Anda di halaman 1dari 20

NAMA : JIHAN FADHILA

NIM : 11810122728
LOKAL : PAI SLTP/SLTA 4B
M.K : ADMINISTRSI SUPERVISI PENDIDIKAN

TUGAS UTS
RANGKUMAN MATERI

MATERI 1
FUNGSI FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi.tanpa
perencanaan atau planning,pelaksanaan suatu kegiatan akan melayani kesulitan dan bahkan
kegagalan dalam mencapai tujuan yang di inginkan.perancanaan merupakan kegiatan yang harus
di lakukan pada permulaan dan selama kegiatan administrasi itu berlangsung.
1. fungsi pengorganisasian(organizing)
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-
hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan.didalam menyusun
perancanaan,sebenanrnya pengorganisasian sudah pula di fikirkan dan di susun menjadi
pola-pola kegiatan yang diperlukan di dalam pelaksanaan.itulah sebabnya maka sebagian
orang berpendapat bahwa fungsi pengorganisasian itu sebagian masuk kedalam fungsi
perencanaan,dan sebagian lagi masuk kedalam perencanaan.
2. fungsi pengkoordisasian
Pengkoordinasisasian adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,pecekcokan ,kekosongan kegiatan,dengan
jalan –pekerjaan menghubung-hubungkan,menyatu padukan,dan menyelaraskan
pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha
mencapai tujuan organisasi.usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan.
3. fungsi penggerakan(kepemimpinan)
Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi aktivitas dari pada kelompok
yang terorganisir dalam usaha mencapai tujun yang telah di tetapkan dalam pencapain
tujuan. Memimpin adalah suatu proses mempengaruhi yang lain untuk bekerja menuju
pencapain tujuan tertentu.
4. Fungsi pengarahan
Fungsi pengarahan adalah proses implementasi program agar dapat di jalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawab dengan penuh kesadaran dan prokduvitas yang tinggi.
Kegiatan dalam fungsi pengarahan dan implementasi yaitu mengimplementasikan proses
ke pemimpinan,pembimbingan,dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat
bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapain tujuan,memberikan tugas dan
penjelasan rutin mengenai pekerjaan,menjelaskan kebijakan yang di tetapkan.
5. fungsi pengawasan
Pengawasan adalah keseluruhan aktivitas mengawasi,memeriksa,mencocokkan,dan
mengendalikan segenap kegiatan agar berlangsung sesuia dengan rencana yang di
tetapkan hasil yang dikehendaki.pengontrolan yang dengan demikian tidaklah semata-
mata dimaksudkan untuk menemukan dan membetulkan kesalahan-kesalahan,melainkan
justru untuk mencegah trejadinya kekeliruan atau penyimpangan-penyimpangan yang
sebetulnya dapat dihindarkan sebelum terlambat.

MATERI 2

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “shool-based


management” istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai
pertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat.
MBS merupakan tawaran paradigma baru dalam lingkup pendidikan, yang memberikan
otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam rangka kebijakan Pendidikan
Nasional.
MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada
sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi peserta didik.
Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para
staf, menawarkan partisipasi langsung ke kelompok-kelompok yang terkait, dan
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.

1. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah


Tujuan utama manajemen berbasis sekolah adalah meningkatkan efisiensi, mutu dan
pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola
sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan
mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, penigkatan
profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai control, serta hal lain yang dapat
menumbuhkembangkan suasana yang kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada
tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan peduli, sementara yang kurang
manpu akan menjadi tanggung jawab pemerintah.

2. Perlunya Manajemen Berbasis Di Sekolah


Manajemen berbasis di sekolah perlu dilaksanakan karena beberapa alasan yaitu:
a. Sekolah lebih menegetahui tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi
sekolahnya, sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya.
b. Sekolah lebih mengetahui tentang kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik
c. Pengambilan keputusan yang dilakukan sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan
sekolah karena pihak sekolah yang paling tahu tentang apa yang terbaik bagi sekolahnya
d. Penggunaan sumber daya pendidikan lebih efisien dan efektif bila mana dikontrol oleh
masyarakat setempat
e. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan, dan
sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
f. Sekolah dapat bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu pendidikan masing-masing
sekolah yang disampaikan kepada pemerintah, orangtua, dan masyarakat, sehingga sekolah
akan berusaha keras untuk mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan
g. Sekolah dapat bersaing secara sehat dengan sekolah-sekolah lainnya untuk meningkatkan
mutu melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua, masyarakat, pemda
setempat
h. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah
secara cepat.

MATERI 3

Kepemimpinan Dalam Pendidikan


Kepemimpinan merupakan suatu produk dari interaksi individu individu dalam suatu
kelompok atau organisasi. Oleh karena itu, kepemimpinan dapat diartikan Suatu bentuk
persuasi, pembinaan, dan pengembangan individu dan atau kelompok orang-orang tertentu
melalui suatu interaksi (human relation) dan motivasi yang tepat agar mereka mau bekerja
sama untuk memajukan tujuan organisasi.
1. Ciri-Ciri Kepemimpinan Pendidikan
Lembaga pendidikan yang baik tidak akan pernah ditemukan jika dipimpin oleh
pemimpin yang mutunya rendah. Dalam kata lain, pemimpin yang baik atau bermutu akan
menghasilkan lembaga pendidikan yang bermutu pula.
Maka dengan terpenuhinya ciri-ciri berikut ini, akan terwujudlah lembaga pendidikan
yang bermutu lebih dibanding dengan lembaga pendidikan yang hanya menjalankan rutinitas
biasa. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Manusiawi.
2. Memandang jauh ke depan (visioner).
3. Inspiratif (kaya akan gagasan).
4. Percaya diri
Manusiawi merupakan ciri kepemimpinan yang sangat penting. Dengan memiliki ciri
ini, seorang pemimpin lembaga pendidikan atau Kepala Sekolah/Madrasah akan
memperlakukan bawahannya secara manusia, mengerti akan kebutuhan, keinginan dan
perasaannya. Sebaliknya, jika ciri manusiawi ini diabaikan maka yang akan ditemukan oleh
pimpinan adalah perlawanan dari bawahan, seperti tidak melaksanakan tugas secara
profesional, kehadirannya hanya sebatas penggugur kewajiban, tidak disiplin, tidak acuh
akan peraturan yang telah ditentukan, dan lain sebagainya.
Lembaga pendidikan harus mempunyai tujuan yang akan dicapai, tujuan yang akan bisa
dimanfaatkan oleh warga lembaga pendidikan dan masyarakat. Kemampuan pemimpin
untuk melakukan ini disebut dengan pemimpin visioner. Pemimpin visioner sangat
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan yang direncanakan dan menjawab harapan
masyarakat.
2. Gaya-Gaya Dalam Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang diperagakan oleh Bill Woods adalah :
1. Otokritas
Yaitu pemimpin yang membuat keputusan sendiri, karena kekuasaan terpusatkan
dalam diri satu orang, ia memikul tanggung jawab dan wewenang penuh. Gaya otokritas
berdasarkan pada pendirian bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan apabila semuanya
semata-mata diputuskan atau ditentukan oleh pimpinan.
2. Demokratis (partisipatif)
Yaitu pemimpin itu berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang
menarik perhatian mereka dimana mereka dapat menyumbangkan sesuatu. Gaya
demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktivitas dalam organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai masalah yang
timbul diputuskan secara bersama antara pejabat yang memimpin dan para pejabat yang
dipimpin.
3. Kendali bebas
Yaitu pemimpin memberikan kekuasaan pada bawahan, kelompok dapat
mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri, pengarahan
tidak ada atau hanya sedikit. Gaya kendali bebas berpangkal tolak dari pemikiran bahwa
segala aktivitas dalam organisasi agar berjalan dengan lancar dan berhasil mencapai
tujuan yang telah ditentukan apabila kepada bawahannya dalam melaksanaan pekerjaan
diberi keleluasaan untuk memutuskan segala apa yang dikehendaki kemudian
melaksanakan sesuai keinginannya pula.
4. Transformasional
Pemimpin gaya transformasional merupakan perpaduan dari tipe nomothetis dan
ideographis. Tipe nomothetis menekankan pada persyaratan institusi yang ada dan
conformitas kelakuan terhadap institusi kalau perlu mengorbankan kebutuhan individu
demi tujuan institusi dan individu memegang teguh wewenang yang diperoleh karena
status dan kedudukan pada aturan dan prosedur-prosedur bersifat memaksa dan adanya
sanksi-sanksi yang bersifat ekstrim. Dalam hal ini, pemimpin selalu menuntut anggotanya
efektif dalam bekerja.

MATER 4
MENAJEMEMEN MUTU PENDIDIKAN
Konsep Manajemen Secara Umum Manajemen berasal dari kata manage atau managiare
yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Mengapa kuda? Sebab, kuda
mempunyai daya kemampuan yang hebat. Dalam pengertian manajemen terkandung dua
kegiatan, yaitu fikir (mind) dan kegiatan tindak laku (action). Sedangkan dilihat dari bahasa
Inggris, kata manajemen merupakan kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan dan mengelola yang bersinonim dengan kata to hand yang berarti mengurus; to
control yang berarti memeriksa; dan to guide (memimpin). Jadi, menurut asal kata dan leksika,
kata manajemen memiliki arti sebagai pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing.
Konsep Manajemen Pendidikan Islam Manajemen pendidikan pada hakikatnya adalah
suatu proses penataan kelembagaan pendidikan yang melibatkan sumber daya manusia dan
nonmanusia dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Proses penataan ini akan melibatkan pelaksanana beberapa fungsi manajemen yang oleh
pakar manajemen pendidikan sering disebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating,
dan Controlling).
1. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah/Madrasah
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan atau kompetensi. Baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang
dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, yang secara menyeluruh disebut sebagai
kecakapan hidup (life skill). Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan bermutu, baik
quality in fact maupun quality in perception (Sudrajat, 2005: 17). Untuk dapat meningkatkan
mutu pendidikan, madrasah harus dapat melaksanakan pengelolaan yang didasarkan pada
peningkatan mutu pendidikan madrasah.
2. Manajamen Corporate
Lembaga PendidikanIslam Corporate pada dasarnya adalah suatu bentuk usaha
kerjasama. Korporasi produksi pendidikan terdiri dari penyelenggara peserta, dan pengguna hasil
pendidikan dengan peran yang berbeda (Musa, 2008:139). Penyelenggara pendidikan adalah
satuan pendidikan yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat swasta, didukung oleh
pemimpin (seperti rektor, dekan, ketua, direktur, dan kepala sekolah), pendidik (guru dan dosen)
dan tenaga pendukung administrasi kontribusi dan peran penyelenggara dalam bentuk dana
investasi dan operasional, guru dan tenaga kependidikan, sarana belajar, kurikulum, dan fasilitas
pendukung yang diperlukan bagi terlaksananya kegiatan pembelajaran, yaitu produksi
kompetensi.
3. Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam harus dikelola dengan baik agar menjadi
berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap lembaga pendidikan lainnya. Untuk
mewujudkan madrasah yang berkualitas, sangat dibutuhkan kepala madrasah yang kreatif dan
inovatif serta mampu menggerakkan seluruh sumber daya yang berkualitas dalam mencapai visi
dan misi madrasah. Kepala madrasah sebagai manager harus mampu mengelola madrasah
dengan baik dan penuh tanggung jawab serta dapat memberdayakan sumber daya manusia dan
nonmanusia yang ada di madrasah dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

MATERI 5
KEPEMIMPINAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH

1. Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi


A. Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:

 Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap
bidang studi dan tiap kelas,
 Menyusun program sekolah untuk satu tahun,
 Menyusun jadwal pelajaran,
 Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
 Mengatur kegiatan penilaian,
 Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas,
 Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid,
 Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah,
 Mengkoordinir program non kurikuler,
 Merencanakan pengadaan,
 Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.

B.Pengelolaan kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan
penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf
sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan
dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah penerapan
kode etik jabatan.

C. Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru,
pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping),
perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus
(special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,
penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan
masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.

D. Pengelolaan gedung dan halaman


Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan
pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah, keindahan
serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan sekolah),
lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat pelajaran
klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi, fasilitas
pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan
alat-alat komunikasi,

E.Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan
penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-
usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.

F.Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat


Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan
untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.
1. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Supervisi pada dasarnya pelayanan yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu para
guru dan karyawan agar menjadi semakin cakap/terampil dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan jaman. Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam membantu guru-guru agar semakin mampu mewujudkan proses belajar
mengajar. Di mana Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan
penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan
pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain :
1. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan
pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.
2. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan
dan kebutuhan murid.
3. Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan
minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus
mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
4. Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh mana
tujuan sekolah itu telah dicapai.

MATERI 6
MANAJEMEN KONFLIK
konflik merupakan permasalahan 2 individu atau lebih yang saling memiliki tujuan
berseberangan yang akibatnya menimbulkan perasaan tidak nyaman / permusuhan.
Sumber – sumber konflik secara sederhana berasal dari factor manusia dan factor
organisasi.
1. Jenis – jenis konflik dibagi menjadi 3 antara lain :
a. konflik dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi
b. konflik dilihat dari pihak yang terlibat di dalamnya
c. konflik yang dilihat dari fungsinya
2. Pengertian manajemen merupakan proses terpadu untuk menetapkan tujuan
organisasi dalam penanganan konflik
Tujan manajemen yaitu :
 mencegah gangguan kepada anggota organisasi untuk memfokuskan diri
dapa visi, misi, dan tujuan organisasi
 memahami orang lain dan menghirmati keberagaman
 meningkatkan kreativitas
 meningkatkan keputusan melalui pertimbangan berdasarkan pemikiran
berbagai informasi dan sudut pandang
 memfasilitasi pelaksanaan kegiatan melalui peran serta, pemahaman
bersama, dan kerja sama
 menciptakan prosedur dan mekanisme penyelesaian konflik
 menimbulkan iklim organisasi konflik dan lingkungan kerja yang tidak
menyenagkan
 meningkatkan terjadinya pemogokan
 mengarahkan pada sabotase bagi pihak yang kalah dalam konflik
 mengurangi loyalitas dan komitmen organisasi
 tergantung proses produksi dan operasi
 meningkatkan biaya pengadilan karena tuntutan karyawan yang mengajukan
komflik ke karyawan

pengelolaan konflik dengan cara disiplin, pertimbangan pengalaman dalam


tahapan kehidupan, komunikasi, dan mendengarkan secara aktif. gaya manajemen
merupakan pola perilaku orang dalam menghadapi situasi konflik.
macam – macam gaya manajemen meliputi :gaya pesaing, manajer yang
menghindari diri dari konflik, akomodator, manajemen yang menekankan kompromi,
dan kolaborator.
pendekatan situasi konflik terdiri beberapa tahap yaitu instropeksi, menganalisis,
pertemuan antar pihak yang berkonflik, evaluasi, memberikan beberapa solusi,
memilih solusi, dan melaksanakan solusi yang dipilih tersebut.
teori – teorri gaya manajemen konflik bisa menggunakan gaya manajemen
menurut teori Grid, teori Thomas dan Kilmann, dan teori Rahim.
metode – metode manajemen konflik terdiri dari metode stimulasi onflik, metode
pengurangan konflik, metode penyelesaian konflik
konflik tidak selamanya mempunyai dampak negative, konflik juga dapat
menimbulkan dampak positive salah satu contohnya yaitu meningkatnya ketertiban
dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja.
MATERI 7

SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Pengertian Supervisi Pendiddikan

Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti pengawasan/
kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor.
Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru dalam bidanga
instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk mencapai tujuan sekolah.
Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat kinerja
personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu bagian kerja yang
tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. supervisi merupakan suatu layanan dan
bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

B. Prinsip-prinsip
 Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)
Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/
berlandaskan sesuatu yang kokoh/ kuat serta dapat dipulangkan kepadanya. Setiap
supervisor pendidikan Indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam
pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan konsekuen.
 Prinsip praktis
Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor pendidikan
Indonesia, maka dalam pelaksanakan sehari-hari mereka berpedoman pada prinsip
positif dan prinsip negatif.
C. Tujuan
1. Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
2. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswannya supaya dapat membantu siswanya itu
lebih baik lagi.
3. Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam
rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan
antara staf yang kooperatif untuk bersana-sama meningkatkan kemampuan
masing-masing.
4. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembang-kan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab
yang sesuai dengan kemampuannya.
5. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.

MATERI 8

PENGAWAS SEKOLAH

A. Pengertian Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah terdiri dari dua kata, yaitu pengawas dan sekolah. Pengawas adalah orang
yang melakukan pengamatan atau pengawasan. Dan sekolah adalah satu lembaga pendidikan
yang didalamnya terjadi proses belajar mengajar. Jadi dapat disimpulkan pengawas sekolah
adalah orang yang ditugaskan untuk mengawasi sebuah lembaga pendidikan. Dalam peraturan
pemerintah Nomor: 74 tahun 2008 disebutkan bahwa “pengawas sekolah “ adalah guru pegawai
negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengawas sekolah.

B. Fungsi dan Peran Pemgawas Sekolah

Diadakannya sebuah pengawasan (supervisi) oleh pimpinan sekolah atau atasan adalah
sebuah tindakan yang semestinya harus dilakukan untuk mengawasi timbulnya situasi-situasi
yang menghambat jalannya administrasi pendidikan di sekolah. Karena hambatan itu semakin
lama semakin banyak maka ada kemungkinan tujuan tidak tercapai dalam waktu yang telah
dierncanakan. Situasi yang menghambat itu dapat barasal dari berbagai pihak.

C. Kedudukan Pengawas Sekolah

Sebagai jabatan karir, pengawas sekolah merupakan jabatan yang strategis dalam
penyelenggaraan pendididikan. Pengawas Sekolah berkedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional dibidang pengawasan yang mencakup pengawasan dibidang akademik dan manajerial
pada satuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk itu pengawas sekolah dalam melaksanakan
tugasnya, merupakan perpanjangan tangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota.

D. Ruang Lingkup Tugas Pengawas Sekolah

Berdasarkan Permen Pan & RB tersebut di atas,  lingkup tugas pengawas sekolah meliputi :

1.       Pengawasan akademik, mencakup antara lain :

a. Pembinaan guru.
b. Pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah terdiri atas
Standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian
pendidikan
c. Penilaian kinerja guru
d. Pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
e. Penilaian Kinerja Guru Pemula dalam program Induksi Guru Pemula (berkaitan
dengan pemberlakuan Permenpan nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
f. Pengawasan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula

Pengawasan manajerial merupakan   fungsi supervisi yang berkenaan  dengan aspek


pengelolaan  sekolah  yang terkait langsung   dengan   peningkatan   efisiensi   dan  
efektivitas   penyelenggaraan sekolah yang meliputi ; perencanaan,    koordinasi,   
pelaksanaan,    penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga kependidikan
dan sumberdaya lainnya
MATERI 9

PERILAKU SUPERVISOR DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Supervisor
Secara etimoligi, di ambil dari bahasa inggris supervision artinya pengawasan di
bidang pendidika. Orang yang melakukan supervise yaitu supervisor. Supervise terdiri
dari dua kata, yakni super berarti atas, lebih, dan visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang
supervisor memang mempunyai posisi di atas atau mempunya kedudukan yang lebih dari
orang yang di supervisinya.
Dengan demikian, supervise pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor
atau dari semua pemimpin kepala sekolah untuk memperbaiki manjemen pengelolaan
sekolah dan meningkatkan kineja staf atau guru dalam menjalankan tugas, fungsi dan
kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat di capain dengan optimal.
B. Peran dan perilaku Supervisor
Pembinaan professional dilakukan karena satu alasan, yaitu memberdayakan
akuntabiltas professional guru yang pada gilirannya meningkatkan mutu proses an
hasil pemblajaran. Untuk maksud tersebut, para superfisor hendaknya melakukan
peranan sebagai berikut :
 Peneliti
 Konsultan atau penasehat
 Fasilitator
 Motovator
 Pelopor pembaharuan

C. Perilaku Supervisor
Perilaku supervisor tergantung pada pemahamannya mengenai tujuan pembinaan
profesional. Jika dianalisis, tingkat kualitas perilaku pembinaan berwujud:
1) memperhatikan
2) mengerti atau memahami
3) membantu dan membimbing
4) memupuk evaluasi diri bagi perbaikan dan pengembangan
5) memupuk kepercayaan diri, dan
6) memupuk, mendorong bagi pengembangan inisiatif, kreativitas, dan
pertumbuhan diri secara profesional.
D. Sifat-sifat Supervisor
1) Berpengetahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang berada dibawah
pengawasannya
2) Mengetahui atau memahami benar-benar rencana dan program yang telah di gariskan
yang akan di capai oleh setiap lembaga atau bagian .
3) Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan .
4) Memiliki sifat-sifat tegas, jujur, konsekwen, ramah dan rendah hati.
5) Berkemauan keras , rajin berkerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah di
gariskan atau di susun

E. Syarat-syarat seorang supervisor


Sebagai seoramg supervisor yang harus melaksanakan ugas tangung jawabnya hendaknya
mempunyai persyaratan-persyaratan idil.
 Iya harus mempunyai perikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat menilai
orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.
 Iya harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua
kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.
 Iya harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang
baik dan melihat segi-segi yang baik .
 Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh
penyimpangan-penyimpangan manusia.
 Hendaknya ia cukup tegas dan objektif ( tidak memihak), sehingga guru-guru
yang lemah dalam stafnya tidak hilang dalam bayangan orang-orang yang kuat
pribadinya.
 Iya harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat memberikan
pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik
F. Langkah pelaksanaan tugas seorang supervisor adalah:
1. Research, yaitu kegiatan untuk meneliti, mengamati, pelaksanaan tugas, kepala
sekolah atau guru. Seorang peneliti biasanya melaksanakan pengumpulan data
analisis data dan menarik kesimpulan.
2. Evaluasi, yaitu kegiatan untuk menentukan apakah pelaksanaan tugas suatu sekolah
sudah baik atau belum, dengan berdasarkan hasil penelitian.
3. Improvement, yaitu kegiatan untuk memperbaiki apa-apa yang dianggap kurang
sesuai dengan harapan supervisor.
4. Assistance yaitu kegiatan memberikan bantuan kepada kepala sekolah atau guru
untuk mengadakan perbaikan pelaksanaan tugasnya.
5. Cooperation, yaitu mengadakan kerjasama dengan kepala sekolah dan guru untuk
menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

MATERI 10

TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN


1. Pengertian
Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat  yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.  Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan
teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor
dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak
langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi.
Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui
dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam
teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi
belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara
langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media
komunikasi.Sebagai pengantar uraian tentang teknik supervise berikut disampaikan
pendapat oleh Ngalim Purwanto,secara garis besar cara atau teknik supervise dibedakan
menjadi dua yaitu Teknik perseorangan (Individual) dan Teknik kelompok( group ).

2. Teknik Supervisi Bersifat Individual


menurut Oemar Hamalik teknik Individual adalah teknik yang dilaksanakan oleh
supervisor oleh dirinya sendiri. Maksudnya adalah bantuan yang diberikan secara sendiri
oleh supervisor,baik yang terjadi didalam kelas atau diluar kelas. Dalam hal ini teknik
individual dalam pelaksanaan supervisi dibagi menjadi beberapa macam antara lain :
a. Teknik Kunjungan kelas. ( classroom visitation)
b. Teknik Observasi Kelas (classroom observation)
c. Percakapan Pribadi ( personal dialogue)
d. Percakapan kelompok ( group dialogue)

3. Teknik Supervisi Bersifat Kelompok

Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik  supervisi yang


dilaksanakan dalam pembinaan guru secara  bersama – sama oleh supervisor dengan
sejumlah guru dalam satu kelompok . Sedangkan menurut Oemar Hamalik teknik
kelompok adalah prosedur yang menekankan pada kerja sama dalam kelompok dalam
memecahkan suatu masalah yang dirasakan penting.
Teknik supervisi bersifat kelompok yaitu seperti :
 Pertemuan Orientasi bagi guru baru (orientation meeting for new teacher)
 Rapat guru (meeting)
 Studi kelompok antar guru
 Diskusi

MATERI 11

SUPERVISI KLINIS
A. Pengertian Supervisi Klinis

Supervisi klinis merupakan pembinaan profesional yang dilakukan secara sistematis


kepada guru sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan dengan tujuan untuk membina
keterampilan mengajarnya. Pembinaan itu dilakukan dengan cara yang memungkinkan guru
menemukan sendiri cara-cara untuk memperbaiki kekurangannya sendiri (dalam suatu
pengakuan yang jujur dan tulus).

Supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki perilaku guru-guru dalam proses belajar
mengajar, terutama yang kronis, secara aspek demi aspek yang intensif, sehingga mereka dapat
mengajar dengan baik. Ini berarti perilaku yang tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik
supervisi yang Lain.

Di dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah supervisor


mengadakan pengamatan secara langsung terhadap cara guru mengajar dengan mengadakan
“diskusi balikan” antara supervisor dan guru yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan
“diskusi balikan” adalah diskusi yang dilakukan segera setelah guru selesai mengajar, dan
bertujuan untuk memperoleh balikan tentang kebaikan maupun kelemahan yang terdapat selama
guru mengajar serta bagaimana usaha untuk memperbaikinya.

B. Ciri-Ciri Supervisi Klinis

Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari supervisi klinis yang membedakan dengan supervisi
lainnya, yaitu sebagai berikut:

1) Pada dasarnya supervisor dan guru sederajat dan saling membantu dalam meningkatkan
kemampuan dan sikap keprofesionalannya.
2) Fokus supervisi klinis adalah pada perbaikan cara mengajar bukan mengubah kepribadian
guru.
3) Balikan supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas keputusan
penilaian yang tidak di dukung oleh bukti nyata.
4) Bersifat konstruktif dan memberi penguatan pada pola-pola dan tingkah laku yang
berhasil daripada mencela dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum
berhasil.
5) Tahapan supervisi klinis merupakan kontinuitas dan dibangun atas dasar pengalaman
masa lampau.

C. Tahapan/Langkah-Langkah Pelaksanaan Supervisi Klinis

Sebagaimana lazimnya pelaksanaan supervisi pengajaran tidak terlepas dari prosedur dan
tahapan dalam pelaksanaannya. Demikian pula kegiatan supervisi klinis, dilaksanakan dengan
tahapan yang sistematis.

Pada dasarnya para ahli mempunyai prinsip yang sama, bahwa supervisi klinis berlangsung
dalam suatu proses yang berbentuk siklus dengan tiga tahap yaitu :

1) Tahap pertemuan awal


Pada tahap pertemuan awal merupakan pembuatan kerangka kerja, karena itu perlu
diciptakan suasana akrab dan terbuka antara supervisor dengan guru, sehingga guru
merasa percaya diri dan memahami tujuan diadakan pendekatan klinis.
2) Tahap observasi kelas
Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai pedoman dan prosedur
yang telah disepakati pada saat pertemuan awal. Selanjutnya supervisor melakukan
observasi berdasarkan instrument yang telah dibuat dan disepakati dengan guru.
3) Tahap pertemuan akhir/balikan
Tahap akhir dari siklus supervisi klinis adalah analisis pasca pertemuan (post
observation). Supervisor mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi selama observasi dan
seluruh siklus proses supervisi dengan tujuan untuk meningkatkan performansi guru.
Pertemuan akhir merupakan diskusi umpan balik antara supervisor dan guru. Suasana
pertemuan sama dengan suasana pertemuan awal yaitu suasana akrab penuh
persahabatan, bebas dari prasangka, dan tidak bersifat mengadili.
D. Tips dan Trik dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Terdapat beberapa tips dan trik yang harus diperhatikan kepala sekolah dalam melaksanakan
supervisi klinis sebagaimana yang diuraikan di atas. Tips dan trik tersebut dapat dikemukakan
sebagai berikut.
 Membangun Kesadaran
Setiap guru dan staf sekolah lainnya harus menyadari tugas dan fungsinya
masing-masing; bahwa mereka memiliki peran penting dalam mengembangkan pribadi-
pribadi peserta didik.
 Meningkatkan pemahaman

Setelah setiap guru memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tugas dan fungsinya
masing-masing, langkah berikutnya adalah meningkatkan pemahaman mereka agar dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut dengan baik dan efektif.

 Kepedulian

Tips dan trik berikutnya dalam menghadapi supervisi pendidikan adalah


menumbuhkan kepedulian di kalangan guru dan staf lainnya, sehingga mereka peduli
terhadap peserta didik dan lingkungannya.

 Komitmen

Tips keempat yang harus dilakukan guru dan staf lainnya dalam menghadapi
supervisi pendidikan adalah menumbuhkan komitmen yang tinggi dalam diri kita sebagai
guru, sehingga memiliki rasa aman, nyaman dan menyenangkan dalam mengemban tugas
dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai