MANAJEMEN PENDIDIKAN
Disusun Oleh:
NIM. 202425003
2023
1. Manajemen Pendidikan
A. Pengertian manajemen pendidikan
Pengertian administrasi pendidikan. Manajemen berasal dari kata “administer”
yang berarti “mengendalikan, mengatur, melaksanakan dan mengendalikan”.
Manajemen memiliki istilah yang sangat luas, manajemen dapat diartikan
sebagai suatu proses atau cara kerja yang sistematis. Proses tersebut berupa
kegiatan manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengarahan atau pengendalian.
Manajemen pendidikan berarti penanganan yang efektif dan efisien dari semua
kebutuhan kelembagaan pendidikan. Manajemen pelatihan adalah kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan atau suatu proses pengorganisasian kerja yang
dilakukan dalam pelatihan untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen
pendidikan adalah proses pengorganisasian, melalui kerja sama atau usaha
bersama, untuk menggunakan segala sumber daya (pribadi atau materi) secara
efisien, efektif, dan rasional untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, manajemen pendidikan
mengacu pada proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan,
pengarahan guru, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu.
setia, saleh, atau mulia Berbudi pekerti, memiliki pengetahuan, keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, mandiri dan bertanggung jawab. Manajemen
pendidikan dapat diartikan sebagai pengabdian dan pengabdian kepada dunia
pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan alat kerja pendidikan yang
dilakukan dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan (Engkoswara
dan Aan, 2013). Manajemen pelatihan adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengarahan upaya pelatihan pribadi dengan
menggunakan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan pelatihan (Fuadi,
2019). Manajemen pendidikan juga merupakan bidang ilmu yang relatif masih
muda, sehingga tidak heran banyak orang yang belum mengenalnya. istilah
lama yang umum digunakan adalah “governance” (Dewi, 2016).
Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan berupa
proses yang mengatur kerjasama sekelompok orang yang tergabung dalam
suatu organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan sumber daya dan kegiatan administratif yang
ada. Mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Kristiawan, Safitri, & Lestari,
2017). Pada saat yang sama T Hani Handoko (1999), Manajemen pendidikan
adalah suatu proses berkesinambungan yang dilakukan oleh organisasi
pendidikan melalui fungsi unsur-unsur administrasi tersebut yang bertujuan
untuk saling mempengaruhi, membimbing dan mengendalikan. Dari semua
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah
penyelenggaraan pendidikan, yang sekaligus merujuk pada semua aspek
penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran, sarana atau lembaga pendidikan, serta sarana dan prasarana
pendidikan. media.
B. Objek manajemen pendidikan
Objek manajemen pendidikan yaitu terdiri dari :
1) Manusia
Manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam manajemen
pendidikan. Orang adalah faktor utama dalam manajemen pendidikan,
manajemen terjadi dengan mempelajari keahlian mereka dan mengelola
segalanya. Jadi manajemen membutuhkan orang untuk mengontrol atau
mengatur semua hal ini.
2) Uang
Pendanaan atau pembiayaan (pengelolaan) menggunakan uang yang
dikelola secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan di lembaga
pendidikan. Uang yang tersedia harus dikelola sesuai dengan kebutuhan
dan informasi rinci secara tertulis.
3) Bahan Bahan (Material)
Materi juga merupakan isu atau aspek penting dalam manajemen
pendidikan. Manajemen bahan menciptakan kurikulum yang memberikan
instruksi dasar untuk mentransfer informasi dari guru ke siswa. Materi
adalah materi yang diberikan kepada siswa.
4) Metode
Manajemen yang baik dan benar sangat diperlukan dalam administrasi
pendidikan. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran tidak harus
sama, metode yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
siswa dan keadaan siswa. Karena tidak semua anak memiliki kemampuan
yang sama antara kelas atas dan bawah. Metode itu sendiri berarti cara
penyampaian materi atau melakukan sesuatu.
5) Mesin
Tujuan dari pengelolaan mesin adalah agar dapat mengelola mesin yang
digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan dengan sebaik mungkin dan tidak cepat rusak.
atau orang yang mengerti mesin, memelihara mesin.
6) Pasar
Pasar memainkan peran kunci dalam mendefinisikan sekolah atau lembaga
pendidikan. Ketika sekolah memasang iklan atau menghubungi
masyarakat, masyarakat mengetahui dan tertarik untuk mendaftarkan
anaknya di lembaga pendidikan tersebut.
7) Waktu
Waktu disini harus dikelola dengan baik karena waktu belajar siswa di
sekolah sangat terbatas, sehingga diperlukan manajemen yang baik agar
proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.
C. Fungsi dan peranan manajemen pendidikan
Fungsi manajemen pendidikan antara lain:
1) Perencanaan(perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah kegiatan yang memutuskan pekerjaan yang
harus dilakukan kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan terdiri dari kegiatan pengambilan keputusan, termasuk
pemilihan metode pengambilan keputusan lainnya. Perencanaan
membutuhkan pemikiran yang cermat dan tepat. Dirjen Dikti
merumuskan bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu proses
penetapan tujuan, penyediaan fasilitas dan lingkungan tertentu, serta
penetapan syarat-syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sekaligus menetapkan cara-cara yang efektif dan efisien untuk
mengupayakan produksi kompetensi individu dan sosial yang
maksimal. Perencanaan pendidikan berarti pemikiran yang sistematis
dan analisis yang rasional, agar menjadi lebih efektif dan efisien, untuk
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga proses pendidikan dapat
memenuhi tuntutan dan kebutuhan warga negara.
2) Mengatur(mengatur)
Pengorganisasian adalah proses memecah pekerjaan menjadi tugas-
tugas yang lebih kecil, membagi tugas dengan keterampilan,
mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasikan efisiensi untuk
mencapai tujuan organisasi. Mengorganisir adalah membagi tugas
sesuai dengan keterampilan dan kompetensi orang yang melakukan
tugas. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahli di
bidangnya, sehingga hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
3) Pengarahan (directing)
Kecenderungan untuk menjadikan bawahan menjadi pegawai yang
memiliki pengetahuan dan keahlian yang cukup serta dapat bekerja
secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Pengarahan menggunakan motivasi, komunikasi, dinamika
kelompok dan kepemimpinan.
4) Pengawasan (pengendalian)
Tujuan supervisi adalah untuk melihat dan mengevaluasi sejauh mana
hasil yang dicapai. Istilah pengawasan juga dapat diartikan atau
disamakan dengan pengendalian yang diperlukan untuk memastikan
suatu kegiatan atau kegiatan dapat berjalan sesuai rencana.
Agar supervisi instruksional berjalan efektif, hal-hal berikut harus
diperhatikan:
a) Pengawasan harus berhubungan dengan tujuan dan kriteria
sistem pendidikan, yaitu. H. Kepentingan, efektivitas, efisiensi
dan produktivitas.
b) Standar yang masih bisa dicapai harus ditetapkan.
c) Penyuluhan harus disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi atau lembaga pendidikan.
d) Ruang lingkup pengawasan harus dibatasi. Artinya, ketika
karyawan terlalu sering diawasi, mereka cenderung kehilangan
kemandiriannya.
e) Sistem kontrol harus dikelola dan dipantau.
f) Perawatan harus terkait dengan langkah-langkah rehabilitasi.
5) Implementasi
Proses pengerahan sumber daya manusia yang ada untuk melakukan
kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan sehingga terwujud
efektifitas proses dan efisiensi kerja yang dihasilkan.
D. Ruang lingkup manajemen pendidikan
Dalam ruang lingkup manajemen pendidikan terdapat 4 sudut pandanga
antara lain:
1) Lingkup berdasarkan area kerja.
Ruang lingkup pengelolaan pelatihan dibagi menurut wilayah kerja
atau tinjauannya:
Manajemen pendidikan nasional, yaitu manajemen pendidikan
untuk kepentingan nasional.
Administrasi pendidikan suatu kabupaten, yaitu. h. administrasi
pendidikan yang meliputi wilayah kerja suatu kecamatan yang
pelaksanaannya tetap didampingi oleh penyelenggara
pendidikan kecamatan dan kelurahan.
Penyelenggaraan pendidikan kabupaten/kota, yaitu
penyelenggaraan pendidikan secara menyeluruh suatu wilayah
kerja kabupaten/kota, yang meliputi segala urusan pendidikan
termasuk jenjang dan jenisnya.
Manajemen pelatihan unit kerja. Pemahaman dalam
pengelolaan unit ini terkonsentrasi lanjut tentang unit kerja
yang mengelola pekerjaan pelatihan secara langsung seperti
Sekolah, pusat pelatihan, pusat pelatihan dan kursus.
Pengelolaan kelas, satuan operasional terkecil dari kegiatan
pendidikan, yang justru menjadi dapur inti dari segala jenis
pengelolaan pendidikan. Dalam pengelolaan kelas ini
digunakan istilah pengelolaan kelas baik yang bersifat
pendidikan maupun administratif.
2) Cakupan menurut wilayah pertumbuhan
Topik-topik yang dibahas dalam pelatihan manajemen mengacu pada
semua jenis kegiatan manajemen yang terkait langsung atau tidak
langsung dengan kegiatan pendidikan. Fokusnya adalah pada kegiatan
pendidikan di sekolah. Dilihat dari lokasi budaya administrasi
pendidikan, 8 lokasi dikelola, yaitu:
Administrasi siswa
Manajemen personalia sekolah
Manajemen Kurikulum
Pengelolaan tanaman atau bahan
Pengelolaan prosedur pelatihan
Manajemen keuangan
Pengelolaan lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan.
Humas atau manajemen komunikasi pendidikan.
E. Kajian manajemen pendidikan
Pananrangi, SH., M.Pd, Prof. Dr. H Andi Rasyid. (2017). Manajemen Pendidikan. Jakarta:
Badriyah, Mila. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV Pustaka Setia.
Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
M. Pd., Prof. Dr. Syafaruddin. 2015. Manajemen Organisai Pendidikan. Medan : Perdana
Publishing
M. Pd., Dr. Muahammad Rifa’i,. 2019. Manajemen Organisasi Pendidikan. Jakarta : CV
Humanis
Khaerul, Umam. 2019. Manajemen Organisasi. Jurnal Pendidikan. Vol.2 No. 1. Baandung:
Setia
Tukiran, Martinus., Puspita Sari, Nugraheni. 2018. Membangun sistem manjemen organisasi
pendidikan. Yogyakarta: PT Kanisius
https://www.tweetilmu.web.id/2020/11/makalah-manajemen-organisasi-sekolah.html
3. Manajemen Siswa
1) Pengertian manajemen siswa
Manajemen kemahasiswaan adalah pengelolaan kegiatan kemahasiswaan
sejak awal mata kuliah yang tujuannya untuk mengatur proses pembelajaran
dan pembelajaran sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara sistematis,
lancar dan kompeten. untuk mencapai tujuan pengajaran (Qomar, 2010). Bisa
juga dikatakan bahwa kepemimpinan siswa menjaga siswa sejak mereka
masuk sekolah sampai akhir studinya (Mantja, 2008). Manajemen kesiswaan
adalah penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan sejak awal sekolah atau
lembaga pendidikan sampai tamat (M. Thoha, 2016). Administrasi
kemahasiswaan merupakan upaya untuk mengatur atau mencatat kegiatan
kemahasiswaan mulai dari pendaftaran hingga kelulusan (Prihatin, 2011).
Administrasi kesiswaan adalah kegiatan yang mengurusi segala hal yang
berkaitan dengan siswa, mulai dari penerimaan siswa sampai dengan saat
mereka keluar dari sekolah. Manajemen siswa adalah pengorganisasian semua
kegiatan siswa sejak siswa masuk sampai keluar kelas (Soetopo, 2006:34).
Kepemimpinan siswa dapat dikatakan mengatur proses pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, bimbingan dan
evaluasi, untuk mendukung siswa sejak mereka masuk sekolah sampai mereka
lulus. Jadi, manajemen kemahasiswaan tidak hanya menyimpan data
kemahasiswaan, tetapi juga mencakup aspek-aspek fungsional untuk
mengembangkan minat dan keterampilan mahasiswa dalam bidang tertentu.
Mulyono (2008) dalam Administrasi Pendidikan dan Manajemen Organisasi
berpendapat bahwa manajemen kesiswaan adalah keseluruhan proses kegiatan
yang direncanakan dan diuji secara sadar serta latihan terus-menerus dari
semua siswa (dalam lembaga yang bersangkutan) agar mereka dapat
berpartisipasi dalam proses PBM secara efektif dan efisien. Administrasi
kemahasiswaan adalah keseluruhan proses kerjasama kemahasiswaan. Area
kolaboratif kepemimpinan siswa memecahkan masalah yang berkaitan dengan
siswa. Hal-hal tersebut antara lain penyelenggaraan sensus sekolah,
penyelenggaraan penerimaan siswa, pembinaan kedisiplinan siswa dan
program khusus pelayanan siswa. Tujuan administrasi kesiswaan adalah untuk
mengatur proses kesiswaan dari awal setelah kelas sampai dengan kelulusan
sesuai dengan tujuan sekolah.
2) Tujuan manajemen siswa
Menurut Imron (2011), tujuan kepemimpinan siswa adalah
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keterampilan
psikomotor siswa, mengembangkan dan memupuk minat dan
keterampilan siswa, serta mencapai kehidupan yang bahagia untuk
belajar dengan baik dan mencapai tujuan.
Menurut Mulyasa (2003:46) Tujuan administrasi kesiswaan adalah
menyelenggarakan berbagai kegiatan di bidang kesiswaan sedemikian
rupa sehingga penyelenggaraan pembelajaran di sekolah berjalan
lancar, teratur dan teratur serta administrasi kesiswaan mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
Explainer Mulyasa dari Imron (2016:11) Tujuan kepemimpinan siswa
adalah mengatur kegiatan siswa sedemikian rupa sehingga mendukung
proses belajar mengajar di sekolah.
Menurut Nasihini dan Surur (2009:206) Tujuan administrasi kesiswaan
adalah untuk mengatur kegiatan siswa sedemikian rupa sehingga
kegiatan tersebut mendukung proses pembelajaran lembaga pendidikan
(sekolah), selain itu mempunyai tugas untuk memastikan proses
pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut dapat berjalan dengan
lancar. ,tertib dan teratur sehingga dapat memajukan pencapaian tujuan
sekolah dan pendidikan umum.
Sudrajat (2010) menjelaskan bahwa tujuan kepemimpinan siswa secara
umum adalah “mengatur kegiatan siswa agar kegiatan tersebut
menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu proses
belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan lancar, sistematis,
dan teratur sedemikian rupa sehingga dapat mendorong tercapainya
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara umum.
Menurut Mustar (2014:109) Tujuan bimbingan peserta didik adalah
sarana agar peserta didik dapat berkembang seoptimal mungkin, sesuai
dengan kepribadiannya, aspek sosial, keinginan, kebutuhan, dan
kemungkinan aspek peserta didik lainnya.
Menurut Kristiawan (2017) Tujuan administrasi kesiswaan adalah
mengarahkan kegiatan kemahasiswaan dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dengan cara yang tepat, disiplin dan sesuai prosedur serta
memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan yang telah
disepakati.
3) Fungsi manajemen siswa
Tujuan administrasi kesiswaan adalah menyelenggarakan berbagai macam
kegiatan di bidang studi sedemikian rupa sehingga pembelajaran di sekolah
berjalan dengan lancar, benar dan teratur. Beberapa ahli berpendapat bahwa
tujuan kepemimpinan siswa adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan
sekolah yang baik dan memungkinkan siswa belajar dengan tertib sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif. Untuk mencapai tujuan
tersebut, terdapat tiga tugas pokok dalam bidang administrasi kemahasiswaan,
yaitu penerimaan mahasiswa, kegiatan penunjang pembelajaran, dan
pembinaan dan pengembangan fakultas. Tugas manajemen kesiswaan adalah
merancang proses kemahasiswaan mulai dari pendaftaran hingga keikutsertaan
dalam pembelajaran hingga kelulusan sesuai dengan tujuan lembaga
pendidikan agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Kegiatan
administrasi kemahasiswaan meliputi: Merencanakan penerimaan,
pengembangan siswa dan kelulusan (Rohiat; 40). Dirjen Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014; 5) menyatakan: “Tujuan
pengelolaan siswa adalah mengatur kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dan pendidikan yang optimal.
Administrasi kesiswaan juga mengatur kegiatan siswa dari awal sekolah
sampai akhir sekolah.
Ada dua jenis kegiatan manajemen siswa anatara lain:
Tugas umum kepemimpinan mahasiswa adalah sarana dimana
mahasiswa dapat mengembangkan secara individu, sosial, kebutuhan
dan kemungkinan mahasiswa (Imron & Burhanudin, 2003).
Fungsi manajemen kesiswaan khusus, yaitu:
(1) Pengembangan individualitas, yaitu. H. agar siswa dapat
mengembangkan potensi individualitasnya;
(2) pengembangan sosial siswa yaitu memungkinkan siswa untuk
berhubungan dengan komunitasnya;
(3) menyalurkan keinginan dan aspirasi siswa dengan cara yang
mencerminkan kesenangan dan minat siswa; dan
(4) pemenuhan dan kesejahteraan siswa, yaitu memungkinkan siswa
menyelesaikan pendidikannya dengan tenang. Tugas kepemimpinan
mahasiswa adalah pengembangan diri (Kristiawan, 2017).
4) Ruang lingkup manajemen siswa
Berdasarkan ruang lingkup kegiatan kepemimpinan peserta didik di sekolah
yang ditetapkan oleh Ditjen Bina Mutu Pendidik dan Guru Depdiknas tahun
2007, dan Depdikbud oleh Ditjen Pendidikan Islam. (2014, 6). berisi:
a) Pengumpulan informasi tentang calon mahasiswa,
b) Penerimaan siswa baru,
c) Pengenalan/kontrol sekolah,
d) Pengelompokan siswa,
e) Mengembangkan disiplin siswa,
f) Penyediaan Layanan Khusus
a. Perencanaan siswa;
b. Perekrutan Mahasiswa atau biasa disebut PPDB, dengan kegiatan yang
berkaitan dengan kebijakan penerimaan mahasiswa;
c. Orientasi studi atau dikenal study orientation phase (MOPD);
d. Mengelompokkan atau menampung mahasiswa untuk memfasilitasi
penyampaian layanan di unit studi;
e. Pendaftaran absen untuk memberikan instruksi disiplin;
f. Menilai siswa dengan melakukan kegiatan yang mengukur kemajuan
dan prestasi siswa;
g. Pelaporan hasil asesmen dengan tujuan mengembalikan kepercayaan
orang tua terhadap lembaga;
h. Mutasi dan skorsing mahasiswa, yaitu H. Pindahan siswa;
i. Mendukung layanan khusus untuk membantu siswa menjadi lancar dan
berkembang;
j. Perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk tahap perencanaan,
mengandung arti merumuskan aturan dan menentukan akibat;
k. Organisasi siswa sekolah, terdiri dari kegiatan internal dan eksternal
kurikulum; Dan
l. Tugas akhir adalah perpisahan dan wisuda mahasiswa yang tujuannya
untuk mengevaluasi kinerja SKL di semua jurusan sesuai program
sebagai lembaga pendidikan yang transparan, profesional dan
bertanggung jawab (Kudianta, 2016).
H. Prinsip manajemen siswa
Hidayat & Wijaya (2017) dan Thoha (2016) mengatakan bahwa prinsip
kepemimpinan mahasiswa harus mencakup beberapa unsur antara lain:
1) Administrasi kesiswaan harus merupakan bagian dari administrasi umum
pendidikan.
2) Segala bentuk administrasi kesiswaan harus mempunyai misi pendidikan
dalam pendidikan anak didik
3) Kepemimpinan siswa harus menghubungkan siswa dengan keberagaman.
4) Kegiatan manajemen kemahasiswaan tersedia dari lembaga yang
dibimbingnya.
5) Kepemimpinan mahasiswa berkaitan dengan kemandirian mahasiswa
6) Kegiatan kepemimpinan mahasiswa dapat bermanfaat bagi mahasiswa di
masa yang akan datang.
kesiswaan pada sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 6 No
1,- 2550-0252
Ariska, Ria Sita. (2015). Manajemen Kesiswaan. Bengkulu: Lubaklinggu Vol. 9, No 6, hlm.
828-835
Somantri, Maanap. (2019). Manajer Pendidikan. Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program
Junedi, dkk. (2022). Manajemen Pendidikan Ialam. Padang: PT Global Eksekutif Teknologi
Taqwa. (2016). Pendekatan Manajemen Peserta Didik. Jurnal of Islamic Education Management,
4. Manajemen Kurikulum
A. Konsep dasar manajemen kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, Yaitu Curir yang artinya
Pelan dan Curere yang artinya Tempat terpacu. Sedangkan dalam
bahasa Prancis kurikulum berasal dari kata Courier artinya berlari.
Kurikulum adalah jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari
gari start samapai finish untuk memperoleh mendali (Zainal Arifin,
2011).
Kurikulum adalah seperangkat rencana yang berisi tujuan, isi, bahan
pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rusman, 2009:3).
Manajemen kurikulum adalah system pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komperhensif, sistematik dalam mewujudkan ketercapain
tujuan kurikulum (Nasbi, 2017).
Menurut Minarti (2012), menejemen kurikulum adalah sebuah system
yang meliputi perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan
evaluasi kurikulum.
Menurut Syafaruddun (2018), manajemen kurikulum adalah sebuah
langkah yang menggunakan seluruh sumberdaya untuk mewujudkan
tujuan dari kurikulum pendidikan sekolah.
Menurut Utami (2018), manajemen kurikulum adalah sebuah hal yang
penting dalam sebuah substansi pengelolahan di dalam sekolah.
Menurut Ampuh Rony, Atmaja, dan Djailani (2015), manajemen
kurikulum adalah sesuatu hal yang ada disekolah yang memiliki
dampak baik pada siswa sehingga memiliki kualitas dan kinerja guru
pencaian tujuan.
Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2009), manajemen
kurikulum adalah sebuah proses usaha yang dilakukan bersama untuk
memeperlancar pencapain tujuan pengajaran dengan titik berat pada
usaha, serta meningkatkan kualitasninteraksi dalam belajar mengajar.
B. Ruang lingkup manajemen kurikulum
Menurut Dinn Wahyudin.11 lingkup manajemen kurikulum meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
Menurut Muhammad Azhri, ruang lingkup manajemen kurikulum terdiri dari:
a) Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum
b) Manajemen pelaksanaan kurikulum
c) Survesi pelaksanaan kurikulum
d) Penilaian kurikulum
e) Perbaikan kurikulum
f) Desentralisasi dan sebtralisasi pengembangan kurikulum
g) Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum
C. Perencanaan manajemen kurikulum
Purwanto dalam Hermino (2014) Menurut Kauffman, perencanaan adalah
proses menentukan tujuan yang akan dicapai dan menentukan cara dan sumber
daya yang diperlukan untuk membuat operasi lebih efektif dan efisien.
Perencanaan kurikulum adalah proses pengumpulan, pengorganisasian,
sintesis, dan pemilihan informasi yang relevan dari berbagai sumber.
Informasi ini kemudian digunakan untuk merencanakan dan merancang
pengalaman belajar yang memungkinkan siswa mencapai tujuan belajarnya.
Yakobus (1986:
32) mendefinisikan perencanaan kurikulum sebagai suatu proses di mana
berbagai komponen membuat keputusan tentang tujuan pembelajaran, cara
untuk mencapai tujuan, situasi belajar-mengajar dan mengendalikan
keefektifan dan kegunaan metode tersebut pada beberapa tingkatan. Menurut
Zenger dan Zenger, perencanaan kurikulum berbentuk instruksi kerja.
Perencanaan kurikulum melibatkan semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan
kurikulum, termasuk guru, pengawas, administrator dan lain-lain. Semua guru
terlibat dalam perencanaan kurikulum di tingkat kelas. Tingkat perencanaan
kurikulum menurut Oliva (1992:58) dimulai dengan tingkat kelas, kemudian
sekolah individu, distrik sekolah, negara bagian, wilayah, bangsa dan dunia.
Representasi guru harus dominan di tingkat kelas dan mata pelajaran.
Perencanaan kurikulum memiliki banyak dimensi. Dalam “Imajinasi
pedagogis untuk desain dan evaluasi program sekolah”, Eisner (2002:
133) menjelaskan bahwa terdapat beberapa unsur penting dalam dimensi
perencanaan kurikulum. Unsur-unsur ini menentukan logika dan karakteristik
aliran kurikulum. Elemen-elemen ini dapat diberi nama sebagai berikut:
(1) Tujuan dan Prioritas; (2) isi kurikulum; (3) tipe pembelajaran (types of
learning opportunity); (4) organisasi pembelajaran (learning organization); (5)
organisasi bidang konten; (6) model presentasi dan respon (presentation and
response); dan (7) jenis peringkat (Rating Types).
D. Implementasi manajemen kurikulum.
Menurut Hamalik (2016:238) Implementasi kurikulum adalah penerapan atau
penerapan kurikulum yang dikembangkan pada langkah sebelumnya untuk
kemudian dilaksanakan dan diuji oleh administrasi yang selalu membuat
perubahan situasi di lapangan dan karakteristik intelektual, emosional dan
spiritual peserta didik secara fisik Perkembangan. Pada saat yang sama,
implementasi ini juga merupakan studi lapangan untuk memvalidasi sistem
kurikulum itu sendiri.
1. Tahapan Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum terdiri dari
tiga kegiatan utama, yaitu:
Pengembangan program meliputi program tahunan, semester, bulanan,
mingguan dan harian. Ada juga program orientasi dan konseling atau
program dukungan.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan
lingkungannya, yang mengarah pada perubahan tingkah laku menjadi
lebih baik.
Evaluasi proses dilakukan selama proses implementasi kurikulum
triwulan/semester, serta evaluasi formatif dan sumatif akhir, termasuk
evaluasi sumatif secara keseluruhan, untuk menilai implementasi
kurikulum.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu:
Fitur kurikulum, yang meliputi ruang lingkup, tujuan, fitur, dll dari
kurikulum.
strategi implementasi, yaitu. H. strategi yang digunakan dalam
implementasi kurikulum, seperti B. Diskusi teknis, seminar,
pemutakhiran karya, lokakarya pengiriman buku kurikulum dan
berbagai kegiatan lain yang dapat mempromosikan penerapan
kurikulum di daerah ini.
Karakteristik Pengguna Kurikulum, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan nilai sikap guru tentang pembelajaran.
3. Prinsip Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum memiliki
beberapa prinsip yang mendukung keberhasilan, yaitu:
Mencapai kesempatan yang sama, prinsip ini mengutamakan
tempat yang memberi semua siswa kesempatan yang demokratis
dan adil untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Upaya yang berpusat pada anak untuk menjadikan siswa mandiri
dalam belajar, bekerja dan evaluasi diri sangat penting bagi siswa
untuk membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
Pendekatan dan kemitraan, semua pengalaman belajar
direncanakan secara konstan. Pendekatan yang digunakan dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar menitikberatkan pada
kebutuhan siswa.
Keseragaman kebijakan dan keragaman pelaksanaan, pusat
menetapkan standar kompetensi dan cara pelaksanaan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau
sekolah.
E. Evaluasi manajemen kurikulum
Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengetahui dan memutuskan apakah
program yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan semula.
a) Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum Prinsip-prinsip evaluasi
kurikulum dalam Hamalik (2016:255) adalah sebagai berikut:
Tujuan tertentu, artinya setiap program evaluasi kurikulum
terarah dalam tercapainya tujuan yang telah ditentukan secara
jelas dan spesifik.
Bersifat objektif, dalam artian berpijak pada keadaan yang
sebenarnya, bersumber dari data dan akurat, yang diperolh dari
instrumen yang handal.
Bersifat koprehensif, mencakup semua dimensi ataua aspek
yang terdapat pada ruang lingkup kurikulum.
Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
Pelaksanaan dan keberhasilan suatu program evaluasi
kurikulum merupakan tanggung jawab semua pihak yang
terlibat dalam proses pendidikan
Efisien, khususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga
dan peralatan yang menjadi unsur penunjang.
Berkesinambungan. Hal ini diperlukan mengingat tuntutan dari
dalam dan luar sistem sekolah, yang meminta diadakannya
perbaikan kurikulum.
b) Komponen Desain Evaluasi Setelah seorang evaluator memilih satu
atau semua strategi kemudian membuat rencana rincian desain yang
lengkap dalam upaya implementasi evaluasi. Rencana tersebut terdiri
atas beberapa komponen berikut:
Penentuan garis besar evaluasi
Pengumpulan informasi
Organisasi informasi
Analisis informasi
Pelaporan informasiI
Administrasi evaluasi
F. Kajian manajemen kurikulum
M.Pd., Prof. Dr. Syafaruddin & MS, M.A., Dr. H. Amiruddin. (2017). Manajemen
Nasbi, Ibrahim. (2017). Manajemen Kurikulum Sebuah Kajian Teoritis. Jurnal Idaarah Vol.
Yuhasnil., Anggreni, Silvia. (2020). Manajemen Kurikulum Dalam Upaya Peningkatan Mutu
Sista, Taufik Riski. (2017). Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu
Gontor
5. Manajemen Personalia
M.Pd.I ., S. Pd, I., Dr. Irjus Indrawan, dkk. 2018. Manajemen Personalia dan Keardipan
Harindja, Drs., M. Si, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Mujahida, S,Pd., S.E., M.M., Dr. Sitti. 2018. Pemhantar Manajemen. Makassar : CV Sah
Media
https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-personalia/