Anda di halaman 1dari 102

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk yang dikaruniai keutamaan oleh Allah
swt dibandingkan makhluk ciptaannya yang lain. Keutamaan manusia
terletak pada kemampuan akal pikirannya/kecerdasannya. Dengan
kemampuannya ini manusia mampu mengembangkan diri dalam
kehidupan yang semakin berkembang.
Pengembangan diri untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan
memerlukan apa yang kita sebut dengan pendidikan. Pendidikan sudah
ada sejak adanya peradaban yang diawali dengan proses kependidikan
dalam lingkup yang masih terbatas.1
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman maka
diperlukan satu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan
manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa. Dimana ketiga hal
tersebut di atas akan menjadi motivasi bagi manusia untuk saling
berlomba dalam mencapai kemajuan sehingga keberadaan pendidikan
menjadi semakin penting. Yang pada akhirnya menjadikan pendidikan
sebagai kunci utama kemajuan hidup manusia dalam segala aspek
kehidupan.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal
dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas
yang diharapkan.2 Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai,
diperlukan penentuan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang
akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi
manusia yang berkualitas, dengan tanpa mengesampingkan peranan
unsur-unsur lain dalam pendidikan. Dalam proses penentuan tujuan

1
Sondang Siagian. Ilmu Manajemen. (Jakarta: Rajawali Pers, 2005). Hlm. 56
2
Melayu Hasibuan. Manajemen Organisasi. (Jogjakarta: Cakrawala, 2007). Hlm. 19

1
2

pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti


agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu perlu
dirumuskan suatu tujuan pendidikan yang menjadikan moral sebagai basis
rohaniah yang amat vital dalam setiap peradaban bangsa.
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau
pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efisien.3 Manusia merupakan unsur terpenting dalam
pengorganisasian karena manusia terdapat di dalam tugas-tugas yang
saling berhubungan. Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Sturktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam organisasi. 4 Struktur ini mengandung unsur-unsur
spesialis kerja, standarlisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
Pengertian pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Secara konsep, ada dua batasan yang perlu dikemukakan,yakni
istilah ”organizing” sebagai kata benda dan ‘organizing’(pengorganisasian)
sebagai kata kerja, menunjukan pada rangkaian aktivitas yang harus
dilakukan secara sistematis. Istilah organisasi memiliki dua arti umum,
3
George R. Terry.. Prinsip-prinsip Manajemen. (Jakarta:Bumi Aksara. 2000), h. 113
4
Engkoswara dan Komariah Aan. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.hal : 80

2
3

pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau kelompok


fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan
pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Dan arti
kedua mangacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari
fungsi manajemen.5
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama
serta secara formal terikat dalam rangka pencapain tujuan yang telah
ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang
yang disebut bawahan.
Sedangkan dalam arti umum organisasi merupakan
sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau alokasi tugas
dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif,
dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa
tujuan yang telah ditetapkan.
Drs.H. melayu S.P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan,menempatkan orang-orang pada setiap
aktiffitas ini,menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang
akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut. Sedangkan dalam arti umm
pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal,
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian
wewenang oleh oleh pemimpin kepada staf dalam rangka mencapai tuuan
organisasi dalam efisiesi.

5
Gunawan, H. 2012. Pendidikan dan Karakter:Konsep dan Implementasi.
Bandung: CV Alfabeta.hal 106

3
4

Sedangkan tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran


kemana pendidikan itu diarahkan. sasaran yang dicapai melalui
pendidikan memiliki ruang lingkup sama dengan fungsi pendidikan. Wujud
tujuan pendidikan dapat berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap. Sehingga tujuan pendidikan dapat dimaknakan sebagai suatu
sistem nilai yang disepakati kebenaran dan kepentingannya yang dicapai
melalui berbagai kegiatan, baik dijalur pendidikan sekolah maupun luar
sekolah Output dari pendidikan dapat tercapai secara maksimal jika tujuan
dari pendidikan ditentukan dengan tepat dan benar. Oleh karenanya,
sebelum menentukan tujuan, sebaiknya kita menentukan
6
dasar/landasannya terlebih dahulu.
Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang
pokok, yang memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan.
Prinsip merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama
dengan undang-undang dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan
terjadi dalam tiap situasi yang tampaknya sama. Dalam aplikasi
manajemen, prinsip adalah fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi
spesifik dan kondisi yang berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip
membantu dalam pengertian dan aplikasi manajemen, prinsip harus
digunakan secara cermat dan bijak. Prinsip-prinsip organisasi adalah:
1. Organisasi dan tujuan
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,
dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2. Esensi organisasi
Tanggung jawab pengorganisasian maupun tanggung jawab
pelaksanaan selalu bersifat individual. Tanggung jawab didelegasikan
dari seseorang kepada orang lain. Individu yang menerima tanggung
jawab membentuk suatu kewajiban yang juga bersifat pribadi. Apabila

6
Gunawan, H. 2012. Pendidikan dan Karakter:Konsep dan Implementasi.
Bandung: CV Alfabeta.98

4
5

seorang manajer menerima jabatan, ia harus menerima dan memegang


tanggung jawab.
3. Tanggung jawab dan otoritas
Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang
yang diberi tanggung jawab harus juga diberi otoritas untuk
melaksanakan sesuatu yang diperlukan guna memenuhi tanggung
jawab mereka.
4. Spesialisasi untuk efisiensi
Organisasi yang efektif membagi tanggung jawab dalam bagian
sehingga mengadakan spesialisasi dan menambah efisiensi dalam
masing-masing bagian tersebut:
a. Rentang kendali
Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat delegasi
tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat batas tertentu
terhadap jumlah bawahan yang dapat dikelola oleh seorang manajer.
Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah prinsip
yang dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip
tersebut memberikan pedoman untuk menyusun suatu system tugas
dan otoritas yang saling berkaitan. 5 prinsip structural yang dimaksud
sebagai berikut :
a) Prinsip pembagian kerja
b) Prinsip satu arah
c) Prinsip sentralisasi
d) Prinsip otoritas dan tanggung jawab
e) Prinsip rantai komando
Pendidikan merupakan kegiatan manusia yang paling utama yang
berkaitan dengan tujuan, pola kerja sumber dan orang. Agar pendidikan
itu dapat mencapai tujuannya maka diperlukan pengaturan atau upaya
tentu seperti penetapan tujuan yang akan dicapai, pola kerja yang
produktif pemanfaatan sumber yang efisien dan kerja sama orang-orang
yang terpadu. Upaya tersebut dapat diberi batasan sebagai administrasi

5
6

pendidikan. Jelas bahwa setiap orang yang terlibat dalam pendidikan


seharusnya memahami sekaligus mahir dalam administrasi pendidikan
sehingga pemuatannya dalam itu tidak sia-sia bahkan sebaliknya menjadi
lebih produktif. Apalagi bagi guru yang merupakan ujung tombak upaya
pendidikan.
Dalam pendidikan itu terdapat dua jenis proses, yaitu proses
pendidikan dan non pendidikan. Proses pendidikan sering juga disebut
proses teknis sedangkan non pendidikan sering disebut non teknis.
Seperti perencanaan penilaian pelaksanaan pengajaran dan kurikulum,
bahwa proses pendidikan adalah pengembangan kepribadian manusia
agar seluruh aspek ini terlaksana secara harmonis dan sempurna di
samping seluruh potensi manusia dapat terpadu untuk mencapai suatu
tujuan yang merupakan pangkal segala usaha, konsep tingkah laku dan
getar perasaan hati.
Sehubungan dengan tujuan pendidikan ini, Abdurahman An-
Nahluwi menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia yang telah baligh,
berakal dan sadar, biasanya berpikir dan mengarah kepada suatu tujuan
tertentu yang hendak dicapainya di balik perbuatannya itu. Sebagai
contoh dikemukakan perbuatan seorang pelajar yang giat belajar
sepanjang tahun ajaran agar dapat lulus di dalam ujian mendapat ijazah,
kemudian mencapai kedudukan tertentu dalam masyarakat atau gaji yang
menghidupinya. Hasil yang dicapai oleh pelajar itu mungkin sesuai
dengan tujuan, mungkin tidak, mungkin pula hanya merealisasikan
sebagai dari tujuan itu. Oleh sebab itu, hasil dan pendorong bukanlah
tujuan. Hasil adalah apa yang dicapai oleh manusia dan lahir dari tingkah
laku, baik sesudah merealisasikan tujuan atau sebelumnya. Tujuan ialah
apa yang dicapai oleh manusia, diletakkan sebagai pusat perhatian dan
demi merealisasikannyalah dia menilai tingkah lakunya. Tujuan
mengarahkan kepada aktifitas, dorongan untuk bekerja, dan membantu
mencapai keberhasilan.

6
7

Berdasarkan grand teori dan hasil penelitian sebelumnya serta


grand tour yang penulis lakukan, terdapat berbagai macam faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja dosen. Hal inilah yang penulis anggap
menjadi permasalahan dan merasa sangat layak untuk diteliti lebih lanjut
yaitu tentang “Pengaruh Prinsip Pengorganisasian dan Perencanaan
Dengan Pencapaian Tujuan Pendidikan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa pengaruh terhadap prinsip pengorganisasian?
2. Apa saja perencanaan pencapaian pendidikan di?
3. Apa saja tujuan pendidikan?
C. Pembatasan Masalah
Melihat uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di
atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang
berkaitan dan memberikan pengaruh terhadap tujuan pendidikan.
Mengingat adanya berbagai keterbatasan yang menjadi kendala peneliti,
maka penelitian ini tidak akan mengungkap seluruh yang menjadi
pengaruh terhadap kepuasan kerja, tetapi penelitian ini diarahkan pada
variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap tujuan pendidikan
yaitu prinsip pengorganisasian dan perencanaan
D. Perumusan Masalah
Adapun bentuk perumusan permasalahan pokok di sini diungkapkan
dalam bentuk suatu pertanyaan yaitu:
1. Apakah prinsip pengorganisasian berpengaruh langsung terhadap
tujuan pendidikan?.
2. Apakah perencannan berpengaruh langsung terhadap tujuan
pendidikan?
3. Apakah prinsip pengorganisasian dan perencananaan secara
bersama-sama berpengaruh langsung terhadap pencapaian tujuan
pendidikan?.

7
8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh peneliti lain
yang berminat menekuni bidang yang sama sehingga dapat melengkapi
penelitian ini.
Penelitian ini akan menganalisis kepuasan kerja ditinjau dari variabel
yang mempengaruhinya, yaitu prinsip pengorganisasian dan perencanaan
pencapaian. Jadi dalam penelitian ini akan dibahas hubungan secara
kausal dari tiga variabel di atas. Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh antar variabel. Dengan
demikian tujuan penelitian ini adalah:
1) Ingin mengetahui dan menganalisis apakah prinsip
pengorganisasian berpengaruh langsung terhadap tujuan pendidikan
2) Ingin mengetahui dan menganalisis apakah perencanaan pencapaian
berpengaruh langsung terhadap tujuan pendidikan?
3) Ingin mengetahui dan menganalisis apakah prinsip pengorganisasian
dan perencanaan pencapaian secara simultan berpengaruh langsung
terhadap tujuan pendidikan?.
b. Tujuan akademis
Secara akademis tujuan penelitian ini diharapkan :
1) Menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1);
2) Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan baik skala regional,
nasional maupun internasional.
2. Kegunaan Penelitian
a. Teoretis
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terhadap
guru dan pengelola sekolah. Pengelolaan sekolah pada era globalisasi ini
diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan
memiliki wawasan global. Hasil penelitian ini secara empiris
mengungkapkan bahwa variabel prinsip pengorganisasian, pencapaian

8
9

komitmen dan tujuan pendidikan dapat mendukung dan meningkatkan


kemampuan sehingga meningkatkan tujuan pendidikan pada sekolah
dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah melalui kualitas lulusannya.
Disamping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran kualitas sekolah Keagamaan Islam.
b. Praktis
1) Diharapkan dapat sebagai sumbangan informasi bagi pengelola
sekolah yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
strategi dalam upaya meningkatkan pencapaian dan tujuan pendidikan
2) Sebagai sumbangan informasi bagi guru dan pengelola sekolah
sebagai usaha untuk meningkatkan prinsip pengorganisasian,
perencanaan dan tujuan pendidikan serta memberikan gambaran yang
lebih kongkrit dan dapat dijadikan sumber pijakan dalam memberikan
alternatif dalam mengelola sekolah untuk meningkatkan mutu layanan
pendidikan.
3) Memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan Peneliti dalam bidang
pendidikan khususnya yang berhubungan dengan prinsip
perorganisasiaan, dan perencanaan dengan pencapaian terhadap
tujuan pendidikan. Proses mengaplikasikan ilmu yang telah Peneliti
dapatkan selama masa pendidikan di Sekolah.

9
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori
1. Tujuan pendidikan

Pengertian pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.7
Sedangkan tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran
kemana pendidikan itu diarahkan sasaran yang dicapai melalui pendidikan
memiliki ruang lingkup sama dengan fungsi pendidikan. Wujud tujuan
pendidikan dapat berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.
Sehingga tujuan pendidikan dapat dimaknakan sebagai suatu sistem nilai
yang disepakati kebenaran dan kepentingannya yang dicapai melalui
berbagai kegiatan, baik dijalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
Tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah membentuk
manusia dewasa baik jasmani maupun rohani. 8 Tujuan Pendidikan
Nasional Indonesia adalah membangun manusia yang bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan
dengan-Nya sebagai warga Negara yang berjiwa pancasila yang
mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti luhur

7
Hasibuan, M.S.P. 2005. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Hal .70
8
Koesoema, Doni A. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak Di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo. Hal. 56

10
11

dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil dan dapat


mengembangkan dan menyuburkan tingkat demokrasi, dapat memelihara
hubungan yang baik antara sesame manusia dan dengan lingkungannya,
sehat jasmani, mampu megembangkan daya estetika, sanggup
membangun diri dan masyarakat.
Pada bagian lain tujuan pendidikan memiliki fungsi yang amat
penting pula selain penting dalam kedudukannya. Fungsi tujuan
pendidikan adalah mengarahkan, 9 memberikan orientasi, dan memberikan
pedoman kearah mana pendidikan diselenggarakan sebaik-baiknya. Oleh
karena pendidikan memiliki fungsi yang mat penting tersebut, maka tujuan
pendidikan harus dirumuskan secara mantap oleh semua pendidikan
disemua jenjang. Dengan rumusan tujuan pendidikan yang mantap
diharapkan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan tidak akan
menyimpang.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah dorongan dari dalam diri individu untuk
melakukan pekerjaan lebih baik dari sekarang untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau
pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efisien.10 Manusia merupakan unsur terpenting dalam
pengorganisasian karena manusia terdapat di dalam tugas-tugas yang
saling berhubungan. Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Sturktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur
9
Mulyasa, E. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 108
10
Sule, Ernie Tisnawati dan Saefullah, Kurniawan, 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Kencana. Hal 27

11
12

spesialis kerja, standarlisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi


dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang
atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapain tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat
seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.11
Sedangkan dalam arti umum organisasi merupakan
sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau alokasi tugas
dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif,
dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa
tujuan yang telah ditetapkan.
Drs.H. melayu S.P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan,menempatkan orang-orang pada setiap
aktiffitas ini,menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang
akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut. 12 Sedangkan dalam arti umm
pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal,
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian
wewenang oleh oleh pemimpin kepada staf dalam rangka mencapai tuuan
organisasi dalam efisiesi.
Berdasarkan uraian teori di atas, dapat dirumuskan sintesisnya
bahwa prinsip pengorganisasian adalah dorongan untuk mengejar dan
meraih tujuan yang merupakan sasaran yang ditetapkan dengan standar
yang tinggi dan melampauinya serta mengembangkan keberhasilannya.

11
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011.
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hal. 97
12
Usman, Husaini, 2011. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.hal 37

12
13

Dengan indikator: Berupaya meningkatkan prestasi bekerja,


melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur kerja, menerima tanggung
jawab, berupaya lebih baik dari sekarang dan berupaya melebihi prestasi
orang lain.
3. Perencanaan
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan
tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut.13 Sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan bahwa : Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau
penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan itu ialah menyeleksi dan menghubungkan
pengetahuan fakta-fakta, imajinasi-imajinasi dan asumsi-asumsi untuk
masa yang akan datang untuk tujuan memvisualisasi dan memformulasi
hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan dan perilaku dalam
batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam
penyelesaian.14 Perencanaan disini menekankan kepada usaha
menyeleksi dan menghubungkan sesuatu untuk kepentingan atas dasar
sejarah, maupun dari beberapa peneitian menunjukkan memang benar
masyarakat itu berubah secara kontinyu.
Dengan demikian perencanaan merupakan usaha untuk menggali
siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk
mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah
perencanaan yang matang dan komprehensif.. Di sisi lain, perencanaan
dapat dikatakan sebagai usaha mencari penangggung jawab terhadap
berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama sesuai dengan
bidang masing-masing.
13
Ibid hal 57
14
Widiatmo, Arif. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Semarang. Semarang: IKIP PGRI. (Tesis). Hal. 33

13
14

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk


organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen
di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan
diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan
maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap
fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.15
Perencanaan adalah tahapan paling penting dari suatu fungsi
manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang
berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya
pada intuisi dan firasat (dugaan). Perencanaan merupakan suatu kegiatan
atau proses analisa dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi
masa depan yang baik. Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai
proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja
organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who),
kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how).
Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan
dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan
tujuan-tujuan, kebijaksanaan kebijaksanaan serta programprogram yang
dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan berjalan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan.
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang

15
Engkoswara dan Komariah Aan. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hal : 50

14
15

disebut sebagai unsur - unsur perencanaan. Unsur pertama adalah


tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan
tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan,
keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan
melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara
melaksanakan tindakan tersebut. Ada beberapa teori perencanaan, antara
lain :16
1. Teori radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi
lokal untuk melakukan perencanaan sendiri dengan maksud agar dapat
dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan
kebutuhan.
2. Teori advocacy
Berbeda halnya dengan teori radikal, maka teori advocer menekankan
hal-hal yang bersifat umum atau jamak. Perbedaan lembaga, perbedaan
lingkungan dan perbedaan daerah tidak begitu dihiraukan. Dasar
perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi
atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai ( advocacy =
mempertahankan dengan argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk
kepentingan umum secara nasional.
3. Teori transactive
Teori ini menekankan harkat individu, menjunjung tinggi kepentingan
pribadi. Keinginan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai individu diteliti satu
persatu sebelum perencanaan dimulai. Teori ini juga menekankan sifat
perencanaan yang desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari
individu ke individu secara keseluruhan, juga menekankan
pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.

16
Gunawan, H. 2012. Pendidikan dan Karakter:Konsep dan Implementasi. Bandung: CV
Alfabeta.hal : 90

15
16

4. Teory synoptic
Proses perencanaan synoptic memakai langkah-langkah sebagai berikut :
pengenalan problem dan lingkungan, mengestimasi ruang lingkup
problem dan lingkungan, mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
menginvestigasi problem dan lingkungan, memprediksi alternative dan
mengevaluasi kemajuan atas penyelasaianyang spesifik.
5. Teori incrementali
Teori incremental dalam perencanaan berpegang kepada kemampuan
lembaga dan performan para personalianya. Teori ini berhati-hati sekali
terhadap ruang lingkup obyek yang akan ditanganinya. Obyek yang
ditangani selalu diukur atau dibandingkan dengan kemampuan lembaga
dan performan personalia, kalau cocok dalam arti dapat dikerjakan
dengan perkiraan hasil yang memadai maka barulah direncanakan.
Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan
di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan. Perencanaan
Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh
kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan
ekonomi dan biaya serta keuntungan social.17
Menurut Coombs (1982) Perencanaan pendidikan suatu
penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien
dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik
dan masyarakat.18
Menurut Y. Dror (1975) Perencanaan Pendidikan adalah suatu
proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di
masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-
cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh
dari suatu Negara.
17
Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan 1. Bandung: Alfabeta.
18
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.hal 206

16
17

Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari


beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang
serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai
konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis
dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri
maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada
batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu
kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain. Secara
konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh
cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya
dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses di
dalamnya.
Maka berdasarkan teori dan pemahaman tentang Iklim organisasi
sebagaimana diuraikan di atas, dapat dibuat sintesisnya. Bahwa iklim
organisasi adalah suatu kondisi, keadaan maupun situasi yang dirasakan
oleh individu secara sadar ataupun tidak sadar terhadap lingkungan
organisasi dimana individu tersebut melaksanakan pekerjaan mereka.
Wujud perasaan dosen terhadap apa yang mereka terima dan dapatkan
dari pimpinan atau lembaganya, dapat mempengaruhi dosen dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Iklim organisasi akan
diungkap melalui dimensi iklim organisasi yang meliputi supportive
(keterdukungan) , collegial (pertemanan) dan intimate (keintiman).
B. Kerangka Berpikir
Dengan mengacu pada berbagai teori yang diuraikan di atas maka
pengaruh antara variabel penelitian dapat diarahkan sebagai berikut:
1. Pengorganisasian (X1) berpengaruh langsung terhadap tujuan
Pendidikan (X3).

Tujuan Pendidikan memiliki fungsi yang amat penting pula selain


penting dalam kedudukannya. Fungsi tujuan pendidikan adalah

17
18

mengarahkan, memberikan orientasi, dan memberikan pedoman kearah


mana pendidikan diselenggarakan sebaik-baiknya. Oleh karena
pendidikan memiliki fungsi yang mat penting tersebut, maka tujuan
pendidikan harus dirumuskan secara mantap oleh semua pendidikan
disemua jenjang. Dengan rumusan tujuan pendidikan yang mantap
diharapkan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan tidak akan
menyimpang.19
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau
pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efisien. Manusia merupakan unsur terpenting dalam
pengorganisasian karena manusia terdapat di dalam tugas-tugas yang
saling berhubungan.20 Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Sturktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur
spesialis kerja, standarlisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
Berdasarkan alur pikir di atas, diduga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara organisasian terhadap tujuan
pendidikan.
2. Perencanaan berpengaruh langsung terhadap tujuan pendidikan.
Tujuan Pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana
pendidikan itu diarahkan sasaran yang dicapai melalui pendidikan memiliki
ruang lingkup sama dengan fungsi pendidikan. Wujud tujuan pendidikan
dapat berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Sehingga tujuan
pendidikan dapat dimaknakan sebagai suatu sistem nilai yang disepakati
19
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
20
Ibid 56

18
19

kebenaran dan kepentingannya yang dicapai melalui berbagai kegiatan,


baik dijalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. 21
Tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah membentuk
manusia dewasa baik jasmani maupun rohani. Tujuan Pendidikan
Nasional Indonesia adalah membangun manusia yang bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan
dengan-Nya sebagai warga Negara yang berjiwa pancasila yang
mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti luhur
dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil dan dapat
mengembangkan dan menyuburkan tingkat demokrasi, dapat memelihara
hubungan yang baik antara sesame manusia dan dengan lingkungannya,
sehat jasmani, mampu megembangkan daya estetika, sanggup
membangun diri dan masyarakat.
Perencanaan merupakan sarana bagi para guru untuk dapat
melakukan tujuan pendidikan di lingkungan kerja dengan sudut pandang
yang positif. perencanaan mempunyai kaitan dengan prestasi, motivasi,
tujuan pendidikan. Hal ini dikarenakan adanya interaksi antara
struktur/susunan dan aturan organisasi, standar kinerja yang dinamis,
gaya manajemen yang mendukung, keterlibatan dalam organisasi. Jika
perencanaan kondusif, suasana lingkungan manusia yang familiar maka
akan membuat pegawai menjadi termotivasi. Seorang pemimpin
mempunyai tujuan dan visi misi yang jelas, serta memiliki gambaran yang
menyeluruh terhadap organisasinya di masa depan.
Berdasarkan alur pikir di atas, diduga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara perencanaan terhadap tujuan
pendidikan.
3. Pengorganisasian dan perencanaan secara bersama-sama
berpengaruh langsung terhadap tujuan pendidikan.
21
Yusuf, Musfirotun. 2008. Manajemen Pendidikan : Sebuah Pengantar.
Pekalongan: STAIN Pekalongan Press

19
20

Tujuan Pendidikan adalah perwujudan dari kinerjanya, dimana


guru yang telah menjalankan kewajibannya sebagai tenaga pendidik,
pimpinan dapat memberikan haknya sesuai dengan yang telah
ditentukan, maka dengan demikian akan memberikan kepuasan
22
tersendiri bagi seorang guru.
Persepsi guru atas pengorganisasian yang positif tingginya
perencanaan guru akan berdampak pada tujuan pendidiakn. Suatu
perencanaan yang sehat akan meningkatkan organisasian dimana
dengan adanya perencanaan yang berpihak pada guru, maka guru
akan merasa tertantang untuk tujuan pendidikan beorientasi prestasi.
Perencanaan akan merangsang, dan prestasi serta menyediakan
sarana pemuasan bagi kebutuhan guru sehingga dapat dikatakan
bahwa dengan terdapatnya pengaruh perencanaan dengan prestasi
telah menunjukkan bahwa prestasi kerja dapat tercapai jika orang-
orang mempunyai pengorganisasian.
Berdasarkan alur pikir di atas, diduga bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan antara prinsip pengorganisasian dan
perencanaan pencapaian terhadap tujuan pendidikan. Dengan kata
lain semakin baik prinsip pengorganisasian dan perencanaan
dengan pencapaiaan maka semakin tinggi tingkat tujuan pendidikan
yang dirasakan oleh Guru
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah di uraikan
di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Pengorganisasian (X1) berpengaruh positif secara langsung terhadap
tujuan pendidikan (X3).
2. Perncanaan (X2) berpengaruh positif secara langsung terhadap tujuan
pendidikan (X3).
22
Yusuf, Musfirotun. 2008. Manajemen Pendidikan : Sebuah Pengantar.
Pekalongan: STAIN Pekalongan Press. Hal ; 99

20
21

3. Prinsip pengorganisasian (X1) dan perencanaan dengan pencapaian


(X2) berpengaruh positif secara langsung terhadap tujuan pendidikan
(X3).
Adapun model penelitian berdasarkan kajian teori dan kerangka
berfikir yang telah diuraikan di atas, maka model teoretis yang diajukan
seperti pada gambar berikut ini:

pengorganisas
ian
X1

Tujuan
pendidikan X3

Perencanaan
X2

Gambar 11. Model Teori


Gambar di atas dibangun dari teori-teori yang digunakan sebagai
variabel penelitian, dimana:
X1: pengorganisasian
X2: perencanaan
X3: tujuan pendidikan.
D. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan tela’ah kepustakaan yang telah penulis lakukan, ada
beberapa hasil penelitian yang relevan, penulis memfokuskan state of the
art review dalam penelitian ini hanya sebatas persamaan dan perbedaan
dari segi variabel, baik itu variabel eksogenus maupun variabel
endogenusnya, sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dearlina Sinaga, dengan judul:
“Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Kerja
terhadap Kinerja Pimpinan pada Universitas Swasta di Medan”. Hasil
Penelitiannya menemukan: Pertama, terdapat pengaruh langsung

21
22

antara motivasi berprestasi terhadap komitmen kerja. Dari hasil


perhitungan diperoleh nilai koefisien jalur p 31=0.359 (35.9%), ini berarti
masih terdapat variable residu sebanyak 0.641 (64.1%). mengingat
variabel motivasi berprestasi berpengaruh positif terhadap komitmen
kerja hanya sebesar 35.9%, maka peneliti ingin melakukan penelitian
lagi tentang pengaruh motivasi berprestasi terhadap komitmen kerja.
Kedua, terdapat pengaruh langsung antara kepuasan kerja terhadap
komitmen kerja. Dari hasil perhitungan diperolah nilai koefisien jalur
p32=0.404 (40.4%). ini berarti masih terdapat variabel residu sebanyak
0.596 (59.6%).23 Persamaan dengan penelitian ini adalah terdapat
tiga variabel yang sama yaitu: motivasi berprestasi, kepuasan kerja,
dan komitmen kerja. Dan perbedaannya adalah Pada penelitian
relevan variabel kepuasan kerja sebagai X 3, dan X4 nya adalah kinerja
sedangkan dalam penelitian ini penulis menjadikan kepuasan kerja
sebagai X4.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rochanah, dengan judul: “Pengaruh
Iklim Organisasi, Reward, dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi
Kerja (Studi Kausal pada Pegawai BAUK Universitas Negeri Jakarta)”.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: Terdapat pengaruh antara
iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dan iklim organisasi juga
berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja. 24 Persamaan dengan
penelitian ini adalah terdapat Ada dua variabel yang sama dengan
penelitian ini, yaitu iklim organisasi dan kepuasan kerja. Dan
perbedaannya adalah pada penelitian relevan terdapat variabel
motivasi kerja yang dijadikan sebagai variabel endogen, sedangkan
dalam penelitian ini, juga terdapat variabel motivasi, tetapi motivasi
berprestasi, dan dijadikan sebagai variabel eksogen.

23
Dearlina Sinaga, “Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Kerja terhadap Kinerja Pimpinan pada Universitas Swasta di Medan”, Disertasi (Jakarta:
PPs Universitas Negeri Jakarta, 2008), hal. 139
24
Siti Rochanah, “Pengaruh Iklim Organisasi, Reward, dan Kepuasan Kerja Terhadap
Motivasi Kerja”, Disertasi (Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta, 2011), hal.i

22
23

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rita Aryani, dengan judul: “Pengaruh


Karakteristik Pekerjaan, Reward Sistem dan Kepuasan Kerja terhadap
Komitmen Organisasional Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
Swasta di Provinsi DKI Jakarta”. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa: Kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen
organisasional dengan koefisien jalur 0.22 atau 22%”. 25 Persamaan
dengan penelitian ini terdapat dua variabel yang sama yaitu, kepuasan
kerja dan komitmen organisasi. Dan Perbedaan yang sangat nampak
adalah: Pada studi relevan variabel komitmen organisasi sebagai
variabel endogen (terikat) dan kepuasan kerja sebagai variabel
eksogen (bebas).
Penelitian-penelitian yang relevan di atas, secara teoretis memiliki
hubungan atau relevansi dengan penelitian ini, secara konseptual dapat
dijadikan sebagai acuan teori umum bagi peneliti dalam melakukan
penelitian, karena variabel yang diteliti pada kajian terdahulu juga ada
membahas tentang motivasi berprestasi, iklim organisasi dan kepuasan
kerja yang juga merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini penulis akan memfokuskan pada variabel tujuan
pendidikan disekolah dengan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhinya, yaitu prinsip pengorganisasian dan perencanaan
dengan perencanaan pencapaian dilihat dari judul dan variabel penelitian
di atas secara keseluruhan tidak ada yang sama persis dengan judul
penelitian ini. Berdasarkan hasil studi review yang penulis lakukan, sejauh
ini penelitian yang secara langsung membahas tentang pengaruh prinsip
pengorganisasin berprestasi, perncaan pencapaian dan komitmen kerja
terhadap tujuan pendidikan yang ditulis dalam satu penelitian belum ada
ditemukan

25
Rita Aryani, “Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Reward System dan Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen Organisasional Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di
Provinsi DKI Jakarta”, Disertasi (Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta, 2012), hal. i

23
24

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

24
25

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis
pendekatan survei. Penelitian survei yaitu suatu penelitian yang dilakukan
melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan
informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut. 26
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya.27 Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu
akan mencari besarnya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung
dari variabel pengorganisasian, perencanaan, pencapaian tujuan
pendidikan

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Pupulasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/
subjek yang dipelajari, meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek yang diteliti itu. 28 Menurut Husaini populasi adalah
semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif
maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok
objek yang lengkap dan jelas.29 Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-
26
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Gaung Persada Press,
2009), hal. 66
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hlm. 12
28
Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2009), hal. 61
29
Husaini Usman, et.al, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009),
hal, 42

25
26

tumbuhan, gejala-gejala nilai tes atau perintiwa-peristiwa sebagai sumber


data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. 30
Populasi adalah keseluruhan karakteristik atau unit hasil pengukuran yang
menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian.31
Uraian pendapat di atas dapat dipahami bahwa populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian yang dapat dijadikan sebagai sumber data
dalam artian responden dalam penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah guru tetap pada sd
80/1 KM 3 Muara Bulian yang berjumlah sebanyak 20 orang,

30
Iskandar, Op.Cit, hal. 68
31
Ridwan, Path Analysis (Bandung : CV. Alfabeta, 2013), hal. 38

26
27

2. Sampel
Ukuran sampel yang baik mempunyai jumlah galat yang kecil. Makin
besar ukuran sampel makin kecil galatnya. Artinya jika sampel kecil
probabilitas terpilih sampel yang menyimpang adalah lebih besar dari
pada jika sampelnya lebih besar. Menurut Kerlinger jika digunakan ukuran
sampel yang lebih besar, katakanlah 30 atau lebih maka bahaya
terjadinya penyimpangan adalah lebih kecil.32
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. 33
Menurut Sugiyono sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. 34 Sampel adalah sebagian dari
populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang
bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel
biasanya disebut studi sampling.35 Menurut Ridwan, sampel adalah bagian
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu. 36
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.
Menurut Gay dalam Mukhtar, ukuran minimum sampel yang dapat
diterima sebaiknya didasarkan pada desain atau metode penelitian yang
digunakan. Secara umum, pandangan tentang populasi lebih disepakati
untuk sebuah penelitian, dimana populasi yang dipandang relatif
homogen, maka populasi dapat ditarik minimal 5 % dan maksimal 30 %.
Jika sebuah penelitian, populasinya dibawah 150 subjek, maka hampir
seluruh pakar penelitian sepakat, sebaiknya diambil seluruhnya, atau

32
Freend N. Kerlinger, Foundation of Behavior Research. Tin Edition Terjemahan
Simatupang, 2004
33
Husaini Usman, et.all, Op.Cit, hal. 43
34
Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hal. 91
35
Iskandar, Op.Cit, hal. 69
36
Ridwan, Op.Cit, hal. 40

27
28

dengan kata lain penelitian dapat dikatakan penelitian populasi. Artinya,


populasi adalah juga sekaligus sebagai sampel atau subjek penelitian. 37
Memperhatikan pendapat di atas, maka penulis berpedoman
kepada pendapat Gay dalam Mukhtar bahwa yang akan dijadikan sampel
penelitian adalah seluruh guru yang ada di sd 80/1 KM 3 Muara Bulian
sebanyak 20 orang guru,
Untuk uji coba instrumen diambil dari sampel penelitian sebanyak 10
orang dan tidak digunakan lagi sebagai sampel penelitian. Jadi sisa dari
10 orang yang dijadikan sampel uji coba instrumen akan dijadikan sebagai
sampel penelitian yaitu berjumlah sebanyak 10 orang guru.
Seluruh sampel penelitian (responden) akan mengisi 3 macam
instrumen dari variabel pengorganisasian, perencanaan, dan pencapaian
tujuan pendidikan
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Studi Pustaka (Library Research)
Teknik studi pustaka ini penulis gunakan dalam rangka
mengumpulkan data dan mempelajari serta membaca pendapat para ahli
yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk memperoleh
landasan teori yang dapat menunjang penelitian. Menurut S. Nasution
sumber pustaka diperlukan untuk:
a. Mengetahui apakah topik penelitian kita telah diselidiki orang lain
sebelumnya, sehingga pekerjaan kita tidak merupakan duplikasi.
b. Mengetahui hasil penelitian orang lain dalam bidang penyelidikan kita,
sehingga kita dapat memanfaatkannya bagi penelitian kita.
c. Memperoleh bahan yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis kita
tentang masalah penelitian kita.

37
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah (Jakarta : Gaung Persada Press,
2010), hal. 78-79

28
29

d. Memperolah informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah


diterapkan.38
2. Observasi (Pengamatan Langsung)
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti. 39 Kegiatan observasi meliputi
melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku,
objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam
mendukung peneltian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini, penulis
melakukan pengumpulan data dengan cara penelitian langsung terhadap
objek-objek penelitian, khususnya mengenai pencapaian tujuan
pendidikan, pengorganisasian, perencanaan di SD 80/1 KM 3 Batang hari
3. Interview (Wawancara)
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung.40 Teknik pengumpulan data melalui wawancara ini
dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan guru di sd 80/1 KM
3 Muara Bulian yang berhubungan dengan keperluan penelitian, yaitu
yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan,
pengorganisasian, perencanaan. Di SD 80 /1 KM 3 muara bulian.
4. Angket
Teknik pengumpulan data yang paling dominan dalam penilitian ini
adalah dengan menggunakan teknik angket. Angket adalah daftar
pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada responden, baik
langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). 41 Untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis
menggunakan angket yang dirancang dari tiga variabel penelitian yaitu :
pengorganisasian, perencanaan dan pencapaian tujuan pendidikan.
Angket tersebut akan diberikan kepada responden guna mendapatkan

38
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.
146
39
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 52
40
Ibid, hal. 55
41
Ibid., hal. 57

29
30

jawaban dari pernyataan dan sikap dari responden. Metode angket ini
digunakan penulis untuk memperoleh data tertentu tentang pengaruh dari
pengorganisasian, perencanaan, dan pencapaian tujuan pendidikan.
Sifat dari angket ini adalah angket tidak langsung, artinya angket
diberikan kepada responden yaitu: seluruh guru di SD 80/1 KM 3 Batang
hari. Bentuk angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
skala Likert dengan alternatif pilihan jawaban, seperti dalam tabel berikut
ini:
Tabel 8. Daftar Nilai (Skor) Skala Rating.
No Alternatif Jawaban Skor (+) Skor (-)
1 SL (Selalu) 5 1
2 SR (Sering) 4 2
3 KK (Kadang-Kadang) 3 3
4 JR (Jarang) 2 4
5 TP (Tidak Pernah) 1 5

Responden yang dijadikan sampel penelitian diminta untuk memilih


salah satu alternatif jawaban yang sudah disediakan. Supaya angket yang
digunakan untuk mengumpulkan data memberikan hasil yang objektif,
maka peneliti melakukan kalibrasi instrumen, karena ketepatan pengujian
suatu hipotesis tentang pengaruh variabel penelitian sangat tergantung
pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.
Adapun instrumen penelitian untuk setiap variabel penelitian yang
diamati meliputi definisi konseptual, definisi operasional, kisi-kisi
instrumen, dan instrumen yang digunakan. Butir-butir dalam penelitian ini
disusun baik berupa pertanyaan maupun pernyataan dan masing-masing
jawaban dalam bentuk skala likert dengan kriteria penilaian 1 sampai 5
seperti tertera dalam tabel di atas.
1. Variabel Pencapain Tujuan pendidikan
a. Definisi Konseptual

30
31

Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia


pembangunan ber-Pancasila dan membentuk manusia yang sehat
jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan
sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai
bangsanya dan sesame manusia dengan ketentuan yang termaktub
dalam Undang-Undang Dasar 1945.”. Dengan indikator memberi
kesadaran, pengetahuan, kemampuan, mandiri, dan bekerja sama.
b. Definisi operasional
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,
luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan
pendidikan ada dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap
kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
segenap kegiatan pendidikan. Instrumen tujuan pendidikan berupa angket
yang terdiri dari 31 butir dan setiap butir mempunyai 5 alternatif jawaban,
yaitu; a. Selalu, b. Sering, c. Kadang-kadang, d. Jarang, dan e. Tidak
pernah, untuk pertanyaan / pernyataan tentag fakta / perilaku. Dengan
demikian rentang skor teoretis berkisar antara 31 sampai dengan 160.
c. Kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi untuk untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan akan
diuraikan pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Kisi-kisi instrumen pencapaian tujuan pendidikan (X 4).
Jumlah
No Indikator Nomor Butir
butir
1. Memberi kesadaran 1,2,3,4,5,6 6
2. Pengetahuan 7,8,9,10,11,12 6
3. Kemapuan 13, 14,15,16, 17,18 6
4. Mandiri 19,20, 21,22,23 5
24,25,26,27,28,29,30,3
5. Bekerja sama 8
1

31
32

Jumlah 31

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


1) Pengujian validitas
Tujuan uji validitas butir instrumen penelitian yaitu suatu proses
untuk melihat keakurasian butir instrumen dalam mengukur variabel yang
dimaksud.
Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung >
nilai rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel
butir dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa ( α ) =
0,05 dengan dk = n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan
berdasarkan formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson.
Uji validitas variabel kepuasan kerja menggunakan rumus Karl Person,
sebagai berikut:
rxy=N ∑ XY −¿ ¿ ¿

Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 42

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pencapaian tujuan


pendidikan.43
r hitung
No Pernyataan r tabel Kesimpulan
(SPSS)
1. X3_1 0,603 0.549 Valid

42
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur
dalam Penelitian (Bandung: CV. Pustak Setia, 2009), hal. 35
43
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 372

32
33

2. 0,716 0.549
X3_2 Valid
3. 0,397 0.549
X3_3 Tidak Valid
4. 0,731 0.549
X3_4 Valid
5. 0,831 0.549
X3_5 Valid
6. 0,822 0.549
X3_6 Valid
7. 0,568 0.549
X3_7 Valid
8. 0,654 0.549
X3_8 Valid
9. 0,570 0.549
X3_9 Valid
10. 0,731 0.549
X3_10 Valid
11. 0,794 0.549
X3_11 Valid
12. 0,639 0.549
X3_12 Valid
13. 0,740 0.549
X3_13 Valid
14. 0,709 0.549
X3_14 Valid
15. 0,305 0.549
X3_15 Tidak Valid
16. 0,695 0.549
X3_16 Valid
17. 0,748 0.549
X3_17 Valid
18. 0,811 0.549
X3_18 Valid
19. 0,764 0.549
X3_19 Valid
20. 0,757 0.549
X3_20 Tidak Valid
21. 0,817 0.549
X3_21 Valid

33
34

22. 0,563 0.549


X3_22 Valid
23. 0,635 0.549
X3_23 Valid
24. 0,756 0.549
X3_24 Valid
25. 0,650 0.549
X3_25 Valid
26. 0,735 0.549
X3_26 Valid
27. 0,758 0.549
X3_27 Valid
28. 0,788 0.549
X3_28 Valid
29. 0,485 0.549
X3_29 Tidak Valid
30. 0,836 0.549
X3_30 Valid
31. 0,626 0.549
X3_31 Valid
Dari hasil uji validitas tersebut di atas, terlihat bahwa item yang tidak
valid sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan
program SPSS.
2) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.44
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
44
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.

34
35

hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.45
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

r11 =
[ ][ k
k −1

⋅ 1− 2
σ 2i
σt ]
2
(∑ X )
∑X 2

N
dimana σ = 2 N

Keterangan :
R11 = Reliabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal

∑ σ 2i = Jumlah varians bulir

2 = Varians total
σt

N = Jumlah responden. 46

Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel kepuasan kerja


dapat dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas kepuasan kerja:

[ 31
31−1
.¿
]
[ 31
30
=1.033 .
][
31,8666
227,3778
=0,1401
]
= 1-0,1401 = 0,8599
= 1.033 x 0,8599 = 0,8882
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 38 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel kepuasan kerja adalah

45
Iskandar, Op.Cit, hal. 95
46
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.

35
36

0.8882 atau rhitung = 0.8882 > nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai
alpha, maka instrumen variabel kepuasan kerja dinyatakan reliabel.47 Dan
dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas
dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Hasil uji reliabilitas variabel kepusan kerja. 48

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Based Items
on
Standardize
d Items
.683 .803 32

Dari hasil uji reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha cronbach


sebesar 0,683 yang berarti lebih besar dari r tabel (0,683 > 0,60, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen variabel kepuasan kerja reliabel.
2. Variabel Pengorganisasian
a. Definisi konseptual
sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai
dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Sebuah
lembaga pendidikan pasti tidak bisan meninggal tg namanya
pengorganisasian. Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah
untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan yang di pandang.

47
Perhitungan Lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 318
48
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374

36
37

b. Definisi operasional
Pengorganisasian adalah dorongan dari dalam diri individu untuk
melakukan pekerjaan lebih baik dari sekarang untuk mencapai tujuan.
Yang dinilai oleh responden dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil
pengisian instrumen yang diuraikan dari indikator: 1. spesialisasi kerja, 2.
standarisasi, 3. koordinasi, 4. sentralisasi 5. pembuatan keputusan.
Instrumen pengorganisasian (X1), berupa angket yang terdiri dari 36 butir
dan setiap butir mempunyai 5 alternatif jawaban, yaitu; a. Selalu, b.
Sering, c. Kadang-kadang, d. Jarang, dan e. Tidak pernah, untuk
pertanyaan / pernyataan tentag fakta / perilaku. Dengan demikian rentang
skor teoritis berkisar antara 36 sampai dengan 180.
c. Kisi-kisi instrumen
Atas dasar definisi operasional sebelumnya maka kisi-kisi
instrumen ini direncanakan akan berbentuk sebagaimana terlihat pada
tebel berikut.
Tabel 12. Kisi-kisi instrumen pengorganisasian (X 1).
Jumlah
No Indikator Nomor Butir
Item
1. Spesialisasi kerja 1,2,3,4,5,6,7 7
2. Standarisasi. 8,9,10,11,12,13, 14,15, 8
3. Koordinasi 16,17,18,19, 20,21,22 7
4. Sentralisasi 23,24,25,26, 4
5. pembuatan keputusan. 27,28,29,31, 4
Jumlah 31

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


1) Pengujian validitas
Tujuan uji validitas butir instrumen penelitian yaitu suatu proses
untuk melihat keakurasian butir instrumen dalam mengukur variabel yang
dimaksud.

37
38

Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung >
nilai rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel
butir dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa ( α ) =
0,05 dengan dk = n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan
berdasarkan formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson.
Uji validitas variabel motivasi berprestasi menggunakan rumus Karl
Person, sebagai berikut:
Uji validitas item 1:
rxy=N ∑ XY −¿ ¿ ¿

Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 49
Tabel13.Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengorganisasian. 50
No
Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan
Item
02 03 04 05 06
1. 0,603 0.549
X1_1 Valid
2. 0,616 0.549
X1_2 Valid
3. 0,797 0.549
X1_3 Valid
4. 0,731 0.549
X1_4 Valid
5. 0,631 0.549
X1_5 Valid
6. 0,722 0.549
X1_6 Valid

49
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 35
50
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 366

38
39

7. 0,668 0.549
X1_7 Valid
8. 0,854 0.549
X1_8 Valid
9. 0,670 0.549
X1_9 Valid
10. 0,131 0.549
X1_10 Tidak Valid
11. 0,794 0.549
X1_11 Valid
12. 0,639 0.549
X1_12 Valid
13. 0,340 0.549
X1_13 Tidak Valid
14. 0,709 0.549
X1_14 Valid
15. 0,605 0.549
X1_15 Valid
16. 0,677 0.549
X1_16 Valid
17. 0,648 0.549
X1_17 Valid
18. 0,611 0.549
X1_18 Valid
19. 0,764 0.549
X1_19 Valid
20. 0,257 0.549
X1_20 Tidak Valid
21. 0,717 0.549
X1_21 Valid
22. 0,563 0.549
X1_22 Valid
23. 0,635 0.549
X1_23 Valid
24. 0,756 0.549
X1_24 Valid
25. 0,650 0.549
X1_25 Valid
26. 0,635 0.549
X1_26 Valid

39
40

27. 0,758 0.549


X1_27 Valid
28. 0,688 0.549
X1_28 Valid
29. 0,785 0.549
X1_29 Valid
30. 0,836 0.549
X1_30 Valid
31. 0,526 0.549
X1_31 Tidak Valid

Dari hasil uji validitas tersebut terlihat bahwa item yang tidak valid
sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan program
SPSS.
3) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.51
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.al dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.52
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

51
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
52
Iskandar, Op.Cit, hal. 95

40
41

r11 =
[ ][ k
k −1
∑σ2
⋅ 1− 2 i
σt ]
2
(∑ X )
∑X 2

N
dimana σ = 2 N

Keterangan :
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal

∑ σ 2i = Jumlah varians bulir

σ 2t = Varians total

N = Jumlah responden. 53

Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel motivasi


berprestasi dapat dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas motivasi berprestasi:

[ 31
31−1
.¿
]
[ 31
30
=1.0333 .
][
25,5666
72,5
=0.3526
]
= 1-0,3526 = 0.6474
= 0,3333 x 0.6474 = 0,2157
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 36 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel motivasi berprestasi
adalah 0.2157 atau rhitung = 0. 2157> nilai alpha = 0.60. Ini berarti r hitung >
nilai alpha, maka instrumen variabel motivasi berprestasi dinyatakan
reliabil. 54 Dan dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
53
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
54
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 332

41
42

dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas


dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Hasil uji reliabilitas variabel motivasi berprestasi.55
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Based Items
on
Standardize
d Items
.683 .803 32

Dari hasil uji reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha cronbach


sebesar 0,903 yang berarti lebih besar dari r tabel (0,903 > 0,60, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen variabel motivasi berprestasi reliabel.
3. Variabel Perencanaan
a. Definisi Konseptual
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari
organisasi, membuat strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari
organisasi, serta mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perasaan karyawan terhadap apa yang mereka terima dan dapatkan dari
pimpinan dan karyawan lainnya, dapat mempengaruhi karyawan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan dimensi yang
meliputi supportive (keterdukungan), collegial (pertemanan) dan intimate
(keintiman).
b. Definisi operasional
Perencanaan merupakan proses-peroses yang penting dari semua
fungsi manajemen sebab tanpa perencanaan (planning) fungsi
pengorganisasian, pengontrolan maupun pengarahan tidak akan dapat
berjalan. Wujud perasaan karyawan terhadap apa yang mereka terima
dan dapatkan dari pimpinan dan karyawan lainnya, dapat mempengaruhi
55
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374

42
43

karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan


dimensi yang meliputi Supportive (keterdukungan), Collegial
(Pertemanan) dan Intimate (Keintiman). Instrumen iklim organisasi (X 2),
berupa angket yang terdiri dari 36 butir dan setiap butir mempunyai 5
alternatif jawaban, yaitu; a. Selalu, b. Sering, c. Kadang-kadang, d.
Jarang, dan e. Tidak pernah, untuk pertanyaan / pernyataan tentang fakta
/ perilaku. Dengan demikian rentang skor teoritis berkisar antara 36
sampai dengan 180.
c. Kisi-kisi instrumen
Tabel 15. Kisi-kisi instrumen Iklim Organisasi (X2).
N Jumlah
Dimensi Indikator Nomor Item
o Item
1) Menggunakan
kritik secara 1,2,3,4 4
konstruktif
Suportive
1. 2) Mau mendengar
(Keterdukungan) 5,6,7,8,9 4
saran orang lain
3) Luwes dalam
10,11,12 3
berkomunikasi
1) Berteman baik
13,14,15 3
dengan yang lain
2) Bersemangat
Collegial
2. untuk 16,17,18,19,20 5
(Pertemanan)
bekerjasama
3) Akrab dalam
21,22,23,24 4
berdiskusi
3. Intimate 1) Saling 25,26,27 3
mendukung

43
44

2) merasakan
pekerjaan adalah 28,29,30,31,32 5
milik bersama
(Keintiman)
3) mempunyai
kesamaan tujuan 33,34,35,35,36 5
dalam bekerja
Jumlah 36

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


1) Pengujian validitas
Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung >
nilai rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel
butir dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa ( α ) =
0,05 dengan dk = n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan
berdasarkan formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson.
Uji validitas variabel iklim organisasi menggunakan rumus Karl Person,
sebagai berikut:
Uji validitas item 1:
rxy=N ∑ XY −¿ ¿ ¿
Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 56
Tabel 16. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel perencanaan
No
Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan
Item
01 02 03 04 05

56
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 35.

44
45

1. 0,675 0,549
X2_1 Valid
2. 0,684 0,549
X2_2 Valid
3. 0,625 0,549
X2_3 Valid
4. 0,655 0,549
X2_4 Valid
5. 0,715 0,549
X2_5 Valid
6. 0,615 0,549
X2_6 Valid
7. 0,775 0,549
X2_7 Valid
8. 0,176 0,549
X2_8 Tidak Valid
9. 0,718 0,549
X2_9 Valid
10. 0,747 0,549
X2_10 Valid
11. 0,661 0,549
X2_11 Valid
12. 0,684 0,549
X2_12 Valid
13. 0,620 0,549
X2_13 Valid
14. 0,751 0,549
X2_14 Valid
15. 0,836 0,549
X2_15 Valid
16. 0,786 0,549
X2_16 Valid
17. 0,931 0,549
X2_17 Valid
18. 0,610 0,549
X2_18 Valid
19. 0,635 0,549
X2_19 Valid
20. 0,124 0,549
X2_20 Valid

45
46

21. 0,720 0,549


X2_21 Valid
22. 0,806 0,549
X2_22 Valid
23. 0,020 0,549
X2_23 Tidak Valid
24. 0,747 0,549
X2_24 Valid
25. 0,865 0,549
X2_25 Valid
26. 0,825 0,549
X2_26 Valid
27. 0,619 0,549
X2_27 Valid
28. 0,223 0,549
X2_28 Tidak Valid
29. 0,755 0,549
X2_29 Valid
30. 0,736 0,549
X2_30 Valid
31. 0,568 0,549
X2_31 Valid
32. 0,830 0,549
X2_32 Valid
33. 0,820 0,549
X2_33 Valid
34. 0,872 0,549
X2_34 Valid
35. 0,718 0,549
X2_35 Valid
36. 0,098 0,549
X2_36 Tidak Valid

Dari hasil uji validitas tersebut terlihat bahwa item yang tidak valid
sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan program
SPSS.
4) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini

46
47

dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok


subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.57
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.58
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

[ ][ ∑σi
]
2
k
⋅ 1− 2
k −1 σt
r11 =

2
(∑ X )
∑X 2

N
dimana σ = 2 N

Keterangan :
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal

∑ σ 2i = Jumlah varians bulir

σ 2t = Varians total

N = Jumlah responden. 59

57
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
58
Iskandar, Op.Cit, hal. 95
59
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.

47
48

Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel iklim organisasi


dapat dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas iklim organisasi:

[ 36
36−1 ]
.¿

[ 36
35 ][
=1.028 .
24,1222
29,1222
=0.8283
]
= 1-0.8283 = 0.1717
= 1.028 x 0.1717 = 0.1765
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 36 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel iklim organisasi adalah
0.1765 atau rhitung = 0.1765 > nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai
60
alpha, maka instrumen variabel iklim organisasi dinyatakan reliabil. Dan
dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas
dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Hasil uji reliabilitas variabel iklim organisasi. 61
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
.558 .034 37

Dari hasil uji reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha cronbach


sebesar 0,558 yang berarti lebih besar dari r tabel (0,558>0,60, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen variabel perencanaan reliabel.

D. Teknik Analisis Data

60
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 348
61
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374

48
49

Data hasil penelitian yang sudah diperoleh kemudian dianalisis


supaya bisa digunakan untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan. Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga sifat data itu dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
penelitian”.62 Analisis data pada penelitian kuantitatif adalah kegiatan
analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan
perhitungan untuk mendeskpripsikan data dan melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik. 63 Dalam penelitian ini analisis
data yang akan digunakan adalah:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan dalam penyajian data, ukuran sentral.
Ukuran penyebaran. Penyajian data adalah daftar distribusi dan
histogram. Ukuran sentral adalah mean, median, dan modus dan standar
deviasi (simpangan baku) serta rentang teoritik masing-masing variabel. 64
Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mencari nilai maksimum, nilai minimun, mean, median, modus, dan
standar deviasi. Penyajian data dilakukan dengan distribusi frekuensi yang
diwujudkan dalam bentuk tabel dan grafik histogram.
2. Analisis Inferensial
Untuk melakukan analisis inferensial (uji hipotesis), pengolahan
data dilakukan menggunakan analisis jalur (path analysis). Metode path
analysis merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga
analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur
(regression is spesial case of path analysis). Analisis jalur digunakan
untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang
berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/reciprocal).
Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat
62
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 52.
63
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 125.
64
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 208.

49
50

variabel (exogenus), dan variabel dependen yang disebut varibael


endogen (endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan
jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen
menuju variabel dependen yang terakhir.65
Path analysis dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari
pengaruh atau efek secara langsung dan tidak langsung dari variabel
bebas terhadap variabel tergantung. Analisis ini merupakan salah satu
pilihan dalam rangka mempelajari ketergantungan sejumlah variabel
didalam model.
Sesuai dengan kerangka pemikiran maka dapat membuat dua
persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukan
hubungan yang dihipotesiskan. Dua persamaan tersebut sebagai berikut:

X3= px3x1 X1 + px3x2 X2


Dimana:
X1 = Pengorganisasian
X2 = perencanaan
X3 = pencapaian tujuan pendidikan
p = Kofisien Jalur.

Berdasarkan hubungan antar variabel secara teoretis dapat dibuat


model dalam bentuk persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan sebagai berikut.

65
Ibid., hal. 297

50
51

Pengorganisa H1
sian
X1 e

Pencapaian tujuan
pendidikan
X3
perencanaan
X2 H2

H3

Gambar 12. Model Analisis Jalur.


3. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan analisis data, akan didahului dengan uji
prasyarat analisis yaitu, uji normalitas, homogenitas dan linearitas regresi.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Penggunaan statistik parametris, bekerja dengan asumsi bahwa
data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi
normal. Bila data tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat
digunakan untuk alat analisis. 66 Untuk itu sebelum peneliti menggunakan
teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih
dahulu.
Pada dasarnya uji normalitas data dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu: 1) Uji kertas peluang normal; 2) Uji Liliefors, dan 3)
67
Uji Chi Kuadrat. Pengujian normalitas lebih cepat dapat dikerjakan
dengan komputer. Pada penelitian kali ini penulis menggunakan uji
normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan cara menentukan
terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal

66
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Op.Cit, hal. 75.
67
Buchari Alma, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2014) hal. 159.

51
52

Ha : data tidak terdistribusi secara normal.


Jika nilai hitung signifikansi (sig) lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya nilai signifikansi (sig) lebih
kecil dari nilai α (alpha) 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Untuk
selanjutnya jika data berdistribusi tidak normal, maka akan diadakan
transformasi data dengan cara logaritma natural sehingga data akan
berdistribusi normal.68
b. Uji Homogenitas Data
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Proses pengujian
homogenitas data akan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil atau
sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan, maka skor-skor pada
variabel-variabel menyebar secara homogen. Dalam hal lainnya skor-skor
menyebar secara berbeda.69

c. Uji Linearitas Regresi


Uji linearitas regresi dilakukan dalam rangka menguji model
persamaan regresi suatu varibel bebas terhadap variabel terikat. Apabila
garis yang terbentuk ternyata tidak linear, maka analisis regresi tidak
dapat dilanjutkan. Pengujian dilakukan terhadap arah panah yang
dibentuk pada model analisis jalur. Pengujian linearitas dalam hal ini
disebut juga dengan uji tuna cocok untuk menguji hipotesis:70
Proses pengujian homogenitas data akan menggunakan bantuan
program SPSS versi 22.0. Kriteria uji, apabila nilai r (probability
value/critical value) lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat α yang

68
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program IBM SPSS 21
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hal. 32
69
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 89
70
Sugiyono, Op.Cit, hal. 265

52
53

ditentukan, maka distribusi berpola linear. Dalam hal lain distribusi tidak
berpola linear.71
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dibuat atau digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian.
Hipotesis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur, dengan tahapan
analisis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung pengorganisasian (X1) terhadap
pencapaian tujuan pendidikan(X3).
H0 : ρ3.1 ≤ 0
Hi : ρ3.1 > 0
H0 : Pengorganisasian (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap pencapaian pendidikan (X3).
Hi : Pengorganisasian (X1) berpengaruh signifikan terhadap
pencapaian tujuan (X3).
2. Terdapat pengaruh langsung perencanaan (X2) terhadap pencapaian
tujuan pendidikan (X3).
H0 : ρ3.2 ≤ 0
Hi : ρ3.2 > 0
H0 : perencanaan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pencapaian tujuan pendidikan (X3).
Hi : perencanaan (X2) berpengaruh signifikan terhadap
pencapaian tujuan pendidikan (X3)
3. Terdapat pengaruh langsung pengorganisasian (X1) dan
perencanaan(X2) terhadap pencapaian tujuan pendidikan (X4).
H0 : ρ3.1.2 ≤ 0
Hi : ρ3.1.2 > 0
H0 : pengorganisasian (X1) dan perencanaan (X2) tidak

71
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 98

53
54

berpengaruh signifikan terhadap pencapaian tujuan


pendidikan (X3).
Hi : pengorganisasian (X1) dan perencanaan (X2) berpengaruh
signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan (X3).

F. Rencana dan Waktu Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan dilakukan selama 3 bulan
terhitung dari Januari hingga Maret 2019. Kegiatan dalam penelitian ini
meliputi kegiatan pembuatan proposal, bimbingan proposal, seminar
proposal, revisi proposal, izin riset, bimbingan, ujian tahap awal, perbaikan
skripsi, dan diakhiri dengan ujian munaqasyah. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:

54
Tabel 5. Rencana dan Waktu Penelitian.

Tahun 2019
N
Kegiatan Jan Februari Maret April Mei Juni
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul Proposal
Skripsi
2. Pembuatan Proposal
Skripsi
3. Konsultasi Pembimbing

4. Seminar Proposal

5. Proposal setelah Seminar

6. Pengesahan
Riset Penelitian
7. Penelitian Lapangan

8. Penulisan draf skripsi

9. perbaikan draf skripsi

10. Ujian munaqoysah

11. Skripsi setelah ujian

12. Penggandaan

13. Penyerahan skripsi

55
56
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
HASIL PEMBAHASAN

G. Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada SD 80/1 KM 3 Muara Bulian.
Dengan pertimbangan bahwa sd 80/1 km 3 muara bulian itu sangat
strategis sebagai tempat bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan
didaerah mereka masing-masing. Hampir setiap desa terdapat sekolah
dasar. Selain itu sesuai dengan tuntutan Kementerian Riset dan Teknolgi
dalam hal ketersedian tenaga pengajar yang mengajar pada sd 80/1 km 3
Muara bulian salah satu syaratnya berstatus S1.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Sd 80/1 KM 3 Muara
Bulian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam uraian berikut ini:

a. STAI An-Nadwah Kuala Tungkal


Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) An-Nadwah Kuala Tungka
berlokasi di Jl. Kapt. Pierre Tendean. Telp/fax. (0742) 22190 Kelurahan
Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir Kab. Tanjung Jabung Barat. E-mail:
staianndawah@gmail.com.72
2. Sejarah berdiri
a. STAI An-Nadwah Kuala Tungkal
Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nadwah Kuala Tungkal didirikan
atas prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tingkat II Tanjung Jabung
(pada waktu itu sebelum pemecahan Kabupaten Tajung Jabung, menjadi
Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur) yang dituangkan
kedalam Rakerda II MUI tanggal 12 Januari 1984, memutuskan dalam
mendirikan sebuah Perguruan Tinggi berupa fakultas dengan nama
fakultas Ushuluddin yang berafiliasi pada IAIN STS Jambi, putusan itu

72
http://staismq-bangko.blogspot.co.id/. (Diakses pada tanggal 17 Juli 2016).
56

dituangkan dalam surat penunjukan No. 06/MUI/1984 tanggal 1 Juni 1984


dengan menunjuk sembilan orang tokoh masyarakat untuk mendirikan
sebuah yayasan yang berkewajiban menangani pendirian Perguruan
Tinggi di kabupaten Tanjung Jabung.
Mengigat pentingnya arti keberadaan suatu lembaga Perguruan
Tinggi di daerah yang sedang berkembang maka Pemda TK. II Tanjung
Jabung melalui suratnya No. 420/2202 tanggal 19 Agustus 1986, meminta
rekomendasi ke Kopertais Wilayah III di Padang Sumatra Barat, guna
memberikan Status terdaftar bagi Fakultas Ushuluddin YPAS An-Nadwah
Kuala Tungkal. IAIN STS Jambi yang selama ini telah melakukan
pemantauan dan pembimbingan FU YPAS An-Nadwah Kuala Tungkal
telah melakukan pemantauan dan peninjauan terhadap perkembangannya
di Kuala Tungkal. Dari hasil evaluasi tersebut IAIN STS Jambi meminta
rekomendasi untuk status terdaftar bagi FU YPAS An-Nadwah Kuala
Tungkal ke Kopertais Wilayah III Padang, Sumatra bagian Barat.
Demikian juga Kakanwil Depag telah memberikan rekomendasi untuk
memperoleh status terdaftar pula bagi FU YPAS An-Nadwah Kuala
Tungkal. Pada tanggal 01 September 1986 Kopertais II Padang
(sebelumnya perubahan wilayah III di Padang) menerbitkan izin
opersional bagi FU YPAS An-Nadwah Kuala Tungkal dengan surat No.
173/Kop.VI/OP.I/86.
Karena sebutan nama fakultas yang adalah merupakan salah satu
bagian dari Institut, An-Nadwah Kuala Tungkal No. 11 tahun 1987 telah
mengubah nama fakultas Ushuluddin menjadi Sekolah Tinggi ilmu
Ushuluddin An-Nadwah Kuala Tungkal dengan Jurusan Dakwah.
Dalam perkembangan selanjutnya sesuai dengan kebijakan
Pemerintah tentang pembangunan, penyempurnaan dan pengembangan
sistem penyelenggaraan Pendidikan Tinggi secara nasional, maka STIU
secara bertahap menyesuaikan diri yaitu dengan mengubah program
pendidikannya dan Program Sarjana Muda kepada jalur Program Sarjana
strata satu (S1) untuk jalur program S.1 ini STIU telah pula memperoleh
57

status terdaftar berdasrkan SK Menteri Agama RI No. 58 tahun 1989


tanggal 11 Maret 1989, dan diperpanjang dengan SK Menag No. 395
tahun 1994, tanggal 26 September 1994.
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) An-Nadwah Kuala Tungkal
telah mengalami 2 (dua) kali pergantian pimpinan, yaitu: K.H. Gumri
Abdullah tahun 1984 – 1986 dan K.H. Abd. Halim Kasim, S.H., tahun 1987
sd. sekarang.73
b. STAI Ma’arif Kota Jambi
Secara historis masyarakat Jambi, pada umumnya mengamalkan
ajaran Ahlusunnah Waljamaah. Untuk melestarikan dan mengembangkan
ajaran tersebut diperlukan kehadiran Perguruan Tinggi. STAI Maarif
muncul untuk mengembangkan ilmu-imu keislaman yang berdasarkan
paham yang dianut masyarakat Jambi tersebut, oleh sebab itu kehadiran
STAI ini dibutuhkan oleh masyarakat dalam menggali dan
mempertahankan budaya yang berkembang di masyarakat Jambi, lebih
jauh STAI Maarif Jambi memiliki peran besar dalam pembentukan IAIN
STS Jambi pada tahun 1965 yang lalu.
STAI Ma’arif Jambi berdiri untuk pertama kalinya tahun 1961.
Kemudian pada tahun 1963 Fakutlas Tarbiyah dan Ushuluddin yang
diasuh Ma’arif diserahkan kepada pemerintah untuk dinegerikan menjadi
IAIN STS Jambi. Sejak saat itu perkuliahan di STAI Ma’arif Jambi menjadi
vakum, barulah dihidupkan kembali dengan terbit kembali SK Menteri
Agama Nomor 451 Tahun 1995 tanggal 20 September 1995 STAI Ma’arif
Jambi berdiri kembali dengan status terdaftar, sampai sekarang kemajuan
yang cukup mengembirakan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
STAI Ma’arif pada tahun 1995 s.d tahun 2007 memiliki tiga jurusan
yaitu Pendidikan Agama Islam, Ahwal Syakshiyyah, dan pada tahun 2010
untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar STAI Ma’arfi Jambi membuka
Jurusan baru yaitu Hukum Ekonomi Syariah dan PGRA (Pendidikan Guru

73
Dokumentasi, Profil STAI An-Nadwah Kuala Tungkal, Tahun 2015.
58

Raudhatul Athfal) Izin Kemenag RI. Semua Prodi tersebut telah


terakreditasi berdasarkan SK BAN-PT.
1) PAI (Tarbiyah) 024/SK/BAN-PT/Ak-XV/S/I/2013 (Terakreditasi B)
2) AS (Syari’ah) Nomor SK.042/BAN-PT/Ak-XV/S1/2012 (Terakreditasi C)
3) HES (Syari’ah) 003/SK/BAN-PT/Ak-XV/S/I/2013 (Terakreditasi C)
4) PGRA (Pendidikan Raudhatul Athfal) Izin Kemenag RI. 74
c. STAI Muara Bulian
Tepatnya pada tanggal 6 April 1986, Pimpinan organisasi Islam se-
kabupaten Batang Hari mengadakan pertemuan (rapat) yang
menghasilkan suatu kesepakatan untuk mendirikan Lembaga Pendidikan
Islam Kabupaten Batang Hari. Sejalan dengan ini pula, maka hasil dari
pertemuan tersebut direkomendasikan kepada Kepala Daerah Tingkat II
kabupaten Batanghari, akhirnya Bupati KDH TK. II Batang Hari
menerbitkan Surat Keputusan (SK) dengan Nomor: 49 Tahun 1986
tepatnya pada tanggal 23 April 1986. Inti dari Keputusan Bupati KDH TK II
batang Hari tersebut adalah pembentukan “Majelis Pembangunan
Pendidikan Islam”, namun tidak lama setelah itu, badan ini langsung
bergerak untuk langkah selanjutnya agar organisasi tersebut mempunyai
kekuatan hukum yang pasti, maka dihantarkan ke Akta Notaris untuk
mendapatkan pengakuan. Tepatnya pada tanggal 25 Oktober 1986 Akta
Notaris yang dimaksudpun terbit pula yaitu dengan nomor 125 Tahun
1986 dari “Majelis Pembangunan Islam “ (MPI) menjkadi “Yayasan Majelis
Pembangunan Pendidikan Islam: (YMPPI) yang berkedudukan di Muara
Bulian dan sekarang bernama Yayasan Pendidikan Islam (YPI)
Batanghari.
Sebelum terbitnya Akta Notaris di atas, maka untuk menjajaki
kemungkinan berdirinya suatu Perguruan Tinggi Islam di Muara Bulian,
maka Bupati Kepala Daerah Tingkat II Batang Hari dengan suratnya
Nomor: 45/4/1316/1986 tanggal 19 Juni 1986 membentuk suatu tim
khusus yang terdiri dari:

74
http://staimaarifjambi.org/category/jurnal/. (Diakses pada tanggal 17 Juli 2016).
59

1) Drs. Abdul Manan Syafi’i (Ketua merangkap anggota)


2) KH. Syamsuddin Ali (Sekretaris)
3) Drs. Katibin Ismail (Anggota)
4) Syamsuddin Jama’ (Anggota)
Tim tersebut bertugas menghadap orang yang sangat berkompeten
dalam memberikan arahan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Islam
yaitu:
1) Bapak Rektor IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
2) Bapak Rektor IAIN Imam Bonjol Padang selaku Ketua Kopertais
Wilayah VI Sumbar, Riau dan Jambi.
Dari pertemuan tersebut lahirlah suatu kesepakatan yang merujuk
pada Keputusan Menteri Agama RI, tidak boleh mendirikan fakultas
secara independen tanpa dinaungi oleh sebuah lembaga yang sederajat
dengan lembaga tersebut, maka dari itu lahirlah Sekolah Tinggi llmu
Tarbiyah (STIT) Muara Bulian, yang berada dalam Kopertais VI Sumbar,
Riau dan Jambi (IAIN Imam Bonjol Padang). Pada tahun 2007 STAI
Muara Bulian pindah lagi ke-Kopertais Wilayah XIII Jambi sampai dengan
sekarang tahun 2015.75
3. Keadaan Lokasi Penelitian
a. Keadaan Tenaga Pengajar (Dosen)
Perguruan Tinggi yang berkualitas sangat ditentukan oleh sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas juga, termasuk SDM seluruh
tenaga pengajarnya (dosen). Dosen-dosen pada PTKIS di lingkungan
Kopertais Wilayah XIII Jambi ada tiga kategori, yaitu dosen tetap, dosen
tidak tetap dan dosen yang diperbantukan (dpk) dari Perguruan Tinggi
Negeri.
Dosen tetap adalah dosen yang berstatus non PNS yang diangkat
oleh yayasan dimana Perguruan Tinggi tersebut berada, untuk
ditempatkan di PTKIS tersebut. Dosen tidak tetap adalah dosen yang
sifatnya kontrak kerja yang juga diangkat oleh yayasan atau oleh Ketua

75
Dokumentasi, STAI Muara Bulian, Tahun 2016
60

PTKIS untuk digunakan bilamana perlu. Dosen diperbantukan adalah


dosen yang diminta oleh yayasan kepada Perguruan Tinggi Negeri
sebagai dosen pemayung pada PTKIS tersebut. Untuk lebih jelasnya
keadaan dosen pada PTKIS di lingkungan Kopertais Wilayah XIII Jambi
dapat dilihat dalam uraian berikut ini:
1) STAI An-Nadwah Kuala Tungkal
Tabel 22. Keadaan Dosen STAI An-Nadwah Kuala Tungkal.76
Status Status
No. Nama Dosen
Keaktifan dosen
1 Nurul Hidayah, Lc., MA Aktif DT
2 Ab. Karim Amarullah, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
3 Abd. Hamid, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
4 Drs. H. abdul JaliL, MM Aktif DT
5 Abdul Rahim Saidek, S.Sos.I, M.Pd Aktif DTT
6 Drs. Abu Manda Hat Aktif DTT
7 Agus Slamet Nugroho, S.Sos., M.I.Kom Aktif DT
8 Ahmad Harun Yahya, S.Sos., M.Si Aktif DT
9 H. Ahmad Luhfi, S.Ag., M.EI Aktif DT
10 Badrudin, S.HI, M.HI Aktif DT
11 cipto Hamonangan. S.Sos., MH Aktif DTT
12 Drs. H. Mahyuddin Arif Aktif DTT
13 Drs. H. Syamsuddin Abdullah, M.Ud Aktif DTT
14 Drs. H. Abd. Muis. W Aktif DTT
15 Drs. H. Bakhtiar, S.Pd Aktif DTT
16 Drs. H. M. Husni Thamrin Aktif DTT
17 H. Mohd. Arsyad, S.Pd.I Aktif DTT
18 Hairul Fauzi, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DTT
19 Drs. Hamdinur, M.Pd.I Aktif DTT
20 Hasanuddin, S.Ag., M.Pd Aktif DTT
21 Heru Setiawan, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
76
http://forlap.dikti.go.id/dosen/search. (Diakses pada tanggal 28 Februari 2016)
61

22 Husein A. Tanjung, BBA., S.Sos.I Aktif DTT


23 Jamahari, S.HI. MH Aktif DT
24 Drs. Jasman, M.Ud Aktif DTT
25 K.H. Abd. Halim Kasim, SH Aktif DTT
26 Ir. Khairul Rahman Aktif DTT
27 Drs. M. Ariful Umar, Aktif DTT
28 M. Syaikhul Arif, Lc., M.Sy Aktif DTT
29 Drs. M. Habli ZainaL, M.Ud Aktif DTT
30 Drs. Machfudz Aktif DTT
31 Drs. Mhd. Arif, MM Aktif DTT
32 Miftaul Jannah, SS Aktif DTT
33 Mohd. Yasin, S.HI., MH Aktif DT
34 Muhammad, S.Pd.I Aktif DTT
35 Muhammad Tabri, S.Ag Aktif DTT
36 Muslimah, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
37 Shanti Bustami, SE., MM Aktif DTT
38 Siti Zubaidah, S.Pd.I Aktif DTT
39 Sri Kasnelly, SE., MM Aktif DT
40 Toni Ermawan Putra, S.STP., M.Si Aktif DTT
41 Drs. Zainal Abidin. A Aktif DTT

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa jumlah dosen tetap


sebanyak 13 orang, dan jumlah dosen tidak tetap sebanyak 28 Orang.
Dan jumlah seluruh dosen sebanyak 41 orang.
2) STAI Ma’arif Kota Jambi.
Tabel 24. Keadaan Dosen STAI Ma’arif Kota Jambi. 77
Status Status
No. Nama Dosen
Keaktifan dosen
1 Drs. Dailami Julis, M.Pd.I Aktif DPK

77
http://forlap.dikti.go.id/dosen/search. (Diakses pada tanggal 28 Februari 2016)
62

2 Drs. H. Ahmad Madani, M.Pd.I Aktif DPK


3 H. Amran, S.Th.I., MA., Ph.D Aktif DT
4 Dr. H. Rahmat Nasution, M.Ag Aktif DPK
5 Maryani, S.Ag., M.HI Aktif DPK
6 Sukri Nasution, SE., MM Aktif DT

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah dosen tetap


sebanyak 2 orang, dan jumlah dosen tidak tetap sebanyak 0 Orang. Serta
jumlah dosen diperbantukan sebanyak 4 orang. Dan jumlah seluruh dosen
sebanyak 6 orang.
3) STAI Muara Bulian.
Tabel 25. Keadaan Dosen STAI Muara Bulian.78
Status Status
No. Nama Dosen
Keaktifan dosen
1. Heriyani, S.Pd., M.Pd.I Aktif DTT
2. Drs. Al-Jufri, M.Pd.I Aktif DTT
3. Ahmad Sholahuddin, S.Ag., M.Pd Aktif DTT
4. Syaifuddin, S.Ag., M.Ag Aktif DTT
5. Dr. Jamilah, M.Pd.I Aktif DTT
6. Drs. H. Mohd. Damiri Aktif DTT
7. Sumantri, SE., ME.Sy Aktif DTT
8. Martius. SE., ME Aktif DTT
9. Idrus, S.Pd., M.Pd.I Aktif DTT
10. Ir. H. Erpan, ME Aktif DTT
11. Amiruddin, Lc Aktif DTT
12. Khoirul Pahmi, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DTT
13. Lukman Zakaria, S.Pd.I Aktif DTT
14. Roni Fahmi, S.Ag., M.HI Aktif DTT
15. Marzani, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT

78
http://forlap.dikti.go.id/dosen/search. (Diakses pada tanggal 28 Februari 2016)
63

16. Munawar, S.Ag., M.SI Aktif DTT


17. Drs. M. Samin, M.Pd Aktif DTT
18. Mustopa, S.Ag Aktif DTT
19. Mukhtar, S.Ag., M.Pd Aktif DTT
20. Kholid Ansori, SE., MM Aktif DTT
21. Dr. A. Kadir, M.Pd Aktif DTT
22. M. Nurzen. S.Pd.I., S.Ko., M.Pd Aktif DT
23. Yennizar. N, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
24. Fitri Nasution, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
25. Pakinah Herliani, S.Ag., M.Sy Aktif DT
26. M. Rizal Pahlefi, S.IP., M.IP Aktif DT
27. Nuraini, S.HI., M.Pd.I Aktif DT
28. Desmarani Helfisar, S.HI., MH Aktif DT
29. Amiruddin, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
30. Asiyah, S.Ag., M.HI Aktif DT
31. Dodi Harianto, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
32. Iwan Aprianto, S.Pd.I., M.Pd Aktif DT
33. Sukatin, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
34. Juairiah, S.Pd., M.Pd.I Aktif DT
35. El Munawwarah, SE., M.EI Aktif DT
36. Musaddad AL Basry, S.HI., M.HI Aktif DT
37. Dr. H.M. Shoffa Saifillah AF, M.Pd.I Aktif DT
38. Mahdayeni, S.Pd., M.Si Aktif DT
39. Drs. H. Abd. Manan, M.Ag., Ph.D Aktif DT
40. Mukhlis, S.Ag., M.Pd.I Aktif DPK
41. M. Syadli, S.Th.I., MA Aktif DT
42. Abdul Mutalib, S.Ag., M.Pd.I Aktif DT
43. Ansori, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif DT
44. Iffah, S.Sy., M.Sy Aktif DT
45. Muhammad Yusup, S.Pd.I., M.Pd Aktif DT
64

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah dosen tetap


sebanyak 25 orang, dan jumlah dosen tidak tetap sebanyak 19 Orang.
Serta jumlah dosen diperbantukan sebanyak 1 orang. Dan jumlah seluruh
dosen sebanyak 45 orang.
H. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Statistik deskriptif yang digunakan adalah ukuran gejala pusat yang
meliputi skor tertinggi, skor terendah, rata-rata (mean), nilai yang sering
muncul pada jawaban responden (modus), nilai tengah (median),
simpangan baku (standar deviasi) serta varians sampel. Selain ukuran
gejala pusat dan penyebaran data digunakan juga tabel distribusi
frekuensi dan grafik histogram. (copas sajah)
Deskripsi data yang disajikan pada bagian ini meliputi data variabel
pencapaian tujuan pendidikan (X3), pengorganisasian (X1), dan
perencanaan (X2), setelah diolah dengan menggunakan statistik
deskripstif dengan program SPSS Versi 22.0 didapat ukuran tendensi
sentral seperti terlihat pada tabel berikut ini,
Tabel 31. Ukuran Tendensi Sentral.79
Sumber: Output SPSS 22.0
Statistics
pengorganis Perencana pencapaian
asian an tujuan
pendidika
Valid 10 10 10
N Missin
0 0 0
g
Mean 107.3000 131.8000 99.1000
Std. Error of
2.87924 4.45421 3.90854
Mean

79
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 397
65

Median 108.5000 136.0000 95.0000


Mode 103.00 136.00a 89.00a
Std. Deviation 9.10494 14.08545 12.35988
Variance 82.900 198.400 152.767
Range 34.00 48.00 36.00
Minimum 89.00 93.00 87.00
Maximum 123.00 141.00 123.00
Sum 1073.00 1318.00 991.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi


22.0 di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Pengorganisasian (X1).
Variabel pengorganisasian diukur melalui kuesioner yang terdiri
dari 27 pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian diolah
secara statistik ke dalam daftar distribusi frekuensi dengan banyaknya
kelas yang dihitung menurut aturan Sturges (K = 1 + 3,3 log n) diperoleh 8
kelas dengan nilai skor terendah 89 dan skor tertinggi 123, nilai modus
untuk variabel pengorganisasian sebesar 103.00 median 108.500 mean
(rata-rata) 2.87924 Standar deviasi atau simpangan baku yang didapat
yaitu 9.10494 dan varians 82.900
Adapun secara rinci langkah-langkah yang dilakukan secara
manual dalam memperoleh nilai di atas sebagai berikut.
1) Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 10
= 1 + 3,3 . 1
= 4.3
Jadi Nilai K nya adalah 5
2) Menghitung Rentang Data
Data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1
66

Data terbesar = 123 Data terkecil = 89


Jadi 123 – 89 = 34 + 1 = 35
3) Menghitung Panjang Kelas
Yakni rentang dibagi jumlah kelas
= 35 : 5
=7
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh rentang skor yaitu
sebesar 35, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Sturges
diperoleh kelas interval sebanyak 5 kelas dengan panjang kelas 7.
Distribusi frekuensi data variabel motivasi berprestasi dirangkum dalam
tabel berikut.
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi (X 1).80
Frekuens
Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi i Relatif
Kumulatif
(%)
1 89 - 93 2 20 2
2 94 – 98 2 20 4
3 99 – 103 2 20 6
4 104 – 108 2 20 8
5 109 – 113 2 20 10
Jumlah 10 100

Berdasarkan tabel di atas nilai modus, median dan mean terletak


pada kelas interval ke empat 104 – 108. Selain itu jumlah responden yang
memperoleh skor tertinggi dan skor terendah jumlahnya berimbang
sehingga data memiliki kecenderungan berdistribusi secara normal.
2. Perencanaan
Variabel perencanaan diukur melalui kuesioner yang terdiri dari 32
pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian diolah secara
statistik ke dalam daftar distribusi frekuensi dengan banyaknya kelas
80
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 385
67

yang dihitung menurut aturan Sturges (K = 1 + 3,3 log n) diperoleh 8 kelas


dengan nilai skor terendah 93 dan skor tertinggi 141, nilai modus untuk
variabel perencanaan sebesar 136 median 136 mean (rata-rata) 4,45421
Standar deviasi atau simpangan baku yang didapat yaitu 14.08545 dan
varians 198.
Adapun secara rinci langkah-langkah yang dilakukan secara
manual dalam memperoleh nilai diatas sebagai berikut.
1) Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 10
= 1 + 3,3 . 1
= 4,3
Jadi Nilai K nya adalah 5
2) Menghitung Rentang Data
Data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1
Data terbesar = 141, Data terkecil = 93
Jadi 141 – 93 = 48 + 1 = 49
3) Menghitung Panjang Kelas
Yakni rentang dibagi jumlah kelas
= 49 : 5
= 9,8 =10
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh rentang skor yaitu
sebesar 49, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Sturges
diperoleh kelas interval sebanyak 5 kelas dengan panjang kelas 10.
Distribusi frekuensi data variabel iklim organisasi dirangkum dalam tabel
berikut ini.
Tabel 36. Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Organisasi (X 2).81
Frekuensi Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi
Relatif (%) Kumulatif
1 93 – 997 2 20 2

81
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 388
68

2 98 – 102 2 20 4
3 103 – 107 2 20 6
4 108 – 112 2 20 8
5 113 – 117 2 20 10
Jumlah 10 100

Berdasarkan tabel di atas nilai modus, median dan mean terletak


pada kelas interval keempat 108 – 112. Selain itu jumlah responden yang
memperoleh skor tertinggi dan skor terendah jumlahnya berimbang
sehingga data memiliki kecenderungan berdistribusi secara normal.
3. Pencapaian tujuan pendidikan (X3)
Variabel pencapaian tujuan pendidikan diukur melalui kuesioner
yang terdiri dari 27 pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh
kemudian diolah secara statistik ke dalam daftar distribusi frekuensi
dengan banyaknya kelas yang dihitung menurut aturan Sturges (K = 1 +
3,3 log n) diperoleh 5 kelas dengan nilai skor terendah 87 dan skor
tertinggi 123, nilai modus untuk variabel kepuasan kerja sebesar 89
median 95, mean (rata-rata) 3,90854 Standar deviasi atau simpangan
baku yang didapat yaitu 12,35988 dan varians 152.767
Adapun secara rinci langkah-langkah yang dilakukan secara
manual dalam memperoleh nilai diatas sebagai berikut.
1) Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 10
= 1 + 3,3 . 1
= 4,3
Jadi Nilai K nya adalah 5.
2) Menghitung Rentang Data
Data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1
Data terbesar = 123, Data terkecil = 87
Jadi 123 – 87 = 36 + 1 = 37
69

3) Menghitung Panjang Kelas


Yakni rentang dibagi jumlah kelas
= 37 : 5
= 7,4
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh rentang skor yaitu 37,
berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Sturges diperoleh
kelas interval sebanyak 5 kelas dengan panjang kelas 8. Distribusi
frekuensi data variabel kepuasan kerja dirangkum dalam tabel berikut ini,
Tabel 44. Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja (X 3).82
Frekuensi Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi
Relatif (%) Kumulatif
1 87 – 91 2 20 2
2 92 – 97 2 20 4
3 98– 102 2 20 6
4 103– 107 2 20 8
5 108 – 112 2 20 10
Jumlah 10 100

Berdasarkan tabel di atas nilai modus, median dan mean terletak


pada kelas interval ke empat 103–107. Selain itu jumlah responden yang
memperoleh skor tertinggi dan skor terendah jumlahnya berimbang
sehingga data memiliki kecenderungan berdistribusi secara normal. Tabel
di atas juga menggambarkan bahwa penyebaran frekuensi variabel
kepuasan kerja merupakan kurva simetris.
I. Analisis Hasil Penelitian
1. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum melangkah ke pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus
melalui perhitungan persyaratan analisis. Pengujian persyaratan analisis
yang digunakan terdiri dari tiga jenis yaitu uji normalitas, uji homogenitas

82
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 394
70

dan uji linearitas. Berikut ini akan di uraikan satu persatu hasil pengujian
dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dengan cara menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian
yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal.
Jika nilai hitung signifikansi (sig) lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya nilai signifikansi (sig) lebih
kecil dari nilai α (alpha) 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Untuk
selanjutnya jika data berdistribusi tidak normal, maka akan diadakan
transformasi data dengan cara logaritma natural sehingga data akan
berdistribusi normal.83
Secara rinci uji normalitas dalam penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut:
1) Normalitas Data Pengorganisasian (X1)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengorganisasia
.088 10 .078 .978 10 .145
n
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Sig = 0.078 (uji


Kolmogorov-Smirnov). Nilai 0.078 lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.

83
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program IBM SPSS 21
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hal. 32
71

Atau 0.078 > 0,05, maka data pengorganisasian (X1) berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.84
2) Normalitas Data Perencanaan (X2)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perencanaan .057 10 .134 .678 10 476
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Sig = 0.134 (uji


Kolmogorov-Smirnov). Nilai 0.134 lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
Atau 0.134 > 0,05, maka data perencanaan (X2) berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.85
3) Normalitas Data pencapaian tujuan pendidikan (X3)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pencapaian
tujuan .0.98 10 .062 .675 10 .054
pendidikan
a. Lilliefors Significance Correction

84
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
85
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
72

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Sig = 0.062 (uji


Kolmogorov-Smirnov). Nilai 0.062 lebih kecil dari nilai α (alpha) 0,05. Atau
0.062 < 0,05, maka data pencapaian tujuan pendidikan (X3) berasal dari
populasi yang berdistribusi tidak normal.86
Tabel 56. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov.
No Variabel Lhitung Ltabel Keterangan
α 0,05
1 Pengorganisasian (X1) 0.78 0,05 Berdistribusi Normal
2 perencanaan (X2) 0.134 0,05 Berdistribusi Normal
4 Pencapaian tujuan 0.062 0,05 Berdistribusi Normal
pendidikan(X3)

Berdasarkan rangkuman hasil perhitungan uji normalitas di atas,


dapat dinyatakan bahwa data ketiga variabel berdistribusi secara normal,
dan dapat dilanjutkan untuk proses penelitian selanjutnya.
b. Uji Homogenitas Varians
Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil
atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan, maka skor-skor
pada variabel-variabel menyebar secara homogen. Dalam hal lainnya
skor-skor menyebar secara berbeda. 87 Proses pengujian homogenitas
data akan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
Adapun hasil uji homogenitas dalam penelitian ini secara rinci akan
dijabarkan sebagai berikut.
1) Pengorganisasian (X1) atas Pencapaian tujuan pendidikan (X3)
Uji homogenitas dengan bantuan program SPSS, didapat hasil
sebagai berikut:
ANOVA
Pengorganisasian

86
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
87
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 89
73

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
Between
673.600 7 96.229 2.655 .301
Groups
Within
72.500 2 36.250
Groups
Total 746.100 9

Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS di atas, diperoleh


nilai r (sig) lebih kecil dari pada tingkat α (alpha) yang ditentukan (yaitu
0,05) atau 0,301<0,05 sehingga skor-skor pada variabel pengorganisasian
dan skor-skor pada variabel pencapaian tujuan pendidikan menyebar
secara homogen.
2) Perencanaan (X2) atas pencapaian tujuan pendidikan (X3)
Uji homogenitas dengan bantuan program SPSS, didapat hasil
sebagai berikut:
ANOVA
Perencanaan
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between
1760.600 7 251.514 20.121 .0457
Groups
Within
25.000 2 12.500
Groups
Total 1785.600 9
74

Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS di atas, diperoleh


nilai r (sig) lebih kecil dari pada tingkat α (alpha) yang ditentukan (yaitu
0,05) atau 0,457<0,05 sehingga skor-skor pada variabel perencanaan dan
skor-skor pada variabel pencapaian tujuan pendidikan menyebar secara
homogen
c. Uji Linearitas dan Signifikan Koefisien Regresi
Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil
atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan, maka distribusi
berpola linear. Dalam hal lain distribusi tidak berpola linear.88 Proses
pengujian linearitas data akan menggunakan bantuan program SPSS
versi 22.0.
Adapun hasil uji linearitas dalam penelitian ini secara rinci akan
dijabarkan sebagai berikut.
1) Pencapaian tujuan pendidikan (X3) atas Pengorganisasian (X1).89
Uji linearitas dengan bantuan program SPSS, didapat hasil sebagai
berikut:
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Square Squar
s e
X3_Hasil_ Between (Combine 1356.9 169.6
8 9.423 .247
Transform Groups d) 00 13
asi * Linearity 233.39 1 233.3 12.96 .172
MOTIVASI 9 99 7
BERPRES Deviation 1123.5 7 160.5 8.917 .252
TASI from 01 00
Linearity

88
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 98
89
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 8, hal. 449
75

Within Groups 18.000 1 18.00


1374.9
Total 9
00

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS di atas, tampak


nilai r lebih kecil daripada tingkat α (alpha) yang digunakan (0,05) atau
0,172<0,05, sehingga variabel pengorganisasian atas variabel pencapaian
tujuan pendidikan berpola linear.
2) Pencapaian tujuan pendidikan (X3) atas perencanaan (X2).90
Uji linearitas dengan bantuan program SPSS, didapat hasil sebagai
berikut:
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Iklim Betwee (Combined) 1760.600 7 251.514 20.121 0,4
Organisasi n 8
* Groups Linearity 740.183 1 740.183 59.215 0,1
X3_Hasil_ 6
Transform Deviation 1020.417
asi from 6 170.070 13.606 0,7
0
Linearity
Within Groups 4055.417 2 2 12.500

Total 26929.71 251.51


9 9
4 4

ANOVA Table

90
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 8, hal. 458
76

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

(Combine 1204.90 172.12 2.02


7 .370
d) 0 9 5

Betwee 569.93 6.70


Linearity 569.936 1 .122
pencapaian n 6 5
tujuan Groups
Deviation
pendidika * 105.82 1.24
from 634.964 6 .509
perencanaa 7 5
Linearity
n
Within Groups 170.000 2 85.000

1374.90
Total 9
0

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS di atas, tampak


nilai r lebih kecil daripada tingkat α (alpha) yang digunakan (0,05) atau
0,122<0,05, sehingga variabel perencanaan atas variabel pencapaian
tujuan pendidikan berpola linear.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menjawab tujuan 1, 2 dan 3 akan dijabarkan satu persatu
sebagai berikut.
a. Untuk Menjawab Tujuan 1, 2, dan 3.91
X3 = px3x1 X1 + px3x2 X2 + e
y=pyx+e (jika dua variabel)

Untuk menjawab tujuan 1, 2 dan 3 yaitu pengorganisasian dan


perencanaan secara parsial dan simultan terhadap pencapaian tujuan
pendidikan, sebagai berikut.

91
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 491
77

Hasil persamaan regresi secara otomatis dengan menggunakan


software SPSS 22.0 sebagai berikut:
Tabel 73. Hasil Analisis Persamaan Pengorganisasian (X1) dan
perencanaan (X2) terhadap Pencapaian tujuan pendidikan
(X3) Dengan menggunakan SPSS Versi 21.0.92

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 172.335 42.955 4.012 .005
Pengorganis
.024 .520 .618 .046 .965
1 asian
perencanaa
-.575 .336 -.655 -1.712 .131
n
a. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil koefisien regresi: X3 =


Px3x1 X1 + Px3x2 X2 = 0,618 X1 + 0,655 X2.
Keterangan: X3= Pencapaian tujuan pendidikan; X1 =
Pengorganisasian, X 2= Perencanaan. Dari persamaan ini dapat
diinterpretasikan:
1) Variabel pengorganisasian dan perencanaan mempunyai arah
koefisien yang bertanda positif terhadap pencapaian tujuan
pendidikan;
2) Nilai konstanta menunjukkan pengaruh variabel X
(pengorganisasiandan perencanaan), bila variabel pengorganisasian
naik satu satuan maka akan berpengaruh sebesar satu satuan pada
92
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 502
78

variabel pencapaian tujuan pendidikan. Artinya variabel pencapaian


tujuan pendidikan akan naik atau terpenuhi sebesar satu-satuan
variabel pengorganisasian dan perencanaan;
3) Nilai koefisien regresi variabel pengorganisasian terhadap
variabel pencapaian tujuan pendidikan adalah sebesar 0,618
artinya jika pengorganisasian mengalami kenaikan 1 satuan,
maka pencapaian tujuan pendidikan akan mengalami peningkatan
sebesar konstanta= 1,658. Koefisien regresi bernilai positif artinya
antara pengorganisasian dan pencapaian tujuan pendidikan
berpengaruh positif.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa
pengaruh pengorganisasian (X1) terhadap pencapaian tujuan
pendidikan (X3), atau pencapaian tujuan pendidikan ditentukan oleh
pengorganisasian adalah sebesar 0,618 atau 61.8%.
4) Nilai koefisien regresi variabel perencanaan terhadap variabel
pencapaian tujuan pendidikan adalah sebesar 0.655 artinya jika
perencanaan mengalami kenaikan 1 satuan, maka pencapaian
tujuan pendidikan mengalami peningkatan sebesar konstanta=
1,658. Koefisien bernilai positif artinya perencanaan berpengaruh
positif terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa
pengaruh perencanaan (X2) terhadap pencapaian tujuan pendidikan
(X3), atau pencapaian tujuan pendidikan ditentukan oleh perencanaan
adalah sebesar 0.655 atau 65.5%.
Untuk melihat pengaruh pengorganisasian dan perencanaan
terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara bersama-sama, dilakukan
dengan bantuan software SPSS 22.0 sebagai berikut.
Hasil koefisien korelasi ganda, koefisien determinasi dan uji
simultan yang diolah dengan menggunakan software SPSS 22.0 sebagai
berikut:
79

Tabel 75. Hasil Koefisien Regresi Ganda dan Koefisien Determinasi


Pengorganisasian dan perencanaan terhadap pencapaian
tujuan pendidikan.93

Mode R R Adjusted R Std. Error


l Square Square of the
Estimate
1 .644a .415 .247 10.72195
a. Predictors: (Constant), perencanaan,
pengorganisasian
b. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika

Nilai R sebesar 0,644 menunjukan korelasi ganda


(pengorganisasian dan perencanaan) dengan pencapaian tujuan
pendidikan. Dengan mempertimbangkan variasi Nilai R Square
sebesar 0,415, memiliki makna besarnya peran atau kontribusi variabel
Pengorganisasian dan perencanaan mampu menjelaskan variabel
kepuasan kerja sebesar 41,5%. Sedangkan sisanya sebesar 0,231 atau
23,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.
Selanjutnya pengujian hipotesisnya dapat dilihat dari hasil
perhitungan berikut ini:
1) Hipotesis Kesatu: Terdapat pengaruh langsung motivasi
berprestasi (X1) terhadap kepuasan kerja (X3).

Hipotesis kesatu menyatakan bahwa pengorganisasian (X1)


berpengaruh langsung terhadap pencapaian tujuan pendidikan (X3).
Hipotesis statistik yang diuji adalah :

H0 : ρ3.1 ≤ 0

Hi : ρ3.1 > 0
93
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 503
80

Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel dan

terima H0 jika nilai thitung < ttabel.

Dapat dilihat dalam hasil pengolahan SPSS berikut ini:

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 172.335 42.955 4.012 .005
Pengorganis
.024 .520 .618 .046 .965
1 asian
perencanaa
-.575 .336 -.655 -1.712 .131
n
a. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas yang


menggunakan uji parsial (uji-t), diolah dengan menggunakan
program SPSS versi 22.0, dimana untuk melihat pengaruh variabel
pengorganisasian (X1) terhadap variabel pencapaian tujuan
pendidikan (X3). Dari hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh
angka nilai thitung variabel X1 sebesar 0,46, dikarenakan nilai thitung > ttabel
(0,46>1.812), maka secara parsial pengorganisasian memiliki
pengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu
maka H0 diterima, artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan
antara motivasi beprestasi dengan kepuasan kerja. Dengan demikian
hipotesis pertama ditolak.
2) Hipotesis kedua: Terdapat pengaruh langsung perencanaan (X2)
terhadappencapaian tujuan pendidikan
81

Hipotesis kedua menyatakan bahwa perencanaan (X2)


berpengaruh langsung terhadap pencapaian tujuan pendidikan (X3).
Hipotesis statistik yang diuji adalah :

H0 : ρ3.2 ≤ 0

Hi : ρ3.2 > 0

Kriteria pengujian hipotesis H0 diterima jika nilai thitung > ttabel

dan terima H0 jika nilai thitung < ttabel.

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig.
Coefficients ed
Coefficients
B Std. Beta
Error
4.01
(Constant) 172.335 42.955 .005
2
Pengorganis
.024 .520 .618 .046 .965
1 asian
-
perencanaa
-.575 .336 -.655 1.71 .131
n
2
a. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat yang menggunakan


uji parsial (uji-t), diolah dengan cara manual dan dengan menggunakan
program SPSS versi 21.0, dimana untuk melihat pengaruh secara parsial
antara variabel perencanaan (X2) terhadap variabel pencapaian tujuan
pendidikan (X3). Dari hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh angka
nilai thitung variabel X2 sebesar 1,712, dikarenakan nilai t hitung > t tabel
(1,712>1.812), maka secara parsial perencanaan memiliki pengaruh
82

terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu maka H0 ditolak,


artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara perencanaan
dengan pencapaian tujuan pendidikan. Dengan demikian hipotesis
kedua diterima.
3) Hipotesis ketiga: Terdapat pengaruh langsung pengorganisasian
(X1) dan perencanaan (X2) terhadap pencapaian tujuan pendidikan
(X3).
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pengorganisasian (X1) dan
perencanaan (X2) berpengaruh secara langsung terhadap pencapaian
tujuan pendidikan (X3).
Hipotesis statistik yang diuji adalah :

H0 : ρ3.1.2 ≤ 0

Hi : ρ3.1.2 > 0

Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai fhitung >

ftabel dan terima H0 jika nilai fhitung < ftabel.


Tabel 76. Hasil Uji Simultan Pengorganisasian dan perencanaan
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.94

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regressio
570.178 2 285.089 2.480 .153b
n
Residual 804.722 7 114.960
Total 1374.900 9
a. Dependent Variable: pencapaian tujuan pendidika
b. Predictors: (Constant), perencanaan, pengorganisasian

94
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 503
83

Uji hipotesis ketiga diuji sesuai dengan paradigma yang


mencerminkan hipotesis yaitu motivasi berprestasi dan iklim organisasi
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Untuk
menjawab hipotesis ketiga maka dilakukan uji secara simultan (uji f). Dari
uji Anova atau f test seperti yang tampak pada tabel di atas dengan
menggunakan SPSS 22.0 for windows didapat fhitung sebesar 2,480
dengan tingkat probabilitas p-value sebesar 0,153, dikarenakan nilai fhitung
> ftabel (2,480 > 4,10) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H 0)
ditolak dan hipotesis alternatif (H i) diterima, artinya ada pengaruh secara
signifikan antara pengorganisasian dan perencanaan secara bersama-
sama terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Dengan demikian
hipotesis ketiga diterima.
Hasil persamaan yang dilakukan secara otomatis di atas di
masukkan ke dalam gambar persamaan struktural berikut.

thitung = 0,46
Pengorganisa p: 0,369
sian e = 0,231
X1
Pencapaian
tujuan
perencanaan pendidikan
X2
thitung = 1,712 Fhitung = 2,480
p: 0,534 p: 0.769

Rangkuman:
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibuat rangkuman hasil
pengujian untuk setiap koefisien jalur variabel eksogen terhadap variabel
endogen dan hasil pengujian hipotesis dengan uji t (secara parsial) dan
uji f (secara simultan) dalam tabel berikut ini:
84

Tabel 83: Rangkuman Hasil Uji antar Variabel Eksogen terhadap


Variabel Endogen.

Hasil Pengujian antar Jalur


No Variabel Tidak Ket
Langsung Total
Langsung
Tidak
1. X1 – X3 36,9% - 36,7% Berpengaruh
signifikan
Berpengaruh
2. X2 – X 3 53,4% - 53,3%
signifikan
Berpengaruh
3. X1, X2 – X3 - - 76,9%
signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara parsial


variabel yang sangat berpengaruh adalah variabel iklim organisasi
terhadap kepuasan kerja yaitu sebesar 53,3%.
Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis baik secara
parsial (uji t) maupun simultan (uji f), dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 84. Rangkuman Uji t (Parsial) dan Uji f (Simultan).

N ttabel, ftabel Keputu


Hipotesis thitung Fhitung Sig
o 0.05% ,0.05% san
H0: px3x1 = 0 Terima
1. 0,46 1.812 - 00,5
H1: px3x1 ≠ 0 H1
H0: px3x2 = 0 Terima
2. 1,712 1,812 - 0,965
H1: px3x2 ≠ 0 H1
3. H0: px3x2x1 = - - 2,480 4.1 0,131 Terima
0 0 H1
85

: px3x2x1 ≠
H1
0

3. Pembahasan Hasil Penelitian


a. Pengorganisasian berpengaruh secara signifikan terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.

Pengorganisasian tidak berpengaruh terhadap pencapaian tujuan


pendidikan, Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mengejar dan
meraih tujuan yang merupakan sasaran yang ditetapkan dengan standar
yang tinggi. Seseorang dengan dorongan ini berharap untuk meraih
sasaran dan melampauinya serta mengembangkan keberhasilannya.
Prestasi sebagai hal yang penting bagi diri pribadi, dan bukan hanya
berdasarkan penghargaan yang diterimanya. bahwa Motivasi berprestasi
adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan pekerjaan lebih
baik dari sekarang untuk mencapai tujuan. David McClelland dalam
James Stoner dkk, motivasi berprestasi dijabarkan dengan indikator: 1)
berupaya meningkatkan prestasi bekerja, 2) melaksanakan tugas sesuai
dengan prosedur kerja, 3) menerima tanggung jawab, 4) berupaya lebih
baik dari sekarang 5) berupaya melebihi prestasi orang lain. 95
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis statistik inferensial
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis), menyatakan bahwa
besarnya pengaruh total motivasi berprestasi terhadap kepuasan kerja
dosen sebesar 36,9%. Selanjutnya hasil perhitungan thitung dengan ttabel
didapat thitung = 0,46 ttabel= 1.812 hal ini menunjukkan tolak H0 dan terima H1.
Ini artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengorganisasian dengan pencapaian tujuan.

95
Stoner, James. R. et.all. Manajemen, Jilid II Edisi Bahasa Indonesia (Indonesia: PT.
Indeks Gramedia Group, 2003), hal. 143
86

Selanjutnya dalam perspektif Islam, motivasi berprestasi sangat


penting bagi seseorang dalam menjalani berbagai aktivitas kerjanya. Hal
ini sesuai dengan ayat alquran surah Arra’d ayat 26.
‫ُون ِب ْال َح َس] َن ِة‬ ً ]‫الص]ال َة َوَأ ْن َفقُ]]وا ِممَّا َر َز ْق َن]]ا ُه ْم ِس] ًّرا َو َعال ِن َي‬
َ ‫]ة َو َي] ْ]د َرء‬ َّ ‫ص َبرُوا ا ْب ِت َغا َء َوجْ] ِه َرب ِِّه ْم َوَأ َق]]امُوا‬ َ ‫َوالَّذ‬
َ ‫ِين‬
َ ‫ال َّس ِّيَئ َة ُأولَِئ‬
ِ ‫ك لَ ُه ْم ُع ْق َبى الد‬
)٢٢( ‫َّار‬
Artinya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan
Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian
rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi
atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan
kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik).
Menurut Syekh Jalaluddin dalam tafsirnya “(Allah meluaskan
rezeki) melebarkannya (bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan
menyempitkannya) artinya Allah pun menyempitkan rezeki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. (Mereka bergembira) yang dimaksud ialah
penduduk Mekah, yaitu dengan kegembiraan yang sombong (dengan
kehidupan di dunia) dengan apa yang telah mereka peroleh daripada
perkara duniawi (padahal kehidupan dunia itu) dibanding dengan
(kehidupan di akhirat hanyalah kesenangan yang sedikit) kesenangan
yang bersifat sementara lalu lenyap.”96
Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, “Allah SWT yang menuturkan,
bahwa Allah-lah yang meluaskan rizki bagi siapa yang dikehendaki, dan
menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki, karena dalam hal itu Allah-
lah yang memiliki hikmah kebijaksanaan dan keadialan. Orang-orang kafir
pun bergembira dengan apa yang mereka dapatkan dari kehidupan dunia
ini, padahal merupakan tipuan dan penangguhan bagi mereka”. 97
Berdasarkan dua tafsir ayat yang dikemukakan di atas, dapat
dipahami bahwa “Allah akan meluaskan rizki bagi siapa yang

96
Dani Hidayat, Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi Jalaluddin Muhammad
Ibn Ahmad Al-Mahalliy.
97
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, hal. 498
87

dikehendakiNya...”, ini mengandung makna “motivasi/ dorongan” dalam


menjalani beragai macam persoalan kehidupan didunia ini.
Jelaslah bahwa motivasi berprestasi dalam penelitian ini
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
b. perencanaan berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian
tujuan pendidikan
perencanaan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pendidikan, hal ini menginterpretasikan bahwa semakin baik perencanaan
pada sd 80/1 km 3 muara bulian maka akan semakin baik pula
pencapaian tujuan pendidikan. iklim organisasi adalah suatu kondisi,
keadaan maupun situasi yang dirasakan oleh individu secara sadar
ataupun tidak sadar terhadap lingkungan organisasi dimana individu
tersebut melaksanakan pekerjaan mereka. Iklim organisasi adalah wujud
perasaan dosen terhadap apa yang mereka terima dan dapatkan dari
pimpinan dan karyawan lainnya, dapat mempengaruhi dosen dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hoy, Wayne K. & Miskel,
Cecil G menjelaskan iklim organisasi dengan tiga dimensi yang meliputi
Supportive (keterdukungan), Collegial (Pertemanan) dan Intimate
(Keintiman).98
Hal ini dapat dapat dibuktikan dengan hasil analisis statistik
inferensial dengan menggunakan analisis jalur (path analysis),
menyatakan bahwa besarnya pengaruh total perencanaan terhadap
pencapaian tujuan pendidikan sebesar 53,4%. Selanjutnya hasil
perhitungan thitung dengan ttabel didapat thitung = 1.712 ttabel= 1.812 hal ini
menunjukkan tolak H0 dan terima H1. Ini artinya terdapat pengaruh yang
signifikan variabel perencanaan terhadap pencapaian tujuan pendidikan
Oleh karena itu mempertahankan dan meningkatkan kepuasan
kerja dosen harus tetap diupayakan dengan cara menjaga agar iklim
organisasi tetap kondusif. Melihat besarnya angka melalui pengaruh tidak

98
Wayne K, Hoy, & Cecil G, Miskel, Educational Administration: Theory, Reseach, and
Practice. (9th ed, international edition) (Singapure: ccGraw-Hill Co. 2013), hal. 211
88

langsung, hal ini memberikan pemahaman bahwa untuk mendapatkan


kepuasan kerja dosen dengan baik perlu dibarengi dengan motivasi
berprestasi.
Selanjutnya jika dilihat dari perspektif Islam tentang iklim organisasi
dapat dilihat pada surah Annahal ayat 125.
َ ْ‫ك ُه] َ]و َأعْ لَ ُم ِب َمن‬
ْ‫ض] َّل َعن‬ َ ‫ِي َأحْ َس]نُ ِإنَّ َر َّب‬
َ ‫ِّك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َج] اد ِْل ُه ْم ِب]]الَّتِي ه‬ ِ ‫ْاد ُع ِإلَى َس ِب‬
َ ‫يل َرب‬
]َ ‫َس ِبيلِ ِه َوه َُو َأعْ لَ ُم ِب ْال ُم ْه َتد‬
)١٢٥( ‫ِين‬
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah[3] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.[3] Hikmah: ialah Perkataan yang
tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang
hak dengan yang bathil.

Menurut Syekh Jalaluddin dalam tafsirnya “serulah (manusia)


kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. An-Nahal: 125).99
Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menyebutkan tafsir ayat “serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” yakni barang siapa
yang membutuhkan dialog dan tukar pikiran, maka hendaklah dilakukan
dengan cara yang baik, lemah lembut, serta tutur kata yang baik... “dan
Allah Ta’ala memerintahkan untuk berlemah lembut, sebagaimana Dia
perintahkan kepada Muda dan Harun as.100

99
Kementerian Agama RI, Op.Cit, hal. 383
100
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, Op.Cit. Hal. 121
89

Jelaslah bahwa perencanaan berpengaruh signifikan terhadap


pencapaian tujuan pendidikan. Semakin baik perencanaan pada sd 80/1
km 3 muara bulian maka akan semakin baik pula pencapaian tujuan
pendidikan.
c. Pengorganisasian dan perencanaan berkontribusi positif secara
simultan terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
pengorganisasian dan tujuan pendidikan berpengaruh secara
bersama-sama terhadap kepuasan kerja dosen. Dimana apabila motivasi
berprestasi dan perencanaan semakin baik maka akan semakin baik pula
kepuasan kerja para dosen pada PTKIS di lingkungan Kopertais Wilayah
XIII Jambi.
pengorganisasian dengan empat indikator: 1) berupaya
meningkatkan prestasi bekerja, 2) melaksanakan tugas sesuai dengan
prosedur kerja, 3) menerima tanggung jawab, 4) berupaya lebih baik dari
sekarang 5) berupaya melebihi prestasi orang lain. David McClelland
dalam James Stoner, dkk. perencanaan dengan tiga dimensi yang
meliputi supportive (keterdukungan) , collegial (pertemanan) dan intimate
(keintiman).101
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis statistik inferensial
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis), menyatakan bahwa
besarnya pengaruh pengorganisasian ,perencanaan dan pencapaian
tujuan pendidikan sebesar 76,9%. Selanjutnya hasil perhitungan f hitung
dengan ftabel didapat fhitung = 2,480 ftabel= 4.10 hal ini menunjukkan tolak H0
dan terima H1. Ini artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengorganisasian dan perencanaan secara simultan terhadap
pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini perlu dipertahankan dan sangat
perlu untuk ditingkatkan, karena jika pengorganisasian dan perencanan
baik maka sangat jelas dapat meningkatkan pencapaian tujuan

101
Stoner. R, James. et.all, Manajemen Jilid II Edisi Bahasa Indonesia, (Indonesia: PT.
Indeks Gramedia Group, 2003), hal. 143
90

pendidikansebagaimana hasil temuan tersebut. Dan 23.1% adalah


variabel sisa (residu) yang belum diteliti dalam penelitian ini.
Islam mengajarkan agar berlaku lemah lembut (memuaskan)
kepada stakeholder, hal ini dapat dilihat dalam surah Ali Imran ayat 159.
ْ ‫ِ]]ك َف]]اعْ فُ َع ْن ُه ْم َو‬
‫اس]] َت ْغفِرْ لَ ُه ْم‬ ُّ ‫ب ال ْن َف‬
َ ‫ض]]وا مِنْ َح ْول‬ ًّ ‫ت َف‬
ِ ‫ظ]]ا َغلِي]] َظ ْال َق ْل‬ َ ‫]]و ُك ْن‬ َ ‫َف ِب َم]]ا َرحْ َم]] ٍة م َِن هَّللا ِ لِ ْن‬
ْ َ‫ت لَ ُه ْم َول‬
)١٥٩ :‫(ال عمران‬ َ ‫ت َف َت َو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكل‬
].‫ِين‬ َ ْ‫اورْ ُه ْم فِي األ ْم ِر َفِإ َذا َع َزم‬
ِ ‫َو َش‬
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [5].
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [5]
Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah
lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan
dan lain-lainnya. (QS. Ali Imran ayat 159).

Menurut Syekh Jalaluddin dalam tafsirnya “(maka berkat) ma


merupakan tambahan (rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut) hai
Muhammad (kepada mereka) sehingga kamu hadapi pelanggaran mereka
terhadap perintahmu itu dengan sikap lunak (dan sekiranya kamu
bersikap keras) artinya akhlakmu jelek tidak terpuji (dan berhati kasar)
hingga kamu mengambil tindakan keras terhadap mereka (tentulah
mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah
mereka) atas kesalahan yang mereka perbuat (dan mintakanlah ampunan
bagi mereka) atas kesalahan-kesalahan itu hingga Kuampuni (serta
berundinglah dengan mereka) artinya mintalah pendapat atau buah
pikiran mereka (mengenai urusan itu) yakni urusan peperangan dan lain-
lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunah dan jejak
91

langkahmu, maka Rasulullah SAW. banyak bermusyawarah dengan


mereka. (Kemudian apabila kamu telah berketetapan hati) untuk
melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah bermusyawarah itu
(maka bertawakallah kepada Allah) artinya percayalah kepada-Nya.
(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal) kepada-
Nya”.102
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan “Allah SWT
berfirman ditujukan kepada Rasulullah SAW, mengingatkan atas karunia
yang telah diberikan kepadanya dan kepada orang-orang yang beriman,
tatkala Allah menjadikan hati beliau lembut kepada umatnya yang
mengikuti perintah dan meninggalkan larangannya serta menjadikan
beliau bertutur kata baik kepada merka....”. 103
Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil benang merahnya
bahwa dengan perkataan yang “lemah lembut” yang dicontohkan oleh
Rasulullah dapat memberikan pengaruh (effec) kepada orang disekeliling
Rasul. Jadi, dengan perkataan “lemah lembut” tersebut juga merupakan
motivasi sekaligus juga menciptakan perencanaa menjadi lebih baik.
Jelaslah bahwa motivasi berprestasi dan perencanaan berpengaruh
secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja
4. Keterbatasan Penelitian
Sebagai sebuah penelitian, telah dilakukan dengan sebaik mungkin
sesuai dengan prosedur ilmiah. Namun disadari bahwa hasil yang
diperoleh tidak luput dari kekurangan atau kelemahan akibat keterbatasan
yang ada, sehingga menimbulkan hasil yang kurang sesuai dengan yang
diharapkan. Keterbatasan yang terjadi selama berlangsungnya penelitian
ini adalah:
Pertama, tidak ada kontrol terhadap variabel lain selain
pengorganisasian, perencanaan dan pencapaian tujuan pendidikan,

102
Dani Hidayat, Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi Jalaluddin Muhammad
Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Op.Cit.
103
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, Op.Cit. Hal. 173
92

sehingga sangat memungkinkan masih ada variabel lain yang dapat


mempengaruhi variabel pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Kedua, pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
yang dapat menggunakan alat bantu statistik sesuai dengan teori,
terhadap variabel yang bersifat kualitatif, di mana dari aspek-aspek
varaibel pengorganisasian, perencanaan, dan pencapaian tujuan
pendidikan terdapat hal-hal yang tidak dapat didekati secara kuantitatif,
karena pada metode kuantitatif tidak dapat digali informasi secara
mendalam, sehingga banyak terdapat kelemahan.
Ketiga, instrumen pengumpulan data yang dilakukan belum dapat
mengungkapkan seluruh aspek yang diteliti, meskipun sudah dilakukan uji
validitas dan perhitungan reliabilitas instrumen.
Keempat, pada waktu uji coba instrumen terdapat kelemahan-
kelamahan atas tanggapan responden terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal yang berkaitan dengan keempat variabel yang diujicobakan,
sehingga kemungkinan masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi variabel-variabel tersebut. Selain itu, pada waktu
pengisian instrumen jawaban yang diberikan responden masih banyak
yang kurang cermat dan kurang teliti sehingga dapat mempengaruhi
analisis data dalam penelitian ini.
Kelima, kekurangan Peneliti dalam menyusun
pertanyaan/pernyataan instrumen, sehingga kemungkinan masih terdapat
pertanyaan/pernyataan yang kurang mengungkapkan indikator penelitian.
Keenam, perhitungan dengan menggunakan statistik banyak
dilakukan dengan pembulatan angka untuk menyederhanakan dan
memudahkan perhitungan, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya
ketelitian data perhitungan.
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Beradasarkan hasil pengolahan, analisis data dan perhitungan
statistik sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengorganisasian berpengaruh siginifikan terhadap tujuan pendidikan.
Semakin baik pengorganisasian yang dimiliki oleh guru, maka akan
semakin baik pula kepuasan kerja yang dirasakan oleh guru pada
sekolah. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
hipotesis peneitian yang menyatakan “Pengorganisasian
berpengaruh langsung terhadap tujuan pendidikan” dapat
diterima. Indikator pengorganisasian yang dominan mempengaruhi
tujuan pendidikan adalah: berupaya meningkatkan prestasi;
malaksanakan tugas sesuai dengan prosedur kerja; dan menerima
tanggung jawab.
2. Perencanaan berpengaruh siginifikan terhadap terhadap kepuasan
kerja dosen. Semakin baik perncanaan yang dirasakan oleh dosen,
maka akan semakin baik puas pula guru dalam bekerja pada sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
peneitian yang menyatakan “perencanaan berpengaruh langsung
terhadap tujuan pendidikan guru” dapat diterima. Indikator
perencanaan terdiri dari supportive (keterdukungan) , collegial
(pertemanan) dan intimate (keintiman).
3. pengorganisasian dan perencanaan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap tujuan pendidikan guru. Dimana apabila semakin
baik organisasian dan perencanaan, maka akan semakin baik pula
tujuan pendidikan guru pada sekolah. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa hipotesis peneitian yang menyatakan
94

“organisasi dan perencanaan berpengaruh langsung terhadap tujuan


pendidikan” dapat diterima.
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menemukan hal yang baru
(novelty) dari penelitian ini yaitu: perencanaan memberikan pengaruh
yang cukup besar terhadap tujuan pendidikan. Dimana penelitian
sebelumnya belum ada ditemukan yang secara langsung membahas
tentang ketiga variabel tersebut. Sehingga dapat diambil benang
merahnya, jika oranganisasi sangat baik, perencanaan terasa aman dan
nyaman, maka akan terwujudlah tujuan pendidikan yang baik dan
berdampak pada kualitas pendidkan pada sekolah.(boleh ada boleh tidak
ada di proposal atau skiripsi novelty)

B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan
di atas, memberikan implikasi terhadap penelitian ini, sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
pengorganisasian. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki pengorganisasian agar berdampak pada peningkatan
pendidikan sebagai berikut: Pertama, menetapakan tujuan pendidkan
yang jelas. Tujuan yang jelas akan memandu dan membantu guru
untuk mengerti kemana sasaran sekolah akan dapat diukur. Setiap,
menetapkan tujuan yang jelas tujuannya akan dapat menetapkan
prioritas kerjanya dan sekaligus dapat mengalokasikan sumber
dayanya dalam pencapaian daya tersebut. Dengan demikian sekaligus
dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola sekolah
dan juga mampu mengenali kemungkinan masalah yang akan terjadi.
Untuk itu seseorang guru harus dapat mengembangkan kreativitasnya
dan mengembangkan inovasi yang berkesinambungan melalui
pendidikan, pelatihan maupun bentuk peningkatan keterampilan yang
lain. Kedua, upah dan gaji yang diberikan hendaknya kompetitif jika
95

dibandingkan dengan sekolah lain, sehingga guru bangga dan memiliki


prestasi dengan bekerja di tempatnya sekarang.
2. Tujuan pendidikan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
perencanaan sekolah. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan
untuk memperbaiki perencanaan agar berdampak pada peningkatan
tujuan pendidikan sebagai berikut: Pertama, membuat ruangan khusus
untuk para guru agar bisa bekerja dan beristirahat lebih nyaman.
Kedua, memberikan kebebasan kepada guru untuk mengemukakan
usulan, saran dan pendapat untuk memajukan lembaga. Ketiga,
menciptakan suasana aman, nyaman, damai dan tentram. Keempat,
memberikan kemudahan dan pelayanan prima dalam segala macam
urusan kepada guru.
3. Tujuan pendidikan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki organisasi
dan perencanaan pada sekolah. Adapun upaya-upaya yang perlu
dilakukan untuk memperbaiki komitmen kerja agar berdampak pada
peningkatan kepuasan kerja dosen sebagai berikut: Pertama, sebagai
guru harus mau belajar menggunakan bahasa prestasi. menggunakan
kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Menjadikan
konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak
sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Titik klimak untuk
seorang dosen adalah apabila sudah bisa mencapai gelar kehormatan
sebagai guru besar, guru harus punya mimpi seperti itu. Kedua, guru
harus mampu belajar sendiri cermat menganalisis diri. mengkoreksi
cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan yang kurang menguntungkan.
Ketiga, membuat semacam kompetisi bagi guru dan memberikan
penghargaan bagi guru yang berprestasi. Keempat, membuat kondisi
kerja menjadi lebih baik dalam suatu lembaga sangat penting untuk
diperhatikan. Karena untuk mencapai visi dan misi lembaga secara
efektif perlu didukung dengan lingkungan kerja atau perencanaan
yang menyenangkan. Bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang
tidak menyenangkan akan menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh
96

karena itu harus membuat kondisi kerja yang nyaman dan


menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan
menimbulkan kepuasan kerja. Kondisi kerja adalah keadaan
lingkungan atau tempat seseorang guru dalam bekerja yang dapat
mempengaruhi dalam semangat kerja, yang meliputi kondisi fisik dan
kondisi non fisik. Keempat, mengadakan pelatihan–pelatihan bagi para
guru yang materinya berkaitan dengan proses perkuliahan sehingga
mereka memiliki keterampilan dan akan meningkatkan kemampuan
mereka dalam mengajar minimal 1 kali setiap tahun akademik.
C. Saran/ Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan implikasinya maka
diajukan rekomendasi/ saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah (daera untuk penelitian di sekolah)
Rekomendasi bagi Pemerintah dalam hal ini adalah dinas p dan k
yang merupakan perpanjangan tangan dari Direktur Pendidikan RI.
Sebagai bahan masukan untuk melakukan perencanaan strategik yang
baik dalam pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga pendidik
(guru) dengan cara:
a. Memberikan perhatian terhadap peningkatan karier dan kesejahteran
guru khususnya guru tetap melalui pemberian tunjangan sertifikasi
yang tepat waktu;
b. Memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi sehingga tujuan
pendidikan semakin meningkat yang akan berdampak pada
peningkatan kualitas perencanan pendidikan dan pembelajaran yang
bermutu;
c. Memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada sekolah secara
merata dan proporsional, sehingga tercipta suasana sekolah yang
aman, nyaman dan kondusif.
2. Bagi Peneliti
Untuk penelitian tujuan pendidikan ini lebih lanjut, perlu dilakukan
dengan melibatkan variabel lain di luar variabel yang diteliti, karena dalam
97

penelitian ini hanya melibatkan dua variabel bebas (independent) yang


sudah teridentifikasi mempengaruhi variabel terikat (dependent), yaitu:
organisasi, perencanaan dan tujuan pendidikan. Berdasarkan hasil
penelitian membuktikan bahwa pengaruh total organisai, dan
perencanaan terhadap tujuan pendidikan sekolah.Hal ini menunjukkan
bahwa masih ada variabel diluar atau yang lain dan belum diteliti, antara
lain adalah: Kompensasi, pengawasan, jaminan kerja, kebijakan
keamanan dan kesejahteraan, kebijakan dan administrasi, kebijakan dan
praktik manajemen, struktur organisasi, karakteristik pekerjaan, teknologi,
ketegangan dalam bekerja (tension at work) dan masih banyak lagi faktor
lain yang juga belum terdeteksi oleh penulis dalam penelitian ini.
D. Kata Penutup
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin,
Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan waktu dan jadwal yang terencana. Dalam
penelitian dan penulisan skripsi ini tentunya masih terdapat beberapa
kesalahan dan kekurangan, baik secara teknis penulisan maupun segi
materi yang dipaparkan, untuk itu diharapkan kepada semua pihak
memberikan sumbang saran yang konstruktif demi kesempurnaan
Disertasi ini dikemudian hari.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan
memberikan bantuan secara moril maupun materilnya, sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tulisan ini, dan semoga Allah SWT selalu
memberikan hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua.

Muara Bulian, Januari 2020


Penulis,

Silvi
NIM.
98

DAFTAR PUSTAKA

George R. Terry.2000. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.


H.B. Siswanto, 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Melayu Hasibuan. 2007 Manajemen Organisasi. Jogjakarta: Cakrawala.
Sondang Siagian. 2005. Ilmu Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers,
Engkoswara dan Komariah Aan. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Gunawan, H. 2012. Pendidikan dan Karakter:Konsep dan Implementasi.
Bandung: CV Alfabeta.

Hasibuan, M.S.P. 2005. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kambey, Daniel C. 2006. Landasan Teori Administrasi/Manajemen.


Manado: Tri Ganesha Nusantara.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa:Bahan Pelatihan Penguatan
Metodologi Pembelajaran untuk Membentuk Daya Saing dan
Karakter Bangsa. Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum.

________________ 2011. Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah


Menengah Pertama. Jakarta:Direktorat Jenderal Mandikdasmen,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Panduan Penilaian


Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah.
99

Khan, Y. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta:


Pelangi Publishing.

Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan 1. Bandung: Alfabeta.

Koesoema, Doni A. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak Di


Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

________________ 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh.


Yogyakarta: Kanisius.

________________ 2015. Pendidik Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta:


Grasindo.

Kumendong, Riny Cintya, 2012. Manajemen Pendidikan Karakter Siswa


Berasrama. Studi Kasus Pada SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon.
Manado: Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri
Manado (Tesis).

Kusdi, 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba


Humanika.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character. New York: Bantam
Books.
Moleong, Lexy J., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Mulyasa, E. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
100

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Nailsariy, Asniyah. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter Terintegrasi
dalam Pembelajaran dan Pembudayaan Sekolah (Studi deskriptif di
SD Mumammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta). Yogyakarta: PPS
UIN Sunan Kalijaga (Tesis).
Ohoitimur, Johanis. 20-21 Juni 2016. Lokakarya Pendidikan Yayasan
Pendidikan Lokon. Tomohon: SMP & SMA Lokon St. Nikolaus
Ratag, Mezak A. & Korompis, Ronald, 2009. Kurikulum Berbasis
Kehidupan: Pandangan tentang Pendidikan Menurut Ronald
Korompis. Tomohon: Yayasan Pendidikan Lokon.
Sagala, Syaiful, 2010. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai