Anda di halaman 1dari 5

NAMA : HERTI SADAR MAWATI ZEGA

NIM : 2101041050
PRODI : S1 KEPEAWATAN
MATA KULIAH : PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN
DOSEN PENGAMPUH : RIDAL SAGALA, S.Kep, Ners,M.Kep

KONSEP SEHAT DAN SAKIT

A. Pengertian Sehat

Sehat adalah suatu kondisi dimana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja
sesuai fungsinya dan sebagai mana mestinya atau sehat bersinonim dengan kondisi
tidak sakit. Pengertian sehat dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:

1. WHO (1947)
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, social tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan.
2. White (1977)
Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa
tidakmempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan.
3. Pender (1982)
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain (aktualisasi).

B. Pengertian Sakit
Sakit adalah keadaan tidak normal atau tidak sehat. Secara sederhananya sakit
merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal. Ada beberapa
defenisi mengenai sakit menurut para ahli, antara lain :

1. Parkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpaseseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani,
rohani dan sosial.
2. Reverlly Susan
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara Iingkungan dengan individu.
3. Bauman (1965)Seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah
mereka sakit :
 Adanya gejala seperti Naiknya suhu, rasa nyeri, mual.
 Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan apakah baik, buruk, atau sakit.
 Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari apakah mengganggu
aktivitas bekerja, sekolah atau aktivitas sehari-hari.
TRANSFORMASI DARI PROMOSI KESEHATAN DI INDONESIA

Pandemi COVID-19 yang mengguncang sistem kesehatan global mengantarkan


dunia kesehatan kepada dua pilihan. Yakni, mempertahankan status quo atau memilih
perubahan.

Status quo, kata Menkes Budi, membawa kepada berbagai masalah kesehatan
yang tak kunjung reda. Mulai dari angka kematian ibu dan bayi selama proses
kehamilan dan melahirkan, stunting, hingga masyarakat yang menderita akibat
penyakit menular maupun tidak menular. Namun, jika harus memilih, maka kita akan
memilih jalan perubahan. Jalan untuk mengubah pola yang lama, meninggalkan
kebiasaan buruk dalam bekerja, serta jalan untuk mengawali pola hidup yang sehat
mulai hari ini. Karena hal ini, Menteri Kesehatan telah membuka kesempatan kepada
bangsa ini untuk memperbarui dan menyempurnakan sistem kesehatannya dengan
enam pilar.

A. Enam Pilar
Kementerian Kesehatan mencanangkan enam pilar transformasi kesehatan diantaranya
yaitu :

 Pilar pertama, transformasi layanan primer. Yakni, transformasi untuk


meningkatkan layanan promotif dan preventif, seperti memperkuat upaya
pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, membangun infrastruktur,
melengkapi sarana, prasarana, SDM, serta memperkuat manajemen di seluruh
layanan primer di tanah air.
 Pilar kedua, transformasi layanan rujukan. Dengan cara meningkatkan akses serta
mutu rumah sakit Indonesia melalui program sister hospital dengan rumah sakit
internasional, pengembangan Center of Excellence, sistem pengampuan rumah
sakit, serta pendidikan dan penelitian. Upaya ini harus dilakukan sehingga
seluruh rakyat Indonesia bisa dengan mudah mendapatkan layanan dengan
kualitas yang baik, tanpa perlu lama mengantre, apalagi sampai harus berobat ke
luar negeri.
 Pilar ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan. Yakni, dengan mendorong
kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri, serta meningkatkan
jejaring surveilans dan persiapan tenaga kesehatan cadangan dalam merespons
ancaman krisis kesehatan. Negara ini selain dikaruniai oleh banyak sumber daya
alam juga sering mengalami bencana baik alam maupun nonalam. Oleh karena
itu, kita harus memiliki sistem ketahanan kesehatan yang selalu siap dan siaga
setiap kali ada bencana.

 Pilar keempat, transformasi pembiayaan kesehatan. Upaya ini dilakukan dengan


menata ulang pembiayaan dan manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), serta
meningkatkan proporsi pembiayaan layanan promotif dan preventif melalui
penambahan layanan penyaringan (screening) dasar bagi seluruh rakyat
Indonesia. Menurut Menkes Budi, transformasi di sistem pembiayaan kesehatan
ini harus bisa menciptakan sistem yang berkesinambungan dan masuk akal.
Terutama, sistem pembiayaan yang bisa memberikan layanan adil dan merata
bagi seluruh rakyat Indonesia, tapi juga dalam skala yang bisa ditanggung secara
berkesinambungan oleh negara.

 Pilar kelima, transformasi SDM kesehatan, dengan meningkatkan kuantitas,


distribusi, dan kualitas tenaga kesehatan, melalui beasiswa, pemberdayaan
diaspora kesehatan, dan pertukaran tenaga profesional kesehatan dengan mitra
internasional. Menkes Budi tak memungkiri, hingga saat ini masih banyak
masyarakat yang belum bisa mendapatkan akses ke dokter dan pelayanan yang
layak dari tenaga kesehatan, terutama yang tinggal di pelosok daerah.

 Terakhir, pilar keenam, adalah transformasi teknologi kesehatan. Terdiri dari


transformasi teknologi informasi dan bioteknologi. Menkes Budi mengatakan,
transformasi teknologi meliputi big data, kecerdasan buatan, internet of things
adalah keniscayaan. Selain itu, sudah terbukti mampu mentransformasi banyak
industri. Oleh karenanya, ia meyakini, dengan adanya kemajuan teknologi
inforamsi, ke depan industri kesehatan juga akan mengalami transformasi secara
masif. Baik dari sisi  diagnosis, screening, maupun penyampaian dari layanan
kesehatan.
B. Kebijakan Yang Mengatur Transfomasi Dari Promosi Kesehatan di Indonesia

Kebijakan Yang Mengatur Transfomasi Dari Promosi Kesehatan di Indonesia


diantaranya adalah :
1. Promosi kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi ke arah otonomi
daerah bidang kesehatan
2. Promosi Kesehatan tidak berdiri sendiri, terpadu dengan program kesehatan sejak
dari garis depan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional, tercermin dalam
koordinasi penyusunan anggara.
3. Promosi kesehatan harus berlandaskan paradigma sehat
4. Promosi kesehatan harus didukung oleh kebijakan dan perundang/undangan,
keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM, subsidi,dll
5. Strategi dasar : Advokasi, bina Suasana dan gerakan Pemberdayaan, yang harus
mengandung kemitraan
6. Dinas kesehatan kabupaten/kota ; koordinasi, tingkatkan dan bina pemberdayaan
masyarakat oleh puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan lain; bina suasana dan
advokasi tingkat kabupaten/kota.
7. Promosi kesehatan harus berdasar fakta, pendayagunaan data dalam Peren-anaan
dan desain
8. Pengorganisasian Promosi kesehatan harus memadai
9. Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilakukan secara bertahap.

Referensi :

https://www.academia.edu/37295524/
MAKALAH_EPIDEMIOLOGI_KONSEP_SEHAT_SAKIT_
https://www.academia.edu/8215168/konsep_sehat_sakit
https://humasindonesia.id/berita/transformasi-kesehatan-indonesia-dengan-enam-pilar-
627
https://www.academia.edu/8888585/
Analisis_Kebijakan_Kebijakan_Terkait_Promosi_Kesehatan_di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai