Anda di halaman 1dari 8

Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 9-16 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Hubungan Konflik Peran Ganda dan Manajemen Waktu dengan


Stres Kerja Pada Wanita Menikah yang Berprofesi Sebagai Guru
Nurul Azkiyati1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. This study aims to determine the relationship of dual role conflict and time management with
work stress in married women who work as teachers. This study uses a quantitative approach. The subjects of
this study were 51 people selected using purposive sampling technique. Data collection methods used are job
stress scale, dual role conflict, and time management. The collected data was analyzed by Kendall's Tau test
with the help of SPSS 21.0 for windows. The results of this study indicate that: (1) there is a relationship
between dual role conflict with work stress indicated from the value of kendall's tau correlation of +0,489
which means having a positive relationship with moderate level. (2) there is relationship between time
management with work stress shown from correlation value of kendall's tau of -0.198 indicates that there is
negative relation with weak level.

Keywords: working stress, dual role conflict, time management.

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konflik peran ganda dan manajemen waktu
dengan stres kerja pada wanita menikah yang bekerja sebagai guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 51 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala stres kerja, konflik peran ganda, dan manajemen
waktu. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan uji Kendall Tau dengan bantuan SPSS 21.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan antara konflik peran ganda dengan stres kerja
yang ditunjukkan dari nilai korelasi kendall tau sebesar +0,489 yang berarti memiliki hubungan positif
dengan tingkat sedang; dan (2) ada hubungan antara manajemen waktu dengan stres kerja yang ditunjukkan
dari nilai korelasi kendall tau sebesar -0,198 menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dengan tingkat
lemah.

Kata kunci: stres kerja, konflik peran ganda, manajemen waktu.

1
Email: nurulazkiyah2@gmail.com
9
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 9-16 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PENDAHULUAN 2006 menjadi kurikulum 2013. Perkembangan


Pada era globalisasi ini, kita memerlukan kurikulum tersebut tentunya berpengaruh pada
pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan tuntutan kerja tenaga pengajar dimana kurikulum
perlu ditingkatkan agar dihasilkan sumber daya 2013 lebih menekankan pada pendekatan ilmiah.
manusia yang lebih kompeten. Peningkatan kualitas Maka wanita-wanita yang bekerja sebagai guru pada
pendidikan tersebut tidak lepas kaitannya dengan era ini khususnya yang telah berumah tangga juga
kualias tenaga pendidiknya. Kualitas pendidikan memiliki resiko untuk mengalami stres. Hal ini
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas dikarenakan wanita-wanita tersebut memiliki dua
guru. Hal tersebut juga dijelaskan dalam jurnal peran yakni sebagai ibu rumah tangga sekaligus
Handini dan Widyaningrum (2016) yang sebagai pekerja di luar rumah. Dua peran yang
menjelaskan bahwa salah satu faktor yang perlu dimiliki oleh wanita-wanita tersebut tentu saja
diperhatikan dan berpengaruh penting dalam kualitas menghasilkan dua tuntutan yang berbeda.
pendidikan, kaitannya dalam proses pembelajaran Kedua tuntutan yang berasal dari dua peran
adalah guru. Oleh karena itu, pada jaman sekarang yang dijalani tersebut dapat menyebabkan konflik-
ini begitu banyak terbuka pendidikan dengan jurusan konflik dalam diri yang kemudian bisa menyebabkan
keguruan di universitas-universitas di Indonesia. stres kerja. Besarnya tekanan menjadi stresor untuk
Begitu pula dengan lapangan kerja untuk profesi seseorang mengalami stres dan rentan terhadap
keguruan yang juga semakin banyak. Berdasarkan penyakit yang dimunculkan sebagai gejala perilaku
data Kemendikbud dari situs resminya, diketahui stres kerja. Adapun gejala perilaku yang
jumlah guru sekolah menengah di daerah dimunculkan berdasarkan hasil screening yang
Kalimantan Timur berjumlah 8.622 pada tahun dibuat dari aspek-aspek stres kerja oleh Robbins dan
ajaran 2015/2016. Pada sekolah menengah Judge (2006) yakni aspek fisiologis, aspek
khususnya yang berstatus negeri di Kalimantan psikologis, dan aspek perilaku, menunjukkan adanya
Timur sendiri terdapat 2.844 guru laki-laki dan 3.147 fenomena stres kerja pada wanita menikah yang
guru perempuan. Data tersebut menunjukkan bahwa bekerja sebagai guru. Gejala-gejala perilaku tersebut
pada tahun ajaran 2015/2016 guru perempuan lebih meliputi sakit kepala, cepat lelah, mudah marah, sulit
mendominasi untuk daerah Kalimantan Timur. Hal berkomunikasi, merasa cemas atau panik, sulit tidur,
ini menunjukkan bahwa semakin besar keinginan masalah yang berulang, tingkat percaya diri yang
perempuan untuk masuk dalam dunia kerja. Akan menurun, dan mudah bosan. Masalah-masalah yang
tetapi, hal tersebut tidak sepenuhnya membawa tidak segera ditangani dengan baik dapat
dampak positif bagi kaum wanita. Dalam mengganggu pikiran individu yang akan
hubungannya dengan pekerjaan, setiap orang menimbulkan ketegangan pada kehidupan individu
beresiko mengalami stres tidak terkecuali pekerja yang biasa disebut dengan stres (Lubis, Oktaviani,
wanita. Rahmi, Khatimah dan Nur, 2016).
Seperti yang telah dijelaskan oleh oleh Wade Berikut adalah tabel yang menunjukkan
dan Tavris (2007) bahwa salah satu penyebab stress fenomena stres pada wanita menikah dengan sampel
yakni masalah pekerjaan. Ditambah dengan keadaan yaitu guru-guru wanita di SMA Negeri 1, SMA
saat ini, bahwa standar pendidikan telah mengalami Negeri 3, SMA Negeri 5, dan MA Negeri 1
perubahan kurikulum pembelajaran dari kurikulum Samarinda

Tabel 1. Hasil Screening Stress Kerja Pada Guru Wanita yang Menikah
Kategori Jumlah
Gejala perilaku stres 1-4 14
Gejala perilaku stres 5-9 59
Total 73

Berdasarkan pada tabel 1, hasil screening stres lima sampai sembilan meliputi sakit kepala, sulit
kerja pada guru wanita yang menikah menunjukkan tidur, cepat lelah, masalah yang berulang, perasaan
bahwa guru wanita cenderung yang memiliki panik atau tidak tenang, mudah marah, sulit
indikasi gejala perilaku stres kerja. Hasil screening berkomunikasi atau menyendiri, tidak percaya diri,
tersebut menunjukkan bahwa 59 orang guru wanita dan mudah bosan. Sedangkan hanya 14 guru yang
dengan gejala perilaku stres yang muncul sebanyak menunjukkan gejala perilaku stres sebanyak satu
10
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 9-16 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

sampai empat yakni meliputi, sakit kepala, mudah menjelaskan bahwa stres kerja merupakan suatu
marah, cepat lelah, dan sulit tidur. kondisi yang negatif, suatu kondisi yang mengarah
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara ke timbulnya penyakit fisik maupun mental, atau
dengan ibu B yang menjalani peran ganda mengarah ke perilaku yang tak wajar.
menjelaskan bahwa waktu menjadi terasa sangat
singkat membuktikan bahwa adanya masalah waktu Konflik Peran Ganda
dalam menjalani kedua peran, yakni peran sebagai Greenhaus dan Beutell (1985) mendefinisikan
ibu rumah tangga dan pengajar. Hal tersebut juga konflik peran ganda sebagai sebuah bentuk dari
sesuai dalam penelitian yang dilakukan oleh Aslia konflik antar peran dimana tekanan dari peran dalam
(2009) kajian perempuan “Bunga Wellu” dengan pekerjaan dan keluarga saling bertentangan, yaitu
judul Peran Ganda Guru Sebagai Wanita Karir menjalankan peran dalam pekerjaan menjadi lebih
Dalam Keluarga di Kelurahan Tidung Makassar sulit karena juga menjalankan peran dalam keluarga,
yang menjelaskan bahwa perempuan sebagai ibu begitu juga sebaliknya, menjalankan peran dalam
rumah tangga yang berperan ganda sebagai pekerja keluarga menjadi lebih sulit karena juga
diluar rumah, menimbulkan suatu masalah dalam menjalankan peran dalam pekerjaan. Cooper dan
pembagian waktu. Pembagian waktu ini menjadi Peter (1995) menjelaskan dalam bukunya bahwa
semakin sulit sejak diterapkannya sistem full day konflik peran timbul bila individu dalam peran
school oleh pemerintah di Indonesia tidak terkecuali tertentu dibingungkan oleh tuntutan kerja atau
di kota Samarinda. Seperti yang dilansir dalam surat keharusan melakukan sesuatu yang berbeda dari
kabar PROKAL bahwa Dinas Pendidikan dan yang diinginkannya atau yang tidak merupakan
Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur bagian dari bidang kerjanya.
memastikan kebijakan Full Day School (FDS)
berlangsung pada tahun ajaran baru kali ini. Kasi Manajemen Waktu
Peserta Didik dan Pengembangan Karakter Hasibuan (2006) mendefinisikan manajemen
SMA/SMK Disdik Kaltim, Armin, menyatakan hal adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
itu. Dia menerangkan FDS adalah program jam sumber daya manusia dan sumber-sumber daya
belajar di sekolah diubah. Jangka waktu belajar lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
adalah delapan jam selama lima hari. Hal tersebut suatu tujuan tertentu. Sedangkan Nurhayati (2010)
menyebabkan waktu yang tersisa untuk pekerjaan di menjelaskan bahwa manajemen adalah sebuah
luar sekolah menjadi sangat singkat. proses terpadu dimana individu-individu sebagai
Berdasarkan fenomena stres kerja yang bagian dari organisasi dilibatkan untuk
dirasakan oleh guru-guru wanita yang telah menikah merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan,
tersebut dan pengaruhnya dari peran ganda serta dan mengendalikan aktivitas-aktivitas, yang
manajemen waktu, maka saya tertarik untuk kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
mengetahui bagaimana hubungan antara konflik ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring
peran ganda dan manajemen waktu dengan stress dengan berjalannya waktu. Manajemen waktu
kerja pada ibu-ibu yang berprofesi sebagai guru di menurut Santrock (2007) merupakan hal yang dapat
Samarinda. membantu individu lebih produktif, memberikan
keseimbangan antara bekerja dan bermain serta
TINJAUAN PUSTAKA mencegah stres. Wesfix (2016) mendefinisikan
manajemen waktu sebagai keterampilan untuk
Stres Kerja
merealisasikan rencana-rencana secara efisien.
Robbins dan Judge (2006) mendefinisikan
stres kerja sebagai suatu kondisi dinamik dalam
METODE PENELITIAN
mana seorang individu dikonfrontasikan dengan
sebuah peluang, kendala, atau tuntutan yang Jenis penelitian yang digunakan dalam
dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian
yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan kuantitatif. Proses penelitian bersifat deduktif
penting. Bachroni dan Asnawi (1999) menyatakan dimana untuk menjawab rumusan masalah
bahwa stres kerja merupakan suatu transaksi antara digunakan konsep atau teori sehingga dapat
sumber- sumber stres kerja dengan kapasitas diri, dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya
yang berpengaruh terhadap respon apakah bersifat diuji melalui pengumpulan data lapangan.
positif ataukah negatif. Munandar (2006) Pengumpulan data lapangan menggunakan
11
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 9-16 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

instrument penelitian. Data yang telah terkumpul memiliki stres kerja sedang, sedangkan 17 orang
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan dengan persentase 33.3 persen memiliki stres kerja
menggunakan statistik deskriptif atau inferensial tinggi, 9 orang dengan persentase 17.6 persen
sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang memiliki stres kerja rendah, dan 1 orang dengan
dirumuskan terbukti atau tidak (Sugiyono, 2013). persentase 2.0 persen memiliki stres kerja sangat
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel rendah. Pada konflik peran ganda, diketahui bahwa
bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yaitu sebagian besar subjek yaitu sebanyak 33 orang
konflik peran ganda dan manajemen waktu, dengan persentase sebesar 64.7 persen dalam
sedangkan variabel terikat yaitu stres kerja. Sampel kategori tinggi, sedangkan 13 orang dengan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pusposive persentase sebesar 25.5 persen dalam kategori
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan sedang. Sementara itu, hanya 5 orang dengan
berdasarkan kriteria–kriteria atau pertimbangan persentase sebesar 9.8 persen dalam kategori rendah.
tertentu (Sugiyono, 2013). Sampel yang digunakan Pada manajemen waktu menunjukkan bahwa
sebanyak 51 orang guru-guru wanita di Samarinda sebagian besar subjek yaitu sebanyak 31 orang
khususnya yang telah menikah. dengan persentase sebesar 60.8 persen memiliki
Metode pengumpulan data pada penelitian ini manajemen waktu dalam kategori baik, sedangkan 4
adalah menggunakan alat pengukuran atau orang dengan persentase sebesar 7.8 persen dalam
instrumen. Terdapat tiga instrumen penelitian yang kategori sangat baik. Sementara itu, 13 orang dengan
digunakan yaitu skala stres kerja, konflik peran persentase sebesar 25.5 persen kategori sedang dan
ganda, dan manajemen waktu. Data penelitian yang hanya 3 orang dengan persentase sebesar 5.9 persen
digunakan pada penelitian ini adalah uji terpakai. dalam kategori buruk.
Alasan menggunakan uji terpakai karena dengan Hasil uji normalitas pada penelitian ini pada
menggunakan uji terpakai data yang digunakan variabel stres kerja menghasilkan nilai p sebesar
untuk uji coba alat ukur sekaligus dipakai untuk data 0.200 dengan kategori normal, nilai p pada variabel
uji hipotesisnya. konflik peran ganda sebesar 0.000 dengan kategori
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada skala tidak normal dan nilai p pada variabel manajemen
stres kerja terdapat 6 butir yang gugur dengan waktu sebesar 0.007 dengan kategori tidak normal.
reliabilitas menghasilkan nilai alpha 0.900. skala Hasil uji asumsi linearitas antara variabel
konflik peran ganda terdapat 5 butir yang gugur konflik peran ganda dengan stres kerja menghasilkan
dengan reliabilitas menghasilkan nilai alpha 0.884, nilai p sebesar 0.369 (p > 0.05) dengan kategori
dan skala manajemen waktu terdapat 2 butir yang linear. Kemudian, hasil uji asumsi linearitas antara
gugur dengan reliabilitas menghasilkan nilai alpha variabel manajemen waktu dengan stres kerja
0.898. menghasilkan nilai p sebesar 0.283 (p > 0.05) yang
menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut adalah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN linear.
Hasil uji multikolinearitas antar variabel bebas
Berdasarkan hasil uji deskriptif pada subjek
(konflik peran ganda dan manajemen waktu)
penelitian secara umum pada guru-guru wanita yang
terhadap variabel terikat (stres kerja) menghasilkan
telah menikah adalah cenderung tinggi baik terkait
nilai yang sama yaitu VIF sebesar 1.002 masih di
dengan stres kerja, konflik peran ganda maupun
sekitar angka 1 dan memiliki tolerance sebesar 0.998
manajemen waktu. Adapun status stres kerja subjek
mendekati angka 1. Hal ini menunjukkan bahwa
yang cenderung tinggi dilihat dari nilai rerata
dalam regresi antara konflik peran ganda dan
empirik yaitu 77.59 lebih besar daripada rerata
manajemen waktu terhadap stres kerja tidak terjadi
hipotetik dengan nilai sebesar 75, dan status konflik
multikolinearitas antar variabel bebas.
peran ganda yang cenderung tinggi dilihat dari nilai
Hasil uji homoskedastisitas, tidak terdapat
rerata empirik yaitu 85.39 lebih besar daripada rerata
gejala heteroskedatisitas dalam penelitian ini, karena
hipotetik dengan nilai sebesar 80. Sementara itu,
seluruh nilai signifikansi yang diperoleh dari
status manajemen waktu subjek yang cenderung
pengujian dengan metode Glejser diperoleh nilai t
tinggi dilihat dari nilai rerata empirik yaitu 99.16
hitung < t tabel dengan hasil t hitung untuk konflik
lebih besar daripada rerata hipotetik dengan nilai
peran ganda yaitu 1.073 dan t hitung manajemen
sebesar 85.
waktu sebesar 1.018 (t tabel = 2.009). Sehingga
Adapun hasil kategorisasi yaitu sebanyak 24
dengan demikian variabel independen layak
orang dengan persentase sebesar 47.1 persen
12
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 9-16 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

digunakan untuk memprediksi variabel dependen maka semakin besar stres kerja yang dirasakan.
yang ada. Begitupula sebaliknya, peneliti tidak dapat
Hasil uji hipotesis, berdasarkan analisis mengatakan bahwa semakin baik manajemen waktu
statistik kendall’s tau didapatkan hasil adanya seseorang maka akan semakin rendah tingkat stres
hubungan positif antara stres kerja dengan konflik kerja yang dirasakan. Hal tersebut dikarenakan
peran ganda dengan nilai korelasi kendall’s tau hubungan yang sangat lemah diantara keduanya.
sebesar 0,489 dan nilai Sig. sebesar 0,000. ( P < Pada hubungan antara konflik peran ganda
0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan stres kerja, Robbins dan Judge (2006) telah
yang cukup erat stres kerja dan konflik peran ganda. menjelaskan berbagai faktor yang dapat
Sedangkan nilai korelasi kendall’s tau sebesar - mempengaruhi stres kerja salah satunya ialah faktor
0,198 menunjukkan adanya hubungan negatif individual. Maksud dari faktor individual yang di
dengan tingkat keeratan yang sangat lemah antara jelaskan oleh Robbins dan Judge adalah masalah-
manajemen waktu dan stres kerja dengan nilai Sig. masalah yang dirasakan oleh individu itu sendiri di
sebesar 0.047 ( P < 0.05). luar jam bekerja yang dapat meluber ke pekerjaan.
Hasil uji korelasi parsial pada penelitian ini Robbins dan Judge menjelaskan bahwa pada
menunjukkan adanya hubungan aspek time based lazimnya seseorang hanya bekerja 40 sampai 50 jam
conflict pada tingkat keeratan sedang dengan aspek sepekan. Pengalaman dan masalah yang dijumpai
psikologis pada stres kerja yang dialami wanita orang diluar jam kerja yang lebih dari 120 jam tiap
menikah yang berprofesi sebagai guru dengan nilai β pekan itulah yang akhirnya dapat menyebabkan stres
sebesar 0.403 dan t hitung sebesar 2.537 dengan nilai dalam pekerjaan. Pada penilitian ini subjek yang
p sebesar 0.015. Selain itu, aspek kontrol terhadap digunakan adalah wanita yang sudah menikah dan
waktu mempunyai hubungan pada tingkat keeratan memiliki anak, dengan demikian pekerjaan yang
sedang dengan aspek psikologis pada stres kerja harus diselesaikan pastilah lebih banyak.
dengan diperoleh nilai β sebesar -0.467 dan t hitung Selain itu, kehadiran anak juga berpengaruh
sebesar 2.642 dengan nilai p sebesar 0.011. terhadap tingkat stres seseorang. Rini (dalam
Sedangkan pada aspek kontrol terhadap waktu Silalahi, 2015) menjelaskan bahwa semakin kecil
dengan aspek perilaku pada stres kerja diperoleh usia anak, maka semakin besar tingkat stres yang
nilai β sebesar -0.413 dan t hitung sebesar 2.296 dirasakan. Rasa bersalah karena meninggalkan anak
dengan nilai p sebesar 0.026. Dengan demikian untuk seharian bekerja merupakan persoalan yang
kedua aspek tersebut mempunyai hubungan pada sering dipendam oleh para ibu yang bekerja. Hal-hal
tingkat keeratan sedang. tersebut yang dapat menimbulkan konflik peran
Berdasarkan hasil uji hipotesis kendall’s tau, ganda dan kemudian membuat orang tersebut mudah
diperoleh hasil adanya hubungan positif yang cukup mengalami stres.
erat antara konflik peran ganda dengan stres kerja Pada hubungan manajemen waktu dengan stres
dengan nilai korelasi kendall’s tau sebesar 0,489. kerja, keduanya memiliki tingkat hubungan yang
Nilai korelasi yang positif menunjukkan bahwa sangat lemah. Hal ini dapat dikarenakan karena
hubungan antara konflik peran ganda dan stres kerja berbagai hal, salah satunya yaitu sebagian besar
adalah searah. Artinya, semakin tinggi tingkat sampel memiliki manajemen waktu dengan kategori
konflik peran ganda seseorang, maka akan semakin baik yakni sebanyak 31 orang. Sedangkan 13 orang
tinggi pula tingkat stres orang tersebut. Begitupula lainnya dalam kategori sedang dan hanya 3 orang
sebaliknya, semakin rendah tingkat stres seseorang, dengan kategori manajemen waktu yang buruk.
maka akan semakin rendah pula stres yang dialami. Seperti hasil peneltian yang dilakukan oleh Wijaya
Sedangkan hasil hipotesis hubungan manajemen (2014) dengan data yang diperoleh dianalisis
waktu dengan stres kerja menunjukkan adanya menggunakan teknik analisis non prametrik
hubungan yang sangat lemah dengan nilai korelasi - kendall’s tau. Hasil penelitian yang diperoleh
0.198. Hasil korelasi yang negatif, menunjukkan menunjukan koefisien korelasi sebesar -0,116
bahwa arah hubungan adalah berlawanan. Akan dengan nilai p sebesar 0,121 (p < 0,05). Dapat
tetapi, tingkat keeratan hubungan yang sangat lemah disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
yang ditunjukkan pada penelitian ini, membuat manajemen waktu dan stres pada mahasiswa yang
manajemen waktu hampir tidak berhubungan dengan bekerja separuh waktu di Universitas Katolik Widya
stres kerja yang dialami sehingga tidak dapat Mandala Surabaya. Adapun faktor lain yang dapat
dikatakan bahwa semakin buruk manajemen waktu mempengaruhi stres kerja adalah manajemen diri.

13
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 9-16 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Maulana muncul adalah adanya hal-hal yang tiba-tiba muncul
(2014) yang menunjukkan bahwa ada hubungan dan dirasa sebagai hal penting untuk segera
negatif yang sangat signifikan antara manajemen diri ditangani. Dampak semuanya itu adalah kegagalan
dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non mewujudkan misi, menelantarkan tujuan penting
keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso yang ingin diraih. Hubungan aspek kontrol terhadap
Surakarta. Sedangkan manajemen waktu merupakan waktu dengan aspek psikologis tersebut
salah satu aspek manajemen diri yang diungkapkan menunjukkan bahwa semakin seseorang memiliki
oleh Maxwell (Maulana, 2014). Oleh karena itu, kendali terhadap waktu yang dimiliki atau dapat
hubungan antara manajemen waktu sendiri dengan melaksanakan suatu aktivitas sesuai dengan rencana
stres kerja tergolong sangat lemah. yang telah dibuat maka maka akan semakin rendah
Aspek strain based conflict berkorelasi pula kemungkinan mengalami stres kerja secara
signifikan dengan aspek psikologis stres kerja psikologis. Sedangkan korelasi parsial antara aspek
dengan nilai Beta sebesar 0.403. Greenhaus dan kontrol terhadap waktu dan aspek perilaku
Beutell (1985) menjelaskan mengenai strain based menghasilkan nilai β = -0.413 yang artinya
conflict yaitu ketegangan yang dihasilkan oleh salah hubungan keduanya berada pada kategori keeratan
satu peran membuat seseorang sulit untuk memenuhi yang sedang pula (Yudaruddin, 2014). Hal ini
tuntutan peran yang lain. Sedangkan Fita (2017) menunjukkan bahwa adanya kontrol maupun kendali
menjelaskan dalam penelitiannya bahwa adanya pada waktu yang kita miliki akan mengurangi
perubahan secara psikologis yang disebabkan oleh dampak stres secara perilaku. Feldman (dalam
stres kerja dapat ditandai oleh adanya kecemasan Rahayu, 2017) menjelaskan beberapa respon stres
berlarut-larut, sulit tidur, nafas tersengal-sengal. secara perilaku yakni tampak dalam kecenderungan
Hubungan antara aspek strain based conflict aspek agresi, mudah tersinggung, serta menarik diri.
psikologis dari stres kerja tersebut menunjukkan
bahwa semakin seseorang berada di dalam kondisi KESIMPULAN DAN SARAN
pekerjaan yang menekan hingga membuat peran Kesimpulan
lainnya menjadi tidak maksimal atau bahkan tidak Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
terlaksana maka semakin besar kemungkinannya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
untuk mengalami stres secara psikologis seperti berikut:
mudah marah, menjadi lebih sensitif, merasa sedih, 1. Terdapat hubungan positif yang cukup erat antara
dan sebagainya. Sebaliknya, semakin seseorang tidak konflik peran ganda dan stres kerja. Artinya,
merasakan tekanan dalam melakukan pekerjaannya semakin tinggi konflik peran ganda yang dialami,
atau dapat menjalani suatu peran dengan baik dan maka akan semakin tinggi pula tingkat stres kerja
tidak merasa terbebani dengan target pekerjaan yang dirasakan. Begitupula sebaliknya, semakin
hingga dapat menyelesaikan kedua peran dengan rendah konflik peran ganda yang dialami, maka
maksimal, maka akan semakin kecil akan semakin rendah pula tingkat stres kerja yang
kecenderungannya untuk mengalami dampak stres dirasakan.
secara psikologis. 2. Terdapat hubungan negatif yang sangat lemah
Adanya hubungan aspek kontrol terhadap antara manajemen waktu dan stres kerja.
waktu dengan aspek psikologis yang menghasilkan Hubungan negatif sendiri memiliki arti bahwa
nilai β = -0.467 yang berarti bahwa hubungan semakin baik manajemen waktu seseorang, maka
keduanya memiliki tingkat keeratan yang sedang akan semakin rendah tingkat stres kerja yang
(Yudaruddin, 2014). Kontrol terhadap waktu yang dirasakan. Begitupula sebaliknya, semakin buruk
dijelaskan Tiger (Nurhidayati, 2016) yaitu dilakukan manajemen waktu seseorang, maka akan semakin
dengan melakukan pengawasan terhadap aplikasi tinggi tingkat stres yang dirasakan orang tersebut.
waktu per kegiatan yang telah direncanakan di awal. Akan tetapi peneliti tidak dapat menyimpulkan
Seperti yang telah dijelaskan oleh Gea (2014), terkait demikian pada penelitian ini, karena tingkat
dengan pengembangan time management, baik pada keeratan hubungan manajemen waktu dengan
level organisasi maupun level pribadi, hal yang stres kerja yang sangat lemah.
sering menjadi masalah adalah ketidakkonsistenan
mengikuti rancangan penggunaan waktu yang telah
dibuat. Ada kecenderungan gampang melanggar
ketetapan yang telah dibuat. Tantangan yang sering

14
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 9-16 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Saran dengan subjek yang lebih banyak agar data


Adapun beberapa saran yang dapat peneliti lebih akurat
berikan berkaitan dengan proses dan hasil yang b. Menggunakan try-out terlebih dahulu atau uji
diperoleh dari penelitian ini, sebagai berikut: tidak terpakai pada alat ukur penelitian agar
1. Kepada guru-guru wanita yang telah menikah, saat pengambilan data tidak memiliki banyak
terutama pada sekolah menengah di Samarinda aitem gugur maupun tidak reliable.
Ulu disarankan untuk melakukan hal berikut: c. Memperluas subjek penelitian guna menambah
a. Membuat prioritas untuk membagi peran sampel penelitian
berdasarkan tuntutan pekerjaan. d. Dalam pembuatan aitem skala, agar memakai
b. Membuat jadwal yang terencana sesuai dengan kalimat yang mudah dipahami dan tidak
tuntutan pekerjaan sehingga dengan jadwal menunjukkan kepada kelebihan dan
tersebut diharapkan guru dapat kekurangan agar tidak terjadi pemilihan
mengaplikasikan waktu per kegiatan sesuai jawaban rata kanan maupun rata kiri.
dengan tuntutan pekerjaan yang diharapkan
oleh institusi. DAFTAR PUSTAKA
c. Mengubah pola pikir ke arah yang positif agar Aslia. (2009). Kondisi pendidikan anak dari wanita
dapat meminimalkan beban pikiran akibat pekerja sektor informal (survey di Kecamatan
masalah-masalah yang ada di dalam menjalani Masamba). Jurnal Kajian Perempuan
kedua peran. “BUNGA WELLU”, 14 (1), 55-74.
d. Melakukan relaksasi ringan demi mencegah Gea, A. A. (2014). Time management:
terjadinya stres saat sedang bekerja. Menggunakan waktu secara efektif dan
e. Merapikan ruangan atau meja kerja demi efisien. Humaniora, 5(2), 777-785.
mencegah terjadinya kesalahan saat bekerja. Bachroni, M., & Asnawi, S. (1999). Stres kerja.
f. Mengatur rencana dengan rekan sesama guru Jurnal Buletin Psikologi, 7 (2).
dengan tujuan untuk menyusun atau Cooper, C. L., & Peter. (1995). Psikologi untuk
mengorganisasikan perencanaan kerja Manajer. Jakarta: Arcan.
sehingga target kerja dapat dilaksanakan Fita, E. D. (2017). Hubungan konflik peran ganda
dengan maksimal. dengan stres kerja terhadap perawat wanita
g. Membuat rencana cadangan, agar menghindari pada RSUD. A. Wahab Sjahranie Samarinda.
stres saat rencana awal yang telah disusun Jurnal Psikoborneo, 5(2), 346-352.
mengalami kegagalan. Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985). Sources of
2. Pihak keluarga agar terus memberikan motivasi conflict between work and family roles.
secara verbal maupun bantuan tenaga kepada Academy of management review, 10(1), 76-
wanita-wanita menikah yang juga bekerja sebagai 88.
guru guna meringkankan beban yang diemban Handini, O., & Widyaningrum, R. (2016).
oleh wanita-wanita tersebut. Kontribusi Pedagogik dan Kompetensi
3. Pihak sekolah, agar dapat menyusun perencanaan Profesional Guru terhadap Manajemen Kelas.
tugas untuk guru-guru jauh sebelum batas waktu dalam Jurnal Profesi Pendidik, 3(1), 36-43.
pelaksanaannya agar para guru dapat Hasibuan, M. S. (2006). Manajemen Sumber Daya
mempersiapkan waktu dan tenaga untuk Manusia, Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT.
mengerjakan tugas tersebut dengan maksimal Bumi Aksara.
serta dapat memberikan pelatihan dalam hal Lubis, H., Oktaviani, M. A., Rahmi, A. S.,
manajemen waktu kepada seluruh guru. Khatimah, H. H., & Nur, M. O. (2016).
4. Rekan-rekan sesama guru, agar lebih mudah Musik Kejien Dalam Menurunkan Tingkat
dalam memberikan bantuan jika diperlukan demi Kecemasan, Stres, dan Depresi. Psikostudia:
mengurangi beban yang ditanggung oleh guru- Jurnal Psikologi, 5(1), 39-64.
guru wanita yang telah menikah. Maulana, R. (2014). Hubungan Antara Manajemen
5. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk Diri Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
melakukan hal sebagai berikut: Kesehatan Non Keperawatan Di RS.
a. Dalam mengumpulkan data sebaiknya Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
dilakukan wawancara yang lebih mendalam (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
15
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 9-16 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Munandar, A. S. (2006). Psikologi industri dan Silalahi, H. E. (2015). Pengaruh konflik peran ganda
organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas terhadap produktivitas karyawati yang
Indonesia. berkeluarga pada PT Sarimakmur
Nurhayati, M. T. Ir. 2010.“. Manajemen Tunggalmandiri Medan. Skripsi: Fakultas
Proyek”,Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Psikologi, Universitas HKBP Nommensen
Nurhidayati, D. D. (2016). Peningkatan pemahaman Medan.
manajemen waktu melalui bimbingan Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan.
kelompok dengan teknik problem solving Bandung: Alfabeta.
pada siswa. Psikopedagogia, 5(1), 24-32. Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi edisi
Rahayu, T. (2017). Burnout dan coping stress pada kesembilan jilid 2. Jakarta: Erlangga.
guru pendamping (shadow teacher) anak Wesfix, T. (2016). Time management itu
berkebutuhan khusus yang sedang dipraktekin. Jakarta: PT Gramedia
mengerjakan skripsi. PSIKOBORNEO, 5 (2), Widiasarana Indonesia.
290-300. Wijaya, A. O. (2014). Manajemen waktu dan stres
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2006). Perilaku pada mahasiswa yang bekerja separuh waktu
Organisasi, Jakarta: PT. Indeks Kelompok (Doctoral dissertation, Widya Mandala
Gramedia. Catholic University).
Santrock, J. W. (2002). Edisi Kelima: Life-Span Yudaruddin, R. (2014). Statistik Ekonomi: Aplikasi
Development Perkembangan Masa Hidup. dengan Program SPSS Versi 20. Yogyakarta:
Jakarta: Penerbit Erlangga. Interpena.

16

Anda mungkin juga menyukai