Anda di halaman 1dari 36

ULANGAN TENGAH SEMESTER

MANAJEMEN PENDIDIKAN
Dosen pengampu : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd.

Oleh : Anisa Putri Rahayu (202425002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA ALGHAZALI

2023
1. Sebut dan jelaskan pengertian, objek, fungsi dan peranan, ruang lingkup dan
kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang Manajemen Pendidikan

PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


Menurut Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni tentang proses penggunaan
sumber daya manusia secara efektif, dibantu oleh sumber-sumber organisasi lainnya,
untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen berarti mengatur dan mengarahkan segala
kegiatan sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, cermat,
terarah, tuntas dan dapat dipahami. Manajemen pelatihan adalah manajemen operasional
di mana tujuan dan sasaran pelatihan masa depan ditentukan dengan bantuan berbagai
objek. Kepemimpinan sangat penting dalam kehidupan. Untuk saat ini, sumber daya
manusia harus ditangani sedemikian rupa sehingga manajemen dimajukan. Manajemen
menunjukkan pengorganisasian dan pengendalian semua kegiatan sedemikian rupa
sehingga dapat dilakukan dengan sebaik mungkin, akurat, terkendali, lengkap dan dapat
dimengerti. Manajemen pendidikan adalah manajemen operasional dimana tujuan
pendidikan masa depan ditentukan dengan bantuan berbagai objek. Kepemimpinan
sangat penting dalam kehidupan. Untuk saat ini, sumber daya manusia harus ditangani
sedemikian rupa sehingga manajemen dimajukan. Manajemen pelatihan adalah
manajemen operasional di mana tujuan dan sasaran pelatihan masa depan ditentukan
dengan bantuan berbagai objek. Kepemimpinan sangat penting dalam kehidupan. Untuk
saat ini, sumber daya manusia harus ditangani dengan cara yang meningkatkan
pengembangan manajemen.  Manajemen Pendidikan adalah manajemen operasional di
mana tujuan dan sasaran pelatihan masa depan ditentukan dengan bantuan berbagai
objek. Kepemimpinan sangat penting dalam kehidupan. Untuk saat ini, sumber daya
manusia harus ditangani dengan cara yang meningkatkan pengembangan manajemen. 

Harold Koontz dan Cyril O'donel mendefinisikan manajemen sebagai usaha untuk
mencapai tujuan tertentu melalui tindakan orang lain, sehingga seorang manajer
mengkoordinasikan serangkaian kegiatan orang lain, termasuk perencanaan,
pengorganisasian, pengerahan, pengarahan, dan pengendalian. Saat merencanakan, orang
memprioritaskan manajemen terlebih dahulu. Manajemen sebagai usaha mencapai suatu
tujuan tertentu  melalui kegiatan orang lain, dengan demikian manager mengadakan
koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
James A.F. Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pemanfaatan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditentukan. Target ini digunakan untuk mengarsipkan sistem
konsep dan fungsi administrasi untuk kegiatan di masa mendatang. 
Menurut Hersey dan Blanchard (2005), “Manajemen dipahami sebagai seni
dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, motivasi dan pengelolaan
orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan”. Manajemen pada dasarnya
merupakan konsep penataan dengan tujuan yang jelas. Sumber daya manusia yang paling
penting untuk memobilisasi sumber daya manusia yang cukup pertama, dan kemudian
kondisi pendukung lainnya
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan sumber daya
berupa orang, uang, bahan, metode, mesin, pasar, protokol dan informasi untuk mencapai
efektif dan efisien. tujuan di lapangan. tentang pendidikan. Manajemen pendidikan
mencakup semua kebutuhan materi pendidikan, yang sekaligus berkaitan dengan semua
aspek penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran,
usul atau usul pendidikan dan sarana prasarana, dan media pendidikan. Oleh karena itu,
semua kegiatan lembaga pendidikan harus dikelola dan diarahkan dengan baik. 
Menurut saya, pengertian manajemen Pendidikan merupakan proses perencanaan
yang mengkhususkan pada pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan
informasi mengenai penyelenggaraan Pendidikan yang berkaitan dengan seluruh
kebutuhan materiil Pendidikan yang sekaligus berkaitan dengan semua aspek yang ada
dalam usaha penyelenggara Pendidikan dengan tujuan untuk memberikan akses yang
efisien dan efektif pada kegiatan pendidikan dan juga proses evalusasi yang menjadikan
suatu pendidikan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

OBJEK MANAJEMEN PENDIDIKAN


Manajemen Pendidikan memiliki objek berupa sumber daya , man, money,
materials, method, machines, market, minute dan information.

FUNGSI DAN PERANAN


Fungsi manajemen Pendidikan yaitu :
- Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan dan sasaran organisasi dan membuat
"peta kerja". Perencanaan berasal dari kata plan atau perencanaan. Perencanaan adalah
sesuatu yang terjadi dengan keputusan berbagai pihak yang memiliki tujuan. Jadi menurut
saya, perencanaan adalah satu hal, atau pembentukan berbagai kegiatan yang memiliki
tujuan. Perencanaan berarti mencapai sarana dengan niat yang benar. Konsep desain harus
matang agar lembaga pendidikan dapat berfungsi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
- Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah proses mengumpulkan sumber daya manusia, modal dan


peralatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dengan cara yang efisien. Pengorganisasian
juga meliputi pemilihan dan pengurutan orang (pengajar dan tenaga sekolah lainnya) serta
pengalokasian sarana dan prasarana untuk mendukung tugas orang-orang tersebut guna
mencapai tujuan sekolah. Pengorganisasian adalah penerapan aturan-aturan yang berbeda
untuk tujuan tertentu, yang diharapkan dapat lebih memperhatikan apa yang harus dilakukan
dalam organisasi, khususnya di lingkungan pendidikan. Organize adalah bentuk yang tampak
secara fisik untuk ruang kerja, seperti ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang kantor
sekolah dan operator, serta penetapan tugas dan wewenang dalam pendelegasian wewenang
kemudian untuk pencapaian tujuan. dimaksudkan oleh perusahaan. Pengorganisasian adalah
suatu bentuk kemampuan untuk mendefinisikan, mengklasifikasikan dan mengatur berbagai
kegiatan untuk menetapkan tugas-tugas pokok manajer dan wewenang para pegawai untuk
mencapai tujuan organisasi. 
- Pelaksanaan (Implementation)

Pelaksanaan merupakan Implementasi suatu proses dimana sumber daya manusia


yang ada dikerahkan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan dengan cara yang
membuat proses lebih efisien dan menghasilkan produk kerja yang efektif. Pelaksanaan juga
ditentukan oleh perencanaan yang matang dan konsisten agar hasilnya sesuai dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya. Implementasi yang baik memiliki tujuan tertentu dalam
pengembangan manajemen pendidikan. Sumber daya manusia juga dikembangkan melalui
implementasi dari apa yang telah direncanakan sebelumnya. 
- Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan suatu proses pemberian umpan balik serta pemantauan dan
evaluasi selama proses selama pengembangan. Pemantauan dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak ada gangguan komunikasi. Pelatihan dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang dicapai dengan rencana, setelah itu dilakukan tindakan perbaikan jika terjadi
penyimpangan. Dalam proses kontrol, kita lebih pintar jika kita memimpin dan mengikuti
aturan yang ditentukan. Dengan adanya sistem kontrol, juga lebih mudah untuk
mengevaluasi kegiatan dan mengambil pelajaran untuk masa depan sehingga dapat
dikembangkan lebih lanjut. 

PERANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Peranan manajemen Pendidikan yaitu pengarahan manajemen pelatihan dengan


memberikan informasi yang diperlukan agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan benar.
Misalnya, ketika seorang guru mulai bekerja di sekolah, pada bulan pertama guru mengenal
tugas, lingkungan sekolah baik untuk rekan kerja maupun lingkungan fisik untuk siswa. Pada
mode ini guru berada pada fase orientasi. Administrasi pendidikan memiliki kontrol dan
kewenangan untuk mengatur jalannya sistem pendidikan yang diselenggarakan. 
RUANG LINGKUP DAN KAJIAN
Ruang lingkup manajemen pendidikan dilihat dari empat sudut pandang, yaitu dari segi
wilayah kerja, obyek yang diolah, kegiatan atau rangkaian kegiatan dan orang yang
melaksanakannya.
1. Cakupan berdasarkan area kerja.
Berdasarkan gambaran wilayah kerjanya, wilayah tanggung jawab administrasi pendidikan
dibagi menjadi:
A. Penyelenggaraan pendidikan seluruh negeri,
Yakni, penyelenggaraan pendidikan nasional di bidang kenegaraan. Selain
penyelenggaraan pendidikan sekolah, pendidikan ekstrakurikuler juga meliputi pendidikan
kepemudaan, organisasi pendidikan, penelitian, pengembangan masalah pendidikan dan seni
budaya lainnya. Penyelenggaraan pendidikan nasional bertanggung jawab atas pembangunan
seluruh aspek kekhususan negara. 
B. Manajemen pendidikan satu provinsi,

Yaitu administrasi pendidikan yang meliputi bidang kerja negara federal yang
pelaksanaannya didukung oleh pejabat administrasi pendidikan di kabupaten dan kotamadya
daerah. Hal-hal yang berkaitan dengan wilayah kabupaten meliputi tindakan administrasi
guru di tingkat kabupaten, laporan kemajuan siswa atas kinerja guru dan lain-lain. 
C. Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota,

Yakni penyelenggaraan pendidikan yang meliputi wilayah kerja kabupaten/kota


meliputi segala urusan pendidikan termasuk jenjang dan jenisnya. Negara/kota memiliki
konsep kinerja yang berkaitan dengan kondisi daerah dan profesionalisme guru dalam
membimbing siswa di daerahnya. 
D. Manajemen pendidikan satu unit kerja.
Pemahaman dalam pengelolaan unit ini terkonsentrasi mis. B. lebih lanjut tentang
unit kerja yang mengelola pekerjaan pelatihan secara langsung; Sekolah, pusat pelatihan,
pusat pelatihan dan kursus. Ciri khas satuan itu adalah guru yang menyampaikan pelajaran,
materi yang akan diajarkan, penerima pelajaran dan beberapa lembaga yang mendukungnya,
mata pelajaran atau konsep pembelajaran tambahan yang ditambahkan oleh guru, kreativitas
dan inovasi guru. guru kepada siswa dan sebaliknya. 
E. Manajemen kelas
Sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha pendidikan yang justru merupakan
“dapur inti” dari seluruh jenis manajemen pendidikan. Kegiatan kelas biasanya meliputi
kemanajemenan siswa, seperti ketua kelas, wakil ketua, bendahara, sekretaris dan seksi
seksi lainnya.

1. Ruang lingkup menurut objek garapan


Objek garapan manajemen pendidikan adalah segala jenis kegiatan manajemen yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan pendidikan. Fokusnya adalah
pada kegiatan pendidikan di sekolah. Tujuan dari ruang lingkup tempat budidaya adalah
untuk memberikan materi secara langsung kepada siswa dan untuk mengevaluasi siswa.
Namun, karena kegiatan di sekolah-sekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur
lingkungan formal dan informal, tentu saja juga dibahas tentang perluasan sistem pendidikan
ke tingkat pusat. 
Ditinjau dari objek garapan manajemen pendidikan, dengan titik tolak pada kegiatan kegiatan
belajar-mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada 8 obyek garapan, yaitu:
a. Manjemen siswa
b. Manajemen personil sekolah
c. Manajemen kurikulum
d. Manejemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan
f. Manjemen pembiayaan
g. Manjemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi Pendidikan

2. Menurut fungsi atau urutan kegiatan


Adapun fungsi manjemen atau pengeloaan ini adalah:
a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan
d. Mengkoordinasikan
e. Mengkomunikasikan
f. Mengawasi atau mengevaluasi
Kaitan tersebut bersifat bolak balik. Jadi Misalnya kita berpikir tentang perencanaan,
tentu kita juga berpikir tentang bagaimana organisasi itu dibentuk, siapa yang mengerjakan,
bagaimana mengelolanya, dll. Namun, dalam suatu kegiatan, urutan kegiatan tidak perlu
sesuai atau menjadi penting untuk evaluasi, apakah kegiatan tersebut berada di luar batas
wilayah peraturan atau sebaliknya. Oleh karena itu, orang-orang yang terlibat dalam
organisasi juga harus menilai efek yang akan terjadi sebelum tindakan tersebut diterapkan. 
Menurut pelaksana kebanyakan orang mengira bahwa Kita berpikir misalnya tentang
perencanaan, tentu juga bagaimana struktur organisasinya, siapa yang melakukannya,
bagaimana pengelolaannya, dsb. Namun di perusahaan, jalannya proses tidak boleh sesuai
atau penting untuk penilaian apakah perusahaan berada di luar batas rentang Regulasi atau
sebaliknya. Oleh karena itu, mereka yang terlibat dalam organisasi juga harus menilai apa
dampaknya sebelum menerapkan tindakan tersebut. 
Di dalam kegiatan administrasi lingkungan sekolah, kepala sekolah adalah
administrator. Menyadari bahwa kepemimpinan adalah kepemimpinan, kepemimpinan maka
kepala sekolah bertindak sebagai pemimpin di sekolah yang dipimpinnya.
Selain pengelola sekolah, ada juga pelaksana dalam administrasi pendidikan, yaitu. orang-
orang yang bekerja di dinas pendidikan dan balai pelatihan atau kursus, serta memiliki peran
dan tanggung jawab yang sama dengan penyelenggara sekolah.  
KAJIAN PUSTAKA
A.F.Stoner James, dkk. 1996. Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
PT.Prenhallindo.
Arifudin, M., Sholeha, F. Z., & Umami, L. F. (2021). Planning (Perencanaan) Dalam
Manajemen Pendidikan Islam. MA'ALIM: Jurnal Pendidikan Islam, 2(02), 162-
183.
Blanchard, H, Paul, Hersey and Kenneth. 2005. Management of Organizational
Behavior: Utilizing Human Resources. 4th Ed. [terjemahan]. Jakarta: Erlangga

Hasibuan, M. S. (2007). Manajemen: dasar, pengertian, dan masalah.


Muhtarom, M. (2018). Implementasi Kepemimpinan Dan Manajemen Dalam
Lembaga Pendidikan. Jurnal Diklat Keagamaan, 12, 33.

2. Sebut dan jelaskan Pengertian, komponen, fungsi, objek kajian, manfaat dan kajian
dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang manajemen organisasi Pendidikan

PENGERTIAN MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN


Organisasi manusia ( Human Organisation) lahir dari pengalaman manusia yang
panjang. Masyarakat primitif mengorganisir diri untuk mencari makan dan berlindung
dari berbagai hal. Pembangunan piramida membutuhkan upaya organisasi yang sangat
besar.
Organisasi adalah suatu wadah atau tempat yang menyatukan orang-orang untuk suatu
tujuan, yang kinerjanya kemudian ditentukan oleh suatu proses perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, dan evaluasi. Organisasi adalah pengaturan sumber daya manusia yang
memfasilitasi pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui pembagian tugas dan
tanggung jawab. Definisi organisasi adalah aliansi antara dua atau lebih individu yang bekerja
sama, namun secara formal berkomitmen untuk mencapai tujuan. 

Menurut Mondy dan premeaux (1995) organisasi adalah kerjasama dari dua orang atau
lebih dalam situasi yang terkoordinasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tujuan organisasi
adalah untuk membahas dan mengimplementasikan apa yang direncanakan ketika organisasi
dimulai. Sebuah organisasi memiliki sekelompok orang, dan sebagai pemimpin dan anggota, ada
struktur, tujuan, aturan, dan prosedur. 
Menurut Winardi (1990) manajemen merupakan adalah suatu proses yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, yang dilakukan untuk
menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui penggunaan sumber daya
manusia dan lainnya. 
Definisi pendidikan sebagaimana soltis (1968:5) “A society attempts to develop in its
young the capacity to recognize the good and worthwile in life”. Pendapat ini mengemukakan
bahwa pendidikan adalah usaha masyarakat untuk mengembangkan kemampuan generasi muda
agar lebih canggih dalam pemanfaatan dan pengabdian lingkungan sekitar serta bermanfaat bagi
sebagian besar masyarakat. 
Pendidikan menurut saya, yaitu suatu bentuk kegiatan belajar dan mengajar dalam
bidang pembelajaran yang berlangsung dengan tujuan memperoleh wawasan, ilmu,
kreativitas, inovasi dan perkembangan diri melalui tuntunan seorang guru dan
kelembagaan pendukung lainnya. Pendidikan merupakan bagian penting dalam
kehidupan manusia, bahkan diwajibkan bagi kita untuk berpendidikan dan memiliki hak
memperoleh Pendidikan yang layak. Pembentukan Pendidikan melalui sumber daya
manusia dan dukungan lainnya seperti man, method, mechine, money dan lainnya.Jadi,
dapat disimpulkan bahwa Manajemen organisasi Pendidikan merupakan suatu lingkup
kerjasama dalam perencanaan, pengawasan dan evaluasi suatu organisasi pendidikan.
Anggota organisasi biasanya dalam melaksanakan tugasnya di unit kerja masing-masing,
mulai dari kebijakan, peraturan, prosedur, proses, dan petunjuk teknis dalam rangka
mencapai kinerja organisasi. . Di dalam suatu organisasi ada sejumlah orang dan aturan
yang berlaku. Di dalam organisasi ada yang sebagai manajer maupun sebagai anggota,
ada struktur, tujuan-tujuan, aturan dan prosedur dengan tujuan mencapai hasil
perencanaan yang maksimal dan berguna untuk masyarakat sekitar.
KOMPONEN MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN

1. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kemahasiswaan adalah penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan
dengan kemahasiswaan atau mahasiswa. Manajemen pendidikan dikelola tidak hanya
oleh siswa dan guru, tetapi oleh seluruh warga sekolah. Ini termasuk program bimbingan
dan konseling, kelompok belajar siswa, partisipasi siswa, mutasi, tabel statistik, dan buku
induk siswa. Tujuan administrasi kesiswaan juga untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan di jurusan studi sedemikian rupa sehingga pembelajaran di sekolah berjalan
dengan lancar, benar dan teratur. Hal ini untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Administrasi kemahasiswaan berisi informasi tentang mahasiswa dan orang-orang yang
terkait dengan kemahasiswaan. Manajemen terkelola, yaitu siswa yang dapat menerima
saran langsung tentang kreativitas dan perkembangan siswa. Manajemen kemahasiswaan
memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk mengarahkan setiap kegiatan atau
keberatan, tanggapan dan kreatifitas kepada kegiatan kemahasiswaan lainnya. 

2.     Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum melibatkan desain, implementasi dan evaluasi kurikulum.
Kurikulum tersebut meliputi kurikulum nasional dan kurikulum muatan lokal. Kurikulum
Nasional merupakan kurikulum standar nasional yang dikembangkan oleh Kementerian
Pendidikan (MONO). Kurikulum muatan lokal adalah kurikulum yang disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan daerah setempat dan disusun oleh dinas pendidikan
kabupaten dan/atau kabupaten/kota. Sampai saat ini penerapan kurikulum baru dari
Kemendikbud yaitu kurikulum mandiri. Nadiem mengatakan kebebasan belajar menjadi
inti dari kurikulum Merdeka. Kurikulum mandiri dirancang untuk memungkinkan siswa
mengeksplorasi minat dan kemampuan mereka sendiri. Misalnya, jika dua anak dalam
satu keluarga memiliki minat yang berbeda, standar yang digunakan untuk menilai
mereka tidak akan sama.
       3.  Manajemen Tenaga Pendidik
Manajemen tenaga pendidik adalah sekelompok orang yang mengelola tugas-
tugas yang berkaitan dengan pendidikan sekolah. Tugas tenaga pengajar adalah
menyelenggarakan kegiatan pendidikan, mengembangkan, mengelola dan menghasilkan
layanan teknis di bidang pendidikan, serta mengevaluasi kemajuan pelatih dalam
memberikan materi kepada peserta didik. Tenaga kependidikan di sekolah meliputi
tenaga pendidik (guru), kepala satuan pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi
sumber belajar. Guru lebih berperan dalam proses pembelajaran siswa, disinilah tenaga
pengajar dikelola. Selain itu, tujuan manajemen pendidikan juga untuk memberdayakan
guru secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal. 
       4.   Manajemen Sarana Prasarana
Sarana Pendidikan adalah sarana dan bahan yang digunakan secara langsung dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang
kelas, meja, kursi serta alat peraga dan media. Sarana adalah semua alat yang digunakan
dalam setiap kegiatan yang mempunyai maksud dan tujuan. Prasarana adalah ruang-
ruang yang secara tidak langsung mendukung proses pendidikan atau pengajaran, seperti
B. Pekarangan, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi digunakan langsung
untuk proses belajar mengajar, seperti dan lapangan olah raga, komponen ini merupakan
ruang pendidikan . Prasarana harus ada pada saat pembelajaran berlangsung, dengan
maksud sebagai wahana penyampaian materi yang efektif. 
       5.     Manajemen Kuangan
Komponen keuangan sekolah adalah komponen pendukung yang harus ada dan
penting guna membantu dari segi keuangan atau biaya belajar. Dengan kata lain, setiap
kegiatan yang dilakukan sekolah pasti memerlukan biaya baik untuk sarana prasarana
atau komponen pendukung lainnya.
       6.     Manajemen Lingkungan
Sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian dari peran sosial terhadap
lingkungan. Lingkungan yang berpengaruh paling penting adalah manajemen sumber
daya manusia (SDM). Kemajuan sumber daya manusia (SDM) di suatu daerah tidak
hanya bergantung pada upaya sekolah, tetapi juga pada keterlibatan masyarakat dalam
pendidikan. Semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam pendidikan di suatu wilayah,
maka semakin berkembang sumber daya manusia di wilayah tersebut. Sebaliknya,
semakin rendah partisipasi masyarakat dalam pendidikan di suatu daerah, maka semakin
tertinggal sumber daya manusia di daerah tersebut.
              7.      Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus meliputi Manajemen layanan khusus meliputi
manajemen perpustakaan, kesehatan dan keselamatan sekolah. Perpustakaan yang
lengkap dan terawat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperluas dan
memperdalam ilmu yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri maupun di waktu
luang di sekolah maupun di rumah. Manajemen pelayanan khusus melayani proses
pembinaan peserta didik, pembiayaan, sarana dan prasarana serta nasehat orang tua bagi
pendidik.
.
Dari tujuh komponen yang disebutkan di atas, merupakan satu kesatuan yang saling
melengkapi. Komponen-komponen di atas tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena
terkait dengan tujuan dan sasaran yang sama, yaitu. H. kesejahteraan dan kesempurnaan
peserta didik serta mendapatkan pelayanan yang terbaik dari administrasi hingga
penyelenggaraan pengorganisasian. 
FUNGSI MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
Dalam proses implementasinya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang
harus dilaksanakan (Mulyono, 2008). Kombinasi tersebut dapat disaring menjadi tiga fungsi
utama manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
1. Perencanaan dalam lembaga Pendidikan
Merupakan proses tindakan rasional dan sistematis yang menentukan keputusan,
tindakan atau tindakan yang harus dilakukan di masa depan untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Sebaliknya, perencanaan pendidikan adalah pemilihan
fakta dan upaya membuat hubungan dalam penyelenggaraan pendidikan, untuk
mengantisipasi situasi dan, jika perlu, merumuskan langkah-langkah pendidikan di
masa depan untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam pendidikan. Desain
lembaga pendidikan didasarkan pada beberapa konsep. Berbagai konsep dibahas
berdasarkan konsep demi konsep. Pada awal penjabaran desain di lembaga
pendidikan ini, tujuannya adalah agar pemahaman tentang desain dimudahkan dan
diperdalam. Selain itu, setiap deskripsi berdasarkan konsep tertentu memiliki
karakteristiknya sendiri, meskipun deskripsi tersebut memiliki tujuan yang sama.
Konsep yang dipilih memberi warna pada rencana ini.
2. Pelaksanaan dalam lembaga pendidikan.
Pelaksanaan merupakan suatu proses menghubungkan dan menggabungkan
tugas dan fungsi organisasi atau lembaga. Implementasi Dalam lembaga pendidikan,
lembaga yang telah memiliki tujuan yang jelas bertindak sebagai pelaksana rencana. Hal
tersebut dilaksanakan melalui pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara
rinci sesuai dengan bidang dan sektornya masing-masing sehingga terjalin hubungan
kerja yang sinergis, kooperatif, serasi dan seirama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati. Ketika datang ke implementasi, kebutuhan akan koordinasi dan komunikasi
yang baik mencegah persaingan yang tidak sehat dan ambiguitas dalam inisiatif
implementasi. Dengan koordinasi dan komunikasi yang baik maka seluruh bagian dan
unsur dapat bekerja sama dalam satu arah yaitu tujuan organisasi atau Lembaga
3. Evaluasi dalam Lembaga Pendidikan.
Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupaya mengadakan
penilaian, adanya evaluasi yaitu bertujuan mengadakan koreksi terhadap segala hal
yang telah dilakukan oleh bawahan sehingga dapat diarahkan ke jalan yang benar
sesuai dengan tujuan. Proses evaluasi meneliti dan mengawasi jalannya proses
kelembagaan agar semua tugas dilakukan dengan baik dan sesuai dengan peraturan
yang ada atau sesuai dengan deskripsi kerja masing-masing personal.

OBJEK LEMBAGA ORGANISASI PENDIDIKAN


Objek lembaga organisasi manajemen Pendidikan meliputi lembaga pendidikan,
seperti pembelajaran formal, nonformal, dan informal. Sekolah terdiri dari kepala sekolah
dan stafnya, seperti guru, administrator sekolah, siswa, petugas keamanan sekolah, dan
tukang kebun. Lembaga pendidikan memerlukan manajemen yang profesional, dalam
objek Opetusorganaatio Institutions mendesak untuk menerapkan manajemen pendidikan
yang profesional sedemikian rupa sehingga mutu pendidikan memenuhi harapan
bersama, yaitu. H. membawa perubahan bagi bangsa dan negara. 
MANFAAT LEMBAGA ORGANISASI PENDIDIKAN

Lembaga Pendidikan (organisasi pendidikan)  adalah tempat diselenggarakannya


kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, dan organisasi
pendidikan adalah proses pembentukan tempat atau sistem untuk melakukan kegiatan
pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. . (Hidayat dan Machali
2012:60)
Ara Hidayat dan Imam Machali (2012: 60) mengemukakan bahwa pendidikan
sebagai suatu organisasi mempunyai proses dan harus dikelola agar pelaksanaan program
pendidikan dapat berjalan efektif, efisien dan produktif untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Di bawah ini adalah manfaat dari organisasi Pendidikan :
1.      Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumber daya yang dimiliki
dalam mencapai tujuan Pendidikan dan kelayakan peserta didik dalam memperoleh
Pendidikan.
2.      Terciptanya efektifitas dan efisensi kelembagaan organisasi dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Semakin manage waktu maka akan semakin baik untuk
perkembangan dan progressnya.
3.      Dapat menjadi wadah pengembangan potensi, kreativitas dan spesialisasi yang
dimiliki peserta didik. Hal yang mendasar dari tujuan Pendidikan adalah mencerdaskan
anak bangsa, dan meningkatkan perkembangan kreativitas, dengan adanya wadah
pengembangan potensi, maka peserta didik akan didukung melalui sumber daya manusia
yang ada didalam suatu wadah tersebut.
4.      Menjadi tempat pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan. Organisasi
Pendidikan tujuan utamanya pasti mengembangkan ilmu pengetahuan, disamping itu,
ilmu pengetahuan juga bagian pokok untuk peserta didik. Maka dari itu, wawasan dan
ilmu diutamakan dalam manfaat kelembagaan organisasi Pendidikan.
KAJIAN PUSTAKA
Husaini, H., & Fitria, H. (2019). Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan
Islam. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi
Pendidikan), 4(1), 43-54.
Machali, Imam. dan Hidayat. Ara, The Handbook of Education Management: Teori dan
Praktek Pengelolaan Sekolah/ Madrasah di Indonesia, Yogyakarta:
Kaukaba, 2012.

Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta. Ar-


Ruzz Media.
Mulyasa, Manajemen Berbasis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)
Mondy, R.W.and Premeaux, S.H. 1995. Management: Concepts, Practices and
Skills. New Jersey, Prentice Hall Inc Englewood Cliffs.
Buku quantum learning, soltis (1968:5) https://books.google.co.id/books?
id=6_Nx2_6T2cAC&printsec=frontcover&dq=Definisi+pendidikan+seba
gaimana+soltis+(1968:5)+
%E2%80%9C&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUK
EwiplJTzg_79AhVR1TgGHdbUCIcQ6AF6BAgIEAI

3. Sebut dan jelaskan pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, prinsip, pendekatan dan
kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang manajemen siswa

PENGERTIAN MANAJEMEN SISWA


Manajemen merupakan proses pengoordinasian pada bidang tertentu dan pengintegrasian
semua sumber baik manusia, fasilitas, maupun sumber daya teknis lain guna mencapai aneka
tujuan khusus yang ditetapkan (Scanlan dan Key dalam Danim dan Danim, 2010:18).
Manajemen kesiswaan adalah organisasi atau pengaturan semua kegiatan yang
berhubungan dengan kemahasiswaan, yaitu. dari kedatangan siswa di sekolah atau lembaga
pendidikan sampai keberangkatan mereka. Pengelolaan siswa (studi) sangat diperlukan di
lembaga pendidikan karena siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam mengubah
pengetahuan dan keterampilan. Siswa berpartisipasi langsung dengan siswa. Lebih mudah
bagi siswa untuk mengomunikasikan asumsinya secara langsung kepada siswa, membuat
prosesnya lebih cepat  
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
(Hasibuan, 2001:2).
Peserta didik (siswa) merupakan salah satu faktor terpenting dalam berlangsungnya
situasi pendidikan di sekolah. Tanpa faktor ini, tidak mungkin menyelenggarakan sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal. Program sekolah yang dilaksanakan dalam berbagai
situasi pendidikan, termasuk yang disebut belajar-mengajar, diwujudkan hanya dalam
pengorganisasian, koordinasi, kepemimpinan/pengajaran dan penyuluhan, perencanaan dan
manajemen kesiswaan (perwakilan siswa). Seperti halnya kepala sekolah, kepala sekolah
juga bertanggung jawab terhadap perkembangan anak (siswa). 
Menurut Syarbini (2011), adalah layanan yang difokuskan pada manajemen, pengawasan
dan layanan individu seperti pengembangan umum keterampilan, minat, dan kebutuhan
hingga ia cukup dewasa untuk memasuki proses pendidikan di sekolah.
Menajemen peserta didik (siswa) merupakan Kombinasi kata antara manajemen
dan siswa. Manajemen adalah kemajuan khas yang terdiri dari tindakan yang diambil
dalam bentuk perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan pengendalian untuk
menentukan dan mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan dengan menggunakan
sumber daya manusia dan sumber lainnya. Padahal peserta didik (pelajar) diikutsertakan
dalam proses pendidikan sistem pendidikan sebagai komponen input untuk menciptakan
peserta didik yang berkualitas sesuai tujuan pendidikan nasional. 
Manajemen kesiswaan menduduki kedudukan yang strategis, karena pusat
pelayanan pendidikan di dalam dan di luar lembaga pendidikan ditujukan kepada peserta
didik. Segala kegiatan pendidikan, baik yang berkaitan dengan administrasi akademik,
layanan penunjang akademik, sumber daya manusia, sumber keuangan, infrastruktur
maupun hubungan sekolah-masyarakat, selalu diupayakan agar peserta didik mendapat
layanan pendidikan yang layak. 
Manajemen kesiswaan berbasis sekolah melingkupi kegiatan:
(a) Pendataan calon siswa/peserta didik (PD)
(b) Penerimaan Siswa/Peserta didik Baru (PPDB)
(c) Pengenalan/orientasi sekolah,
(d) Pengelompokan siswa,
(e) Pembinaan disiplin siswa,
(f) Penyelenggaraan layanan khusus, menjadi hal yang menarik untuk diteliti.

TUJUAN MANAJEMEN SISWA


Manajemen kesiswaan merupakan Kegiatan yang berkaitan dengan kesiswaan di
sekolah Administrasi kesiswaan mengatur berjalannya sistem pembelajaran dan
administrasi sekolah. Tugas manajemen kesiswaan adalah merancang proses
kemahasiswaan mulai dari pendaftaran hingga keikutsertaan dalam pembelajaran hingga
kelulusan sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan agar dapatberfungsi secara efektif.
(Rohiat:2012).
Adapun tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan adalah:
(1) meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotorik siswa
(2) mendidik dan membina kemampuan, bakat, dan minat
(3) mencapai kebahagiaan kesejahteraan hidup, belajar dengan baik, dan tercapai cita-
citanya ( Imron. A & Burhanudin, 2003).
Tujuan pengelolaan kesiswaan yakni mengarahkan kegiatan siswa untuk
menunjang pembelajaran secara tepat, disiplin dan prosedural serta dapat memberikan
kontribusi terhadap pencapaian tujuan yang telah disepakati. Tugas umum kepemimpinan
mahasiswa merupakan sarana agar mahasiswa dapat berkembang secara individu, sosial,
sesuai dengan kebutuhan dan studinya. Secara khusus, tugas membimbing siswa, yaitu:
perkembangan individualitas yaitu agar siswa dapat mengembangkan potensi
individualitasnya, perkembangan sosial siswa yaitu agar siswa dapat bersosialisasi
dengan masyarakatnya, menyalurkan keinginan dan cita-cita siswa yaitu agar tercermin
keceriaan, bahwa Ketertarikan dalam mempromosikan prestasi dan kesejahteraan siswa
dengan cara yang membuat siswa tetap tenang saat mereka menyelesaikan pelatihan.
Prinsip-prinsip inti berikut memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan
siswa. Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan, antara lain memperlakukan
siswa sebagai subjek dan bukan objek, membatasi perhatian guru tidak hanya pada
materi, tetapi juga pada yang nonmateri, sehingga siswa didorong untuk menjadi kondisi
dan keadaan. siswa sangat berbeda dalam hal kondisi fisik, kemampuan intelektual,
kondisi sosial ekonomi, minat dll. Oleh karena itu, diperlukan wahana berbagai kegiatan,
agar setiap siswa memiliki kesempatan untuk berkembang secara optimal. 
Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik akan tetapi
meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui
proses pendidikan di sekolah.
Menurut Badrudin, 2014, Secara khusus, manajemen peserta didik bertujuan untuk :
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor peserta didik Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat, dan minat peserta didik.
b. Menyalurkan aspirasi, harapan, dan memenuhi kebutuhan peserta didik .
c. Peserta didik mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan mencapai cita-citanya.
Manajemen kesiswaan adalah salah satu bidang operasional dalam pengelolaan
sekolah. Manajemen kesiswaan berupa merupakan kegiatan struktural dan pengaturan
yang berkaitan dengan siswa masuk dan keluar sekolah (Sulistyorini, 2009). Manajemen
siswa tidak hanya tentang catatan siswa, tetapi aspek lain yang dapat membantu dalam
pendidikan dan pengembangan siswa di sekolah. Salah satu fokus dalam kepemimpinan
siswa adalah bagaimana siswa dapat mengembangkan keterampilan dan minatnya dengan
cara yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa sehingga dapat mencapai
prestasi.  
FUNGSI MANAJEMEN SISWA
Prihatin (2011:16) mengungkapkan bahwa perencanaan peserta didik mrupakan
bagian dari perencanaan sekolah secara keseluruhan. Peserta didik harus direncanakan,
karna dengan adanya perencanaan segala sesuatunya dapat dipikirkan dengan matang.
Melalui perencaan peserta didik, hal-hal yang akan dihadapi dalam manajemen peserta
didik telah diestimasi sebelumnya. Dan masalah masalah yang muncul dapat di tangani
sesegera mungkin. Dengan memiliki tujuan dan fungsi kemanajemenan untuk siswa,
maka perencanaan perkembangan peserta didik akan lebih memadai

Fungsi pengelolaan kesiswaan yakni untuk sarana mengembangkan diri. Fungsi


manajemen kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi siswa untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, sosialnya, aspirasinya, kebutuhan dan potensi lainnya. Dari segi
sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik berikut
disebutkan fungsi manajemen peserta didik secara khusus :

1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik.

2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik.

3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik.

4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik.

Pendapat Imron menekankan bahwa manajemen kesiswaan mempunyai dua


tugas, yaitu fungsi secara umum dan fungsi secara khusus. Secara umum, tugasnya
adalah mengembangkan siswa dalam kaitannya dengan individu, sosial, keinginan,
kebutuhan dan kemungkinan. Sedangkan tugas khususnya adalah mengembangkan
potensi individu, mengembangkan potensi sosial agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan, menyalurkan keinginan atau pendapat dan berperan sebagai alat
kesejahteraan. Dari keterangan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tugas kepemimpinan
mahasiswa adalah suatu cara bagi mahasiswa untuk menyalurkan dan mengembangkan
segala keterampilannya dalam bidang individu dan sosial agar dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan berhasil dalam kehidupan, baik secara fisik maupun . serta
kesejahteraan mental. Secara khusus, kegiatan tersebut juga meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan keterampilan psikomotor siswa. Menyalurkan dan mengembangkan
bakat, keterampilan, dan minat umum siswa, memberi contoh dan karsa sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, menyalurkan keinginan dan cita-cita, serta tanggap terhadap
kebutuhan siswa. 

Fungsi manajemen kesiswaan secara khusus juga dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas siswa 
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial siswa 
3. Fungsi berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan siswa 
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan siswa.
RUANG LINGKUP MANAJEMEN SISWA

Kegiatan administrasi siswa dapat didaftar oleh gambaran bahwa lembaga


pendidikan diibaratkan sebagai transformasi yang mengenal masukan (input). Kontrol
dalam transformasi (proses) dan keluaran (output). Dengan demikian, penjelasan
administrasi kemahasiswaan dapat diurutkan berdasarkan aspek-aspek tersebut. Dilihat
dari masuk sekolah melalui cuti sekolah, ada beberapa kelompok manajemen, yaitu:
Pencatatan hasil belajar, pencatatan bimbingan dan konseling dan monitoring
(Suharsimi,2008).
Sesuai dengan yang dikemukakan Kemendikbud melalui Dirjen Pendas (2014) bahwa
ruang lingkup kegiatan manajemen kesiswaan berbasis sekolah meliputi:
1. Pendataan calon siswa
2. Penerimaan Siswa Baru
3. Pengenalan/orientasi sekolah
4. Pengelompokan siswa
5. Pembinaan disiplin siswa
6. Penyelenggaraan layanan khusus.
Dalam pendataan kemajuan belajar siswa, kita memerlukan berbagai pembukuan
untuk kemajuan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, sebagai
contoh buku catatan prestasi belajar murid, yang meliputi buku daftar nilai, buku legger
dan raport.
1. Buku Daftar Nilai,
merupakan buku pertama yang digunakan untuk catatan nilai hasil belajar yang di
peroleh langsung dari kertas pekerjaan ulangan atau dari hasil ujian lisan
2. Buku Legger
yaitu buku skor yang mencakup semua nilai di semua bidang studi yang ditempuh
siswa selama periode tertentu. Buku teks ini diisi oleh pengajar ke rumah, dengan
mempertimbangkan nilai-nilai guru yang mengajar di kelas. Sekolah juga memiliki
buku rekening yang merupakan kumpulan nilai siswa. 
3. Buku Raport
yaitu sebuah buku yang memuat hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti
pelajaran di suatu sekolah (Suharsimi,).
Keberhasilan kemajuan kursus yang sukses dan pembelajaran siswa membutuhkan
informasi yang otentik, dapat diandalkan dan valid. Data tersebut nantinya akan
digunakan untuk membandingkan skor dan perkembangan individu masing-masing
siswa. Informasi ini diperlukan untuk mengetahui dan memantau keberhasilan atau
kinerja kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan sekolah. Kemajuan belajar siswa
harus dilaporkan secara berkala kepada orang tua sebagai kontribusi terhadap hasil
belajar dan sebagai pedoman belajar di rumah dan di sekolah. (E. Mulyasa, 2007).
Buku raport juga sebagai salah satu pembukuan yang wajib disetiap sekolah sebagai
bentuk laporan hasil belajar siswa kepada orang tua.
Tujuan atau Fungsi Penilaian dari beberapa buku penting di atas, antara lain:
1. Penilaian Berfungsi Selektif, dengan cara, guru memiliki pilihan untuk
melakukan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri
memiliki beberapa tujuan,antara lain: Memilih atau mencalonkan siswa yang
dapat naik ke kelas atau kelas berikutnya, memilih siswa yang akan menerima
beasiswa, memilih siswa yang dapat keluar, dll. 
2. Penilaian Bersifat Diagnosis Apabila alat yang di gunakan untuk melakukan
penilaian cukup memenuhi. Mendiagnosa sama saja dengan memperkirakan apa
yang memang akan dinilai dan tidak.

PRINSIP MANAJEMEN SISWA


Prinsip adalah sesuatu yang harus dibimbing dalam pelaksanaan tugas. Prinsip
kepemimpinan siswa berarti bahwa untuk memimpin siswa, Anda harus selalu mengikuti
dan membimbing prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini. Menerapkan prinsip juga
berarti Anda berani berpegang teguh pada tujuan yang dapat dicapai. Prinsip-prinsip
manajemen diperlukan dan diterapkan di setiap organisasi agar operasi berfungsi sesuai
kesepakatan. Adapun prinsip-prinsip manajemen kesiswaan sebagai berikut:
- Manajemen kesiswaan dipandang sebagai bagian dari administrasi sekolah umum. Oleh
karena itu, harus memiliki tujuan yang sama atau mendukung tujuan umum manajemen.
Tujuan sektoral administrasi kesiswaan tetap dalam kerangka administrasi sekolah. Itu
tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah. 
- Segala bentuk kegiatan manajemen kesiswaan harus mengembangkan misi pendidikan
dan melatih siswa. Semua kegiatan, baik yang mudah atau sulit, yang berorientasi pada
siswa atau yang tidak disukai, harus ditujukan untuk pendidikan siswa dan bukan yang
lain. 
- Kegiatan-kegiatan manajemen kesiswaan haruslah diupayakan untuk mempersatukan
siswa yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan.
perbedaan-perbedaan yang ada pada siswa, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di
antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
- Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbing siswa. oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak
yang dibimbing. ialah siswa sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan
terlaksana dengan dengan baik manakalah terdapat keengganan dari siswa.
- Kegiatan manajemen siswa haruslah mendorong dan memacu kemandirian siswa. Prinsip
kemandirian demikian akan bermanfaat bagi siswa tidak hanya ketika disekolah,
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa
ketergantungan siswa haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegitan-kegiatan
manajemen kesiswaan.
- Apa yang diberikan kepada siswa dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen
siswa harus lah fungsional bagi kehidupan siswa baik di sekolah lebih-lebih dimasa
depan.
Dari sejumlah prinsip diatas, dapat disimpulkan bahwa semua bentuk
kepemimpinan, baik yang ada di dunia pendidikan maupun tidak, pasti memiliki prinsip-
prinsip yang mendasarinya. Dalam perusahaan jelas bahwa manajemen perusahaan
memiliki tujuan dan niat. Standarisasi merupakan hal penting yang perlu didiskusikan
dan diterapkan untuk setiap komponen, Prinsip manajemen pendidikan harus
dilaksanakan oleh sekelompok orang bahkan objek manajemen lainnya. 

PENDEKATAN MANAJEMEN SISWA


Manajemen dalam kesiswaan tidak lain akan terikat dengan pendekatan siswa
dengan pendidiknya. Hal dasar yang pertama kali kita pelajari adalah cara berkomunikasi
siswa dengan gurunya, secara interaksi siswa dengan guru, cara mengajar guru kepada
siswa dan Tingkah laku siswa terhadap guru serta teman-teman sekitar merupakan
kegiatan yang aktif dilakukan oleh individu baik yang dilihat langsung, maupun
yang tidak dilihat langsung.
Menurut Skinner seperti yang dikutip oleh Noto Atmodjo perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme ini merespons (Idhami,2012-65).
Perilaku normal merupakan Perilaku yang secara umum dapat diterima oleh
masyarakat, sedangkan perilaku abnormal adalah perilaku yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat, atau perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan standar atau norma
manusia. Perilaku abnormal disebut juga perilaku menyimpang karena perilaku tersebut
merupakan perilaku yang tidak disukai masyarakat. Perilaku adalah tindakan manusia yang
terjadi baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu sikap dan perilaku memiliki
hubungan yang berbanding lurus, dimana sikap seseorang dalam menanggapi sesuatu
mempengaruhi perilaku yang dihasilkan. Perilaku positif atau negatif siswa dapat ditelusuri
kembali ke sikap di balik perilaku tersebut  (Idhami 2012:77)
Menurut Pandangan permisive yang memutuskan perhatian pada usaha,
dikemukakan tiga pandangan mengenai pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu:
1. Pendekatan perubahan tingkah laku (Behavior Modification Approach)
2. Pendekatan penciptaan iklim Sosio emosional (Socio Emosional Climate
Approach)
3. Pendekatan proses kelompok (Group Processes Approach). Pendekatan elektif
(Elektif Approach)
Selain empat pendekatan manajemen kelas yang ada diatas, beberapa
pendekatan lagi seperti pendekatan kekuatan (otoritatif), ancaman (intimidasi),
pendekatan kebebasan, pendekatan pengajaran, pendekatan perubahan perilaku,
pendekatan sosio-emosional, pendekatan kerja tim dan pendekatan pilihan.Pendekatan
yang berbeda dapat digunakan untuk setiap individu siswa. Cara kita memperhatikan,
bagaimana kita belajar, bagaimana kita menyampaikan juga mempengaruhi pembelajaran
dan interaksi siswa.
Sebagai contoh, seorang guru menggunakan pendekatan kelompok atau grup
untuk mendiskusikan bagaimana proses terjadinya hujan. Disini siswa kerap aktif
bertanya mengenai bagaimana air dapat turun dari lagit, bagaimana awan bisa menghitam
dan lainnya. Siswa akan terlibat komunikasi satu dengan yang lain. Disinilah guru
berperan sebagai fasilitator atau memberi arahan dan masukan kepada siswanya
mengenai bab yang sedang dibahas. Kenali setiap gaya belajar siswa, hal ini berpengaruh
pada bagaimana seorang guru menjadi penanya sekaligus penjawab disetiap pertanyaan
siswa. Gaya belajar sangat membantu guru untuk bereksplorasi tentang bagaimana cara
menyampaikan sesuatu melalui gambar, tulisan, cerita dongeng dan sebagainya.

KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN SISWA


Imron, A., & Burhanudin. (2003). Manajemen Peserta Didik. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Imron. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2004), 47. 8 Hasbullah, Otonomi pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), 121.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: aditya Media, 200
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung. PT. Refika
Aditama).
Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003. (UU RI NO.20 TH
2003). 2006. Jakarta. Sinar Grafika.
Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Deepublish.

Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., & Fitria, H. Bandung: Alfabeta, Susilo, M.


J. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Pustaka Pelajar
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2014). Manajemen Peserta Didik Berbasis
Sekolah. Jakarta.
Azzet, A.M. 2011. Menjadi Guru Favorit: Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Karwati, E. dan Priansa, D. J. 2014. Manajemen Kelas: Guru Profesional yang
Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi. Bandung:
Alfabeta
Syarbini, Amirullah. 2011. Manajemen Madrasah. Bandung:alfabet
Augustin, Hermino. 2017. Manajemen Sekolah. Bandung:Akkoset.

4. Sebut dan jelaskan konsep dasar, ruang lingkup,perencanaan,


implementasi,evaluasi dan kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang
manajemen kurikulum

KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM


Menurut Rusman (2011: 3) Kurikulum ialah upaya sekolah guna memengaruhi
peserta didik untuk belajar pada ruangan kelas atau diluar kelas. Kurikulum memiliki
banyak pengertian dalam lingkup pembelajaran. Dan juga kurikulum merupakan jalan
untuk seluruh aktivitas yang diperuntukkan pada peserta didik akan tetapi
dibawah tanggung jawab sekolah.
Kurikulum adalah semua pengalaman pendidikan yang ditawarkan sekolah
kepada semua siswanya, baik di sekolah maupun di luar. Pengalaman sekolah siswa dapat
diperoleh melalui berbagai kegiatan pendidikan seperti menghadiri kelas, keterampilan
praktis, latihan olahraga dan seni, serta kunjungan lapangan atau pelatihan di
laboratorium sekolah. Kegiatan pengelolaan kurikulum menitikberatkan pada kelancaran
perkembangan situasi belajar mengajar. Kurikulum juga dapat disebut sebagai peraturan
pemerintah yang terkait dengan pendidikan di semua tingkatan di Indonesia yang
bertujuan untuk mencapai pengembangan dan inovasi pembelajaran yang lebih baik. 
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
pedoman pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Sistem
pendidikan secara keseluruhan memiliki beberapa komponen yang meliputi landasan dan
tujuan pengajaran, guru dan tenaga pengajar, kurikulum, administrasi, dan lembaga
pendidikan yang saling berhubungan dan bekerja menuju tercapainya tujuan pendidikan.
diharapkan juga akan dilakukan perubahan. Perubahan kurikulum akan berlangsung
selama pembelajaran telah mencapai batas waktu maksimal pelaksanaan perubahan. 
Dengan demikian, pendidikan dapat berinteraksi dengan lingkungan internal dan
eksternal yang mesti direspon oleh perencana dan pelaksana pendidikan, termasuk para
kepala sekolah dan guru, serta pengawas kurikulum Pendidikan.
Pengembangan kurikulum ide-ide filosofis, psikologis, ilmiah, teknologi dan
budaya. The Philosophical Foundation of Education secara mendalam dan radikal
mengkaji fungsi kurikulum untuk menemukan hakikat materi kurikulum dalam
pendidikan. Landasan psikologis mengkaji keselarasan perkembangan dan kesiapan
mental dan fisik peserta didik dengan kompleksitas mata pelajaran, sehingga proses
belajar dan latihan menghasilkan pembelajaran yang bermanfaat sesuai dengan keinginan
peserta didik. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya merupakan sumber mata
pelajaran yang harus diatur baik secara horizontal (cakupan atau kelengkapan) maupun
vertikal (kelanjutan, keteraturan) dalam pengajaran untuk menumbuhkan kemampuan
bernalar secara komprehensif dan memperoleh pemahaman yang mendalam. 
Menurut Kunandar, kurikulum harus dirancang dalam rangka lebih
mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum jangan
sampai membebani peserta didik, seperti beban belajar yang terlalu berat.
Proses pendidikan Mempertimbangkan semua upaya pembangunan manusia, pada
prinsipnya dalam perumusan tujuan pendidikan, manusia yang berkualitas dikonkretkan
dan dirumuskan dengan jelas, dan tujuan pendidikan itu sendiri konsisten dengan tujuan
pembangunan secara umum. Dalam konteks pendidikan, kepala sekolah menetapkan
kurikulum sebagai bagian dari pendidikan. Oleh karena itu kurikulum adalah seperangkat
rencana dan kesepakatan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum adalah
rancangan bahan ajar dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan unit
pelatihan tertentu, untuk mencapai tujuan pelatihan yang diharapkan oleh perencana dan
pengelola pelatihan. 

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM


Manajemen merupakan proses manajemen atau kegiatan yang terjadi di organisasi
mana pun. Setiap pengurus atau pengurus suatu organisasi pendidikan harus
mengorganisasikan segala sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Oleh karena itu, faktor kurikulum seperti isi dan proses kegiatan kurikulum
menjadi bagian penting yang harus dikelola oleh pimpinan setiap lembaga pendidikan. 
Manajemen kurikulum adalah merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan
dan mengevaluasi kurikulum. Kurikulumnya juga komprehensif pada tingkat satuan
pendidikan. Kurikulum juga menerapkan kurikulum nasional (standar/keterampilan
dasar) dan mengutamakan kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan lokal dan keadaan
masing-masing sekolah, mengintegrasikan siswa atau lingkungan sekolah. 
Menurut Dinn Wahyudin. lingkup manajemen kurikulum meliputi Perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada satuan pendidikan yang
diprioritaskan adalah pelaksanaan dan relevansi kurikulum nasional berupa standar
kompetensi atau kompetensi dasar dengan kebutuhan daerah dan keadaan sekolah masing-
masing, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang jujur dengan peserta didik
dan lingkungan. Dimana letak sekolah tersebut. Dalam hal prinsip, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam manajemen kurikulum,yakni sebagai berikut :
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek
yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berdasarkan demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen
kurikulum perlu adanya kerja sama positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas kurikulum dan efisiensi, rangkaian kegiatan dalam manajemen kurikulum
harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum.
Kurikulum tidak hanya mengunggulkan efisiensinya saja, tapi juga kualitas dari setiap
perubahan kurikulum yang ada.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.
Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum, diantaranya:
1. meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum
2. meningkatkan keadilan dan kesepakatan kepada siswa untuk mencapai hasil yang
maksimal
3. meningkatkan relevansi dan efektifitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar peserta didik
4. meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas peserta didik
5. meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar
6. meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan.

PERENCANAAN MANAJEMEN KURIKULUM


Maksud dari manajemen dalam perencanaan kurikulum adalah keahlian
“managing” dalam arti kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan kurikulum.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan.
Kurikulum adalah siapa yang bertanggung jawab atas kurikulum dan bagaimana
kurikulum direncanakan secara profesional. Pertama, perlu dicatat bahwa ada
kesenjangan antara gagasan strategis dan pendekatan kurikulum dengan upaya
implementasinya. Kesenjangan ini disebabkan keterlibatan pribadi dalam desain
kurikulum. Banyak dari keterlibatan pribadi ini bergantung pada pendekatan kurikulum
yang digunakan .Pada pendekatan yang bersifat “administrative approach”.
Kurikulum direncanakan oleh pihak atasan kemudian diturunkan kepada instansi-
instansi bawahan sampai kepada guru-guru. Jadi form the top down, dimulai dari atas ke
bawah oleh administrator sistem. Dalam situasi ini, guru tidak terlibat. Mereka cukup
pasif, yakni sebagai penerima dan penerjemah lapangan. Semua ide, gagasan dan inisiatif
datang dari atasan. Bertindak dari perspektif bahwa guru adalah seorang pemimpin   (the
teacher as manager). J.G Owen sangat menekankan perlunya keterlibatan guru dalam
perencanaan kurikulum. Guru harus ikut bertanggung jawab dalam perencanaan
kurikulum Karena dalam praktek mereka adalah pelaksana-pelaksana kurikulum yang
sudah disusun bersama (Oemar Hamalik, 2010: 151).
J.G Owen lebih menekankan pada masalah bagaimana menganalisis kondisi-
kondisi yang perlu diperhatikan sebagai factor yang berpengaru h dalam perencanaan
kurikulum. Terdapat dua kondisi yang perlu dianalisis setiap perencanaan kurikulum:
1. Kondisi sosiokultural Kemampuan professional manajerial menuntut kemampuan untuk
dapat mengolah atau memanfaatkan berbagai sumber yang ada di masyarakat, untuk
dijadikan narasumber. J.G Owen menyebutkan peranan para ahli behavior science,
karena kegiatan pendidikan merupakan kegiatan behavioral dimana di dalamnya terjadi
berbagai interaksi sosial antara guru dengan murid, murid dengan murid, dan atau guru
dengan murid dengan lingkungannya.
2. Ketersediaan fasilitas Salah satu penyebab gap antara perencana kurikulum dengan guru-
guru sebagai praktisi adalah jika kurikulum itu disusun tanpa melibatkan guru-guru, dan
terlebih para perencana kurang atau bahkan tidak memperhatikan kesipan guruguru di
lapangan. Itulah sebabnya J.G Owen menyebutkan perlunya pendekatan “from the
bottom up”, yaitu pengembangan kurikulum yang berasal dari bawah ke atas.
Menurut Peter F. Olivia, Perencanaan kurikulum terjadi pada berbagai tingkatan,
dan kurikulum pekerja-guru, pengawas, administrator, atau lainnya dapat terlibat dalam
upaya kurikulum pada beberapa tingkat pada waktu yang sama. semua guru yang terlibat
dalam perencanaan kurikulum di tingkat kelas, guru yang paling berpartisipasi dalam
kurikulum. tingkat perencanaan di mana fungsi guru dapat dikonseptualisasikan sebagai
sosok yang ditunjukkan.
1. Karakteristik Perencanaan
Kurikulum Perencanaan adalah Merencanakan kesempatan belajar yang bertujuan
untuk membimbing siswa ke arah perubahan perilaku yang diinginkan dan menilai
sejauh mana perubahan terjadi pada siswa. Kurikulum adalah semua akumulasi
pengalaman di dalam dan di luar lembaga pendidikan, yang direncanakan secara
sistematis dan menyeluruh serta bertujuan untuk melatih peserta didik mencapai
tujuan pendidikan. 
2. Model Perencanaan Kurikulum
adalah suatu proses social yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat
pembuatan keputusan kebutuhan mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses
memerlukan penggunaan model untuk mewakili aspek-aspek kunci, representasi pada
gilirannya harus menyederhanakan banyak aspek dan mungkin mengabaikan
beberapa asumsi rasionalitas lainnya, yaitu asumsi tentang penggunaan data secara
hati-hati, misalnya mata pelajaran, siswa, lingkungan dan hasil belajar.
Beberapa model perencanaan, yaitu :
1. Model perencanaan rasional deduktif atau rasional tyler, menitik beratkan logika dalam
merancang program kurikulum dan bertitik tolak dari spesifikasi tujuan (goals and
objectives) tetapi cenderung mengabaikan problematika dalam lingkungan tugas.
2. Model interaktif rasional (the rational interactive model), memandang rasionalitas
sebagai tuntutan kesepakatan antara pendapat-pendapat yang berbeda, yang tidak
mengikuti urutan logis.
3. The Diciplines Model, perencanaan ini menitikberatkan pada guru-guru, mereka sendiri
yang merencanakan kurikulum berdasarkan pertimbangan sistematik tentang relevansi
pengetahuan filosofis, issu-issu pengetahuan yang bermakna, sosiologi,argumen-argumen
kecenderungan sosial, psikologi untuk memberitahukan tentang urutan-urutan materi
pelajaran.
4. Model tanpa perencanaan (non planning model), adalah suatu model berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan intuitif guru-guru di dalam ruangan kelas sebagai bentuk
pembuatan keputusan, hanya sedikit upaya kecuali merumuskan tujuan khusus,
formalitas pendapat, dan analisis intelektual.
Keempat model perencanaan kurikulum yang dikemukakan di atas sebenarnya adalah
tipe ideal dan bukan model kurikulum yang sebenarnya. Secara umum, desain kurikulum
lebih menitikberatkan pada penciptaan aktivitas dan mencakup keempat aspek model
tersebut. Namun, untuk membedakannya, perlu dilakukan analisis makna variabel dalam
praktik desain. Asumsi rasionalitas ini harus dipahami dalam kaitannya dengan bagaimana
pengetahuan diperlakukan sebagai cerminan dari sikap sosial dan ideologis yang memandu
desain kurikulum.

 
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM
Secara etimologi kata kurikulum diambil dari bahasa Yunani, Curere berarti jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari mulai atau start sampai finish. Pengertian inilah yang
kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, kurikulum sering
disebut dengan istilah al-manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui manusia dalam
bidang kehidupannya.
Keberhasilan proses pembelajaran di sebuah lembaga Pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari kurikulum. Dalam konteks ini, kurikulum memegang peranan sentral dalam
proses pendidikan karena kurikulum memandu seluruh kegiatan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum memuat rencana pelatihan yang berfungsi sebagai pedoman
dalam proses pelatihan. Kurikulum mencakup berbagai kegiatan pembaruan dan proses
pendidikan baru. Sementara itu, terdapat perbedaan terminologis dalam arti kurikulum.
Dalam pengertian lama, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat mata pelajaran yang
harus diambil dan dipelajari siswa untuk memperoleh sebagian dari pengetahuan yang
mereka miliki di sekolah. 
Dalam pengertian lain Ramayulis mendefinisikan bahwa kurikulum merupakan salah
satu Bagian yang sangat penting dari pengertian sistem pendidikan, karena kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus menjadi pedoman
penyelenggaraan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan. 
Sebuah kurikulum lembaga pendidikan yang diatur dan dirancang dengan baik untuk
menghasilkan peserta didik yang memenuhi tujuan pendidikan nasional. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan isi bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penggunaan kegiatan belajar mengajar. Dari sudut pandang banyak orang,
kurikulum sesuai dan tidak. Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang memerlukan inovasi
dan pengembangan. Oleh karena itu kurikulum selalu dinamis, selalu berubah dan
menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Masyarakat dan setiap peserta didik juga
berubah. Ini merupakan adaptasi yang tidak mudah diterima oleh masyarakat, bahkan oleh
orang tua siswa. 
Untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan
beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan dan kemauan untuk mengeksekusi,
Kematangan implementasi juga tergantung pada kematangan rencana sebelumnya.
Kurikulum dilaksanakan oleh pendidik, khususnya guru. Sebagus apa pun kurikulum atau
desainnya, keberhasilannya sangat bergantung pada guru. Sekalipun kurikulumnya
sederhana, jika gurunya memiliki keterampilan, semangat dan komitmen yang tinggi maka
hasilnya akan lebih baik daripada perencanaan kurikulum, tetapi jika keterampilan, semangat
dan komitmen gurunya rendah, hasilnya akan lebih buruk lagi. Guru merupakan kunci
terpenting keberhasilan implementasi kurikulum, sumber daya pendidikan lainnya seperti
sarana dan prasarana, biaya, organisasi, lingkungan juga merupakan kunci keberhasilan
pendidikan, namun kunci terpenting adalah guru. 
EVALUASI MANAJEMEN KURIKULUM
Evaluasi itu sendiri artinya kegiatan mengumpulkan informasi dan melihat proses
dengan tujuan memperoleh hasil akhir atau menilai suatu alat, metode, atau hasil kerja
manusia, yang hasilnya menjadi parameter keputusan untuk kegiatan selanjutnya .
Menurut Qomar, manajemen kurikulum sebenarnya Fokusnya adalah pada strategi
manajemen pembelajaran yang efektif dan efisien untuk hasil pendidikan yang maksimal.
Petunjuk pelaksanaan kurikulum, yaitu. rencana adalah tujuan dan struktur pelatihan.
Selain itu, pemerintah telah mengeluarkan pedoman umum yang harus diikuti oleh
sekolah dalam menyusun rencana aksi sekolah. Instruksi tersebut adalah struktur
pembelajaran lainnya, program persiapan, instruksi pembuatan program pembelajaran,
instruksi pembuatan program pelatihan (rencana) dan pembagian kerja antar guru.
Kemudian melanjutkan penilaian. Evaluasi ditujukan kepada seluruh kelompok yang
masuk ke dalam system manajemen Pendidikan. Evaluasi manajemen kurikulum yaitu
yang mencari hasil maksimal dari kurikulum yang disediakan instruktur atau ingin
mengetahui seberapa baik kemampuan organisasi untuk berfungsi dalam manajemen
kurikulum diketahui. Hasil evaluasi biasanya berupa proses, cakupan materi yang
ditawarkan, perolehan sks, tujuan perubahan kurikulum dan tentunya manajemen
kurikulum. Ada dua masalah dan batasan dalam implementasi kurikulum, yaitu masalah
umum dan khusus. 
Berbagai masalah-masalah umum dapat dikelompokkan menjadi delapan, yaitu
bidang cakupan (scope), relevansi, keseimbangan, integrasi, sekuensi, kontinuitas,
artikulasi, dan kemampuan transfer (transfrability). Sementara itu, topik khusus
mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan tujuan dan hasil yang diharapkan dari
kurikulum sekolah, isi dan organisasi kurikulum, serta topik yang berkaitan dengan
penyusunan dan revisi kurikulum. Kurikulum merupakan bagian pendidikan yang
dinamis dan terus berkembang. Pengembangan kurikulum mengacu pada kegiatan yang
menciptakan produk baru. 
KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KURIKULUM
Kunandar. (2011). Guru Profesional: Implementasi KTP dan Sukses Sertifikasi. Jakarta:
Rajawali Press, h.113
Martini Jamaris. (2013). Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ghalia
Indonesia, h.10.
Nana Sudjana.(2002). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung:
Sinar Baru Algensindo,)
Nana Saodih Sukmadinata.(2004). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,
Bandung: Remaja Rosda Karya
Oemar hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung, PT Remaja
Doskarya, 2007), hlm. 256

Oemar Hamalik. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya, h.75
Olivia, Peter F., Development The Curriculum, Edisi VI; New York: Pearso Education,
Inc, 2004.
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Seri II; Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada: 2009), h.
21
Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo. (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan: Teknologi
dan Kejuruan, Bandung: Adytama)
Zainal Arifin. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya,h.25.
Zainal Arifin. (2015). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya, h.1.

5. Sebut dan jelaskan pengertian, tugas, fungsi, tujuan, factor yang perlu diperhatikan
dan kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang manajemen personalia

PENGERTIAN MANAJEMEN PERSONALIA

Manajemen Personalia atau Majamenen Kepegawaian merupakan alih bahasa dari kata
"Personnel Management". istilah lain yang sering dianggap mempunyai pengertian yang
sama atau hampir sama dengan Personnel Management yaitu Manpowert Management
(Manajemen Sumber Daya Manusia), Personel Administretion, Labour Management,
Industrial ReIation, dan sebagainya (AIex S. Nitisemito, 1983:9 ) .
Istilah Manpower Management dan Personnel Administration sebenarnya sama dengan
istilah manajemen sumber daya manusia, sehingga istilah tersebut dapat digunakan secara
bergantian untuk tujuan yang sama. Istilah manajemen tenaga kerja telah umum
digunakan sejak Perang Dunia II. Hal ini terutama disebabkan meningkatnya perhatian
terhadap masalah tenaga kerja, baik kebutuhan angkatan bersenjata AS maupun
kebutuhan tenaga kerja perusahaan, terutama amunisi. Istilah manajemen tenaga kerja
tidak sama dengan ketiga istilah di atas. 
Manajemen Personalia adalah menajemen yang mengkhususkan diri dalam
bidang kepegawaian. Selain itu, kami mengetahui spesialisasi manajemen di bidang lain,
seperti pengendalian produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan dan lain-
lain. Untuk informasi lebih rinci tentang pentingnya manajemen orang, mari kita lihat
dulu pentingnya kepemimpinan. Manajemen didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk
mencapai tujuan melalui tindakan orang lain. Artinya kepemimpinan hanya dapat
diwujudkan apabila pencapaian tujuan tersebut dicapai bukan oleh satu orang saja,
melainkan oleh lebih dari satu orang. Jadi semakin kita melibatkan orang dalam
pencapaian tujuan, semakin besar peran manajemen.
Pengertian manajemen personalia secara istilah banyak dikemukakan oleh para
pakar. Diantara yang mengemukakan hal ini adalah Made Pidarta yang mengutip
pendapat Evans, manajemen personalia ialah bagian manajemen yang memperhatikan
orang perorang dalam organisasi, yang merupakan salah satu sub sistem manajemen.
(Made Pidarta, 2004: 117)
Slamet Saksono (1993: 13), megemukakan bahwa manajemen personalia adalah
seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan tenaga kerja untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan meninggalkan kepuasan hati pada
diri para pekerja. Sedangkan
Hadari Nawawi (2006: 65) memberikan definisi manajemen sumber daya
manusia adalah suatu proses di mana tenaga manusia digunakan sebagai kerja sama.
Ketika datang ke pendidikan, manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan apa pun
Berbagai persoalan yang berkaitan dengan pengelolaan tenaga pendidik yang pada
dasarnya meliputi guru, tenaga kependidikan dan peserta didik diatur. Sebaliknya, dalam
pembahasan ini yang dimaksud dengan staf pengajar adalah kelompok staf yang
bertanggung jawab atas kegiatan pendidikan maupun kegiatan non-mengajar
(administrasi). 
Kita mengetahui bahwa manajemen mempunyai fungsi-fungsi tertentu, yaitu yang
pokok planning, organizing, dan controlling. Fungsi administrasi tidak selalu sama
antara penulis. Namun ketiga fungsi tersebut selalu penulis kemukakan sebagai fungsi
manajemen Berdasarkan penjelasan di atas, manajemen sumber daya manusia dapat
didefinisikan sebagai berikut: “Ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian antara lain agar efektivitas dan efisiensi personel dalam mencapai tujuan
dapat dimaksimalkan. " (elex S. Nitisemito, 1983 : 10).
Untuk meningkatkan kualitas personel pendidikan di sekolah, maka Model
manajemen yang efektif diperlukan untuk mengelola sumber daya manusia dalam
pendidikan. Karena aspek ini merupakan ujung tombak penyelenggaraan pendidikan
menengah dan menjadi tanggung jawab kepala sekolah, maka bagian penting dari
manajemen pendidikan adalah manajemen personalia sekolah yang meliputi: perencanaan
sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, pengembangan sumber daya manusia.
Manajemen personalia sendiri mengacu pada personel lembaga yang mengoperasikan
sistem, terutama personel pelatihan, yang bekerja langsung di bidang dengan tuntutan
tinggi, yaitu kualitas produksi. Dari manajemen SDM kita lebih tahu tentang
pengembangan individu ketika kita berurusan dengan siswa. 
Untuk merealisasikan tujuan sekolah ada beberapa strategi manajemen sumber
daya manusia, yaitu strategi rekrutmen dan seleksi, strategi perencanaan tenaga kerja,
pelatihan dan Pengembangan,penilaian kinerja, strategi penghargaan, strategi hubungan
antara Staf, dapat Meningkatkan kualitas staf di pendidikan Maka diperlukan model
manajemen yang efektif untuk mengelola sumber daya orang terpelajar Sumber daya
manusia yang dikembangkan dalam sistem kepegawaian sangat membantu dalam
kaitannya dengan kelangsungan belajar siswa.
Manajemen sumber daya manusia lahir pada abad ke-20, dikembangkan oleh Taylor,
salah satu bapak manajemen, pada abad ke-19. Manajemen sumber daya manusia adalah bidang
manajemen. Beginilah praktik manajemen sumber daya manusia dalam hubungan antara
atasan.dan bawahan (Benyamin Liputo dan Sri Hartati, 1985:1
Lalu timbul pertanyaan di hati kita, bagaimana dengan waktu sebelum abad ke-
20? Dengan kata lain: Benarkah manajemen SDM hanya tumbuh dari negara di awal
revolusi industri? Harus diakui bahwa berhasil atau tidaknya suatu perusahaan tidak
hanya bergantung pada aktivitas departemen sumber daya manusia. Namun, peran
manajemen sumber daya manusia cukup besar dalam keberhasilan atau kegagalan bisnis
apapun. Contoh perusahaan itu seperti sepeda, jadi tongkatnya bisa berupa setang, rantai,
roda atau bagian penting lainnya.  
Tujuan utama manajemen personel yaitu untuk membangun stabilitas organisasi
antara lain untuk meningkatkan kualitas para guru dan staf dalam mengembangkan tujuan
organisasi,  memaksimalkan potensi semua personil. Maka  untuk merealisasikan tujuan
sekolah ada beberapa strategi dalam manajemen personel yaitu strategi rekrutmen dan
seleksi, strategi perencanaan personel, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja,
strategi kompensasi, strategi hubungan antar personil. Sedangkan Unruh dan Alexander
manajemen personel disekolah atas dasar tiga asumsi yaitu; pertama, kapabilitas  guru
merupakan hak esensial untuk mencapai kualitas pendidikan sehingga  guru tersebut
harus selalu dipersiapkan. Kedua, manajemen sumber daya manusia  yang efektif
mensyaratkan aplikasi pengetahuan yang diajarkan dan keterampilan.

TUGAS MANAJEMEN PERSONALIA

Tugas dari manajemen personalia sekilas hampir mirip dengan seorang HRD
dalam perusahaan. manajemen Staf mendefinisikan pelatihan kerja, karir dan
penyesuaian tugas-tugas karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada saat yang
sama, manajemen sumber daya manusia juga harus dapat merencanakan dan mengatur
hal-hal penting dalam perusahaan dan memastikan bahwa langkah-langkah diambil untuk
mengimplementasikan rencana tersebut. Manajemen sumber daya manusia memberikan
manfaat dan aturan organisasi bagi karyawan dalam suatu perusahaan. 
Tugas-tugas tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
- Melakukan proses rekrutmen calon karyawan dan memastikan keahlian mereka sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Perusahaan tentunya akan memiliki proses seleksi
sehingga perusahaan meminimalkan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan masing-
masing karyawan. 
- Menyusun anggaran yang terkait dengan potensi karyawan yang dibutuhkan
perusahaan.Anggaran merupakan bagian terpenting dari dukungan perusahaan, dan
tujuan dari perusahaan itu sendiri adalah untuk menghasilkan royalti. Komposisi
anggaran karenanya harus sesuai dan tidak lebih kecil atau lebih besar. 
- Membuat perencanaan untuk pegawai jabatan, misalnya jenis pekerjaan apa yang
menjadi tanggung jawab pegawai dan spesifikasi jabatan. Profesi adalah keterampilan
yang harus diketahui oleh manajemen SDM agar orang tidak berakhir pada pekerjaan
yang tidak sesuai dengan keterampilannya. 
- Menyimpan dan mengelola database karyawan dan aset perusahaan. Menangani masalah
yang berkaitan dengan pengembangan manusia. Dalam manajemen sumber daya
manusia, lebih ditekankan pada pengelolaan dan peninjauan database karyawan yang ada
untuk memastikan keamanan informasi yang ada. 
- Mengatur sistem absensi karyawan, Mengatur kesejahteraan karyawan
melalui sistem payroll karyawan, bonus, kompensasi, hingga
pengaturan benefit karyawan lainnya. Manajemen personalia juga dituntut untuk tahu dan
mengatur kesejahteraan laryawannya. Seperti, Bantuan makan pegawai dan
keluarganya,Bantuan tempat tinggal/rumah pegawai, Bantuan Fasilitas Kesehatan
(BPJS), Tunjangan THR Hari Raya, dan Bonus akhir tahun.

FUNGSI MANAJEMEN PERSONALIA


Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
Pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan tidak dapat terlaksana dengan efisien
dan efektif tanpa adanya manajemen yang baik. Pelaksanaan manajemen sekolah secara
menyeluruh memerlukan perubahan mendasar dalam hal keuangan, personalia,
pengajaran, sarana dan prasarana, serta keterlibatan masyarakat dan lain-lain. Salah satu
pengelola yang diterapkan di sekolah adalah manajemen sumber daya manusia, peran
manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan mutu pengajaran yang
sangat diperlukan. Manajemen pendidikan tidak lepas dari pelaksana manajemen
(pribadi). Jika pelaksana manajemen (orang) mampu menjalankan semua proses
manajemen dengan benar, maka semua komponen lembaga akan berjalan sesuai rencana
dan tujuan. Dalam hal ini diperlukan visi, tanggung jawab, visi dan kualitas
kepemimpinan terbaik dari kepala sekolah dan seluruh bagian sekolah. 
Peningkatan Tujuan pendidikan tidak dapat terlaksana dengan efisien dan efektif
tanpa adanya manajemen yang baik. Pelaksanaan manajemen sekolah secara menyeluruh
tidak memerlukan tugas yang mudah dalam kaitannya dengan mutu pengajaran, karena
tidak hanya terkait dengan masalah teknis, tetapi mencakup beberapa masalah yang
sangat kompleks dan rumit seperti perencanaan, pembiayaan, efisiensi dan efektifitas
pengajaran. manajemen sekolah. Peningkatan mutu pendidikan juga harus diimbangi
dengan tata kelola yang baik. Sayangnya hingga saat ini belum ada perhatian yang serius
terhadap pengelolaan pendidikan di berbagai jenjang dan satuan pendidikan, sehingga
belum semua bagian dari sistem pendidikan berjalan dengan baik. Manajemen yang
lemah juga mempengaruhi efektivitas pelatihan internal, yang tugas utamanya adalah
mengelola orang atau karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Bahkan, tanggung
jawabnya meluas untuk memungkinkan seluruh karyawan perusahaan bekerja sama
secara produktif untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Lebih memahami fungsi dan tugas manajemen sumber daya manusia. 
Personil sekolah merupakan perkembangan kualitas pelaku atau mata pelajaran
pendidikan di tengah perkembangan yang sangat pesat setiap waktu. Pegawai sekolah
selalu dihadapkan pada kendala dan masalah yang muncul setiap saat. Solusi untuk setiap
masalah harus ditemukan secepat mungkin agar tidak berlanjut. Untuk kepentingan
tersebut, kegiatan pertemuan harus dilakukan baik dengan pihak sekolah maupun di luar
sekolah, seringkali harus dilengkapi pengetahuan dan keterampilan profesional untuk
memecahkan masalah yang timbul. Tugas staf sekolah di masa depan adalah menjadi
penggerak koeksistensi sosial dan pengembangan diri siswa. Oleh karena itu, untuk
melaksanakan tugas tersebut dengan baik, tenaga kependidikan harus memiliki
kepribadian yang tahan terhadap ujian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Selain itu, hubungan pegawai yang harmonis sangat diperlukan oleh staf
sekolah agar program sekecil apapun untuk meningkatkan mutu pengajaran dapat
dilaksanakan secara optimal.
pengembangan sumber belajar. Kinerja sekolah dapat diukur dari segi kualitas, efisiensi,
produktivitas, efektivitas, inovasi, kualitas kehidupan kerja dan moral. 
Fungsi manajemen personalia meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,
kedisiplinan, dan pemberhentian. Berikut adalah pemaparan dari masing-masing fungsi
tersebut menurut Hasibuan (2017: 21).
1. Perencanaan

Perencanaan yang dimaksud adalah merencanakan personel secara efektif dan


efisien agar sesuai dnegan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan
perusahaan. Perencanaan dapat dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian
yang meliputi seluruh fungsi manajemen personalia. Program kepegawaian yang baik
akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat yang terlibat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan mengorganisasikan seluruh personel/karyawan
dengan menetapkan pembagian kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi
dalam struktur organisasi. Perlu menjadi catatan bahwa organisasi hanyalah alat untuk
mencapai tujuan. Organisasi harus benar-benar bekerja sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Tanpa organisasi yang baik, tujuan perusahaan tidak dapat dicapai seecara
efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan (Directing) berarti mengarahkan seluruh karyawan agar mau dan
mampu bekerjasama dan bekerja secara efektif dalam membantu tercapainya tujuan
perushaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilaksanakan oleh pimpinan dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian maksudnya adalah kegiatan yang mengendalikan karyawan agar
menaati peraturan dan rencana kerja perusahaan. Jika terjadi penyimpangan atau
kesalahan maka diberi tindakan perbaikan dan penyempurnaan. Pengendalian karyawan
meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan
menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan atau Procurement adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan hsil yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6. Pengembangan
Development atau pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan
teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan masa kini
maupun masa depan.
7. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa secara langsung dan tidak langsung
berupa uang atau barang kepada karyawan sbagai imbalas atas tenaga dan jasa yang
diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil berarti
sesuai dengan prestasi kerjanya, dan layak berarti memenuhi kebutuhan primernya serta
berpedoman pada batas upah minimum pemerintah serta melewati pertimbangan internal
dan eksternal yang konsisten.
8. Pengintegrsian
Pengintegrasian berarti kegiatan yang ditujukan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dengan kebutuhan karyawan agar tercipta kerjasama yang
selaras dan saling menguntungkan.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan memelihara dan meingkatkan kondisi fisik, mental,
dan loyalitas karyawan agar tetap mau bekerjasama hingga pensiun. Pemeliharaan yang
baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian
besar karyawan serta berpedoman pada internal dan eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Menjaga kedisiplinan adalah fungsi manajemen personalia yang paling penting.
Hal ini karena kedisiplinan adalah kunci terwujudnya tujuan perusahaan melalui
keinginan dan kesabaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dari suatu
perusahaan. Pemberhentian ini dapat disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan
perusahan, berakhirnya kontrak kerja, dsb.
Menurut Flippo fungsi manajemen personalia adalah:
a. Pengadaan tenaga kerja. Fungsi operasional pertama dari manajmenen personalia
adalah berupa usaha untuk emperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang
diperlukan untuk menyelesaikan
sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan sumber
daya manusia yan diperlukan dan perekrutannya,seleksi dan penempatan.
b. Pengembangan tenaga kerja. Setelah personalia diperoleh, mereka harus
dikembangkan sampai pada tingkat tertentu. Pengembangan merupakan peningkatan
keterampilan melalui pelatihan yan perlu untuk prestasi kerja yang tepat.
c. Kompensasi (imbalan) tenaga kerja. Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang
memadai yang layak kepada personlia untuk sumbangan mereka kepada tujuan
organisasi. Struktur kompensasi
meliputi, gaji pokok, tunjangan keuarga, tunjangan makan, tunjangan transportasi,
tunjangan kehadiran dan tunjangan jabatan.
d. Integrasi (penyatuan) tenaga kerja. Setelah karyawan diperoleh, dikembangkan, dan
diberi kompensasi secara layak, maka selanjutnya adalah intregasi. Integrasi merupakan
usaha untuk menghasilkan suatu
kecocokan yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat, dan
organisasi.
e. Pemeliharaan tenaga kerja. Jika kita telah melaksanakan fungsi-fungsi di atas dengan
baik, maka yang tidak kalah pentingna adalah pemeliharaan pegawai. Pemeliharaan
merupakan usaha untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan untuk bekerja para
pegawai.
f. Pemutusan hubungan kerja. Fungsi terakhir dari manajemen personalia adalah
pemutusan hubungan kerja dan mengembalikan para pekerja kepada masyarakat.
Sebagian besar karyawan tidak meninggal
dunia pada masa kerjanya. Organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemutusan hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan,
dan menjamin bahwa
warga masyarakat yan dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik mungkin
(Flippo, 1993: 6-7).
Fungsi personalia di atas dilaksanakan dan dikerjakan oleh manajer atau pimimpin.
Manajer memperoleh hasil dari bawahannya, dan agar bawahannya dapat berprestasi
besar dan cakap bekerja, maka para
pemimpin harus memberi perhatian kepada hal-hal yang berhubungan dengan fungsi
personalia.
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MANAJEMEN
PERSONALIA
Keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya dilihat dari manajemen kelas,
kurikulum, murid dan sebagainya, tetapi juga manajemen personalia ikut berperan dalam
keberhasilan suatu pendidikan. Maka diperlukan manajemen personalia
Hani Handoko (1993:89) mengatakan, bahwa peningkatan manajemen sumber
daya manusia berhubungan langsung dengan peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan, dalam hal ini peserta didik sebagai produk lembaga pendidikan yang
mendidiknya. Pertumbuhan sumber daya manusia dapat ditandai dengan bertambahnya
pegawai/pegawai yang berkualitas, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja
lembaga. Pertumbuhan sumber daya alam atau sumber daya pendukung lainnya tercermin
dalam pertumbuhan sarana dan prasarana khusus, dapat berupa gedung/ruang kuliah,
komponen teknologi, stok perpustakaan dan peralatan lainnya. bahwa masalah
produktivitas yang berkaitan dengan kerja manusia dan efisiensi kerja disebabkan oleh
kebutuhan yang berhubungan dengan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti sandang, pangan, perumahan, sandang, kesehatan dan pendidikan, yang
harus dipenuhi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. 
Maslow (1970) membagi kebutuhan manusia ke dalam lima kategori kebutuhan,
yaitu: physiological, safeti, social, eksteen, self actualization needs. Masing-masing
kebutuhan tersebut saling melengkapi. Apabila kebutuhan manusia tersebut dapat
dipenuhi dan tenaga pendidik dikelola dengan baik, maka tenaga pendidik akan memiliki
semangat kerja yang tinggi dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara penuh
dan bertanggung jawab. Mereka melakukan tugas mereka dengan penuh komitmen,
semangat, disiplin, kreativitas, dinamisme, ketekunan dan kegembiraan. Staf pelatihan
adalah salah satu kunci terpenting keberhasilan atau kegagalan perusahaan pelatihan
untuk memenuhi standar kualitas, dan standar produk layanan dan pelatihan standar
pelanggan pada umumnya.  (Danim, 2002:34).
Dalam Upaya peningkatan mutu dan mutu lembaga pendidikan serta untuk
menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dan sangat mendesak, maka sudah
selayaknya lembaga pendidikan Islam melakukan pembenahan dan pengembangan lebih
lanjut terhadap sistem pendidikannya. Namun, kinerja pendidikan Islam masih sangat
rendah, karena administrasi dan politik yang tidak tertata dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan lebih banyak upaya dari para manajer, yang tentunya terkait erat dengan
keterampilan manajemen orang dalam konteks pengembangan kelembagaan, untuk dapat
menanggapi kebutuhan pelatihan yang berbeda. . Dengan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 1 Ayat 8 Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan
maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Apabila kita ingin menggunakan pendekatan sumber masukan untuk menganalisa
faktor-faktor yang dominan berpengaruh dalam manajemen pendidikan dan pelatihan,
dapat diidentifikasi paling sedikit tujuh faktor, yaitu:
1. Penyelenggara
Penyelenggara merupakan komponen penting dalam mendukung keberhasilan suatu
manajemen. Profesionalisme penyelenggara ditentukan oleh profesionalitas lembaga karena
penyelenggara memiliki narasumber yang dapat dipercaya untuk mempercepat pelaksanaan
operasi. Penyelenggara dapat terdiri dari tentang kepemimpinan dan pemimpin. Manajer
biasanya bertugas merencanakan, menyusun kebijakan umum dan strategis, membuat
keputusan, memberikan arahan, memantau dan memantau hasil kualitas. Pelaksana adalah
pegawai yang bertanggung jawab atas pekerjaan teknis administrasi pendidikan yang
menunjang terselenggaranya kegiatan belajar mengajar dan pelatihan. Instruktur/Pelatih
2. Instruktur/Pelatih
adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak telah
didelegasikan untuk melaksanakan pelatihan dan pembelajaran peserta pelatihan di bidang
tertentu. Guru/pelatih harus kompeten dan kreatif di bidangnya, 
3. Peserta
Dalam suatu penyelenggaraan kegiatan, sering terjadi peserta memiliki motif yang
berbeda. Beberapa berpartisipasi sebagai peserta hanya karena mereka mencari cara untuk
melepaskan diri dari pekerjaan sehari-hari di lembaga mereka. Atas perintah pemimpin
mereka, ada yang benar-benar merasa bahwa mereka membutuhkan materi diperoleh melalui
kegiatan tersebut, dapat dikatakan bahwa peserta merupakan segmen penting dalam
organisasi, yaitu bagian dari peserta yang harus melaksanakan program pelatihan, yang
sangat penting dalam menentukan program yang akan dilaksanakan.  
Perencanaan Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
Kebutuhan akan Pendidikan dan pelatihan, menurut Veithzal dalam Basri (2015, h.
52) dapat digolongkan dalam tiga kebutuhan, yaitu :
- kebutuhan memenuhi kebutuhan sekarang.
Kebutuhan ini dikenali dengan prestasi karyawan yang tidak sesuai dengan standar
hasil kerja yang dituntut dalam suatu jabatan atau pekerjaan
- Memenuhi kebutuhan tuntutan jabatan lainnya
Untuk memenuhi tuntutan perubahan baik internal maupun eksternal.
Perencanaan pendidikan dan pelatihan menurut Scarvello & Ledvinka (1998,h. 12)
harus didasarkan kepada analisis kebutuhan yang mencakup tiga dimensi, yaitu :
1. Analisis kebutuhan sumber daya manusia secara kuantitatif dan kulitatif, yang didasarkan
kepada jumlah kebutuhan sumber daya manusia untuk waktu dan bidang kerja atau
jabatan tertentu,
2. Analisis jabatan, yang akan menentukan jabatan serta kinerjajabatan tertentu yang akan
dianalisis
3. Perencanaan dan pengembangan karir pegawai.

KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN PERSONALIA


Burhanuddin, (1994),Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara.
Flippo. 1984. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga
Handoko, Hani. 1993. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta
Hasibuan, M. (2009), Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet VIII; Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hasibuan, M. (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Martoyo, S. (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE
Muhammad Iqbal Baihaqi. 2018. Peranan Manajemen Personalia Dalam Meningkatkan
Mutu Pendididikan Di Mi Walisongo Selorejo Blitar.Konstruktivisme, 10 (1): 49-
62
Manullang, M. (1974) Baru. Manaqemen Personalia. Jakarta : Aksara
Nitisemito, ec. AIex S. ( 1983 ) . Manaiemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nurzaman, K. (2014),Manajemen Personalia, Bandung: CV Pustaka Setia.
Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Tusoliha, T., Bahri, S., & Fathurrohman, I. (2023). Manajemen Personalia di SMA
Negeri 4 Rejang Lebong (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri
Curup

Anda mungkin juga menyukai