Anda di halaman 1dari 35

ULANGAN TENGAH SEMESTER

MANAJEMEN PENDIDIKAN
Dosen pengampu : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd.

Oleh : Anisa Putri Rahayu (202425002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA ALGHAZALI

2023
1. Sebut dan jelaskan pengertian, objek, fungsi dan peranan, ruang lingkup dan
kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang Manajemen Pendidikan

PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


Manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengatur,
mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung
oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk emncapai tujuan tertentu. Secara istilah,
manajemen adalah menata dan mengatur terhadap segala sesuatu kegiatan agar dapat
dilakukan dengan sebaik mungkin, tepat, terarah, dan tuntas serta dapat
dipertanggungjawabkan. Manajemen Pendidikan merupakan pengelolaan kegiatan yang
mana menggunakan berbagai macam objek untuk menentukan suatu maksud dan tujuan
kedepan yang berkaitan dengan kependidikan. Pengelolaan manajemen sangat penting
dalam kehidupan. Untuk saat ini sumber daya manusia yang oerlu diolah sedemikian rupa
agar perkembangan manajemen semakin membaik.
Harold Koontz dan Cyril O’donel mendifinisikan manajemen sebagai usaha
mencapai suatu tujuan tertentu  melalui kegaiatan orang lain, dengan demikian manager
mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. Dalam perencanaan,
orang lebih mengutamakan kegiatan pembuatan manajemen terlebih dahulu. Yang mana
suatu kegiatan tersebut yang seharusnya dijalankan agar sesuai dengan tujuan yang akan
diwujudkan.
James A.F. Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian dan penggunaan sumber daya oganisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut akan digunakan untuk pemberkasan
kedepan mengenai system konsep dan kegunaan manajemen yang akan berproses
kedepannya.
Menurut Hersey dan Blanchard (2005), “Pengertian Manajemen adalah seni
dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan
pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.” Pada
dasarnya, manajemen adalah konsep aturan dengan tujuan yang jelas adanya. SDM
adalah yang paling utama digerakan terlebih dahulu, dengan adanya SDM yang memadai,
maka syarat pendukung lainnya akan mengikuti.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber
daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan
information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.
Manajemen Pendidikan mencangkup tentang seluruh kebutuhan materiil Pendidikan yang
sekaligus berkaitan dengan semua aspek yang ada didalam usaha penyelenggaraan
pendidikan, berhubungan langsung dengan proses pembelajaran, fasilitas atau saran dan
prasarana Pendidikan, dan media Pendidikan. Dengan demikian, semua kegiatan lembaga
pendidikan harus teradministrasikan dan di kelola dengan baik.
Menurut saya, pengertian manajemen Pendidikan merupakan proses perencanaan
yang mengkhususkan pada pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan
informasi mengenai penyelenggaraan Pendidikan yang berkaitan dengan seluruh
kebutuhan materiil Pendidikan yang sekaligus berkaitan dengan semua aspek yang ada
dalam usaha penyelenggara Pendidikan dengan tujuan untuk memberikan akses yang
efisien dan efektif pada kegiatan pendidikan dan juga proses evalusasi yang menjadikan
suatu pendidikan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

OBJEK MANAJEMEN PENDIDIKAN


Manajemen Pendidikan memiliki objek berupa sumber daya , man, money,
materials, method, machines, market, minute dan information.

FUNGSI DAN PERANAN


Fungsi manajemen Pendidikan yaitu :
- Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan suatu proses menyusun tujuan dan sasaran organisasi serta
menyusun “peta kerja”. Perencanaan berasal dari kata rencana, atau rancangan. Rancangan
merupakan suatu hal yang akan dibuat melalui opsi berbagai pihak yang memiliki tujuan. Jadi,
perencanaan menurut saya adalah suatu hal atau pembentukan berbagai macam kegiatan yang
memiliki tujuan. Perencanaan melibatkan cara pencapaian dengan maksud yang benar. Konsep
perencanaan harus matang agar kelembagaan di bidang Pendidikan berjalan sesuai kurikulum
yang berlaku.

- Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses dari menghimpun Sumber Daya Manusia, modal, dan
peralatan yang dibutuhkan dengan cara yang efektif demi mencapai tujuan. Pengorganisasian
juga untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personil sekolah lainnya) serta
mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang tersebut dalam rangka
mencapai tujuan sekolah. Pengorganisasian menerapkan berbagai macam aturan dengan maksud
tertentu, dengan aturan tersebut diharapkan kita akan lebih memperhatikan apa yang seharusnya
dijalankan dalam suatu organisasi Lembaga khususnya Pendidikan. Pengorganisasian merupakan
bentuk terlihat yang dilihat secara fisik untuk suatu ruangan kerja seperti ruangan administrasi,
ruangan laboratorium, ruang kantor sekolah dan operator, serta penetapan dalam tugas dan
wewenang seseorang terhadap pendelegasian wewenang dan selanjutnya dalam rangka untuk
mendapatkan suatu tujuan yang telah di targetkan oleh pihak perusahaan. Pengorganisasian
merupakan suatu bentuk untuk dapat menetapkan, dan menggolongkan serta mengatur berbagai
macam suatu aktivitas guna untuk dapat menentukan tugas-tugas pokok,dan wewenang oleh
seorang pimpinan kepada staff dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan salam organisasi.

- Pelaksanaan (Implementation)

Pelaksanaan merupakan suatu proses dengan menggerakan sumber daya manusia yang ada
untuk melakukan suatu kegiatan pencapaian tujuan sehingga efisiensi proses terjadi dan
menghasilkan sebuah efektivitas hasil kerja. Pelaksanaan juga ditentukan oleh perencanaan yang
matang dan konsisten agar hasil sesuai dengan apa yang sebelumnya di rancang. Pelaksanaan
yang baik memiliki tujuan tertentu dalam pengembangan manajemen pendidikannya. sumber
daya manusia juga akan berkembang dengan melaksanakan apa yang sudah di rencanakan
sebelumnya.

- Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan suatu proses pemberian balikan dan tindak lanjut serta evaluasi
dalam proses selama pengembangan. Pengawasan dilakukan agar tidak terjadi misscomunikasi
antara satu dengan yang lain. Pendidikan berlangsung dari pembandingan antara hasil yang
dicapai dengan suatu rencana yang sudah dibuat kemudian terdapat tindakan penyesuaian jika
terjadi penyimpangan. Dalam proses pengawasan, kita akan lebih bijak dalam mengatur dan
menaati aturan yang ditentukan. Dengan adanya system controlling pula akan menjadi lebih
mudah mengevaluasi kegiatan dan menjadikannya pelajaran untuk kedepannya agar lebih
diperbaiki lagi.

PERANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Peranan manajemen Pendidikan yaitu pengarahan terhadap manajemen Pendidikan


dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Sebagai
contoh, pada saat awal seorang guru bekerja di sekolah maka satu bulan pertama guru tersebut
akan diperkenalkan dengan tugas-tugas, lingkungan sekolah baik kepada rekan kerja maupun
lingkungan fisik juga dengan para siswa. Pada kondisi seperti ini guru tersebut sedang berada
pada tahap orientasi. Manajemen Pendidikan memiliki delegasi perintah dan kewenangan guna
mengatur jalannya suatu system Pendidikan yang tersusun.
RUANG LINGKUP DAN KAJIAN
Ruang lingkup manajemen pendidikan dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah
kerja, objek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana.
1. Ruang lingkup menurut wilayah kerja.
Berdasarkan atas tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup manajemen pendidikan dipisahkan
menjadi:
a. Manajemen pendidikan seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan yang ditujukan
untuk urusan nasional di bidang kenegaraan. Yang ditangani dalam lingkup ini bukan
hanya pelaksaan pendidikan di sekolah saja, tetapi juga pendidikan luar sekolah, ada
pendidikan pemuda, penyelenggaraan latihan, penelitian, pengembangan masalah-
masalah pendidikan serta meliputi pula kebudayaan dan kesenian lainnya. Manajemen
Pendidikan seluruh negara mengelola perkembangan dari segala aspek yang dimiliki
negara tersebut.
b. Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi
wilayah kerja satu provinsi yang pelaksanaannya dibantu oleh petugas manajemen
pendidikan di kabupaten dan kecamatan. Yang berkaitan dengan wilayah provinsi
yaitu kegiatan pengelolaan administrasi guru tingkat provinsi, laporan perkembangan
siswa terhadap kinerja guru, dan lain lain.
c. Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen pendidikan yang
meliputi wilayah kerja satu kabupaten/kota, meliputi semua urusan pendidikan
memuat jenjang dan jenis. Kabupaten/ kota memiliki konsep kinerja yang menyangkut
tentang keadaan daerah kan profesionalitas guru dalam membimbing siswa di daerah
masing-masing.
d. Manajemen pendidikan satu unit kerja. Pengertian dalam manajemen unit ini lebih
dititik beratkan pada satu unit kerja yang langsung menangani pekerjaan mendidik
misalnya; sekolah, pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-kursus. Dengan
demikian ciri unit adalah adanya Pemberi pelajaran,Bahan yang diajarkan, Penerima
pelajaran, ditambah semua sarana penunjangnya, penambahan mata pelajaran atau
konsep belajar tambahan oleh guru, kreativitas dan inovasi guru terhadap siswa dan
sebaliknya.
e. Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha pendidikan
yang justru merupakan “dapur inti” dari seluruh jenis manajemen pendidikan.
Kegiatan kelas biasanya meliputi kemanajemenan siswa, seperti ketua kelas, wakil
ketua, bendahara, sekretaris dan seksi seksi lainnya.

2. Ruang lingkup menurut objek garapan


Objek garapan manajemen pendidikan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang
secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat
pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah. Ruang lingkup objek Garapan bertujuan
untuk memberikan materi secara langsung kepada siswa dan pengevaluasian siswa. Namun
karena kegiatan disekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan formal
maupun non-formal, maka tentu juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat
pusat.
Ditinjau dari objek garapan manajemen pendidikan, dengan titik tolak pada kegiatan kegiatan
belajar-mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada 8 obyek garapan, yaitu:
a. Manjemen siswa
b. Manajemen personil sekolah
c. Manajemen kurikulum
d. Manejemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan
f. Manjemen pembiayaan
g. Manjemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi Pendidikan

3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan


Adapun fungsi manjemen atau pengeloaan ini adalah:
a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan
d. Mengkoordinasikan
e. Mengkomunikasikan
f. Mengawasi atau mengevaluasi
Kaitan tersebut bersifat bolak balik. Jadi misalnya kita berpikir tentang perencanaan, tentu
telah berpikir pula bagaimana nanti bentuk organisasinya, siapa-siapa yang akan menangani
tugas, bagaimana pengarahannya dan sebagainya. Namun dalam satu fungsi urutan kegiatan
tersebut pasti ada yang tidak sesuai atau menjadi bahan evaluasi yang mana entah kegiatan
tersebut ada yang keluar dari batas zona aturan atau yang lainnya. Jadi, untuk orang yang
terlibat dalam suatu pengorganisasian harus memperkirakan juga dampak yang terjadi
sebelum kegiatan tersebut dijalankan.
4. Menurut pelaksana
Kebanyakan orang mengira bahwa yang bertanggungjawab melaksanakan manjemen
pendidikan hanya kepala sekolah serta staf tata usaha. Pandangan seperti itu salah.
Manajemen adalah suatu kegiatan yang bersifat melayani. Dalam kegiatan belajar mengajar,
manajemen berfungsi untuk melancarkan jalannya proses tersebut, atau membantu
terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh hasil yang efektif dan efisien.
Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Gutu harus melaksakan kegiatan
manajemen. Di lingkungan sekolah, kepala sekolah adalah administrator. Dengan pengertian
bahwa manjemen adalah pengelolaan, manjemen, maka kepala sekolah bertindak sebagai
manajer di sekolah yang dipimpinnya.
Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana manjemen pendidikan
yaitu orang-orang yang bekerja di kantor-kantor pendidikan dan pusat-pusat latihan atau di
kursus-kursus mempunyai peranan dan tugas seperti pelaksana di sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Hasibuan, M. S. (2007). Manajemen: dasar, pengertian, dan masalah.
A.F.Stoner James, dkk. 1996. Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
PT.Prenhallindo.
Blanchard, H, Paul, Hersey and Kenneth. 2005. Management of Organizational
Behavior: Utilizing Human Resources. 4th Ed. [terjemahan]. Jakarta: Erlangga.

Muhtarom, M. (2018). Implementasi Kepemimpinan Dan Manajemen Dalam


Lembaga Pendidikan. Jurnal Diklat Keagamaan, 12, 33.
Arifudin, M., Sholeha, F. Z., & Umami, L. F. (2021). Planning (Perencanaan)
Dalam Manajemen Pendidikan Islam. MA'ALIM: Jurnal Pendidikan Islam, 2(02), 162-
183.

2. Sebut dan jelaskan Pengertian, komponen, fungsi, objek kajian, manfaat dan kajian
dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang manajemen organisasi Pendidikan

PENGERTIAN MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN


Organisasi manusia ( Human Organisation) lahir dari suatu pengalaman manusia yang
sudah lama. Masyarakat primitive berorganisasi untuk berburu dalam rangka memperoleh
makanan serta memperoleh perlindungan dari berbagai hal. Membangun piramida memerlukan
upaya organisasi yang luar biasa. ( Wahab, 2011:7).
Organisasi adalah wadah atau tempat yang menyatukan orang untuk tujuan tertentu
dengan kinerja yang ditentukan nantinya melalui proses perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, dan evaluasi. Organisasi merupakan suatu peraturan personil untuk
mempermudah pencapaian tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan dengan melalui alokasi
fungsi serta tanggungjawab. Pengertian organisasi adalah bentuk persekutuan antara 2 orang
ataupun lebih yang saling bekerjasama dan masih terikat secara formal dalam rangka untuk
mencapai tujuan.
Menurut Mondy dan premeaux (1995) menjelaskan bahwa organisasi merupakan
kerjasama dua orang atau lebih dalam satu keadaan yang terkoordinir untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Tujuan suatu organisasi yaitu membahas dan menjalankan apa yang sudah
direncanakan pada awal pengorganisasian. Di dalam suatu organisasi ada sejumlah orang, baikk
sebagai manajer maupun sebagai anggota, ada struktur, tujuan-tujuan, aturan dan prosedur.
Menurut Winardi (1990) manajemen merupakan proses yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan dan pengevaluasian
yang dilaksanakan untuk mendeterminasi serta mencapai sasaran-sasaran yang di tetapkan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Definisi pendidikan sebagaimana soltis (1968:5) “A society attempts to develop in its
young the capacity to recognize the good and worthwile in life”. Pendapat ini mengemukakan
bahwa pendidikan merupakan suatu usaha masyarakat untuk mengembangkan kemampuan
generasi muda untuk lebih berkembang dalam pemanfaatan dan dedikasi dilingkungan sekitar
serta bermanfaat untuk mayoritas masyarakat.
Pendidikan menurut saya, yaitu suatu bentuk kegiatan belajar dan mengajar dalam bidang
pembelajaran yang berlangsung dengan tujuan memperoleh wawasan, ilmu, kreativitas, inovasi
dan perkembangan diri melalui tuntunan seorang guru dan kelembagaan pendukung lainnya.
Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, bahkan diwajibkan bagi kita
untuk berpendidikan dan memiliki hak memperoleh Pendidikan yang layak. Pembentukan
Pendidikan melalui sumber daya manusia dan dukungan lainnya seperti man, method, mechine,
money dan lainnya.Jadi, dapat disimpulkan bahwa Manajemen organisasi Pendidikan merupakan
suatu lingkup kerjasama dalam perencanaan, pengawasan dan evaluasi suatu organisasi
pendidikan. Anggota organisasi biasanya dalam melaksanakan tugasnya di unit kerja masing-
masing, mulai dari kebijakan, peraturan, prosedur, proses, dan petunjuk teknis dalam rangka
mencapai kinerja organisasi. . Di dalam suatu organisasi ada sejumlah orang dan aturan yang
berlaku. Di dalam organisasi ada yang sebagai manajer maupun sebagai anggota, ada struktur,
tujuan-tujuan, aturan dan prosedur dengan tujuan mencapai hasil perencanaan yang maksimal
dan berguna untuk masyarakat sekitar.
KOMPONEN MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN

1.     Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaaan adalah pengorganisasian tentang kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik atau siswa. Manajemen Pendidikan bukan hanya di kelola untuk peserta didik dan
pendidik saja, tetapi seluruh warga sekolah. Yang meliputi perogram bimbingan dan penyuluhan,
pengelompokan belajar siswa, kehadiran siswa, mutasi, papan statistik dan buku induk siswa.
Manajemen siswa juga bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan di bidang kesiswaan agar
kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur. Sehingga
diharapkan tercapainya tujuan dari pendidikan Sekolah. Manajemen kesiswaan mencakup
tentang siswa dan waka kesiswaan. Manajemen yang dikelola yaitu siswa yang bisa
berkonsultasi langsung tentang kreativitas dan pengembangan melalui kesiswaan. Dengan
adanya manajemen siswa, maka siswa akan lebih mudah menyalurkan segala aktivitas atau
sanggahan, tanggapan dan kreativitas kegiatan siswa lainnya.
2.     Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencangkup kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian kurikulum. Kurikulum mencakup tentang kurikulum nasional dan
kurikulum muatan lokal. Kurikulum nasional merupakan kurikulum dengan standar nasional
yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Sedangkan kurikulum
muatan lokal merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan, yang disusun oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan atau Kabupaten/Kota. Untuk saat
ini penerapan kurikulum baru oleh kemendikbud yaitu kurikulum merdeka. Nadiem mengatakan,
inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar. Kurikulum merdeka dibuat agar siswa
bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Misalnya, jika dua anak dalam satu
keluarga memiliki minat yang berbeda, maka tolok ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama.
       3.  Manajemen Tenaga Pendidik
Manajemen tenaga pendidik adalah sekelompok orang yang mengelola ketenagakerjaan
yang berkaitan dengan kependidikan di sekolah. Tenaga kependidikan bertugas
menyelenggarakan kegiatan mengajar, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan
teknis dalam bidang pendidikan.serta evaluasi terhadap perkembangan pendidik dalam
penyampaian materi kepada siswa. Tenaga kependidikan di sekolah meliputi Tenaga Pendidik
(Guru),pengelola satuan Pendidik, Pustakawan, Laboran, dan Teknisi sumber belajar. Guru
berperan lebih banyak dalam proses belajar siswa, disinilah manajemen tenaga pendidik dibuat.
Selain itu, Manajemen pendidikan juga bertujuan untuk memberdayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efsien untuk mecapai hasil yang optimal.
       4.   Manajemen Sarana Prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,
meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.Sarana adalah segala alat yang dipakai dalam
kegiatan apapun yang memiliki maksud dan tujuan. Adapun yang dimaksud dengan prasarana
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk
pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan. Sarana prasarana diwajibkan ada saat pembelajaran berlangsung
dengan tujuan sebagai media untuk membantu pemberian materi dengan efektif.
       5.     Manajemen Kuangan
Komponen keuangan sekolah adalah komponen pendukung yang harus ada dan penting guna
membantu dari segi keuangan atau biaya belajar. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang
dilakukan sekolah pasti memerlukan biaya baik untuk sarana prasarana atau komponen
pendukung lainnya.
       6.     Manajemen Lingkungan
Sekolah sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian dari peran dalam masyarakat untuk
lingkungan sekitar. Lingkungan yang utama berpengaruh adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada
upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi
masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap
pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah,
akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut.
              7.      Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan
sekolah. Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peseta didik untuk
lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar
mandiri, baik pada waktu-waktu kosong di sekolah maupun di rumah. Manajemen layanan
khusus melayani proses perkembangan peserta didik, pembiayaan, sarana dan prasarana serta
konsultasi orang tua kepada pendidik.
Dari tujuh komponen diatas, merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi.
Komponen-komponen diatas tidak bisa dipisahkan karena saling berkaitan satu sama lain dengan
tujuan dan maksud yang sama yaitu memperoleh kesejahteraan dan ketuntasan siswa serta
pelayanan terbaik dari manajemen pendidikan melalui pengorganisasian.
FUNGSI MANAJEMEN ORGANISASI PENDIDIKAN
Dalam proses implementasinya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang
harus dilaksanakan (Mulyono, 2008). Kombinasi tersebut dapat disaring menjadi tiga fungsi
utama manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
1. Perencanaan dalam lembaga pendidikan merupakan proses kegiatan yang
rasional dan sistematis dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-
langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan perencanaan pendidikan
merupakan pemilihan fakta dan usaha dalam menghubung-hubungkan antara
fakta yang satu dengan fakta yang lain dalam pelaksanaan pendidikan,
kemudian memprediksi keadaan dan merumuskan tindakan kependidikan untuk
masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang
dikehendaki dalam Pendidikan. Perencanaan dalam lembaga pendidikan didasari
oleh beberap konsep. Dari berbagai konsep nantinya akan dibahas per konsep. Pada
awal usaha menguraikan perencanaan dalam lembaga pendidikan  ini, bermaksud
agar pemahaman tentang perencanaan lebih mudah dan lebih mendalam. Selain itu
setiap uraian yang didasari oleh konsep tertentu mempunyai ciri tersendiri, walaupun
uraian itu mempunyai tujuan yang sama. Dengan demikian konsep-konsep yang
dipilih akan memberikan warna kepada perencanaan ini.
2. Pelaksanaan dalam lembaga pendidikan. Pelaksanaan merupakan suatu
proses menghubungkan dan menyatukan tugas serta fungsi dalam organisasi
atau lembaga. Pelaksanaan dalam Lembaga Pendidikan berfungsi menjalankan
perencanaan dan kelembagaan yang sudah memiliki maksud dan tujuan yang jelas.
Dalam pelaksanaannya, dilakukan dengan pembagian tugas, wewenang,
dan tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian dan bidang masing-
masing sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergis,
koperatif, harmonis, dan seirama dalam mencapai tujuan yang sudah disepakati.
Dalam pelaksanaan perlunya koordinasi dan komunikasi yang baik akan
menghindarkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan ketidakjelasan dalam
tindakan pelaksanaan. Dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik, semua
bagian dan unsur dapat bekerja sama menuju satu arah yaitu tujuan organisasi atau
lembaga.
3. Evaluasi dalam Lembaga Pendidikan. Evaluasi merupakan salah satu fungsi
manajemen yang berupaya mengadakan penilaian, adanya evaluasi yaitu bertujuan
mengadakan koreksi terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh bawahan
sehingga dapat diarahkan ke jalan yang benar sesuai dengan tujuan. Proses evaluasi
meneliti dan mengawasi jalannya proses kelembagaan agar semua tugas
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada atau sesuai dengan
deskripsi kerja masing-masing personal.
OBJEK LEMBAGA ORGANISASI PENDIDIKAN
Objek lembaga organisasi manajemen Pendidikan meliputi kelembagaan dijalur
Pendidikan seperti pembelajaran formal, informal dan non formal. Kelembagaan dibidang
Pendidikan terdiri dari kepala sekolah dan staff jajarannya seperti guru, operator sekolah, siswa,
petugas keamanan sekolah dan juru kebun. Lembaga pendidikan membutuhkan manajemen
profesional, dalam objek Lembaga Organisasi Pendidikan memiliki urgensi manajemen
pendidikan professional yang diterapkan agar kualitas pendidikan sesuai dengan harapan
bersama yaitu membawa perubahan bagi bangsa dan negara.
MANFAAT LEMBAGA ORGANISASI PENDIDIKAN
Lembaga Pendidikan (organisasi pendidikan)  adalah tempat untuk melakukan aktivitas
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, dan pengorganisasian
pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau system dalam rangka melakukan
kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. (Hidayat dan
Machali 2012: 60)
Ara Hidayat dan Imam Machali (2012: 60) mengemukakan bahwa pendidikan sebagai
sebuah organisasi memiliki proses dan harus dikelola sedemikian rupa agar aktivitas pelaksanaan
program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien dan produktif untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Berikut manfaat Lembaga organisasi Pendidikan :
1.      Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumber daya yang dimiliki dalam
mencapai tujuan Pendidikan dan kelayakan peserta didik dalam memperoleh Pendidikan.
2.      Terciptanya efektifitas dan efisensi kelembagaan organisasi dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Semakin manage waktu maka akan semakin baik untuk perkembangan dan
progressnya.
3.      Dapat menjadi wadah pengembangan potensi, kreativitas dan spesialisasi yang dimiliki
peserta didik. Hal yang mendasar dari tujuan Pendidikan adalah mencerdaskan anak bangsa, dan
meningkatkan perkembangan kreativitas, dengan adanya wadah pengembangan potensi, maka
peserta didik akan didukung melalui sumber daya manusia yang ada didalam suatu wadah
tersebut.
4.      Menjadi tempat pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan. Organisasi Pendidikan
tujuan utamanya pasti mengembangkan ilmu pengetahuan, disamping itu, ilmu pengetahuan juga
bagian pokok untuk peserta didik. Maka dari itu, wawasan dan ilmu diutamakan dalam manfaat
kelembagaan organisasi Pendidikan.
KAJIAN PUSTAKA
Mondy, R.W.and Premeaux, S.H. 1995. Management: Concepts, Practices and
Skills. New Jersey, Prentice Hall Inc Englewood Cliffs.
Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta. Ar-
Ruzz Media.
Mulyasa, Manajemen Berbasis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)
Machali, Imam. dan Hidayat. Ara, The Handbook of Education Management: Teori dan
Praktek Pengelolaan Sekolah/ Madrasah di Indonesia, Yogyakarta: Kaukaba, 2012.
Husaini, H., & Fitria, H. (2019). Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan
Islam. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 4(1), 43-54.
Buku quantum learning, soltis (1968:5) https://books.google.co.id/books?
id=6_Nx2_6T2cAC&printsec=frontcover&dq=Definisi+pendidikan+sebagaimana+soltis+(1968:
5)+
%E2%80%9C&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwiplJTzg_79AhVR1T
gGHdbUCIcQ6AF6BAgIEAI
3. Sebut dan jelaskan pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, prinsip, pendekatan dan
kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang manajemen siswa

PENGERTIAN MANAJEMEN SISWA


Manajemen merupakan proses pengoordinasian pada bidang tertentu dan pengintegrasian
semua sumber baik manusia, fasilitas, maupun sumber daya teknis lain guna mencapai aneka
tujuan khusus yang ditetapkan (Scanlan dan Key dalam Danim dan Danim, 2010:18).
Manajemen kesiswaan adalah suatu penataan atau pengaturan segala aspek aktivitas yang
berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik atau siswa sampai
keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga pendidikan.
Manajemen peserta didik (kesiswaan) keberadaanya sangat dibutuhkan di lembaga
pendidikan karena siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu
dan ketrampilan. Kesiswaan berkontribusi langsung dengan peserta didik. Seorang siswa
akan lebih mudah memberikan asumsi nya langsung kepada kesiswaan agar lebih cepat di
proses.

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
(Hasibuan, 2001:2).
Peserta didik (siswa) merupakan salah satu faktor penting berlangsungnya siatu
pendidikan disekolah. Tanpa faktor ini tidak mungkin diselenggarakan sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal. Program sekolah yang diwujudkan dalam berbagai bentuk
situasi pendidikan,termasuk juga disebut proses belajar mengajar hanya akan berlangsung
secara pengorganisasian, koordinasi, pengarahan/ bimbingan dan kontrol, perencanaan dan
administrasi kesiswaan (student body). Sebagai manajer disekolah kepala sekolah juga
bertanggungjawab terhadap perkembangan anak (siswa).
Menurut Syarbini (2011), manajemen kesiswaan adalah layanan yang memusatkan
perhatian pada pengaturan, penawasan, dan layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, dan kebutuhan sampai ia matang mendapatkan proses
pendidikan di sekolah. Syarbini, Amirullah. 2011. Manajemen Madrasah. Bandung: Alfabet
Menurut Agustinus (2017), manajemen kesiswaan adalah suatu layanan yang
memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar
kelas. (Agustinus, Hermino. 2017. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Alfabata.)
Menajemen peserta didik (siswa) merupakan penggabungan kata antara
manajemen dan peserta didik. Manajemen adalah suatu progres yang khas terdiri atas
tindakan-tindakan berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran atau
tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya. Sedangkan peserta didik (siswa) sebagai komponen masukan dalam sistem
pendidikan dalam proses pendidikan, sehingga dapat mewujudkan siswa yang berkualitas
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Manajemen kesiswaan menduduki posisi strategis, karena sentral layanan
pendidikan, baik dalam latar institusi persekolahan maupun yang berada di luar latar
institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik. Semua kegiatan pendidikan, baik yang
berkenaan dengan manajemen akademik, layanan pendukung akademik, sumber daya
manusia, sumber daya keuangan, sarana prasarana dan hubungan sekolah dengan
masyarakat, senantiasa diupayakan agar peserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang
layak.
Manajemen kesiswaan berbasis sekolah melingkupi kegiatan:
(a) Pendataan calon siswa/peserta didik (PD)
(b) Penerimaan Siswa/Peserta didik Baru (PPDB)
(c) Pengenalan/orientasi sekolah,
(d) Pengelompokan siswa,
(e) Pembinaan disiplin siswa,
(f) Penyelenggaraan layanan khusus, menjadi hal yang menarik untuk diteliti.

TUJUAN MANAJEMEN SISWA


Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah
kesiswaan di sekolah.manajemen siswa mengatur jalannya system pembelajaran dan tata
pengelolaan sekolah. Tujuan manajemen kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai dari
perekrutan, mengikuti pembelajaran, dan sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan istitusional
dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi:
perencanaan penerimaan murid baru, pembinaan siswa, dan kelulusan. Rohiat. (2012).
Adapun tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan adalah:
(1) meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotorik siswa
(2) mendidik dan membina kemampuan, bakat, dan minat
(3) mencapai kebahagiaan kesejahteraan hidup, belajar dengan baik, dan tercapai cita-
citanya ( Imron. A & Burhanudin, 2003).
Tujuan pengelolaan kesiswaan yakni mengelola aktivitas kesiswaan untuk membantu
kegiatan belajar sehingga sesuai, disiplin dan sesuai prosedur, serta dapat memberi masukan
dalam mencapai sasaran yang sudah disepakati. Fungsi umum pengelolaan kesiswaan yakni
sarana bagi siswa untuk mengembangkan diri secara individualitas, sosial, kebutuhan, maupun
potensi-potensi peserta didik. Fungsi pengelolaan kesiswaan secara khusus, yaitu:
pengembangan individualitas, yakni agar siswa mampu mengembangkan potensi
individualitasnya, pengembangan sosial siswa, yakni supaya siswa mampu melakukan sosialisasi
dengan masyarakatnya, penyaluran aspirasi dan harapan siswa, yakni supaya terefleksikan
kesenangan, menumbuhkan minat siswa, pemenuhan dan kesejahteraan siswa, yakni supaya
siswa tentram dalam menjalankan pendidikannya. Prinsip dasar berikut sangat berpengaruh
terhadap perkembangan siswa. Ada beberapa prinsip dasar yang harus mendapat perhatian
berikut ini, antara lain Siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, yang mana
perhatian seorang guru tidak hanya dibataskan dalam materi namun juga non materi sehingga
harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang
terkait dengan kegiatan mereka, Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi
fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya. Oleh karena itu,
diperlukannya wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki sarana untuk
berkembang secara optimal.
Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik akan tetapi meliputi
aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses pendidikan
di sekolah. Menurut Badrudin, 2014, Secara khusus, manajemen peserta didik bertujuan untuk :
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor peserta didik Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat, dan minat peserta didik.
b. Menyalurkan aspirasi, harapan, dan memenuhi kebutuhan peserta didik .
c. Peserta didik mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan mencapai cita-citanya.
Manajemen kesiswaan adalah salah satu bidang operasional dalam pengelolaan sekolah.
Manajemen kesiswaan berupa penataan dan pengaturan terhadap kegitan yang berkaitan dengan
peserta didik mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah
(Sulistyorini, 2009). Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan peserta didik
melainkan meliputi aspek yang lebih luas secara operasional dapat membantu upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di sekolah. Salah satu yang menjadi fokus
manajemen kesiswaan adalah bagaimana siswa bisa mengembangkan bakat dan minatnya agar
nantinya akan berdampak pada hasil belajar siswa sehingga dapat mencetak prestasi.
FUNGSI MANAJEMEN SISWA

Prihatin (2011:16) mengungkapkan bahwa perencanaan peserta didik mrupakan bagian


dari perencanaan sekolah secara keseluruhan. Peserta didik harus direncanakan, karna dengan
adanya perencanaan segala sesuatunya dapat dipikirkan dengan matang. Melalui perencaan
peserta didik, hal-hal yang akan dihadapi dalam manajemen peserta didik telah diestimasi
sebelumnya. Dan masalah masalah yang muncul dapat di tangani sesegera mungkin. Dengan
memiliki tujuan dan fungsi kemanajemenan untuk siswa, maka perencanaan perkembangan
peserta didik akan lebih memadai

Fungsi pengelolaan kesiswaan yakni untuk sarana mengembangkan diri. Fungsi manajemen
kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri seoptimal
mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, sosialnya, aspirasinya,
kebutuhan dan potensi lainnya. Dari segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan
segi-segi potensi peserta didik berikut disebutkan fungsi manajemen peserta didik secara
khusus :

1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik.


2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik.

3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik.

4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik.

Pendapat Imron menekankan bahwa manajemen kesiswaan memiliki dua fungsi yakni fungsi
secara umum dan secara khusus. Fungsi secara umum adalah untuk mengembakan diri siswa dari
segi individu, sosial, aspirasi, kebutuhan, dan potensi. Sedangkan fungsi secara khusus adalah
untuk mengembangkan potensi individu, mengembangkan potensi sosial supaya dapat
berinteraksi dengan lingkungan, menyalurkan aspirasi atau pendapat, dan sebagai wahana untuk
memperoleh kesejahteraan. Dari pendapat pakar diatas maka dapat disimpulkan fungsi
manajemen kesiswaan adalah sarana bagi siswa untuk menyalurkan dan mengembangkan segala
kemampuannya dalam aspek individu dan sosial, sehingga mereka mampu beradaptasi dengan
lingkungan dan memperoleh kesejahteraan dalam hidup baik kesejahteraan fisik maupun batin.
Fungsi secara khusus juga meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta
didik. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum, bakat dan minat peserta didik,
memberikan contoh dan maksud sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, Menyalurkan aspirasi,
harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

Fungsi manajemen kesiswaan secara khusus juga dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas siswa 
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial siswa 
3. Fungsi berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan siswa 
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan siswa.
RUANG LINGKUP MANAJEMEN SISWA

Kegiatan administrasi siswa dapat didaftar melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan
diumpamakan sebuah transformasi, yang mengenal masukan (input). Pengelolaan didalam
tranformasi (proses) dan keluaran (output). Dengan demikian penyajian penjelasaan administrasi
siswa dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses memasuki
sekolah sampai murid meninggalkannya, terdapat beberapa kelompok pengadministrasian yaitu:
pencatatan prestasi belajar, pencatatan bimbingan dan penyuluhan serta, monitoring
(Suharsimi,2008).
Sesuai dengan yang dikemukakan Kemendikbud melalui Dirjen Pendas (2014) bahwa
ruang lingkup kegiatan manajemen kesiswaan berbasis sekolah meliputi:
1. Pendataan calon siswa
2. Penerimaan Siswa Baru
3. Pengenalan/orientasi sekolah
4. Pengelompokan siswa
5. Pembinaan disiplin siswa
6. Penyelenggaraan layanan khusus.
Dalam pendataan kemajuan belajar siswa, kita memerlukan berbagai pembukuan untuk
kemajuan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, sebagai contoh buku
catatan prestasi belajar murid, yang meliputi buku daftar nilai, buku legger dan raport.
1. Buku Daftar Nilai,
merupakan buku pertama yang digunakan untuk catatan nilai hasil belajar yang di
peroleh langsung dari kertas pekerjaan ulangan atau dari hasil ujian lisan
2. Buku Legger
yaitu buku kumpulan nilai yang memuat semua nilai untuk semua bidang studi yang
diikuti oleh siswa di dalam periode tertentu. Buku legger ini diisi oleh wali kelas yang
menampung nilai-nilai dari guru-guru yang memegang pelajaran di kelas tersebut.
Sekolah juga memiliki buku legger yang merupakan kumpulan nilai dari legger
legger kelas.
3. Buku Raport
yaitu sebuah buku yang memuat hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti
pelajaran di suatu sekolah (Suharsimi,).
Keberhasilan kemajuan dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik,
dapat dipercaya dan memiliki keabsahan. Data tersebut nantinya akan digunakan
sebagai perbandingan nilai dan perkembangan individualis dari masing-masing siswa.
Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi oleh
kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah. Kemajuan belajar siswa secara
periodik harus dilaporkan kepada orang tua sebagai masukan untuk berprestasi dalam
proses pendidikan dan membimbing anaknya dalam belajar baik di rumah maupun di
sekolah (E. Mulyasa, 2007). Buku raport juga sebagai salah satu pembukuan yang
wajib disetiap sekolah sebagai bentuk laporan hasil belajar siswa kepada orang tua.
Tujuan atau Fungsi Penilaian dari beberapa buku penting di atas, antara lain:
1. Penilaian Berfungsi Selektif, dengan cara mengadakan Penilaian, guru
mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.
Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan antara lain : untuk memilih atau
menentukan siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya, untuk memilih
siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, untuk memilih siswa yang berhak
meninggalkan sekolah dan lain sebagainya.
2. Penilaian Bersifat Diagnosis Apabila alat yang di gunakan untuk melakukan
penilaian cukup memenuhi. Mendiagnosa sama saja dengan memperkirakan apa
yang memang akan dinilai dan tidak.

PRINSIP MANAJEMEN SISWA


Prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. prinsip
manajemen siswa mengandung arti bahwa dalam rangka mengelola siswa, prinsip-prinsip
yang disebutkan dibawah ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani. Menggunakan
prinsip, berarti juga berani memegang pedoman untuk tujuan yang akan dicapai. Prinsip
manajemen merupakan hal yang perlu dan digunakan di setiap pengorganisasian agar
kegiatan sesuai dengan yang disepakati. Adapun prinsip-prinsip manajemen kesiswaan
sebagai berikut:
- Manajemen kesiswaan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah.
Oleh sebab itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama atau mendukung terhadap tujuan
manajemen secara keseluruhan. ambisi sektoral manajemen kesiswaan tetap ditempatkan
dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan diluar sistem manajemen
sekolah.
- Segala bentuk kegiatan manajemen kesiswaan harus lah mengembangkan misi
pendidikan dan dalam rangka mendidik para siswa. Segala bentuk kegiatan, baik itu
ringan, berat,disukai atau tidak disukai oleh siswa, harus dipusatkan untuk mendidik
siswa, bukan yang lainnya.
- Kegiatan-kegiatan manajemen kesiswaan haruslah diupayakan untuk mempersatukan
siswa yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan.
perbedaan-perbedaan yang ada pada siswa, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di
antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
- Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbing siswa. oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak
yang dibimbing. ialah siswa sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan
terlaksana dengan dengan baik manakalah terdapat keengganan dari siswa.
- Kegiatan manajemen siswa haruslah mendorong dan memacu kemandirian siswa. Prinsip
kemandirian demikian akan bermanfaat bagi siswa tidak hanya ketika disekolah,
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa
ketergantungan siswa haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegitan-kegiatan
manajemen kesiswaan.
- Apa yang diberikan kepada siswa dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen
siswa harus lah fungsional bagi kehidupan siswa baik di sekolah lebih-lebih dimasa
depan.
Dari sejumlah prinsip diatas, dapat saya simpulkan bahwa segala bentuk
manajemen yang ada di dunia Pendidikan maupun tidak harus memiliki prinsip yang
mendasar. Dalam suatu kegiatan, pastilah tentu memiliki tujuan dan maksud dibuatnya
manajemen dari kegiatan tersebut. Yang mana dari setiap komponen yang tersusun
memiliki standarisasi yang penting untuk dibahas dan dilaksanakan. Prinsip manajemen
Pendidikan harus dilaksanakan oleh sejumlah orang bahkan objek lain yang ikut
tergabung dalam manajemen itu.

PENDEKATAN MANAJEMEN SISWA


Manajemen dalam kesiswaan tidak lain akan terikat dengan pendekatan siswa dengan
pendidiknya. Hal dasar yang pertama kali kita pelajari adalah cara berkomunikasi siswa dengan
gurunya, secara interaksi siswa dengan guru, cara mengajar guru kepada siswa dan Tingkah laku
siswa terhadap guru serta teman-teman sekitar merupakan kegiatan yang aktif dilakukan oleh
individu baik yang dilihat langsung, maupun yang tidak dilihat langsung.
Menurut Skinner seperti yang dikutip oleh Noto Atmodjo perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme ini merespons (Idhami,2012-65).
Perilaku normal merupakan perilaku yang dapat diterimah oleh manusia pada
umumnya sedangkan perilaku abnormal merupakan perilaku yang tidak dapat diteriah oleh
manusia atau perilku menyimpang, dan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma-
norma manusia. Perilaku abnormal juga disebut perilaku menyimpang karena perilaku ini
perilaku yang tidak disenangi oleh manusia. Tingkah laku merupakan kegiatan manusia
yang dilakukan baik secara positif maupun secara negative. Jadi sikap dan perilaku
memiliki hubungan berbanding lurus, dimana sikap seseorang dalam menanggapi
sesuatu akan berpengaruh pada perilaku yang dihasilkan. Perilaku positif atau negatif dari
seorang siswa dapat ditelusuri berdasarkan sikap yang mendasari perilaku tersebut (Idhami
2012:77)Menurut Pandangan permisive yang memutuskan perhatian pada usaha, dikemukakan
tiga pandangan mengenai pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu:
1. Pendekatan perubahan tingkah laku (Behavior Modification Approach)
2. Pendekatan penciptaan iklim Sosio emosional (Socio Emosional Climate
Approach)
3. Pendekatan proses kelompok (Group Processes Approach). Pendekatan elektif
(Elektif Approach)
Selain empat pendekatan manajemen kelas yang di atas masih ada beberapa
pendekatan seperti pendekatan kekuasaan (otoriter),Pendekatan ancaman (intimidasi),
Pendekatan kebebasan Pendektan pengajaran, Pendekatan perubahan tingkah laku,
Pendekatan sosio- emosional, Pendekatan,kerja kelompok, dan pendekatan elektif.
Berbagai macam pendekatan dapat diterapkan disetiap masing-masing siswa. Cara
perhatian kita, cara pembelajaran kita, cara penyampaian kita pun nantinhya akan
mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar dan berinteraksi.
Sebagai contoh, seorang guru menggunakan pendekatan kelompok atau grup
untuk mendiskusikan bagaimana proses terjadinya hujan. Disini siswa kerap aktif
bertanya mengenai bagaimana air dapat turun dari lagit, bagaimana awan bisa menghitam
dan lainnya. Siswa akan terlibat komunikasi satu dengan yang lain. Disinilah guru
berperan sebagai fasilitator atau memberi arahan dan masukan kepada siswanya
mengenai bab yang sedang dibahas. Kenali setiap gaya belajar siswa, hal ini berpengaruh
pada bagaimana seorang guru menjadi penanya sekaligus penjawab disetiap pertanyaan
siswa. Gaya belajar sangat membantu guru untuk bereksplorasi tentang bagaimana cara
menyampaikan sesuatu melalui gambar, tulisan, cerita dongeng dan sebagainya.

KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN SISWA


Imron, A., & Burhanudin. (2003). Manajemen Peserta Didik. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Imron. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2004), 47. 8 Hasbullah, Otonomi pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), 121.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: aditya Media,
200
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung. PT.
Refika Aditama).
Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003. (UU RI
NO.20 TH 2003). 2006. Jakarta. Sinar Grafika.
Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Deepublish.
Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., & Fitria, H. Bandung: Alfabeta, Susilo, M.
J. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Pustaka Pelajar
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2014). Manajemen Peserta Didik
Berbasis Sekolah. Jakarta.
Azzet, A.M. 2011. Menjadi Guru Favorit: Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Karwati, E. dan Priansa, D. J. 2014. Manajemen Kelas: Guru Profesional
yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi. Bandung: Alfabeta

4. Sebut dan jelaskan konsep dasar, ruang lingkup,perencanaan,


implementasi,evaluasi dan kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang
manajemen kurikulum

KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM


Menurut Rusman (2011: 3) Kurikulum ialah upaya sekolah guna memengaruhi
peserta didik untuk belajar pada ruangan kelas atau diluar kelas. Kurikulum memiliki
banyak pengertian dalam lingkup pembelajaran. Dan juga kurikulum merupakan jalan
untuk seluruh aktivitas yang diperuntukkan pada peserta didik akan tetapi
dibawah tanggung jawab sekolah.
Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah
kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan didalam sekolah maupun diluar sekolah.
pengalaman anak didik disekolah dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan pendidikan
antara lain, mengikuti pelajaran dikelas, praktik keterampilan, latihan-latihan olahraga
dan kesenian, dan kegiatan karya wisata atau praktik dalam laboratorium sekolah. Dalam
manajemen kurikulum kegiatan dititikberatkan pada kelancaran pembinaan situasi belajar
mengajar. Kurikulum bisa juga disebut dengan aturan pemerintah terkait Pendidikan di
seluruh jajaran Indonesia yang memiliki tujuan mencapai perkembangan dan inovasi
pembelajaran yang lebih baik.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan
jenjang pendidikan. Sistem pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang terpadu memiliki
sejumlah komponen mencakup dasar dan tujuan pendidikan, pendidik dan tenaga
kependidikan, kurikulum, manajemen, dan lembaga pendidikan yang saling berhubungan
dan berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan.dengan peningkatan taraf pembelajaran
yang lebih baik, diharapkan perubahan juga dilakukan. Perubahan kurikulum terjadi
selama pembelajaran tersebut sudah mencapai batas waktu maksimum untuk
dilaksanakannya perubahan.
Dengan demikian, pendidikan dapat berinteraksi dengan lingkungan internal dan
eksternal yang mesti direspon oleh perencana dan pelaksana pendidikan, termasuk para
kepala sekolah dan guru, serta pengawas kurikulum Pendidikan.
Pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran secara falsafat, psikologi,
ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Landasan filsafati pendidikan menelaah fungsi
kurikulum secara mendalam dan radikal sehingga menemukan sifat yang hakiki
(substantive nature) dan kurikulum dalam pendidikan dan atau pelatihan. Landasan
psikologis menelaah keselarasan antara perkembangan dan kesiapan mental serta fisik
peserta didik dengan kompleksitas materi pelajaran sehingga proses pembelajaran dan
pelatihan menghasilkan pembelajaran yang bermanfaat selarasa dengan cita-cita
peserta didik. Sementara ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya merupakan sumber-
sumber materi pelajaran yang perlu diatur penyampaiannya, baik pada arah horizontal,
(cakupan, atau scopes) maupun pada arah vertikal (kontinuitas, skuens) agar dapat
menumbuhkan kemampuan menalar dengan wawasan yang luas dan mendalam
Menurut Kunandar, kurikulum harus dirancang dalam rangka lebih mengembangkan
potensi yang ada pada peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum jangan sampai membebani
peserta didik, seperti beban belajar yang terlalu berat.
Proses pendidikan berkenaan dengan semua upaya untuk mengembangkan sumberdaya
manusia sedangkan manusia yang bermutu itu pada hakikatnya telah dijabarkan dan dirumuskan
secara jelas dalam rumusan tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan itu sendiri searah dengan
tujuan pembangunan secara keseluruhan. Dalam konteks pendidikan, maka para pengelola
sekolah menempatkan kurikulum sebagai satu unsur dalam pendidikan. Dengan demikian
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum
merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka mencapai upaya pencapaian tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh para perencana dan pengelola Pendidikan.
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM
Manajemen merupakan proses atau kegiatan manajerial yang ada pada setiap organisasi.
Setiap manajer atau pengelola organisasi pendidikan maka dipastikan melakukan penataan
terhadap semua sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Oleh
sebab itu, faktor kurikulum sebagai isi dan proses aktivitas kurikulum menjadi bagian integral
yang harus dikelola oleh para manajer setiap lembaga pendidikan.
Manajemen kurikulum mempunyai ruang lingkup yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan, kurikulum juga
merupakan kurikulum kelengkapan. Kurikulum juga menerapkan kurikulum nasional
(standar/kemampuan dasar) dan mengutamakan kegiatan yang mengaitkan dengan kebutuhan
lokal dan keadaan sekolah yang bersangkutan yang berintegrasi pada peserta didik atau
lingkungan sekolah.
Menurut Dinn Wahyudin. lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada satuan tingkat pendidikan kegiatan
kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum
nasional dalam bentuk standar kompetensi atau kompetensi dasar dengan kebutuhan daerah dan
kondisi sekolah yang bersangkutan sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang
integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan dimana sekolah itu berada.
Sedangkan menyangkut prinsip, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum, yakni sebagai berikut :
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek
yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berdasarkan demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen
kurikulum perlu adanya kerja sama positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas kurikulum dan efisiensi, rangkaian kegiatan dalam manajemen kurikulum
harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum.
Kurikulum tidak hanya mengunggulkan efisiensinya saja, tapi juga kualitas dari setiap
perubahan kurikulum yang ada.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.
Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum, diantaranya:
1. meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum
2. meningkatkan keadilan dan kesepakatan kepada siswa untuk mencapai hasil yang
maksimal
3. meningkatkan relevansi dan efektifitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar peserta didik
4. meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas peserta didik
5. meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar
6. meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan.
PERENCANAAN MANAJEMEN KURIKULUM
Maksud dari manajemen dalam perencanaan kurikulum adalah keahlian “managing”
dalam arti kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan kurikulum. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam proses perencanaan.
Kurikulum adalah siapa yang bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum, dan
bagaimana perencanaan kurikulum itu direncanakan secara professional. Hal yang pertama
dikemukakan berkenaan dengan kenyataan adanya gap atau jurang antara ide-ide strategi dan
pendekatan yang dikandung oleh suatu kurikulum dengan usaha-usaha implementasinya. Gap ini
disebabkan oleh masalah keterlibatan personal dalam perencanaan kurikulum. Keterlibatan
personal ini banyak bergantung pada pendekatan perencanaan kurikulum yang dianut. Pada
pendekatan yang bersifat “administrative approach”.
Kurikulum direncanakan oleh pihak atasan kemudian diturunkan kepada instansi-instansi
bawahan sampai kepada guru-guru. Jadi form the top down, dari atas ke bawah atas inisiatif
administrator. Dalam kondisi ini guru-guru tidak dilibatkan. Mereka lebih bersifat pasif yaitu
sebagai penerima dan pelaksana di lapangan.semua ide, gagasan dan inisiatif berasal dari pihak
atasan. Dengan bertindak dari pandangan bahwa guru adalah manager (the teacher as manager).
J.G Owen sangat menekankan perlunya keterlibatan guru dalam perencanaan kurikulum. Guru
harus ikut bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum Karena dalam praktek mereka
adalah pelaksana-pelaksana kurikulum yang sudah disusun bersama (Oemar Hamalik, 2010:
151).
J.G Owen lebih menekankan pada masalah bagaimana menganalisis kondisi-kondisi yang
perlu diperhatikan sebagai factor yang berpengaru h dalam perencanaan kurikulum. Terdapat dua
kondisi yang perlu dianalisis setiap perencanaan kurikulum:
1. Kondisi sosiokultural Kemampuan professional manajerial menuntut kemampuan untuk
dapat mengolah atau memanfaatkan berbagai sumber yang ada di masyarakat, untuk
dijadikan narasumber. J.G Owen menyebutkan peranan para ahli behavior science,
karena kegiatan pendidikan merupakan kegiatan behavioral dimana di dalamnya terjadi
berbagai interaksi sosial antara guru dengan murid, murid dengan murid, dan atau guru
dengan murid dengan lingkungannya.
2. Ketersediaan fasilitas Salah satu penyebab gap antara perencana kurikulum dengan guru-
guru sebagai praktisi adalah jika kurikulum itu disusun tanpa melibatkan guru-guru, dan
terlebih para perencana kurang atau bahkan tidak memperhatikan kesipan guruguru di
lapangan. Itulah sebabnya J.G Owen menyebutkan perlunya pendekatan “from the
bottom up”, yaitu pengembangan kurikulum yang berasal dari bawah ke atas.
Menurut Peter F. Olivia, Perencanaan kurikulum terjadi pada berbagai tingkatan,
dan kurikulum pekerja-guru, pengawas, administrator, atau lainnya dapat terlibat dalam
upaya kurikulum pada beberapa tingkat pada waktu yang sama. semua guru yang terlibat
dalam perencanaan kurikulum di tingkat kelas, guru yang paling berpartisipasi dalam
kurikulum. tingkat perencanaan di mana fungsi guru dapat dikonseptualisasikan sebagai
sosok yang ditunjukkan.
1. Karakteristik Perencanaan
Kurikulum Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membina siswa/ peserta didik ke arah perubahan tingkah laku
yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa/ peserta didik. Kurikulum adalah semua pengalaman yang mencakup yang
diperoleh baik dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan, yang telah
direncanakan secara sistematis dan terpadu, yang bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik mencapai tujuan pendidikan.
2. Model Perencanaan Kurikulum Perencanaan kurikulum adalah suatu proses social
yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan
kebutuhan mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses menghendaki penggunaan
model-model untuk menyajikan aspek-aspek kunci kendatipun penyajian tersebut
pada gilirannya harus menyederhanakan banyak aspek dan mungkin mengabaikan
beberapa aspek lainnya.sebagaimana dengan model-model pembuatan keputusan
umumnya, maka rumusan suatu model perencanaan berdasarkan asumsi-asumsi
rasionalitas yakni asumsi tentang pemrosesan secara cermat informasi misalnya
tentang mata ajaran, siswa, lingkungan, dan hasil belajar.
Beberapa model perencanaan, yaitu :
1. Model perencanaan rasional deduktif atau rasional tyler, menitik beratkan logika dalam
merancang program kurikulum dan bertitik tolak dari spesifikasi tujuan (goals and
objectives) tetapi cenderung mengabaikan problematika dalam lingkungan tugas.
2. Model interaktif rasional (the rational interactive model), memandang rasionalitas
sebagai tuntutan kesepakatan antara pendapat-pendapat yang berbeda, yang tidak
mengikuti urutan logis.
3. The Diciplines Model, perencanaan ini menitikberatkan pada guru-guru, mereka sendiri
yang merencanakan kurikulum berdasarkan pertimbangan sistematik tentang relevansi
pengetahuan filosofis, issu-issu pengetahuan yang bermakna, sosiologi,argumen-argumen
kecenderungan sosial, psikologi untuk memberitahukan tentang urutan-urutan materi
pelajaran.
4. Model tanpa perencanaan (non planning model), adalah suatu model berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan intuitif guru-guru di dalam ruangan kelas sebagai bentuk
pembuatan keputusan, hanya sedikit upaya kecuali merumuskan tujuan khusus,
formalitas pendapat, dan analisis intelektual.
Keempat model perencanaan kurikulum yang dikemukakan di atas sesungguhnya
merupakan tipe-tipe yang ideal dan bukan model-model perencanaan kurikulum aktual.
Umumnya perencanaan kurikulum lebih berpusat pada awal pembuatan kegiatan dan
mengandung keempat aspek model tersebut. Namun untuk membedakannya antara satu dengan
yang lainnya, diperlukan analisis variable kebermaknaan bagi praktek perencanaan. Asumsi-
asumsi rasionalitas tersebut perlu disadari dalam kaitannya dengan cara memproses informasi
sebagai refleksi posisi-posisi social dan ideologis yang mengatur perencanaan kurikulum.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM
Secara etimologi kata kurikulum diambil dari bahasa Yunani, Curere berarti jarak yang
harus ditempuh oleh pelari dari mulai atau start sampai finish. Pengertian inilah yang kemudian
diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, kurikulum sering disebut dengan
istilah al-manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui manusia dalam bidang
kehidupannya.
Keberhasilan proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan tidak bisa terlepas dari
kurikulum. Dalam konteks ini, kurikulum mempunyai kedudukan yang sentral dalam proses
pendidikan karena kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan dengan tujuan
tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum memberikan rancangan pendidikan yang berfungsi
memberikan pedoman dalam proses pendidikan. Kurikulum memuat berbagai macam aktivitas
pembaharuan dan proses Pendidikan yang baru. Sedangkan dalam terminologi, terdapat
perbedaan pengertian kurikulum. Dalam pengertian lama kurikulum didefinisikan sebagai
sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk
memperoleh sejumlah pengetahuan yang ada selama di bangku sekolah.
Dalam pengertian lain Ramayulis mendefinisikan bahwa kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat penting menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu
kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat Pendidikan.
Sebuah kurikulum lembaga pendidikan yang diatur dan dikembangkan dengan baik akan
menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar. Dalam perspektif
banyak orang, peraturan kurikulum ada yang sesuai dan tidak. Kurikulum dipandang sebagai
program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan
yang memerlukan sebuah inovasi dan pengembangan. Karenanya kurikulum selalu bersifat
dinamis, selalu berubah, menyesuaikan diri dengan kebutuhan mereka yang belajar. Masyarakat
dan siapa saja yang belajar mengalami perubahan juga . Hal ini merupakan peradaptasian yang
tidak mudah diterima khalayak bahkan orang tua peserta didik.
Untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan beberapa
kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan. Kematangan pelaksanaan tergantung juga dari
kesiapan rencana sebelumnya. Kurikulum tersebut akan disampaikan oleh tenaga pendidik,
khusunya guru. Sebagus apapun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki tetapi
keberhasilannya sangat ditergantung pada guru. Kurikulum yang sesederhanapun apabila
gurunya memiliki kemampuan, semangat dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik dari
pada desain kurikulum, tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah maka
hasilnya lebih rendah lagi. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum,
sumberdaya pendidikan yang lain pun seperti sarana dan prasarana, biaya, organisasi, lingkungan
juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan, tetapi kunci utama adalah guru.
EVALUASI MANAJEMEN KURIKULUM
Evaluasi itu sendiri artinya kegiatan mengumpulkan informasi dan melihat proses dengan
tujuan memperoleh hasil akhir atau menilai suatu alat, metode, atau hasil kerja manusia, yang
hasilnya menjadi parameter keputusan untuk kegiatan selanjutnya . Menurut Qomar, manajemen
kurikulum sebenarnya menekankan pada strategi pengelolaan proses pembelajaran secara efektif
dan efisien untuk mencapai hasil pendidikan secara maksimal. Pedoman pelaksanaan kurikulum
yaitu rencana adalah tujuan dan struktur pendidikan. Selain itu, pemerintah pusat telah
mengeluarkan pedoman umum yang harus diikuti sekolah dalam menyusun rencana operasional
sekolah. Pedoman ini adalah struktur pembelajaran lainnya, program persiapan, pedoman
membuat program pembelajaran, pedoman membuat program pendidikan (rencana), dan
pembagian tugas antar guru. Lalu dilanjutkan dengan proses evaluasi. Evaluasi ditujukan kepada
seluruh kelompok yang masuk ke dalam system manajemen Pendidikan. Evaluasi manajemen
kurikulum yaitu mencari hasil maksimum dari kurikulum yang disampaikan guru, atau ingin
mengetahui sampai mana kemampuan suatu organisasi berkegiatan dalan manajemen kurikulum
Pendidikan. Hasil evaluasi biasanya berupa proses, cangkupan materi yang diberikan, perolehan
nilai siswa, tujuan dari perubahan kurikulum tersebut dan pastinya kekurangan dari manajemen
kurikulum. Masalah dan kendala pada implementasi kurikulum ada dua yaitu masalah umum dan
khusus. Berbagai masalah-masalah umum dapat dikelompokkan menjadi delapan, yaitu bidang
cakupan (scope), relevansi, keseimbangan, integrasi, sekuensi, kontinuitas, artikulasi, dan
kemampuan transfer (transfrability). Sedangkan masalah khusus berbagai isu terkait dengan
tujuan dan hasil yang diharapkan dari kurikulum sekolah, isi dan organisasi kurikulum, dan isu-
isu yang berkaitan dengan persiapan dan revisi kurikulum. Kurikulum merupakan komponen
pendidikan yang dinamis dan terus berkembang. Pengembangan kurikulum mengacu pada
kegiatan yang menciptakan produk baru.
KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN KURIKULUM
Martini Jamaris. (2013). Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia,
h.10. Zainal Arifin. (2015). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya, h.1.
Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo. (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan: Teknologi dan
Kejuruan, Bandung: Adytama)
Kunandar. (2011). Guru Profesional: Implementasi KTP dan Sukses Sertifikasi. Jakarta:
Rajawali Press, h.113
Oemar Hamalik. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya,
h.75
Dinn Wahyudin. Op.cit. h.20-21
Olivia, Peter F., Development The Curriculum, Edisi VI; New York: Pearso Education, Inc,
2004.Rusman, Manajemen Kurikulum, (Seri II; Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada:
2009), h. 21
Nana Sudjana.(2002). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar
Baru Algensindo,)
Nana Saodih Sukmadinata.(2004). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung:
Remaja Rosda Karya
Zainal Arifin. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya,h.25.
Oemar hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung, PT Remaja
Doskarya, 2007), hlm. 256

5. Sebut dan jelaskan pengertian, tugas, fungsi, tujuan, factor yang perlu diperhatikan
dan kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang manajemen personalia

PENGERTIAN MANAJEMEN PERSONALIA

Manajemen Personalia atau Majamenen Kepegawaian merupakan alih bahasa dari kata
"Personnel Management". istilah lain yang sering dianggap mempunyai pengertian yang
sama atau hampir sama dengan Personnel Management yaitu Manpowert Management
(Manajemen Sumber Daya Manusia), Personel Administretion, Labour Management,
Industrial ReIation, dan sebagainya (AIex S. Nitisemito, 1983:9 ) .
Istilah Manpower Management dan Personnel Administration memang benar-benar sama
dengan istilah Personel Management, karenanya istilah itu dapat dipertukarkan untuk
maksud yang sama. Istilah Manpowert Management mulai umum dipergunakan sejak
Perang Dunia II. Ini terutama disebabkan semakin banyaknya perhatian diarahkan kepada
masalah manpower baik untuk kebutuhan angkatan perang di Amerika Serikat maupun
untuk kebutuhan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan terutama perusahaan-perusahaan
yang memproduksikan kebutuhan perang. Istilah Labour Management tidak sama dengan
ketiga istilah di atas.
Manajemen Personalia adalah menajemen yang mengkhususkan diri dalam
bidang kepegawaian. Selain kita kenal pengkhususan manajemen dalam bidang lain
seperti manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan lain-Iain.
Untuk lebih jelasnya pengertian manajemen kepegawaian ini, terlebih dahulu kita lihat
pengertian manajemen. Di mana manajemen diartikan sebagai ilmu dan seni mencapai
tujuan melalui kegiatan orang Iain. HaI ini berarti me nejemen hanya dapat dilaksanakan
bila dalam pencapaian tujuan tersebut tidak hanya dilakukan oleh seorang saja, tetapi
lebih dari seorang. Karena itulah maka semakin banyak kita melibatkan orang dalam
pencapaian tujuan, makin besarlah peranan manajemen di sini.
Pengertian manajemen personalia secara istilah banyak dikemukakan oleh para
pakar. Diantara yang mengemukakan hal ini adalah Made Pidarta yang mengutip
pendapat Evans, manajemen personalia ialah bagian manajemen yang memperhatikan
orang perorang dalam organisasi, yang merupakan salah satu sub sistem manajemen.
(Made Pidarta, 2004: 117)
Slamet Saksono (1993: 13), megemukakan bahwa manajemen personalia adalah
seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan tenaga kerja untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan meninggalkan kepuasan hati pada
diri para pekerja. Sedangkan
Hadari Nawawi (2006: 65) memberikan definisi manajemen personalia adalah
proses penggunaan tenaga manusia sebagai tenaga kerja dalam suatu usaha kerjasama.
Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka manajemen personalia adalah segala aktivitas
yang
mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan personalia pendidikan itu
sendiri.Personel pendidikan dalam arti luas meliputi guru, pegawai dan siswa. Sedangkan
dalam pembahasan ini yang dimaksud personalia pendidikan adalah golongan petugas
yang membidangi kegiatan edukatif dan juga yang membidangi kegiatan non edukatif
(ketatausahaan)
Kita mengetahui bahwa manajemen mempunyai fungsi-fungsi tertentu, yaitu yang
pokok planning, organizing, dan controlling. Antara penulis yang satu dengan penulis
yang Iain dalam mengemukakan fungsi-fungsi manajemen tidaklah seIaIu sam. Meskipun
demikian semua penulis seIaIu mengemukakan tiga fungsi tersebut sebagai fungsi manaj
emen. Berdasarkan penjelasan di atas maka manajemen personalia dapat didefenisikan
sebagai : "Suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan antara lain planning, organizing, dan
controlling sehingga efektivitas dan efesiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal
mungkin dalam pencapian tujuan" (elex S. Nitisemito, 1983 : 10).
Untuk meningkatkan kualitas personel pendidikan di sekolah, maka dibutuhkan pola
manajemen yang efektif dalam mengelola  sumber daya manusia pendidikan. Karena aspek ini
menjadi ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah menengah serta yang bertanggung
jawab adalah kepala sekolah Unsur penting dari manajemen pendidikan adalah manajemen
personalia sekolah yang meliputi; perencanaan kebutuhan personil, rekrutmen, seleksi,
pengembangan staf. Manajemen personalia sendiri berhubungan dengan individu-individu yang
ada dalam lembaga yang menjalankan sistem, terutama para tenaga kependidikan yang langsung
bertugas di lapangan dengan tuntutan tinggi, yaitu mencetak out put yang berkualitas. Dari
manajemen personalia, kita mengetahui perkembangan individu dengan berinteraksi lebih
spesifik dengan peserta didik.
Untuk merealisasikan tujuan sekolah ada beberapa strategi dalam manajemen personel
yaitu strategi rekrutmen dan seleksi, strategi perencanaan personel, pelatihan dan
pengembangan, penilaian kinerja, strategi kompensasi, strategi hubungan antar
personil. Untuk meningkatkan kualitas personel pendidikan di sekolah menengah
maka dibutuhkan pola manajemen yang efektif dalam mengelola sumber daya
manusia pendidikan. Sumber daya manusia yang berkembang dalam system personalia akan
sangat membantu untuk kelangsungan proses pembelajaran peserta didik. Manajemen personalia
lahirpada abad ke-20,yang sebetulnya pada abad ke-19 telah dirintis oleh Taylor, salah seorang
bapak manajemen. Manajemen personalia adalah cabang dari manajemen. Dengan demikian
manajemen persona1ia sudah dipraktekkan dengan adanya hubungan-hubunganantara atasan dan
bawahan (Benyamin Liputo dan Sri Hartati, 1985 : i).Kemudian timbul pertanyaan dalam hati
kita, bagaimanakah dengan saat-saat sebelum abad ke-20 ? Dengan perkataan lain benarkah
bahwa manajemen personalia baru tumbuh setelah terjadi revolusi industri yang dimulai dari
negara. Memang harus kita akui bahwa sukses tidaknya suatu perusahaan tidak hanya tergantung
dari kegiatan dalam bidang persohalia. Meskipun demikian peranan manajemen personalia
cukup besar andilnya terhadap sukses tidaknya suatu perusahaan. Oteh karena itu kalau kita
misalkan
perusahaan bagaikan sebuah sepeda maka manajemen kepegawaian dapat dimisalkan stangnya,
rantainya, rodanya, atau bagian-bagian yang penting lainnya.
Tujuan utama manajemen personel yaitu untuk membangun stabilitas organisasi
antara lain untuk meningkatkan kualitas para guru dan staf dalam mengembangkan tujuan
organisasi,  memaksimalkan potensi semua personil. Maka  untuk merealisasikan tujuan
sekolah ada beberapa strategi dalam manajemen personel yaitu strategi rekrutmen dan
seleksi, strategi perencanaan personel, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja,
strategi kompensasi, strategi hubungan antar personil. Sedangkan Unruh dan Alexander
manajemen personel disekolah atas dasar tiga asumsi yaitu; pertama, kapabilitas  guru
merupakan hak esensial untuk mencapai kualitas pendidikan sehingga  guru tersebut
harus selalu dipersiapkan. Kedua, manajemen sumber daya manusia  yang efektif
mensyaratkan aplikasi pengetahuan yang diajarkan dan keterampilan.

TUGAS MANAJEMEN PERSONALIA

Tugas dari manajemen personalia sekilas hampir mirip dengan seorang HRD dalam
perusahaan. manajemen personalia menentukan penempatan kerja, jenjang karir, serta
penyesuaian posisi karyawan sesuai kebutuhan perusahaan. Di saat yang sama, manajemen
personalia juga harus dapat melakukan perencanaan dan pengorganisasian hal-hal penting di
dalam perusahaan, serta memastikan langkah-langkah yang diambil dalam upaya mewujudkan
rencana yang sesuai jalur. Manajemen personalia memberikan tunjangan dan peraturan
pengorganisasian terhadap karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut.
Tugas-tugas tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
- Melakukan proses rekrutmen calon karyawan dan memastikan bahwa skill mereka sesuai
dengan apa yang dibutuhkan perusahaan. Dalam suatu perusahaan, pastinya aka nada
proses seleksi agar perusahaan meminimalkan tenaga sesuai dengan kemampuan masing-
masing personalia.
- Menyusun anggaran yang berkaitan dengan calon karyawan yang nantinya dibutuhkan
oleh perusahaan.Anggaran merupakan bagian paling penting untuk mendukung
perusahaan dan tujuan dari perusahaan itu sendiri adalah menghasilkan royalty. Jadi,
susunan anggaranharus sesuai dan tidak kurang maupun lebih.
- Membuat perencanaan kerja bagi karyawan misalnya pekerjaan apa saja yang akan
menjadi tanggung jawab karyawan serta spesifikasi pekerjaannya. Pekerjaan adalah
kualifikasi yang perlu di ketahui manajemen personalia agar orang tidak ditempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
- Menyimpan dan mengelola database karyawan serta aset perusahaan. Mengatur hal-hal
terkait pengembangan skill karyawan. Manajemen personalia lebih menekankan pada
pengelolaan database karyawan yang ada lalu diperiksa untuk menjaga kepastian
keamanan data data yang ada.
- Mengatur sistem absensi karyawan, Mengatur kesejahteraan karyawan
melalui sistem payroll karyawan, bonus, kompensasi, hingga
pengaturan benefit karyawan lainnya. Manajemen personalia juga dituntut untuk tahu dan
mengatur kesejahteraan laryawannya. Seperti, Bantuan makan pegawai dan
keluarganya,Bantuan tempat tinggal/rumah pegawai, Bantuan Fasilitas Kesehatan
(BPJS), Tunjangan THR Hari Raya, dan Bonus akhir tahun.

FUNGSI MANAJEMEN PERSONALIA


Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
Pendidikan secara keseluruhan. Tanpa manajemen yang baik, tujuan pendidikan tidak dapat
diwujudkan secara optimal efektif dan efisien. Penerapan manajemen sekolah secara menyeluruh
memerlukan perubahan mendasar pada aspek-aspek yang menyangkut keuangan, ketenagaan,
kelas kurikulum, sarana dan prasarana serta partisipasi dari masyarakat dan lain lain. Manajemen
yang diterapkan di sekolah salah satunya adalah manajemen personalia, peranan manajemen
personalia yaitu dalam meningkatkan mutu Pendidikan yang sangat diperlukan. Manajemen
pendidikan tidak bisa terlepas dari pelaksana (personal) manajemen. Apabila pelaksana
(personal) manajemen tersebut mampu melaksanakan segala proses yang ada dalam manajemen
dengan baik, maka semua komponen yang ada di lembaga tersebut akan berjalan sesuai dengan
apa yang direncanakan dan ditargetkan. Dalam hai ini kepala sekolah dan seluruh komponen
yang ada di sekolah dituntut memiliki visi, tanggungjawab, wawasan, dan ketrampilan megelola
dengan sebaik-baiknya.
Peningkatan kualitas mutu suatu pendidikan bukanlah tugas yang ringan karena tidak
hanya berkaitan dengan permasalahan teknis akan tetapi mencakup berbagai persoalan yang
sangat rumit dan kompleks, baik yang mencakup perencanaan, pendanaan, efesiensi dan
efektifitas penyelenggaraan sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan juga harus di imbangi
manajemen yang baik. Sayangnya selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat
dan satuan Pendidikan belum mendapat perhatian yang serius sehingga seluruh komponen sistem
pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya managerial juga memberikan dampak
terhadap efisiensi internal pendidikan.Fungsi yang utama adalah mengelola sumber daya
manusia atau SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tanggung jawabnya bahkan sampai
memastikan semua individu di dalam perusahaan bisa bekerja sama secara produktif untuk
mencapai visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Untuk lebih memahami
fungsi dan tugas manajemen personalia.
Personil sekolah merupakan pelaku atau subyek pengembang mutu pendidikan ditengah
perkembangan yang sangat pesat tiap waktunya. Personil sekolah akan selalu dihadapkan pada
kendala dan masalah-masalah yang terus terjadi. Setiap masalah perlu sesegera mungkin
dicarikan jalan keluar dan pemecahannya agar tidak berlarut-larut. Untuk
kepentingan tersebut perlu adanya kegiatan pertemuan baik dengan unsure sekolah atau luar
sekolah.Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional sering harus dilaksanakan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Personil sekolah mengemban tugas untuk menjadi fasilitator
bagi siswa untuk hidup bermasyarakat dan mengembangkan dirinya kelak.
Oleh karena itu untuk melaksanakan tugas tersebut dengan baik maka personil sekolah harus
memiliki kepribadian tahan uji dalam meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu personal
sekolah juga diharapkan mempunyai hubungan yang harmonis antara personal agar setiap
program sekecil apapun untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat terealisasikan dengan
maksimal.
pengembangan sumber belajar. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitas, efektifitas,
produktifitas, efisiensi, inovasi, kualitas kehidupan kerja, dan moral kerja.
Fungsi manajemen personalia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian. Berikut adalah pemaparan dari masing-masing fungsi tersebut menurut Hasibuan (2017:
21).
1. Perencanaan
Perencanaan yang dimaksud adalah merencanakan personel secara efektif dan efisien agar sesuai dnegan
kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan. Perencanaan dapat dilakukan
dengan menetapkan program kepegawaian yang meliputi seluruh fungsi manajemen personalia. Program
kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat yang
terlibat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan mengorganisasikan seluruh personel/karyawan dengan menetapkan
pembagian kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam struktur organisasi. Perlu menjadi
catatan bahwa organisasi hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Organisasi harus benar-benar bekerja
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Tanpa organisasi yang baik, tujuan perusahaan tidak dapat dicapai
seecara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan (Directing) berarti mengarahkan seluruh karyawan agar mau dan mampu bekerjasama dan
bekerja secara efektif dalam membantu tercapainya tujuan perushaan, karyawan, dan masyarakat.
Pengarahan dilaksanakan oleh pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan seluruh
tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian maksudnya adalah kegiatan yang mengendalikan karyawan agar menaati peraturan dan
rencana kerja perusahaan. Jika terjadi penyimpangan atau kesalahan maka diberi tindakan perbaikan dan
penyempurnaan. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama,
pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan atau Procurement adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk
mendapatkan hsil yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6. Pengembangan
Development atau pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis,
konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan harus
disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
7. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa secara langsung dan tidak langsung berupa uang atau barang
kepada karyawan sbagai imbalas atas tenaga dan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip
kompensasi adalah adil dan layak. Adil berarti sesuai dengan prestasi kerjanya, dan layak berarti
memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah serta melewati
pertimbangan internal dan eksternal yang konsisten.
8. Pengintegrsian
Pengintegrasian berarti kegiatan yang ditujukan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dengan
kebutuhan karyawan agar tercipta kerjasama yang selaras dan saling menguntungkan.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan memelihara dan meingkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan
agar tetap mau bekerjasama hingga pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman pada internal dan
eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Menjaga kedisiplinan adalah fungsi manajemen personalia yang paling penting. Hal ini karena
kedisiplinan adalah kunci terwujudnya tujuan perusahaan melalui keinginan dan kesabaran untuk menaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dari suatu perusahaan. Pemberhentian
ini dapat disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahan, berakhirnya kontrak kerja, dsb.

Menurut Flippo fungsi manajemen personalia adalah:


a. Pengadaan tenaga kerja. Fungsi operasional pertama dari manajmenen personalia adalah
berupa usaha untuk emperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk
menyelesaikan
sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan sumber daya
manusia yan diperlukan dan perekrutannya,seleksi dan penempatan.
b. Pengembangan tenaga kerja. Setelah personalia diperoleh, mereka harus dikembangkan
sampai pada tingkat tertentu. Pengembangan merupakan peningkatan keterampilan melalui
pelatihan yan perlu untuk prestasi kerja yang tepat.
c. Kompensasi (imbalan) tenaga kerja. Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai
yang layak kepada personlia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi. Struktur
kompensasi
meliputi, gaji pokok, tunjangan keuarga, tunjangan makan, tunjangan transportasi, tunjangan
kehadiran dan tunjangan jabatan.
d. Integrasi (penyatuan) tenaga kerja. Setelah karyawan diperoleh, dikembangkan, dan diberi
kompensasi secara layak, maka selanjutnya adalah intregasi. Integrasi merupakan usaha untuk
menghasilkan suatu
kecocokan yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat, dan organisasi.
e. Pemeliharaan tenaga kerja. Jika kita telah melaksanakan fungsi-fungsi di atas dengan baik,
maka yang tidak kalah pentingna adalah pemeliharaan pegawai. Pemeliharaan merupakan usaha
untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan untuk bekerja para pegawai.
f. Pemutusan hubungan kerja. Fungsi terakhir dari manajemen personalia adalah pemutusan
hubungan kerja dan mengembalikan para pekerja kepada masyarakat. Sebagian besar karyawan
tidak meninggal
dunia pada masa kerjanya. Organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan
hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin
bahwa
warga masyarakat yan dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik mungkin (Flippo,
1993: 6-7).
Fungsi personalia di atas dilaksanakan dan dikerjakan oleh manajer atau pimimpin. Manajer
memperoleh hasil dari bawahannya, dan agar bawahannya dapat berprestasi besar dan cakap
bekerja, maka para
pemimpin harus memberi perhatian kepada hal-hal yang berhubungan dengan fungsi personalia.
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MANAJEMEN
PERSONALIA
Keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya dilihat dari manajemen kelas, kurikulum, murid dan
sebagainya, tetapi juga manajemen personalia ikut berperan dalam keberhasilan suatu
pendidikan. Maka diperlukan manajemen personalia
Hani Handoko (1993:89) mengatakan, bahwa peningkatan dalam manajemen personalia dan
sumber daya akan berhubungan langsung dengan peningkatan mutu dari produk yang dihasilkan
dalam hal ini, para siswa sebagai produk dari sebuah lembaga pendidikan yang mendidiknya.
Peningkatan sumber daya manusia dapat dicirikan dengan semakin terampilnya staf/karyawan
sehingga akan berimplikasi pada kenaikan kinerja dari lembaga tersebut. Sedangkan peningkatan
sumber daya alam atau sumber daya pendukung lainnya akan tampak pada bertambahnya sarana
dan prasarana yang dimiliki, bisa berupa gedung/ruang perkuliahan, komponen teknologi,
koleksi buku di perpustakaan serta perlengkapan lainnya. bahwa masalah produktifitas
berhubungan dengan kerja manusia dan efisiensi kerja manusia disebabkan oleh kebutuhan yang
bergantung pada tingkat pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti sandang,
pangan, papan, pakaian, kesehatan dan pendidikan perlu dipenuhi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan efisiensi manusia.
Maslow (1970) membagi kebutuhan manusia ke dalam lima kategori kebutuhan, yaitu:
physiological, safeti, social, eksteen, self actualization needs. Dari masing-masing kebutuhan
tersebut adalah saling melengkapi. Apabila kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut dapat
dipenuhi dan personalia pendidikan dikelola dengan baik, maka tenaga kependidikan akan
mempunyai semangat kerja yang tinggi, sesuai dengan tugas dan kewajibannya secara penuh
tanggung jawab. Mereka melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi, semangat, disiplin, kreatif,
dinamis, tekun dan senang. Tenaga kependidikan merupakan salah satu kunci utama berhasil
tidaknya gerakan pendidikan dalam rangka memenuhi standar mutu, baik standar produk
pelayanan maupun standar kustomer pendidikan pada umumnya (Danim, 2002:34).
Dalam upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas lembaga pendidikan, serta dalam
upaya menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dan sangat mendesak, maka akan
lebih tepat apabila lembaga Lembaga pendidikan Islam harus mengadakan pembaharuan dan
pengembangan terhadap sistem pendidikan tersebut. Namun demikian, performa pendidikan
Islam sampai saat ini masih sangat rendah, dan diantara penyebabnya adalah karena pengelolaan
atau manajerial serta kebijakan yang belum terorganisir dengan baik. Untuk itu, kemudian
diperlukan adanya upaya yang lebih dari para pengelola.Dalam hal ini tentu erat kaitannya
dengan profesionalisme manajemen personalianya dalam rangka mengembangkan lembaga, agar
dapat menjawab berbagai tuntutan dalam pendidikan. Dengan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 1 Ayat 8 Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan.
Apabila kita ingin menggunakan pendekatan sumber masukan untuk menganalisa faktor-faktor
yang dominan berpengaruh dalam manajemen pendidikan dan pelatihan, dapat diidentifikasi
paling sedikit tujuh faktor, yaitu:
1. Penyelenggara
Penyelenggara merupakan komponen penting dalam mendukung keberhasilan suatu
manajemen. Profesionalisme lembaga sangat ditentukan oleh profesionalisme penyelenggaranya
karena penyelenggara mempunyai akses terhadap sumber-sumber yang
diperlukan untuk mempelancar penyelenggaraan kegiatan. Penyelenggara dapat terdiri
atas pimpinan dan pelaksana. Pimpinan biasanya mempunyai tugas dan fungsi dalam meren-
canakan, menetapkan kebijakan umum dan strategis, mengambil keputusan, memberi arah,
mengawasi dan mengendalikan hasil mutu. Pelaksana adalah staf pegawai yang bertugas
melaksanakan pekerjaan teknis administrative diklat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dan Latihan.
2. Instruktur/Pelatih
Instruktur/Pelatih adalah seseorang yang diberi tugas,tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran kepada peserta pelatihan
dibidang tertentu. Seorang Instruktur/Pelatih harus kompeten dalam bidangnya dan dituntut
kreatif,
3. Peserta
Dalam suatu penyelenggaraan kegiatan, sering terjadi bahwa peserta yang hadir membawa
motif yang beragam. Ada yang hadir sebagai peserta karena memang sekedar mencari
kesempatan untuk keluar dari rutinitas kerja di lembaganya masing-masing, ada yang
sekedar diperintah oleh pimpinannya, ada yang memang merasa membutuhkan materi
yang akan diperoleh melalui kegiatan tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa peserta
merupakan segmen penting dalam suatu organisasi adalah bagian dari peserta yang memiliki
kebutuhan dalam penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan sangat penting artinya
untuk menentukan program yang akan dilaksanakan.
4. Perencanaan Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
Kebutuhan akan Pendidikan dan pelatihan, menurut Veithzal dalam Basri (2015, h. 52) dapat
digolongkan dalam tiga kebutuhan, yaitu :
- kebutuhan memenuhi kebutuhan sekarang.
Kebutuhan ini dikenali dengan prestasi karyawan yang tidak sesuai dengan standar hasil kerja
yang dituntut dalam suatu jabatan atau pekerjaan
- Memenuhi kebutuhan tuntutan jabatan lainnya
Untuk memenuhi tuntutan perubahan baik internal maupun eksternal.
Perencanaan pendidikan dan pelatihan menurut Scarvello & Ledvinka (1998,h. 12) harus
didasarkan kepada analisis kebutuhan yang mencakup tiga dimensi, yaitu :
1. Analisis kebutuhan sumber daya manusia secara kuantitatif dan kulitatif, yang didasarkan
kepada jumlah kebutuhan sumber daya manusia untuk waktu dan bidang kerja atau
jabatan tertentu,
2. Analisis jabatan, yang akan menentukan jabatan serta kinerjajabatan tertentu yang akan
dianalisis
3. Perencanaan dan pengembangan karir pegawai.
Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

KAJIAN PUSTAKA MANAJEMEN PERSONALIA


Burhanuddin, (1994),Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara.
Nurzaman, K. (2014),Manajemen Personalia, Bandung: CV Pustaka Setia.
Manullang, M. (1974) Baru. Manaqemen Personalia. Jakarta : Aksara
Nitisemito, ec. AIex S. ( 1983 ) . Manaiemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.)
Tusoliha, T., Bahri, S., & Fathurrohman, I. (2023). Manajemen Personalia di SMA Negeri 4
Rejang Lebong (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri Curup
Hasibuan, M. (2009), Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet VIII; Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hasibuan, M. (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
Martoyo, S. (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE
Muhammad Iqbal Baihaqi. 2018. Peranan Manajemen Personalia Dalam Meningkatkan Mutu
Pendididikan Di Mi Walisongo Selorejo Blitar.Konstruktivisme, 10 (1): 49-62
Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Flippo. 1984. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga
Handoko, Hani. 1993. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta
Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai