Anda di halaman 1dari 8

JURNAL NOMOSLECA

Volume 4 Nomor 1, April 2018

GAYA KOMUNIKASI DALAM BINGKAI KEPEMIMPINAN BAGI


FIGUR PEREMPUAN
Studi Kualitatif tentang Gaya Komunikasi dalam Bingkai Kepemimpinan bagi Perempuan di
Lembaga Kajian Bahasa

Ditha Prasanti, Sri Seti Indriani

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran


dithaprasanti@gmail.com

Abstract
Good leadership requires competence in communicating with members, how to communicate
the leadership of an organization or institution to achieve its goals. In this modern society,
more and more women become leaders in their organization which in some parts of society in
Indonesia, It is still rare to find women responsible. This study aims to find out more about
responsible women in an institution / organization that focuses on how they communicate
with their members to achieve goals, so that the title that emerges in this research is
"Communication Style in the Frame of Leadership for Women". The focus of this research is
to know the style of leadership communication on the female figure. The research used
qualitative approach with case study method. Data collection techniques used were in-depth
interviews, documentation studies and observation. The fourth informants were chosen by
purposive sampling technique. The results showed that leadership style of communication in
this female figure include informative style; directing; confirm; participate; granting
delegations; remind; and evaluation.

Keywords: Communication Style, Leadership, Women, Institute of Language Studies

Abstrak

Kepemimpinan yang baik membutuhkan kompetensi dalam berkomunikasi dengan


anggotanya, cara dalam mengkomunikasikan kepemimpinan sebuah organisasi atau institusi
mencapai tujuannya. Dalam masyarakat modern ini, semakin banyak perempuan menjadi
pemimpin dalam organisasinya yang di beberapa bagian masyarakat di Indonesia, Masih
jarang ditemukan perempuan yang bertanggung jawab. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui lebih banyak tentang perempuan yang bertanggung jawab di sebuah institusi /
organisasi yang berfokus pada bagaimana mereka berkomunikasi dengan anggotanya untuk
mencapai tujuan, sehingga judul yang muncul dalam penelitian ini adalah "Gaya Komunikasi
dalam Bingkai Kepemimpinan bagi Perempuan di Lembaga Kajian Bahasa”. Fokus penelitian
ini adalah untuk mengetahui gaya komunikasi kepemimpinan pada sosok perempuan di
lembaga kajian bahasa yang berada di Bandung. Penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi. Adapun 4 informan dipilih dengan
teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya komunikasi
kepemimpinan pada sosok perempuan ini meliputi gaya menginformasikan; mengarahkan;
mengkonfirmasi; berpartisipasi; pemberian delegasi; mengingatkan; dan evaluasi.

Kata kunci: Gaya Komunikasi, Kepemimpinan, Perempuan, Lembaga Kajian Bahasa

683
Ditha Prasanti, Sri Seti Indriani

PENDAHULUAN laki dan perempuan) yang kemudian


menempatkan perempuan pada kondisi
Kepemimpinan merupakan aspek yang tidak menguntungkan, walaupun
yang berada dalam satu kesatuan dengan perempuan adalah sumber daya manusia
organisasi. Kita sering mendengar istilah yang bahkan di seluruh dunia jumlahnya
jiwa kepemimpinan, padahal tidak terlihat jauh lebih besar daripada laki-laki.
wujudnya secara fisik. Tetapi Pada perkembangan sekarang
kepemimpinan ini sudah bersatu dalam diri sudah banyak bermunculan
seseorang. Tidak semua orang memiliki perempuansebagai pemimpin dalam
kepemimpinan yang baik, apalagi jika kita berbagai bidang, sehingga perempuan
membedakannya dari segi gender. Baik mempunyaitugas tambahan yaitu selain
laki-laki maupun perempuan, tentu tidak sebagai ibu rumah tangga juga sebagai
menjadi penghalang jiwa kepemimpinan pemimpin.Reformasi di Indonesia telah
itu dimiliki oleh seorang individu. Pada era memberikan harapan yang besar bagikaum
ini, penulis mengamati mulai perempuan yang selama ini terpasung
berkembangnya era kepemimpinan yang dalam segala hal. Kebangkitankaum
didominasi oleh perempuan. Inilah yang perempuan dalam era globalisasi pola
menjadi fokus penelitian penulis dengan kehidupan telah membawa perubahan
mengangkat sebuah institusi kajian bahasa dalam perkembangan pembangunan. Pada
di Bandung. masa saat ini, pada diriperempuan melekat
Gaya kepemimpinan diartikan multi peran, tidak lagi terpaku pada
sebagai perilaku atau cara yang dipilih peranan menjadi istriatau ibu semata-mata,
dandipergunakan pemimpin dalam tetapi telah terorientasi pada pemanfaatan
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, kualitaseksistensinya selaku manusia
dan perilaku organisasinya. Gaya (Fitriani: 2015).
kepemimpinan juga diartikan sebagai cara Menurut Nurkolis (2003),
seorang pemimpin mempengaruhi perilaku kepemimpinan adalah proses memengaruhi
bawahan, agar mau bekerjasama dan atau memberi contoh oleh pemimpin
bekerja secara produktif untuk mencapai kepadapengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi (Mathis: 2003). tujuan organisasi selanjutnya definsi lain,
Penelitian yang telah dilakukan yang cukup sederhana, diajukan oleh
Fitriani (2015) menceritakan tentang gaya Mullins, bahwa kepemimpinan adalah a
kepemimpinan seorang perempuan. Dalam relationship through which one person
penelitiannya, dijelaskan pula bahwa influencesthe behaviour or actions of other
dalam sebuah organisasi atau institusi, people. Definisi Mullins menekankan pada
dominasi pria sebagai pemimpin memang konsep “hubungan” yang dimana melalui
masih begitu kuat. Padahal kenyataannya, seseorang mempengaruhi perilaku atau
wanita pun mempunyai potensi yang tidak tindakan orang lain. Kepemimpinan dalam
kalah dengan pria dalam hal memimpin. tersebut dapat berlaku baik di organisasi
Kepemimpinan, tidak mungkin bisa formal, informal, ataupun non formal.
terlepas dari individu yang berperan Dalam penelitian sebelumnya yang
sebagai pemimpin itusendiri. Banyak yang telah dilakukan oleh penulis, Prasanti
menghubungkan antara kemampuan (2018) juga menemukan adanya pola
individu dalam memimpin dengan komunikasi figur perempuan dalam
aspekbiologis yang melekat pada diri sang kepemimpinan pendidikan islam. Hasil
pemimpin yaitu berdasarkan pada penelitian ini menunjukkan posisi
perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam kepemimpinan sebuah
perempuan. Hal tersebut kemudian lembaga pendidikan islam, yaitu
mengakibatkan timbulnya istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
ketimpangan gender (jenis kelamin laki- Posisi perempuan tersebut ditunjukkan

684
JURNAL NOMOSLECA
Volume 4 Nomor 1, April 2018

melalui pola komunikasi figur perempuan komunikasi kepemimpinan dalam figur


dalam kepemimpinan pendidikan Islam di perempuan tersebut pada lembaga
lembaga tersebut memiliki ciri khas pendidikan. Fenomena ini merupakan
tertentu yang berbeda dengan lembaga masalah yang menarik untuk diteliti.
lainnya. Pola komunikasi verbal yang Peneliti Berdasarkan fenomena tersebut,
dilakukan oleh kepala sekolah yaitu peneliti tertarik untuk mengangkat
seorang perempuan melalui sekretarisnya penelitian tentang ”Gaya Komunikasi
laki-laki, menggunakan bahasa verbal yang dalam Bingkai Kepemimpinan bagi
menerapkan nilai-nilai Islam. Dalam Perempuan”.
lembaga PAUD ini, segala keputusan
dipegang oleh sekretarisnya karena ajaran Gaya Komunikasi dalam Organisasi
Islam, laki-laki yang berwenang
Mempelajari organisasi adalah
memberikan keputusan dalam segala
mempelajari perilaku pengorganisasian dan
kegiatan di PAUD tersebut. Pola
inti perilaku tersebut adalah komunikasi
komunikasi nonverbal berupa pesan non
setelah mengetahui hakikat organisasi dan
verbal Islami diterapkan oleh kepala
komunikasi, maka kita dapat melihat arah
sekolah melalui konsep senyum, salam,
dan pendekatan yang ada pada komunikasi
sapa, dan sopan santun menjadi budaya
organisasi. ”Komunikasi organisasi lebih
dalam lembaga pendidikan Islam tersebut
dari sekedar apa yang dilakukan orang-
(Prasanti: 2018).
orang, komunikasi organisasi adalah suatu
Berbeda halnya dengan beberapa
disiplin ilmu yang dapat mengambil
penelitian terdahulu di atas, penulis
sejumlah arah yang sah dan bermanfaat”
mengambil fokus penelitian yang lain
(Pace dan Faules, 2002:25).
disini yaitu mengenai gaya komunikasi
Analisis komunikasi organisasi
dalam bingkai kepemimpinan bagi
menyangkut penekanan atas banyak
perempuan. Dalam penelitian sebelumnya,
transaksi yang terjadi secara stimuli.
penulis mengangkat tentang kepemimpinan
Sistem tersebut menyangkut pertunjukan
perempuan dalam lembaga pendidikan
dan penafsiran pesan diantara puluhan
PAUD islam di mana segala keputusan
bahkan ratusan individu pada saat yang
didiskusikan dengan wakil kepala
sama, yang memiliki jenis-jenis hubungan
sekolahnya, laki-laki, bahkan seringkali
berlainan yang menghubungkan mereka
juga menyerahkan keputusan kepada wakil
dimana pikiran, keputusan dan perilakunya
kepala sekolahnya (Prasanti: 2018).
diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi,
Sedangkan dalam penelitian ini, penulis
dan aturan-aturan, yang mempunyai gaya
ingin mengetahui gaya komunikasi dalam
berlainan dalam berkomunikasi. Mengelola
bingkai kepemimpinan yang digunakan
dan memimpin yang dimotivasi oleh
figur perempuan.
kemungkinankemungkinan yang berada
Berdasarkan latar belakang
pada tahan perkembangan berlainan dalam
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
berbagai kelompok; yang memiliki iklim
penelitian ini. Kepemimpinan yang
komunikasi berbeda; yang mempunyai
berhasil membutuhkan komunikasi kepada
tingkat kepuasan berbeda dan tingkat
bawahannya dengan baik. Dalam hal ini,
kecukupan informasi yang berbeda pula;
gaya komunikasi kepemimpinan tentu
yang lebih menyukai dan menggunkan
digunakan untuk mencapai tujuan yang
jenis, bentuk, dan metode komunikasi yang
diinginkan dalam sebuah organisasi/
berbeda dalam jaringan yang berbeda;
lembaga. Bukanlah hal yang aneh lagi,
yang mempunyai tingkat ketelitian pesan
untuk era modern saat ini, kita bisa melihat
berlainan; dan yang membutuhkan
adanya lembaga atau organisasi yang
penggunaan tingkat materi dan energi yang
dipimpin oleh laki-laki dan perempuan.
berbeda 37 untuk berkomunikasi efektif.
Kita pun dapat melihat adanya gaya
”Interaksi diantara semua faktor tersebut,

685
Ditha Prasanti, Sri Seti Indriani

dan mungkin lebih banyak lagi disebut Menurut Sugiyono (2007: 1),
sistem komunikasi organisasi”. (Pace dan metode penelitian kualitatif merupakan
Faules, 2002:33) suatu penelitian yang digunakan untuk
Menurut Mulyasa (2002:165) gaya meneliti pada objek yang alamiah dimana
komunikasi didefinisikan sebagai peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
seperangkat perilaku antar pribadi yang teknik pengumpulan data dilakukan secara
terspesialisasi yang di gunakan dalam gabungan, analisis data bersifat induktif,
suatu situasi tertentu (a spesialized set of dan hasil penelitian kualitatif lebih
interpersonal behaviors that are used in a menekankan makna daripada generalisasi.
given situation). Setiap gaya komunikasi Penelitian kualitatif bertujuan
terdiri dari sekumpulan perilaku mempertahankan bentuk dan isi perilaku
komunikasi yang dipakai untuk manusia dan menganalisis kualitas-
mendapatkan respons atau tanggapan kualitasnya, alih-alih mengubahnya
tertentu dalam situasi yang tertentu pula. menjadi entitas-entitas kuantitatif
Kesesuaian dari satu gaya komunikasi (Mulyana, 2003: 150). Mengenai tipe
yang digunakan, tergantung pada maksud deskriptif, Jalaludin Rakhmat dalam buku
dari pengiriman (sender) dan harapan dari Metode Penelitian Komunikasi
penerima (receiver). menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif
Menurut Mulyasa (2002:165- 166), hanyalah memaparkan situasi atau
dalam melakukan komunikasi, pemimpin peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau
memiliki ciri khas masing-masing dalam menjelaskan hubungan, tidak menguji
memimpin organisasinya. Ada enam gaya hipotesis atau membuat prediksi”
komunikasi yang dilakukan oleh seorang (Rakhmat, 2002: 24).
pimpinan, yaitu: Teknik Pengumpulan Data
a. The controlling style Teknik pengumpulan data dalam penelitian
b. The equalitarian style kualitatif adalah dengan melakukan
c. The structuring style observasi, wawancara mendalam, dan studi
d. The dynamic style dokumentasi.
e. The relinguishing style 1) Observasi
f. The wibdrawal style 2) Wawancara
3) Studi Dokumentasi
METODE PENELITIAN Informan Penelitian
Teknik pengambilan informan dilakukan
Pendekatan penelitian yang dengan metode sampling purposive, yaitu
digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan informan sesuai dengan
pendekatan kualitatif dengan metode kebutuhan penelitian. Adapun informan
deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu dalam penelitian ini adalah:
metode dalam meneliti setatus sekelompok 1. ES, pendiri tunggal sekaligus penasehat
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, lembaga kajian bahasa
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu 2. IK, pemimpin lembaga kajian bahasa
kelas peristiwa pada masa sekarang. 3. SR, pengelola lembaga kajian bahasa
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah 4. PT, pengelola lembaga kajian bahasa
untuk membuat deskipsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. “Metodologi adalah proses,
prinsip, dan prosedur yang kita gunakan
untuk mendekati problem dan mencari
jawaban” (Mulyana, 2008: 145).

686
JURNAL NOMOSLECA
Volume 4 Nomor 1, April 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN sebagaimana seorang kepala sekolah pada


umumnya, yang kurang lebih
Gaya Komunikasi dalam Lembaga mengkoordinir kurrikulum pelajaran dan
Kajian Bahasa para guru dan staff yang bekerja disana. IK
Jika ditinjau secara konseptual, tidak sendiri dalam memanage sekolah
gaya komunikasi (communication style) tersebut, ia diperbantukan oleh dua
didefinisikan sebagai seperangkat perilaku perempuan lainnya yakni PT yang
antar pribadi yang terspesialisasi yang berurusan dengan kurrikulum dan
digunakan dalam suatu situasi tertentu (a pengawas akan jalannya sebuah sekolah,
specialized set of intexpersonal behaviors dan SR yang berurusan dengan
that are used in a given situation). Setiap administrasi, dan keuangan sekolah.
gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan Keempat informan tersebut
perilaku komunikasi yang dipakai untuk merupakan perempuan-perempuan yang
mendapatkan respon atau tanggapan masing-masing memiliki peran penting
tertentu dalam situasi yang tertentu pula. dalam menjalankan lembaga bahasa
Kesesuaian dari satu gaya komunikasi Inggris ini. Adapun struktur organisasi
yang digunakan, bergantung pada maksud yang terdapat dalam lembaga/sekolah
dari pengirim (sender) dan harapan dari bahasa inggris tersebut, struktur organisasi
penerima (receiver) (Efendi: 2001). tersebut dibuat agar masing-masing
Adapun gaya komunikasi yang memahami tanggung jawabnya serta untuk
terdapat dalam hasil penelitian ini meliputi: memperlancar jalur komunikasi yang
gaya memerintahkan; gaya mengingatkan; terjadi dalam organisasi tersebut, hal ini
gaya mengkonfirmasi; gaya berpartisipasi; bertujuan agar tidak terjadi tumpang tindih
gaya pemberian delegasi; gaya dan salah pengertian diantaranya.
mengingatkan; dan gaya evaluasi. Struktur organisasi yang ada juga
Wawancara dan pengamatan telah menunjukkan bahwa lembaga atau sekolah
dilakukan pada 4 orang perempuan yang bahasa Inggris tersebut kurang lebih
sama-sama bekerja di sebuah sekolah dipimpin oleh perempuan, dan setelah
bahasa Inggris. Setiap informan memiliki dilakukan wawancara dan pengamatan
tanggung jawab mereka pada divisi mereka terhadap keempat informan diatas (ES, IK,
masing-masing, yangmana memerlukan SR dan PT) ada kurang lebih tujuh gaya
kemampuan dalam memimpin. ES yang komunikasi kepemimpinan dalam figur
merupakan pendiri tunggal dari lembaga perempuan di lembaga pendidikan, yaitu:
pendidikan bahasa Inggris tersebut 1. Menginformasikan/Memerintahkan
memulai kiprahnya pada tahun 1992. Ia Gaya komunikasi yang
memulai dengan 5 murid dengan pertama dilakukan oleh para
menggunakan garasi rumah sebagai kelas, perempuan ini diawali dengan cara
dan kini pada tahun 2017, setelah 25 tahun menginformasikan sesuatu yang
ia sudah memiliki kurang lebih 800 murid harus dilakukan oleh anggota yang
aktif dengan 20 staff yang menjadi berada dibawah tanggung
tanggung jawabnya. jawabnya. IK memaparkan bahwa
IK yang merupakan putri tunggal gaya menginformasikan ataupun
dari ES karena pertambahan siswa dari memerintahkan suatu dilakukan
tahun ke tahun, kemudian dijadikan kepala dengan sopan dan santun dan
sekolah sejak tahun 2005, pengangkatan berhati-hati, sehingga tidak
tersebut pada awalnya hanya bersifat terkesan „bossy‟. Pengucapan
„status‟ karena salah satu syarat adanya seperti „please‟ dan „thank you’
sebuah lembaga pendidikan diperlukan tidak lupa digunakan setap kali
adanya seorang kepala sekolah. Namun, memerintahkan sesuatu.
pada akhirnya IK menjalankan tugasnya

687
Ditha Prasanti, Sri Seti Indriani

IK menceritakan bahwa eliciting ini berperan penting dalam


menjadi seorang pemimpi ingin tiap penugasan, hal ini dilakukan
lebih ditegaskan daripada menjadi untuk meminimalisasikan
seorang „boss‟, ia mengakui hal kesalahphahaman dalam
tersebut pada awalnya sulit menjalankan sebuah tugas. Contoh
dilakukan, karena pada awalnya ia ketika SR memberikan pengarahan
mulai menjadi seorang kepala kepada beberapa anggota
sekolah diusia yang muda, sehingga „Catroops‟;
pada awal kepemimpinannya, SR: ‘ so, what you need to do is to
banyak teguran bahwa cara come at 10 sharp on Sunday
penyampaian „perintah‟ terkesan morning, make sure the new
„bossy‟, namun seiring sejalan, ia students and parents enroll again
pun dapat mempelajari gaya by signing their names, ask them to
„memerintah‟ dengan sopan dan wait, after that at 10.30, they all
santun. PT pun pada awalnya must form a line, students go to
mengakui bahwa terkadang ia room E and parents go to room K.’
merasa „tidak enak‟, menyuruh/ Catroops: ok
memerintahkan sesuatu, namun, SR: so what time do you need to
pada akhirnya IK membantunya come?
untuk memberi penjelasan kepada Catroops: 10 sharp
anggotanya bahwa ia memiliki SR: what must the new students and
tanggung jawab, dan hal tersebut parents do?
dilakukan adalah untuk kebaikan Catroops: they must enroll again
lembaga/sekolah tersebut. by signing names at the front desk
2. Mengarahkan SR: what time do they form a line
Pola komunikasi yang terjadi Catroops: 10.30
didalam lembaga/sekolah ini terjadi SR: which room do parents go to?
secara dua arah, apabila sudah Catroops: room K
menginformasikan suatu perintah, SR: and new students?
pemimpin figure perempuan ini Catroops: room E
mengarahkan cara bagaimana 4. Berpartisipasi
mereka dapat melakukan perintah Tidak jarang para pemimpin
tersebut dengan baik dan benar figure perempuan ini ikut
sesuai dengan tujuan yang ingin berpartisipasi dalam apa yang
dicapai. Saling tukar pemikiran sebelumnya ia tugaskan kepada
tentang bagaimana menyelesaikan anggotanya, hal tersebut dilakukan
suatu tugas antara pemimpin dan adalah selain untuk ikut
anggotanya, sehingga mereka memberikan kontribusi agar
saling memahami satu dengan penugasan dapat diselesaikan
lainnya akan penugasan tersebut. dengan tepat waktu, juga dlakukan
Ucapan seperti ‘ok’ seringkali untuk melihat apakah penugasan
digunakan untuk menyatakan tersebut dilakukan sebagaimana
bahwa anggota memahami apa mestinya. Sebagai salah satu
yang harus dilakukan. contohnya adalah peraturan „Loving
3. Mengkonfirmasi Time’. Loving Time’ adalah suatu
Eliciting merupakan kegiatan budaya dimana seluruh anggota
mengkonfirmasi kembali apakah lembaga kajian bahasa pun ikut
apa yang ditugaskan/diperintahkan memelihara lingkungan tempat
sesuai dengan apa yang telah mereka belajar atau bekerja, seperti
disampaikan kepadanya. Kegiata menyapu, mengepel, memelihara

688
JURNAL NOMOSLECA
Volume 4 Nomor 1, April 2018

kebersihan, pengecekan dan awalnya memiliki keraguan dalam


sebagainya. Para figur perempuan tindakan tersebut, namun dari
ini tidak hanya memerintahkan pengalaman, semakin tinggi rasa
namun juga ikut melakukan hal „percaya‟ mereka tanamkan
yang sama. terhadap orang lain, maka semakin
Contoh lainnya adalah ketika tinggi pula kinerja yang dilakukan
terdapat rapat „Catroops‟, dimana orang lain tersebut. Meskipun tetap
sudah ada yang bertanggung jawab semua dalam pengawasan.
didalamnya, namun para pemimpin 6. Mengingatkan
figure perempua ini turut Mengingatkan akan tugas dan
berpartisipasi dalam rapat, delegasi merupakan sesuatu yang
meskipun bentuknya tidak dilakukan oleh para figur
mengendalikan rapat tersebut, ia perempuan ini dalam memimpin.
berperan hanya sebagai pengingat Mereka menceritakan bahwa
dan pengawas dan juga mereka kerap mengingatkan tugas-
memberikan saran apabila diminta tugas atau aturan atura tersebut,
oleh yang langsung memiliki karena terkadang terdapat
tanggungjawab penuh terhadap „kelengahan‟ yang mana peraturan
kegiatan tersebut. „Catroops‟ itu mulai „kendor‟ yang
sendiri merupakan perkumpulan mengakibatkan ketidaklancaran
murid-murid pilihan yang teladan sistem yang ada.
dan menjadi asisten guru, serta aktif 7. Evaluasi
dalam setiap kegiatan sekolah. Setiap kegiatan atau penugasan
5. Pemberian Delegasi yang telah selesai dilakukan selalu
Pemimpin figure perempuan ini diakhiri dengan waktu evaluasi, hal
mengakui bahwa pada awalnya ini untuk mengetahui kelebihan dan
mengerjakan segala sesuatu sendiri kekurangan, positif dan negaif
tampak lebih mudah, karena segala suatu kegiatan. Acara evaluasi ini
sesuatu dapat dicapai sesuai dengan adalah signifikan karena dapat
target capaian yang diinginkan, memperbaiki kesalahan-kesalahan
terkadang rasa kurang percaya yang dilakukan dan
terhadap penugasan kepada orang memperbaikinya, sehingga kegiatan
lain muncul dengan sendirinya, yang akan dilakukan selanjutnya
baik perasaan curiga bahwa akan lebih baik dari sebelumnya.
anggota tidak mampu melakukan
dengan baik, ataupun anggota tidak PENUTUP
sepeduli seorang pemimpin dengan
apa yang harus dilakukan untuk Simpulan dan Saran
kemajuan lembaga/sekolah
tersebut. Namun, mereka pun Penelitian yang telah dilakukan penulis ini
mengakui bahwa tidak mungkin menghasilkan pandangan baru tentang
bisa mereka melakukan semua “Gaya Komunikasi dalam Bingkai
pekerjaan sendiri, maka daripada Kepemimpinan bagi Perempuan”. Setelah
itu mereka memberikan delegasi dilakukannya penelitian, penulis dapat
kepada orang lain. Mereka menyimpulkan bahwa gaya komunikasi
membangun‟trust‟ kepada orang kepemimpinan yang dimiliki oleh para
yang diberi delegasi, dan perempuan yang berada disini adalah tujuh
menanamkan rasa tanggung jawab gaya komunikasi tersebut, terdiri dari;
dan „power‟ terhadap mereka. Para gaya memerintahkan; gaya mengingatkan;
perempuan ini mengambarkan pada gaya mengkonfirmasi; gaya berpartisipasi;

689
Ditha Prasanti, Sri Seti Indriani

gaya pemberian delegasi; gaya


mengingatkan; dan gaya evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana.2001. Ilmu


Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Faules, R. Wayne Pace Don F. 2010.


Komunikasi Organisasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Fitriani, A. 2015. Gaya Kepemimpinan


Perempuan. Jurnal Tapis, 11(2).

Mathis, Robert dan John Jackson. 2003.


Manajemen Sumber Daya
Manusia Buku 2. Jakarta: PT.
Salemba 4.

Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2002. Pimpinan dan


Kepemimpinan. Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa.

Nurkolis. 2003. Manajeman Berbasis


Sekolah: Teori, Model dan
Aplikasi". Jakarta: Grasindo

Prasanti, D. 2018. Pola Komunikasi Figur


Perempuan dalam
Kepemimpinan Pendidikan
Islam. Jurnal Komunikasi
Global, 6(2), 117-130.
Rakhmat, Jalaludin. 2002. Metode
Penelitian Komunikasi.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif
& Kualitatif RND. Bandung: Alfabeta.

690

Anda mungkin juga menyukai