Anda di halaman 1dari 28

ULANGAN TENGAH SEMESTER

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Dosen Pengampuh : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd

Disusun Oleh:

Anisa Sekar Ningrum

NIM. 202425003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI
CILACAP

2023
1. Manajemen Pendidikan
A. Pengertian manajemen pendidikan
Pengertian administrasi pendidikan. Manajemen berasal dari kata “administer”
yang berarti “mengendalikan, mengatur, melaksanakan dan mengendalikan”.
Manajemen memiliki istilah yang sangat luas, manajemen dapat diartikan
sebagai suatu proses atau cara kerja yang sistematis. Proses tersebut berupa
kegiatan manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengarahan atau pengendalian.
Manajemen pendidikan berarti penanganan yang efektif dan efisien dari semua
kebutuhan kelembagaan pendidikan. Manajemen pelatihan adalah kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan atau suatu proses pengorganisasian kerja yang
dilakukan dalam pelatihan untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen
pendidikan adalah proses pengorganisasian, melalui kerja sama atau usaha
bersama, untuk menggunakan segala sumber daya (pribadi atau materi) secara
efisien, efektif, dan rasional untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, manajemen pendidikan
mengacu pada proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan,
pengarahan guru, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu.
setia, saleh, atau mulia Berbudi pekerti, memiliki pengetahuan, keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, mandiri dan bertanggung jawab. Manajemen
pendidikan dapat diartikan sebagai pengabdian dan pengabdian kepada dunia
pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan alat kerja pendidikan yang
dilakukan dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan (Engkoswara
dan Aan, 2013). Manajemen pelatihan adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengarahan upaya pelatihan pribadi dengan
menggunakan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan pelatihan (Fuadi,
2019). Manajemen pendidikan juga merupakan bidang ilmu yang relatif masih
muda, sehingga tidak heran banyak orang yang belum mengenalnya. istilah
lama yang umum digunakan adalah “governance” (Dewi, 2016).
Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan berupa
proses yang mengatur kerjasama sekelompok orang yang tergabung dalam
suatu organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan sumber daya dan kegiatan administratif yang
ada. Mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Kristiawan, Safitri, & Lestari,
2017). Pada saat yang sama T Hani Handoko (1999), Manajemen pendidikan
adalah suatu proses berkesinambungan yang dilakukan oleh organisasi
pendidikan melalui fungsi unsur-unsur administrasi tersebut yang bertujuan
untuk saling mempengaruhi, membimbing dan mengendalikan. Dari semua
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah
penyelenggaraan pendidikan, yang sekaligus merujuk pada semua aspek
penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran, sarana atau lembaga pendidikan, serta sarana dan prasarana
pendidikan. media. 
B. Objek manajemen pendidikan
Objek manajemen pendidikan yaitu terdiri dari :
1) Manusia
Manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam manajemen
pendidikan. Orang adalah faktor utama dalam manajemen pendidikan,
manajemen terjadi dengan mempelajari keahlian mereka dan mengelola
segalanya. Jadi manajemen membutuhkan orang untuk mengontrol atau
mengatur semua hal ini.
2) Uang
Pendanaan atau pembiayaan (pengelolaan) menggunakan uang yang
dikelola secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan di lembaga
pendidikan. Uang yang tersedia harus dikelola sesuai dengan kebutuhan
dan informasi rinci secara tertulis.
3) Bahan Bahan (Material)
Materi juga merupakan isu atau aspek penting dalam manajemen
pendidikan. Manajemen bahan menciptakan kurikulum yang memberikan
instruksi dasar untuk mentransfer informasi dari guru ke siswa. Materi
adalah materi yang diberikan kepada siswa.
4) Metode
Manajemen yang baik dan benar sangat diperlukan dalam administrasi
pendidikan. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran tidak harus
sama, metode yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
siswa dan keadaan siswa. Karena tidak semua anak memiliki kemampuan
yang sama antara kelas atas dan bawah. Metode itu sendiri berarti cara
penyampaian materi atau melakukan sesuatu.
5) Mesin
Tujuan dari pengelolaan mesin adalah agar dapat mengelola mesin yang
digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan dengan sebaik mungkin dan tidak cepat rusak.
atau orang yang mengerti mesin, memelihara mesin.
6) Pasar
Pasar memainkan peran kunci dalam mendefinisikan sekolah atau lembaga
pendidikan. Ketika sekolah memasang iklan atau menghubungi
masyarakat, masyarakat mengetahui dan tertarik untuk mendaftarkan
anaknya di lembaga pendidikan tersebut.
7) Waktu
Waktu disini harus dikelola dengan baik karena waktu belajar siswa di
sekolah sangat terbatas, sehingga diperlukan manajemen yang baik agar
proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. 
C. Fungsi dan peranan manajemen pendidikan
Fungsi manajemen pendidikan antara lain:
1) Perencanaan(perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah kegiatan yang memutuskan pekerjaan yang
harus dilakukan kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan terdiri dari kegiatan pengambilan keputusan, termasuk
pemilihan metode pengambilan keputusan lainnya. Perencanaan
membutuhkan pemikiran yang cermat dan tepat. Dirjen Dikti
merumuskan bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu proses
penetapan tujuan, penyediaan fasilitas dan lingkungan tertentu, serta
penetapan syarat-syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sekaligus menetapkan cara-cara yang efektif dan efisien untuk
mengupayakan produksi kompetensi individu dan sosial yang
maksimal. Perencanaan pendidikan berarti pemikiran yang sistematis
dan analisis yang rasional, agar menjadi lebih efektif dan efisien, untuk
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga proses pendidikan dapat
memenuhi tuntutan dan kebutuhan warga negara.
2) Mengatur(mengatur)
Pengorganisasian adalah proses memecah pekerjaan menjadi tugas-
tugas yang lebih kecil, membagi tugas dengan keterampilan,
mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasikan efisiensi untuk
mencapai tujuan organisasi. Mengorganisir adalah membagi tugas
sesuai dengan keterampilan dan kompetensi orang yang melakukan
tugas. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahli di
bidangnya, sehingga hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
3) Pengarahan (directing)
Kecenderungan untuk menjadikan bawahan menjadi pegawai yang
memiliki pengetahuan dan keahlian yang cukup serta dapat bekerja
secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Pengarahan menggunakan motivasi, komunikasi, dinamika
kelompok dan kepemimpinan.
4) Pengawasan (pengendalian)
Tujuan supervisi adalah untuk melihat dan mengevaluasi sejauh mana
hasil yang dicapai. Istilah pengawasan juga dapat diartikan atau
disamakan dengan pengendalian yang diperlukan untuk memastikan
suatu kegiatan atau kegiatan dapat berjalan sesuai rencana.
Agar supervisi instruksional berjalan efektif, hal-hal berikut harus
diperhatikan:
a) Pengawasan harus berhubungan dengan tujuan dan kriteria
sistem pendidikan, yaitu. H. Kepentingan, efektivitas, efisiensi
dan produktivitas.
b) Standar yang masih bisa dicapai harus ditetapkan.
c) Penyuluhan harus disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi atau lembaga pendidikan.
d) Ruang lingkup pengawasan harus dibatasi. Artinya, ketika
karyawan terlalu sering diawasi, mereka cenderung kehilangan
kemandiriannya.
e) Sistem kontrol harus dikelola dan dipantau.
f) Perawatan harus terkait dengan langkah-langkah rehabilitasi.
5) Implementasi
Proses pengerahan sumber daya manusia yang ada untuk melakukan
kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan sehingga terwujud
efektifitas proses dan efisiensi kerja yang dihasilkan.  
D. Ruang lingkup manajemen pendidikan
Dalam ruang lingkup manajemen pendidikan terdapat 4 sudut pandanga
antara lain:
1) Lingkup berdasarkan area kerja.
Ruang lingkup pengelolaan pelatihan dibagi menurut wilayah kerja
atau tinjauannya:
 Manajemen pendidikan nasional, yaitu manajemen pendidikan
untuk kepentingan nasional.
 Administrasi pendidikan suatu kabupaten, yaitu. h. administrasi
pendidikan yang meliputi wilayah kerja suatu kecamatan yang
pelaksanaannya tetap didampingi oleh penyelenggara
pendidikan kecamatan dan kelurahan.
 Penyelenggaraan pendidikan kabupaten/kota, yaitu
penyelenggaraan pendidikan secara menyeluruh suatu wilayah
kerja kabupaten/kota, yang meliputi segala urusan pendidikan
termasuk jenjang dan jenisnya.
 Manajemen pelatihan unit kerja. Pemahaman dalam
pengelolaan unit ini terkonsentrasi lanjut tentang unit kerja
yang mengelola pekerjaan pelatihan secara langsung seperti
Sekolah, pusat pelatihan, pusat pelatihan dan kursus.
 Pengelolaan kelas, satuan operasional terkecil dari kegiatan
pendidikan, yang justru menjadi dapur inti dari segala jenis
pengelolaan pendidikan. Dalam pengelolaan kelas ini
digunakan istilah pengelolaan kelas baik yang bersifat
pendidikan maupun administratif.
2) Cakupan menurut wilayah pertumbuhan
Topik-topik yang dibahas dalam pelatihan manajemen mengacu pada
semua jenis kegiatan manajemen yang terkait langsung atau tidak
langsung dengan kegiatan pendidikan. Fokusnya adalah pada kegiatan
pendidikan di sekolah. Dilihat dari lokasi budaya administrasi
pendidikan, 8 lokasi dikelola, yaitu:
 Administrasi siswa
 Manajemen personalia sekolah
 Manajemen Kurikulum
 Pengelolaan tanaman atau bahan
 Pengelolaan prosedur pelatihan
 Manajemen keuangan
 Pengelolaan lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan.
 Humas atau manajemen komunikasi pendidikan.  
E. Kajian manajemen pendidikan

Pananrangi, SH., M.Pd, Prof. Dr. H Andi Rasyid. (2017). Manajemen Pendidikan. Jakarta:

Celebes media perkasa

Wahyudin, Ruslan Undang. (2020). Manajemen Pendidikan (Teori Dan Praktik

Dalam Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional). Yogyakarta: CV Budi Utama.

Suhelayanti, dkk. (2020). Manajemen Pendidikan. ISBN: 978-623-6512-37-1

Tumanggir, Amiruddin. (2021). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: K-Media

Hartanti .A .L . (2011). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:PressIndo.

2. Manajemen Organisasi Pendidikan


A. Pengertian manajemen organisasi pendidikan
Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang bekerja sama
dan berkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi adalah
sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan Philiph Selznick menjelaskan bahwa organisasi adalah susunan
pribadi yang memfasilitasi tercapainya tujuan tertentu yang ditetapkan dengan
membagi fungsi dan tanggung jawab. Organisasi merupakan gabungan dari
unsur manusia dan bukan manusia yang masing-masing mempunyai peranan
dalam mencapai tujuan. Menurut Bayle et al. (1986) Organisasi adalah
sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi,
definisi ini mencakup banyak bentuk perkumpulan manusia, termasuk
persaudaraan, klub olahraga, organisasi sukarela, organisasi keagamaan, serta
bisnis, sekolah, lembaga pemerintah, rumah sakit, dan lembaga lain di
masyarakat. Mondy dan Premeaux (1995:203) menjelaskan bahwa organisasi
adalah proses di mana hubungan formal berlanjut antara sekumpulan orang
dan sumber daya untuk mencapai tujuan. Pandangan ini menunjukkan bahwa
suatu organisasi terdiri dari adanya hubungan kerja dengan banyak orang,
perjanjian formal dan sarana lain yang dapat digunakan, dan tujuan bersama.
Menurut Hicks dan Gullett dalam Wahab (2011:2), ada lima fakta umum
tentang setiap organisasi, yaitu:
a) Selalu ada orang dalam organisasi
b) Orang-orang ini berdagang satu sama lain dan berinteraksi satu sama
lain dengan cara tertentu
c) Interaksi tersebut selalu terjadi secara teratur atau ditentukan oleh
suatu struktur
d) Setiap orang dalam organisasi memiliki tujuan pribadi dan sebagian
menyelaraskan aktivitasnya. Setiap orang berharap bahwa partisipasi
mereka dalam organisasi akan membantu mencapai tujuan individu
e) Interaksi ini juga dapat membantu mencapai tujuan terkait, yang
mungkin berbeda tetapi terkait dengan tujuan pribadi. Secara sistemik,
organisasi adalah sistem terbuka, seperti sistem sosial. Karena
organisasi berisi orang dan tujuan yang bergantung pada upaya orang
untuk mencapai efisiensi, hasil itulah tren sosial.  
B. Komponen manajemen organisasi pendidikan
Ada enam komponen utama yang harus dipahami, yaitu:
 Otonomi,
Manajemen diri merupakan aspek terpenting yang berkaitan dengan
sumber daya manusia dalam suatu organisasi.
 Manajemen Sistem
Manajemen sistem mengacu pada ekuitas organisasi untuk
 Manajemen lingkungan
Pengelolaan lingkungan mengacu pada kondisi atau lokasi, budaya
organisasi
 Manajemen komunikasi
Manajemen komunikasi terkait dengan model koordinasi internal dan
eksternal organisasi.
 Manajemen konflik
Konflik di sini mengacu pada sesuatu yang produktif dan positif yang
harus dikelola dan merupakan hasil dari semua proses organisasi.
C. Fungsi manajemen organisasi pendidikan
Menurut George R. Terry, fungsi manajemen merencanakan, mengatur
kegiatan, melaksanakan kegiatan dan mengarahkan kegiatan.
Menurut Luther Gullick, fungsi manajemen adalah fungsi perencanaan, fungsi
organisasi, fungsi personalia, fungsi pelaporan dan fungsi anggaran. Pada
dasarnya ada empat fungsi manajemen yang sering dikenal masyarakat yaitu
fungsi pengendalian, fungsi pengendalian. Fungsi organisasi merupakan
fungsi pribadi (personal design). Manajer dalam organisasi bisnis diharapkan
menguasai semua fungsi manajemen untuk mencapai hasil manajemen yang
maksimal. Tanggung jawab kepemimpinan organisasi meliputi:
 Perencanaan (perencanaan)
Perencanaan adalah tugas yang paling penting dari manajemen
organisasi. Perencanaan berarti menetapkan tujuan, mencapai tujuan,
mengembangkannya lebih jauh dan mengubahnya. Perencanaan juga
merupakan cara terbaik untuk mencapai tujuan dan menerapkan
strategi organisasi.
 Mengatur (mengatur)
Organisasi mengacu pada hubungan antara orang-orang dalam suatu
organisasi. Organisasi juga mengacu pada keterampilan dan sumber
daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. • personil
Personel atau karyawan merupakan sumber daya terpenting organisasi.
Kegiatan kepegawaian meliputi staf, seleksi, akuisisi, pelatihan dan
evaluasi. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor
keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
 Pengaraharah (kontrol)
Pengarahan biasanya dilakukan oleh manajer. Tugasnya adalah
mengajar, membimbing dan mengevaluasi karyawan untuk mencapai
tujuan. Manajemen harus dilakukan dengan baik karena menentukan
keberhasilan organisasi seiring dengan jumlah karyawan.
 Motivasi (motivasi)
Bekerja dalam organisasi membutuhkan motivasi. Motivasi diperlukan
agar karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik untuk
mencapai tujuan perusahaan.
 Pelaksanaan (aktivasi)
Implementasi berarti bahwa organisasi melaksanakan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Aktivasi menekankan kegiatan sekelompok
orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
 Pengawasan (monitoring)
Kontrol berarti bahwa manajer mengontrol bagaimana karyawan
melakukan aktivitas. Pengendalian juga mencakup penentuan apakah
tujuan organisasi dapat dicapai melalui perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan tersebut.  
D. Objek kajian manajemen organisasi pendidikan

 Organisasi dan struktur tata usaha merupakan bagian sistemik


perusahaan
 Anggaran belanja keuangan organisasi
 Masalah kepegawaian
 Keuangan dan pembukuan
 Keresponan atau surat menyurat dan sistem komunikasi yang
berlakudalam perusahaan
 Sistem pengupaham
 Manajer, kedudukan, tugas tanggung jawab dan otoritasnya
 Pengaawasan dan pengendalian perusahaan
 Fungsi-fungsi manajemen
E. Tujuan manajemen organisasi pendidikan
Ada babarapa tujuan manajemen organisai pendidikan antara lain:
 Terwujudnya suasaa belajar dan proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna (PAKEMB),
 Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi didirnya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan yang ada apada dirinya,
masyarakat, bangsa, negara.
 Tercapainya tujuan pendidikan secra efektif dan efesien
 Terpenuhinya 5 kompetensi tenaga kependidikan.
 Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan
tugas adminitrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai
manajeratau konsultan manajemen pendidikan)
 Teratinya masaalah yang disebabkan olen manajemenya.
 Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, berrmutu, relevan.
 Meningkatnya citra positif pendidikan.
F. Manfaat manajemen organisasi pendidikan
Manfaat manajemen organisasi pendidikan antara lain:
 Pengambilan keputusan yang lebih cepat
 Peningkatan efisiensi operrasi bisnis
 Kualitas kinerja karyawan meningkat
 Menghilang duplikasi pekerjaan
 Mengurangi konflik antara karyawan
 Komunikassi yang lebih baik antara atasan dengan karyawannya
 Target bisnis menjadi lebih mudah untuk dicapai.
G. Kajian manajemen organisasi pendidikan

Badriyah, Mila. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV Pustaka Setia.
Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
M. Pd., Prof. Dr. Syafaruddin. 2015. Manajemen Organisai Pendidikan. Medan : Perdana
Publishing
M. Pd., Dr. Muahammad Rifa’i,. 2019. Manajemen Organisasi Pendidikan. Jakarta : CV
Humanis
Khaerul, Umam. 2019. Manajemen Organisasi. Jurnal Pendidikan. Vol.2 No. 1. Baandung:
Setia
Tukiran, Martinus., Puspita Sari, Nugraheni. 2018. Membangun sistem manjemen organisasi
pendidikan. Yogyakarta: PT Kanisius
https://www.tweetilmu.web.id/2020/11/makalah-manajemen-organisasi-sekolah.html
3. Manajemen Siswa
1) Pengertian manajemen siswa
Manajemen kemahasiswaan adalah pengelolaan kegiatan kemahasiswaan
sejak awal mata kuliah yang tujuannya untuk mengatur proses pembelajaran
dan pembelajaran sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara sistematis,
lancar dan kompeten. untuk mencapai tujuan pengajaran (Qomar, 2010). Bisa
juga dikatakan bahwa kepemimpinan siswa menjaga siswa sejak mereka
masuk sekolah sampai akhir studinya (Mantja, 2008). Manajemen kesiswaan
adalah penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan sejak awal sekolah atau
lembaga pendidikan sampai tamat (M. Thoha, 2016). Administrasi
kemahasiswaan merupakan upaya untuk mengatur atau mencatat kegiatan
kemahasiswaan mulai dari pendaftaran hingga kelulusan (Prihatin, 2011).
Administrasi kesiswaan adalah kegiatan yang mengurusi segala hal yang
berkaitan dengan siswa, mulai dari penerimaan siswa sampai dengan saat
mereka keluar dari sekolah. Manajemen siswa adalah pengorganisasian semua
kegiatan siswa sejak siswa masuk sampai keluar kelas (Soetopo, 2006:34).
Kepemimpinan siswa dapat dikatakan mengatur proses pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, bimbingan dan
evaluasi, untuk mendukung siswa sejak mereka masuk sekolah sampai mereka
lulus. Jadi, manajemen kemahasiswaan tidak hanya menyimpan data
kemahasiswaan, tetapi juga mencakup aspek-aspek fungsional untuk
mengembangkan minat dan keterampilan mahasiswa dalam bidang tertentu.
Mulyono (2008) dalam Administrasi Pendidikan dan Manajemen Organisasi
berpendapat bahwa manajemen kesiswaan adalah keseluruhan proses kegiatan
yang direncanakan dan diuji secara sadar serta latihan terus-menerus dari
semua siswa (dalam lembaga yang bersangkutan) agar mereka dapat
berpartisipasi dalam proses PBM secara efektif dan efisien. Administrasi
kemahasiswaan adalah keseluruhan proses kerjasama kemahasiswaan. Area
kolaboratif kepemimpinan siswa memecahkan masalah yang berkaitan dengan
siswa. Hal-hal tersebut antara lain penyelenggaraan sensus sekolah,
penyelenggaraan penerimaan siswa, pembinaan kedisiplinan siswa dan
program khusus pelayanan siswa. Tujuan administrasi kesiswaan adalah untuk
mengatur proses kesiswaan dari awal setelah kelas sampai dengan kelulusan
sesuai dengan tujuan sekolah.  
2) Tujuan manajemen siswa
 Menurut Imron (2011), tujuan kepemimpinan siswa adalah
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keterampilan
psikomotor siswa, mengembangkan dan memupuk minat dan
keterampilan siswa, serta mencapai kehidupan yang bahagia untuk
belajar dengan baik dan mencapai tujuan.
 Menurut Mulyasa (2003:46) Tujuan administrasi kesiswaan adalah
menyelenggarakan berbagai kegiatan di bidang kesiswaan sedemikian
rupa sehingga penyelenggaraan pembelajaran di sekolah berjalan
lancar, teratur dan teratur serta administrasi kesiswaan mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
 Explainer Mulyasa dari Imron (2016:11) Tujuan kepemimpinan siswa
adalah mengatur kegiatan siswa sedemikian rupa sehingga mendukung
proses belajar mengajar di sekolah.
 Menurut Nasihini dan Surur (2009:206) Tujuan administrasi kesiswaan
adalah untuk mengatur kegiatan siswa sedemikian rupa sehingga
kegiatan tersebut mendukung proses pembelajaran lembaga pendidikan
(sekolah), selain itu mempunyai tugas untuk memastikan proses
pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut dapat berjalan dengan
lancar. ,tertib dan teratur sehingga dapat memajukan pencapaian tujuan
sekolah dan pendidikan umum.
 Sudrajat (2010) menjelaskan bahwa tujuan kepemimpinan siswa secara
umum adalah “mengatur kegiatan siswa agar kegiatan tersebut
menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu proses
belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan lancar, sistematis,
dan teratur sedemikian rupa sehingga dapat mendorong tercapainya
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara umum.
 Menurut Mustar (2014:109) Tujuan bimbingan peserta didik adalah
sarana agar peserta didik dapat berkembang seoptimal mungkin, sesuai
dengan kepribadiannya, aspek sosial, keinginan, kebutuhan, dan
kemungkinan aspek peserta didik lainnya.
 Menurut Kristiawan (2017) Tujuan administrasi kesiswaan adalah
mengarahkan kegiatan kemahasiswaan dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dengan cara yang tepat, disiplin dan sesuai prosedur serta
memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan yang telah
disepakati. 
3) Fungsi manajemen siswa
Tujuan administrasi kesiswaan adalah menyelenggarakan berbagai macam
kegiatan di bidang studi sedemikian rupa sehingga pembelajaran di sekolah
berjalan dengan lancar, benar dan teratur. Beberapa ahli berpendapat bahwa
tujuan kepemimpinan siswa adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan
sekolah yang baik dan memungkinkan siswa belajar dengan tertib sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif. Untuk mencapai tujuan
tersebut, terdapat tiga tugas pokok dalam bidang administrasi kemahasiswaan,
yaitu penerimaan mahasiswa, kegiatan penunjang pembelajaran, dan
pembinaan dan pengembangan fakultas. Tugas manajemen kesiswaan adalah
merancang proses kemahasiswaan mulai dari pendaftaran hingga keikutsertaan
dalam pembelajaran hingga kelulusan sesuai dengan tujuan lembaga
pendidikan agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Kegiatan
administrasi kemahasiswaan meliputi: Merencanakan penerimaan,
pengembangan siswa dan kelulusan (Rohiat; 40). Dirjen Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014; 5) menyatakan: “Tujuan
pengelolaan siswa adalah mengatur kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dan pendidikan yang optimal.
Administrasi kesiswaan juga mengatur kegiatan siswa dari awal sekolah
sampai akhir sekolah.
Ada dua jenis kegiatan manajemen siswa anatara lain:
 Tugas umum kepemimpinan mahasiswa adalah sarana dimana
mahasiswa dapat mengembangkan secara individu, sosial, kebutuhan
dan kemungkinan mahasiswa (Imron & Burhanudin, 2003).
 Fungsi manajemen kesiswaan khusus, yaitu:
(1) Pengembangan individualitas, yaitu. H. agar siswa dapat
mengembangkan potensi individualitasnya;
(2) pengembangan sosial siswa yaitu memungkinkan siswa untuk
berhubungan dengan komunitasnya;
(3) menyalurkan keinginan dan aspirasi siswa dengan cara yang
mencerminkan kesenangan dan minat siswa; dan
(4) pemenuhan dan kesejahteraan siswa, yaitu memungkinkan siswa
menyelesaikan pendidikannya dengan tenang. Tugas kepemimpinan
mahasiswa adalah pengembangan diri (Kristiawan, 2017).  
4) Ruang lingkup manajemen siswa
Berdasarkan ruang lingkup kegiatan kepemimpinan peserta didik di sekolah
yang ditetapkan oleh Ditjen Bina Mutu Pendidik dan Guru Depdiknas tahun
2007, dan Depdikbud oleh Ditjen Pendidikan Islam. (2014, 6). berisi:
a) Pengumpulan informasi tentang calon mahasiswa,
b) Penerimaan siswa baru,
c) Pengenalan/kontrol sekolah,
d) Pengelompokan siswa,
e) Mengembangkan disiplin siswa,
f) Penyediaan Layanan Khusus

Menurut Kudianna (2016), manajemen siswa adalah:

a. Perencanaan siswa;
b. Perekrutan Mahasiswa atau biasa disebut PPDB, dengan kegiatan yang
berkaitan dengan kebijakan penerimaan mahasiswa;
c. Orientasi studi atau dikenal study orientation phase (MOPD);
d. Mengelompokkan atau menampung mahasiswa untuk memfasilitasi
penyampaian layanan di unit studi;
e. Pendaftaran absen untuk memberikan instruksi disiplin;
f. Menilai siswa dengan melakukan kegiatan yang mengukur kemajuan
dan prestasi siswa;
g. Pelaporan hasil asesmen dengan tujuan mengembalikan kepercayaan
orang tua terhadap lembaga;
h. Mutasi dan skorsing mahasiswa, yaitu H. Pindahan siswa;
i. Mendukung layanan khusus untuk membantu siswa menjadi lancar dan
berkembang;
j. Perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk tahap perencanaan,
mengandung arti merumuskan aturan dan menentukan akibat;
k. Organisasi siswa sekolah, terdiri dari kegiatan internal dan eksternal
kurikulum; Dan
l. Tugas akhir adalah perpisahan dan wisuda mahasiswa yang tujuannya
untuk mengevaluasi kinerja SKL di semua jurusan sesuai program
sebagai lembaga pendidikan yang transparan, profesional dan
bertanggung jawab (Kudianta, 2016). 
H. Prinsip manajemen siswa
Hidayat & Wijaya (2017) dan Thoha (2016) mengatakan bahwa prinsip
kepemimpinan mahasiswa harus mencakup beberapa unsur antara lain:
1) Administrasi kesiswaan harus merupakan bagian dari administrasi umum
pendidikan.
2) Segala bentuk administrasi kesiswaan harus mempunyai misi pendidikan
dalam pendidikan anak didik
3) Kepemimpinan siswa harus menghubungkan siswa dengan keberagaman.
4) Kegiatan manajemen kemahasiswaan tersedia dari lembaga yang
dibimbingnya.
5) Kepemimpinan mahasiswa berkaitan dengan kemandirian mahasiswa
6) Kegiatan kepemimpinan mahasiswa dapat bermanfaat bagi mahasiswa di
masa yang akan datang.

Menurut Hasbullah (2006), ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan


dalam

1) penerapan kepemimpinan mahasiswa, antara lain sebagai berikut:


Siswa harus diperlakukan sebagai subjek, bukan objek.
2) Kondisi dan keadaan peserta didik sangat beragam baik dari segi
kondisi fisik, kemampuan intelektual, kondisi sosial ekonomi, minat,
dan lain-lain.
3) Pada dasarnya siswa hanya termotivasi untuk belajar.
4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut bidang kognitif,
tetapi juga bidang afektif dan psikomotorik. Prinsip adalah prinsip
dasar atau informasi dasar untuk model pemikiran dan tindakan.
Prinsip-prinsip kepemimpinan siswa adalah:
 mengatur seluruh administrasi sekolah;
 memenuhi misi pendidikan;
 Kegiatan perwakilan mahasiswa bertujuan untuk
mempersatukan mahasiswa dengan asal-usul keluarga yang
beragam dan beragam;
 upaya pengaturan pembimbing mahasiswa;
 kegiatan manajemen siswa, selalu berdasarkan tugas mereka
(Imron & Burhanudin, 2003).

Dalam agama Islam, pengelolaan santri harus memperhatikan tiga


prinsip yaitu pemahaman, pendampingan pribadi dan sosial yang
baik (Hidayat & Wijaya, 2017).
Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa prinsip utama
pemuridan harus mencakup dua hal, yaitu prinsip tindakan dan
prinsip humanisme.

Prinsip pengoperasiannya adalah bahwa proses manajemen siswa


harus memeriksa fungsi-fungsi dalam sistem manajemen. Artinya
kepemimpinan siswa harus mempunyai tujuan yang sama dan
mendukung tujuan kepemimpinan sekolah pada umumnya, tetapi
prinsip pelaksanaannya harus memperhatikan toleransi belajar
siswa.
Pada saat yang sama, prinsip humanisme harus memposisikan
peserta didik sebagai manusia yang mandiri. Prinsip humanisme
dalam kepemimpinan siswa adalah mengajarkan siswa untuk
menjadi manusia seutuhnya, siswa yang berpandangan
dalam kegiatan belajar mengajar.  

I. Pendekatan manajemen siswa


Menurut Yeager (1994), ada dua pendekatan manajemen siswa, yaitu
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada aspek administrasi dan
birokrasi lembaga pendidikan. Tujuan dari pendekatan ini adalah agar siswa
dapat mengambil apa yang mereka pelajari dengan baik untuk mencapai apa
yang mereka inginkan. Bentuk pendekatan dalam kepemimpinan siswa ini
adalah:dibutuhkan kehadiran yang benar, kehadiran yang ketat, disiplin,
mengerjakan tugas dengan benar. Sedangkan pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang lebih memperhatikan kesejahteraan siswa. Pendekatan
kualitatif ini lebih berorientasi pada membuat siswa senang. Tujuan dari
pendekatan ini adalah agar siswa senang dan sukses sehingga dapat belajar
dengan baik dan juga suka berkembang di lembaga pendidikan seperti
sekolah. Pendekatan ini juga menekankan pada tempat yang kondusif dan
nyaman untuk pengembangan diri secara optimal.  
J. Kajian manajemen siswa

Aliyyah, R R ; Widyasari , Mulyadi D, Ikhwan S, & Prananosa AG. (2019). Manajemen

kesiswaan pada sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 6 No

1,- 2550-0252

Ariska, Ria Sita. (2015). Manajemen Kesiswaan. Bengkulu: Lubaklinggu Vol. 9, No 6, hlm.

828-835

Somantri, Maanap. (2019). Manajer Pendidikan. Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program

Pascasarjana. Vol. 13. No 3

Junedi, dkk. (2022). Manajemen Pendidikan Ialam. Padang: PT Global Eksekutif Teknologi

Taqwa. (2016). Pendekatan Manajemen Peserta Didik. Jurnal of Islamic Education Management,

Vol. 1, No 1 . IAIN Palopo.

4. Manajemen Kurikulum
A. Konsep dasar manajemen kurikulum
 Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, Yaitu Curir yang artinya
Pelan dan Curere yang artinya Tempat terpacu. Sedangkan dalam
bahasa Prancis kurikulum berasal dari kata Courier artinya berlari.
Kurikulum adalah jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari
gari start samapai finish untuk memperoleh mendali (Zainal Arifin,
2011).
 Kurikulum adalah seperangkat rencana yang berisi tujuan, isi, bahan
pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rusman, 2009:3).
 Manajemen kurikulum adalah system pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komperhensif, sistematik dalam mewujudkan ketercapain
tujuan kurikulum (Nasbi, 2017).
 Menurut Minarti (2012), menejemen kurikulum adalah sebuah system
yang meliputi perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan
evaluasi kurikulum.
 Menurut Syafaruddun (2018), manajemen kurikulum adalah sebuah
langkah yang menggunakan seluruh sumberdaya untuk mewujudkan
tujuan dari kurikulum pendidikan sekolah.
 Menurut Utami (2018), manajemen kurikulum adalah sebuah hal yang
penting dalam sebuah substansi pengelolahan di dalam sekolah.
 Menurut Ampuh Rony, Atmaja, dan Djailani (2015), manajemen
kurikulum adalah sesuatu hal yang ada disekolah yang memiliki
dampak baik pada siswa sehingga memiliki kualitas dan kinerja guru
pencaian tujuan.
 Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2009), manajemen
kurikulum adalah sebuah proses usaha yang dilakukan bersama untuk
memeperlancar pencapain tujuan pengajaran dengan titik berat pada
usaha, serta meningkatkan kualitasninteraksi dalam belajar mengajar.
B. Ruang lingkup manajemen kurikulum
Menurut Dinn Wahyudin.11 lingkup manajemen kurikulum meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
Menurut Muhammad Azhri, ruang lingkup manajemen kurikulum terdiri dari:
a) Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum
b) Manajemen pelaksanaan kurikulum
c) Survesi pelaksanaan kurikulum
d) Penilaian kurikulum
e) Perbaikan kurikulum
f) Desentralisasi dan sebtralisasi pengembangan kurikulum
g) Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum
C. Perencanaan manajemen kurikulum
Purwanto dalam Hermino (2014) Menurut Kauffman, perencanaan adalah
proses menentukan tujuan yang akan dicapai dan menentukan cara dan sumber
daya yang diperlukan untuk membuat operasi lebih efektif dan efisien.
Perencanaan kurikulum adalah proses pengumpulan, pengorganisasian,
sintesis, dan pemilihan informasi yang relevan dari berbagai sumber.
Informasi ini kemudian digunakan untuk merencanakan dan merancang
pengalaman belajar yang memungkinkan siswa mencapai tujuan belajarnya.
Yakobus (1986:
32) mendefinisikan perencanaan kurikulum sebagai suatu proses di mana
berbagai komponen membuat keputusan tentang tujuan pembelajaran, cara
untuk mencapai tujuan, situasi belajar-mengajar dan mengendalikan
keefektifan dan kegunaan metode tersebut pada beberapa tingkatan. Menurut
Zenger dan Zenger, perencanaan kurikulum berbentuk instruksi kerja.
Perencanaan kurikulum melibatkan semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan
kurikulum, termasuk guru, pengawas, administrator dan lain-lain. Semua guru
terlibat dalam perencanaan kurikulum di tingkat kelas. Tingkat perencanaan
kurikulum menurut Oliva (1992:58) dimulai dengan tingkat kelas, kemudian
sekolah individu, distrik sekolah, negara bagian, wilayah, bangsa dan dunia.
Representasi guru harus dominan di tingkat kelas dan mata pelajaran.
Perencanaan kurikulum memiliki banyak dimensi. Dalam “Imajinasi
pedagogis untuk desain dan evaluasi program sekolah”, Eisner (2002:
133) menjelaskan bahwa terdapat beberapa unsur penting dalam dimensi
perencanaan kurikulum. Unsur-unsur ini menentukan logika dan karakteristik
aliran kurikulum. Elemen-elemen ini dapat diberi nama sebagai berikut:
(1) Tujuan dan Prioritas; (2) isi kurikulum; (3) tipe pembelajaran (types of
learning opportunity); (4) organisasi pembelajaran (learning organization); (5)
organisasi bidang konten; (6) model presentasi dan respon (presentation and
response); dan (7) jenis peringkat (Rating Types). 
D. Implementasi manajemen kurikulum.
Menurut Hamalik (2016:238) Implementasi kurikulum adalah penerapan atau
penerapan kurikulum yang dikembangkan pada langkah sebelumnya untuk
kemudian dilaksanakan dan diuji oleh administrasi yang selalu membuat
perubahan situasi di lapangan dan karakteristik intelektual, emosional dan
spiritual peserta didik secara fisik Perkembangan. Pada saat yang sama,
implementasi ini juga merupakan studi lapangan untuk memvalidasi sistem
kurikulum itu sendiri. 
1. Tahapan Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum terdiri dari
tiga kegiatan utama, yaitu:
 Pengembangan program meliputi program tahunan, semester, bulanan,
mingguan dan harian. Ada juga program orientasi dan konseling atau
program dukungan.
 Pelaksanaan pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan
lingkungannya, yang mengarah pada perubahan tingkah laku menjadi
lebih baik.
 Evaluasi proses dilakukan selama proses implementasi kurikulum
triwulan/semester, serta evaluasi formatif dan sumatif akhir, termasuk
evaluasi sumatif secara keseluruhan, untuk menilai implementasi
kurikulum.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu:

 Fitur kurikulum, yang meliputi ruang lingkup, tujuan, fitur, dll dari
kurikulum.
 strategi implementasi, yaitu. H. strategi yang digunakan dalam
implementasi kurikulum, seperti B. Diskusi teknis, seminar,
pemutakhiran karya, lokakarya pengiriman buku kurikulum dan
berbagai kegiatan lain yang dapat mempromosikan penerapan
kurikulum di daerah ini.
 Karakteristik Pengguna Kurikulum, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan nilai sikap guru tentang pembelajaran.
3. Prinsip Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum memiliki
beberapa prinsip yang mendukung keberhasilan, yaitu:
 Mencapai kesempatan yang sama, prinsip ini mengutamakan
tempat yang memberi semua siswa kesempatan yang demokratis
dan adil untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
 Upaya yang berpusat pada anak untuk menjadikan siswa mandiri
dalam belajar, bekerja dan evaluasi diri sangat penting bagi siswa
untuk membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
 Pendekatan dan kemitraan, semua pengalaman belajar
direncanakan secara konstan. Pendekatan yang digunakan dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar menitikberatkan pada
kebutuhan siswa.
 Keseragaman kebijakan dan keragaman pelaksanaan, pusat
menetapkan standar kompetensi dan cara pelaksanaan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau
sekolah.  
E. Evaluasi manajemen kurikulum
Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengetahui dan memutuskan apakah
program yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan semula.
a) Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum Prinsip-prinsip evaluasi
kurikulum dalam Hamalik (2016:255) adalah sebagai berikut:
 Tujuan tertentu, artinya setiap program evaluasi kurikulum
terarah dalam tercapainya tujuan yang telah ditentukan secara
jelas dan spesifik.
 Bersifat objektif, dalam artian berpijak pada keadaan yang
sebenarnya, bersumber dari data dan akurat, yang diperolh dari
instrumen yang handal.
 Bersifat koprehensif, mencakup semua dimensi ataua aspek
yang terdapat pada ruang lingkup kurikulum.
 Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
Pelaksanaan dan keberhasilan suatu program evaluasi
kurikulum merupakan tanggung jawab semua pihak yang
terlibat dalam proses pendidikan
 Efisien, khususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga
dan peralatan yang menjadi unsur penunjang.
 Berkesinambungan. Hal ini diperlukan mengingat tuntutan dari
dalam dan luar sistem sekolah, yang meminta diadakannya
perbaikan kurikulum.
b) Komponen Desain Evaluasi Setelah seorang evaluator memilih satu
atau semua strategi kemudian membuat rencana rincian desain yang
lengkap dalam upaya implementasi evaluasi. Rencana tersebut terdiri
atas beberapa komponen berikut:
 Penentuan garis besar evaluasi
 Pengumpulan informasi
 Organisasi informasi
 Analisis informasi
 Pelaporan informasiI
 Administrasi evaluasi
F. Kajian manajemen kurikulum

M.Pd., Prof. Dr. Syafaruddin & MS, M.A., Dr. H. Amiruddin. (2017). Manajemen

Kurikulum. Medan: Perdana Publishing.

Nasbi, Ibrahim. (2017). Manajemen Kurikulum Sebuah Kajian Teoritis. Jurnal Idaarah Vol.

1, No .2 UIN Alauddin Makasar.

Yuhasnil., Anggreni, Silvia. (2020). Manajemen Kurikulum Dalam Upaya Peningkatan Mutu

Pendidikan. Jurnal of Administration and Educational Management ALIGNMENT

Vol. 3, No. 2 STKIP

Sista, Taufik Riski. (2017). Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan. Jurnal ilmiah pendidikan. Vol. 1, N0.2. Universitas Darussalam

Gontor

Lazwardi, Dedi. (2017). Manajemen Kurikulum Sebagai PengembanganTujuan Pendidikan.

Jurnal Kependidikan Islam. Vol. 7, No. 1, Universitas Nahdlatul Ulama Lampun,

5. Manajemen Personalia

A. Pengertian manajemen personalia


Menurut Mulyasa, tujuan manajemen kepegawaian adalah menggunakan
tenaga diklat secara efisien dan efektif untuk mencapai hasil yang optimal dan
kondisi yang menyenangkan. Menurut Profesor Edwin B. Filippo, manajemen
sumber daya manusia adalah seperangkat perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian perolehan, pengembangan, kompetensi,
integrasi, pemeliharaan dan pengakhiran komitmen sumber daya manusia
untuk mencapai individu, organisasi dan masyarakat. tujuan yang ingin
dicapai.
Menurut Ranupandojo dan Husna (2002), manajemen sumber daya manusia
adalah perencanaan, distribusi penghargaan, interpretasi, pengembangan dan
retensi tenaga kerja, yang tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pada
pencapaian tujuan perusahaan, individu atau masyarakat. Menurut Manullang
(2001:156) Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara mengembangkan, bekerja dan berpartisipasi dalam kegiatan.
Menurut Nitisemito (1996:143) mengatakan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah seni yang berkaitan dengan implementasi, seperti
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian operasi. Menurut
Heidjrachman, John Soeprihanto mengatakan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah pengendalian kegiatan untuk memimpin, mengembangkan,
membagi dan mengimbangi, mengintegrasikan dan memelihara untuk
mencapai tujuan suatu organisasi atau perusahaan.
Badriyah (2017:15) mengklaim bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah bagian dari ilmu manajemen yang berfokus pada pengaturan peran
sumber daya manusia dalam operasi organisasi, karena untuk mencapai
tujuannya, organisasi membutuhkan sumber daya manusia sebagai
administrator sistem.
Sedangkan menurut Malayu Haasibun, manajemen sumber daya manusia
adalah ilmu yang disertai dengan seni yang mengatur hubungan dan peran
tenaga kerja agar dapat lebih efektif dan efisien membantu perusahaan,
karyawan dan masyarakat mencapai tujuannya. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa manajemen karyawan adalah pengelolaan karyawan dimana seluruh
karyawan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. 
B. Tugas manajemen personalia
Tugas utama dari personalia adalah memberikan tenaga kerja dengan kualitas
sesuai pada bagian yang ada pada perusahaan. Menurut Manullang (2001),
bagian persanalia harus melaksanakan tugas dengan baaik yaitu memberikan
pelayanan pada tiap bagiaan dalam perusahaan, sehingga tugas dari
manajemen personalia antara lain:
1) Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan
2) Membuat job description, job analysis, dan job spesification
3) Menentukan sumber-sumber tenaga kerja
4) Mengembangkan proses pendidikan
5) Mengurus seleksi tenaga kerja
6) Mengurus pensiunan
7) Dan mengurus kesejahteraan karyawaan.

Manajemen bertugas untuk mengukur pemberdayaan manusia dan membagi

menjadi tugas tugas penting antaralain:

1) Merencankan anggaran pengelolahan karyawan, agar pengeluaran


dalam pengelolahan dapat diketahui dengan jelas dan transparan.
Anggaran yang di kelola gharus di alokasilkan untuk rekrutmen,
pengadaan program dan lainnya
2) Menyusun perencanaan kerja
Agar lebih mudah dalam melakukan kegiatan, karena sudah terdapat
jadwalnya.
3) Rekrutmen karyawan
Perusahan sering kali mmembutuhkan tenaga kerja dalam membantu
pekerjaan yang ada di perusahaan, personilia menyeleksinya sesuai
ketentuan yang dibutuhkan pada perusahaan.
4) Mengurus masa kerja
Dalam perusahaan, karyawan memiliki masa kerja atau kontrak kerja
yaitu berupa perjanjaian kinerja waktu tertentu dan kinerja waktu tidak
tertentu. Sebagai pemimpin harus menperhatiakan karyawaanya.
5) Pengembangan karyawan
SDM harus menakukan pelatiahan untuk mendidik dan
mengembangkan kemampuan potensi karyawan.
C. Tujuan manajemen personalia
Misi tenaga kependidikan adalah mendorong berkembangnya pendidikan yang
bermutu melalui pembinaan tenaga kependidikan yang produktif, handal,
kreatif, inovatif dan unggul.
Manajemen sumber daya manusia memiliki tujuan tertentu yang ditujukan
untuk mengoptimalkan sistem kerja lembaga pendidikan.
Menurut Pidarta, tujuan manajemen sumber daya manusia adalah untuk
memajukan organisasi dan menarik perhatian serta memajukan organisasi.
Menurut A.F Stoner, manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
berkelanjutan yang bertujuan untuk menarik orang ke dalam suatu organisasi
atau bisnis sehingga mereka ditempatkan pada peran dan tanggung jawab yang
tepat. Manajemen sumber daya manusia memiliki empat tujuan, antara lain:  
1) Tujuan Organisasional
Tujuannya untuk mengendali keberadaan menajemen sumber daya
manusia dalam memberikan konstribusi pada pencapaian efektifitas
organisasi.
2) Tujuan Fungsional
Tujuanya untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat
yang sesuai dengan kebutuhanorganisasi.
3) Tujuan sosial
Tujuannya secara etis dan sosial adalah merespon terhadap kebutuhan-
kebutuhan dan tantangan-tantanagan masyarakat melalui tindakan.
4) Tujuan Personal
Tujuannay unttuk membantu karyawan dalam mencapai tujuan,
mempertinggi konstribusi individu terhadap organisasi.

Fungsi manajemen personalita secara operasionalnya terdiri atas:


 Pengadaan adalah menyediakanjumlah tertentu karyawan serta juga
jenis keahlian yang diperlukan untuk  dapat mencapai suatu tujuan
perusahaan. Tujuan tersebut menyangkut suatu masalah pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi serta juga penempatan kerja.
 Pengembangan karyawan yang sudah diperoleh dengan cara pelatihan
dengan tujuan untuk dapat mengembagkan ketrampilan karyawan.
 Pemberian kompensasi adalah suatu pemberian penghargaan yang adil
serta juga layak terhadap para karyawan sesuai dengan sumbangan
para anggota karyawan dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
 Pengintegrasian adalah sesuatu yang menyangkut penyesuaian
keinginan dari tiap-tiap dengan keungan pihak perusahaan
serta masyarakat.
 Pemeliharaan adalah sesuatu yang mempertahankan serta
juga meningkatkan kondisi yang telah ada.
D. Faktor yang perlu diperhatikan manajemen personalia
Terdapat faktor utama yang mempengaruhi manajemen personalia yaitu:
 Implementasi teknologi, teknologi menjadi salah satu faktor yang
penting sebagai pengelolah sumber daya manusia dalam suatu
organisasi.
 Lingkungan kerja yang baik dan kondusif
 Tersedianya bakat yang baik
 Pelatihan dan pengembangan
Selain itu terdapat faktor pertumbuhan personil manajemen antara lain:
1) Meningkatnya kompleksitas operasi bisnis.
2) Penerbitan peraturan Pemerintah dan undang- undang ketenagakerjaan.
Faktor yang mempengaruhi manajemen opersonalia anatara lain:
1) Ukuran angktan kerja
2) Harapan karyawan
3) Komposisi angaktan kerja\pengaruh politik
4) Perubahan teknologi
Dalam manajemen personalia juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
eksterrnal yang mempengaruhi pengelolaan SDM yaitu lingkungan sosial dan
budaya , teknologi, ekonomi, politik dan hukum. Faktor lingkunngan ekternal
dianataranya lingkingan ekonomi, lingkungan hukum, lingkungan yang
kompetitif, lingkungan teknologi, lingkungan sosial dan lingkungan global.
Contoh dari faktor eksternal yaitu kondisi ekonomi dan kemajuan teknologi.

E. Kajian manajemen personalia

M.Pd.I ., S. Pd, I., Dr. Irjus Indrawan, dkk. 2018. Manajemen Personalia dan Keardipan

Sekolah. Klaten : Lakeisha

Harindja, Drs., M. Si, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jaakarta: PT Gramedia Widiasarana

Mujahida, S,Pd., S.E., M.M., Dr. Sitti. 2018. Pemhantar Manajemen. Makassar : CV Sah

Media

Nuraini. 2016. Pendekatan-pendekatan Manajemen Personalia. Jurnal of Islam Education


Management. Vol. 1, No. 1.

https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-personalia/

Anda mungkin juga menyukai