Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS MANAJEMEN PENDIDIKAN

1. Jika keuangan kurang dalam pengelolaan pendidikan maka sistem yang berjalan dalam manajemen
pendidikan tidak berjalan dengan optimal, sebagaimana sekolah memiliki kewenang mencari dan
memanfaatkan sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah, mengingat dunia pendidikan
biasanya dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apalagi semenjak kondisi krisis menerpa
perekonomian Indonesia. Karena komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan
proses belajar mengajar disekolah bersama komponen-komponen lain tidak berjalan dengan secara efektif
karena dana yang penyelengaraan pendidikan , keuangan (yang didalamnya mencakup pembiayaan)
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.

2. Jika sekolah tidak ada system manajemen maka sekolah tersebut tidak akan menghasilkan produk
(siswa) yang berkualitas karena jelas dalam penddidikan (sekolah) terdapat sistem/kegiatan yang mengelola
dan menghasilkan siswa yang berkualitas, sedangkan system merupakan keseluruhan yang terdiri dari
bagian-bagian yang selalu berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran
sesuai dengan tujuan. Dan jika manajemen pendidikan tidak ada dalam sekolah bagaiaman kita bias
mengatur suatu sistematik pendidikan yang benar dan manajemen pendidikan itu harus ada supaya
mengatur suatu pendidikan yang efektif dan efisian.

3. Jika dalam manajemen pendidikan tidak ada perencanaan maka system pendidikan di sekolah tersebut
tidak akan berkembang, karena sesuai dengan fungsi dari pada perencanaan ialah sebagai keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di mas dating
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada sebuah kata-kata bijak yang mengatakan“
jika seseoran ggagal dalam merencanakan suatu perencanaan maka sesungguhnya dia telah merencanakan
kegagalannya. karena dalam pilar manajemen pendidikan sudah dicantumkan perencanaan jadi dalam
melakukan sebuah kegiatan yang jelas harus ada perencanaan terlebih dahulu

4. Jika pemimpin otoraktis maka dapat membelokkan organisasi menuju kegagalan, serta organisasi yang
berjalan tidak akan berlangsung dengan efektif dan efisien. Sebagaimana pemimpin yang otoraktis
menganggap organisasi sebagai milik pribadi dan tidak mau menerima saran dan kritik.

5. Jika tidak ada perubahan dalam diri kita maka tidak akan tercipta kualitas diri, sehingga dalam hal ini
diperlukan sebuah motivasi/dorongan untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik, sebagaimana Tuhan
telah menciptakan hambanya dengan kemampuan yang berbeda-beda.

6. Jika terjadi konflik interpersonal maka akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota
organisasi yang tidak bias tidak akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.Karena
setiap ruang social dengan berbagai komplek sitasinteraksi individu, di dalamnya memiliki potensi untuk
memunculkan konflik.

7. Jika fungsi manajemen ada 5, jika tidak ada perencanaan maka system pendidikan di sekolah tersebut
tidak akan berkembang, karene perencaan adalah awal dari semua kegitan sehingga berkembangan dengan
baik.

8. Karena sesuai dengan fungsi dari pada perencanaan ialah sebagai keseluruha proses pemikiran dan
penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di mas datang dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Ada sebuah kata-kata bijak yang mengatakan“ jika seseorang gagal
dalam merencanakan suatu perencanaan maka sesungguhnya dia telah merencanakan kegagalannya.

9. Jika tidak ada motivasi maka tidak akan percaya diri dalam mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya serta tidak akan adanya suatu perubahan menjadi lebih baik dalam diri seseorang, Karena
motivasi adalah proses mendorong kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang atau kelompok untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

10. Jika salah satu ruang lingkup manajemen tidak terpenuhi maka proses organisasi tidak akanberjalan
sesuai yang diharapkan, sebagaimana ruang lingkup manajemen ada7, diantaranya tatausaha, perbekala,
keuangan, kesiswaan, kurikulum, kepegawaian, dan hubungan dengan masyarakat, yang dimana ruang
lingkup manajemen ini sangat berkaitan guna untuk mencapai tujuan bersama.

11. Jika tidak ada perbekalan dalam ruang lingkup manajemen maka proses pendidikan atau pengajaran di
sekolah tidak akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan, karena manajemen perbekalan mempunyai
fungsi mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memeberikan kontribusi secara
optimal dan bermanfaat pada jalannya proses pendidikan.

12. jika di kelas tidak dibuat komisaris maka kondisi kelas tidakakan terawatt dan siswa yang berada dalam
kelas tersebut tidak akan merasa nyaman, disinilah pentingnya seorang guru membentuk sebuah komisaris
untuk pesertadidik agar mereka peduli terhadap kebersihan, sehingga akan tercipta suasana belajar yang
menyenangkan.

13. Jika organisasi berupa lembaga pendidikan maka organisasi tersebut harus mewujudkan sebuah
kemitraan dalam pendidikan sebagai bentuk kerja sama saling menguntungkan antar pihak dengan
menempatkan pihak dalam posisi yang sederajat. Dengan demikian, sebagai organisasi, sebuah lembaga
pendidikan dapat mengembangkan visi dan misi organisasi dengan jelas, dapat merumuskan tujuan
pendidikan dengan baik dan terukur ketercapaiannya, juga mampu merumuskan langkah strategis dan
operasional proses pendidikan.

14. Jika tidak ada manajemen perubahan maka sulit suatu organisasi mendapatkan keberhasilan, segala
yang sudah di rencanakan sepertihalnya perubahan dalam tanggung jawab pekerjaan untuk disesuaikan
dengan struktur-struktur baru atau merancang kembali (redesain).

15. Jika manajemen pendidikan tidak ada maka proses pendidikan tidak berjalan dengan efektif dan efisien,
didapatkan dengan melakukan pengelolaan manajemen pendidikan agar terarah dan terencana sesuai
dengan sasaran yang hendak dicapai. Karena manajemen adalah seseorang yang mengatur, membuat
sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan mendaya gunakan seluruh sumber daya alam yang
kompetensi pemimpin sangat menentukan arah dan mencapai sebuah satuan pendidikan bagaimana
mengelolah elemen-elemen dan potensi yang dimiliki terlebih diera otonomi pendidikan.

16. Jika ruang lingkup tatausaha pendidikan mengalami kegagalan maka kegiatan organisasi tidak akan
berlangsung dengan baik sebagai mana mestinya, kinerja sebuah manajemen harus diarahkan pada upaya
terwujudnya sinergitas yang harmonis di antara unsur-unsurny adengan melibatkan secara aktif segenap
komponennya.

KESIMPULAN
Manajemen sering didefinisikan sebagai "pencapaian tujuan melalui orang lain". Maksudnya adalah
pertama berkaitan dengan "pencapaian tujuan".Manajemen selalu berkaitan dengan sebuah usaha untuk
mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata sebuah posisi atau jabatan di dalam perusahaan.Kedua
adalah berkaitan dengan aspek "melalui orang lain". Sebagaisebuahaktivitas, manajemen selalu
menyangkut orang-orang lain, yaknibawahan-bawahan; dan pada usaha untuk mengarahkan atau
mengkoordinasi kerja dari orang-orang tersebut.
Secara umum fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), kegiatan (actuating), pengawasan (contolling), dan penilaian (evaluation). Selanjutnya dalam
manajemen pendidikan terdapat sebuah ruang lingkupnya, salah satu bagian dari organisasi manajemen
pendidikan diantaranya, tatausaha, perbekala, kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan
hubungan dengan masyarakat.Keberhasilan sebuah manajemen pendidikan sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepalasekolah yang dimaksud adalah kemampuannya bekerja sama dengan dan atau melalui
komunitasnya untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
Disamping itu motivasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat kemampuan pemimpin untuk
mendorong perilaku bawahan serta berkaitan pula dengan kemampuan organisasi dalam menyediakan
reward dan punishment yang berkaitan dengan upaya motivasi yang dilakukan oleh suatu organisasi. Setiap
ruang social dengan berbagai komplek sitasinteraksi individu, di dalamnya memiliki potensi untuk
memunculkan konflik, untuk mengatasi konflik diperlukan pihak yang dapat bersikap netral dalam
mengambil sebuah keputusan sehingga konflik dalam manajemen dapat diatasi dan diarahkan kearah yang
lebih baik.
Terkait dengan manajemen pendidikan diperlukan juga sebuah manajemen perubahan artinya meredsain
(merancang kembali) merupakan suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan,sarana dan
sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruh perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari
perubahan tersebut. Dikatakan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorangakan mewujudkan sesuatu
perilaku yang di arahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.Tak terlepas dari manajemen
perubahan kemitraan dalampen didikan pun juga sangat berkaitan dengan tercapainya suatu tujuan yang
efektif dan efisien.Sebagaimanadasar-dasar dari kemitraan itu sendiri diantarnya, kepercayaan, kerjasama
dan keteguhan. Perlu kita ketauhi manajemen itu adalah sesorang yang mengatur, membuat sesuatu menjadi
seperti yang diinginkan dengan mendaya gunakan seluruh sumber daya yang ada kopetensi pemimpin
sangat menentukan arah dan mencapai sebuah satuan pendidikan bagaimana mengelola elemen-elemen dan
potensi yang dimiliki terlebih di Era otonomi pendidikan. Manfaat dan tujuan manajemen pendidikan
1) Terwujudnya suasana belajar dan pembelajaran yang aktif. Inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangankan (PAKEM).
2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangankan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dan teratasinya masalah mutu penddikan.
PENERAPAN MANAJEMEN KASUS

APA dan Mengapa Case Management?

Pengertian, konsep, dan kerangka kerja case management secara holistic.


Case Management:
Sebuah metode pendekatan secara individu yang menjelaskan setiap akses pemberian pelayanan yang
ditujukan agar “seseorang” dengan permasalahan kompleks dapat memperoleh akses pelayan yang
dibutuhkan secara tepat.

Case Management juga merupakan sebuah peta yang menuntut kita, memulai pelayanan dari konsep dasar
pertama untuk membantu individu secara holistik .
Kerangka Kerja Case Management :

1. Analisis Kebutuhan (assessment)


2. Pembentukan Relasi Bantuan
3. Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok kecil (KPP, Konseling, dll)
4. Perencanaan strategi sesuai dgn kebutuhan seseorang
5. Intervensi dgn seseorang
6. Laporan kasus untuk monitoring kualitas
7. Evaluasi Dampak
8. Merencanakan Advokasi untuk Kesinambungan

Analisis Kebutuhan
a. Pahami permasalahan
b. Ketahui kelompok sasaran dan profil
c. Identifikasi kebutuhan

Pembentukan Relasi Bantuan


a. Penghargaan terhadap pribadi seseorang dan lingkungan
b. Membangun hubungan personal dan lingkungan dengan ekspresi perasaan yang bertujuan (empati)
c. Penerimaan
d. Nonjudgement (sikap tidak menghakimi)
e. Menghargai proses pilihan dan hasil keputusan individu
f. Kerahasiaan

Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok kecil


Komunikasi untuk perubahan perilaku

Konseling dasar

Pemecahan masalah
Perencanaan strategi sesuai dgn kebutuhan seseorang
a. Peran-peran CM dalam pelaksanaan
b. Mengidentifikasi sistim akses kepada pelayanan holistic Intervensi dgn seseorang
a. Kelola berdasarkan perencanaan
b. Bangun iklim jaringan yang positif dan focus pada perkembangan kebutuhan individu akan akses
pelayanan
c. Membuat laporan untuk monitoring hasil
d. Tanggapi umpan balik dengan cepat dan tepat

Anda mungkin juga menyukai