2. Pengertian pendidikan
Pendidikan berasal dari bahasa Yunani "paidagogia," yang berarti pergaulan
dengan anak-anak. Di zaman Yunani kuno, "pedagogos" adalah seseorang yang
pekerjaannya mengantar anak-anak ke sekolah. Dia juga mengawasi dan menjaga anak-
anak ini di rumahnya. Istilah ini berasal dari kata "paedos" yang berarti anak, dan
"agogos" yang berarti saya membimbing atau memimpin. Menurut kamus "Dictionary of
Education," pendidikan memiliki arti:
a. Proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan perilaku lainnya
dalam masyarakat tempat mereka tinggal.
b. Proses sosial yang mempengaruhi individu melalui lingkungan yang terpilih dan
terkontrol sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan sosial dan individu
secara optimal.
Menurut Langeveld (1971), pendidikan mencakup setiap usaha, pengaruh,
perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak dengan tujuan membantu anak
mencapai kedewasaan atau membantu mereka dalam melaksanakan tugas hidupnya
sendiri. Pengaruh ini berasal dari orang dewasa (seperti sekolah, buku, kehidupan sehari-
hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
Dalam konteks Indonesia, definisi, fungsi, dan tujuan pendidikan dijelaskan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pasal 1 dan
3. Menurut undang-undang ini, pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk
menciptakan lingkungan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri mereka untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh diri mereka, masyarakat, bangsa, dan negara.
Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat, dengan tujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi individu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki akhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Tujuan dan manfaat ini akan tercapai melalui pengelolaan manajemen pendidikan
yang terarah, terencana, dan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Setiap organisasi
memiliki tujuan, dan tujuan organisasi ditetapkan untuk mencapai kesepakatan di antara
anggota agar mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, anggota organisasi mengikuti
sistem organisasi yang telah dibuat. Tujuan penyelenggaraan manajemen pendidikan di
sekolah meliputi berbagai aspek, seperti:
1. Perencanaan aktivitas pendidikan dengan baik.
2. Organisasi yang efektif untuk mengatur semua kegiatan.
3. Pelaksanaan aktivitas pendidikan dengan baik.
4. Monitoring atau pengawasan yang baik terhadap aktivitas pendidikan.
5. Evaluasi yang baik terhadap aktivitas pendidikan.
6. Optimalisasi penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan.
7. Menciptakan iklim kerja yang baik di sekolah.
8. Mencapai harmoni kerjasama di antara personil yang terlibat.
9. Mencapai tujuan pendidikan secara optimal, efektif, dan efisien.