Anda di halaman 1dari 30

TUGAS UTS

Disusun Sebagai Tugas Manajemen Pendidikan


Dosen Pengampu: Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd.

Disusun Oleh:
Muhamad Ngizulkhak
202425023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI
CILACAP
2023
1. Sebutkan Dan Jelaskan Pengertian,Objek,Fungsi,Dan Peranan,Ruang Lingkup
Dan Kajian Dalam Artikel Jurnal Mengenai Fenomena Tentang Manajemen
Pendidikan.
A. Pengertian manajemen Pendidikan.
1) Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “ manus ” yang
artinya “ tangan ” dan “ agere ” yang berarti “ melakukan ”. Kata- kata
ini digabung menjadi “ managere ” yang bermakna menangani sesuatu,
mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa yang diinginkan dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada( Asmendri 2012 1).
Manajemen menurut Terry( 1986) adalah kemampuan mengarahkan dan
mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha- usaha
manusia dan sumber lainnya. Menurut Harsey dan Blanchard( 1988 4)
manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok
serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah
sebagai aktivitas manajerial. Manajemen dalam artian sempit sebagai
penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan
tujuan supaya dapat menyediakan keterangan serta memudahkan
memperolehnya kembali secara keseluruhan dalam hubungan satu sama
lainnya.
2) Pengertian Pendidikan
Pendidikan( education) secara semantik berasal dari bahasa
yunani paidagogia yang berarti pergaulan dengan anak- anak.
Pedagogos adalah seorang nelayan atau bujang dalam zaman yunani
kuno yang pekerjaannya menjemput dan mengantar anak- anak ke dan
dari sekolah. Selain itu, di rumahnya anak tersebut selalu dalam
pengawasan dan penjagaan para paedagogos. Istilah ini berasal dari kata
paedos yang berarti anak, dan agogos yang berarti saya membimbing
atau memimpin. Menurut Langeveld( 1971 5) pendidikan adalah setiap
usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak
agar cukup, cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh ini
datangnya dari orang dewasa( orang yang diciptakan oleh orang dewasa
seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari- hari dan sebagainya) dan
ditujukan kepada orang yang belum dewasa. Dalam perspektif
keindonesiaan, pengertian, fungsi, dan tujuan pendidikan dirumuskan
dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 pasal 1 dan 3 “ pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasaan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ”.
3) Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan menurut Purwanto( 1970 9) adalah
semua kegiatan sekolah dari yang meliputi usaha- usaha besar, seperti
mengenai perumusan policy, pengarahan usaha- usaha besar,
koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol perlengkapan, dan
seterusnya sampai kepada usaha- usaha kecil dan sederhana, seperti
menjaga sekolah dan sebagainya. Menurut Usman( 2004 8) manajemen
pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Nawawi( 1983 11) mengemukakan
bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu terapan dalam bidang
pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses
pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di
lingkungan tertentu terutama lembaga pendidikan formal.
B. Objek Manajemen Pendidikan
Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan
terdiri atas 7 komponen, yaitu :
1) Man
Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam
manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya
dengan mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi
keahlian orang tersebut.
2) Money
Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau
pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam
suatu lembaga pendidikan.
3) Materials
Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting
dalam manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa
terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu
dari guru ke siswa.
4) Method
Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang
digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah
lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.
5) Machines
Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang
digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat
digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk
orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau
cara merawat mesin tersebut dengan baik.
6) Market
Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau
lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar
atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran
yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri
mereka.
7) Minutes
Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar
peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan
yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien.
C. Fungsi dan Peranan Manajemen Pendidikan
Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang
efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang
terkait erat di dalamnya. Fungsi Manajemen menurut para ahli.

1) Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi


perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi
pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling).
2) Menurut Luther Gullick , fungsi manajemen ada tujuh yaitu fungsi
fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing),
fungsi pengaturan anggota (staffing), fungsi pengarahan (directing),
fungsi koordinasi (coordinating), fungsi pelaporan (reporting) dan
fungsi pencapaian tujuan (budgeting).
3) Menurut Hersey and Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu
fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing),
fungsi peningkatan semangat (motivating) dan fungsi pengendalian
(controlling).

Setelah memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka


pemahaman tentang manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi
prinsip serta fungsi-fungsinya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat
dalam substansi yang dijadikan objek kajiannya yakni segala sesuatu yang
berkaitan dengan masalah pendidikan.

D. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Dalam perspektif lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan
dan pemanfaatan sumber daya manusia yang dimiliki organisasi melalui
kerjasama para personil untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, sehingga dapat dimaknai bahwa manajemen merupakan prilaku anggota
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain,
organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi manajemen, karena itu di
dalamnya ada sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen
yaitu unsur manusia( men), benda atau barang( accoutrements ), mesin(
machines), metode( styles), uang( plutocrat) dan pasar( request). Keenam unsur
ini memiliki fungsi masing- masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi
dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien.
Ruang lingkup manajemen sangat luas karena berkaitan dengan banyak hal dan
multidisiplin ilmu. Menurut Daft( 2012) ruang lingkup manajemen dapat dilihat
dari sudut pandang lingkungan, yakni 1) lingkungan luar( eksternal) yang
terbagi dalam umum dan khusus( tugas); dan 2) lingkungan dalam( internal).
Lingkungan luar umum terdiri atas dimensi ekonomi( profitable), hukum-
politik( legal- political), sosio- kultural( sociocultural), teknologi( technology),
dan internasional( transnational). Sedangkan lingkungan luar khusus( tugas)
terdiri atas pemilik( stakeholder), pelanggan( client), pemasok( supplier),
pesaing( contender), dan badan pemerintah, lembaga keuangan, serikat pekerja.
Sementara ditinjau dari lingkungan dalam( internal), ruang lingkup manajemen
terdiri atas manusia atau pekerja( specialized dan manajerial particular),
finansial( sumber, alokasi, dan kontrol dana), fasilitas fisik, teknologi, sistem
nilai dan budaya organisasi atau perusahaan. Manajemen pendidikan seluruh
Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk urusan nasional meliputi
pendidikan luar sekolah, pendidikan pemuda, penyelenggaraan latihan,
penelitian, pengembangan masalah- masalah pendidikan serta kebudayaan dan
kesenian. Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen pendidikan
yang meliputi wilayah kerja satu provinsi yang pelaksanaannya dibantu oleh
petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan kecamatan. Manajemen
pendidikan satu unit kerja, lebih dititikberatkan pada satu unit kerja yang
langsung menangani pekerjaan mendidik, misalnya pemberi pelajaran, bahan
yang diajarkan, penerima pelajaran, dan sarana penunjang. Manajemen kelas,
dalam menejemen kelas terdapat istilah “ pengelolaan kelas ” baik yang bersifat
intruksional maupun manajerial( Ahmad, 2018).
2. Sebutkan Dan Jelaskan Pengertian,Komponen, Fungsi, Objek Kajian, Tujuan,
Manfaat Dan Kajian Dalam Artikel Jurnal Mengenai Fenomena Tentang
Manajemen Organisasi Pendidikan.
A. Pengertian Manajemen Organisasi Pendidikan.
Manajemen dan organisasi memiliki hubungan yang sangat erat.
Organisasi yang baik untuk mencapai tujuanya perlu manajemen yang baik
begitupun sebaliknya untuk mendapatakan manajemen yang terbaik diperlukan
sebuah organisasi yang memiliki orang- orang yang terampil, kreatif serta
mampu bekerja secara tim untuk mewujudkan cita- cita yang ingin dicapai oleh
organisasi. Oleh karena itu, organisasi dan manajemen harus dilakukan dengan
kerjasama yang baik, pemanfaatan sumber- sumber dan waktu yang ada dapat
dilakukan secara tepat dan lebih terordinir sesuai dengan proses kegiatan yang
ditetapkan maka untuk mencapai tujuan akan dapat hasil yang lebih efsien dan
efektif serta lebih maksimal. Karena keduanya jika dilakukan sesuai dengan
tugasnya maka hubungan timbal balik itu akan saling menguntungkan untuk
keduanya. Jenis- jenis organisasi pendidikan secara umum terbagi menjadi dua
yaitu Organisasi Formal Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan
oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi yang menjadi pembeda
utama antara organisasi formal dan informal. Sebagai struktur organisasi formal
dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung jawab
memperlihatkan hubungan tertentu antara personil- personil organisasi.
Organisasi Informal Keberadaan organisasi dapat dilihat dari 3 karakteristik
yaitu norma perilaku, tekanan untuk adaptasi dan kepemimpinan informal.
Menurut Ara Hidayat dan Imam Machali norma prilaku adalah standar prilaku
yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok,
dalam sebuah kesepakatan bersama tidak tertulis di antara orang- orang dalam
organisasi tertentu.
B. Komponen Manajemen Organisasi Pendidikan.
Manajemen organisasi pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian
kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia
yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien". Dari pernyataan tersebut dapat
ditarik kesimpulan awal, dalam suatu manajemen diperlukan adanya kerjasama,
sekelompok orang, dan tujuan yang akan dicapai. Tentu dalam menjalani proses
tersebut harus tepat sasaran dan tepat guna. Lebih lanjut, yang dikelola dalam
manajemen adalah semua bentuk kegiatan yang dikelompokkan dalam
komponen-komponen. Komponen-komponen manajemen pendidikan meliputi:
1) Manajemen kesiswaan.
2) Manajemen personal.
3) Manajemen kurikulum.
4) Manajemen sarana.
5) Manajemen pembiayaan.
6) Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan terakhir.
7) Manajemen hubungan masyarakat (suharsimi,2008:4).

Hal terpenting dan implementasi manajemen pendidikan atau manajemen


sekolah (NMS) adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu
sendiri. Komponen-komponen MBS sama dengan ruang lingkup Manajemen
Pendidikan seperti yang diungkap oleh beberapa sumber di atas.
Komponenkomponen manajemen pendidikan tersebut meliputi :

1) Manajemen kurikulum.
2) Manajemen kesiswaan.
3) Manajemen personalia.
4) Manajemen sarana pendidikan.
5) Manajemen tata laksana sekolah.
6) Manajemen keuangan.
7) Pengorganisasian sekolah
8) Hubungan sekolah dengan masyarakat (humas).

C. Fungsi Manajemen Organisasi Pendidikan


Kajian dalam bab ini berusaha membahas fungsi- fungsi manajemen
sebagai dasar dalam memahami aktivitas atau proses manajemen untuk
mewujudkan cita- cita memudahkan kehidupan manusia. Dengan konteks ini,
perlu dikemukakan fungsi perencanaan, pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan, komunikasi organisasi, pemotivasian dan
pengawasan untuk memastikan semua sumberdaya yang didayagukan sehingga
mencapaitujuan.Terutama untuk mencapai tujuan kehidupan individu, keluarga,
dan kehidupan bersama dalam organisasi untuk mewujudkan kesejahteraan,
kebahagiaan dan kemajuan bangsa. Aktivitas manajemen mencakup spektrum
yang sangat luas, sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah organisasi di
masa depan, menciptakan kegiatan- kegiatan organisasi, mendorong terbinanya
kerjasama antara sesama anggota organisasi, serta mengawasi kegiatan dalam
mencapai tujuan. Bagaimanapun, manajemen memiliki peranan yang sangat
strategis dalam mengefektifkan usaha organisasi Terry( 19737) mengemukakan
“ operation provides effectiveness to mortal sweats. It helps achieve better
outfit, shops, services, products, services and mortal relations ”. Pendapat ini
menjelaskan betapa pentingnya peranan manajemen dalam mencapai efektivitas
usaha manusia terutama untuk membantu pencapaian kinerja yang lebih baik
dalam mendayagunakan peralatan, lahan, kantor, produk, pelayanan dan
hubungan manusia dalam organisasi. Dalam rangka mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien itulah, manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada
setiap organisasi, baik organisasi, industri, perbankan, pemerintahan, politik,
keagamaan, profesi maupun pendidikan. Fungsi- fungsi manajemen tersebut
terdiri dari perencanaan(planning), pengorganisasian(organizing),
penggerakan( actuating), koordinasi( coordi- nating) dan pengawasan(
controlling). fading tidak kelima fungsi tersebut dianggap sudah mencukupi
bagi aktivitas manajerial yang akan memadukan pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya material melalui kerjasama untuk mencapai tujuan
organisasi.

D. Objek Kajian Manajemen Organisasi Pendidikan


Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan
terdiri atas 7 komponen, yaitu :
8) Man
Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam
manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya
dengan mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi
keahlian orang tersebut.
9) Money
Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau
pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam
suatu lembaga pendidikan.
10) Materials
Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting
dalam manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa
terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu
dari guru ke siswa.
11) Method
Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang
digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah
lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.
12) Machines
Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang
digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat
digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk
orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau
cara merawat mesin tersebut dengan baik.
13) Market
Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau
lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar
atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran
yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri
mereka.
14) Minutes
Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar
peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan
yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien.
E. Tujuan dan Manfaat Manajemen Organisasi Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Kurniadin dan Machali
(2012: 125) antara lain 1) terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAIKEM); 2) terciptanya
peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa
dan negara; 3) terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga ~ 6 ~
pendidik dan tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional
sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai manajerial); 4) tercapainya
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien; 5) terbekalinya tenaga
kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan
(tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan);
6) teratasinya masalah mutu pendidikan; 7) terciptanya perencanaan pendidikan
yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel serta, meningkatnya citra
pendidikan yang positif (Asmendri, 2012: 13). Menurut Fattah (2012: 123)
tujuan dan manfat manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut (a)
terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan; (b) terciptanya peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara; (c) terpenuhinya salah
satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan; (d) tercapainya
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien; (e) terbekalinya tenaga
kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan; (f)
Teratasinya masalah mutu pendidikan
3. Sebut Dan Jelaskan Pengertian, Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkup, Prinsip,
Pendekatan Dan Kajian Dalam Artikel Jurnal Mengenai Fenomena Tentang
Manajemen Siswa.

A. Pengertian Manajemen Siswa


Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan ketatalaksanaan
penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran atau tujuan pokok yang telah
ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana dalam hubungan
kerjasama. Manajemen adalah suatu segi yang perlu menjadi perhatian dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan, karena manajemen merupakan salah satu
upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan merupakan
komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara
keseluruhan.
Manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri atas tindakan-tindakan
berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang
dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya. Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik
akan tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya
pertumbuhan anak melalui proses Pendidikan.
Pengertian Manajemen Peserta Didik Manajemen secara etimologis
berasal dari kata kerja dalam bahasa inggris yaitu “to manage” yang bersinonim
dengankata “to hand” yang artinya mengurus, “to control” artinya memeriksa,
dan “to guide” sebagai pemimpin. Kemudian berdasarkan dari asal katanya
seperti mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola maka manajemen
dapat dikatakan sebagai kegiatan untuk mengurus, mengatur dan mengelola
serta melakukan kegiatan untuk mengelola suatu organisasi (Muhasim, 2018).
Menurut Ramayulis & Mulyadi (2017) di Indonesia manajemen lebih
diterjemahkan ke dalam berbagai kata istilah yaitu kepemimpinan, tata cara
dalam mengatur, pengaturan, pengelolaan, pengendalian, pengurusan,
pembinaan, penguasaan dan lain sebagainya. Manajemen adalah pencapaian
sesuatu melalui usaha yang dilaksanakan bersama-sama dengan orang-orang.
Manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dengan maksud untuk mencapai
hubungan kerjasama yang rasional dalam suatu system administrasi. Dalam
pencapaian tujuan pendidikan, maka ditentukan keberhasilan manajemen semua
komponen kegiatan pendidikantermasuk manajemen peserta didik. Peserta
didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga
pendidikan.
B. Tujuan Manajemen Siswa
Tujuan pembinaan peserta didik adalah meningkatkan peran serta dan
inisiatifnya untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala,
sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan
nasional, menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatif yang datang
dari luar lingkungan sekolah; memantapkan kegiatan kokurikuler dan
ekstrakulikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum; meningkatkan
apresiasi dan penghayatan seni; menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara;
meneruskan dan meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi;
dalam wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah/ OSIS (Gilang, Jurnal
Inprovement, Edisi 3.2015).
Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan peserta didik biasanya
melakukan kegiatan tersebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan esktra
kurikuler. Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di
dalam kurikulum yang pelaksanaanya dilakukan pada jam-jam pelajaran.
Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar mengajar di kelas dengan nama
mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Sedangkan kegiatan
esktrakurikuler merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan diluar.
Tujuan pendidikan tidak hanya mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga
sikap kepribadian, serta aspek emosional, di samping keterampilan-
keterampilan lain. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan mengembangkan dan
mengaplikasikan minat dan bakat peserta didik, memperluas pengetahuan
peserta didik, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran dan melengkapi
pembinaan manusia seutuhnya (Auwzid dan Karwanto, Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan, Vol. 4 No. 4, April 2014, hlm.80
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut
:Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik peserta didik,
Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan
minat peserta didik, Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan
peserta didik, Dengan terpenuhnya 1, 2 dan 3 diatas diharapkan peserta didik
dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.

C. Fungsi Manajemen Siswa


Fungsi manajemen peserta didik (Suwardi dan Daryanto, 2017:99) adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal
mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi social,
aspirasi, kebutuhan, dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Prinsip
manajemen peserta didik adalah pedoman yang harus diikuti dalam melakukan
pengelolaan peserta didik. Landasan manajemen peserta didik adalah suatu
patokan kepengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik untuk
mewujudkan tercapainya suatu pendidikan yang sukses.

D. Ruang Lingkup Manajemen Siswa


Fattah (2004) mengatakan bahwa pada dasarnya manajemen paserta
didik adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pengolahan dalam
bidang-bidang manajemen paserta didik. Jadi ruang lingkup atau garapan
bidang manajemen paserta didik adalah semua kegiatan yang menjadi saran
untuk menunjang kegiatan belajar dan pembelajaran agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat terwujud dengan efektif dan seefisien mungkin. Menurut
Mulyasa, Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik, yaitu: Perencanaan
kesiswaan, Penerimaan, penyeleksian dan orientasi siswa baru, Pengelompokan
siswa, Pembinaan disiplin siswa, Kegiatan ekstra kurikuler, Layanan khusus
yang Menunjang Manajemen Peserta Didik, Organisasi Siswa Intra Sekolah,
Evaluasi kegiatan siswa, Perpindahan siswa, Kenaikan kelas dan penjurusan,
Kelulusan dan alumni.
Manurut Daryanto (2013) mengatakan bahwa ruang lingkup manajemen
peserta didik jika dilihat dari proses memasuki sekolah sampai siswa lulus dari
sekolah maka terdapat 4 bagian penting dalam manajemen peserta didik, yaitu:
1) Perencanaan terhadap peserta didik, 2) Pembinaan peserta didik, 3) Evaluasi
peserta didik, 4) Mutasi peserta didik Berdasarkan pendapat beberapa ahli
tersebut dapat penulis tegaskan bahwa ruang lingkup manajemen peserta didik
adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan peserta didik. 2) Penempatan peserta
didik. 3) Pengawasan peserta didik. 4) Pengevaluasian peserta didik. 5)
Pemantauan lulusan dan alumni.

E. Prinsip Manajemen Siswa


Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka
memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah
selalu dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta
didik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang
sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara
keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didikB tetap
ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh
ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.
2) Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala
bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh
peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan
bukan untuk yang lainnya.
3) Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar
belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada
pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara
mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan
menghargai.
4) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena
membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing.
Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian
akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari peserta
didik sendiri.
5) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan
bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan
juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa
ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan
melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.
6) Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan
oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi
kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
F. Pendekatan Manajemen siswa
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik
(Yeager, 1994). Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach).
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan
birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik
diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga
pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini
adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya,
manakala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan- harapan
yang diminta oleh lembaga pendidikannya. Wujud pendekatan ini dalam
manajemen peserta didik secara operasional adalah: mengharuskan kehadiran
secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat presensi, penuntutan
disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik
menjadi mampu.
Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini
lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika
pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka
pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang. Asumsi dari
pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka
dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka
sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan
perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi
pengembangan diri secara optimal. Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu
dapat diambil jalan tengahnya, atau sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam
pendekatan padu demikian, peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutan-
tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain
sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapan memenuhi
kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta untuk
menyelesaikan tugas-tugas berat yang berasal dari lembaganya, tetapi di sisi
lain juga disediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan tugasnya. Atau,
jika dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim
yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam rangka
mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta didik.
4. Sebutkan dan jelaskan konsep dasar, ruang lingkup, perencanaan, implementasi,
evaluasi dan kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena tentang manajemen
kurikulum.

A. Konsep dasar manajemen kurikulum


Untuk memahami secara lebih mendalam tentang manajemen
kurikulum, maka perlu terlebih dahulu dikemukakan beberapa definisi
manajemen kurikulum. Dengan pengajuan pendapat sejumlah pakar pendidikan
dan kurikulum, maka dapat dijadikan dasar pemahaman yang lebih luas tentang
manajemen kurikulum. Salah satu pendapat menjelaskan bahwa manajemen
kurikulum khususnya merupakan substansi manajemen yang utama di sekolah.
Prinsip dasar manajemen kurikulum ini berusaha agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui
empat tahap: a) perencanaan; b) pengorganisasian; c) pelaksanaan; d)
pengendalian. Pakar lain menjelaskan bahwa:”Management is the attainment of
organizational goals in an effective and efficient manner through planning,
organizing, leading and controlling organizational resources. 2 Itu artinya
manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
sumberdaya organisasi.
Kegiatan manajemen selalu saja melibatkan alokasi dan pengendalian
uang, sumberdaya manusia dan pisik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sebagai ilmu, manajemen memiliki pendekatan sistemik yang selalu digunakan
dalam memecahkan masalah. Pendekatan manajemen bertujuan untuk
menganalisis proses, membangun kerangka konseptual kerja, mengidentifikasi
prinsip-prinsip yang mendasarinya dan membangun teori manajemen dengan
menggunakan pendekatan tersebut. Karena itu, manajemen adalah proses
universal berkenaan dengan adanya jenis lembaga, berbagai posisi dalam
lembaga, atau pengalaman pada lingkungan yang beragam luasnya antara
berbagai persoalan kehidupan.
B. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan
kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan
antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum
tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun
dengan lingkungan di mana sekolah itu berada. Terdapat lima prinsip yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu :
1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran
dalam manajemen kurikulum.
2) Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berdasarkan
demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik
pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3) Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari
berbagai pihak yang terlibat.
4) Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum
harus mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurukulum tersebut sehingga
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang
relative singkat.
5) Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum,
proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan
mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum (Rusman, 2009: 4).
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat
memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga
lembaga pendidikan selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam
mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, mengendalikan
serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun
pemerintah.

C. Perencanaan Manajemen Kurikulum


Salah satu fungsi yang mendasar dari manajemen adalah perencanaan,
selain pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Dalam kajian ini,
dipahami bahwa perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk
memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti
mengupayakan penggunaan sumberdaya manusia (human resources),
sumberdaya alam (natural resources) dan sumberdaya lainnya untuk mencapai
tujuan.1 Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusnya berbeda-
beda antara satu dengan yang lain. Veithzal Rivai dan Sylviana Murni
mengemukakan bahwa perencanaan ialah suatu cara yang memuaskan untuk
membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah
yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2 Perencanaan adalah proses
penyusunan, penetapan, dan pemanfaatan sumber-sumber daya secara terpadu
dan rasional agar kegiatan-kegiatan. yang akan dilaksanakan dapat berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dalam suatu organisasi perencanaan memiliki peran penting untuk
menentukan langkah- langkah melaksanakan kegiatan sehingga tercapai tujuan.
Kematangan dan kesalahan dalam perencanaan akan memberi pengaruh positif
dan negatif pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, suatu perencanaan
yang dibuat manajer satu organisasi harus memikirkan dampak jangka pendek
dan jangka panjang yang mungkin terjadi di masa depan. Dalam konteks ini
perencanaan memilik tiga karakteristik, yaitu:
1) Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang
2) Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi yaitu
serangkaian tindakan di masa akan datang dan akan diambil oleh
perencanaan.
3) Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta
organisasi merupakan unsur yang penting dalam setiap
perencanaan.

Itu artinya hakikat kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang


direncanakan dan dilaksanakan dalam pengawasan sekolah untuk mencapai
tujuan pembelajaran dengan terwujudnya perubahan perilaku siswa ditandai
pencapaian kompetensi yang diharapkan. Perencanaan merupakan bagian
konsep manajemen, sedangkan kurikulum bagian dari konsep dalam ilmu
pendidikan. Dengan kata lain, perencanaan kurikulum adalah suatu proses
ketika peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan
belajar, cara mencapai tujuan-tujuan tersebut melalui situasi mengajar-belajar,
serta telaah keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut. Tanpa perencanaan
kurikulum, sistematika berbagai pengalam belajar tidak akan saling
berhubungan dan tidak mengarah pada tujuan yang diharapkan.

Perencanaan kurikulum menjadi bagian kegiatan awal untuk menyusun


konsep kurikulum yang menjadi program pendidikan di sekolah, tidak hanya
rencana pembelajaran, tetapi rencana atas konsep kurikulum yang akan
diajarkan di sekolah. Itu artinya perencanaan kurikulum mencakup spektrum
yang sangat luas, baik rencana tentang tujuan, materi/isi mata pelajaran, metode,
media, dan evaluasi ditetapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
kurikulum dalam wujud pembelajaran

D. Impelementasi Manajemen Kurikulum


Setelah perencanaan kurikulum selesai disusun, maka pemerintah
menyiapkan atau menetapkan kebijakan untuk memberlakukan atau
melaksanakan kurikulum. Pelaksanaan kurikulum berarti proses mewujudkan
kurikulum dalam realisasi pembelajaran di sekolahsekolah. Untuk pelaksanaan
kurikulum, maka practitioner dituntut untuk secara profesional merancang
pembelajaran efektif dan bermakna( menyenangkan), mengorganisasikan
pembelajaran, memilih pendekatan, dan pembentukan kompetensi secara aktif
serta menerapkan kriteria keberhasilan.1 Secara etimologi kata kurikulum
diambil dari bahasa Yunani, Curere berarti jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari mulai atau start sampai finish. Pengertian inilah yang kemudian
diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, kurikulum sering
disebut dengan istilah al- manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui
manusia dalam bidang kehidupannya. Keberhasilan proses pembelajaran di
sebuah lembaga pendidikan tidak bisa terlepas dari kurikulum. Dalam konteks
ini, kurikulum mempunyai kedudukan yang sentral dalam proses pendidikan
karena kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan dengan
tujuan tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum memberikan rancangan
pendidikan yang berfungsi memberikan pedoman dalam proses pendidikan.
Sesungguhnya kurikulum memang merupakan alat dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Namun jika tidak tersedia kurikulum yang merupakan hasil
penyusunan kurikulum maka tidak ada pedoman melakukan pembelajaran oleh
practitioner. Itu artinya kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak didik melalui tindakan awal
dengan rancangan kurikulum. Oleh sebab itu, didalam kurikulum terdapat
sejumlah pernyataan kompetensi yang dibuat dan perlu dicapai secara tuntas(
belajar tuntas) setiap kali dilakukan pembelajaran. Dalam hal ini kurikulum
dilaksanakan dalam rangka membantu dan memudahkan peserta didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan
nilai- nilai agama, sosial- emosional, kognitif, bahasa, fisik/ motorik,
kemandirian dan seni yang dibawanya sejak dari lahir. Potensi- potensi tersebut
hanya akan dapat berkembang secara maksimal jika dikembangkan melalui
pengalaman belajar.
E. Evaluasi Manajemen Kurikulum
Penggunaan kata “evaluasi” sering dijumpai dalam kegiatan
pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar, atau dalam manajemen sebagai
bagian dari pelaksanaan fungsi pengawasan. Karena itu, sesungguhnya evaluasi
merupakan bagian dari proses pengawasan yang dilaksanakan para manajer atau
pimpinan organisasi. Sebagai bagian fungsi manajemen, maka pengawasan
organisasi mengacu kepada proses yang sistematis dari pengaturan aktivitas
organisasi untuk membuat mereka konsisten dengan pengharapan yang tersusun
dalam rencana, target dan standar kinerja.1 Evaluasi adalah proses pemantauan
untuk memastikan derajat pencapaian tujuan yang ditetapkan melalui proses
perencanaan dalam satu organisasi. Organisasi pendidikan secara makro adalah
Departemen atau Kementerian Pendidikan Nasional. Sedangkan secara messo
pengaturan pendidikan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan
Kabupaten/ Kota. Secara mikro pengaturan kurikulum pendidikan dilakukan
oleh sekolah, madrasah atau pesantren, termasuk perguruan tinggi. Proses
pembuatan keputusan sebagaimana dilakukan dalam perencanaan tidak
sempurna jika tidak dilakukan terhadap evaluasi proses atau evaluasi hasil
terhadap suatu kegiatan sebagai pelaksanaan program. Jika hasil yang
diinginkan tidak tercapai atau jika yang diharapkan tidak terwujud atau terjadi
dalam kenyataan menjadi hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, diperlukan
satu tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Dalam konteks ini evaluasi
adalah bentuk pengawasan manajerial. Kegiatan tersebut mencakup
pengumpulan data untuk mengukur hasil kinerja dan membandingkan dengan
sasaran- sasaran yang ditetapkan. Jika hasil yang dicapai kurang dari pada apa
yang diinginkan maka perlu waktu menilai ulang dan kembali kepada langkah
sebelumnya/ awal. Di sinilah pengambilan keputusan berjalan dan berproses
terus menerus menjadi dinamis dalam proses manajemen. Evaluasi adalah
selalu suatu yang mudah bila pada tahap sasaran yang jelas, target terukur dan
terjadwal ketika menyusunnya. Evaluasi adalah serangkaian kegiatan
membandingkan realisasi masukan( input), keluaran( affair) dan hasil(
outgrowth) terhadap rencana dan standar. Masukan adalah segala sesuatu
sumber dan/ atau daya yang diperlukan dalam sistem pendidikan untuk
menciptakan hasil- hasil pendidikan. Proses adalah segala kegiatan yang
dilakukan untuk mengolah masukan pendidikan, seperti pembelajaran,
pengembangan tenaga kependidikan dan kurikulum. Out put adalah salah satu
jenis hasil pendidikan, ketika peserta didik belum sampai pada klasifikasi hasil
pendidikan. Evaluasi dilaksanakan terhadap pelaksanaan rencana untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan dari suatu program atau kegiatan berdasarkan
indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam program atau kegiatan.
5. Sebut dan jelaskan pengertian, tugas, fungsi, tujuan, factor, yang di perlu di
perhatikan dan kajian dalam artikel jurnal mengenai fenomena manajemen
personalia.

A. Pengertian Manjemen Personalia


Manajemen Personalia atau Majamenen Kepegawaian sebe narnya
adalah merupakan alih bahasa dari kata "Personnel Management". istilah lain
yang sering dianggap mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama
dengan Personnel Management yaitu Manpowert Management (Manajemen
Sumber Daya Manusia), Personel Administretion, Labour Management,
Industrial ReIation, dan sebagainya (AIex S. Nitisemito, 1983:9 ) . Istilah
Manpower Management dan Personnel Administration memang benar-benar
sama dengan istilah Personel Management, karenanya istilah itu dapat
dipertukarkan untuk maksud yang sama. Istilah Manpowert Management mulai
umum dipergunakan sejak Perang Dunia II. Ini terutama disebabkan semakin
banyaknya perhatian diarahkan kepada masalah manpower baik untuk
kebutuhan angkatan perang di Amerika Serikat maupun untuk kebutuhan tenaga
kerja di perusahaan-perusahaan terutama perusahaan-perusahaan yang
memproduksikan kebutuhan perang. Istilah Labour Management tidak sama
dengan ketiga istilah di atas. Labour Management yang kadang-kadang disebut
pula dengan istilah Labour Relations terutama menitikberatkan perhatiannya
kepada hubungan-hubungan antara manajemen dan serikat-serikat sekerja.
Manajemen Personalia adalah menajemen yang mengkhususkan diri
dalam bidang kepegawaian. Selain kita kenal pengkhususan manajemen dalam
bidang lain seperti manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen
keuangan, dan lain-Iain. Suatu Perusahaan atau instansi baru dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan bantuan personalia. Semakin besar
perusahaan atau instansi maka makin besarlah kebutuhan personaliannya. Dan
meskipun telah diketemukan mesinmesin yang serba otomatis, sampai saat ini
perusahaan atau instansi belum dapat melaksanakan tugasnya tanpa bantuan
personalianya. Adapun yang dimaksud dengan personalia di sini adalah tenaga
kerja seperti buruh, karyawan dan pegawai. Sebenarnya ketiga istilah ini adalah
sama, sebab semuanya merupakan tenaga kerja. Hanya saja pengertian umum
di masyarakat, buruh atau karyawan adalah tenaga kerja dalam perusahaan
swasta sedangkan yang dimaksud dengan pegawai adalah tenaga kerja yang
bekerja pada pemerintah atau sering juga disebut pegawai negeri. Di antara
buruh dan karyawan bagi masyarakat umum pun sering di bedakan
pengertiannya ialah tenaga kerja yang lebih banyak memberikan tenaga fisik
daripada karyawan (Alex S. Nitisemito, 1983 : 11).

B. Tugas Manajemen Personalia


Suatu Perusahaan atau instansi baru dapat melaksanakan tugas-tugasnya
dengan bantuan personalia. Semakin besar perusahaan atau instansi maka makin
besarlah kebutuhan personaliannya. Dan meskipun telah diketemukan
mesinmesin yang serba otomatis, sampai saat ini perusahaan atau instansi belum
dapat melaksanakan tugasnya tanpa bantuan personalianya. Adapun yang
dimaksud dengan personalia di sini adalah tenaga kerja seperti buruh, karyawan
dan pegawai. Sebenarnya ketiga istilah ini adalah sama, sebab semuanya
merupakan tenaga kerja. Hanya saja pengertian umum di masyarakat, buruh
atau karyawan adalah tenaga kerja dalam perusahaan swasta sedangkan yang
dimaksud dengan pegawai adalah tenaga kerja yang bekerja pada pemerintah
atau sering juga disebut pegawai negeri. Di antara buruh dan karyawan bagi
masyarakat umum pun sering di bedakan peng-ertJ-annya, sebab buruh adalah
tenaga kerja yang lebih banyak memberikan tenaga fisik daripada karyawan
(Alex S. Nitisemito, 1983 : 11.
Bila tugas-tugas tersebut tidak dilaksanakan dengan baik akan dapat
menimbulkan kesulitan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
MisaInya, penempatan yang keliru dapat menimbulkan beberapa akibat antara
lain keresahan, turunnya semangat dan kegairahan kerja, produktivitas
menurun, tanggung jawab yang kurang, kekeliruan dalam melaksanakan tugas,
dan sebagainya. Akibatnya bukan hanya berpengaruh dalam bidang personalia
tetapi juga dalam bidang yang lain.
C. Tujuan Manajemen Personalia
Dalam bukunya Edwin B. Flippo fungsi manajemen personalia adalah:
1) Pengadaan tenaga kerja. Fungsi operasional pertama dari manajemen
personalia adalah berupa usaha untuk emperoleh jenis dan jumlah yang
tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran
organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan
sumber daya manusia yan diperlukan dan perekrutannya, seleksi dan
penempatan.
2) Pengembangan tenaga kerja. Setelah personalia diperoleh, mereka harus
dikembangkan sampai pada tingkat tertentu. Pengembangan merupakan
peningkatan keterampilan melalui pelatihan yan perlu untuk prestasi
kerja yang tepat.
3) Kompensasi (imbalan) tenaga kerja. Fungsi ini dirumuskan sebagai
balas jasa yang memadai yang layak kepada personlia untuk sumbangan
mereka kepada tujuan organisasi. Struktur kompensasi meliputi, gaji
pokok, tunjangan keuarga, tunjangan makan, tunjangan transportasi,
tunjangan kehadiran dan tunjangan jabatan.
4) Integrasi (penyatuan) tenaga kerja. Setelah karyawan diperoleh,
dikembangkan, dan diberi kompensasi secara layak, maka selanjutnya
adalah intregasi. Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan suatu
kecocokan yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan,
masyarakat, dan organisasi.
5) Pemeliharaan tenaga kerja. Jika kita telah melaksanakan fungsi-fungsi
di atas dengan baik, maka yang tidak kalah pentingna adalah
pemeliharaan pegawai. Pemeliharaan merupakan usaha untuk
meningkatkan kemauan dan kemampuan untuk bekerja para pegawai.
6) Pemutusan hubungan kerja. Fungsi terakhir dari manajemen personalia
adalah pemutusan hubungan kerja dan mengembalikan para pekerja
kepada masyarakat. Sebagian besar karyawan tidak meninggal dunia
pada masa kerjanya. Organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan
proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin bahwa warga
masyarakat yan dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik
mungkin

Fungsi personalia di atas dilaksanakan dan dikerjakan oleh manajer atau


pimimpin. Manajer memperoleh hasil dari bawahannya, dan agar bawahannya
dapat berprestasi besar dan cakap bekerja, maka para pemimpin harus memberi
perhatian kepada hal-hal yang berhubungan dengan fungsi personalia.

D. Faktor Manajemen Personalia


Faktor Pengembangan personalia ialah tata cara atau peninjauan
kembali untuk menjamin stabilitas kepegawaian. Perkembangan particular
merupakan salah satu kegiatan penting bagi kemajuan sekolah/ madrasah.
Keberhasilan program pengembangan particular, di dalam beberapa hal banyak
dipengaruhi oleh peranan pimpinannya. Mereka diperlukan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian pogram itu. Walaupun pimpinan
sudah memberikan kesempatan baik dalam menyediakan fasilitas secukupnya,
itu semua belum cukup masih ada yang diperlukan dari dia, yaitu kemauan,
keseriusan dan kesungguhan di dalam melaksanakan. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa manajemen pimpinan merupakan kunci untuk program
pengembangan particular ini. Sebab- sebab dilaksanakannya pengembangan
personalia, yaitu; 1) adanya tata cara atau peraturan baru dalam personalia
tersebut, 2) adanya pegawai yang kurang cakap, 3) adanya mesin- mesin baru,
dan 4) perlunya penyegaran kembali khususnya pegawai.13 Sedangkan tata cara
peningkatan mutu karyawan dapat dilakuan dengan diadakan suatu latihan dan
pendidikan. Latihan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaan tertentu. Menurut Instruksi Presiden No 15 tahun 1974, latihan adalah
bagian pendidikan yang menyangkut poses belajar unuk memperoleh dan
meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu
yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktik
daripada teori. Latihan yang dilakukan oleh personalia atau pegawai bertujuan
agar pegawai bekerja lebih efisien. Selain itu, latihan ini juga dilakukan agar
pegawai dapat mengembangkan keahliannya, sehingga pekerjaan apat
diselesaikan dengan lebih cepat dan efisien, serta mengembangkan sikap dan
pengetahuan pegawai. Latihan dan pendidikan dapat diberikan dengan cara 1)
dengan penjelasan dan contoh- contoh kerja dan training, 2) dengan sistem
individual atau klasikal, 3) dengan rapat, 4) lokakarya( penjelasan dan
pameran), dan 5) briefing( penjelasan yang bersifat instruksi). Pembinaan dan
pengembanan terhadap staf tidak hanya pada nggota yang baru saja, tetapi juga
kepada seluruh staf. Pembinaan harus dilakukan secara terus menerus dan
secara sistematis. Pembinaan ini sangat penting karena perkembangan baik
perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi, maupun
perkembangan masyarakat dan kebijaksanaan- kebijaksanaan yang baru. Untuk
meningkatkan kegairahan bekerja dan menjamin hari tua diselenggarakan usaha
peningkatan kesejahteraan pegawai. Peningkatan kesejahteraan tersebut harus
diusahakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan sehingga pada akhirnya
pegawai dapat memusatkan perhatian sepenuhnya untuk melaksanakan
tugasnya. Secara konsep, meningkatkan kesejahteraan para anggota organisasi
memang merupakan salah satu tugas manajer.
Organisasi adalah merupakan salah satu bentuk kehidupan bersama
dengan tujuan tertentu yang sudah disepakati bersama. Untuk mencapai tujuan
itu, para manajer perlu mengarahkan, membina, dan mengkoordinasi anggota-
anggotanya, salah satu media penting dalam mengarahkan mereka, agar hati
mereka lebih mudah brgerak untuk maju adalah kesejahteraan. Mengenai
kesejahteraan personalia diuraikan. Personalia atau personil adalah orang-
orang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini di
sekolah/ madrasah dibatasi dengan sebutan pegawai. Oleh karena itu personil
sekolah/ madrasah tentu saja meliputi unsur practitioner yang disebut tenaga
edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administratif. Dari beberapa
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli manajemen tersebut, dapat
dirumuskan bahwa manajemen personalia yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan kegiatan- kegiatan dan pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi pengintegrasian dan pemeliharaan, agar tercapai
diberbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Daftar Pustaka

Annisa , N. A. (2017). Manajemen Peserta Didik. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5,


1332-142.

Aulia , S. D., Mela, S. S., Khoirun, N., Nur, K., & Fairuza, N. (2023). Konsep Dasar
Manajemen Peserta Didik. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 3698-3702.

Bambang, I. (2020). Implementasi Manajemen Peserta Didik. Jurnal Raden Fattah, 2, 149-
164.

Dr. Muhammad, K., Dian, S., & Rena, L. (2017). Manajemen Pendidikan. Grup Penerbitan Cv
Budi Utama, 1-169.

Fery, D. (2020). Implementasi Manajemen Personalia Pendidikan . Jurnal Manajemen


Pendidikan Islam, 137-154.

Ibrahim, N. (2017). Manajemen Kurikulum. Makkasar: Jurnal Iddarah.

Ir. Sere , S. D., & Widyaiswara , M. P. (2003). Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan. 1-
22.

Jaja, J., Heri, K., & Hany, N. J. (2018). Manajemen Siswa. Jurnal Islamic Education
Manajemen, 171-180.

Mohamad, M. (2020). Memahami Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 744-750.

Muhammad, Z. (2017). Manajemen Personalia Lembaga Pendidikan Islam. Lombok Timur:


Pendidian Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah.

Murniati, Bahrun, & Iskandar. (2016). Manajemen Kurikulum Siswa. Jurnal Administrasi
Pendidikan, 4, 93-102.

Prof. Dr. , S. (2015). Manajemen Organisasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Riri, S. (1993). Manajemen Personalia I. Padang: Ikip Padang.

Romdloni . (2017). Manajemen Personalia. Oku Timur: Usaha Nasional, 1980.

Taqwa. (2016). Pendekatan Manajemen Siswa. Journal Education Management, 1, 48-55.


Taufik, R. S. (2017). Implementasi Manajemen Kurikulum. Cepu: Universitas Darussalam
Gontor.

Wahyudi, W., Muslihah, E., & Permana, N. S. (2020). Pengertian Ruang Lingkup Manajemen.
Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara, 11-122.

Yoga, P., Sugeng, R., & Herlina, R. W. (2016). Komponen Manajemen Pendidikan. Semarang.

Dr. H. Anis, F. (2020). Ilmu dan Manajemen Pendidikan. Tanggerang: Media Edukasi
Indonesia.
Luthfiyyah , S. (2018). Manajemen Kurikulum. Jurnal Islamic Education Manajemen, 3, 202-
208.
Prof. Dr. H. Andi Rasyid, P. (2017). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Celebes Media Perkasa.
Rian, A. F. (2017). Pengaruh Manajemen Kesiswaan. Jurnal Pendidikan Universitas Garut,
11, 1-8.
Rifki, F. M., & Jaka, S. (2016). Pengaruh Fungsi Manajemen. Jurnal Ilmu Pertanian dan
Peternakan, 4, 157-166.
Syaiful, B. (2022). Manajemen Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan,
4, 94-100.
Syamsul, H. (2019). Manajemen Personalia Pada Pendidikan Menengah. Jurnal Al-Amin, 4, 1-
15.

Anda mungkin juga menyukai