Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

Anggota :

1. Riuni Arafah (2130203108)


2. Abdul Malik (2130203115)

Dosen Pengampu : Bapak Hidayat, M.Pd.I


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
A. PENDAHULUAN

Kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu instrumen dalam upaya


mempengaruhi dan mengendalikan orang atau sekelompok orang agar mau
bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Selain itu juga Kepemimpinan
sangat diperlukan dalam menggerakan aktivitas suatu Organisasi. Jadi,
Kepemimpinan ini merupakan salah satu faktor penentu dan terpenting dalam
suatu Organisasi. Suatu Organisasi akan berjalan dengan baik, apabila
Kepemimpinan mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi. Rasa tanggung
jawab seorang pemimpin merupakan salah satu karakter dari Kepemimpinan
Ideal.1
Kepemimpinan dapat mempengaruhi Efektivitas dan Efisiensi suatu
Organisasi. Demikian juga performa Kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh
performa Pemimpin.
Seorang Pemimpin dalam mencapai tujuan Organisasi membutuhkan
kemampuan yang unggul untuk mempengaruhi pengikutnya (pekerja) dikarenakan
melibatkan banyak orang, adanya pendistribusian kekuasaan, dan menggunakan
beragam kekuasaan untuk membentuk perilaku bawahan. Banyak ragam
Kepemimpinan menurut para ahli diantaranya Kepemimpinan Karismatik,
Otoriter, Totaliter, Visoner, Tranformasional, Transaksional, dan lain sebagainya
dan masing-masing jenis Kepemimpinan tersebut didukung oleh masing-masing
teorinya baik berdasarkan sifatnya, perilakunya, maupun tujuannya.2
Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya mengandalkan pada bakat
atau keturunan. Pemimpin zaman sekarang harus belajar, banyak membaca, dan
memiliki Pengetahuan Mutakhir serta Pemahaman mengenai berbagai soal yang
menyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin. Selain itu, Pemimpin harus

1
Putra Aditya Bagus Setyaki, Muh Ghifari Al Farqan, “KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP) BERKARAKTER DALAM KEMAJUAN ORGANISASI”, Jurnal Ilmu
Pengetahuan Sosial, 8 (3) (2021), halm 431.
2
Jefirstson Richset Riwukore, “Etika Kerja, Profesionalisme, dan Gaya Kepemimpinan:
Hubungannya Terhadap Kinerja Auditor Intern di Badan Inspektorat Kota Kupang”, Jurnal
Ekombis Review, Vol. 10 No. 2, Juli 2022, halm 787.

1
memiliki kredibilitas dan integritas, mampu bertahan (survive) dalam berbagai
macam kondisi yang cepat berubah, serta melanjutkan misi kepemimpinannya.
Jika tidak memiliki kemampuan tersebut, pemimpin tersebut hanya akan menjadi
karikatur dan tertawaan dalam kurun sejarah di kelak kemudian hari.3
Salim (2006:65), memberikan pengertian bahwa; “Gaya Kepemimpinan
adalah cara Pemimpin dalam menghadapi dan melayani staf atau bawahan yang
biasanya berbeda pada setiap individu dan dapat berubah-ubah”. Artinya
seseorang yang menduduki jabatan pimpinan hendaknya mempunyai kearifan
dalam “membaca” situasi yang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya
kepemimpinan yang akan digunakan dengan tuntutan situasi, meskipun
penyesuaian hanya bersifat sementara.4
Kepemimpinan yang ideal menjadi Dambaan atau Harapan setiap
Organisasi. Hal ini, dapat membawa berkah bagi seluruh anggota organisasi yang
ada di dalamnya. Seorang Pemimpin harus mempunyai jiwa Kepemimpinan
(leadership) yang matang, sudah pasti memiliki rasa Tanggung Jawab yang tinggi
di setiap amanah dan aktivitas yang sudah menjadi Tanggung Jawabnya. Maka
dari itu Profesionalisme dan Kepemimpinan tidak bisa dipisahkan.5

3
Darmasta Maulana, Ujang Permana, Sofyan Sauri, Faiz Karim Fatkhullah “Analisis
Profesionalisme dalam Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Agama, Filsafat, Psikologi dan
Sosiologi”, Jurnal Manajemen Pendidikan, Volume 6 (2), Tahun 2021, halm 132-133.
4
Burhanuddin, “PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 4 WIRA BANGSA
MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, Volume 4, No. 1, Februari 2016, halm 75.
5
Putra Aditya Bagus Setyaki, Muh Ghifari Al Farqan, “KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP) BERKARAKTER DALAM KEMAJUAN ORGANISASI”, Jurnal Ilmu
Pengetahuan Sosial, 8 (3) (2021), halm 429.

2
B. PEMBAHASAN

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang-orang agar


mereka bersedia bekerja sesuai dengan keinginan pemimpin. Hal ini dapat
dikatakan sebagai suatu kekuatan untuk mengatur dan mengelola suatu organisasi
baik organisasi atau kelompok dalam masyarakat. Kepemimpinan merupakan
salah satu fungsi manajemen yang merupakan hal penting untuk mencapai tujuan
dalam suatu organisasi.6
Profesionalisme adalah suatu kemampuan dan ketrampilan seseorang
dalam melakukan pekerjaan sesuai bidang dan tingkatan menyangkut kecocokan
antara kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan/organisasi dengan kebutuhan
tugas, antara kemampuan dengan kebutuhan tugas dalam membentuk karyawan
yang Profesional.
Profesionalisme memiliki implikasi pengertian dari padanan kata Profesi
dan Profesional. Menurut Basuki, Profesi merupakan kegiatan pokok pekerjaan
untuk menghasilkan nafkah hidup yang mengandalkan profesionalisme kerja
(keahlian). Selanjutnya, orang yang memiliki profesi atau orang yang hidup
dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian disebut profesional, meskipun sebagian
orang lain melakukan hal yang sama tetapi hanya sekedar hobi, untuk senang-
senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Menurut Jatman, bahwa dimensi atau indikator Profesionalisme secara
umum adalah sebagai berikut.
1. Altruisme yaitu berani berkorban, mementingkan orang lain bukan diri sendiri,
hal ini ditunjukkan melalui sikap suka membantu, problem solver, membuat
keputusan secara tepat dan obyektif.
2. Komitmen terhadap kesempurnaan, sikap Profesionalnya yaitu efektif dan
efisien, memberikan atau mengerjakan yang terbaik.

6
Burhanuddin, “PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 4 WIRA BANGSA
MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, Volume 4, No. 1, Februari 2016, halm 74.

3
3. Toleransi yaitu sikap Profesionalnya ditunjukkan dengan sikap adaptasi, suka
bekerjasama, komunikatif, bijaksana, dan meminta tolong jika memang
memerlukan.
4. Integritas dan Karakter, sikap Profesionalnya ditunjukkan melalui sikap jujur,
teguh, tidak plin-plan, percaya diri, berjiwa pemimpin yang memberi teladan.
5. Respek kepada semua orang, Profesional dalam menerima kritik, menepati
janji, memegang rahasia, menghormati orang lain dan tahu diri.
6. Sense of duty, sikap Profesionalnya adalah disiplin dan tepat waktu.7
Pemimpin harus mempunyai keahlian dibidangnya, pemberian tugas atau
wewenang kepada yang tidak berkompenten akan mengakibatkan rusaknya
pekerjaan bahkan organisasi yang menaunginya. Nilai dasar kepemimpinan Islam
sangatlah mengutamakan nilai agama (religiusitas) yang terintegrasi dengan nilai
moralitas. Nilai moralitas ini mencakup nilai kemanusiaan, nilai sosial, dan
mengayomi.
Dalam Pandangan Islam Profesionalisme dan Kepemimpinan tidak bisa
dipisahkan dari pandangan dan ajaran agama. Akhlak Islam yang diajarkan oleh
Nabiyullah Muhammad Sholallahu Alaihi wassalam, memiliki sifat-sifat yang
dapat dijadikan landasan bagi Pengembangan Profesionalisme Kepemimpinan Ini
dapat dilihat pada pengertian sifat-sifat Akhlak Nabi sebagai berikut :
1. Sifat Kejujuran (Shiddiq)
Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting untuk
membangun Profesionalisme. Hampir semua bentuk uasha yang dikerjakan
bersama menjadi hancur, karena hilangnya kejujuran. Dan sifat ini pula yang
selalu di ajarkan oleh Islam melalui al-Quran dan sunah Nabi. Kegiatan yang
dikembangkan di dunia organisasi, perusahan dan lembaga modern saat ini
sangat ditentukan oleh kejujuran. Begitu juga tegaknya negara sangat
ditentukan oleh sikap hidup jujur para Pemimpinnya.

7
Jefirstson Richset Riwukore, “Etika Kerja, Profesionalisme, dan Gaya Kepemimpinan:
Hubungannya Terhadap Kinerja Auditor Intern di Badan Inspektorat Kota Kupang”, Jurnal
Ekombis Review, Vol. 10 No. 2, Juli 2022, halm 786-787.

4
2. Sifat Tanggung Jawab (Amanah)
Sikap bertanggung jawab juga merupakan sifat akhlak yang sangat
diperlukan untuk membangun profesionalisme. Suatu perusahaan/ organisasi/
lembaga apapun pasti hancur bila orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak
amanah.
3. Sifat Komunikatif (Tabligh)
Salah satu ciri Profesional adalah sikap Komunikatif dan Transparan.
Dengan sifat komunikatif, seorang penanggung jawab suatu pekerjaan akna
dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia dapat juga
meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerja sama atau melaksanakan visi
dan misi yang disampaikan.
Sementara dengan sifat Transparan, Kepemimpinan di akses semua pihak,
tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya dan rekan
kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada
kepemimpinannya. Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan
lebih lanca, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
4. Sifat Cerdas (Fathanah)
Dengan Kecerdasannya seorang Profesional akan dapat melihat peluang
dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah Organisasi,
Kepemimpinan yang cerdas akan cepat dan tepat dalm memahami
problematikayang ada di lembaganya. Ia cepat memahami aspirasi anggotanya,
sehingga setiap peluang dapat segera dimanfaatkan secara Optimal dan
Masalah dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat sasaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai dasar
kepemimpinan Islam sangatlah mengutamakan nilai agama (religiusitas) yang
terintegrasi dengan nilai moralitas. Nilai moralitas ini mencakup nilai
kemanusiaan, nilai sosial, dan mengayomi.
Profesionalisme merupakan bagian dari ajaran moral memuat pandangan
tentang nilai dan norma-moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran
moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan

5
rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban
manusia.
Apabila berbicara mengenai Profesionalisme Kepemimpinan, salah satu
hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah Motivasi yang dimiliki
seseorang. Yang dimaksud dengan Motivasi adalah daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, menyelenggarakan
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan
kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah
ditentukan sebelumnya.
Memotivasi para bawahan oleh Pemimpin sejak zaman dulu sudah
didasarkan pada teori-teori motivasi, meskipun dengan menggunakan istilah lain.
Ada dua jenis Motivasi yaitu Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi yang datang dari dalam diri seseorang, ada yang bersifat Positif
dan Negatif. Misal, motivasi Intrinsik Positif ialah seseorang yang berhasil
menunaikan kewajibannya dengan sangat memuaskan dan memperoleh
dorongan positif untuk bekerja lebih keras lagi di masa yang akan datang
sehingga ia meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karirnya.
Sedangkan contoh Motivasi Intrinsik Negatif ialah jika seseorang kurang
berhasil melakukan tugasnya sehingga mendapat teguran dari atasannya, oleh
yang bersangkutan dijadikan dorongan untuk memperbaiki kesalahan sehingga
di masa depan kesalahan tersebut tidak terulang kembali.
2. Motivasi Ekstrinsik
Berasal dari lingkungan di luar diri seseorang. Misalnya tenaga
kependidikan bekerja karena ingin mendapat pujian atau ingin mendapat
hadiah dari pemimpinnya.8

8
Darmasta Maulana, Ujang Permana, Sofyan Sauri, Faiz Karim Fatkhullah “Analisis
Profesionalisme dalam Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Agama, Filsafat, Psikologi dan
Sosiologi”, Jurnal Manajemen Pendidikan, Volume 6 (2), Tahun 2021, halm 133-142.

6
C. KESIMPULAN

Profesionalisme adalah suatu kemampuan dan ketrampilan seseorang


dalam melakukan pekerjaan sesuai bidang dan tingkatan menyangkut kecocokan
antara kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan/organisasi dengan kebutuhan
tugas, antara kemampuan dengan kebutuhan tugas dalam membentuk karyawan
yang Profesional.
Profesionalisme memiliki implikasi pengertian dari padanan kata Profesi
dan Profesional. Menurut Basuki, Profesi merupakan kegiatan pokok pekerjaan
untuk menghasilkan nafkah hidup yang mengandalkan profesionalisme kerja
(keahlian). Selanjutnya, orang yang memiliki profesi atau orang yang hidup
dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian disebut profesional, meskipun sebagian
orang lain melakukan hal yang sama tetapi hanya sekedar hobi, untuk senang-
senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang-orang agar
mereka bersedia bekerja sesuai dengan keinginan pemimpin. Hal ini dapat
dikatakan sebagai suatu kekuatan untuk mengatur dan mengelola suatu organisasi
baik organisasi atau kelompok dalam masyarakat. Kepemimpinan merupakan
salah satu fungsi manajemen yang merupakan hal penting untuk mencapai tujuan
dalam suatu organisasi.
Maka Profesionalisme Kepemimpinan adalah suatu Kemampuan atau
Keahlian Seorang Pemimpin dalam Kepemimpinannya untuk memajukan
Perusahaan atau Organisasi yang di Pimpin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, C. Z. (2016). PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA


SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 4
WIRA BANGSA MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT. Administrasi
Pendidikan .

Darmasta Maulana, U. P. (2021). Analisis Profesionalisme dalam Kepemimpinan


Pendidikan Berbasis Agama, Filsafat, Psikologi dan Sosiologi. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam .

Jefirstson Richset Riwukore, F. H. (2022). Etika Kerja, Profesionalisme, dan


Gaya Kepemimpinan: Hubungannya Terhadap Kinerja Auditor Intern di Badan
Inspektorat Kota Kupang . Jurnal Ekombis Review .

Putra Aditya Bagus Setyaki, M. G. (2021). KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)


BERKARAKTER DALAM KEMAJUAN. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial .

Anda mungkin juga menyukai