Anda di halaman 1dari 4

3.

Gaya Kepemimpinan Dalam Pendidikan

Fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan secara kooperatif di antara para
pengikut dan pada saat yang sama menyediakan kesempatan bagi pertumbuhan dan
perkembangan pribadi mereka. Isu penting kepemimpinan pendidikan adalah berkisar pada tipe
dan gaya kepemimpinan yang mana yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
lembaga. Karena menurut pendapat Max Weber dikenal adanya tipe-tipe kepemimpinan yang
didasari tradisi turun temurun, Karisma atau Wibawa disebabkan karakteristik pribadi yang
istimewa dan aturan main yang rasional, atau campuran antara ketiga tersebut. Kunci penting
dari gaya kepemimpinan ini dalam institusi satuan pendidikan adalah memahami kebutuhan
kebutuhan dan keinginan keinginan khusus dari setiap personal organisasi dalam situasi yang
ada. Senada dengan pendapat tersebut ada 3 gaya kepemimpinan yang diperagakan oleh Bill
word yakni :

1. Otokratis yaitu pemimpin membuat keputusan sendiri karena kekuasaan keputusan dalam
diri satu orang, ia memikul tanggung jawab dan wewenang penuh titik gaya otokrasi
berdasarkan pada pendirian bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan
lancar dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan Apabila semua semuanya itu
semata-mata diputuskan atau ditentukan oleh pemimpin.
2. Demokratis yaitu pemimpin itu berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang
menarik perhatian mereka Dimana mereka dapat menyumbangkan sesuatu gaya
demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktivitas dalam organisasi akan dapat
berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai
masalah yang timbul diputuskan bersama antara pejabat yang memimpin maupun para
pejabat yang dipimpin.
3. Gaya kendali bebas yaitu pemimpin memberi kekuasaan pada bawahan kelompok dapat
mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri, pengarahan
tidak ada atau hanya sedikit. Gaya kendali bebas berpangkal tolak dari pemikiran bahwa
segala aktivitas dalam organisasi agar berjalan dengan lancar dan berhasil mencapai
tujuan yang telah ditentukan apabila kepada bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan
diberi keleluasaan untuk memutuskan segala apa yang dikehendaki kemudian
melaksanakan sesuatu keinginannya pula titik gaya kendali bebas ini biasanya tidak
berguna tetapi dapat menjadi efektif dalam kelompok profesional yang termotivasi tinggi.

Adapun ciri-ciri dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut diantaranya :

1. ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis ( 196-198):


a. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
b. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga
langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
c. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri - ciri gayakepemimpinan
autokratis :
a. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
b. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
c. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja
setiap anggota.
d. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan
keahliannya.
2. Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Sukanto, 1987, 196-198):
a. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan
dorongan dan bantuan dari pemimpin.
b. Kegiatan - kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat,
dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih
alternatif prosedur yang dapat dipilih.
c. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas
ditentukan oleh kelompok.
3. Menurut Sukanto (1987) ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas :
a. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal
dari pemimpin.
b. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang
selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat ditanya.
c. Sama sekali tidak ada. Partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
d. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan
dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian
4. Kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan.
Keefektifan kepemimpinan pendidikan merupakan suatu konsep yang luas, dalam
pendidikan hampir semua orang pada suatu saat akan Tiba Saatnya Untuk dipercaya
memegang tampak posisi kepemimpinan, demikian pula halnya dengan guru merupakan
pemimpin pembelajaran bagi murid-muridnya. Apabila seorang pemimpin memperoleh
pengalaman yang kurang menyenangkan, hal itu hampir semuanya disebabkan ketidak
efektifan kepemimpinannya. pada umumnya pemimpin menyadari bahwa mengembangkan,
memelihara keputusan, dan moril staf yang tinggi adalah penting titik penilaian dari
penampilannya Sebagai seorang pemimpin akan melibatkan berbagai macam pilihan yang
mempunyai kriteria-kriteria beragam hubungannya dalam banyak peristiwa. Hal ini
menggambarkan kepemimpinan yang tidak efektif, bila tujuan tidak tercapai Pemimpin harus
bertanggung jawab, Oleh karena itu diperlukan pemimpin yang bertanggung jawab.
Memasyarakatkan keefektifan seorang pemimpin pendidikan, agar pemimpin itu memerlukan
orang lain dengan baik bukan hanya mengakomodir orang-orang dekatnya saja, tetapi
memberikan motivasi agar mereka menunjukkan informasi yang tinggi dalam melaksanakan
tugas profesionalnya, hal ini adalah sangat penting. Alasan pribadi atau kepentingan pribadi
tidak diperlukan dalam memimpin organisasi pendidikan, tetapi Obsesi untuk memenuhi
kebutuhan organisasi adalah penting.
Budaya yang smart yaitu menggambarkan upaya upaya yang cukup baik untuk macam-
macam usaha atau bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai dalam suatu dekade , aksi yang
ditunjukkan dengan penuh dedikasi yang menjadi suatu sistem nilai. Hersey dan blanchard
mempertanyakan Apakah pemimpin melakukan hal-hal tertentu dan tidak melakukan hal-hal
lain, atau pemimpin menaruh perhatian pada pengendalian perilaku, dan peranan sebagai
pemimpin menerima tanggung jawab untuk mempengaruhi orang lain. Dengan demikian
peran an effective pemimpin lebih dari sekedar memahami dan memperkirakan perilaku, akan
tetapi pemimpin perlu mengembangkan kemampuan dalam mengarahkan, mengubah, dan
mengendalikan perilaku. Dari perspektif karakteristik kepemimpinan, dapat ditunjukkan
bahwa kepemimpinan yang efektif memiliki ciri yang tidak dimiliki atau hanya sebagian
dimiliki oleh orang lain, termasuk kekuatan dan stamina tubuh, intelegensia integritas
kebijaksanaan, dan lain-lain. Agak sulit mengembangkan ciri-ciri fisik para pemimpin,
demikian juga dibidang intelegensinya, walaupun masing-masing akan berusaha untuk
meningkatkan kemampuannya di bidang tersebut.
Kepemimpinan pendidikan yang efektif memberikan dasar dan menempatkan tujuan pada
posisi penting untuk merubah norma-norma dalam program pembelajaran, meningkatkan
produktivitas dan mengembangkan pendekatan-pendekatan kreatif untuk mencapai hasil yang
maksimal dari program institusi pendidikan titik ruang pemberdayaan pemimpin pendidikan
adalah terhindar dari intervensi birokrasi, karena para birokrat dengan alasan menegakkan
aturan selalu mengintervensi kebijakan sekolah, intervensi tersebut sesungguhnya lebih
banyak merugikan dibandingkan menguntungkan. Pemimpin pendidikan yang efektif
memimpin anggota kelompoknya sehingga mereka merasa kebutuhannya terpenuhi, dan
pemimpin sendiri merasa bahwa kebutuhan nya juga terpuaskan titik peranan pemimpin yang
efektif memerlukan lebih dari sekedar memahami dan memperkirakan perilaku yang
mengembangkan kemampuan dalam mengarahkan, mengubah, dan mengendalikan tingkah
laku titik pengendalian ini diupayakan mampu mengelola konflik sekecil apapun dan
menyiapkan masa depan dengan menetapkan strategi dan rencana dengan menetapkan strategi
dan rencana dengan mengelola dukungan sumber daya semaksimal kemampuannya untuk
mencapai tujuan pendidikan dan mengembangkan kualitas organisasi pendidikan di mana
kegiatan pembelajaran itu dilaksanakan.

Dapus.
Ancok, Djamaludin. 2012. Psikologi Kepemimpinan & Inovasi . Jakarta: Erlangga
Syagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alvabeta, Cv.

Anda mungkin juga menyukai