PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
pemimpin. Untuk itu, maka gaya seseorang di dalam memimpin akan amat
(pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (orang yang dipimpin
atau para pengikut), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sesuai dengan
moral, kepuasan kerja, kualitas kehidupan kerja, dan terutama tingkat prestasi
mampu mengarahkan semua sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana dan
Dalam menciptakan organisasi yang baik, salah satu unsur penting adalah
1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengamtar (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2006),
h. 288
1
2
menyatakan bahwa keberhasialan atau kegagalan yang dialami sebagian besar dari
menjadi lembaga yang mampu bersaing atau sejajar dengan lembaga pendidikan
adalah punya wawasan luas, pengalaman, tanggung jawab, komitmen, bisa kerja
sekolah, apakah laki-laki ataukah perempuan? Jika melihat syarat untuk menjadi
kepala sekolah diatas, siapapun bisa, karena pada intinya baik laki-laki maupun
digambarkan sebagai sosok yang gagah, berani dan rasional. Pandangan ini telah
dan senantiasa bergantung pada kaum laki-laki. Akibatnya, jarang sekali untuk
dalam setiap bidang kehidupan. Di antara yang menyebabkan pandangan itu bisa
harus laki-laki dan adanya anggapan yang pantas menjadi pemimpin dalah laki-
laki merupakan isu gender serta adanya budaya patriarkhi yang melekat Di
sekunder karena diciptakan dari tulang rusuk Adam yang merupakan yang
merupakan manusia primer atau pertama. Pandangan ini menjadi dasar dari
2
Situs internet www.google.com, Kepemimpinan Perempuan.Artikel Ahmad Sudrajat di
Akses pada tanggal 10 Desember 2017
3
Azizah al-Hibri,et al,Wanita Dalam Masyarakat Indonesia;Akses Pemberdayaan dan
Kesempatan. (Yogyakarta:Sunan Kalijaga Press, 2001), h. 283
4
perempuan yang dipimpin dan dilindungi oleh laki-laki. Sehingga wajar ketika
termarjinalkan sebagai pemimpin adalah hanya karena unsur budaya yang melekat
dan berkembang dalam masyarakat. Jika kita amati perempuan zaman sekarang
yang mempunyai lebih tinggi kepastiannya dari laki-laki sudah kian banyak
dimana-mana.
yang terjadi selama memimpin. Untuk menghadapi hal yang semacam itu
keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai tempat berlangsungnya proses belajar
sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar. MAN 1 Konsel
juga memiliki tempat yang strategis karena berada di dekat jalan raya dan
4
Sudarwan Damin, Menjadi Komunitas Pembelajar: Kepemimpinan Transformasional
dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran,(Jakarta:Bumi Aksara, 2005),Cetakan ke 2, h. 106
5
lulusan dari MTs dan SMP terdekat yang mendaftar di MAN 1 Konsel.
Muspidar, S.Ag, MA. Beliau menjabat dari tahun 2015 sampai sekarang dan
terpilih atau diangkat sebagai kepala sekolah dengan cara mengikuti beberapa
tahap pengseleksian dalam bentuk ujian tes yaitu tes IQ, EQ, SQ dan skill seorang
pemimpin. Kepala sekolah di MAN 1 Konsel memiliki dorongan yang kuat untuk
“Motivasi untuk menjadi seorang pemimpin datang dari dalam diri sendiri
karena untuk menjadi kepala sekolah saya memiliki keinginan dan
kemampuan untuk untuk mengelola dengan tujuan untuk memajukan
sekolah”.5
pemimpin di sekolah tersebut. Jika hasil tesnya baik maka calon kepala sekolah
tersebut ditempatkan di sekolah yang dikategorikan baik pula. Dan dalam hal ini
yang sangat baik sehingga ia mampu menjadi kepala sekolah di sekolah yang
memiliki Akreditas A.
Pada saat penerimaan siswa baru para siswa melakukan ujian seeleksi
untuk bisa direkrut dimadrasah ini. Tes yang dilakukan berbentuk tes tertulis, tes
baca tulis alqur’an dan tes praktek sholat. Sekolah ini setiap tahunnya hampir
menerima 150 siswa. Bisa dikatakan MAN 1 Konsel adalah sekolah yang
5
Muspidar, Wawancara, 23 Agustus 2017
6
sekolah sebagai seorang pemimpin tidak ada perbedaan dengan para guru
disekolah. Yang menjadi perbedaan hanya jabatan saja tetapi jika dalam
bawahan. Selain itu, dalam masalah yang dihadapi para guru saat proses belajar
mengajar, kepala sekolah selalu memberi solusi, saran dan arahan kepada
bawahannya.
dalam meningkatkan kinerja guru dengan cara pemberian motivasi kepada guru
pada saat rapat dan pemberian ucapan terima kasih kepada para guru itu yang
diucapkan oleh kepala sekolah MAN 1 Konsel. Jika ada guru atau staf yang tidak
datang tanpa alasan yang jelas maka dilaklukan peneguran langsung kepada guru
yang bersangkutan dan peneguran tersebut dilakukan face to face kepada guru
MAN 1 Konsel”.
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
1 Konsel?
D. Tujuan Penelitian
di MAN 1 Konsel.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
memimpin sekolah secara optimal sesuai dengan sumber daya yang ada di
sekolah, serta dapat membrikan contoh bagi para guru, staf dan siswa.
8
dipimpin.
d. Bagi penulis
e. Bagi penulis lain, sebagai bahan pertimbangan bagi penulis lainnya yang
Konsel.