, kacang–kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si bayi masih dalam
kandungan. Karena ini merupakan awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang banyak,
jangan lupa perawatan dengan menggunakan baby oil dan massage di sekitar payudara
selama hamil juga dapat membantu puting yang mendekat.
Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah melahirkan, Ibu juga sangat
dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi lainnya agar produksi ASI
semakin meningkat. Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI
1) Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang bergizi.
2)   Minum susu madu.
3) Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
4) Sayur Hijau dapat membantu menghasilkan ASI (misalnya; sayur daun katuk dan
bayam, sayur jantung pisang, atau sayur daun papaya
5) Kacang-kacangan juga bagus untuk memproduksi ASI (misalnya: kacang hijau atau
kacang goreng/rebus bisa dijadikan camilan untuk ibu menyusui).
6) Banyak makan buah-buahan yang mengandung air.
7) Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan negatif lainnya.
8) Tambahkan vitamin bila diperlukan.
Ada sebagian Ibu menyusui yang takut untuk memompa ASInya, karena ASI akan
terbuang dan berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering ASI
dipompa akan semakin banyak ASI berproduksi. Untuk memompa ASI, sebaiknya
langsung memassage payudara dengan menggunakan tangan kita dari pada
memompa dengan menggunakan alat, karena dengan menggunakan tangan ASI
akan semakin terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil yang di dapatkan pun
akan lebih banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan dengan mengunakan
alat pompa.

5.5 Latihan / Senam Nifas


Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan. Sang ibu
biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak
yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa
memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula).
Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan
adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga
hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan
kontiny
Tujuan senam nifas ini di antaranya memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki
sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki
regangan otot abdomen/perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai
bawah, dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar
panggul.

5.6 Hubungan Seksua


Setelah persalinan, waktu serta perhatian ibu banyak tersita untuk mengurus bayinya. Bila
terdapat cedera perineum akibat persalinan, maka vagina dan perineum akan mengalami
ketegangan selama beberapa minggu. Gairah seksual seringkali mengalami penurunan. Pada
beberapa ibu yang memberikan ASI dapat terjadi penurunan libido dan menderita kekeringan
pada vagina. Hubungan seksual bukan merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh
kenikmatan seksual dan wanita tersebut masih dapat menerima rangsangan seksual dalam
bentuk sentuhan atau rangsangan lain yang tak jarang berlanjut dengan hubungan seksual
intercourse dan dapat menyebabkan terjadinya orgasmus pada wanita. Konsultasi dan advis
dari dokter kadang diperlukan bila terdapat penurunan gairah seksual pasca persalinan yang
terlalu berat.
Ibu jangan menyalahkan diri sendiri karena turunnya libido saat masa nifas. Mengurus
bayi saja sudah cukup stressful, jangan menambah beban pikiran ibu dengan those sex things.
Kehidupan sex yang sehat memang penting dalam perkawinan. Tapi kehidupan perkawinan
tidak melulu diisi dengan sex.Jika tubuh ibu tidak menginginkan sex, jangan dipaksa karena
jika ibu memaksakan diri bisa merugikan kehidupan sex nantinya. Bicarakan kondisi ini
dengan suami untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi keduanya. Dengan komunikasi
yang lancar, niscaya suami bisa mengerti.
Bisa dipahami jika ibu merasa kecewa dengan “kondisi” saat tersebut. Karena ketika
sedang hamil saja, ibu merasa kehidupan sexnya sangat baik. Tetapi sekarang ini, tiba-tiba sex
menjadi hal terakhir yang diinginkan. Pada umumnya, perempuan hamil memang mengalami
peningkatan libido. Mungkin inilah cara alam “mengkompensasi” kehidupan sex.
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama hamil menyebabkan libido anda
meningkat. Setelah melahirkan, estrogen dan progesteron akan turun dengan tiba-tiba. Pada
saat yang bersamaan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang sangat berperan dalam
pembentukan ASI, meningkat dengan pesat. Akibatnya, libido ikut menurun. Turunnya libido
ini ternyata juga menyebabkan kekeringan vagina karena tubuh tidak bisa memproduksi
pelumas alami (natural lubricant). Namun, masalah vaginal dryness ini bisa mudah diatasi
dengan menggunakan pelumas buatan (lubricating gel) yang dapat dibeli di apotek.
Nikmatilah saat-saat mengurus si kecil. Anggap saja masa-masa tanpa sex itu masa anda
untuk me-recharge energi. Daripada memikirkan kapan bisa having sex, lebih baik ciptakan
romansa di hati anda dan suami dulu.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KB DAN GIZI PADA IBU HAMIL,BERSALIN, DAN NIFAS

Pokok Bahasan : KB,gizi pada ibu hamil,bersalin,dan nifas


Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian KB, Gzi pada ibu hamil, bersalin, dan nifas
2. Syarat Makanan Sehat Bagi Ibu Hamil, Makanan Yang Dianjurkan Selama Persalinan,
Nutrisi
3. Tanda-tanda persalinan
4. Tanda-tanda bahaya persalinan
Sasaran : Seluruh ibu-ibu hamil yang hadir dalam
Hari/tanggal : Senin, 8 April 2013
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : RT 02 Desa Melati

i. Kompetensi Umum (KU)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan diharapkan
peserta dapat mengetahui dan memahami pentingnya bersalin ke tenaga kesehatan.

ii.   Kompetensi Pendukung


Setelah dilakukan penyuluhan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan diharapkan
peserta memahami tentang :
a. Persiapan sebelum persalinan
b. Persalinan di rumah
c. Tanda-tanda persalinan
d. Tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin

iii. Materi
Terlampir
iv. Metode
a.Ceramah
b. Diskusi
v.     Media
Flip Chart
vi. Pengorganisasian
Penanggung jawab :
Moderator :
Penyaji :

vii. Kegiatan Penyuluhan


N
Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
o
1 Pendahuluan1.     1. Salam pembuka 1.     1. Menjawab salam 5 menit
2.     2. Memperkenalkan diri 2.     2. Mendengarkan
3.     3. Mengingatkan kontrak 3.    3.Memperhatikan dan
4.    4. Menyampaikan tujuan menjawab
penyuluhan 4.    4.Mendengarkan dan
menjawab pertanyaan

2 Inti 1. Menjelaskan pengertian


1.   1.Memperhatikan, 15
keluarga berencana, gizi bertanya dan berdiskusi
pada ibu hanil bersalin dan 2.Memperhatikan,
nifas. bertanya dan berdiskusi   15 menit
2. Menjelaskan manfaat dan 3.Memperhatikan,
efek samping kontrasepsi, bertanya dan berdiskusi
serta pemenuhan gizi pada 4.Memperhatikan,
ibu hamil bersalin dan nifas bertanya dan berdiskusi
3. Menjelaskan cara kerja 5.Memperhatikan,
alat kontrasepsi dan bertanya dan berdiskusi
pentingnya pemenuhan gizi
pada ibu hamil,bersalin dan
nifas
4. Menjelaskan tanda-tanda
bahaya persalinan
3 Penutup 1.      Mengevaluasi perasaan
1.     1.  Mengungkapkan 10 menit
peserta setelah mengikuti perasaan setelah
penyuluhan mengikuti penyuluhan
2.      Mengajukan pertanyaan 2. Bertanya tentang materi
kepada peserta yang belum dipahami
3.      Menutup salam 2.   3. Membalas salam

viii. Evaluasi Hasil


1. Prosedur : Test akhir pertemuan
2.   Jenis soal : Lisan

Kegiatan Penyuluhan

Tahapan Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
1 5 menit Pembukaan  Membuka acara dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam pada
sasaran.  Mendengarkan
 Menyampaikan topik dan penyuluh
tujuan penyuluhan pada menyampaikan
sasaran. topik dan tujuan.
 Kontrak waktu untuk  Menyetujui
kesepakatan pelaksanaan kesepakatan waktu
penyuluhan dengan sasaran. pelaksanaan
penyuluhan.
2 12 menit Kegiatan Inti  Mengkaji ulang  Menjawab
pengetahuan sasaran pengetahuannya
tentang materi penyuluhan. tentang materi
 Menjelaskan materi penyuluhan.
penyuluhan pada sasaran  Mendengarkan
dengan menggunakan penyuluh
flipchart. menyampaikan
materi
3 5 menit Evaluasi  Memberi kesempatan pada  Bertanya
sasaran untuk bertanya
 Memberikan pertanyaan
pada sasaran tentang materi  Menjawab
yang sudah disampaikan. pertanyaan
4 3 menit Penutup  Menyimpulkan materi  Mendengarkan
penyuluhan yang telah kesimpulan
disampaikan pada sasaran.
 Menutup acara dengan
mengucapkan salam serta  Mendengarkan
terima kasih pada sasaran. penyuluh menutup
acara dan menjawab
salam.

D. Evaluasi
c. Prosedur : Post Test
d. Bentuk    : Lisan
e. Jenis       : Tanya jawab
f.   Jenis pertanyaan :
1. Sebutkan kembali pengertian dari keluarga berencana, gizi pada ibu hamil, ibu bersalin,
dan ibu nifas ?
2. Sebutkan manfaat dari keluarga berencana, gizi bagi ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu
nifas ?
3.   Sebutkan macam-macam kontrasepsi, dan pentingnya gizi pada ibu hamil, ibu bersalin,
dan ibu nifas.
KELUARGA BERENCANA (KB)

1. Pengertian dari keluarga berencana


KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak
serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi.
2. Dampak positif Program Keluarga Berencana
Berikut ini beberapa manfaat KB yang perlu diketahui :
Kehamilan terlalu dini
Perempuan dibawah usia 17 tahun rentan mengalami kematian sewaktu persalinan. Hal ini
dikarenakan perkembangan tubuhnya belum sempurna dan belum cukup matang serta siap
dilewati bayi. Sang bayi pun terancam resiko kematian sebelum usianya mencapai satu
tahun. Kehamilan terlalu "telat"
3. Dampak Negatif Program Keluarga Berencana
Selain memiliki dampak positif, program keluarga berencana ini juga memiliki dampak-
dampak negative antara lain:
1. Menerima efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi

2. Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang.

3. Sering menaikkan Berat Badan

4. Peningkatan risiko infeksi

5. Frekuensi bersenggama

6. Kemudahan untuk kembali hamil lagi

7. Efek samping ke laktasi

8. Efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan

9. Memiliki keturunan terbatas

GIZI IBU HAMIL

1. Pengertian Gizi Bagi Ibu Hamil


Gizi ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat tenaga zast pembangun dan zat
yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil
2. Manfaat Gizi bagi ibu hamil
Makanan bergisi ini bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan janin dan meningkatkan
produksi ASI.
3. Kebutuhan zat gizi ibu hamil
Sumber Gizi Wanita Hamil
Kalori 2.500 kal
Protein 85 gram
Kalsium 1,5 gram
Fe 15 mg
Vit A 6000 iu
Vit B 1,8 mg
Vit C 100 mg
Vit D 2,5 si
Riboflavin 18
Asam Mikotin 600

4. Kebutuhan makan ibu hamil dalam sehari


Bahan Makanan Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3
Nasi 3 ½ piring 4 piring 3 piring
Ikan 1 ½ potong 2 piring 3 potong
Tempe 3 potong 4 potong 5 potong
Sayuran 1 ½ mangkuk 3 mangkuk 3 mangkuk
Buah 2 potong 2 potong 2 potong
Gula 5 sdm 5 sdm 5 sdm
Susu 1 gelas 1 gelas 1 gelas
Air 6  gelas 6 gelas 6 gela

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan isi dan pembahasan adalah:

1. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak

serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi.

2. Program Keluarga Berencana (KB) memiliki dua tujuan, yaitu tujuan khusus dan tujuan

umum.

3. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dengan cara kontrasepsi atau pencegahan

kehamilan dan perencanaan keluarga.


4. Dampak positif Program Keluarga Berencana adalah terciptanya keluarga yang ideal dan

dapat mengurangi angka kelahiran.

5. Dampak negative Program Keluarga Berencana adalah menerima efek penggunaan alat

kontrasepsi dan obat pencegah hamil.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai makalah ini

adalah:

1. Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah mengenai

program Keluarga Berencana ini.

2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan ilmu

pengetahuan.

Daftar Pustaka

Sarwono, Sarlito Wirawan, 1979. Herman Memilih Sterilisasi, Perkumpulan untuk


Sterilisasi Sukarela Indonesia, Jakarta.

Myrnawati, 1979. Mengapa Mereka Memilih Sterilisasi, Perkumpulan untuk Sterilisasi


Sukarela Indonesia, Jakarta.

Sosrohadikoesoemo, Soemiani , 1984. Pil, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional


Propinsi Jawa Tengah Bidang Kependudukan.

Koblinsky, Marge; Timyan, Judith; Gay, Jill, 1997. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif
Global, Gajah Mada University Press.
Yuarsi, Susi Eja, 1997. Norplant, Penerimaan Program dan Layanan Lanjutan, Pusat
Penelitian Kependudukan, Universitas Gajah Mada.

Jakarta, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,1980. Pedoman Praktis Pelayanan


Kontrasepsi Petugas Paramedis.

Jakarta, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,1980. Alat Kontrasepsi Dalam


Rahim.

Melati, Mawar, 1985. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, MajalahWarta Konsumen, Edisi Tahun
ke XII , No.138, hal 5-6.

NN, 1980. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, Majalah Bina Sejahtera, No.77, hal 20-23.

http://id.scribd.com/doc/38434618/ASKEB-3
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Anda mungkin juga menyukai