Anisa Auliyaazahra
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Semarang
anisazhr@students.unnes.ac.id
Abstract: This article aims to discuss gender inequality regarding the double workload on
women and solutions to overcome this problem. The problems in this article are taken from
events in the environment around the author and are supported by several relevant studies. The
results and discussion of the analysis of this problem show that 1) the double workload faced by
the wife who has to work as the main breadwinner with a side job as a mobile masseuse and at
the same time taking care of the housework again. 2) The solution to the problem of the double
burden on women in dividing their time from work and acting as housewives includes: a)
providing an understanding that domestic work and taking care of children is not only done by
the wife, it can also be done by the husband. b) make an agreement and apply the concept of
sharing roles. Sharing roles in question is not just a husband helping his wife with work at
home. This must also be accompanied by an attitude of trust and respect from the wives.
Likewise, when a husband begins to commit to sharing roles in domestic work, it is the wife who
becomes the husband's motivator, supporter and mentor. c) don't impose a job on yourself, try
to ask for help.
Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk membahas terkait ketidakadilan gender mengenai beban
kerja ganda pada perempuan dan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahan
pada artikel ini diambil melalui peristiwa yang ada di lingkungan sekitar penulis dan didukung
oleh beberapa penelitian-penelitian yang relevan. Hasil dan pembahasan dari analisis
permasalahan ini menunjukkan bahwa 1) beban kerja ganda yang dihadapi istri yang harus
bekerja sebagai pencari nafkah utama dengan kerja sampingan tukang pijit keliling dan
sekaligus mengurus pekerjaan rumah lagi. 2) Solusi dari permasalahan beban ganda pada
perempuan dalam membagi waktu dari pekerjaan dan berperan sebagai ibu rumah tangga antara
lain: a) memberikan pengertian bahwa pekerjaan domestik dan mengurus anak tidak hanya
dilakukan oleh istri, bisa juga dilakukan oleh suami. b) membuat perjanjian dan menerapkan
konsep berbagi peran. Berbagi peran yang dimaksud bukan sekedar suami membantu pekerjaan
istri di rumah. Hal ini juga harus dibarengi dengan sikap percaya dan menghargai dari para istri.
Sama halnya ketika suami mulai berkomitmen untuk berbagi peran dalam pekerjaan domestik,
istrilah yang menjadi motivator, pendukung, dan mentor suami. c) jangan membebankan suatu
pekerjaan kepada diri sendiri, cobalah untuk meminta bantuan,
PEMBAHASAN
Sebagai Ibu rumah tangga yang memiliki peran sebagai pencari nafkah dan mengurus
urusan dirumah, tentu saja tidak mudah dilakukan secara bersamaan. Rasa lelah dan stress
pasti dirasakan oleh mereka yang mempunyai dua peran dalam keluarga. seperti pada
permasalahan yang telah dituliskan oleh penulis yaitu perempuan tersebit bekerja di dua
tempat yaitu sebagai karyawan pabrik tidak tetap dan tukang pijit keliling. Selain itu, ia masih
harus mengurus kewajiban sebagai seorang istri, ibu, dan nenek dirumah. Peran ganda
perempuan di satu pihak keluarga sebagai sosok yang mandiri, ibu rumah tangga, mengurus
keluarga. Sedangkan pada pihak lain, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara
yang dilaksanakan secara seimbang (Sari & Agustang, 2021).
Hal ini dikuatkan dengan pendapat Rochaningsih (2014) bahwa secara umum peran
ganda bagi perempuan diartikan sebagai dua atau lebih peran yang harus dilakukan oleh
seorang perempuan pada saat yang bersamaan. Peran-peran tersebut biasanya berkaitan
dengan peran domestik sebagai ibu rumah tangga dan biasanya peran pabrik dalam pasar
tenaga kerja dan konsep ini nampaknya mampu menyelesaikan permasalahan standardisasi
peran karena sebagian masyarakat telah menyadari bahwa hal tersebut tidak dapat ditawar-
tawar lagi. Sehingga, dengan peran ganda tersebut, perempuan tidak lagi hanya fokus di
rumah tangga, namun perempuan juga bisa bekerja di sektor publik.
Selain dituntut untuk memenuhi kewajibannya dalam rumah tangga, ia juga memiliki
beban untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya di dalam pekerjaan sebagai bentuk
untuk membangun karir. Menjalani kedua peran tersebut tentu tidaklah mudah, wanita yang
berperan ganda tentu harus bisa membagi waktu antara keduanya. Terutama bagi para wanita
yang berperan ganda, mereka harus dapat menerapkan manajemen yang baik agar mereka
tidak menghadapi kekacauan dan stress dalam kehidupan mereka. Karena jika para wanita
yang berkarir mengalami kekacauan dalam manajemen waktu maka berdampak pada
manajemen keluarga dan produktivitas mereka dalam karirnya.
Dalam menjalankan peran ganda tentunya sebagai ibu rumah tangga yang juga bekerja
pastinya kerap akan merasa kewalahan. Maka dari itu, ada beberapa solusi untuk mengatasi
masalah beban ganda yang mungkin dapat membantu kita terlepas dari beban ganda ini yaitu
sebagai berikut: (1) Memberikan pengertian bahwa pekerjaan domestik dan mengurus anak
tidak hanya dilakukan oleh istri, bisa juga dilakukan oleh suami. (2) Membuat perjanjian dan
menerapkan konsep berbagi peran. Berbagi peran yang dimaksud bukan sekedar suami
membantu pekerjaan istri di rumah. Hal ini juga harus dibarengi dengan sikap percaya dan
menghargai dari para istri. Sama halnya ketika suami mulai berkomitmen untuk berbagi peran
dalam pekerjaan domestik, istrilah yang menjadi motivator, pendukung, dan mentor
PENUTUP
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa solusi tersebut dapat digunakan
untuk membagi waktu antara pekerjaan dengan urusan rumah tangga sehingga perempuan
dapat menyeimbangkan dua hal tersebut dengan baik. Peran suami dalam keluarga juga
sangat dibutuhkan terutama dengan peran utamanya yaitu sebagai pencari nafkah utama.
Apabila hal tersebut tidak bisa terpenuhi, alangkah baiknya suami juga bisa membantu dan
memberikan support kepada istri. Membantu mengurus pekerjaan rumah tangga memang
bukan tugasnya suami, namun berbagi peran dalam rumah tangga disini sangat diperlukan.
Hal ini dimaksudkan agar perempuan tidak merasa mendapat beban ganda dan saling
menghargai meskipun harus bertukar peran.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, S., & Lelah, P. (2021). Peran Ganda Perempuan Dalam Peningkatan Perekonomian
Keluarga. Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 3(1), 53–62.
https://doi.org/10.52483/ijsed.v3i1.53
Arsini. (2014). Peran Ganda Perempuan pada Keluarga Masyarakat Agraris: Kasus 10 Istri
Buruh Tani di Desa Putat Purwodadi Grobogan. Sawwa, 10(1), 2.
http://www.journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/article/view/642 (Diakses 9
Februari 2019 Pukul 16:54 WIB)
Rahmayati, T. E. (2020). Konflik peran ganda pada wanita karier (Multiple role conflicts in
career women). Juripol (Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan), 3(1), 152–165.
Sari, R. P., & Agustang, A. (2021). Peran Ganda Ibu Rumah Tangga (Studi Kasus Pada
Tukang Cuci Mobil/Motor. Pinisi Journal Of Sociology Education Review, 1(2), 106–
113.
PROFIL SINGKAT
Pemilik nama lengkap Anisa Auliyaazahra ini sekarang sedang menempuh pendidikan
semester 7 di Universitas Negeri Semarang dengan program studi Pendidikan Luar Sekolah.
Lahir pada tanggal 8 April 2001 di Magetan, Jawa Timur. Ia memiliki ketertarikan terhadap