1. PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
1. Apa itu Manajemen Kepemimpinan?
2. Bagaimana bentuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah?
3. Bagaimana manajemen kepemimpinan dalam meningkatkan mutu
pendidikan Madrasah ?
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bentuk Manajemen Kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui bentuk peningkatan mutu pendidikan madrasah.
3. Untuk dapat mengetahui manajemen kepemimpinan dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
C. Metode Penulisan
Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan model evaluasi
kesenjangan.
2. PEMBAHASAN
A. Manajemen Kepemimpinan
1.1. Pegertian manajemen kepemiminan
Manajemen berasal dari kata “to manage“ yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen itu, jadi manajemen itu merupakan suatu proses
untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan (Hasibuan, 2004). Menurut
Kristiawan dkk (2017) manajemen merupakan ilmu dan seni dalam
mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-
fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating, Controling) agar
organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris
management. Akar kata tersebut adalah manage atau managiare, yang
memiliki makna: melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Selanjutnya
dalam kata manajemen tersebutSecara etimologis, kata manajemen berasal
dari bahasa Inggris management. Akar kata tersebut adalah manage atau
managiare, yang memiliki makna: melatih kuda dalam melangkahkan
kakinya. Selanjutnya dalam kata manajemen tersebut.
manajemen kepemimpinan suatu lembaga masalah yang sangat
penting dalam pengelolaan. Maju tidaknya suatu lembaga sangat
tergantung pada sistem dan manajemen tata kelola. Artinya jika
manajemen kepemimpinannya positif maka dapat menghasilkan
“Manusia“ yang berkualitas. Otomatis lembaga tersebut akan maju, dan
berkembang. Sebaliknya jika manajemen kepemimpinan kurang positif
maka lembaga tersebut akan terbelakang disegala bidang. Dewasa ini
lembaga Pendidikan tengah menghadapi isu krusial. Isu yang paling
sensitif terkait dengan mutu pendidikan, relevansi pendidikan,
akuntabilitas, professionalisme, efisiensi, debirokrasi dan prilaku
pemimpin dalam mengambil kebijakan pada lembaga pendidikan .
Dalam manajemen kepemimpinan lembaga pendidikan Islam,
fungsi dan peranan pemimpin adalah sebagai motivator, event Organizer,
bahkan penentu arah kebijakan yang akan menentukan bagaimana tujuan-
tujuan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Untuk mewujutkan hal
tersebut maka pemimpin yang efektif adalah yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1
Husaini, H., & Fitria, H. (2019). Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan
Islam. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 4(1), 43-54.
1.2. Bentuk manajemen kepemimpinan
2
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999) h.
253
dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Pendidikan yang bermutu
bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia merupakan hasil dari
suatu proses pendidikan berjalan dengan baik, efektif dan efisien.
Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang
atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan dalam konteks pendidikan, pengertian mutu
mencakup input, proses dan output pendidikan. Ace Suryadi dan H.A.R
Tilaar menjelaskan bahwa mutu pendidikan adalah merupakan
kemampuan sistem pendidikan yang diarahkan secara efektif untuk
meningkatkan nilai tambah faktor input agar menghasilkan output yang
setinggitingginya.3
1.2 Strategi peningkatan mutu pendidikan madrasah
Ada beberapa strategi dalam mengelola dan mengembangkan
lembaga pendidikan Islam baik berupa pesantren, madrasah atau sekolah,
yaitu: Pertama, merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga yang jelas,
serta berusaha keras mewujudkannya melalui kegiatan riil sehari hari.
Kedua, membangun kepemimpinan yang benar-benar profesional (terlepas
dari intervensi ideologi, politik, organisasi, dan mazhab dalam menempuh
kebijakan lembaga). Ketiga, menyiapkan pendidik yang benar- benar
berjiwa pendidik sehingga mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan
bertanggung jawab terhadap kesuksesan peserta didiknya. Keempat,
menyempurnakan strategi rekrutmen siswa Kelima, berusaha keras untuk
memberi kesadaran pada para siswa bahwabelajar merupakan kewajiban
paling mendasar yang menentukan masa depan mereka. Keenam,
merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat. Ketujuh, menggali strategi pembelajaran yang dapat
mengakselerasi kemampuan siswa yang masih rendah menjadi lulusan
3
Ace suryadi dan H. A.R. Tilaar, analisis kebijakan pendidikan suatu pengantar (Bandung: PT.
Remaja Roesda Karya, 2008), 108.
yang kompetitif. Kedelapan, menggali sumber-sumber keuangan dan
mengembangkannya secara produktif. Kesembilan, membangun sarana
dan prasarana yang memadai untuk kepentingan proses pembelajaran,
terutama ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium. Kesepuluh,
mengorientasikan strategi pembelajaran pada tradisi pengembangan ilmu
pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan. Kesebelas, memperkuat
metodologi baik dalam hal pembelajaran, pemikiran maupun penelitian.
Keduabelas, mengkondisikan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan
menstimulasi belajar. Ketigabelas, mengkondisikan lingkungan yang
islami baik dalam beribadah, bekerja, pergaulan sosial, maupun
kebersihan. Keempatbelas, berusaha meningkatkan kesejahteraan pegawai
diatas rata- rata kesejahteraan pegawai lembaga pendidikan lain.
kelimabelas, mewujudkan etos kerja yang tinggi di kalangan pegawai
melalui kontrak moral dan kontrak kerja. Keenambelas, berusaha
memberikan pelayanan yang prima kepada siapapun, baik jajaran
pimpinan, guru, karyawan, siswa maupun tamu serta masyarakat luas.
Ketujuhbelas, meningkatkan promosi untuk membangun citra (image
building). Kedelapanbelas, mempublikasikan kualitas proses dan hasil
pembelajaran kepada publik secara terbuka. Kesembilanbelas,
membangun jaringan kerja sama dengan pihak-pihak lain yang
menguntungkan, baik secara finansial maupun sosial. Keduapuluh,
menjalin hubungan erat dengan masyarakat untuk mendapat dukungan
secara maksimal. Keduapuluhsatu, beradaptasi dengan budaya lokal dan
kebhinekaan. Keduapuluhdua, menyinkronkan kebijakan- kebijakan
lembaga dengan kebijakankebijakan pendidikan nasional.
Di samping itu dalam penyelenggaraan pendidikan Islam harus
menuju metode pendekatan, maupun strategi yang mampu mempercepat
pemberdayaan peserta didik secara maksimal. Hal ini dapat dicapai
melalui langkah-langkah:
1. Mengidentifikasi problem peserta didik, baik problem personal,
intelektual, maupun hubungan sosial.
2. Menerapkan pendekatan persuasif yang berorientasi pada upaya
menyadarkan peserta didik.
3. Menerapkan pemberdayaan intelektual peserta didik.
4. Membuat kondisi sekolah dan pembelajaran yang aman, nyaman,
dan menarik bagi peserta didik.
5. Berupaya meningkatkan mutu pada semua aspek secara terus
menerus4
3. KESIMPULAN
Manajemen kepemimpinan pada suatu lembaga pendidikan merupakan
tolak ukur dalam mengelola bagus tidaknya mutu sebuah lembaga pendidikan. Ini
6
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sangat tergantung pada manajemennya banyak problem yang terjadi dalam dunia
lembaga pendidikan dikarenakan oleh tidak tepatnya sasaran dan kebijakan yang
diambil oleh manajer dalam sebuah lembaga pendidikan, untuk dapat
menyelesaikan berbagai persoalan tersebut maka perlu adanya suatu kajian atau
penelitian ke arah itu supaya lembaga pendidikan Islam mempunyai mutu yang
baik dan signifikan bagi kehidupan bermasyarakat
Kepemimpinan dalam pendidikan memiliki kriteria-kriteria yang harus
dimiliki. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi individu atau
kelompok orang untuk melakukan sesuatu sehingga tercapai tujuan yang
diinginkan. Agar tujuan sekolah dapat dicapai secara efektif dan efesien
dibutuhkan indikator-indikator pencapaian tujuan baik itu dari pemimpin maupun
anggota yang dipimpin dalam suatu lembaga pendidikan.
4. REFRENSI
Husaini, H., & Fitria, H. (2019). Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga
Pendidikan Islam. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan
Supervisi Pendidikan), 4(1), 43-54.
Ace suryadi dan H. A.R. Tilaar, analisis kebijakan pendidikan suatu pengantar
(Bandung: PT. Remaja Roesda Karya, 2008), 108.