Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dikutip secara Suryamana, manajemen
adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.kata manajemen
berasal dari bahasa Prancis kuno, yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan di terima secara universal.¹
Siswanto mengemukakan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.³
Mullins dalam Syafaruddin dkk mengemukakan mengenai defenisi manajemen yaitu orang
yang melakukan bertanggung jawab mencapai tujuan dalam suatu struktur organisasi dan
peran yang jelas.⁴
1¹Erwin, Aplikasi Iso Pengantar Sebagai standar mutu, (Jakarta: Kata Pena, 2014), hal. 41
²Mulyono, Manajemen Admistrasi dan Organisasi Pendidikan (Jogjakarta:Ar-ruz Media, 2008), hal. 4
⁴Sfaruddin dkk, Pendidikan Prasekolah, (Medan: Perdana Publishing, 2011), hal. 153
Muhaimin et,al., Manajemen Pendidikan Aplikasi dalam Penyusunan Rencana Pengembangan sekolah, cet. 3, (Jakarta: kencana, 2011), hal. 4-5
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di tarik kesimpulan manajemen merupakan suatu
proses kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kerjasama orang lain.
sebagai unsur utama pelaksana kegiatan sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan terjadi
kesalahan pengelolaan dalam melaksanakan kegiatan tersebut secara efektif dan efisien.
Setiap organisasi di pastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang memberikan arah
dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut.sudah barang
tentu tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang tersebuat adalah suatu keadaan yang
lebih baik dari pada keadaan sebelumnya.dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah yang
diperlukan serangkaian kegiatan yang lebih dikenal sebagai proses manajemen
4.Directing, adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
6.Controlling, adalah proses penetapan apa yang telah dicapai yaitu proses evaluasi
kinerja, dan jika di perlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.6
2
2Hasanuddin Rahman Daeng Naja, Manajemen Fit and Proper Test (Yogyakarta:Pustaka Widyatama, 2004), hal. 61
Untuk melaksanakan proses manajemen di atas, menajer memerlukan prasarana dan
sarana,di antaranya memerlukan kekuasaan, kekuatan, tujuan, orientasi, manusia, serta
sumber daya lainnya.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum guru yang diberi tugas tambahan khusus untuk
membantu kepala sekolah dalam mengelola bidang akademik di sekolah.wakil kepala sekolah
bidang kurikulum mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam bidang pengaturan
kurikulum dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kurikulum yang dilaksanakan di
sekolah.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memiliki peran dalam menyusun program
pembelajaran, menyusun kalender pendidikan, menyusun pembagian tugas mengajar guru,
menyusun jadwal pelajaran, menyusun jadwal penerimaan laporan pendidikan, menyediakan
silabus seluruh mata pelajaran menyediakan dan memeriksa daftar hadir guru, mengatur
kelengkapan sarana guru (Kemendikbud).
3
3.tinjaun tentang kurikulum
a.pengertian kurikulum
Hollis L. Caswell dan Doak S. Campble kurikulum merupakan semua pengalaman yang
diharapkan dimiliki peserta didik di bawah bimbingan para guru.
Menurut Nana Sudjana mengartikan kurikulum sebagai program dan pengalaman belajar serta
hasil-hasil belajar yang diharapkan,yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang
tersusun secara sistematis, diberikan kepada peserta didik di bawah tanggung jawab sekolah
untuk membantu pertumbuhan/perkembangan pribadi dan kompetensi sosial peserta didik.
Sedangkan dalam bukunya paradigma baru pendidikan Nasional, H.A.R. Tilaar mendefinisikan
kurikulum adalah keseluruhan program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga suatu pendidikan
atau pelatihan untuk mewujudkan visi dan misinya.
b.peran kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dan
menentukan tujuan pencapaian pendidikan. Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting
yaitu:
1.peranan konservatif
Kurikulum berperan dalam menangkal pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur
masyarakat, sehingga keajengan dan indentitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.
2.peran kreatif
4
Ahmad Andi Firmansyah, Telaah Kurikulum, (malang: jawa barat), 2020 hal. 2
Canter V. Good Ed, Dictionary of Education Third edition, (New York: McGraw-Hill, 1973), hal.5
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,Cet. Ketiga,(Bandung: Sinar Baru Algesindo,
1996), hal.5
Kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat
mengembangkan Setip potensi yang dimiliknya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan
sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.
3..peranan kritis dan evaluatif kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi
segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
c.fungsi kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan.kurikulum berfungsi sebagai
pedoman dalam membimbing anaknya belajar dirumah. fungsi kurikulum memiliki arti sebagai
berikut:
1.Fungsi penyesuaian
2.Fungsi integrasi
3.Fungsi diferensiasi
4.Fungsi persiapan
5.Fungsi persiapan
6.Fungsi pemilihan
7.Fungsi diagnotis
Di perlukan suatu kerangka umun agar perencanaan terstruktur dengan sistematis dan
terorganisir, kerangka kerja berisi seluruh keterkaita yang terkandung dalam perencanaan
kurikulum. kerangkan kerja dapat meliputi, model, ide, dan harapan dalam suatu perencanaan
kurikulum.menurut pemikiran dan teori dari tyler, dkk yang menjadi kerangka dalam
perencanaan kurikulum yaitu
1.pondasi
Pendidikan di dasarkan pada tiga bidang landasan, Yakni filsafat, sosiologi, psikologi, yang
berkaitan dengan kebutuhan individual dan kelompok.
2.tujuan
Tujuan umum tersebut melayani berbagai macam tujuan mengalihkan proses pembelajaran
searah dengan tingkat perkembangan para peserta, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Jadi
kegiatan pendidikan searah dengan tingkatan perkembangan peserta didik.
4.Dicition Screen
Pendidikan perlu makukan pertimbangan kelima bidang yang akan berpengaruh terhadap
keputusan, yakni
b.Isi meliputi berupa fakta dan konsep yang ada kaitannya dengan tujuan.
Kompetensi kurikulum perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direpresentasi dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.menurut McAshan (Mulyana) 2022
bahwa kompetisi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan pengetahuan yang dikuasai
oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-
perilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Aspek-aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetisi sebagai berikut:
c.kemampuan (skill); adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau
pekerjaan yang di bebankan kepadanya.
d.nilai (value); suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu
dalam diri seseorang.
e.sikap (atitude); yaitu perasaan senang tidak senang, suka tidak suka, atau suatu rangsangan
yang datang dari luar.
Kompetisi sebagaimana dituangkan dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standar pendidikan pasal 28 dinyatakan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan usia dini meliputi: a) kompetensi
padagogik, b) kompetesi kepribadian, c) kompetisi profesional, dab d) kompetensi sosia⅞l.
Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
pendidikan memiki wewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak di capai dari setiap kegiatan
pembelajaran. dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
1.shahi dalam arti materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah diuji
kebenaran dan kesahihannya.
2.tigkat kepentingan materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta didik mengaap dan
sejauh mana materi itu dicapai
3.kebermaknaan materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis maupun non
akademi.
4.layak dipelajari materi kemungkinan baik dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitannya
maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondusi setempat
5.manarik minat,materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan motivasi peserta didik untuk
mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan
untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka
Berdasarkan kompetensi tersebut kompetensi dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan, melakukan tugas-tugas-tugas dengan
standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,b
penguasaan terhadap seperagkat kompetesi tertentu.
a. Pengertian belajar
Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah (kelainan
mental akan tetapi di sebabkan oleh faktor non intelegensi.dengan demikian,IQ yang tinggi
belum tentu mendapatkan jaminan keberhasilan belajar.kesulitan belajar kemampuan
gangguan dalam kemampuan belajar termasuk dalam hal berbicara, membaca, menulis, atau
kemampuan dalam menghafal.
Kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau
setidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat kesulitan belajar.kesulitan belajar yang
dialami siswa menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi akademik yang
diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa pada kenyataannya (prestasi
aktual).5
Berdasarkan pemaparan di atas kesulitan belajar dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakan hambatan yang dialami oleh siswa dalam proses belajar yang menyebabkan siswa
mendapatkan hasil yang kurang optimal dalam proses belajarnya.
Faktor-Faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu
berikut ini:
1) Faktor Intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri)yang meliputi
Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa
seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh dan
sebagainya.
b. Faktor psikologi
5
Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 48
psikologi siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi tingkat intelegensi pada
umumnya rendah, bakat terhadap mata pelajaran rendah, minat belajar yang kurang, motivasi
yang rendah,emosi, kebiasaan, penyesuaian diri dan kondisi kesehatan mental yang kurang
baik.
c. Faktor kelelahan
Yaitu faktor yang berhubungan dengan kelelahan organ fisik dan kelelahan psikis.
a. Faktor-faktor non-sosial. Faktor non social yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada
siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan kurang
lengkap.
b.faktor-faktor sosial.
a.faktor-faktor keluarga
Termasuk didalamnya yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa adalah cara orang
tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian
orang tua dan latar belakang kebudayaan orang tua.
b.faktor sekolah
Termasuknya didalam nya adalah metode mengajar, kurikulum, hubungan siswa dengan
guru, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar siswa.
6
c.faktor masyarakat
Media massa, kegiatan yang ada di masyarakat, teman bermain, dan lingkungan masyarakat
yang lebih luas.²
6
Winkel, Manajemen Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), hlm. 65
7
Sripsi Fitri Yanti Nasution (2018),dengan judul berjudul lmplementasi Manajemen Kurikulum Sebagai upaya
Meningkatkan kualitas Pendidikan di Mts Nurul Iman Morawa, fakultas tarbiyah ilmu keguruan universitas negeri
sumatera Utara.
Sebelum mengajukan penelitian dalam kajian sripsi ini, penulis terlebih dahulu melakukan
survey terhadap hasil penelitian yang membahas tema tentang manajemen Waka kurikulum
dalam meningkatkan kualitas belajar yaitu dengan membaca dan memahami Skripsi yang telah
ada di perpustakaan dunia ( internet), terutama yang kaitannya dengan media pembelajaran.
Berikut ini beberapa penelitian yang relevan adalah:
1.Sripsi Fitri Yanti nasution (2018) fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan universitas negeri
sumatra utara medan yang berjudul implementasi manajemen kurikulum sebagai upaya
meningkatkan kualitas pendidikan di Mts Nurul imam tanjung morawa dengan hasil
penelitiannya bahwa manajemen kurikulum di sekolah Mts Nurul iman morawa adalah
kurikulum yang dipakai yaitu mengunakan kurikulum k13.dan masih berjalan 2 tahun untuk
perencanaan berdasarkan instruks kepada wali kelas untuk komponen-komponen menyiapkan
bahan pembelajaran. dan dapat di simpulkan bahwa untuk meningkatkan potensi siswa serta
meningkatkan hubungan siswa dengan pendidik saling menerima dan menghargai.persamaan
sripsi ini dengan sripsi peneliti yaitu Sama-sama meneliti tentang manajemen kurikulum dan
mengunakan pendekatan kualitatif.adapun perbedaan skripsi Fitri Yanti Nasution dengan sripsi
peneliti yaitu sripsi Fitri yanti nasution judulnya berbeda yaitu pada kata implementasi
manajemen kurikulum sebagai upaya meningkatkan kualitas belajar sedangkan pada judul
peneliti yaitu manajemen Waka kurikulum dalam mengatasi kualitas belajar di judul penelitian
tidak ada kata implementasi. sripsi Fitri Nasution meneliti kebijakan pemimpin kepala sekolah
dalam mengimplementasikan kurikulum sedangkan peneliti meneliti bagaimana manajemen
waka kurikulum dalam mengatasi kesulitan belajar dan tempat penelitiannya pun berbeda.
2.skripsi Sri intan Wahyuni, (2009) fakultasTarbiyah Universitas Islam negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang berjudul manajemen kurikulum dalam meningkatkan mutu pembelajaran pai
di Mts negeri laboratorium UIN sunan Kalijaga Yogyakarta dalam penelitian ini peneliti
memfokuskan pada implementasi manajemen kurikulum dan peran manajemen kurikulum
dalam meningkatkan mutu pembelajaran di Mts negeri laboratorium UIN sunan Kalijaga
Yogyakarta persamaan penelitian sama-sama mengenai kurikulum adapun perbedaan skripsi Sri
intan wahyuni dengan sripsi peneliti skripsi Sri intan wahyuni lebih memfokuskan pada
peningkatan mutu pembelajaran pai dan implementasi kurikulum sedangkan peneliti terkait
Waka kurikulum kurikulum dalam mengatasi kesulitan belajar siswa,dan tempatnya yang
berbeda.
Berdasarkan hasil survey di atas, penelitian ini dengan judul: Manajemen Waka kurikulum
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SD 02/1 Kembang seri. Penelitian ini belum pernah
di lakukan oleh peneliti lain dan bukan plagiasi dalam penelitian lain 8
8
Skripsi Sri Intan Wahyuni, (2009) berjudul Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan mutu Pembelajaran di
Mts negeri laboratorium UIN Sunan Kalijaga, fakultas tarbiyah universitas Islam sunan Kalijaga.
BAB l
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Manajemen merupakan serangkaian proses dari mulai perencanaan, koordinasi, organisasi
dan evaluasi. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap
satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala
sekolah. Kurikulum merupakan suatu pedoman atau pegangan dalam proses Kegiatan Belajar
Mengajar. Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab kaitannya dengan
penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan macam dan
kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan
pendidikan
baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional.
manajemen didasarkan pada peningkatan mutu yang ditangani secara efisien, artinya
berbagai sumber yang mempengaruhi proses pendidikan perlu ditangani secara jelas, terkendali
dan terarah. dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.²
Kurikulum merupakan program pendidikan tentang pengalaman belajar dan materi ajar
yang disusun secara sistematik dan terencana sesuai dengan aturan yang berlaku dan dijadikan
sebagai pedoman oleh guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Kurikulum juga sebagai dasar dalam penjaminan mutu pendidikan di
sekolah, karena sebagai pedoman pokok dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, kurikulum
harus melakukan perbaikan, evaluasi dan pengembangan secara kontinyu agar tidak tertinggal
oleh zaman yang semakin maju dan perkembang dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi serta
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2015
menjelaskan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan¹
Menurut slameto belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu tindakan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tercapainya tujuan belajar
ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai
anak didik.
Prestasi belajar siswa yang memuaskan dapat dipengaruhi oleh setiap anak didik jika mereka
dapat belajar dengan wajar, terhindar dari berbagai Macam hambatan dan gangguan, Namun
sayangnya ancaman, hambatan, dan gangguan dialami oleh anak didik tertentu.
Pada kenyataannya, para siswa seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya
atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan. Hal itu
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar yang merupakan hambatan dalam
mencapai hasil belajar. Ini mengakibatkan peran sekolah dalam upaya untuk mewujudkan tujuan
pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah tidaklah gampang, banyak sekali
hambatan-hambatan yang dihadapi di lapangan, misalnya seperti kurikulum yang tidak relevan
lagi dengan perkembangan pendidikan, dan berbagai masalah yang dihadapi oleh pendidik
berkenaan dengan keadaan siswa itu sendiri.
Dalam menghadapi masalah itu, ada kecenderungan tidak semua siswa
mampu memecahkan masalah itu sendiri. Seseorang mungkin tidak mengetahui
cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. Ia tidak tahu apa sebenarnya
masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak tidak mempunyai
masalah, padahal masalah yang dihadapinya cukup berat. Atas kenyataan itu
semua, semestinya sekolah dan pendidik harus berperan turut membantu
memecahkan masalah yang dihadapi siswa tersebut.9
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil judul "Manajemen Waka
Kurikulum Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di SD Negeri 02/1 Kembang Seri"
dengan harapan kajian ini dapat dipakai sebagai bahan pemikiran untuk kegiatan belajar
mengajar dengan pemanfaatan bahan ajar dalam keberhasilan penyampaian pembelajaran di
lembaga belajar pendidikan tersebut.
B.Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen Waka Kurikulum dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di
Sekolah Dasar Negeri 02/1 Kembang Seri
2. Apa Kendala dalam Manajemen Waka Kurikulum dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
di Sekolah Dasar Negeri 02/1 Kembang seri
3. Bagaimana Upaya Manajamen Waka Kurikulum dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di
Sekolah Dasar Negeri 02/1 Kembang Seri
C.Fokus Penelitian
Fokus Penelitian bertujuan untuk mengefisiensikan waktu dan tenaga peneliti dalam
melakukan penelitian SD Negeri 02/1 Kembang Seri. Dalam penelitian ini penelitian ini penulis
berfokus untuk meneliti kelas V Pada pelajaran yang diajarkan oleh guru di lingkungan belajar
SD Negeri 02/1 Kembang Seri.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
E. Berdasarkan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat dari penelitian ini adalah:
2. Bagi Peneliti
Dengan menggunakan bahan ajar buku paket ini, akan dapat mempermudah
peneliti dalam mengetahui sejauh mana kemampuan Waka kurikulum dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa pada semua mata pelajaran dalam meningkatkan tanggung
jawab siswa terhadap tugas yang diterima.
3. Bagi Sekolah
Dengan memanfaatkan bukupaketakidahakhlaq, dapat membantu para guru
dalam pembelajaran sehari-hari untuk mencapai hasil belajar yang optimal serta
merupakan pendamping dari buku teks pelajaran.
BAB III
METODOLOGIPENELITIAN
Metode penelitian merupakan sistem atau cara kerja yang harus dilakukan dalam
sebuah penelitian, seorang peneliti diharuskan dapat memilih dan menentukan metode
yang tepat guna mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka metode
penelitian tersebut antara lain :
A.Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Dengan demikian dalam penelitian ini instrument pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Peneliti berusaha mendeskripsikan tentang Impelementasi Buku Paket Aqidah
Akhlak kelas V dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri 02/1
kembang seri, peneliti bermaksud untuk memahami realitas yang ada. Dalam meneliti
informasi dan data, penulis menggunakan referensi untuk dijadikan acuan atau dasar
penguat data yang ditemukan.
B.Lokasi Penelitian
Adapun Lokasi yang dijadikan situs penelitian ini tepatnya di sekolah Dasar
Negeri (SDN) Kembang Seri yang RT.02, Kembang Seri Kabupaten Batang Hari.
Peneliti memilih lokasi ini adalah untuk mencari kebenaran tentang manajemen waka
kurikulum Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02/1 Kembang Seri.selain itu sekolah ini
merupakan salah satu sekolah yang menarik untuk di lakukan penelitian tentang Waka
kurikulum.Jadi Alasan memilih lokasi tersebut juga di dasarkan pada pertimbangan,
yaitu:
a). keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga dan
efisien efisiensi waktu
b).untuk mencari kebenaran tentang manajemen Waka kurikulum di sekolah
tersebut.
Menurut Lofland dikutip oleh maleog bahwa "Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.
1.Waka kurikulum, tenaga pendidik di sekolah Dasar Negeri 02/1 Kembang Seri
2.Siswa Kelas V saja, Sedangkan untuk kelas VI peneliti tidak berani menganggu di karenakan
akan menghadapi ujian akhir nasional.
Berkaitan dengan hal tersebut maka sumber data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif,
ada beberapa sumber data yang bisa digunakan dalam penelitian antara lain:
1. Datakata-kata/lisan
Pencatatan data utama ini dilakukan melalui kegiatan wawancara yaitu mendapatkan
keterangan dan informasi di lokasi penelitian. Dalam hal ini yaitu Waka kurikulum, tenaga
pendidik dan siswa kelas V tentang manajemen Waka kurikulum dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa.
2. Data tertulis
Penelitian memperoleh data tertulis dengan cara mendatangi langsung di kantor
tata usaha Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02/1 Kembang Seri yang memiliki kaitannya
dengan profil Sekolah Dasar Neger (SDN) 02/1 Kembang Seri dan dokumen-dokumen
yang relevan dengan pembahasan penelitian.
3. Foto/Gambar
Foto/gambar merupakan alat bantu dari sumber benda yang tidak memungkinkan
sumber data yang berupa benda atau peristiwa penting dalam hal tersebut dibawa sebagai
barang bukti penelitian. Dalam penelitian ini foto atau gambar digunakan dalam hal sajian data
yang berupa benda maupun peristiwa yang terjadi di lapangan.
3.Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, lengger, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak
tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum
berubah, dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda
mati.Dokumentasi ini penulis pergunakan untuk memperoleh informasi dari data tertulis yang
ada pada subyek penelitian dan yang mempunyai relevansi dengan data yang dibutuhkan
dalam hubungannya dengan penulisan ini.
c. Data waka kurikulum, siswa, dan karyawan Sekolah Dasar Negeri 02/1 Kembang Seri
Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan- hubungan yang terjadi
dianalisis, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang
terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di luar penelitian tersebut.
Berdasarkan analisis dan penafsiran yang dibuat, perlu pula ditarik kesimpulan-kesimpulan
yang berguna, serta implikasi-implikasi dan saran-saran untuk kebijakan selanjutnya.
Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan langkah- langkah
sebagai berikut:
a). ReduksiData
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat
menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, artinya pada tahap ini
peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan, harus
ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.Maka dalam penelitian ini data
yang diperoleh dari informasi kunci yaitu Waka kurikulum dan siswa kelas V di Sekolah Dasar
Negeri 02/1 Kembang Seri secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Begitupun data yang diperoleh dari informasi pelengkap disusun secara
sistematis agar memperoleh gambar yang sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Rencana Penelitian
Rencana penelitian ini yang berjudul Manajemen Waka Kurikulum Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, penelitian ini dilakukan dengan
pembuatan proposal, dilanjutkan dengan seminar proposal, setelah direvisi
seminar. Dilanjutkan dengan izin riset, maka penulis mengadakan pengumpulan
data dan analisis data dalam waktu yang berurutan.