Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN: 2502-6445 https://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.

php/kp
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662
p-ISSN: 2502-6437 DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PERGURUAN TINGGI:


MANAJERIAL ATAU AKADEMIK
Susilo Surahman1)*, Muhammad Munadi2)
1,2
UIN Raden Mas Said Surakarta
*Email: susilo.surahman@iain-surakarta.ac.id

Abstract

Female leadership in the college field still shows a small percentage compared to men. On the other
hand, there is a leadership dilemma faced by women at the top, between being managerial leaders or
academic leaders. This paper aims to describe the model of female leadership in college. This
research is qualitative research with a normative approach. The results showed that women who
entered the realm of leadership, in general, have a feminist and transformative leadership style.
Feminist leadership is a particular characteristic inherent in female leaders, while transformative
leadership is a solution to women's leadership dilemmas. Transformative leadership itself prioritizes
the process of change and improvement in an organization.

Keywords: Leadership, women, managerial, academic

Abstrak:

Kepemimpinan perempuan dalam ranah perguruan tinggi masih menunjukkan porsentase yang kecil
secara jumlah, dibandingkan dengan laki-laki. Di sisi lain terdapat dilema kepemimpinan yang
dihadapi perempuan yang berada pada posisi puncak, antara menjadi pemimpin manajerial atau
pemimpin akademik. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan model kepemimpinan perempuan
di perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang masuk pada ranah kepemimpinan, secara umum
memiliki gaya kepemimpinan feminis dan transformatif. Kepemimpinan feminis secara fitrah menjadi
karakteristik khusus yang melekat pada pemimpin perempuan, sedangkan kepemipinan transformatif
merupakan solusi dilema kepemimpinan yang dihadapi perempuan. Kepemimpinan transformatif
sendiri mengedepankan proses perubahan dan perbaikan dalam suatu organisasi.

Kata kunci: Kepemimpinan, perempuan, manajerial, akademik

PENDAHULUAN pengelolaan yang optimal, kepemimpinan


Perguruan Tinggi mengambil peran tidak berbanding lurus dengan kualitas
sangat penting dalam peningkatan sumber pendidikan. Sebaik apapun sebuah
daya manusia. Berbagai terobosan penting perencanaan apabila tidak didukung oleh
di dunia pendidikan, sains dan teknologi pengelolaan yang tepat maka berpotensi
banyak bermunculan di jenjang pendidikan tidak tercapainya suatu tujuan yang telah
ini. Tugas utama perguruan tinggi dalam disepakati bersama.
pendidikan; penelitian; serta pengabdian Kepemimpinan pada dasarnya
kepada masyarakat telah membentuk suatu merupakan sosok yang berwenang dalam
budaya mutu atau kualitas dari perguruan memberikan tugas, membujuk serta
tinggi itu sendiri. Hal ini menuntut mempengaruhi orang lain melalui pola
perguruan tinggi untuk memiliki konsep hubungan komunikasi tertentu dalam
kepemimpinan yang optimal sejalan dengan rangka pencapaian tujuan yang telah
tujuan pendidikan. Pemimpin yang ditetapkan bersama (Nasution et al., 2021).
berkualitas diperlukan untuk mencapai Gambaran sosok disini adalah individu
hasil yang berkualitas pula (Razak et al., yang dinilai mempunyai kemampuan serta
2016). Tanpa adanya manajemen serta berada pada waktu dan lokasi yang tepat.

18 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

Kepemimpinan sendiri merupakan bagian Dikatakan pula bahwa dalam ranah


terdalam atau inti dari suatu organisasi, perguruan tinggi, terdapat 3 (tiga) dimensi
sebagaimana tergambar sebagai berkut: utama yang menyertai dalam
kepemimpinan sebagai bagian dari tujuan
utama perguruan tinggi sebagai lembaga
pendidikan, penelitian, serta pengabdian.
Dimensi tersebut yaitu:

Gambar 1. Aspek Organisasi

Tabel 1. Dimensi Kepemimpinan Perguruan Tinggi


DIMENSI DESKRIPSI
Task Behaviour Merupakan tugas pemimpin dalam memberikan tugas,
petunjuk dan arahan serta melakukan pengawasan
Relationship Behaviour Merupakan pola komunikasi dalam menjalin hubungan dua
arah, termasuk didalamnya pelibatan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi
Maturity Merupakan kemampuan serta kesiapan dalam melakukan
evauasi diri (internal) serta mempertanggungjawabkan tugas
secara eksternal
Sumber : (Nasution et al., 2021) (diolah)

Tantangan kepemimpinan saat ini kepemimpinan laki-laki yang justru


dalam lingkup perguruan tinggi terdapat 2 mengedepankan sisi ritme dan etos kerja.
(dua) poin utama yang idealnya Kepemimpinan perempuan sendiri
memerlukan respon cepat dari para dalam perspektif feminisme merupakan
pemangku kebijakan, yaitu: kepemimpinan suatu bentuk kesetaraan gender yang
dan etos kerja. Kepemimpinan dipengaruhi menuntut laki-laki dan perempuan mampu
dengan latar belakang genetis dan sosial. bekerja sama serta memberi dukungan
Secara genetis masyarakat beranggapan terhadap pencapaian suatu tujuan.
bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin Keberhasilan atau kesuksesan suatu
dikarenakan garis keturunan, sedangkan kepemimpinan tidak serta merta
secara sosial terdapat anggapan bahwa dikarenakan unsur kepemimpinan dalam
setiap orang dapat dan memiliki sudut pandang gender tertentu, namun lebih
kemungkinan untuk menjadi pemimpin kepada peran serta kedua pihak, baik laki-
(RC et al., 2018). Lebih lanjut dikatakan laki maupun perempuan (Meisa & Anzari,
bahwa, berdasarkan penelitian yang 2021).
dilakukan, kepemimpinan dengan latar Kondisi yang berbeda dalam suatu
belakang gender tertentu mampu daerah, termasuk didalamnya budaya
meningkatkan disiplin kerja. patriarki yang kuat, kepemimpinan
Kepemimpinan yang dimaksud disini perempuan di beberapa tempat telah
adalah kepemimpinan perempuan. Hal ini membuktikan dirinya sebagai sosok yang
dikarenakan salah satunya adalah mampu memisahkan diri dalam urusan adat
pemimpin perempuan lebih dan dunia kerja. Alhasil kepemimpinan
mengedepankan penciptaan rasa nyaman perempuan mampu menunjukkan sikap
dalam lingkungan kerja. Berbeda dengan

19 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

profesionalisme serta mampu menunjukkan Selain itu terdapat pula pendapat yang
prestasi (Angel et al., 2003). menyatakan bahwa perempuan pantas
Berdasarkan uraian tersebut di atas berada dalam posisi puncak (memimpin)
penulis berupaya untuk mendeskripsikan apabila memiliki kemampuan yang
model kepemimpinan perempuan di dibutuhkan, serta tugas sebagai seorang
perguruan tinggi. Hal ini mengingat secara pemimpin tidak membuatnya
kuantitatif jumlah kepemimpinan mengesampingkan syariat (Al Ahsani,
perempuan di perguruan tinggi lebih kecil 2020). Pendapat ini mengesampingkan
dari kepemimpinan laki-laki. Selain itu budaya patriarki yang banyak mengakar
diperlukan pula persepsi serta wacana baru kuat, yang pada puncaknya menolak sistem
yang terkait dengan kepemimpinan kepemimpinan perempuan.
perempuan, kepemimpinan manajerial, dan Sementara itu dalam ranah fiqih,
kepemimpinan akademik. kepemimpinan perempuan sangat
ditentukan oleh kemampuan serta terpenuhi
METODE PENELITIAN atau optimalisasi kewajiban seorang
Penelitian merupakan jenis perempuan terhadap keluarganya (Kusmidi,
penelitian normatif atau kepustakaan. 2020). Dengan kata lain, perempuan berhak
Pengumpulan data melalui kajian pustaka untuk menjadi pemimpin, mengingat setiap
terkait dengan fokus penelitian, berupa manusia baik laki-laki maupun perempuan
kajian pustaka, teori dan dokumen. Analisis mempunyai peluang yang sama untuk
data triangulasi digunakan dalam melakukan kebaikan atau amal shalih.
mengumpulkan data; proses reduksi data; Perempuan dalam pola dan gaya
penyajian; serta penarikan kesimpulan. kepemimpinannya dipengaruhi oleh banyak
hal. Dalam perspektif psikologis misalnya,
HASIL DAN PEMBAHASAN perempuan lebih seimbang dalam
Kepemimpinan perempuan dalam penggunaan otak kiri dan otak kanan,
pandangan agama, saat ini tidak lagi sehingga memungkinkan memecahkan
menjadi ranah kontroversi ataupun materi masalah dengan kreatif. Namun disisi lain
perdebatan yang mempertanyakan aspek perasaan tetap dikedepankan. Potensi
eksistensi perempuan sebagai pemimpin di keseimbangan penggunaan otak kiri dan
atas laki-laki. Saat ini pula, kepemimpinan otak kanan inilah yang menjadikan
perempuan lebih menekankan pada sisi perempuan mampu melakukan peran ganda
domestik dimana laki-laki tidak mampu (U. A. I. Putri, 2020). Lebih lanjut
melaksanakannya. Sementara pada sisi dikatakan bahwa kepemimpinan
publik, kepemimpinan perempuan dalam perempuan dalam perspektif feminis dan
batas tertentu dapat dilakukan dengan tetap maskulin dapat pula digambarkan sebagai
mempertahankan aspek fitrahnya sebagai berikut:
seorang perempuan (Arsal et al., 2020).

Tabel 2. Kepemimpinan Perempuan Perspektif Feminis Maskulin I


KARAKTERISTIK FEMINIS MASKULIN
Kepemimpinan 1. Tidak menuntut 1. Menuntut
2. Responsif 2. Agresif
3. Mudah bekerja sama 3. Bersaing
Cara kerja 1. Detail 1. Tidak detail
2. Sistematis 2. Percaya pada bawahan
3. Kaku 3. Emosi stabil
Sumber : (U. A. I. Putri, 2020) (diolah)

20 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

Sementara itu dalam perspektif feminis dan maskulin terdapat beberapa faktor yang dapat
dipertimbangkan dalam memilih kepemimpinan berdasarkan gender, yaitu:

Tabel 3. Kepemimpinan Perempuan Perspektif Feminis Maskulin II


FAKTOR FEMINIS MASKULIN
Cara 1. Multitasking 1. Sistematis
berpikir 2. Fokus pada satu area 2. Fokus pada satu titik
3. Present; past; future 3. Present (masa lalu)
4. Memperhatikan detail 4. Memperhatikan inti masalah
5. Intuisi dan hasil
5. Fakta dan analisis
Komunikasi 1. Implisit 1. Informatif
2. Ekstroversi; membutuhkan 2. Introversi dan introspeksi
dukungan
Orientasi 1. Hubungan rasional 1. Tujuan dan pengakuan
2. Ikatan perasaan 2. Prestasi dan penghargaan
3. Merasa berarti apabila 3. Merasa berarti apabila
terikat dengan keluarga melakukan sesuatu
4. Membangun identitas diri 4. Membangun identitas diri
melalui prestasi keluarga melalui pekerjaan
Sumber: (Nizomi, 2019) (diolah)

Selain hal tersebut di atas, mendominasi. Contoh lain adalah, jumlah


pemimpin perempuan menunjukkan kepemimpinan manajerial, dalam posisi
beberapa ciri khusus yang menyertainya, rektor, sangat kecil prosentasenya dipegang
yaitu: kemampuan yang tinggi dalam oleh perempuan.
membujuk; kemampuan beradaptasi dan Perguruan tinggi merupakan bentuk
belajar dengan cepat; potensi kekuatan organisasi yang berbeda dengan organisasi
semangat kerja tim; kemauan yang tidak pada umumnya. Hal ini dikarenakan
kalah dengan pemimpin laki-laki; dan kebijakan yang lebih banyak dilakukan di
berani mengambil resiko, terutama hal-hal tingkat departemen atau fakultas.
yang belum diatur dalam suatu kebijakan Sementara kantor pusat atau rektorat
(Reny Yulianti et al., 2018). sebatas memberikan garis besar. Selain itu,
Perempuan di perguruan tinggi lebih kebijakan yang diambil dari level fakultas
tertarik pada kepemimpinan akademik dari ini berpotensi memunculkan apa yang
pada kepemimpinan manajerial. Hal ini disebut dengan anarki organisasi, dimana
menunjukkan bahwa ketertarikan praktik manajemen menjadi longgar, tidak
perempuan untuk tidak terlibat pada sruktur terarah, serta kontrol atau pengawasan yang
kepemimpinan. Namun disisi lain, apabila longgar. Atas dasar fenomena inilah maka
kaum perempuan diberikan tangung jawab kepemimpinan pada perguruan tinggi
dalam hal kepemimpinan, maka ia akan berbeda dengan kepemimpinan pada
berusaha menerima serta melaksanakan umumnya (Bashori, 2019). Dikatakan
tanggung jawabnya dengan baik (Hidayah bahwa, baik kepemimpinan manajerial
& Munastiwi, 2019). Lebih lanjut maupun kepemimpinan akademik sama-
dikatakan bahwa perempuan secara jumlah sama diperlukan dalam perguruan tinggi
lebih kecil, baik dalam kepemimpinan dengan mempertimbangkan karakteristik
manajerial maupun kepemimpinan dan keunikan suatu problematika yang
akademik. Sebagai contoh, dalam jabatan dihadapi. Kepemimpinan perguruan tinggi
guru besar, jumlah laki-laki lebih dalam kondisi dilematisnya memunculkan

21 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

konsep kepemimpinan transformatif, sebagaimana digambarkan sebagai berikut:

Perguruan Tinggi

Problematika Pendidikan Problematika Manajerial

Kepemimpinan Akademis Kepemimpinan Manajerial

Kepemimpinan Transformatif Perempuan

Gambar 2. Dilematis Kepemimpinan Perguruan Tinggi


Sumber : (Bashori, 2019) (diolah)

Kepemimpinan transformatif dalam dan sebagainya. Selain itu, kepemimpinan


pandangan ini merupakan bentuk solusi transformatif dipandang sebagai solusi
bersama terhadap probematika yang yang efektif dalam mendinamiskan setiap
muncul di perguruan tinggi. Model perubahan, terutama organisasi dengan
kepemimpinan ini lebih menekankan pada situasi atau lingkungan yang bersifat
proses perubahan yang sebelumnya bisa transisi (Nengsih et al., 2020).
jadi belum pernah ada. Munculah kemudian Karakteristik yang melekat pada
berbagai wacana, tidak hanya mengarah kepemimpinan transformatif sendiri dapat
pada pilihan sebatas manajerial atau digambarkan sebagai berikut:
akademik, namun juga faktor lain,
diantaranya: jenis kelamin, usia, jejaring,

Tabel 4. Karakteristik Kepemimpinan Transformatif


KARAKTERISTIK DESKRIPSI
Idealized Influence Pemimpin mempunyai karisma tertentu yang dapat
(Charismatic Influence) menggerakkan orang lain berbuat seperti apa yang telah
pemimpin rencanakan. Pemimpin dalam karakteristik ini
mempunyai komitmen serta konsistensi yang kuat terhadap
organisasi. Seorang pemimpin dengan karakter ini dalam
perspektif transformatif adalah mereka yang mampu menjadi
role model bagi orang lain
Inspirational Inspirasi serta motivasi merupakan 2 (dua) kata yang
Motivation berkesinambungan. Pemimpin dengan karakter ini mampu
menggerakkan orang lain lebih dari apa yang diharapkan. Hal
ini dikarenakan pemimpin mempunyai standar tertentu yang
harus dipenuhi.
Intellectual Stimulation Pemimpin transformatif dengan karakter ini mampu
menjadikan orang lain lebih kritis dan kreatif dalam membuat
keputusan maupun pemecahan masalah. Pemimpin selalu
berupaya mendorong orang untuk melakukan aktivitas yang
lebih efektif dan efisien.
Individualized Seorang pemimpin adaah mereka yang mampu mendengarkan
Consideration aspirasi orang lain, jeli melihat potensi dan mampu
melakukan pengembangan dirinya sendiri dan orang lain.
Sumber : (Gusman et al., 2021) (diolah)

22 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

Perubahan dan perbaikan merupakan 2 Kepemimpinan erat kaitannya


(dua) kunci pokok dalam kepemimpinan dengan kemampuan sebagai pemimpin
transformatif. Dalam lingkup perguruan instruksional yang mampu memberikan
tinggi, seorang pemimpin dikatakan dampak pada berbagai aspek dalam suatu
mampu melakukan keduanya apabila organisasi (Amalia, 2020). Kepemimpinan
mempunyai intensitas hubungan yang manajerial merupakan pola pelaksanaan
berkesinambungan, baik secara eksistensi fungsi manajemen (Planning; Organizing;
atau kehadiran maupun secara komitmen. Actuating; Cotrolling/POAC), dengan
Berbagai kebijakan di perguruan tinggi berbagai atribut yang melekat padanya,
yang banyak berhubungan dengan sistem diantaranya:
jejaring memungkinkan pemimpin untuk
melakukan perubahan dan perbaikan
tersebut (Triyono, 2018).

Tabel 5. Karakteristik Kepemimpinan Manajerial


DEFINISI ASPEK INDIKATOR
Aktivitas pola 1. Pengetahuan 1. Kompetensi berpikir
pelaksanaan 2. Keterampilan 2. Mengelola diri
fungsi 3. Sikap tugas 3. Mengelola orang lain
manajemen 4. Fungsi jabatan 4. Mengelola tugas
5. Mengelola sosial budaya
Sumber: (Nizomi, 2019) (diolah)

Paradigma pendidikan di Indonesia adalah suatu realitas dengan segala


mempunyai keluasan dalam wewenang kekurangan dan prestasi yang melekat
pemimpin sebagai upaya memaksimalkan padanya. Karena itulah berbagai persepsi
berbagai potensi yang ada dalam suatu muncul sebagai respon terhadap
organisasi. Hal ini menciptakan suatu kepemimpinan perempuan ini, sebagaimana
model kepemimpinan manajerial yang kuat dijelaskan sebagai berikut:
di dalam lingkup lembaga pendidikan
(Asiah, 2017). Kepemimpinan perempuan

Tabel 6. Problematika Kepemimpinan Perempuan


PROBLEMATIKA SOLUSI
Syndrome Cinderella Complex, yaitu: Mewujudkan terjadinya equity in
perasaan takut sehingga tidak dapat diversity, dimana perempuan berhak untuk
memaksimalkan potensi diri. mengaktualisasikan dirinya sejalan dengan
potensinya.
Dukungan institusi yang kurang maksimal. Menentukan skala prioritas. Perempuan
Hal ini dikarenakan persepsi masyarakat yang mempunyai kewajiban mengantarkan
masih mengesampingkan potensi perempuan, keluarga sampai pada kondisi kemandirian
sehingga perempuan hanya dapat menempati yang sepenuhnya. Jika waktunya telah tiba
pada sektor atau posisi tertentu. perempuan dapat mengembangkan
dirinya.
Pergeseran nilai kehidupan. Perempuan Benteng diri yang dapat dilakukan adalah
dalam perkembangan zaman saat ini dituntut berdasarkan nilai agama dan nilai positif
melakukan banyak hal untuk mengejar suatu yang beraku didalam masyarakat.
kondisi atau prestasi tertentu yang belum
tentu selaras dengan nilai kehidupan.
Sumber : (Hartono, 2021) (diolah)

23 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

Kepemimpinan feminis dan diarahkan pada kepemimpinan maskulin-


transformatif dalam aplikasinya transaksional (Utaminingsih, 2020).
mempunyai korelasi atau hubungan yang Perbedaan keduanya dapat diganbarkan
erat. Kepemimpinan perempuan selalu sebagai berikut:
dikaitkan dengan kepemimpinan feminis-
transformatif, sementara laki-laki lebih

Tabel 7. Perbedaan Kepemimpinan Feminis-Transformatif dan Kepemimpinan Maskulin-


Transaksional
PERSPEKTIF FEMINIS-TRANSFORMATIF MASKULIN-TRANSAKSIONAL
Dukungan Pengaruh, penghormatan Menaikkan gaji, penghargaan
Pendekatan Watak, komunikasi Reward and Punishment
Faktor yang Kepribadian; harapan; Kepribadian; harapan; kebutuhan
mempengaruhi pengalaman masa lalu; budaya tugas; budaya organisasi; perilaku
organisasi; perilaku rekan kerja rekan kerja
Sumber : (Siswatiningsih et al., 2018); (Jufrizen & Lubis, 2020)

Ditambahkan pula bahwa pada akhirnya, lingkungan terkait keputusan yang ia


baik kepemimpinan feminis-transformatif ambil); dan pengalaman kerja (perubahan
mamupun kepemimpinan maskulin- penentuan karir bagi dirinya sendiri) (Reny
transaksional tetap harus memperhatikan Yulianti et al., 2018). Dikatakan pula
konsep psikologi manusia, yaitu locus of bahwa perempuan yang masuk pada ranah
control, dimana terdapat kecenderungan kepemipinan, secara umum memiliki gaya
manusia untuk menentukan keputusan apa kepemimpinan feminis dan transformatif,
yang akan dilakukan dan terjadi pada terlepas dari posisinya sebagai pemimpin
dirinya. Seorang pemimpin tidak serta manajerial maupun pemimpin akademik.
merta menguasai sepenuhnya individu,
namun lebih kepada mengarahkan serta SIMPULAN
membimbing (Jufrizen & Lubis, 2020). Secara jumlah, kepemimpinan
Kepemimpinan perempuan dengan manajerial maupun kepemimpinan
model kepemimpinan transformatif akademik lebih didominasi oleh kaum laki-
memungkinkan pemimpin untuk laki. Fenomena yang terjadi menunjukkan
merealisasikan setiap hal yang menjadi bahwa perempuan lebih tertarik pada
tujuan bersama dalam sebuah organisasi kepemimpinan akademik, namun disisi
(Al Ahsani, 2020). Lebih lanjut dikatakan lain, “kursi” kepemimpinan manajerial
bahwa perubahan dan perbaikan yang yang dialamatkan padanya tidak serta merta
ditawarkan pemimpin dalam model membuatnya patah semangat, namun justru
transformatif dinilai mampu menjawab berusaha untuk berbuat lebih baik, serta
problematika yang terjadi, khususnya di memegang amanah dan tanggung jawab.
sebuah lembaga pendidikan. Perempuan yang masuk pada ranah
Perempuan apabila masuk dalam kepemipinan, secara umum memiliki gaya
ranah publik, khususnya sebuah jabatan kepemimpinan feminis dan transformatif.
maka ia akan ada beberapa hal yang secara Kepemimpinan feminis secara fitrah
fundamental mempengaruhi, diantaranya: menjadi karakteristik khusus yang melekat
nilai sosial (perubahan perilaku sejalan pada pemimpin perempuan, sedangkan
dengan nilai yang berlaku dalam kepemimpinan transformatif merupakan
masyarakat); status sosial (perubahan status solusi dilema kepemimpinan yang dihadapi
dalam keluarga maupun lingkungan); perempuan, diantara kepemimpinan
komunikasi (perubahan pola hubungan atau manajerial dan kepemimpinan akademik.
komunikasi); pendidikan (dukungan dari

24 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

REFERENSI Bashori. (2019). TRANSFORMASI


KEPEMIMPINAN PERGURUAN
Al Ahsani, N. (2020). Kepemimpinan TINGGI DAN JEJARING
Perempuan Pada Masyarakat dalam INTERNASIONAL. PRODU-
Perspektif Saʿīd Ramaḍān Al-Būṭī Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen
(Telaah Hadis Misoginis). Jurnal Al- Pendidikan Islam, 1(1), 15–32.
Hikmah, 18(1), 51–66. https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/inde
https://doi.org/10.35719/alhikmah.v18 x.php/produ/article/view/1269
i1.23
Gusman, B. A., Setiawan, F., Hoerotunnisa,
Amalia, K. (2020). KEPEMIMPINAN Kasanah, I. N., & Pramudita, T. J.
INSTRUKSIONAL DAN KINERJA (2021). STRATEGI KEPALA
MENGAJAR TERKAIT KUALITAS SEKOLAH PADA KEPEMIMPINAN
LAYANAN AKADEMIK. Jurnal TRANSFORMATIF DALAM
Administrastrasi Pendidikan, 27(1), MENINGKATKAN PRESTASI
125–133. AKADEMIK SISWA MAN 4
https://www.researchgate.net/profile/S KEBUMEN. AKADEMIKA Jurnal
ilmi-Amrullah- Manajemen Pendidikan Islam, 3(2),
2/publication/352678331_Efektivitas_ 142–161.
Evaluasi_Diri_Program_Studi_Studi_
Kasus_Analisis_Swot_dan_Perencana Hartono, R. (2021). Kepemimpinan
an_Strategis/links/60d2c71992851c34 Perempuan di Era Globalisasi. Jurnal
e07cecb4/Efektivitas-Evaluasi-Diri- Pancasila Dan Kewarganegaraan,
Program-Studi-Studi-Kasus-Anal 1(1), 82–99.

Angel, C., Helen, C., & Linda, L. (2003). Hidayah, S. N., & Munastiwi, E. (2019).
Clinical validity of the Chinese Pemimpin Akademik atau Manajerial?
version of Mattis Dementia Rating Aspirasi, Harapan dan Tantangan
Scale in differentiating dementia of Perempuan untuk Menjadi Pemimpin
Alzheimer's type in Hong Kong. di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam.
Journal of the International PALASTREN Jurnal Studi Gender,
Neuropsychological Society, 9(1), 45– 12(2), 455–486.
55. https://doi.org/10.21043/palastren.v12i
2.5628
Arsal, A., Busyro, B., & Imran, M. (2020).
Kepemimpinan Perempuan: Penerapan Jufrizen, & Lubis, A. S. P. (2020).
Metode Tafsir Hermeneutika Pengaruh Kepemimpinan
Feminisme Amina Wadud. AL Transformasional dan Kepemimpinan
QUDS : Jurnal Studi Alquran Dan Transaksional terhadap Kinerja
Hadis, 4(2), 481–500. Pegawai Dengan Locus Of Control
https://doi.org/10.29240/alquds.v4i2.1 Sebagai Variabel Moderating.
976 Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 3(1), 41–59.
Asiah, S. (2017). Kepemimpinan https://doi.org/10.30596/maneggio.v3i
Manajerial Pimpinan Lembaga 1.4874
Pendidikan (Kepala Sekolah) dalam
Pengembangan Kualitas Produktivitas Kusmidi, H. (2020). KEPEMIMPINAN
Kinerja Guru. TADBIR: Jurnal PEREMPUAN DI RANAH PUBLIK
Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), DALAM KAJIAN PERSPEKTIF
1–14. FIQIH. AL-IMARAH: Jurnal
Pemerintahan Dan Politik Islam, 5(1),

25 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022
DOI: 10.34125/kp.v7i1.662

104–112. Management, Accounting and


Entrepreneurship (PICEEBA-5 2020),
Meisa, E. A. Da, & Anzari, P. P. (2021). 686–695.
Perspektif feminisme dalam
kepemimpinan perempuan di Razak, Y., Syah, D., & Hsb, A. aziz.
Indonesia. Jurnal Integrasi Dan (2016). Kepemimpinan, kinerja dosen
Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, dalam peningkatan mutu pendidikan
1(6), 711–719. perguruan tinggi. TANZIM Jurnal
https://doi.org/10.17977/um063v1i620 Penelitian Manajemen Pendidikan,
21p711-719 1(2), ISSN: 2548-3978.

Nasution, M. D. F., Giatman, M., & RC, R. S., Agus, I., & Hirma, D. (2018).
Ernawati, E. (2021). Implikasi Analisis Pengaruh Gaya
Perilaku Kepemimpinan terhadap Kepemimpinan Perempuan dan Etos
Kinerja Layanan Bidang Akademik. Kerja Terhadap Disiplin Kerja Dosen
JRTI (Jurnal Riset Tindakan dan Karyawan Universitas XX di Kota
Indonesia), 6(2), 239–243. Padang. Menara Ekonomi, IV(1), 111–
https://doi.org/10.29210/3003979000 124.

Nengsih, S., Gusfira, R., & Pratama, R. Reny Yulianti, Putra, D. D., & Takanjanji,
(2020). Kepemimpinan Transformatif P. D. (2018). Women Leadership:
Di Lembaga Pendidikan Islam. Telaah Kapasitas Perempuan Sebagai
PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal Pemimpin. MADANI Jurnal Politik
Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), Dan Sosial Kemasyarakatan, 10(2),
38–54. 14–29.

Nizomi, K. (2019). Gaya Kepemimpinan Siswatiningsih, I., Raharjo, K., & Prasetya,
Perempuan Dalam Budaya Organisasi A. (2018). Pengaruh Kepemimpinan
(Studi Kasus Kepala Perpustakaan Transformasional Dan Transaksional
SMP Muhammadiyah 1 Depok Terhadap Budaya Organisasi,
Yogyakarta). JIPI (Jurnal Ilmu Motivasi Kerja, Komitmen
Perpustakaan Dan Informasi), 4(2), Oganisasional Dan Kinerja Karyawan.
128–149. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 5(2),
146–157.
Putri, I. F., & Hidayat, H. (2013). Analisis https://doi.org/10.26905/jbm.v5i2.238
Persepsi Modal Sosial (Social Capital) 8
dan Hubungannya Dengan Eksistensi
Kelompok Tani (Kasus pada Triyono, A. (2018). KEPEMIMPINAN
Kelompok Tani Wanita “Sri Sejati 2”, TRANSFORMASIONAL
Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, PERGURUAN TINGGI ISLAM.
Kota Batu). Wacana Journal of Social Jurnal Ilmiah Sustainable, 1(1), 39–
and Humanity Studies, 14(1), 11–17. 56.

Putri, U. A. I. (2020). The Effect of Social Utaminingsih, A. (2020). Gaya


Media, Word of Mouth on the kepemimpinan feminis-
Destination Image and Its Impact on transformasional, pengaruhnya
the Visit Decision to Tourism terhadap budaya organisasi dan
Destinations in City of Padang. The motivasi kerja pegawai pemerintah
Fifth Padang International daerah kota surabaya. Senabisma, 6,
Conference On Economics Education, 12–17.
Economics, Business and

26 | JURNAL KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 7, No. 1, Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai