Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

ANALISIS KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KARAKTER BANGSA


INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : FITRIA NURULAENI, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

MUTHIA MEISYA LAVIL (NIM: 20200100005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NUSA PUTRA

SUKABUMI

2022
ANALISI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KARAKTER BANGSA
INDONESIA

Kurikulum 2013 bertujuan untuk memperbaiki kurikulum dan menjadikan kualitas


pendidikan di negara kita menjadi lebih baik, dan dengan adanya kurikulum 2013 diharapkan
mampu membuat masyarakat Indonesia menjadi produktif, kreatif, inovatif dan efektif
dengan memperkuat sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Terwujudnya
harapan ini sangat diapresiasi, besar pengaruhnya dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut
berkaitan dengan penggunaan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas
siswa, presentasi, fasilitas dan asal mula pembelajaran, lingkungan akademik yang aman, dan
keterlibatan komunitas sekolah.

Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi berharap dapat mengubah model
pendidikan dari berorientasi pada hasil dan materi menjadi berorientasi pada pendidikan
melalui pendekatan tematik yang dipadukan dengan pengajaran kontekstual (Contextual
Teaching/CTL). Oleh karena itu, pembelajaran wajib melibatkan siswa sebanyak mungkin,
memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi dan menghasilkan kapasitas dengan
mengeksplorasi berbagai gaya belajar, macam potensi, dan kebenaran secara ilmiah. buat itu,
perlunya kreativitas seorang pengajar agar bisa menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi
peserta didik. Tugas guru tidak hanya menyampaikan berita pada siswa, tetapi wajib kreatif
memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate learning) kepada semua peserta didik.

Dari hasil analisis, bahwa pada prinsipnya pengembangan sebuah budaya dan karakter bangsa
ini tidak termasuk ke dalam pokok bahasan kurikulum 2013. Akan tetapi nilai karakter
bangsa ini di integrasikan ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya yang ada
di sekolah. Oleh karena itu, tugas seorang guru dan sekolah yang perlu mengintegrasikan
nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam
sebuah Kurikulum, Silabus, dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.

Nah dari uraian di atas, yang termasuk ke dalam kompetensi yang akan di capai melalui
kurikulum 2013 ini yaitu berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa yang dapat dilihat
melalui cakupan kompetensi lulusan yang telah dirancang. Dari hasil tinjauan mengenai
cakupan kompetensi lulusan dari kurikulum 2013, sangat nampak secara jelas bahwa
kurikulum ini sangat memperhatikan sekali bagaimana membentuk karakter bangsa yang
unggul untuk menghadapi segala tantangan masa depan melalui peningkatan sebuah mutu
kompetensi lulusannya.

Prinsip belajar yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013 mengenai pendidikan
karakter bangsa Indonesia yaitu berupaya agar siswa mengakui dan menerima nilai-nilai
budaya dan bangsa sebagai karakternya sendiri dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya dengan mengidentifikasi tahap yang dipilih, mengevaluasi pilihan, membuat
keputusan, dan kemudian lakukan nilai yang sesuai dengan percaya diri. Dengan prinsip ini,
Siswa belajar dengan berpikir, Berperilaku, dan berbuat. ketiga proses ini berniat untuk
mengembangkan kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan sosial dan dorongan
bagi siswa melihat diri sendiri sebagai makhluk Sosial.

Untuk mencapai kualitas yang telah ditetapkan dalam sebuah dokumen kurikulum, kegiatan
Pembelajaran membutuhkan penggunaan prinsip-prinsip sebagai berikut:

(1) berpusat pada siswa,

(2) Mengembangkan kreativitas siswa,

(3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang,

(4) mengandung nilai, etika, estetika, logika, dan kinestika,

(5) menyediakan pengalaman belajar yang bervariatif melalui penerapan dari berbagai
strategi dan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan
pastinya bermakna.

Di dalam sebuah pembelajaran, ditinjau dari karakter bangsa Indonesia melalui kurikulum
2013 bahwa siswa itu didorong untuk menemukan sendiri serta mentransformasikan isu
kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah terdapat pada ingatannya, dan
melakukan pengembangan menjadi sebuah informasi atau kemampuan yang sesuai
menggunakan lingkungan dan jaman daerah serta ketika dia hidup. Kurikulum 2013
menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tak dapat dipindahkan begitu saja berasal
pengajar ke peserta didik. peserta didik merupakan subjek yang mempunyai kemampuan
untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, serta menggunakan pengetahuan.
untuk itu pembelajaran wajib berkenaan menggunakan kesempatan yang diberikan pada
siswa buat mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. agar benar-benar tahu
serta dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong buat bekerja memecahkan
persoalan, menemukan segala sesuatu buat dirinya, serta berupaya keras mewujudkan idenya.

Seorang pengajar memberikan kemudahan untuk proses ini, menggunakan berbagi suasana
belajar yang memberi kesempatan siswa buat menemukan, menerapkan inspirasi-pandangan
baru mereka sendiri, menjadi sadar serta secara sadar memakai seni manajemen mereka
sendiri buat belajar. pengajar membuatkan kesempatan belajar pada peserta didik buat meniti
anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan
dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran
harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.

Kebajikan kurikulum 2013 ditinjau dari karakter bangsa Indonesia terdiri atas sejumlah
nilai, moral, serta norma. seperti jujur, berani bertindak, dapat dianggap, serta hormat kepada
orang lain. interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter warga dan
karakter bangsa. Kurikulum 2013 ditinjau dari karakter bangsa Indonesia ini banyak
mengandung nilai, etika dan norma. Seperti kejujuran, berani bertindak, perhatian,
menghargai orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain mengembangkan karakter
warga negara dan karakter bangsa.
Oleh karena itu, pembangunan karakter bangsa hanya dapat dicapai melalui pengembangan
karakter individu. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosiokultural yang
eksklusif, perkembangan kepribadian seseorang hanya dapat berlangsung dalam lingkungan
sosiokultural yang bersangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya
dapat dilakukan dalam proses pendidikan yang tidak memisahkan peserta didik dari
lingkungan sosial, budaya kewarganegaraan dan budaya bangsa. Lingkungan sosial budaya
negara adalah Pancasila, sehingga pendidikan budaya dan karakter bangsa harus sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, budaya dan karakter bangsa terpelajar adalah
mengembangkan nilai-nilai Pancasila di diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan
fisik.

Anda mungkin juga menyukai