PENDAHULUAN
1
Sondang Siagian. Ilmu Manajemen. (Jakarta: Rajawali Pers, 2005). Hlm. 56
2
Melayu Hasibuan. Manajemen Organisasi. (Jogjakarta: Cakrawala, 2007). Hlm. 19
1
2
2
3
5
Gunawan, H. 2012. Pendidikan dan Karakter:Konsep dan Implementasi.
Bandung: CV Alfabeta.hal 106
3
4
6
Gunawan, H. 2012. Pendidikan dan Karakter:Konsep dan Implementasi.
Bandung: CV Alfabeta.98
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Tujuan pendidikan
7
Hasibuan, M.S.P. 2005. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Hal .70
8
Koesoema, Doni A. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak Di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo. Hal. 56
10
11
11
12
11
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011.
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hal. 97
12
Usman, Husaini, 2011. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.hal 37
12
13
13
14
15
Engkoswara dan Komariah Aan. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hal : 50
14
15
16
Gunawan, H. 2012. Pendidikan dan Karakter:Konsep dan Implementasi. Bandung: CV
Alfabeta.hal : 90
15
16
4. Teory synoptic
Proses perencanaan synoptic memakai langkah-langkah sebagai berikut :
pengenalan problem dan lingkungan, mengestimasi ruang lingkup
problem dan lingkungan, mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
menginvestigasi problem dan lingkungan, memprediksi alternative dan
mengevaluasi kemajuan atas penyelasaianyang spesifik.
5. Teori incrementali
Teori incremental dalam perencanaan berpegang kepada kemampuan
lembaga dan performan para personalianya. Teori ini berhati-hati sekali
terhadap ruang lingkup obyek yang akan ditanganinya. Obyek yang
ditangani selalu diukur atau dibandingkan dengan kemampuan lembaga
dan performan personalia, kalau cocok dalam arti dapat dikerjakan
dengan perkiraan hasil yang memadai maka barulah direncanakan.
Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan
di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan. Perencanaan
Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh
kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan
ekonomi dan biaya serta keuntungan social.17
Menurut Coombs (1982) Perencanaan pendidikan suatu
penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien
dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik
dan masyarakat.18
Menurut Y. Dror (1975) Perencanaan Pendidikan adalah suatu
proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di
masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-
cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh
dari suatu Negara.
17
Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan 1. Bandung: Alfabeta.
18
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.hal 206
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
pengorganisas
ian
X1
Tujuan
pendidikan X3
Perencanaan
X2
21
22
23
Dearlina Sinaga, “Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Kerja terhadap Kinerja Pimpinan pada Universitas Swasta di Medan”, Disertasi (Jakarta:
PPs Universitas Negeri Jakarta, 2008), hal. 139
24
Siti Rochanah, “Pengaruh Iklim Organisasi, Reward, dan Kepuasan Kerja Terhadap
Motivasi Kerja”, Disertasi (Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta, 2011), hal.i
22
23
25
Rita Aryani, “Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Reward System dan Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen Organisasional Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di
Provinsi DKI Jakarta”, Disertasi (Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta, 2012), hal. i
23
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
24
25
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis
pendekatan survei. Penelitian survei yaitu suatu penelitian yang dilakukan
melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan
informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut. 26
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya.27 Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu
akan mencari besarnya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung
dari variabel pengorganisasian, perencanaan, pencapaian tujuan
pendidikan
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Pupulasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/
subjek yang dipelajari, meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek yang diteliti itu. 28 Menurut Husaini populasi adalah
semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif
maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok
objek yang lengkap dan jelas.29 Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-
26
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Gaung Persada Press,
2009), hal. 66
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hlm. 12
28
Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2009), hal. 61
29
Husaini Usman, et.al, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009),
hal, 42
25
26
30
Iskandar, Op.Cit, hal. 68
31
Ridwan, Path Analysis (Bandung : CV. Alfabeta, 2013), hal. 38
26
27
2. Sampel
Ukuran sampel yang baik mempunyai jumlah galat yang kecil. Makin
besar ukuran sampel makin kecil galatnya. Artinya jika sampel kecil
probabilitas terpilih sampel yang menyimpang adalah lebih besar dari
pada jika sampelnya lebih besar. Menurut Kerlinger jika digunakan ukuran
sampel yang lebih besar, katakanlah 30 atau lebih maka bahaya
terjadinya penyimpangan adalah lebih kecil.32
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. 33
Menurut Sugiyono sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. 34 Sampel adalah sebagian dari
populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang
bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel
biasanya disebut studi sampling.35 Menurut Ridwan, sampel adalah bagian
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu. 36
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.
Menurut Gay dalam Mukhtar, ukuran minimum sampel yang dapat
diterima sebaiknya didasarkan pada desain atau metode penelitian yang
digunakan. Secara umum, pandangan tentang populasi lebih disepakati
untuk sebuah penelitian, dimana populasi yang dipandang relatif
homogen, maka populasi dapat ditarik minimal 5 % dan maksimal 30 %.
Jika sebuah penelitian, populasinya dibawah 150 subjek, maka hampir
seluruh pakar penelitian sepakat, sebaiknya diambil seluruhnya, atau
32
Freend N. Kerlinger, Foundation of Behavior Research. Tin Edition Terjemahan
Simatupang, 2004
33
Husaini Usman, et.all, Op.Cit, hal. 43
34
Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hal. 91
35
Iskandar, Op.Cit, hal. 69
36
Ridwan, Op.Cit, hal. 40
27
28
37
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah (Jakarta : Gaung Persada Press,
2010), hal. 78-79
28
29
38
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.
146
39
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 52
40
Ibid, hal. 55
41
Ibid., hal. 57
29
30
jawaban dari pernyataan dan sikap dari responden. Metode angket ini
digunakan penulis untuk memperoleh data tertentu tentang pengaruh dari
pengorganisasian, perencanaan, dan pencapaian tujuan pendidikan.
Sifat dari angket ini adalah angket tidak langsung, artinya angket
diberikan kepada responden yaitu: seluruh guru di SD 80/1 KM 3 Batang
hari. Bentuk angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
skala Likert dengan alternatif pilihan jawaban, seperti dalam tabel berikut
ini:
Tabel 8. Daftar Nilai (Skor) Skala Rating.
No Alternatif Jawaban Skor (+) Skor (-)
1 SL (Selalu) 5 1
2 SR (Sering) 4 2
3 KK (Kadang-Kadang) 3 3
4 JR (Jarang) 2 4
5 TP (Tidak Pernah) 1 5
30
31
31
32
Jumlah 31
Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 42
42
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur
dalam Penelitian (Bandung: CV. Pustak Setia, 2009), hal. 35
43
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 372
32
33
2. 0,716 0.549
X3_2 Valid
3. 0,397 0.549
X3_3 Tidak Valid
4. 0,731 0.549
X3_4 Valid
5. 0,831 0.549
X3_5 Valid
6. 0,822 0.549
X3_6 Valid
7. 0,568 0.549
X3_7 Valid
8. 0,654 0.549
X3_8 Valid
9. 0,570 0.549
X3_9 Valid
10. 0,731 0.549
X3_10 Valid
11. 0,794 0.549
X3_11 Valid
12. 0,639 0.549
X3_12 Valid
13. 0,740 0.549
X3_13 Valid
14. 0,709 0.549
X3_14 Valid
15. 0,305 0.549
X3_15 Tidak Valid
16. 0,695 0.549
X3_16 Valid
17. 0,748 0.549
X3_17 Valid
18. 0,811 0.549
X3_18 Valid
19. 0,764 0.549
X3_19 Valid
20. 0,757 0.549
X3_20 Tidak Valid
21. 0,817 0.549
X3_21 Valid
33
34
34
35
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.45
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :
r11 =
[ ][ k
k −1
∑
⋅ 1− 2
σ 2i
σt ]
2
(∑ X )
∑X 2
−
N
dimana σ = 2 N
Keterangan :
R11 = Reliabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal
2 = Varians total
σt
N = Jumlah responden. 46
[ 31
31−1
.¿
]
[ 31
30
=1.033 .
][
31,8666
227,3778
=0,1401
]
= 1-0,1401 = 0,8599
= 1.033 x 0,8599 = 0,8882
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 38 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel kepuasan kerja adalah
45
Iskandar, Op.Cit, hal. 95
46
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
35
36
0.8882 atau rhitung = 0.8882 > nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai
alpha, maka instrumen variabel kepuasan kerja dinyatakan reliabel.47 Dan
dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas
dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Hasil uji reliabilitas variabel kepusan kerja. 48
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Based Items
on
Standardize
d Items
.683 .803 32
47
Perhitungan Lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 318
48
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374
36
37
b. Definisi operasional
Pengorganisasian adalah dorongan dari dalam diri individu untuk
melakukan pekerjaan lebih baik dari sekarang untuk mencapai tujuan.
Yang dinilai oleh responden dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil
pengisian instrumen yang diuraikan dari indikator: 1. spesialisasi kerja, 2.
standarisasi, 3. koordinasi, 4. sentralisasi 5. pembuatan keputusan.
Instrumen pengorganisasian (X1), berupa angket yang terdiri dari 36 butir
dan setiap butir mempunyai 5 alternatif jawaban, yaitu; a. Selalu, b.
Sering, c. Kadang-kadang, d. Jarang, dan e. Tidak pernah, untuk
pertanyaan / pernyataan tentag fakta / perilaku. Dengan demikian rentang
skor teoritis berkisar antara 36 sampai dengan 180.
c. Kisi-kisi instrumen
Atas dasar definisi operasional sebelumnya maka kisi-kisi
instrumen ini direncanakan akan berbentuk sebagaimana terlihat pada
tebel berikut.
Tabel 12. Kisi-kisi instrumen pengorganisasian (X 1).
Jumlah
No Indikator Nomor Butir
Item
1. Spesialisasi kerja 1,2,3,4,5,6,7 7
2. Standarisasi. 8,9,10,11,12,13, 14,15, 8
3. Koordinasi 16,17,18,19, 20,21,22 7
4. Sentralisasi 23,24,25,26, 4
5. pembuatan keputusan. 27,28,29,31, 4
Jumlah 31
37
38
Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung >
nilai rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel
butir dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa ( α ) =
0,05 dengan dk = n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan
berdasarkan formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson.
Uji validitas variabel motivasi berprestasi menggunakan rumus Karl
Person, sebagai berikut:
Uji validitas item 1:
rxy=N ∑ XY −¿ ¿ ¿
Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 49
Tabel13.Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengorganisasian. 50
No
Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan
Item
02 03 04 05 06
1. 0,603 0.549
X1_1 Valid
2. 0,616 0.549
X1_2 Valid
3. 0,797 0.549
X1_3 Valid
4. 0,731 0.549
X1_4 Valid
5. 0,631 0.549
X1_5 Valid
6. 0,722 0.549
X1_6 Valid
49
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 35
50
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 366
38
39
7. 0,668 0.549
X1_7 Valid
8. 0,854 0.549
X1_8 Valid
9. 0,670 0.549
X1_9 Valid
10. 0,131 0.549
X1_10 Tidak Valid
11. 0,794 0.549
X1_11 Valid
12. 0,639 0.549
X1_12 Valid
13. 0,340 0.549
X1_13 Tidak Valid
14. 0,709 0.549
X1_14 Valid
15. 0,605 0.549
X1_15 Valid
16. 0,677 0.549
X1_16 Valid
17. 0,648 0.549
X1_17 Valid
18. 0,611 0.549
X1_18 Valid
19. 0,764 0.549
X1_19 Valid
20. 0,257 0.549
X1_20 Tidak Valid
21. 0,717 0.549
X1_21 Valid
22. 0,563 0.549
X1_22 Valid
23. 0,635 0.549
X1_23 Valid
24. 0,756 0.549
X1_24 Valid
25. 0,650 0.549
X1_25 Valid
26. 0,635 0.549
X1_26 Valid
39
40
Dari hasil uji validitas tersebut terlihat bahwa item yang tidak valid
sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan program
SPSS.
3) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.51
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.al dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.52
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :
51
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
52
Iskandar, Op.Cit, hal. 95
40
41
r11 =
[ ][ k
k −1
∑σ2
⋅ 1− 2 i
σt ]
2
(∑ X )
∑X 2
−
N
dimana σ = 2 N
Keterangan :
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal
σ 2t = Varians total
N = Jumlah responden. 53
[ 31
31−1
.¿
]
[ 31
30
=1.0333 .
][
25,5666
72,5
=0.3526
]
= 1-0,3526 = 0.6474
= 0,3333 x 0.6474 = 0,2157
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 36 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel motivasi berprestasi
adalah 0.2157 atau rhitung = 0. 2157> nilai alpha = 0.60. Ini berarti r hitung >
nilai alpha, maka instrumen variabel motivasi berprestasi dinyatakan
reliabil. 54 Dan dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
53
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
54
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 332
41
42
42
43
43
44
2) merasakan
pekerjaan adalah 28,29,30,31,32 5
milik bersama
(Keintiman)
3) mempunyai
kesamaan tujuan 33,34,35,35,36 5
dalam bekerja
Jumlah 36
56
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 35.
44
45
1. 0,675 0,549
X2_1 Valid
2. 0,684 0,549
X2_2 Valid
3. 0,625 0,549
X2_3 Valid
4. 0,655 0,549
X2_4 Valid
5. 0,715 0,549
X2_5 Valid
6. 0,615 0,549
X2_6 Valid
7. 0,775 0,549
X2_7 Valid
8. 0,176 0,549
X2_8 Tidak Valid
9. 0,718 0,549
X2_9 Valid
10. 0,747 0,549
X2_10 Valid
11. 0,661 0,549
X2_11 Valid
12. 0,684 0,549
X2_12 Valid
13. 0,620 0,549
X2_13 Valid
14. 0,751 0,549
X2_14 Valid
15. 0,836 0,549
X2_15 Valid
16. 0,786 0,549
X2_16 Valid
17. 0,931 0,549
X2_17 Valid
18. 0,610 0,549
X2_18 Valid
19. 0,635 0,549
X2_19 Valid
20. 0,124 0,549
X2_20 Valid
45
46
Dari hasil uji validitas tersebut terlihat bahwa item yang tidak valid
sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan program
SPSS.
4) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
46
47
[ ][ ∑σi
]
2
k
⋅ 1− 2
k −1 σt
r11 =
2
(∑ X )
∑X 2
−
N
dimana σ = 2 N
Keterangan :
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal
σ 2t = Varians total
N = Jumlah responden. 59
57
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
58
Iskandar, Op.Cit, hal. 95
59
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
47
48
[ 36
36−1 ]
.¿
[ 36
35 ][
=1.028 .
24,1222
29,1222
=0.8283
]
= 1-0.8283 = 0.1717
= 1.028 x 0.1717 = 0.1765
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 36 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel iklim organisasi adalah
0.1765 atau rhitung = 0.1765 > nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai
60
alpha, maka instrumen variabel iklim organisasi dinyatakan reliabil. Dan
dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas
dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Hasil uji reliabilitas variabel iklim organisasi. 61
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
.558 .034 37
60
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 348
61
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374
48
49
49
50
65
Ibid., hal. 297
50
51
Pengorganisa H1
sian
X1 e
Pencapaian tujuan
pendidikan
X3
perencanaan
X2 H2
H3
66
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Op.Cit, hal. 75.
67
Buchari Alma, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2014) hal. 159.
51
52
68
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program IBM SPSS 21
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hal. 32
69
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 89
70
Sugiyono, Op.Cit, hal. 265
52
53
ditentukan, maka distribusi berpola linear. Dalam hal lain distribusi tidak
berpola linear.71
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dibuat atau digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian.
Hipotesis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur, dengan tahapan
analisis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung pengorganisasian (X1) terhadap
pencapaian tujuan pendidikan(X3).
H0 : ρ3.1 ≤ 0
Hi : ρ3.1 > 0
H0 : Pengorganisasian (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap pencapaian pendidikan (X3).
Hi : Pengorganisasian (X1) berpengaruh signifikan terhadap
pencapaian tujuan (X3).
2. Terdapat pengaruh langsung perencanaan (X2) terhadap pencapaian
tujuan pendidikan (X3).
H0 : ρ3.2 ≤ 0
Hi : ρ3.2 > 0
H0 : perencanaan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pencapaian tujuan pendidikan (X3).
Hi : perencanaan (X2) berpengaruh signifikan terhadap
pencapaian tujuan pendidikan (X3)
3. Terdapat pengaruh langsung pengorganisasian (X1) dan
perencanaan(X2) terhadap pencapaian tujuan pendidikan (X4).
H0 : ρ3.1.2 ≤ 0
Hi : ρ3.1.2 > 0
H0 : pengorganisasian (X1) dan perencanaan (X2) tidak
71
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 98
53
54
54
Tabel 5. Rencana dan Waktu Penelitian.
Tahun 2019
N
Kegiatan Jan Februari Maret April Mei Juni
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul Proposal
Skripsi
2. Pembuatan Proposal
Skripsi
3. Konsultasi Pembimbing
4. Seminar Proposal
6. Pengesahan
Riset Penelitian
7. Penelitian Lapangan
12. Penggandaan
55
56
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
HASIL PEMBAHASAN
72
http://staismq-bangko.blogspot.co.id/. (Diakses pada tanggal 17 Juli 2016).
56
73
Dokumentasi, Profil STAI An-Nadwah Kuala Tungkal, Tahun 2015.
58
74
http://staimaarifjambi.org/category/jurnal/. (Diakses pada tanggal 17 Juli 2016).
59
75
Dokumentasi, STAI Muara Bulian, Tahun 2016
60
77
http://forlap.dikti.go.id/dosen/search. (Diakses pada tanggal 28 Februari 2016)
62
78
http://forlap.dikti.go.id/dosen/search. (Diakses pada tanggal 28 Februari 2016)
63
79
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 397
65
81
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 388
68
2 98 – 102 2 20 4
3 103 – 107 2 20 6
4 108 – 112 2 20 8
5 113 – 117 2 20 10
Jumlah 10 100
82
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 394
70
dan uji linearitas. Berikut ini akan di uraikan satu persatu hasil pengujian
dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dengan cara menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian
yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal.
Jika nilai hitung signifikansi (sig) lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya nilai signifikansi (sig) lebih
kecil dari nilai α (alpha) 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Untuk
selanjutnya jika data berdistribusi tidak normal, maka akan diadakan
transformasi data dengan cara logaritma natural sehingga data akan
berdistribusi normal.83
Secara rinci uji normalitas dalam penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut:
1) Normalitas Data Pengorganisasian (X1)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengorganisasia
.088 10 .078 .978 10 .145
n
a. Lilliefors Significance Correction
83
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program IBM SPSS 21
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hal. 32
71
Atau 0.078 > 0,05, maka data pengorganisasian (X1) berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.84
2) Normalitas Data Perencanaan (X2)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perencanaan .057 10 .134 .678 10 476
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
84
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
85
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
72
86
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
87
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 89
73
88
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 98
89
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 8, hal. 449
75
ANOVA Table
90
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 8, hal. 458
76
1374.90
Total 9
0
91
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 491
77
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 172.335 42.955 4.012 .005
Pengorganis
.024 .520 .618 .046 .965
1 asian
perencanaa
-.575 .336 -.655 -1.712 .131
n
a. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika
H0 : ρ3.1 ≤ 0
Hi : ρ3.1 > 0
93
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 503
80
Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel dan
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 172.335 42.955 4.012 .005
Pengorganis
.024 .520 .618 .046 .965
1 asian
perencanaa
-.575 .336 -.655 -1.712 .131
n
a. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika
H0 : ρ3.2 ≤ 0
Hi : ρ3.2 > 0
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig.
Coefficients ed
Coefficients
B Std. Beta
Error
4.01
(Constant) 172.335 42.955 .005
2
Pengorganis
.024 .520 .618 .046 .965
1 asian
-
perencanaa
-.575 .336 -.655 1.71 .131
n
2
a. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika
H0 : ρ3.1.2 ≤ 0
Hi : ρ3.1.2 > 0
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regressio
570.178 2 285.089 2.480 .153b
n
Residual 804.722 7 114.960
Total 1374.900 9
a. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika
b. Predictors: (Constant), perencanaan, pengorganisasian
94
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 503
83
thitung = 0,46
Pengorganisa p: 0,369
sian e = 0,231
X1
Pencapaian
tujuan
perencanaan pendidikan
X2
thitung = 1,712 Fhitung = 2,480
p: 0,534 p: 0.769
Rangkuman:
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibuat rangkuman hasil
pengujian untuk setiap koefisien jalur variabel eksogen terhadap variabel
endogen dan hasil pengujian hipotesis dengan uji t (secara parsial) dan
uji f (secara simultan) dalam tabel berikut ini:
84
: px3x2x1 ≠
H1
0
95
Stoner, James. R. et.all. Manajemen, Jilid II Edisi Bahasa Indonesia (Indonesia: PT.
Indeks Gramedia Group, 2003), hal. 143
86
96
Dani Hidayat, Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi Jalaluddin Muhammad
Ibn Ahmad Al-Mahalliy.
97
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, hal. 498
87
98
Wayne K, Hoy, & Cecil G, Miskel, Educational Administration: Theory, Reseach, and
Practice. (9th ed, international edition) (Singapure: ccGraw-Hill Co. 2013), hal. 211
88
99
Kementerian Agama RI, Op.Cit, hal. 383
100
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, Op.Cit. Hal. 121
89
101
Stoner. R, James. et.all, Manajemen Jilid II Edisi Bahasa Indonesia, (Indonesia: PT.
Indeks Gramedia Group, 2003), hal. 143
90
102
Dani Hidayat, Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi Jalaluddin Muhammad
Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Op.Cit.
103
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, Op.Cit. Hal. 173
92
A. Kesimpulan
Beradasarkan hasil pengolahan, analisis data dan perhitungan
statistik sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengorganisasian berpengaruh siginifikan terhadap tujuan pendidikan.
Semakin baik pengorganisasian yang dimiliki oleh guru, maka akan
semakin baik pula kepuasan kerja yang dirasakan oleh guru pada
sekolah. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
hipotesis peneitian yang menyatakan “Pengorganisasian
berpengaruh langsung terhadap tujuan pendidikan” dapat
diterima. Indikator pengorganisasian yang dominan mempengaruhi
tujuan pendidikan adalah: berupaya meningkatkan prestasi;
malaksanakan tugas sesuai dengan prosedur kerja; dan menerima
tanggung jawab.
2. Perencanaan berpengaruh siginifikan terhadap terhadap kepuasan
kerja dosen. Semakin baik perncanaan yang dirasakan oleh dosen,
maka akan semakin baik puas pula guru dalam bekerja pada sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
peneitian yang menyatakan “perencanaan berpengaruh langsung
terhadap tujuan pendidikan guru” dapat diterima. Indikator
perencanaan terdiri dari supportive (keterdukungan) , collegial
(pertemanan) dan intimate (keintiman).
3. pengorganisasian dan perencanaan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap tujuan pendidikan guru. Dimana apabila semakin
baik organisasian dan perencanaan, maka akan semakin baik pula
tujuan pendidikan guru pada sekolah. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa hipotesis peneitian yang menyatakan
94
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan
di atas, memberikan implikasi terhadap penelitian ini, sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
pengorganisasian. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki pengorganisasian agar berdampak pada peningkatan
pendidikan sebagai berikut: Pertama, menetapakan tujuan pendidkan
yang jelas. Tujuan yang jelas akan memandu dan membantu guru
untuk mengerti kemana sasaran sekolah akan dapat diukur. Setiap,
menetapkan tujuan yang jelas tujuannya akan dapat menetapkan
prioritas kerjanya dan sekaligus dapat mengalokasikan sumber
dayanya dalam pencapaian daya tersebut. Dengan demikian sekaligus
dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola sekolah
dan juga mampu mengenali kemungkinan masalah yang akan terjadi.
Untuk itu seseorang guru harus dapat mengembangkan kreativitasnya
dan mengembangkan inovasi yang berkesinambungan melalui
pendidikan, pelatihan maupun bentuk peningkatan keterampilan yang
lain. Kedua, upah dan gaji yang diberikan hendaknya kompetitif jika
95
Silvi
NIM.
98
DAFTAR PUSTAKA