Anda di halaman 1dari 38

Pengertian, Fungsi, dan Ruang Lingkup

Manajemen Pendidikan
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/17/pengertian-fungsi-dan-ruang-lingkup-
manajemen-pendidikan/

17/01/2014 Afid Burhanuddin 8 Comments

Dalam kehidupan yang semakin lama semakin ketat kompetensi dalam bidang pekerjaan ini,
kita dituntut untuk dapat mengatur segala sesuatu dengan sistematis. Dalam menjalankan
suatu proses kerja seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang manajemen dari
pekerjaannya tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian dan ruang lingkup
dari Manajemen pendidikan yang akan memperkaya wawasan keilmuan kita.

2.1.Pengertian Manajemen Pendidikan

2.1.1.       Definisi Manajemen

Menurut asal katanya, Management berasal dari kata latin yaitu “manus” yang artinya “to
control by hand” atau “gain result”. Kata manajemen mungkin juga berasal dari bahasa Italia
maneggiare yang berarti “mengendalikan,” Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis
manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni
mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa
Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur.

Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian


staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan
pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien”.
Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama
melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.

Menurut Mary Parker Follet Manajemen Adalah sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi

Menurut Ricky W. Griffin Manajemen Adalah sebagai sebuah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal
Menurut Drs. Oey Liang Lee Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Prof. Eiji Ogawa Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan


Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh
organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang
dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.

Dari beberapa definisi menurut asal kata dan definisi dari pendapat ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan mengenai apa yang dimaksud dengan managemen. Manajemen adalah Proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya
yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information
untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

2.1.2.       Definisi Pendidikan

Dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan prtensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Menurut M.J. Langeveld, Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing
manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak
untuk melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung
jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung
jawab.

Tujuan Pendidikan menurut prof dr langeveld, Pendewasaan diri, dengan ciri-cirinya yaitu :
kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap dan tingkah laku
yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri. Kecakapan atau sikap mandiri,
yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha
mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.

Pengertian pendidikan menurut driyarkara, Pendidikan didefinisikan sebagai upaya


memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.

Pengertian pendidikan menurut Stella van Petten Henderson, Pendidikan merupakan


kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Pendidikan
adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-
diri secara etis, sesuai denga hati nurani.
Pengertian pendidikan menurut John Dewey, Education is all one with growing; it has no end
beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan
sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).

Pengertian pendidikan menurut H.H Horne, Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan
perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri
sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya. Carter V. Good Pendidikan adalah proses
perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang
terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan
mengembangkan kepribadiannya.

Pengertian pendidikan menurut Thedore Brameld, Istilah pendidikan mengandung fungsi


yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa
warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi
pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam
sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap
ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami
spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan
dengan proses pendidikan informal di luar sekolah).

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga
memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan
mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan
itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Tujuan Pendidikan dalam (UU Sisdiknas Pasal 3) menyatakan bahwa Pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2.1.3.       Definisi Manajemen Pendidikan

Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan diatas, maka kita dapat
mendefinisikan Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money,
materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang
efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.

2.2.Objek Kajian Manajemen pendidikan

 
Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu :

1. Man

Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen pendidikan,
pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan mengorganisasikan manusia dengan
melihat apa yang menjadi keahlian orang tersebut.

1. Money

Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien
sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan.

1. Materials

Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen
pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan
dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa.

1. Method

Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk
mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung pada
kesiapan siswa yang diajar.

1. Machines

Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan untuk
mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat
mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-
benar tau cara merawat mesin tersebut dengan baik.

1. Market

Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan
tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud adalah
masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan
putra putri mereka.

1. Minutes

Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah
sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar
menjadi lebih efisien.

2.3.Tujuan Belajar Manajemen Pendidikan


 

 · Efisien dalam menggunakan sumber daya.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat


mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang berupa pembiayaan,
waktu dan lain sebagainya.

 Efektif dalam pencapaian tujuan.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan dan secara sungguh-


sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses dan sumber daya yang dikelola
untuk mencapai tujuan dengan optimal.

 Bermuara pada tujuan pendidikan.

Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu 
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

 Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan  pendidikan.

Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pendidikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan manajemen
pendidikan yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang
ditargetkan dapat tercapai.

2.4.Fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam
Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya.

Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning),
fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi
pengendalian (controlling).
Menurut Luther Gullick , fungsi manajemen ada tujuh yaitu fungsi fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengaturan anggota (staffing),
fungsi pengarahan (directing), fungsi koordinasi (coordinating), fungsi pelaporan (reporting)
dan fungsi pencapaian tujuan (budgeting).

Menurut hersey and Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi peningkatan semangat (motivating)
dan fungsi pengendalian (controlling).

Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi
perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating)
dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi
staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan
mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen
yang maksimal.

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan


sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga
dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta
penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran
tersebut.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses
penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk
mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya.
3. Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang
untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses
dan efektivitas hasil kerja.
4. Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar
yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan
target yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai
proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai
dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat
penyimpangan.

2.5.Ruang Lingkup manajemen

 
Ruang lingkup dari manajemen pendidikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Menurut
Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan.

1. Menurut Wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen seluruh negara,


manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas.
2. Menurut Objek garapan, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen siswa, manajemen
ketenaga pendidikan, manajemen sarana-prasarana, manajemen tata laksana
pendidikan, mqanajemen pembiayaan dan manajemen humas.
3. Menurut Fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi : Merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengko-munikasikan,
mengawasi atau mengevaluasi.

BAB III

PENUTUP

2.1      Kesimpulan

Dari pembahasan tentang Definisi dan ruang lingkup Manajemen dan Manajemen
Pendidikan, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Manajemen Pendidikan adalah Proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya
yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information
untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.

Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu :
Man, Money, Materials, Method, Machines, Market, dan Minutes. Tujuan belajar manajemen
pendidikan adalah untuk berlaku efisien dalam menggunakan sumber daya, efektif dalam
pencapaian tujuan, bermuara pada tujuan pendidikan dan mendukung kegiatan pendidikan
dalam upaya mencapai tujuan  pendidikan.

Fungsi dari manajemen pendidikan adalah fungsi perencanaan (planning), fungsi


pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) , dan funsi pengawasan
(controling).

Ruang lingkup manajemen pendidikan menjadi tiga kelompok, yaitu : Menurut Wilayah
Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan.

2.2      Saran

Sebagai mahasiswa yang tidak terlepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan
dan bidang keilmuan. Kita seharusnya dapat mempelajari Ilmu Manajemen dengan baik. Hal
ini bertujuan supaya kita dapat mengatur, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan segala sesuatu yang kita pimpin.
Fungsi-fungsi manajemen Pendidikan
http://huzaeniridwan.blogspot.co.id/2013/05/fungsi-fungsi-manajemen-pendidikan.html

   Manajemen  adalah merupakan  bagian dari proses pemanfaatan semua sumber daya
melalui orang lain, serta bekerja sama dengannya, Proses ini dilaksanakan  untuk satu  tujuan
bersama dengan  efektif,  serta efesien juga  produktif.
            Manajemen yang ada  sekolah atau madrasah bisa  diberi makna dari beberapa sisi
sebagai berikut:

a. Manajemen pendidikan  adalah sebagai kerja sama untuk mencapai tujuan


b. Manajemen Pendidikan sebagai  bagian dar proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu
c. Manajemen pendidikan  merupakan suatu sistem
d. manajemen pendidikan sebagai  bagian dari upaya pendayagunaan sumber-sumber yang
ada  untuk mencapa tujuan pendidikan.
e. Manajemen Pendidikan sebagai  bagian kepemimpinan manajemen.
f. Manajemen pendidikan sebagai proses  untuk pengambilan keputusan
g.Manajemen pendidikan dalam pengertian yang sempit  diartikan sebagai kegiatan
ketatausahaan. [2]
            Dalam aflikasinya, peranan manajemen sangatlah  ditentukan oleh fungsi-fungsi
manajemen. Fungsi-fungsi inilah yang menjadi bagian  inti dari manajemen itu sendiri, fungsi
–fungsi manajemen menurut ramayulis adalah sebagai berikut:
a.Perencanaan (Planing)
       Perencanaan adalah langkah pertama yang harus benar-benar dilaksanakan  oleh
manajerjuga  para pengelola pendidikan Islam, sebab sistem perencanaan yang meliputi
tujuan, dan sasaran, serta target pendidikan Islam harus didasarkan pada situasi dan kondisi
sumber daya yang dipunyai. DiDalam menetapkan  perencanaan perlu diadakan penelitian
terlebih dahulu secara seksama juga  akurat. Kesalahan didalam  menetukan perencanaan
pada Pendidikan Islam akan berakibat sangatlah fatal bagi keberlangsungan pendidikan Islam
itu sendiri. Perencanaan tersebut harus tersusun secara rafi dan sisitematis, juga rasional.
Agar muncul pemahaman yang sangat mendalam terhadap perencanaan itu sendiri.
       Pemahaman yang demikian bisa  diambil makna yang tersirat dari firman Allah sebagai
berikut:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah pada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. Al –Hasyr :18)
                Perencanaan pada  pendidikan Islam bukan hanya diarahkan pada  kesempatan dan
pencapaian  kesempurnaan dan pencapaian kebahagian di dunia semata namun lebih jauh dari
itu  diarahkan pula kepada kesempurnaan ukhrawi secara berimbang.
            Dalam manajemen Pendidikan Islam perencanaan itu meliputi:
- penelitian prioritas agar  supaya pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, sesuai dgn 
prioritas kebutuhan supaya  melibatkan semua  komponen yang terlibat langsung dalam
proses pendidikan itu.
- Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan juga  sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil  dari pendidikan.
- Formulasi prosedur sebagai bagian dari tahapan-tahapan  rencana tindakan
- Penyerahan tanggung jawab baik kpd  individu maupun  kelompok-kelompok
            b. pengorganisasian (Organizing)
                        Pengorganisasian darim sistem pendidikan Islam merupakan implementasi
dari perencanaan yang telah ditentukan  sebelumnya. Dalam pengorganisasian perlu dilihat
semua kekuatan serta sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia. Sumber daya
manusia ditentukan dalam struktur keorganisasian, pola tata cara kerja, prosedur, dan iklim
organisasi secara transparan. Dengan demikian dalam aktifitas operasionalnya mampu
berjalan dengan teratur juga sistematis.
              Sebuah organisasi pada  manajemen pendidikan Islam akan  bisa berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan tujuan apabila  konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain
perjalanan organisasi. Adapun prinsip tersebut adalah: (1) kebebasan, (2) keadilan, (3)
musyawarah.
            c. Penggerakan (actuating)
                        Penggerakan dalam bidang  pendidikan Islam merupakan suatu upaya untuk
memyuguhkan arahan  serta bimbingan dan dorongan kepada seluruh SDM dari  personil
yang ada di dalam suatu organisasi mampu menjalankan tugasnya dengan penuh  kesadaran
yang tinggi.
                        Dalam ilmu manajemen ada  beberapa istilah yang memiliki pengertian yang
sama dengan actuating. Motivating  yaitu usaha memberikan  motivasi kepada seseorang
supaya mau melakukan suatau  pekerjaan, directing yaitu ialah  menunjuk orang lain agar
supaya  mau melaksanakannya, staffing menyimpan seseorang pada sustu pekerjaan supaya 
yang bersangkutan  memiliki kemauan  mengerjakan perbuatan yang  sudah menjadi
tanggung jawabnya, leading memberikan bimbingan juga  arahan kepada seseorang sehingga
orang tersebut ingin  melaksanakan  pekerjaan tertentu.
                        Semua pekerjaan tersebut sangat erat kaitannya dengan motivasi. Sedang
motivasi  itu adalah inti daripada  actuating itu sendiri . Motivasi adalah inti kaadaan dalam
diri seseorang yang  bisa mendorong,  serta mengaktifkan, juga  menggerakan, yang
mengarahkan / menyalurkan prilaku  pada  tujuan. Motivasi memiliki kaitan yang  sangat erat
dengan niat. Keduanya mempunyai hubungan yang sama-sama  mempengaruhi. Niat dalam
Islam memiliki dua fungsi, yaitu: (1) mengesahkan amal ibadah. Dan (2) membedakan suatu
aktifitas ibadah dengan aktivitas bukan  ibadah . Dengan adanya niat aktivitas daklam  ibadah
muncul bukan diarahkan  pada gaji, dan harta, ataupun benda materil lainnya,  akan tetapi
diarahkan kepada keridaan Allah SWT.
            d. Pengawasan (controlling)
             Pengawasan adalah  merupakan keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan
operasional guna menjamin bahwa semua  kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah
dirumuskan  sebelumnya. Pengawasan dalam manajemen merupakan fungsi  yang terakhir
dalam sistem manajemen.
            Pengawasan dalam pendidikan Islam merupakan pengawasan yang sangat  komplek,
pengawasan material dan pengawasan spiritual, adanya keyakinan bahwa kehidupan ini
bukanlah dimonitor oleh seorang  manajer ataupun  atasan saja, namun merasa  langsung
diawasi oleh Allah SWT.

            Firman Allah SWT


Katakanlah: "Jikalau kamu Menyembunyikan apa yang ada didalam hatimu atau kamu
melahirkannya, pasti Allah akan Mengetahuinya". Allah mengetahui apa-apa yang ada di
langit dan apa-apa yang ada di bumi ini  dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Q.S Ali
Imran : 29)
                        Sistem pengawasan atau pengendalian dari sistem manajemen dalam
pendidikan Islam adalah tindakan sistematis yang  bisa menjamin bahwa aktivitas
operasionalnya bener-benar mengacu pada perencanaan yang sudah  ada. Pengawasan ini
bukan hanya berlangsung ketika proses manajemen pendidikan Islam telah selesai. Akan
tetapi pengawasan ini senantiasa diberlakukan sejak menetukan perencanaan maupun
melaksanakan proses pengorganisasian itu. Hal ini merupakan bagian  pengawasan
berlangsung yang senantiasa dilakukan  kapanpun dan dimanapun

Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan


https://pgsd.wikispaces.com/Fungsi+Manajemen+Pendidikan

Tulisan ini diambil sebagain besar dari tulisan Subagio, M.Pd.

Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya “POAC”, yaitu
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai
kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen
bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada
salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan
mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.
1. Fungsi Perncanaan (Planning)
Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan. Dengan
demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindak dalam
pelaksanaan di lapangan. Dapat pula dikatakan bahwa pimpinan harus mengetahui secara pasti
tujuan jangka menengah dan di atas perencanaan jangka panjang menengah ini pula, ia harus
menentukan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek ini harus dirinci berdasarkan
skala prioritas, mana yang harus dikerjakan terebih dahulu dan secara bertahap serta terencana
melaksanakan tahap-tahap berikutnya sampai tujuan jangka pendek itu dapat tercapai sepenuhnya,
perlu diadakan evaluasi untuk menyempurnakan langkah selanjutnya.
Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan,
rencana yang harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan,
rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Oleh karena itu perencanaan
harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi baru secepat mungkin. Perencanaan adalah proses dimana manajemen memutuskan
tujuan dan cara mencapainya. Perbedaan pelaksanaan adalah hasil tipe dan tingkat perencanaan
yang berbeda pula. Perencanaan dalam organisasi adalah esensial, karena dalam kenyataannya
perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi-fungsi
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-
keputusan perencanaan.

Salah satu aspek yang juga penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (making
decision), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu
masalah tertentu.

Ada empat tahapan dalam perencanaan, yaitu:


a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
b) Merumuskan tujuan saat ini.
c) Mengidentifikasikan segala peluang dan hambatan.
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada Sumber Daya Manusia (SDM) dan
sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi pendidikan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan serta menggapai tujuan pendidikan.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua
aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja.
Departementalisasi adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-
kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur
formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi. Pembagian kerja
adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggungjawab dalam
melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Ada beberapa pengertian organisasi antara lain:


a) Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya
yang ada.
b) Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dan pada tiap kelompok diikuti
dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota
kelompok.
c) Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.
d) Cara para manajer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan
mendelegasikan wewenang yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan
mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai
dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :
a) Bagan organisasi formal;
b) Pembagian kerja;
c) Departementalisasi;
d) Rantai perintah atau kesatuan perintah;
e) Tingkat-tingkat hiraki manajemen
f) Saluran Komunikasi; dan
g) Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.

Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :


a) Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan
organisasi,
b) Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan
oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,
atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
c) Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan
membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisiensian
dan konflik.

3. Fungsi Pengarahan (Actuating)


Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian
tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa pronsip yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
a) Prinsip mengarah kepada tujuan.
b) Prinsip keharmonisan dengan tujuan.
c) Prinsip kesatuan komando.

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka
bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di
atas.

Cara-cara pengarahan yang dilakukan, seperti:


a) Orientasi: Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan
dapat dilakukan dengan baik.
b) Perintah: Merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk
melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
c) Delegasi wewenang: Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepadabawahannya.
Beberapa hal yang tercakup dalan Actuating yaitu :

1. Komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi
yang terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-
bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan komunikasi
organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia,
komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi
diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal. Dalam teori-
teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:

 Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan


formal untuk mencapai tujuannya.
 Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk
melalui interaksi antar individu.

1. Coordinating. Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen


untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan
memberi instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan
bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran.
2. Motivating. Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya
melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian
inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar bawahan
bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas
sehingga mereka berdaya guna dan berhasil guna.
3. Leading. Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh
Louis A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer
yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan,
yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada saling pegertian antara
manajer dan bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan
supaya mereka bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,
serta 5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)


Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan
semula. Controlling (pengawasan) ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana
yang ditetapkan (Ulbert Silalahi,2000). Pengawasan (controlling) dapat diartikan sebagai proses
untuk menetapkan pekerjaan apa yang yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila
perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. (M.
Manullang,1998).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk
mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan dan sekaligus
melakukan tindakan-tindakan perbaikan apabila penyimpangan sudah terjadi dari apa yang sudah
direncanakan.

Oleh karena itu betapa eratnya hubungan antara perencanaan dan pengawasan. Dalam
perencanaan aktivitas organisasi, tujuan utama dan sasaran serta metode untuk mencapainya
ditetapkan dengan jelas. Dalam controlling mengukur kemajuan kearah tujuan tersebut dan
memungkinkan pimpinan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan tersebut
tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan sebelum penyimpangan menjadi lebih jauh. Dapat
kita tarik kesimpulan bahwa fungsi controlling merupakan suatu proses untuk mengawasi segala
kegiatan tertuju pada sasarannya.

Kata “pengawasan” sering berkonotasi tidak menyenangkan, karena dianggap mengecam kebebasan
dan otonomi pribadi, padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin
tercapainya tujuan, sehingga tugas manajer adalah menemukan keseimbangan antara pengawasan
organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang
berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas dan sebagainya yang akhirnya
merugikan organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan
pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan. Dari berbagai batasan pengawasan
(controlling), bahwa tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang
direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat merealisasikan tujuan utama, maka pengawasan
pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah
dikeluarkan dan untuk mengetahui kelemahan-kelamahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan
untuk memperbaikinya baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.

Dalam proses pengawasan lebih banyak meliputi tindakan mencari sumber kesulitan dan
mengoreksinya. Oleh sebab itu, tujuan fungsi control antara lain adalah:
a) Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
b) Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan.
c) Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan datang, sedang atau mungkin
terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
d) Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya.
e) Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan
Agar tujuan tersebut tercapai, maka akan lebih baik jika tindakan control dilakukan sebelum terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan
dengan tindakan control sesudah terjadi penyimpangan (representative control). Control suatu
sistem akan menjadi efektif apabila:
a) Keluaran yang sesungguhnya diukur dengan tepat dan dibandingkan dengan keluaran yang
diinginkan.
b) Keputusan-keputusan tindakan yang diperlukan dilaksanakan.
c) Umpan balik informasi cukup cepat untuk mengadakan perbaikan-perbaikan sebelum factor-
faktor dalam proses menjadi tidak sesuai dengan perbaikan-perbaikan yang dibuat.

fungsi-fungsi manajemen pendidikan


Posted by : Anita Muslim Rabu, 13 Januari 2016

http://anitamuslim11.blogspot.co.id/2016/01/fungsi-fungsi-manajemen-pendidikan.html

PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

 A.    Pengertian Arti Kata Manajemen


 Secara etimologis, kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang
berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata kerja
managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk
kata kerja to manage (mengelola), dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi manajemen atau pengelolaan.
Secara terminologi, manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha
kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan agar efektif
dan efisien
 Manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan mengerahkan
fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu agar efektif dan efisien.
Di dalam pengertian manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting,
yaitu:
1) usaha kerjasama,
2) oleh dua orang atau lebih, dan
3) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama, personil yang
melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang dan arah kegiatan, menunjukkan
bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh
seorang individu.
Tujuan Manajemen
1 Efisiensi = Kemampuan menyelesaikan sesuatu dengan benar
daya guna Kemampuan menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak ada
(doing things pemborosan.
right) a.       Mencapai hasil tertentu dengan pengorbanan (biaya, tenaga, bahan, alat,
waktu) yang sekecil-kecilnya.
b.      Mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan tertentu
(Produktivitas)
2 Efektifitas= Kemampuan mengerjakan sesuatu yang benar
hasil guna Kemampuan mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah
(doing the ditetapkan secara tepat
right things)
Penggolongan Manajemen
N Penggolongan Keterangan Tokoh a.l
o
1. Seni (art) Pendekatan pencapaian tujuan lebih banyak dipengaruhi M. Parker
oleh kekuatan pribadi, bakat, dan karakter pelaku-pelaku Follet
manajemen terutama dari unsur manajer atau pimpinan.
Unsur seni dalam manajemen adalah pemakaian
pengetahuan pada situasi tertentu yang dilakukan secara
kreatif ditambah dengan skill tertentu.
2. Ilmu Bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematis Luther
(science) untuk memanahami mengapa dan bagaimana manusia Gullic
bekerja bersama untuk mencapai tujuan, dan membuat
sistem kerjasama lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
3 Proses Proses Perencanaan, Pengorganisasian, Mengarah kan S.F.Stoner
dan pengawasan kegiatan anggota organisasi dan
penggunaan sumber-sumber organisasi lain supaya dapat
mencapai tujuan organisasi yang sudah ditentukan
4. Profesi Pengetahuan ini memenuhi 3 syarat ; Edgar
1.      Mempunyai ukuran hasil kegiatan kuantitatif (rugi-laba) H.Schim
dan kualitatif (effisiensi + Effektifitas).
2.      Mempunyai Kode Etik . Kepercayaan, jujur, bersaing
sehat.
3.      Diajarkan dalam pendidikan
B. Pengertian Pendidikan
  Driyakarya – pendidikan adalah memanusiakan manusia muda.
  Dictiobary of Education menyatakan pendidikan adalah :

a.       proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat
tempat mereka hidup.

b.      Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol, sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan
individu yang optimum.

  UU No.20/2003 (SISDIKNAS 2003) - Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

 Tujuan/arah pendidikan

Untuk pembentukan kepribadian manusia, yakni mengembangkan manusia sebagai makhluk individu
perlu perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik), makhluk sosial, (Berinteraksi dengan
lingkungan) makhluk susila,(menghayati norma dan nilai dalam kehidupan) dan makhluk beragama
(hubungannya degan tuhan dan ajarannya).

 Pendekatan sistem pendidikan.

  Pendekatan sistem artinya mengandung elemen saling berkaitan, merupakan kesatuan, dalam rangka
mencapai tujuan dan membuahkan hasil yang dapat diamati.

  Pendidikan sebagai sistem dapat dipandang sebagi mikro dan makro. Secara mikro artinya pendidikan
dapat dilihat dari hubungan elemen peserta didik, pendidik, interaksi keduanya dalam usaha
pendidikan. Secara makro menjangkau elemen yang lebih luas.

 B.     Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen Pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan


dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh disertai pembinaan
secara kontinyu untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, agar efektif dan
efisien dengan memanfaatkan dan mendayagunakan segala sumber Material dan non
material secara efektif dan efisien dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) khususnya, dan
dalam proses pendidikan pada umumnya.Sumber daya organisasi = 7 M : man (manusia),
money (biaya), material (bahan), machines (mesin), methods (metode), market (pasar), dan
minutes (waktu)
RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Dalam membicarakan ruang lingkup Manajemen Pendidikan ini akan dilihat dar 4 sudut
pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja, obyek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana.

1.      Ruang Lingkup Menurut Wilayah Kerja

a.  Manajemen Pendidikan Seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk urusan nasional. Yang
ditangani dalam lingkup ini bukan hanya pelaksanaan pendidikan di sekolah saja tetapi juga
pendidikan di luar sekolah, pendiidkan pekkkkmuda, penyelenggaraan latihan, penelitian,
pengembangan masalah-masalah pendidikan serta meliputi pula kebudayaan dan kesenian

b. Manajemen Pendidikan Satu Propinsi, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi wailayah kerja satu
propinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten
dan kecamatan

c.    Manajemen Pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja
satu kabupaten/kota, meliputi semua urusan pendidikan memuat jenjang dan jenis

d.  Manajemen Pendidikan Satu Unit Kerja. Pengertian dalam manajemen unit ini lebih menitik beratkan
pada suatu unit kerja yang langsung menangani pekerjaab mendidik, misalnya; Sekolah, Pusat
Latihan, Pusat Pendidikan, dan kursus-kursus. Dengan demikian, maka ciri dari unit ini adalah adanya
(1) pemberi pelajaran, (2) bahan yang diajarkan, (3) penerima pelajaran, ditambah semua sarana
penunjangnya.

e.      Manajemen Kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha pendidikan yang justru
merupakan ”dapur inti” dari seluruh jenis manajemen pendidikan. Dalam manajemen kelas inilah
kemudia terdapat istilah ”pengelolaan kelas” baik yang bersifat instruksional maupun manajerial.

2.          Ruang Lingkup Menurut Objek Garapan, yaitu:


Semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
kegiatan mendidik di sekolah.

a. Manajemen siswa
b. Manajemen personil sekolah (baik tenaga kependidikan maupun tenaga manajemen)
c. Manajemen kurikulum
d. Manajemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah
f. Manajemen pembiayaan atau manajemen anggaran
g. Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.

Penjelasan lebih lanjut Ruang Lingkup MP Menurut Objek Garapan adalah sebagai berikut:

a. Manajemen Peserta Didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar
(PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik
baru sampai mereka meninggalkan sekolah (eksit), karena telah tamat, meninggal dunia,
putus sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar lagi sebagai peserta
didik sekolah.
b. Manajemen Personel merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diuahakaan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu para pegawai di
sekolah, sehinggga mereka dapat memabntu/menunjang kegiaatan-kegiatan sekolah
(khususnya PBM) secara efektif dan eisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Para personel harus dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan
bergairaah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
c. Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara komntinu
terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang etalah ditetapkan. Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum
meiputi 3 pokok kegiatan, yakni kegiatan yang behubungan dengan guru, peserta didik, dan
seluruh civitas Akademika (warga sekolah).
d. Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proseskegiatan yang
direncanakan dn diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu tehadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap paki (ready or usea0 dalam
PBM sehingga PBM semakin efektif dan efisein guna membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
e. Manajemen biaya perndidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksnakan/diusahakan secar sengaja dan besungguh-sungguh, serta pembinaan scar kontinu
terhadap beya operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan
smakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Kegiatannya meliputi pengumpulan/penerimaan dana yang sah (dana utun, SPP,
sumbangan BP3, donasi, dan usaha-usaha halal lainnya), penggunaan dana, dan
pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkaityang berwenang.
f. Manajemen Tata laksana/Tata usaha sekolah/pendidikan merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta
membina kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis (clerical work) dis ekolah, agar PBM
semakin efektif dan efisien untuk membantu tercapainya tujuan epndidikan yang tealah
ditetapkan. Manajemen tata laksana merupakan serangakian kegiatan mencatat, menyimpan,
menggandakan, menghimpun, mengolah, dan mengirim benda-benda trertulis serta warkat
yang pada hakikatnya menunjang seluruh garapan manajemen sekolah.
g. Manajemen Organisasi Pendidikan merupakan seluruh proseskegitan yang direncanakan
dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu terhadap pembagian kerja dan tata kerja sekolah, sehingga kegiatan operasional
pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
h. Manajemen Hubungan Masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu
untuk mendapatkan simapati dari masyarakat pada umumnya serta publiknya pada khususnya,
sehingga kegiatan operasional sekolah/pendidikan secara efektif dan efisien, demi membantu
tercapainya tujuah pendidikan yang telah ditetapkan.

3.      Menurut Fungsi atau urutan kegiatan


a) merencanakan, b) mengorganisasikan, c) mengarahkan, d) mengkoordinasikan, mengkomunikasikan,
dan mengawasi atau mengevaluasi. Apabila diambil kata-kata intinya, maka dapat dipakai untuk
mempermudah mengingat-ingat yaitu regarah kormus, yaitu:

re = rencana

ga = organisasi

rah = pengarahanan

kor = koordinasi

mu = komunikasi

si = mengawasi atau mengevaluasi

4. Menurut Pelaksana

Kepala sekolah, staf tata usaha, guru dan orang-orang yang bekerja di kantor-kantor pendidikan
dan pusat-pusat latihan atau kursus. Pelaksana manajemen di pusat-pusat latihan mempunyai peranan
dan tugas seperti pelaksana di sekolah. Tetapi pelaksanaan manajemen di kantor-kantor pendidikan
agak berbeda dengan manajemen di sekolah. Pelaksana manajemen di kantor-kantor pendidikan
merupakan pelayanan tidak langsung terhadap kegiatan belajar mengajar. Kegiatannya adalah
mengurus kurkulum, sarana, personil, siswa, biaya dll kegiatan yang bersifat memperlancar pekerjaan
guru dan siswa yang terlibat langsung dalam kegiatan mendidik.

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

  

Menurut beberapa ahli manajemen.

Tokoh Macam proses / fungsi

1.      Henri Fayol 1.Planning; 2. Organizing; 3. Commanding.; 4. Coordinating;

5. Controlling

2.      Herbert H. Hicks 1. Creating; 2. Planning; 3. Organizing 4. Motivating; 5.


Communicating; 6. Controlling

3.      Harold Koontz 1. Planning, 2. Organizing. 3. Staffing; 4. Leading; 5. Controlling.


4.      Lyndall F. Urwick 1.Forcasting; 2.Planning, 3.Organizing, 4.Commanding.
5.Coordinating, Controlling.

5.      William Newman 1.Planning; 2.Organizing; 3.Assembling of resources; 4.Directing;


(1963) 5.Controlling (POADC)

6.      Koontz O’Donnel 1.Planning; 2.Organizing 3.Staffing; 4.Directing;


(1968) 5.Controlling.

(POSDC)

7.      Luther Gullick 1.Planning; 2.Organizing; 3.Staffing; 4.Directing; 5.Coordinating. 6,


Reporting. 7. Budgetting (POSDCoRB)

8.      George R,Terry (1960) 1.Planning; 2.Organizing. 3.Actuating. 4.Controlling

9.      John F. Mee (1963) 1. Planning; 2. Organizing; 3. Motivating; 4. Controlling (POMC)

10.  James Stoner (1996) 1. Planning; 2. Organizing; 3. Leading; 4. Controlling (POLC).

11.  Sondang Siagian 1.Planning. 2.Organizing. 3.Motivating. 4. Controlling; 5. Evaluating

12.  Ernest Dale 1.Planning, 2.Organizing; 3.Staffing; 4.Directing.5.Innovating;


6.Representing; 7.Controlling (POSDIRC)

13.  The Liang Gie & 1.Planning. 2 Decesion Making. 3.Directing 4.Coordinating.
Sutarto 5.Controlling. 6 Improving

14.  Suharsimi Arikunto 1. Perencanaan; 2. Pengorganisasian; 3. Pengarahan;


& Lia Yuliana (2008)
4. Pengkoordinasian; 5) Pengkomunikasian; dan 6) Pengawasan

Kita gunakan rumusan Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana (2008), yaitu:

1) Perencanaan;

2) Pengorganisasian;

3) Pengarahan;

4) Pengkoordinasian;

5) Pengkomunikasian; dan

6) Pengawasan

1.      Perencanaan

Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau langkah-langkah


yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Perencanaan menyangkut apa yang akan dilaksanakan, kapan dilaksanakan, oleh siapa, di
mana dan bagaimana dilaksanakannya.
Planning (Perencanaan) = R.Kipling menyebut lima W, satu H.

  What – Apa yang akan dikerjakan.

  Why - Mengapa pekerjaan itu dikerjakan.

  Who - Siapa yang akan mengerjakan.

  When – Kapan/bilamana akan dikerjakan


  Where - Kpan kegiatan itu dilaknakan

  How - Bagaimana dan dengan apa mengerjakannya (tatakerja serta peralatannya

2.      Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif antarpersonalia, sehingga


mereka dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh keputusan pribadi dalam melaksanakan
tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.

Kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam pengorganisasian mencakaup: (a) membagi komponen-


komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam kelompok, (b)
membagi tugas manager dan bawahan untuk mengadakan pengelompokan tersebut, dan (c)
menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi.

3.      Pengarahan

Pengarahan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk memberikan penjelasan,
petunjuk serta bimbingan kepada orang-orang yang menjadi bawahannya sebelum dan selama
melaksanakan tugas.

4.      Pengkoordinasian

Pengkoordinasian adalah suatu usaha yang dilakukan pimpinan untuk mengatur, menyatukan,
menserasikan, mengintegrasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh bawahan

5.      Pengkomunikasian atau Komunikasi

Pengkomunisian adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan lembaga untuk menyebarluaskan
informasi yang terjadi di dalam maupun hal-hal di luar lembaga yang ada kaitannya dengan
kelancaran tugas mencapai tujuan bersama

6.      Pengawasan

Pengawasan adalah usaha pimpinan untuk mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan
kerja, khususnya untuk mengetahui kelancaran kerja para pegawai dalam melakukan tugas mencapai
tujuan. Kegiatan pengawasan sering juga disebut kontrol, penilaian, penilikan, monitoring, supervisi
dsb. Tujuan utama pengawasan adalah agar dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan
menghindarkan terjadinya penyelewengan. Oleh karena itu, pengawasan dapat diartikan sebagai
pengendalian.
FUNGSI-FUNGSI POKOK
MANAJEMEN PENDIDIKAN
https://ikrimahmaifandi.wordpress.com/2012/11/04/fungsi-fungsi-pokok-
manajemen-pendidikan/

November 4, 2012Ikrimah Maifandi Tinggalkan komentar

A. PENGERTIAN MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Admistrasi pendidikan dalam arti luas ialah proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam
bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian sumber daya organisasi. Pengarahan meliputi motivasi, kepemimpinan,
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, komunikasi, koordinasi, negoisasi dan
perubahan organisasi. Sedangkan pengendalian meliputi pemantuan, penilaian dan pelaporan.
Administrasi pendidikan mencakup bidang-bidang garapan yang luas, diantaranya
administrasi personel, administrasi kurikulum, kepemimpinan, kepengawasan atau supervisi
pendidikan, administrasi bisnis pendidikan, organisasi lembaga pendidikan dan sebagainya.

Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan


pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Sebagian para ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen seperti
yang dinyatakan Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum administrasi
diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer. Namun,
sebagian ahli lainnya berpendapat bahwa manajemen berbeda dengan administrasi.
Manajemen lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih
mengutamakan kepentingan komersil, sedangkan administrasi lebih cocok digunakan untuk
lembaga-lembaga pemerintahan yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan sosial.

B. PENTINGNYA ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Administrasi pendidikan atau adminstrasi sekolah tidak hanya menyangkut soal-soal tata
usaha sekolah, tetapi menyangkut semua kegiatan sekolah, baik yang mengenai materi,
personel, perencanaan, kerja sama, kepemimpinan, kurikulum, dan sebagainya, yang harus di
atur sehingga menciptakan suasana yang memungkinkan terselenggaranya kondisi-kondisi
belajar-mengajar yang baik sehingga mencapai tujuan pendidikan.
Tanpa administrasi dan kepemimpinan yang baik, sulit kiranya bagi sekolah untuk berjalan
lancar menuju ke arah tujuan pendidikan dan pengajaran yang seharus nya dicapai sekolah
itu. Banyak sekali peristiwa dan kesulitan serta hambatan yang mungkin terjadi tanpa diduga
sebelumnya, yang mengharuskan guru-guru dan kepala sekolah memikul tanggung jawab dan
mengambil kebijaksanaan. Suatu sekolah dapat berjalan baik dan berarah juga setiap tahun
sekolah itu menentukan dan membuat dahulu rencana dan kebijakan (policy) yang akan
dijalankan pada tahun itu, juga informasi-informasi yang menunjukkan bagaimana rencana
dan kebijakan itu dapat dilaksanakan dengan baik hendaknya dikumpulkan. Rencana atau
program dan kebijakan sekolah hendaknya selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat dan pembahruan pendidikan.

Tidak pula dapat diabaikan bahwa, untuk melaksanakan rencana atau program sehingga
mencapai hasil yang baik, diperlukan adanya organisasi dan koordinasi yang baik dan teratur,
adanya komunikasi yang jelas dan lancar, pengawasan atau supervisi yang kontiyu dan
konsekuen, dan adanya penilaian (evaluasi) yang dilakukan dengan teratur dan tepat. Untuk
itu setiap akhir tahun perlu diadakan evaluasi untuk menilai rencana mana yang telah berhasil
dan dapat berjalan lancar, dan mana yang mengalami kesukaran dan perlu diperbaiki.
Perencanaan, organisasi, koordinasi, komunikasi, supervisi, dan evaluasi, semuanya adalah
fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang pokok dan sangat penting.

Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika pelaksanaannya
melalui proses-proses yang menuruti garis fungsi-fungsi administrasi pendidikan tersebut.

C. FUNGSI-FUNGSI POKOK MANAJEMEN PENDIDIKAN


Para ahli berbeda pendapat dalam mengemukakan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya:
1. Menurut Henry Fayol, mengemukan bahwa fungsi-fungsi administrasi dan manajemen
adalah:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Commanding (Pemberian perintah)
d. Coordinating (Pengkoordinasian)
e. Controlling (Pengawasan)

2. Menurut Juther M.Gullick :


a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Staffing (Penyusunan Staf)
d. Directing (Pembimbingan)
e. Coordinating (Pengkoordinasian)
f. Reporting (Pembuatan laporan)
g. Budgeting (Penganggaran)

3. Menurut George R. Terry :


a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (usaha menggerakkan pegawai agara mau bekerja dengan penuh kesadaran
dalam rangka merealisasikan rencana yang telah disusun)
d. Controlling (Pengawasan)
4. Menurut John F. Mee :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Motivazing (Pemberian rangsangan atau dorongan)
d. Controlling (Pengawasan)

5. Menurut John D. Millet :


a. Directing (Pembimbingan)
b. Facilitating (meberikan kemudahan)

6. Menurut Harold Koontz :


a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Staffing (Penyusunan Staf)
d. Leading (kegiatan memimpin)
e. Controlling (Pengawasan)

Sedangkan secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:


1. Planning
Planning adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri dari 5 hal, yaitu :
a. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana melakukannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai
efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.
c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi
d. Mengembangkan alternatif-alternatif
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.
Jika disimpulkan perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkan dan planning adalah sebagai penetapan tujuan, policy, prosedur,
budget, dan program dari sesuatu organisasi.

2. Organizing
Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan susunan
organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi.
Organizing dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam
mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung
jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berguna dan berhasil
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian terdiri dari :
a. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
penyusunan rangka kerja yang efisien.
b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-sumber
lain yang diperlukan.

3. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas memberi daya
guna maksimal kepada organisasi.
4. Directing
Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,
perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-
masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju
kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Directing merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan hanya agar pegawai
melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi
mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar dapat efektif tertuju kepada realisasi
tujuan yang telah ditetapkan.

5. Leading
Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-
orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan, yaitu :
a. Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan
c. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak
d. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
e. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka trampil dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6. Coordinating
Coordinating adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar
tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-
hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga
terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud, antara lain :
a. Dengan memberi instruksi
b. Dengan memberi perintah
c. Mengadakan pertemuan-pertemuan yang dapat memberi penjelasan-penjelasan
d. Memberi bimbingan atau nasihat
e. Mengadakan coaching
f. Bila perlu memberi teguran.

7. Motivating
Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan
kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.

8. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan
maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.

9. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang
bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan
maupun secara tulisan.
10. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti
dapat dilakukan.
Misalnya, suatu akademi meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar di
akademi tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti jumlah lulusan
SLTA dan lain sebagainya.

Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam, yaitu:


1. Perencanaan
Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a. Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian
tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan
mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat
disediakan.
b. Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber
yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan
Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.

3. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan
berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan
berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci
keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.

4. Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur
organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan
dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Sumber:
M. Ngalim Nugroho, Adminisrtasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya: 1998), hal. 3- 10
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2010), hal. 1- 6
Ibid M. Ngalim Nugroho, hal 13-14.
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1994), hal 31-35.
Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito, 1986), hal 16-
17.
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1963), hal 23.
Ibid, hlm 24.
E. Mulyasa, MBS: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Rosdakarya, 2005), hal
20-21.
KONSEP DAN PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN DI
LEMBAGA PENDIDIKAN
https://vhocket.wordpress.com/2012/03/22/konsep-dan-penerapan-fungsi-fungsi-manajemen-
pendidikan-di-lembaga-pendidikan/

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia menganut konsep pendidikan seumur hidup. Oleh sebab itu
pendidikan menjadi tanggungjawab pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Agar tujuan
pendidikan nasional dapat terwujud, maka pendidikan itu sendiri membutuhkan pengelolaan
secara baik. Pengelolaan pendidikan baik oleh pemerintah dan swasta untuk jalur pendidikan
sekolah maupun luar sekolah pada setiap jenis dan jenjang pendidikan sangat diperlukan
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Satuan pendidikan yang didirikan oleh pemerintah diselenggarakan oleh Mendikbud atau
menteri lain, sedang satuan pendidikan yag didirikan oleh masyarakat diselenggarakan oleh
yayasan atau badan yang bersifat sosial. Kepala sekolah pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah, rektor pada tingkat uninversitas /institut, ketua pada tingkat akademi/sekolah
bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana.

Dalam kontek manajemen pendidikan, agar pimpinan atau kepala sekolah dan kinerja guru
dalam aplikasinya di lembaga persekolahan agar dapat mencapai standar tertentu, maka
dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance management). Di lembaga pendidikan
selain praktisi pendidikan (perencana) pendidikan, maka ujung tombak yang mampu
mengangkat keberhasilan pendidikan adalah para guru, termasuk di dalamnya adalah guru
yang bertindak sebagai kepala sekolah (manajer pendidikan).

Dengan mengacu pada penerapan fungsi manajemen di atas, di bawah ini akan dibicarakan
tentang manajemen pendidikan di sekolah. Dalam mengembangkan manajemen kinerja guru,
didalamnya harus dapat membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang fungsi-
fungsi manajemen di atas dapat diaplikasikan dalam program kegiatan kependidikan. Kepala
sekolah dan guru dalam tugasnya sebagai pemimpin pendidikan, dalam hal ini secara esensial
yang diharapkan mampu melakukan proses manajerial secara utuh. Ukuran keterlibatan
secara optimal seorang kepala sekolah dan guru dapat dilihat dari:

1. Seberapa besar kontribusi pekerjaan kepala sekolah dan guru bagi pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah melakukan pekerjaan dengan baik

2. Bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk mempertahankan, memperbaiki,
maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada sekarang.

3. Bagaimana prestasi kerja akan diukur.

4. Mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya menyingkirkannya.

Dalam konsep ini pimpinan dan guru dalam lembaga pendidikan mmpunyai kemampuan
untuk mengidentifikasi dan menanggulangi kesulitan atau persoalan. Evaluasi dalam fungsi
manajenen adalah salah satu bagian dari manajemen pendidikan, yang merupakan proses di
mana kepala sekolah dan guru secara perseorangan dinilai dan dievaluasi. Ini dipakai untuk
menjawab pertanyaan, “ Seberapa baikkah kinerja seorang kepala sekolah dan guru pada
suatu periode tertentu dalam penerapan konsep dan fungsi manajemen pendidikan tersebut?

Bertitik tolak dari hal tersebut penulis mencoba untuk mengadakan penelitian yang hasilnya
akan dituangkan dalam makalah yang berjudul: “Konsep dan Penerapan Fungsi-Fungsi
Manajemen Pendidikan di Madrasah Ibtidayah Negeri Sungai Lulut Kecamatan Sungai
Tabuk Kabupaten Banjar”.

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka batasan masalah dalam
penulisan makalah ini agar lebih terarah penulis hanya menfokuskan pada masalah-masalah
pokok bagaimana karakteristik MIN Sungai Tabuk Kab. Banjar untuk menjawab dari fokus
atau persoalan pokok tersebut, maka pertanyaan yang perlu dicari jawabannya sebagai
berikut:

Bagaimana peran kepala madrasah dalam penerapan konsep dan fungsi manajemen
pendidikian dalam hal perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan
(actuating), pengawasan (controlling) pendidikan di Madrasah Ibtidayah Negeri Sungai Lulut
Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar ?

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG KONSEP DAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN


PENDIDIKAN

A. Konsep Manajemen Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu dimensi pembangunan. Proses pendidikan terkait dengan proses
pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan di bidang ekonomi, yang saling
menunjang satu dengan yang lainnya dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional.
Proses pendidikan berkenaan dengan semua upaya untuk mengembangkan mutu sumber daya
manusia, sedangkan manusia yang bermutu itu pada hakikatnya telah dijabarkan dan
dirumuskan secara jelas dalam rumusan tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan itu sendiri
searah dengan tujuan pembangunan secara keseluruhan.

Untuk memahami konsep pendidikan secara umum, maka dapat diajukan berbagai
pertanyaan sebagai berikut.

1. Apa: Apa yang dimaksud dengan “pendidikan”? pertanyaan ini menuntut jawaban
mengenai definisi pendidikan.

2. Mengapa: Pertanyaan tentang apa tujuan pendidikan yang hendak dicapai? Jawaban atas
pertanyaan ini adalah rumusan berbagai aspek tujuan pendidiakn yang telah dirumuska dalam
tujuan pendidikan nasioanal.

3. Untuk apa: Pertanyaan ini berkenaan dengan siapa yang menjadi sasaran pendidikan?
Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah pemahaman mengenai tenaga kependidikan.

4. Bagaimana: Pertanyaan ini berkenaan dengan cara dan prosedur yang ditempuh dalam
proses pendidikan. Jawaban atas pertanyaan ini adalah pemahaman tentang konsep
kurikulum, pembelajaran dan belajar.

1. Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan terdiri dari dua istilah, yaitu manajemen dan pendidikan. Sebelum
mengartikan istilah manajemen pendidikan, terlebih dahulu dikemukakan pengertian
manajemen dan pengertian pendidikan.

Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak
mudah member arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari
pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen
merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efesien.

Dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan oleh Husnul Yaqin
disebutkan Manajemen berasal dari kata “manage” atau “managiare” yang berarti melatih
kuda dalam melangkahkan kakinya, karena kuda mempunyai daya mampu yang hebat.

Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan
langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata
pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan
Shadily (1995: 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus,
mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.

Menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan bahwa


manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas
kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robbin
dan Coulter, 2007:8).

Istilah manajemen mengacu kepada proses pelaksanaan aktivitas yang diselesaikan secara
efesien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Siagian (1978) menyebutkan
manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan–kegiatan orang lain. Sedangkan Hersey dan
Blanchard (1988:144) menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu proses bagaimana
pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses kontinu
yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupan bersama orang lain dalam
mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara
produktif, efektif, dan efesien.

Selanjutnya definisi tentang pendidikan banyak dikemukakan oleh para ahli dalam rumusan
yang beraneka ragam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Tim Penyusun Kamus
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1994: 232). Sementara Ahmad D. marimba memberikan definisi, “Pendidikan adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.”(Marimba, 1980: 19).

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian manajemen dan pendidikan di atas, maka manajemen pendidikan bisa di
artikan sebagai suatu proses yang mengandung fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam
penyelenggaraan pendidikan sehingga pendidikan itu dapat berjalan secara efektif dan efesien
menghasilkan peserta didik yang mempunyai pengetahuan, kepribadian dan keterampilan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang
terkait dengan organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen
dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efesien
untuk mencapai tujuan secara efektif. Mengadaptasi pengertian manajemen dari para ahli
dapat dikemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.

Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori memberikan pengertian


manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan
sebagai “keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan
materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien”.

Sedangkan Hadari Nawawi mengemukakan bahwa “Administrasi pendidikan sebagai


rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang
untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan
tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Secara esensial dapat ditarik benang
merah tentang pengertian manajemen pendidikan:

a. Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan

b. Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya

c. Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu

2. Tujuan Manajemen Pendidikan

Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat
dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif,
berkualitas, efektif dan efesien.

a. Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan
jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas
maupun kualitas.

b. Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan
atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa (services) tertentu berdasarkan
pertimbangan objektif atas bobot dan/atau kinerjanya (Pfeffer end Coote, 1991).

c. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi.

d. Efesiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (doing things right)
sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right things) atau efektivitas
adalah perbandingan antara rencana tujuan yang dicapai, efesiensi lebih ditekankan pada
perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Efesiensi pendidikan adalah
bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efesiensi waktu, biaya, tenaga dan
sarana.

3. Prinsip Manajemen

Douglas (1963: 13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut:

a. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.

b. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.

c. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat
dan kemampuannya.

d. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.


e. Relativitas nilai-nilai.

Prinsip di atas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus
memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Hal ini hampir selaras
dengan apa yang dikemukakan Fattah (1996: 33) yang mengklasifikasikan prinsip
manajemen ke dalam tiga ranah yaitu:

a. Prinsip manajemen berdasarkan sasaran: bahwa tujuan adalah sangat esensial bagi
organisasi.

b. Prinsip manajemen berdasarkan orang; adalah suatu aktivitas manajemen yang diarahkan
pada pengembangan sumber daya manusia.

c. Prinsip manajemen berdasarkan informasi; adalah aktivitas manajemen yang membutuhkan


data dan informasi secara cepat, lengkap dan akurat.

B. Fungsi Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan


khususnya dengan pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa
fungsi manajemen pendidikan. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian
(1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli, sebagai berikut:

Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :

1. Planning (perencanaan);

2. Organizing (pengorganisasian);

3. Actuating (pelaksanaan); dan

4. Controlling (pengawasan).

Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen, meliputi :

1. Planning (perencanaan);

2. Organizing (pengorganisasian);

3. Commanding (pengaturan);

4. Coordinating (pengkoordinasian); dan

5. Controlling (pengawasan).

Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup:

1. Planning (perencanaan);

2. Organizing (pengorganisasian);
3. Staffing (penentuan staf);

4. Directing (pengarahan); dan

5. Controlling (pengawasan).

L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:

1. Planning (perencanaan);

2. Organizing (pengorganisasian);

3. Staffing (penentuan staf);

4. Directing (pengarahan);

5. Coordinating (pengkoordinasian);

6. Reporting (pelaporan); dan

7. Budgeting (penganggaran).

Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan
dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan,
dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E.
Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which
manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish
these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “ Perencanaan
(planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan,
sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:

a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;

b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; Memungkinkan


manajer memahami keseluruhan gambaran;

c. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;

d. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;


e. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

f. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;

g. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan

h. Menghemat waktu, usaha dan dana.

Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok
dalam perencanaan, yaitu :

a. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) menggunakan kata-


kata yang sederhana, 2) mempunyai sifat fleksibel, 3)mempunyai sifat stabilitas, 4) ada dalam
perimbangan sumber daya, dan 5)meliputi semua tindakan yang diperlukan.

b. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia,
sumber daya alam, dan sumber daya modal.

c. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.

Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap
dalam perencanaan, yaitu :

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;

b. Merumuskan keadaan saat ini;

c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;

d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan bahwa
atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu
perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : 1) rencana global
yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang, 2) rencana
strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau
tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan 3) rencana
operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna
menopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun
perencanaan strategis.

Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan
lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi
yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan
lingkungan eksternal lainnya.

Pada bagian lain lagi, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkah
dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan
tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak.
Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat
mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam
produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.

b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan


perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi
sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang
tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan
kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam
pencapaian tujuan di masa yang akan datang.

c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam
apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu,
perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar
organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana
kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.

Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis,
namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks
pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesia
dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga
membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas pendidikan itu
sendiri.

2. Pengorganisasian (organizing)

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986)


mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-
hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama
secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu,
dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.

Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of
planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and
physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”. Dari
kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan
upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi
pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa
setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.

Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa


asas dalam organisasi, diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional, yaitu dengan
pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan kerja
harus menggambarkan pembagian kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol; (e)
organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan
seimbang.
Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam proses
pengorganisasian, yaitu : (a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan
yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan suatu
mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu
dan harmonis.

3. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating)

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi


manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih
banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-
orang dalam organisasi.

Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha
menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang
karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu
mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4)
tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman
dalam organisasi tersebut harmonis.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam
suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan
tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual
operation are consistent with plans”.

Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses
pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan
apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki
lima tahapan, yaitu:

a. Penetapan standar pelaksanaan; Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

b. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;

c. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-


penyimpangan; dan

d. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil
kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan planning, organizing, staffing,
coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Namun
demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu fungsi manajemen pada
tingkat/level makro/masso seperti departemen dan dinas dengan melakukan fungsi
manajemen secara umum dan pada level institusi pendidikan mikro yaitu sekolah yang lebih
menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling.

Demikian juga yang terdapat dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen
Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan paling tidak ada lima unsur pentng yang harus ada
dalam manajemen pendidikan yang kita coba lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang
meliputi:

1) Planning (perencanaan)

2) Organizing (pengorganisasian)

3) Actuating (penggerakan)

4) Communication (komunikasi)

5) Controlling (pengawasan)

Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan
demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi
manajemen.

Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara
efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital.
Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan
berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah
tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan
kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan
pernah tercapai secara semestinya.

Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang
jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian
seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan
pengawasan secara berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Engkoswara, H. dan Komariah, Aan, (2011), Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Hamalik, Oemar, (2006), Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Marno dan Supriyatno, Triyo, (2008), Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
Bandung: PT. Refika Aditama.

Robbin and Coulter, (2007), Manajemen (edisi kedelapan), Jakarta: PT Indeks.

Sudrajat, Akhmad, Konsep Manajemen sekolah,


http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/, accessed 16
Februari 2012.

Syaddad, farhan, Manajemen Pendidikan Islam,


http://farhansyaddad.wordpress.com/2009/10/30/manajemen-pendidikan-islam/, Accessed 16
Februari 2012.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, (2009), Manajemen


Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, (2006), Tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Bandung: Penerbit Fokusmedia.

Yaqin, Husnul, (2011), Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan,


Banjarmasin: Antasari Press.

http://nayukpuspita-ap.blogspot.com/2011/01/penerapan-fungsi-manajemen-dalam.html,
accessed 16 Februari 2012

http://www.tokoblog.net/2010/08/manajemen-pendidikan.html, accessed 16 Februari 2012.

Anda mungkin juga menyukai