Anda di halaman 1dari 30

ULANGAN TENGAH SEMESTER

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Dosen Pengampuh : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd

Disusun Oleh:

Anisa Sekar Ningrum

NIM. 202425003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI
CILACAP

2023
1. Manajemen Pendidikan
A. Pengertian manajemen pendidikan
Manajemen berasal dari kata, ‘to manage’ yang berarti mengurus,
mengatur, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen memiliki pengertian
yang sangat luas, manajemen dapat didefinisikan sebagai proses atau cara
sistematis untuk melakukan pekerjaan. Proses tersebut berupa kegiatan dalam
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian atau pengawasan.
Manajemen pendidikan artinya pengolahan semua kebutuhan institusional
dalam pendidikan dengan cara yang efektif dan efisien. Manajemen
pendidikan merupakan aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan, atau
proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah
diterapkan dalam pendidikan. Manajemen pendidikan adalah proses
penyelenggaraan dalam usaha kerja sama atau usaha bersama untuk
mendayagunakan semua sumber (personal atau material) secara efektif,
efisien, dan rasional untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Manajemen pendidikan menurut Depdikbud diartikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga
pendidikan,sumberdaya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya yaitu
yang beriman, bertakwa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, mandiri serta tanggung jawab.
Manajemen pendidikan dapat artikan sebagai pelayanan dan pengabdian
terhadap dunia pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan suatu
penalatan di bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas
perencanaan, pengorganisasian (Engkoswara dan Aan, 2013). Manajemen
pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan,dan pengendalian usaha-usaha personal pendidikan dalam
mendayungkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan (Fuadi,
2019). Manajemen pendidikan juga merupakan suatu cabang ilmu yang
usianya relative masih muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang
belum mengenal. istilah lama yang sering digunakan adalah ‘administrasi’
(Dewi, 2016). Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian
kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok
manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetepkan sebelumnya dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungsi manajemen agar tercapainya
tujuan secara efektif dan efisien (Kristiawan, Safitri, dan Lestari, 2017).
Sedangkan menurut T. Hani Handoko (1999), manajemen pendidikan adalah
proses yang terus-menerus yang dilakukan oleh organisasi pendidikan melalui
fungsionalisasi unsur-unsur manajemen tersebut, yang di dalamnya terdapat
upaya saling memengaruhi, saling mengerahkan dan saling mengawasi. Dapat
disimpulkan dari semua definisi manajemen pendidikan merupakam
penyelenggaraan pendidikan yang sekaligus berkaitan dengan semua spek
yang ada dalam usaha penyelenggaraan pendidikan, yang berhubungan secara
langsung dengan proses pembelajaran, fasilitas, atau sarana dan prasarana
pendidikan dan media pendidikan.

B. Objek manajemen pendidikan


Objek manajemen pendidikan yaitu terdiri dari :
1) Manusia (SDM)
Manusia merupakan salah satu elemen terpenting yang terdapat dalam
pengelola manajemen pendidikan. Manusia merupakan faktor utama
dalam manajemen pendidikan, manajemen dilakukan pemeriksaan
keahlian seseorang dan mengatur semua hal. sehingga manajemen
membutuhan manusia untuk mengelola atau mengatur segala hal
tersebut.
2) Uang
Uang digunakan untuk mengelola pendanaan atau pembiayaan
(adminitrasi) yang dikelola secara efisien sehingga tidak terjadi
pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan. Uang yang ada harus
dikelola sesuai dengan kebutuhan dan data ditulis secara rinci.
3) Bahan materi (material)
Bahan materi juga merupakan hal atau aspek yang penting dalam
manajemen pendidikan, dengan adanya pengelolaan material maka
terbentuknya kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer
ilmu dari guru ke siswa. Material merupakan suatu bahan yang akan
disampaikn kepada siswa.
4) Metode
Dalam manajemen pendidikan sangat diperlukan pengelolaan yang
baik dan benar. Metode yang digunakan guru dalam mengajar tidaklah
harus sama, metode yang digunakan harus menyesuaikan pada
kesiapan siswa dan kondisi siswa. Karena tidak semua anak memiliki
kemampuan yang sama antara kelas tinggi dan kelas rendah. Metode
sendiri artinya adalah suatu cara dalam melakukan penyampaian materi
atau mengerjakan sesuatu.
5) Mesin
Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang
digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat
digunakan sebaik mungkin dan tidak cepet mengalami kerusakan,
untuk orang yang mengelola mesin diperlukan orang yang ahli atau
orang yang mengerti tentang mesin, perawatan mesin dengan baik.
6) Pasar
Pasar adalah kunci dalam menentukan sekolah atau lembaga
pendidikan. Dengan sekolah melakukan promosi atau sosialisai kepada
masyarakat, maka masyarakat menjadi tahu dan sedikit menjadi
tertarik untuk memasukan buah hatinya ke dalam lembaga pendidikan
tersebut.
7) Waktu
Waktu disini perlu dikelola dengan baik, karena waktu belajar siswa di
sekolah sngatlah terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik
supaya belajar mengajar menjadi lebih efesien,
C. Fungsi dan peranan manajemen pendidikan
Fungsi manajemen pendidikan antara lain:
1) Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan adalah kegiatan untuk memutuskan suatu
pekerjaan yang harus dilakukan oleh sekelompok demi tercapainya
tujuan yang diinginkan. Perencanaan terdiri atas aktivitas pengambilan
keputusan, termasuk pemilihan dengan cara lain dalam mengambil
keputusan. Perencanaan memerlukan pemikiran yang matang dan
sesuai.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi merumuskan bahwa
perencanaan pendidikan ialah suatu proses buat menetapkan tujuan,
menyediakan fasilitas serta lingkungan tertentu, serta
mengidentifikasikan prasyarat untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan sekaligus menetapkan cara yang efektif serta efisien pada
perjuangan menghasilkan manusia supaya mempunyai kompetensi
individual dan social secara maksimal.
Perencanaan pendidikan artinya proses pemikiran yang sistematis serta
analisis rasional Sehingga dibuat untuk mempertinggi mutu pendidikan
agar lebih efektif serta efisien, sebagai akibatnya proses pendidikan
dapat memenuhi tuntutan serta kebutuhan warga .
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses pembagian kerja ke dalam tugas-
tugas yang lebih kecil, memberikan tugas sesuai dengan kemampuan,
mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasikan demi efektivitas
pencapaian tujuan organisasi.
Pengorganisasian merupakan pembagaian tugas sesuai dengan
kemampuan serta keahlian orang yang memegang tugas. Pekerjaan
yang ditangani oleh orang yang bukan ahlinya dibidang tersebut, maka
pekerjaan tidak akan sesuai dengan yang diinginkan.
3) Pengarahan (directing)
Pengarahan untuk membimbing bawahan supaya menjadi karyawan
yang mempunyai pengetahuan dan keahlian memadai dan bisa bekerja
secara efektif untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh
organisasi. Pengarahan berkaitan menggunakan motivasi, komunikasi,
dinamika kelompok, dan kepemimpinan.
4) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi sejauh mana
hasil yang sudah tercapai. istilah supervisi pula bisa diartikan atau
disamakan menggunakan pengendalian, yang dibutuhkan untuk
memastikan bahwa suatu kegiatan atau kegiatan dapat berjalan sesuai
menggunakan yg direncanakan.
Supaya supervisi pendidikan bisa berfungsi efektif beberapa hal
berikut harus diperhatikan:
 Supervisi wajib dikaitkan menggunakan tujuan dan kriteria
yang dipergunakan pada sistem pendidikan, yaitu relevansi,
efektivitas, efisiensi, serta produktivitas.
 Standar yg masih dapat dicapai harus ditentukan.
 Pengawasan hendaknya diadaptasi menggunakan sifat dan
kebutuhan organisasi  atau lembaga pendidikan.
 Kuantitas supervisi wajib dibatasi. ialah Bila pengawasan
terhadap karyawan terlalu sering, terdapat kecenderungan
mereka kehilangan swatantra mereka.
 Sistem supervisi wajib dikemudikan dan dikontrol.
 Pengawasan hendaknya mengacu kepada tindakan pemugaran.
5) Implimentasi
Suatu proses dengan menggerakkan sumber daya manusia yang ada
untuk melalukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga
efisiensi proses terjadi dan efektivitas kerja yang dihasilkan.
D. Ruang lingkup manajemen pendidikan
Dalam ruang lingkup manajemen pendidikan terdapat 4 sudut pandanga
antara lain:
1) Ruang lingkup menurut wilayah kerja.
Berdasarkan atau tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup manajemen
pendidikan dipisahkan menjadi:
 Manajemen pendidikan seluruh Negara, yaitu manajemen
pendidikan untuk urusan nasional.
 Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen
pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu propinsi yang
pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh petugas manajemen
pendidikan di kabupaten dan kecamatan.
 Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen
pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu kabupaten/kota,
meliputi semua urusan pendidikan memuat jenjang dan jenis.
 Manajemen pendidikan satu unit kerja. Pengertian dalam
manajemen unit ini lebih dititikberatkan pada satu unit kerja
yang langsung menangani pekerjaan mendidik misalnya;
sekolah, pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-kursus.
 Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil
dalam usaha pendidikan yang justru merupakan “dapur inti”
dari selurih jenis manajemen pendidikan. Dalam manajemen
kelas inilah kemudian terdapat istilah “pengelolaan kelas” baik
yang bersifat instruksional maupun manajerial.
2) Ruang lingkup menurut objek garapan
Yang dimaksud dengan objek garapan manajemen pendidikan dalam
adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun
tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat
pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah.
Ditinjau dari objek garapan manajemen pendidikan ada 8 obyek
garapan, yaitu:
 Manjemen siswa
 Manajemen personil sekolah
 Manajemen kurikulum
 Manejemen sarana atau material
 Manajemen tatalaksana pendidikan
 Manjemen pembiayaan
 Manjemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi
pendidikan
 Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.
E. Kajian manajemen pendidikan

Pananrangi, SH., M.Pd, Prof. Dr. H Andi Rasyid. (2017). Manajemen Pendidikan. Jakarta:

Celebes media perkasa

Wahyudin, Ruslan Undang. (2020). Manajemen Pendidikan (Teori Dan Praktik

Dalam Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional). Yogyakarta: CV Budi Utama.

Suhelayanti, dkk. (2020). Manajemen Pendidikan. ISBN: 978-623-6512-37-1

Tumanggir, Amiruddin. (2021). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: K-Media


Hartanti .A .L . (2011). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:PressIndo

2. Manajemen Organisasi Pendidikan


A. Pengertian manajemen organisasi pendidikan
Organisasi bisa didefinisikan sebagai sekelompok orang yang bekerja sama
dan berkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu.
” Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Sementara Philiph Selznick menjelaskan bahwa organisasi adalah
pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Organisasi adalah
keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia yang masing-masing
memiliki fungsi dalam mencapai tujuan. Menurut Bayle, et al
(1986) :”organization is a collection of people working together in a division
of labour to achieve a common purpose”. Maka dalam definisi ini ada
keluasan ragam bentuk perkumpulan orang, di antaranya kelompok
persaudaraan, klub olah raga, organisasi sukarela, organisasi agama, seperti
halnya juga bisnis, sekolah, lembaga pemerintah, rumah sakit, serta lembaga
lain yang eksis di masyarakat.
Mondy dan Premeaux (1995:203) menjelaskan bahwa organisasi adalah proses
kelangsungan hubungan formal diantara sejumlah orang dan sumberdaya
untuk mencapai tujuan. Pendapat ini mengandung makna bahwa organisasi
terdiri dari adanya hubungan kerja sejumlah orang, ada pengaturan yang
bersifat formal, dan ada sumberdaya lain yang dimanfaatkan, serta ada tujuan
bersama yang ingin dicapai. Menurut Hicks dan Gullett dalam Wahab
(2011:2), ada lima fakta umum yang terdapat pada setiap organisasi, yaitu:
1. Organisasi selalu berisi orang-orang
2. Orang-orang tersebut saling terlibat dan melalui cara-cara tertentu mereka
itu saling berinteraksi
3. Interaksi-interaksi tersebut selalu dilakukan secara teratur atau ditentukan
oleh sejenis struktur
4. Semua orang dalam organisasi mempunyai tujuan-tujuan pribadi dan
beberapa diantaranya itulah mendasari tindakan-tindakan mereka. Setiap orang
mengharapkan bahwa partisipasi mereka dalam organisasi akan membantu
mencapai tujuan-tujuan individual
5. Interaksi-interaksi tersebut dapat juga membantu mencapai tujuan-tujuan
yang memiliki keterkaitan yang mungkin berbeda tetapi berhubungan dengan
tujuan-tujuan pribadi. Organisasi secara sistemik adalah sistem yang bersifat
terbuka, seperti halnya sistem sosial. Sebab organisasi mencakup orang dan
tujuan-tujuan yang bergantung atas usaha orang untuk mencapai kinerja, hasil,
yang menjadi arah sosial.
B. Komponen manajemen organisasi pendidikan
Terdapat enam komponen utama yang perlu dipahami yaitu:
 Manajemen diri,
Manajemen diri merupakan aspek utama yang berkaitan dengan
sumber daya manusia yang dalam organisasi.
 Manajemen sistem
Manajemen sistem berkaitan dengan modal kapital bagi sebuah
organisasi, sehingga bisa berkembang , maju dan bertahan.
 Manajemen lingkungan
Manajemen lingkungan berkaiatan dengan keadaan atau tempat,
budaya organisasi
 Manajemen komunikasi
Manajemen komunikasi berkaitan dengan pola koordinasi yang terjadi
dalam organisasi baik bersifat internal maupun eksternal.
 Manajemen konflik
Konflik disini berkaiatan dengan sesuatu yang berproduktif dan positif
yang perlu dikelola dan outcome dari segala proses keorganisasian.
 Manajemen kepemimpinan

C. Fungsi manajemen organisasi pendidikan


Menurut George R Terry, fungsi manajemen yaitu perencanaan, fungsi
pengoganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengendalain.
Menurut Luther Gullick, fungsi manajemen yaitu fungsi
perencananan(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi
pengaturan anggota (staffing), fungsi pelaporan (reporting) dan fungsi
pencapaian tujuan (budgeting). Pada dasarnya fungsi manajemen itu ada
empat yang sering didikenal oleh masyarakat yaitu fungsi pelaksanaan
(actuating), fungsi pengendalian (controlling). Fungsi pengorganisasian
trdapat fungsi staffing (pembentukan staf). Manajer dalam organisasi
perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen
yang mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
Fungsi Manajemen organisasi antara lain:
 Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah fungsi paling utama dari manajemen organisasi.
Perencanaan berarti membuat sasaran capaian tujuan, cara
pengembangan dan pembentukannya. Planning juga merupakan cara
paling baik untuk mencapai tujuan dan menerapkan strategi organisasi.
 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian mengacu pada hubungan antarindividu dalam sebuah
organisasi. Organizing juga berkaitan dengan kemampuan dan sumber
daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
 Kepegawaian (Staffing) 
Kepegawaian atau karyawan merupakan sumber daya terpenting dalam
sebuah organisasi. Staffing mencakup perekrutan, seleksi,
pemerolehan, pelatihan serta penilaian karyawan. Kepegawaian
menjadi salah satu penentu keberhasilan organisasi untuk mencapai
tujuannya.
 Pengarahan (Directing) 
Pengarahan biasanya dilakukan oleh manajer. Tugasnya memberi
instruksi, membimbing serta meninjau pegawai, sebagai salah satu cara
menca[ai tujuan. Directing harus dilakukan dengan baik karena
menjadi penentu keberhasilan organisasi, selain kepegawaian.
 Motivasi (Motivating)
Motivasi diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dalam organisasi.
Motivating ini diperlukan supaya karyawan bisa melakukan
pekerjaannya dengan baik, sehingga dengan demikian tujuan
perusahaan tercapai.
 Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan berarti organisasi melaksanakan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya. Actuating menekankan pada kegiatan
kumpulan orang dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.
 Pengawasan (Controlling)
Pengawasan berarti manajer mengawasi bagaimana proses pelaksanaan
kegiatan oleh pegawai. Controlling juga termasuk penentuan apakah tujuan
organisasi bisa tercapai dengan rencana dan pelaksanaan kegiatan tersebut.
D. Objek kajian manajemen organisasi pendidikan

 Organisasi dan struktur tata usaha merupakan bagian sistemik


perusahaan
 Anggaran belanja keuangan organisasi
 Masalah kepegawaian
 Keuangan dan pembukuan
 Keresponan atau surat menyurat dan sistem komunikasi yang
berlakudalam perusahaan
 Sistem pengupaham
 Manajer, kedudukan, tugas tanggung jawab dan otoritasnya
 Pengaawasan dan pengendalian perusahaan
 Fungsi-fungsi manajemen
E. Tujuan manajemen organisasi pendidikan
Ada babarapa tujuan manajemen organisai pendidikan antara lain:
 Terwujudnya suasaa belajar dan proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna (PAKEMB),
 Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi didirnya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan yang ada apada dirinya,
masyarakat, bangsa, negara.
 Tercapainya tujuan pendidikan secra efektif dan efesien
 Terpenuhinya 5 kompetensi tenaga kependidikan.
 Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan
tugas adminitrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai
manajeratau konsultan manajemen pendidikan)
 Teratinya masaalah yang disebabkan olen manajemenya.
 Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, berrmutu, relevan.
 Meningkatnya citra positif pendidikan.
F. Manfaat manajemen organisasi pendidikan
Manfaat manajemen organisasi pendidikan antara lain:
 Pengambilan keputusan yang lebih cepat
 Peningkatan efisiensi operrasi bisnis
 Kualitas kinerja karyawan meningkat
 Menghilang duplikasi pekerjaan
 Mengurangi konflik antara karyawan
 Komunikassi yang lebih baik antara atasan dengan karyawannya
 Target bisnis menjadi lebih mudah untuk dicapai.
G. Kajian manajemen organisasi pendidikan

Badriyah, Mila. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV Pustaka Setia.

Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi

Aksara.

M. Pd., Prof. Dr. Syafaruddin. 2015. Manajemen Organisai Pendidikan. Medan : Perdana

Publishing

M. Pd., Dr. Muahammad Rifa’i,. 2019. Manajemen Organisasi Pendidikan. Jakarta : CV

Humanis

Khaerul, Umam. 2019. Manajemen Organisasi. Jurnal Pendidikan. Vol.2 No. 1. Baandung:

Setia

Tukiran, Martinus., Puspita Sari, Nugraheni. 2018. Membangun sistem manjemen organisasi

pendidikan. Yogyakarta: PT Kanisius


https://www.tweetilmu.web.id/2020/11/makalah-manajemen-organisasi-sekolah.html

3. Manajemen Siswa
A. Pengertian manajemen siswa
Manajemen siswa dapat diartikan dengan pengelolahan kegiatan yang
berkaiatan dengan sisiwa dari awal masuk hingga lulus belajar yang tujuannya
adalah untuk mengatur proses kegiatan belajar dan pembelajaran dapat
berjalan tertib, lancar, dan mampu mencapai tujuan pendidikan sekolah
(Qomar, 2010). Manajemen kesiswaan juga dapat dikatakan dengan
pembinaan siswa sejak bergabung disekolah, hingga ia menamatkan
pendidikan (Mantja, 2008). Menejemen kesiswaan merupakan pengaturan
aktivitas siswa dari ia masuk hingga lulus dari sekolah atau lembaga ( M.
Thoha, 2016). Manajemen kesiswaan adalah usaha pengaturan atau kegiatan
pencatatan siswa mulai dari masuk sampai dengan lulus sekolah (Prihatin,
2011). Manajemen kesiswaan adalah kegiatan pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa mulai dari penerimaan hingga keluarnya peserta didik
dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan adalah suatu penataan pengaturan
segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik dari mulai masuknya
peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu lembaga
(Soetopo, 2006: 34). Manajemen kesiswaan dapat dikatakan sebagai
pengaturan proses pelaksanaan aktivitas belajar mengajar yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian dalam rangka membina
siswa dari mulai masuk sekolah hingga sampai lulus sekolah. Dengan
demikian, manajemen kesiswaan tidak hanya mencatat data siswa tetapi
mencangkup aspek operasional untuk mengembangkan minat dan talenta
peserta didik bidang tertentu. Mulyono (2008) dalam Manajemen Administrasi
dan Organisasi Pendidikan mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan
adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja serta pembinaan secara kontinue terhadap seluruh siswa (dalam
lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM
dengan efektif dan efisien .
Manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses kerja sama dalam
bidang kesiswaan. Bidang kerjasama dalam manajemen kesiswaan tersebut
yaitu menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan siswa. Masalah
tersebut berupa penyelenggaraan sensus sekolah, menyelenggaraan
penerimaan peserta didik, membina kedisplinan siswa, program layanan
khusus siswa. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk menata proses
kesiswaan mulai dari awal, mengikuti pelajaran, sampai dengan lulus sesuai
dengan tujuan sekolah.
B. Tujuan manajemen siswa
 Menurut Imron (2011) tujuan manajemen siswa yaiku meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik pada siswa, mendidik
dan membina kemampuan minat sert bakat siswa, dan mencapai
kebehagiaan kesejahteraan hidup, belajar dengan baik dan mencapai
cita-cita.
 Menurut Mulyasa (2003:46) tujuan manajemen siswa adalah untuk
mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur serta
Manajemen Peserta Didik mencapai tujuan pendidikan sekolah.
 Mulyasa dipaparkan Imron (2016:11) bahwa tujuan manajemen peserta
didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-
kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
 Menurut Nasihin dan Sururi (2009:206) tujuan manajemen siswa
adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-
kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga
pendidikan (sekolah), lebih lanjut fungsinya adalah agar proses
pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut dapat berjalan lancar,
tertib dan teratur sehingga dapat memberikan konstribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
 Sudrajat ( 2010) menjelaskan bahwa tujuan manajemen peserta didik
secara umum adalah “mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatankegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di
sekolah. Lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat
berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan
secara keseluruhan.
 Menurut Mustari (2014:109) tujuan manajemen peserta didik adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.
 Menurut Kristiawan (2017)
Tujuan pengelolaan kesiswaan yakni mengelola aktivitas kesiswaan
untuk membantu kegiatan belajar sehingga sesuai, disiplin dan sesuai
prosedur, serta dapat memberi masukan dalam mencapai sasaran yang
sudah disepakati
C. Fungsi manajemen siswa
Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur.
Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk
menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang baik serta agar siswa dapat belajar
dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Ada tiga
tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan
tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan
dan pembinaan disiplin. Tujuan manajemen kesiswaan adalah menata proses
kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran, dan sampai dengan lulus
sesuai dengan tujuan istitusional dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan murid baru,
pembinaan siswa, dan kelulusan (Rohiat; 40). Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (2014; 5) menjelaskan “Tujuan
manajemen kesiswaan adalah mengatur kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
di sekolah untuk pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan yang optimal.
Manajemen kesiswaan juga mengatur kegiatan-kegiatan siswa dari mulai masuk
sekolah sampai lulus sekolah.
Ada dua macam fungsi manajemen siswa antara lain:
 Fungsi umum pengelolaan kesiswaan yakni sarana bagi siswa untuk
mengembangkan diri secara individualitas, sosial, kebutuhan, maupun
potensi-potensi peserta didik (Imron & Burhanudin, 2003).
 Fungsi pengelolaan kesiswaan secara khusus, yaitu: (1) pengembangan
individualitas, yakni agar siswa mampu mengembangkan potensi
individualitasnya; (2) pengembangan sosial siswa, yakni supaya siswa
mampu melakukan sosialisasi dengan masyarakatnya; (3) penyaluran aspirasi
dan harapan siswa, yakni supaya terefleksikan kesenangan, dan minat siswa;
dan (4) pemenuhan dan kesejahteraan siswa, yakni supaya siswa tentram
dalam menjalankan pendidikannya. Fungsi pengelolaan kesiswaan yakni
untuk sarana mengembangkan diri (Kristiawan, 2017).
D. Ruang lingkup manajemen siswa
Berdasarkan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007 dan
Kemendikbud melalui Dirjen Pendas (2014, 6) mengemukakan, ruang lingkup
kegiatan manajemen kesiswaan berbasis sekolah meliputi:
(1) Pendataan calon siswa,
(2) Penerimaan Siswa Baru,
(3) Pengenalan/orientasi sekolah,
(4) Pengelompokan siswa,
(5) Pembinaan disiplin siswa,
(6) Penyelenggaraan layanan khusus
Pengelolaan kesiswaan menurut Kudianta (2016) adalah:
1) Perencanaan kesiswaan;
2) Rekrutmen siswa atau biasa disebut dengan PPDB dengan kegiatan
kebijakan penerimaan peserta didik;
3) Orientasi siswa atau biasa disebut dengan Masa Orientasi Peserta
Didik (MOPD);
4) Pengelompokan atau penempatan siswa dengan tujuan memudahkan
pemberian layanan selama menjadi siswa di satuan pendidikan;
5) Pencatatan absensi dengan tujuan memberikan pembinaan
kedisiplinan;
6) Evaluasi kesiswaan dengan melakukan kegiatan pengukuran
perkembangan dan prestasi peserta didik;
7) Pelaporan hasil evaluasi dengan tujuan untuk memberikan timbal
kepercayaan orang tua kepada lembaga;
8) Mutasi dan dropout peserta didik yakni proses perpindahan peserta
didik;
9) Layanan khusus penunjang agar siswa lancar dan mampu
mengembangkan diri;
10) Pembinaan disiplin dengan tahapan perencanaan meliputi membuat
aturan dan menentukan konsekuensi;
11) Organisasi peserta didik di sekolah yang terdiri dari kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler; dan
12) Kegiatan akhir sampai pada perpisahan dan lulusnya siswa yang
bertujuan menilai pencapaian SKL untuk semua mata pelajaran sesuai
programnya sebagai bentuk transparasi, profesional, dan akuntabel
lembaga (Kudianta, 2016)
E. Prinsip manajemen siswa
Menurut Hidayat & Wijaya (2017) dan Thoha (2016) mengatakan bahwa
prinsip manajemen siswa harus mencangkup beberapa unsur antara lain:
1) Manajemen siswa harus menjadi bagaian keseluruhan manajemen
pendidikan.
2) Semua bentuk manajmen siswa harus memiliki misi pendidikan dalam
mendidik peserta didik.
3) Kegiatan manajemen siswa harus mempersatukan siswa dalam
keanekaragaman.
4) Kegiatan manajemen siswa terdapat ketersediaan dari pihak yang
dibimbing.
5) Kegiatan manajemen siswa mengacu pada kemandirian siswa.
6) Kegiatan yang dilakukan manajemen siswa dapat berguana bagi siswa
di masa depannya.
Menurut Hasbullah (2006), dalam pelaksanaan manajemen kesiswaan,
terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain yaitu sebagai
berikut: 
1) Siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek.
2) Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik,
kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya.
3) Pada dasarnya siswa hanya akan termotivasi belajar.
4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.
Prinsip adalah asas atau pondasi pokok fakta untuk pola berfikir dan bertindak.
Prinsip pengelolaan kesiswaan yakni:
(1) untuk mengatur seluruh pengelolaan sekolah;
(2) memberikan misi pendidikan;
(3) kegiatan pengelolaan kesiswaan berupaya menyatukan siswa dengan
keadaan keluarga yang beragam dan banyak perbedaanya;
(4) sebagai upaya pengaturan terhadap pebimbing peserta didik;
(5) kegiatan manajemen peserta didik, senantiasa berlatar sesuai dengan
fungsinya (Imron & Burhanudin, 2003).
Dalam agama islam, amanajemen kesiswaan harus memperhatikan 3 prinsip
yaitu berwawasan, pribadi yang baik, peduli sosial (Hidayat & Wijaya, 2017).
Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa prinsip utama manajemen siswa
harus meliputi 2 hal yitu prinsip fungsional dan prinsip humanisme.
Prinsip fungsional adalah proses manajemen kesiswaan harus melihat fungsi-
fungsi dalam suatu sistem manajemen. Artinya manajemen kesiswaan harus
memiliki tujuan yang sama dan mendukung tujuan manajemen sekolah secara
umum.sealian itu prinsip fungsionalisme harus memperhatukan pembelajatran
toleransi di kalangan siswa .
Sedangkan prinsip humanisme harus menenpatkan siswa sebagai manusia
yang merdeka. Prinsip humanisme dalam manajemen siswa yaitu mengajarkan
siswa sebagaimana menjadi manusia yang seutuhnya, siswa yang memiliki
pandangan
subjek dalam kegiatan belajar mengajar.
F. Pendekatan manajemen siswa
Menurut Yeager (1994) pendekatan dalam manajemen siswa terbagi menjadi
dua yaitu pendekatan kuantitatif (the quantitative approach) dan pendekatan
Kualitatif (the qualitative approach).
Pendekatan Kuantitatifn lebih menitik beratkan pada segi adminitrasi dan
biokratif lembaga pendidikan. Tujuan dari pendekatan ini adalah peserta didik
dapat menerima pemebelajaran dengan baik sehingga mencapai keinginan.
Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik yaitu : diharuskan
kehadiran yang sesuai, memperketat presensi, disiplin, menyelesaikan tugas
dengan tepat. Sedangkan pendekatan kualitatif (the qualitative approach)
adalah Pendekatan yang lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan
peserta didik. Pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik
senang. Tujuan pendekatan ini adalah peserta didik senang dan sejahtera,
maka mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk
mengembangkan diri mereka sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah.
Pendekatan ini juga menekankan pada tempat yang kondusif dan
menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.
G. Kajian manajemen siswa

Aliyyah, R R ; Widyasari , Mulyadi D, Ikhwan S, & Prananosa AG. (2019). Manajemen

kesiswaan pada sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 6 No

1,- 2550-0252

Ariska, Ria Sita. (2015). Manajemen Kesiswaan. Bengkulu: Lubaklinggu Vol. 9, No 6, hlm.

828-835

Somantri, Maanap. (2019). Manajer Pendidikan. Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program

Pascasarjana. Vol. 13. No 3

Junedi, dkk. (2022). Manajemen Pendidikan Ialam. Padang: PT Global Eksekutif Teknologi

Taqwa. (2016). Pendekatan Manajemen Peserta Didik. Jurnal of Islamic Education Management,

Vol. 1, No 1 . IAIN Palopo.


4. Manajemen Kurikulum
A. Konsep dasar manajemen kurikulum
 Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, Yaitu Curir yang artinya
Pelan dan Curere yang artinya Tempat terpacu. Sedangkan dalam
bahasa Prancis kurikulum berasal dari kata Courier artinya berlari.
Kurikulum adalah jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari
gari start samapai finish untuk memperoleh mendali (Zainal Arifin,
2011).
 Kurikulum adalah seperangkat rencana yang berisi tujuan, isi, bahan
pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rusman, 2009:3).
 Manajemen kurikulum adalah system pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komperhensif, sistematik dalam mewujudkan ketercapain
tujuan kurikulum (Nasbi, 2017).
 Menurut Minarti (2012), menejemen kurikulum adalah sebuah system
yang meliputi perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan
evaluasi kurikulum.
 Menurut Syafaruddun (2018), manajemen kurikulum adalah sebuah
langkah yang menggunakan seluruh sumberdaya untuk mewujudkan
tujuan dari kurikulum pendidikan sekolah.
 Menurut Utami (2018), manajemen kurikulum adalah sebuah hal yang
penting dalam sebuah substansi pengelolahan di dalam sekolah.
 Menurut Ampuh Rony, Atmaja, dan Djailani (2015), manajemen
kurikulum adalah sesuatu hal yang ada disekolah yang memiliki
dampak baik pada siswa sehingga memiliki kualitas dan kinerja guru
pencaian tujuan.
 Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2009), manajemen
kurikulum adalah sebuah proses usaha yang dilakukan bersama untuk
memeperlancar pencapain tujuan pengajaran dengan titik berat pada
usaha, serta meningkatkan kualitasninteraksi dalam belajar mengajar.
B. Ruang lingkup manajemen kurikulum
Menurut Dinn Wahyudin.11 lingkup manajemen kurikulum meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
Menurut Muhammad Azhri, ruang lingkup manajemen kurikulum terdiri dari:
a) Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum
b) Manajemen pelaksanaan kurikulum
c) Survesi pelaksanaan kurikulum
d) Penilaian kurikulum
e) Perbaikan kurikulum
f) Desentralisasi dan sebtralisasi pengembangan kurikulum
g) Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum
C. Perencanaan manajemen kurikulum
Menurut Kauffman dakam Purwanto dalam Hermino (2014) perencanana
adalah sebuah proses penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk lebih efektif dan efisien.
Perencanaan kurikulum merupakan proses yang melibatkan kegiatan
pengumpulan, penyortiran, sintesis dan seleksi informasi yang relevan dari
berbagai sumber. Informasi ini kemudian digunakan untuk merancang dan
mendesain pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik
dapat mencapai tujuan pembelajaran. James (1986:32) mendefinisikan
perencanaan kurikulum sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai unsur
peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar,
cara mencapai tujuan, situasi belajar-mengajar, serta penelaahan keefektifan
dan kebermaknaan metode tersebut. Menurut Zenger and Zenger perencanaan
kurikulum dibuat untuk menjadi petunjuk kerja. Perencanaan kurikulum
melibatkan semua pihak baik guru, supervisor, administrator dan lainnya,
dilibatkan dalam usaha kurikulum. Semua guru dilibatkan dalam perencanaan
kurikulum tingkat kelas. Level perencanaan kurikulum menurut Oliva
(1992:58) dimulai dari level kelas, kemudian individual school, school district,
state, region, nation dan world. Representasi guru harus dominan dalam level
kelas dan departemen. Perencanaan Kurikulum menyangkut banyak demensi.
Dalam “The Educational Imagination on The Design and Evaluation of School
Programs”, Eisner (2002:133) menjelaskan bahwa ada beberapa unsur penting
dari dimensi perencanaan kurikulum. Unsur tersebut yang akan menentukan
logika dan karakteristik alur dari sebuah perencanaan kurikulum. Unsur
tersebut dapat disebutkan sebagai berikut: (1) Tujuan dan prioritas (goals and
priorities); (2) Isi kurikulum (content of the curriculum); (3) Jenis
pembelajaran (types of learning opportunities); (4) Organisasi pembelajaran
(learning organization); (5) Organisasi isi (organization of content areas); (6)
Model presentasi dan respon (mode of presentation and response); dan (7)
Jenis evaluasi (types of evaluation).
D. Implementasi manajemen kurikulum
Menurut Hamalik (2016:238) implementasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan pada tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan,
sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta
fisiknya. Implementasi ini juga sekaligus merupakan penelitian lapangan
untuk keperluan validasi sistem kurikulum itu sendiri.
1. Tahapan-tahapan Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum
mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu:
 Pengembangan program mancakup program tahunan, semester,
bulanan, mingguan dan harian. juga ada program bimbingan dan
konseling atau program remedial.
 Pelaksanaan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik.
 Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan
kurikulum catur wulan/semester serta penilaian akhir formatif dan
sumatif mencakup penilaian keseluruha secara utuh untuk
keperluan avaluasi pelaksanaan kurikulum.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum yaitu:
 Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar,
tujuan, sifat dan sebagainya.
 Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam
implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar,
penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum dan berbagai
kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di
lapangan.
 Karakteristik pngguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan serta nilai sikap guru terhadap kurikulum dalam
pembelajaran.
3. Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum Dalam implementasi kurikulum,
terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu:
 Perolehan kesempatan yang sama, prinsip ini mengutamakan
penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik
secara dmokratis dan berkeadilan, untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
 Berpusat pada anak, upaya memandirikan peserta didik untuk
belajar, bekerja sama dan menilai diri sendiri sangat diutamakan,
agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman, dan
pengetahuannya.
 Pendekatan dan kemitraan, seluruh pengalaman belajar dirancang
secara berkesinambungan. Pendekatan yang digunakan dalam
pengorganisasian pengalaman belajar berfokus kepada kebutuhan
peserta didik.
 Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan,
standar kopetensi disusun oleh pusat, dan cara pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing
daerah atau sekolah.
E. Evaluasi manajemen kurikulum
Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengetahui dan memutuskan apakah
program yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan semula.
a) Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum Prinsip-prinsip evaluasi
kurikulum dalam Hamalik (2016:255) adalah sebagai berikut:
 Tujuan tertentu, artinya setiap program evaluasi kurikulum
terarah dalam tercapainya tujuan yang telah ditentukan secara
jelas dan spesifik.
 Bersifat objektif, dalam artian berpijak pada keadaan yang
sebenarnya, bersumber dari data dan akurat, yang diperolh dari
instrumen yang handal.
 Bersifat koprehensif, mencakup semua dimensi ataua aspek
yang terdapat pada ruang lingkup kurikulum.
 Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
Pelaksanaan dan keberhasilan suatu program evaluasi
kurikulum merupakan tanggung jawab semua pihak yang
terlibat dalam proses pendidikan
 Efisien, khususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga
dan peralatan yang menjadi unsur penunjang.
 Berkesinambungan. Hal ini diperlukan mengingat tuntutan dari
dalam dan luar sistem sekolah, yang meminta diadakannya
perbaikan kurikulum.
b) Komponen Desain Evaluasi Setelah seorang evaluator memilih satu
atau semua strategi kemudian membuat rencana rincian desain yang
lengkap dalam upaya implementasi evaluasi. Rencana tersebut terdiri
atas beberapa komponen berikut:
 Penentuan garis besar evaluasi
 Pengumpulan informasi
 Organisasi informasi
 Analisis informasi
 Pelaporan informasiI
 Administrasi evaluasi
F. Kajian manajemen kurikulum

M.Pd., Prof. Dr. Syafaruddin & MS, M.A., Dr. H. Amiruddin. (2017). Manajemen

Kurikulum. Medan: Perdana Publishing.

Nasbi, Ibrahim. (2017). Manajemen Kurikulum Sebuah Kajian Teoritis. Jurnal Idaarah Vol.

1, No .2 UIN Alauddin Makasar.

Yuhasnil., Anggreni, Silvia. (2020). Manajemen Kurikulum Dalam Upaya Peningkatan Mutu

Pendidikan. Jurnal of Administration and Educational Management ALIGNMENT

Vol. 3, No. 2 STKIP

Sista, Taufik Riski. (2017). Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan. Jurnal ilmiah pendidikan. Vol. 1, N0.2. Universitas Darussalam

Gontor

Lazwardi, Dedi. (2017). Manajemen Kurikulum Sebagai PengembanganTujuan Pendidikan.

Jurnal Kependidikan Islam. Vol. 7, No. 1, Universitas Nahdlatul Ulama Lampung


5. Manajemen Personalia

A. Pengertian manajemen personalia


Manajemen personalia menurut Mulyasa yaitu mendayagunakan tenaga
kependidikan secra efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang dituju
dengan optimal dan dalam kondisi menyenangkan.
Menurut Prof Edwin B. Filippo, manajemen personalia adalah serangkaian
berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas
pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompetensi, intregrasi, pemeliharaan,
dang pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk
mencapai sasaran perorangan, organisai, maupun masyarakat.
Menurut Ranupandojo serta Husnan (2002), manajemen personalia adalah
suatau perencanaan, pembagaian kompensasi, menginterpretasi,
pengembangan, serta pemeliharaan tenaga kerja dengan makdus untuk dapat
membantu tercapainya suatu tujuan perusahaan, individu maupun masyarakat.
Menurut Manullang (2001:156) manajemen personalia adalah ilmu yang
mempelajari fasilitas untuk perkembangan, pekerjaan dan partisipasi dalam
pekerjaan dalam aktivitas. Menurut Nitisemito (1996:143) mengatakan bahwa
manajemen personalia adalah ilmu seni yang mempelajari pelaksanaan seperti
perencanaan, pengorganosasian, pengawasan, sampai aktivitas. Menurut
Heidjrachman John Soeprihanto, mengatakan bahwa manajemen personalia
adalah suatu pengawasan pada fungsi manajemen, pengembangan,
pengandaan serta pemberian kompensasi, pengintegrasian serta memelihara
untuk membantu tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan.
Badriyah (2017: 15) berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada
pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan organisasi yang
dikarenakan untuk mencapai tujuannya organisasi memerlukan sumber daya
manusia sebagai pengelola sistemnya.
Sedangkan menurut Malayu Haasibun, manajemen personalia adalah ilmu
yang disertai seni yang mengatur hubungan serta peranan tenaga kerja, agar
dapat lebih efektif dan efisien dalam membantuu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen personalia adalah manajemen yang
memfokuskan pada karyawaan yang didalamnya mendayagunakan seluruh
pegawai secara efektif dan efesien dengan tujuan mencapai sasaran.
B. Tugas manajemen personalia
Tugas utama dari personalia adalah memberikan tenaga kerja dengan kualitas
sesuai pada bagian yang ada pada perusahaan. Menurut Manullang (2001),
bagian persanalia harus melaksanakan tugas dengan baaik yaitu memberikan
pelayanan pada tiap bagiaan dalam perusahaan, sehingga tugas dari
manajemen personalia antara lain:
1) Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan
2) Membuat job description, job analysis, dan job spesification
3) Menentukan sumber-sumber tenaga kerja
4) Mengembangkan proses pendidikan
5) Mengurus seleksi tenaga kerja
6) Mengurus pensiunan
7) Dan mengurus kesejahteraan karyawaan.

Manajemen bertugas untuk mengukur pemberdayaan manusia dan membagi

menjadi tugas tugas penting antaralain:


1) Merencankan anggaran pengelolahan karyawan, agar pengeluaran
dalam pengelolahan dapat diketahui dengan jelas dan transparan.
Anggaran yang di kelola gharus di alokasilkan untuk rekrutmen,
pengadaan program dan lainnya
2) Menyusun perencanaan kerja
Agar lebih mudah dalam melakukan kegiatan, karena sudah terdapat
jadwalnya.
3) Rekrutmen karyawan
Perusahan sering kali mmembutuhkan tenaga kerja dalam membantu
pekerjaan yang ada di perusahaan, personilia menyeleksinya sesuai
ketentuan yang dibutuhkan pada perusahaan.
4) Mengurus masa kerja
Dalam perusahaan, karyawan memiliki masa kerja atau kontrak kerja
yaitu berupa perjanjaian kinerja waktu tertentu dan kinerja waktu tidak
tertentu. Sebagai pemimpin harus menperhatiakan karyawaanya.
5) Pengembangan karyawan
SDM harus menakukan pelatiahan untuk mendidik dan
mengembangkan kemampuan potensi karyawan.
C. Tujuan manajemen personalia
Tujuan personalia dalam bidang pendidik yaitu mengarah pada pengembangan
pendidikan yang bermutu dengan pembentukan SDM ayang produktif, handal,
keratif, inovativ dan prestasi.
Maajemen ppersonalia memiliki tujuan tertentu yang berorientassi pada
optimalisasi sistem kerja dalam lembaga pendidikan.
Menurut Pidarta, tujuan manajemen personalia adalah memajukan organisai
dan memperhatikan serta memajukan organisasi.
Menurut A.F Stoner manajemen personalia adalah prosedur yang
berkelanjutan yang memiliki tujuan untuk measok suatu organisai atau
perusahaan dengan orang-orang agar bisa di tempatkan pada posisi dan jabatan
yang tepat. Tujuan- tujuan manajemen personalia terdapat 4 tujuan antara lain:
1) Tujuan Organisasional
Tujuannya untuk mengendali keberadaan menajemen sumber daya
manusia dalam memberikan konstribusi pada pencapaian efektifitas
organisasi.
2) Tujuan Fungsional
Tujuanya untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat
yang sesuai dengan kebutuhanorganisasi.
3) Tujuan sosial
Tujuannya secara etis dan sosial adalah merespon terhadap kebutuhan-
kebutuhan dan tantangan-tantanagan masyarakat melalui tindakan.
4) Tujuan Personal
Tujuannay unttuk membantu karyawan dalam mencapai tujuan,
mempertinggi konstribusi individu terhadap organisasi.

Fungsi manajemen personalita secara operasionalnya terdiri atas:


 Pengadaan adalah menyediakanjumlah tertentu karyawan serta juga
jenis keahlian yang diperlukan untuk  dapat mencapai suatu tujuan
perusahaan. Tujuan tersebut menyangkut suatu masalah pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi serta juga penempatan kerja.
 Pengembangan karyawan yang sudah diperoleh dengan cara pelatihan
dengan tujuan untuk dapat mengembagkan ketrampilan karyawan.
 Pemberian kompensasi adalah suatu pemberian penghargaan yang adil
serta juga layak terhadap para karyawan sesuai dengan sumbangan
para anggota karyawan dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
 Pengintegrasian adalah sesuatu yang menyangkut penyesuaian
keinginan dari tiap-tiap dengan keungan pihak perusahaan
serta masyarakat.
 Pemeliharaan adalah sesuatu yang mempertahankan serta
juga meningkatkan kondisi yang telah ada.

D. Faktor yang perlu diperhatikan manajemen personalia


Terdapat faktor utama yang mempengaruhi manajemen personalia yaitu:
 Implementasi teknologi, teknologi menjadi salah satu faktor yang
penting sebagai pengelolah sumber daya manusia dalam suatu
organisasi.
 Lingkungan kerja yang baik dan kondusif
 Tersedianya bakat yang baik
 Pelatihan dan pengembangan
Selain itu terdapat faktor pertumbuhan personil manajemen antara lain:
1) Meningkatnya kompleksitas operasi bisnis.
2) Penerbitan peraturan Pemerintah dan undang- undang ketenagakerjaan.
Faktor yang mempengaruhi manajemen opersonalia anatara lain:
1) Ukuran angktan kerja
2) Harapan karyawan
3) Komposisi angaktan kerja\pengaruh politik
4) Perubahan teknologi
Dalam manajemen personalia juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
eksterrnal yang mempengaruhi pengelolaan SDM yaitu lingkungan sosial dan
budaya , teknologi, ekonomi, politik dan hukum. Faktor lingkunngan ekternal
dianataranya lingkingan ekonomi, lingkungan hukum, lingkungan yang
kompetitif, lingkungan teknologi, lingkungan sosial dan lingkungan global.
Contoh dari faktor eksternal yaitu kondisi ekonomi dan kemajuan teknologi.

E. Kajian manajemen personalia

M.Pd.I ., S. Pd, I., Dr. Irjus Indrawan, dkk. 2018. Manajemen Personalia dan Keardipan

Sekolah. Klaten : Lakeisha

Harindja, Drs., M. Si, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jaakarta: PT Gramedia Widiasarana

Mujahida, S,Pd., S.E., M.M., Dr. Sitti. 2018. Pemhantar Manajemen. Makassar : CV Sah

Media

Nuraini. 2016. Pendekatan-pendekatan Manajemen Personalia. Jurnal of Islam Education

Management. Vol. 1, No. 1.

https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-personalia/

Anda mungkin juga menyukai