Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan Dengan Dosen Pembimbing Winarti, M. Pd. Si.
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
2
Arikunto Suharsim, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm. 5
lingkup ini bukan hanya pelaksanaan pendidkan di sekolah saja
tetapi juga pendidikan di luar sekolah, pendidikan pemuda,
penyelenggaraan latihan, penelitian, pengembangan masalah-
masalah pendidikan serta meliuti pula kebudayaan, dan
kesenian.
b) Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen
pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu provinsi yang
pelaksanannya dibantu lebih lanjut oleh petugas manajemen
pendidikan di kabupaten dan kecamatan.
c) Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen
pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu kabupaten/kota,
meliputi semua urusan pendidikan memuat jenjang dan jenis.
d) Manajemen pendidikan satu unit kerja, pendidikan dalam
manajemen unit ini lebih dititik beratkan pada satu unit kerja
yang langsung menangani pekerjaan mendidik misalnya,
sekolah, pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-kursus.
Dengan demikian maka ciri dari unit ini adalah adanya (1)
pemberi pelajaran, (2) bahan yang diajarkan, ditambah dengan
sarana penunjangnya.
e) Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil
dalam usaha pendidikan yang justru merupakan dapur inti
dari seluruh jenis manajemen pendidikan. Dalam manajemen
kelas inilah kemudian terdapat istilah pengelolaan kelas baik
yang bersifat instruksional maupun manajerial.
2. Ruang lingkup menurut obyek garapan
Maksudnya adalah, semua jenis kegiatan manajemen yang
secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan
mendidik. Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan mendidik
sekolah. Namun, karena kegiatan di sekolah tidak dapat dipisahkan
dari jalur-jalur lingkungan formal dan non formal, maka tentu saja
juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.
Ditunjau dari objek garapan, manajemen pendidikan,
dengan titik tolak pada kegiatan dapur inti yaitu kegiatan belajar
mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada delapan objek:
a) Manajemen siswa
b) Manajemen personil sekolah
c) Manajemen kurikulum
d) Manajemen sarana atau material
e) Manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan
sekolah
f) Manajemen pembiayaan atau manajemen anggaran
g) Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi
pendidikan
h) Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi
pendidikan.
3
Ibid, hlm. 6
budgeting, dan staffing, yang oleh Ngalim purwanto disingkat
dengan POSDCORB (Ngalim Purwanto, 1981, 3).4
Unsur-unsur kegiatan tersebut saling terkait satu sama lain.
Kaitan tersebut bersifat bolak-balik. Jadi misalnya kita berpikir
tentang perencanaan, tentu telah berpikir pula bagaimana nanti
bentuk organisasinya, siapa yang menangani tugas (staffing),
bagaimana pengarahannya dan sebagainya. Mc. Farland
menggambarkan saling hubungan langkah-langkah yang olehnya
disebutkan merupakan tiga fungsi pokok manajemen yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan
pengontrolan (controlling) ini sebagai berikut :
4. Menurut pelaksana
Banyak orang mengira bahwa yang bertanggung jawab
melaksanakan manajemen pendidikan hanyalah kepala sekolah dan
staf tata usaha. Manajemen adalah suatu kegiatan yang sifatnya
melayani. Dalam kegiatan belajar mengajar, manajemen berfungsi
untuk melancarkan jalannya proses tersebut, atau membantu
terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh hasil secara
efektif dan efisien.
Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Guru
harus melaksanakan kegiatan manajemen. Di lingkungan sekolah,
kepala sekolah adalah administrator. Dengan pengertian bahwa
manajemen adalah pengelolaan, manajemen, maka kepala sekolah
bertindak sebagai manajer di sekolah yang dipimpinnya.
4
Ibid, hlm. 6-7
Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana
manajemen pendidian yaitu orang-orang yang bekerja di kantor-
kantor pendidikan dan pusat latihan atau kursus. Pelaksana
manajemen dipusat-pusat latihan atau kursus mempunyai peranan
dan tugas seperti pelaksana di sekolah. Tetapi pelaksanaan
manajemen di kantor-kantor pendidikan merupakan pelayanan
tidak langsung terhadap kegiatan belajar mengajar. Kegiatannya
adalah mengurus kurikulum terhadap kegiatan belajar-mengajar.
Kegiatannya adalah mengurus kurikulum, sarana, personil, siswa,
biaya, dan lain-lain kegiatan yang bersifat memperlancar pekerjaan
guru dan siswa yang terlibat langsung dalam kegiatan mendidik5.
5
Ibid, hlm. 7-8
6
Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm. 30
7
Ibid, hlm. 33
atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara-cara yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan
yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil
pelaksanaannya secara sistematis dan berkesinambungan8.
2. Pengorganisasian (Organizing)
8
Ibid, hlm. 32
9
Ibid, hlm. 43
Menurut Handoko (Usman, 2008) membagi pengertian
pengorganisasian atas empat hal10, yaitu:
Struktur Organisasi
3. Pengarahan (Directing)
10
Ibid, hlm. 48
11
Ibid, hlm. 49
12
Ibid, hlm. 49
terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan
tugas dapat berjalan dengan lancar13.
4. Pengkoordinasian (Coordinating)
5. Pengkomunikasian (Communicating)
6. Pengawasan
13
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,2010), hlm. 25
14
Ibid, hlm. 25
15
Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm. 59
16
Ibid, hlm. 57
Evaluasi adalah proses pengawasan dan pengendalian performa
sekolah untuk memastikan jalannya penyelenggaraan kegiatan di
sekolah telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam
kaitannya dengan manajemen pendidikan, evaluasi bertujuan: (1)
untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir periode kerja, apa
yang telah tercapai, apa yang belum tercapai, dan apa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus, (2) untuk menjamin cara kerja yang
efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada penggunaan
sumber daya pendidikan secara efisiensi ekonomis, dan (3) untuk
memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyeimbangan dilihat
dari aspek tertentu misalnya program tahunan, dan kemajuan belajar
(Fatah, 2006).
17
UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 dan UUSPN Nomor 2 Tahun 1989.
Pembaruan manajemen pengelolaan sistem pendidikan nasional
dilakukan untuk memperbaiki visi, misi, dan strategi pembangunan
pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah sebagai berikut,
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
PENUTUP
A. Kesimpulan