Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA


PENDIDIKAN NON FORMAL

Dosen Pengampu :

Bapak Faridi

Disusun Oleh :

Mohammad Jiddan Imaduddin (202210010311044)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Lembaga Pendidikan Nonformal

1. Hakikat Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “manus” yang artinya “tangan” dan “agere”
yang berarti “melakukan”. Kata-kata ini digabung menjadi “managere” yang bermakna
menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa yang diinginkan dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada (Asmendri 2012: 1). Manajemen menurut
Terry (1986) adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan
tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber lainnya Menurut Harsey dan Blanchard (1988:
4) manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya
lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas manajerial.

Manajemen dalam artian sempit sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi
secara sistematis dengan tujuan supaya dapat menyediakan keterangan serta memudahkan
memperolehnya kembali secara keseluruhan dalam hubungan satu sama lainnya. Dari
pemikiranpemikiran para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan ilmu
dan seni dalam mengatur, mengendalikan, mengkomunikasika dan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen
(Planing, Organizing, Actuating, Controling) agar organisasi dapat mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.

Kata lain yang semakna adalah pengelolaan. Secara etimologi pengelolaan berasal dari
kata “kelola” yang berartimengusahakan; menyelenggarakan; dan mengurus. Kata ini
mendapat imbuhan pe-an maka menjadi pengelolaan yang berarti penyelenggaraan atau
pengusahaan.(Wojowasito, 2008). Sedangkan pengertian pendidikan, Marimba mengatakan
pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama,
(Ahmad, 1999).

Pengelolaan pendidikan dapat dimaknai se.bagai suatu upaya dalam melakukan kelola dan
mengelola segala sesuatu yang ada, serta menentukan proses pendidikan. Pengelolaan
pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksananaan, pengendalian dan pengembangan segala
komponen yang ada di dalam sistem pendidikan, terutama komponen dari Sumber Daya
Manusia (SDM) nya.(Danhas, 2021).

Pengelolaan pendidikan juga dapat dipahami sebagai sebuah rangkaian kegiatan dalam
merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala
upaya didalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan.(Sukito, 2008).

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pendidikan adalah serangkaian
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan
mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber
manusia,sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara fungsi
pengelolaan pendidikan, yakni: fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan
pengawasan.

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan (education) secara semantik berasal dari bahasa yunani paidagogia yang
berarti pergaulan dengan anak-anak. Pedagogos adalah seorang nelayan atau bujang dalam
zaman yunani kuno yang pekerjaannya menjemput dan mengantar anak-anak ke dan dari
sekolah. Selain itu, di rumahnya anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan para
paedagogos. Istilah ini berasal dari kata paedos yang berarti anak, dan agogos yang berarti
saya membimbing atau memimpin.

Menurut Langeveld (1971: 5) pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan,


dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih
tepat membantu anak agar cukup, cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh ini
datangnya dari orang dewasa (orang yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku,
putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
Dalam perspektif keindonesiaan, pengertian, fungsi, dan tujuan pendidikan dirumuskan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3
“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, dan akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

3. Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan menurut Purwanto (1970: 9) adalah semua kegiatan sekolah dari
yang meliputi usaha-usaha besar, seperti mengenai perumusan policy, pengarahan usaha-
usaha besar, koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol perlengkapan, dan seterusnya
sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga sekolah dan sebagainya.
Menurut Usman (2004: 8) manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber
daya pendidikan untuk mewujudkan suasana’ belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah
suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama
sekelompok manusia Modul Manajemen Pendidikan Non Formal 64 yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya,
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen agar
tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
4. Lembaga Pendidikan Non Formal

Menurut Abu Ahmadi mengartikan lembaga pendidikan non formal kepada semua
bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan terencana diluar
kegiatan lembaga sekolah (lembaga pendidikan formal) dengan tetap menumbuhkan nafas
Islami di dalam proses penyelenggaraannya.

Menurut Gerhana Sari Limbong yang mengkutip pernyataan Muhammad Dahrin, lembaga
pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar lembaga pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Selanjutnya dalam Undang-Undang
SISDIKNAS dijelaskan bahwa pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah atau pelengkap.

Lembaga pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional. Pendidik atau guru pada lembaga pendidikan nonformal adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Ini tertuang dalam UndangUndang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1,
Ketentuan Umum pasal 1 ayat 5. Peserta didik dalam hal ini adalah masyarakat luas.

Pendidikan non formal juga dikelompokkan ke dalam pendidikan luar sekolah yang hal ini
diatur dalam PP No. 73 tahun 1991. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah baik dilembagakan maupun tidak. Yang termasuk jalur Modul
Manajemen Pendidikan Non Formal 65 pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah baik di lembaga pemerintah, non pemerintah, maupun sektor
swasta dan masyarakat.

B. Modal Pengelolaan dan Peningkatan dalam melaksanakan Pendidikan Nonformal

Prinsip-prinsip pelaksanaan manajemen pendidikan nonformal ini bisa dikategorikan


sangat penting karena perannya melibatkan banyak sumber daya manusia/orang. Dalam
prinsi-prinsip pelaksanaan manajemen pendidikan nonformal ini pada dasarnya sama dengan
prinsip pelaksanaan manajemen pendidikan formal dan informal, maka dari itu prinsip-prinsip
pelaksanaan manajemen pendidikan nonformal yaitu:

a) Pembagian Kerja Pembagian kerja diantara semua orang yang bekerja sama dalam
suatu usaha tersebut menjadi sangat penting. Tujuan pembagian kerja adalah agar
dengan usaha yang sama dapat diperoleh hasil kerja yang terbaik yang sesuai dengan
bidang keahliannya masing-masing.
b) Wewenang dan Tanggung Jawab Setiap orang yang telah diserahi tugas dalam sesuatu
bidang pekerjaan tertentu dengan sendirinya memiliki wewenang untuk membantu
memperlancar tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab. Akan tetapi sebaliknya,
semua wewenang tentu harus disertai tanggung jawab terhadap atasan atau terhadap
tujuan yang hendak dicapai.
c) Disiplin Sebuah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerja yang akan
menaikkan mutu hasil kerja sebuah usaha. Hakekat dari kepatuhan adalah disiplin,
yakni melakukan apa yang sudah disetuji Modul Manajemen Pendidikan Non Formal
70 bersama antara pimpinan dan petugas atau para pekerja, baik persetujuan yang
tertulis lisan maupun yang berupa peraturanperaturan atau kebiasaan-kebiasaan.
d) Kesatuan Perintah Kesatuan perintah artinya perintah berada di tingkat pimpinan
tertinggi kepada bawahannya.
e) Kesatuan Pengarahan Meskipun organisasi selalu terdiri atas berbagai bidang,
wewenang dan tanggung jawab seluruh pelaksanaan kegiatan diarahkan pada satu
tujuan organisasi.
f) Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum Prinsip ini
berkaitan dengan kepentingan organisasi yang harus didahulukan dari pada
kepentingan pribadi.

Adapun prinsip manajemen yang pada dasarnya yaitu:

1. Prinsip Efesiensi dan Efektivitas

2. Prinsip Pengelolaan

3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan

4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif

5. Prinsip Kerja Sama

Untuk meningkatkan efektifitas pendidikan non formal dalam pengembangan kualitas


manusia perlu dilakukan para penyelenggara pendidikan nonformal, maupun komunitas
pendidikan nonformal.

Pertama, perlu menata konsep yang tepat tentang program-program pendidikan


nonformal. Kedua, perlu merencanakan program pendidikan nonformal berbasis kebutuhan
nyata warga sasaran. Ketiga, penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan nonformal secara
tekun dan berkelanjutan dengan prinsip-prinsip manajemen yang tepat guna, secara lebih
singkat dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan efektivitas pendidikan nonfornal dalam
pengembangan kualitas manusia maka diperlukan upaya penataan ketenagaan PNF menjadi
lebih profesional yang mampu menata konsep yang tepat tentang PNF dan dapat
merencanakan program PNF yang berbasis kebutuhan dan membangun kelembagaan PNF.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmendri. 2012. Teori Dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan


Sekolah/Madrasah. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.

Haidar Putra Daulay. (2002). Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional.
Medan; IAIN Press.

Hersey, P. & Blanchard, K. H. 1988. Management of Organizational Behavior:


Utilizing Human Resources. (5th Edition). Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.

Modul Manajemen Pendidikan Non Formal 80 Langeveld. 1971. Paedagogik


Teoritis/Sistematis. Jakarta: FIP-IKIP

Limbong, Gerhana, Sari. 2018. Peranan Pendidikan Islam Non Formal di Indonesia.
Makalah Pasca IAIN Sumut Medan.

Nawawi, Hadari. 1983. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

PP No.73 Tahun 1991. Pendidikan Non Formal.

Purwanto, M Ngalim. 1970. Administrasi Pendididikan. Jakarta: Mutiara.

Rahmat, Abdul. 2017. Manajemen Pendidikan Non Formal. Jawa Timur: Penerbit
Wade.

Terry, George R. 1986. Asas-Asas Manajemen. Terjemahan Winardi. Bandung:


Alumni.

Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003. Bab 1 dan 3. Pendidikan Non


Formal.

Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003. Bab 1 dan 5. Lembaga Pendidikan


Non Formal.

Usman, Husaini. 2004. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta Press.

Anda mungkin juga menyukai