Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 3, Halaman 539-550

EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN “WOMEN LEADERSHIP”


DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

Anisya Shofi Tsany


Aditya Chandra Setiawan
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
anisya.18073@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Pemimpin memiliki peran penting dalam mengarahkan dan membantu jalannya aktivitas
suatu kelompok dan individu, karena peran pemimpin yakni untuk memengaruhi,
memotivasi, dan mengarahkan anggotanya. Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah (1)
untuk mengetahui gaya kepemimpinan perempuan dalam meningkatkan kinerja guru, (2)
untuk mengetahui strategi kepemimpinan perempuan dalam meningkatkan kinerja guru, (3)
mengetahui efektivitas gaya kepemimpinan “women leadership” dalam meningkatkan
kinerja guru. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Umumnya gaya
digunakan oleh kepemimpinan perempuan adalah transformasional-demokratis (2) Strategi
yang digunakan oleh kepemimpinan perempuan yaitu (a) mengembangkan inovasi
pendidikan yang tercermin pada visi, misi, dan tujuan lembaga, (b) mengangkat solidaritas
anggota atau unit sekolah, (c) menjadi motivator dan fasilitator bagi guru dan siswa, (3) Gaya
transformasional-demokratis dan tiga strategi yang diadopsi oleh kepemimpinan perempuan
dikatakan efektif karena dapat menjamin kualitas pendidikan dan dikatakan pada penelitian
sebelumnya bahwa perempuan lebih efektif dalam membangun atau merencanakan layanan
pendidikan dan sosial, serta mendukung keterampilan interpersonal dalam posisi manajemen.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Perempuan, Efektif, Kinerja Guru

Abstract
Leaders have an important role in directing and assisting the course of the activities of a group
and individual, because the role of the leader is to influence, motivate, and direct its members.
The purpose of the research in this article is (1) to determine women's leadership styles in
improving teacher performance, (2) to find out women's leadership strategies in improving
teacher performance, (3) to find out the effectiveness of "women leadership" leadership styles
in improving teacher performance. The results obtained in this study are as follows: (1)
Generally the style used by women's leadership is transformational-democratic (2) Strategies
used by women's leadership, namely (a) developing educational innovations that are reflected
in the vision, mission, and objectives of the institution, (b) raising solidarity of members or
school units, (c) becoming motivators and facilitators for teachers and students, (3) The
transformational-democratic style and the three strategies adopted by women's leadership are
said to be effective because they can guarantee the quality of education and it was said in
previous studies that women are more effective in building or planning educational and social
services, as well as supporting interpersonal skills in management positions.

Keyword: Leadership Style, Women, Effective, Teacher Performance

539
Anisya Shofi Tsany & Aditya Chandra Setiawan. Efektivitas Gaya Kepemimpinan “Women
Leadership” dalam Meningkatkan Kinerja Guru

PENDAHULUAN Maka untuk mencapai hal tersebut diperlukan


Kepemimpinan merupakan suatu hal beberapa hal, antara lain: kepemimpinan,
yang seharusnya dimiliki oleh setiap lembaga motivasi, disiplin kerja, dll. Keberhasilan kinerja
maupun organisasi. Pemimpin inilah yang akan seorang anggota atau karyawan dipengaruhi oleh
dapat membawa anggotanya mencapai tujuan beberapa faktor, salah satunya adalah gaya
organisasi yang diinginkan. Keberhasilan kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin didefinisikan sebagai perilaku atau metode yang
diraih bergantung kepada kepemimpinannya, dipilih dan diterapkan oleh para pemimpin untuk
yaitu apakah pemimpin dapat secara efektif dan memengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan
efisien mengerahkan seluruh sumber daya perilaku organisasi.
manusia, fasilitas atau sarana dan prasarana, dana Gaya kepemimpinan diartikan sebagai cara
dan waktu serta mengintegrasikannya ke dalam pemimpin memengaruhi perilaku bawahan agar
proses manajemen. Oleh karena itu, dapat mau bekerja sama dan bekerja dengan cara
dikatakan bahwa kepemimpinan sekolah produktif guna mencapai tujuan organisasi
merupakan salah satu faktor yang dapat (Wibowo dan Saputra, 2017). Gaya
mendorong sebuah sekolah untuk dapat kepemimpinan dipengaruhi oleh peran gender,
mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah melalui dimana peran gender dapat dibedakan menjadi
perencanaan yang terencana dengan baik, tipe maskulin (laki-laki) dan feminin
sehingga menghasilkan sekolah yang efektif. Di (perempuan). Tentu saja ada perbedaan
era desentralisasi saat ini, kepala sekolah karakteristik dari kedua jenis tersebut. Laki-laki
berupaya untuk memajukan dan digambarkan kuat, percaya diri, berani, bebas,
mengembangkan sekolahnya masing-masing rasional, mandiri, analitis, dan lambat dalam
melalui otonomi yang tinggi. Menjadi kepala merespon hal-hal yang berhubungan dengan
sekolah adalah tugas tambahan yang diberikan emosi (perasaan) menurut (Latifa, 2021). Ciri-
kepada guru yang harus mempunyai kemampuan ciri peran gender perempuan antara lain lebih
manajerial untuk mengelola semua sumber daya penyayang, lebih peka, lebih rapi, lebih teliti,
yang ada di sekolah guna mencapai tujuan lembut, hangat, lebih perhatian, dan lebih ramah.
pendidikan. Oleh karena itu, kita juga Dari ciri-ciri tipe perempuan, dapat dihasilkan
membutuhkan kepala sekolah yang berkualitas. situasi kerja yang mendukung terbentuknya
Seorang pemimpin harus mempunyai berbagai disiplin kerja para anggota dalam menjalankan
macam keterampilan yang diperlukan dan yang fungsi dan tanggung jawabnya.
berkaitan untuk menjalankan tanggung jawab Apabila menganut budaya kuno, seorang
kepemimpinannya, seperti regulasi, pola atau pemimpin identik dengan seorang pria. Sejak
strategi, termasuk pembinaan kepada guru-guru, zaman kuno, pria telah menjadi simbol
yang berguna untuk menjaga kelestarian kepemimpinan, dan wanita adalah sinonim dari
lingkungan sekolah, memperbaiki yang tidak kelembutan dan kelemahan. Menurut (Abadi;
ada, dan memperbaiki diri menjadi lebih baik dan Dirani; dan Rezaei, 2020) Peran perempuan
berkembang sesuai dengan tujuan lembaga tradisional secara bertahap memudar dalam
pendidikan yang telah ditetapkan. Sebagai masyarakat. Westernisasi, modernisasi, dan
pemimpin pendidikan, kepala sekolah memegang globalisasi secara positif mempengaruhi
peranan yang sangat penting dalam kesadaran perempuan dan pencapaian
menumbuhkan semangat kerja dan kerjasama pendidikan dan pekerjaan mereka. Namun,
yang harmonis, minat terhadap perkembangan berdasarkan tinjauan literatur, ditemukan bahwa
dunia pendidikan, pengembangan kualitas manajer dan pemimpin perempuan masih
profesional guru yang dipimpinnya, dan kualitas mengalami beberapa tantangan yang berdampak
siswa-siswi. Secara umum, sekolah sangat negatif pada efektivitas mereka sebagai
bergantung pada kualitas pemimpin sekolah. pemimpin. Hingga saat ini, dominasi laki-laki
Pemimpin memiliki peran penting dalam sebagai pemimpin sangat kuat. Perempuan harus
mengarahkan dan membantu kegiatan kelompok diikutsertakan dan diperhatikan dalam dinamika
maupun individu karena peran seorang pemimpin perubahan lingkungan, karena menurut
adalah memengaruhi, memotivasi dan (Wulandari, 2018) Kepala Sekolah perempuan
membimbing anggotanya. memiliki potensi dan kemampuan yang setara
Jadi, selain peralatan, fasilitas dan metode bahkan lebih dibandingkan kepemimpinan laki
tertentu dalam melakukan pekerjaan, yang perlu laki dalam meningkatkan mutu pendidikan.
diperhatikan adalah kinerja pegawai yang baik. Terlihat dari profesi atau aktivitas yang dulunya

540
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 3, Halaman 539-550

dilakukan oleh seorang laki-laki, namun sendiri jumlah pengajar perempuan lebih tinggi
sekarang tidak sedikit perempuan yang terjun ke daripada laki-laki, namun jumlah kepala sekolah
profesi tersebut, seperti sopir bus, taxi, kendaraan perempuan pada Indonesia tergolong sedikit
berat pertambangan, mandor, dan masih banyak daripada kepala sekolah pria . Hal ini didukung
lagi. Tidak hanya itu, telah banyak sosok dari data statistik yg dilakukan Kementrian
perempuan hebat yang menjadi pemimpin, baik Pendidikan & Kebudayaan tahun 2019/2020,
itu sebagai direktur perusahaan, pemimpin misalnya dalam jenjang sekolah menengah
organisasi atau komunitas, bahkan presiden dan pertama berjumlah 26.167 untuk kepala sekolah
sebagai pemimpin lainnyan (Musoli, 2021). laki-laki dan 9.516 untuk jumlah kepala sekolah
Di era modern saat ini seharusnya gender bukan perempuan di Indonesia. Pada data sekolah
lagi suatu penghalang, namun dapat lebih menengah akhir, kepala sekolah laki-laki
berfokus pada potensi, performance, dan skill. berjumlah 9.694 dan kepala sekolah perempuan
Secara normatif, Undang-Undang Nomor 39 berjumlah 2.870. Adapun dalam data sekolah
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 49 menengah kejuruan, kepala sekolah laki-laki
menegaskan bahwa “wanita berhak untuk berjumlah 10.056 dan kepala sekolah perempuan
memilih, dipilih, diangkat dalam pekerjaan, berjumlah 2.706 (Rosyidah dan Suyadi, 2021).
jabatan dan profesi, serta memperoleh Kurangnya perempuan dalam kepemimpinan
perlindungan khusus dalam pekerjaan atau pendidikan hanya dapat diatasi jika laki-laki dan
profesinya terhadap hal-hal yang mengancam perempuan ditempatkan pada posisi yang benar-
keselamatan dan atau kesehatannya, selanjutnya benar setara, tanpa fokus pada gender. Menurut
berkenaan dengan fungsi reproduksi, maka Hassan dan Silong (2019), fungsi wanita berbeda
wanita dijamin dan dilindungi oleh hukum.” dari pria. Wanita dicirikan sebagai seseorang
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang memiliki karakter yang komunikatif, suka
suatu lembaga atau lembaga yang memiliki berbagi kekuasaan, bekerjasama dan partisipasi.
tanggung jawab untuk menyelenggarakan Keterampilan komunikasi pemimpin sekolah
pendidikan di sekolahnya agar menjadi sekolah juga merupakan aset, yang dapat memengaruhi
yang bermutu dan dapat memenuhi keinginan motivasi guru dan staf, relasi dengan masyarakat,
pelanggannya. Saat ini, perempuan semakin dan bekerja dengan orang lain agau pihak luar
mengekspresikan diri dalam bidang-bidang untuk kepentingan sekolah itu sendiri. Sifat-sifat
penting seperti pendidikan (Nizomi, 2019). ini sangat penting untuk efektivitas
Dalam manajemen pendidikan secara umum, kepemimpinan, bahkan sifat-sifat ini juga dapat
kepemimpinan kepala sekolah perempuan hadir pada laki-laki. Baik perempuan maupun
nyatanya mampu menjadi kepemimpinan yang laki-laki memiliki potensi untuk menjadi
efektif karena perempuan memiliki kelebihan pemimpin. Pada prinsipnya pimpinan tidak
untuk bermain dan menciptakan efektivitas membedakan siapa pelakunya, apakah laki-laki
organisasi, seperti: memberdayakan anggotanya, atau perempuan. Keduanya memiliki
menekankan struktur organisasi, menjalin ikatan peluang yang sama untuk menjadi pemimpin
kekeluargaan, dan bersekolah. kinerja. Artinya, yang baik. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang
mereka telah berhasil menjalankan tugasnya Maha Esa menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan
sebagai kepala sekolah dan membawa perempuan. Tidak ada perbedaan yang signifikan
sekolahnya meraih prestasi yang membanggakan antara laki-laki dan perempuan. Mereka memiliki
(Meisa, 2021). Ternyata efektivitas manajer tidak kedudukan, derajat, hak dan tanggung jawab
ditentukan oleh gender yang berkuasa, tetapi yang sama. Perbedaan antara keduanya hanya
sangat ditentukan oleh kualitas dan perilaku sebatas perbedaan biologis saja. Perempuan
manajer itu sendiri. Namun, berdasarkan tinjauan dalam posisi kepemimpinan khususnya dalam
literatur, ditemukan bahwa manajer dan dunia pendidikan saat ini sangat diperlukan
pemimpin perempuan masih menghadapi terutama dalam hal berpikir dan kreativitas untuk
berbagai tantangan yang berdampak negatif pada berkembang dalam pencapaian tujuan
efektivitas mereka sebagai pemimpin (Andhika, pendidikan. Kepemimpinan perempuan di
2021). Indonesia telah menunjukkan kemampuannya
Faktor-faktor pada makro-sosial termasuk norma untuk menunjukkan dan mencapai kesuksesan
atau kebiasaan-kebiasaan sosial, patriarki, sebagai pemimpin. Peran perempuan dalam
struktur dan kebijakan organisasi diidentifikasi posisi kepemimpinan di Indonesia dari segala
menjadi penghalang paling generik bagi manajer aspek bidang menunjukkan bahwa perempuan
perempuan dalam upaya mencapai potensi juga mampu dan layak menjadi pemimpin.
kepemimpinan mereka sepenuhnya. Di Indonesia Dari uraian diatas, maka penulis ingin
541
Anisya Shofi Tsany & Aditya Chandra Setiawan. Efektivitas Gaya Kepemimpinan “Women
Leadership” dalam Meningkatkan Kinerja Guru

mengangkat artikel dengan judul “Efektivitas Menurut teori sifat, perbedaan gender berdampak
Gaya Kepemimpinan “Women Leadership” pada kepemimpinan yang berbeda sifatnya antara
dalam Meningkatkan Kinerja Guru”. Tujuan pemimpin laki-laki dan perempuan. Perbedaan
penulis dalam penelitian artikel ini adalah (1) dari sifat dasar maskulin pada laki-laki dan
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan femimim pada perempuan tidak hanya
perempuan dalam meningkatkan kinerja guru, (2) disebabkan oleh konstruk budaya setempat,
Untuk mengetahui strategi kepemimpinan tetapi berdasarkan struktur fisiologis otak laki-
perempuan dalam meningkatkan kinerja guru, (3) laki dan perempuan. Penelitian ini setidaknya
Gaya transformasional-demokratis dan tiga telah menjawab rumusan masalah terkait adanya
strategi yang diadopsi oleh kepemimpinan tipologi kepemimpinan yang maskulin dengan
perempuan dikatakan efektif karena dapat gaya otokratik yang cenderung pada ketercapaian
menjamin kualitas pendidikan dan dikatakan tugas dan gaya feminim yang cenderung
pada penelitian sebelumnya bahwa perempuan mengutamakan hubungan kinerja dengan
lebih efektif dalam membangun atau anggotanya (Rosyidah dan Suyadi, 2021). Peran
merencanakan layanan pendidikan dan sosial, laki-laki dan perempuan secara kodrat memiliki
serta mendukung keterampilan interpersonal karakter yang berbeda, sehingga penentuan peran
dalam posisi manajemen. sosial laki-laki dan perempuan berbeda. Namun,
dalam paradigma kesetaraan gender, perempuan
METODE juga dapat memposisikan peran yang umumnya
Metode yang digunakan dalam artikel dilakukan oleh laki-laki, termasuk sebagai
ilmiah ini ialah dengan menggunakan studi pemimpin sekolah. Sebagaimana dicatat dalam
literatur berdasarkan studi teoritis dari mencari survei tentang perilaku dan persepsi perempuan
buku, makalah, dan jurnal baik di skala nasional tentang partisipasi sosial, ekonomi dan politik
dan internasional. Jurnal yang digunakan diambil yang dilakukan oleh UNDP pada jurnal
dari situs jurnal terakreditasi dalam Bahasa Manajemen Pendidikan, menunjukkan bahwa
Indonesia dan Bahasa Inggris dengan terbitan 77,6% dari mereka yang disurvei melihat laki-
lima tahun terakhir. Penulis mendapatkan 15 laki dan perempuan,
artikel internasional dan 18 artikel nasional. bahwa laki-laki harus menjadi pengambil
Tahapan dalam penelitian ini dilakukan mulai keputusan dna memimpin masyarakat. Beberapa
mereview diawali dengan menentukan topik orang meragukan kemampuan kepemimpinan
yang akan diangkat, mengumpulkan artikel yang seorang wanita.
berkaitan dengan topik hingga dipelajari, Mengenai kepemimpinan perempuan dalam
mengidentifikasi literatur terkait, dan menyusun pengambilan keputusan, seorang perempuan
review artikel secara sistematis, analisis data, yang mengambil peran kepemimpinan telah
hasil dan pembahasan kemudian penutup yang mengangkat isu-isu publik sehingga menjadi
terdiri dari kesimpulan dan saran. bahan diskusi di kalangan masyarakat umum.
Disamping itu juga menimbulkan pro dan kontra
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam masyarakat, yang disebabkan oleh
Hasil pengakuan hak-hak berdasarkan kemanusiaan,
Berdasarkan hasil pencarian artikel yang mencakup gerakan perempuan menuju
dengan menggunakan metode studi literatur, kesetaraan dengan laki-laki, Walaupun demikian
penulis mendapatkan 15 artikel internasional dan hal ini meningkat secara signifikan di berbagai
18 artikel nasional. Artikel dalam penelitian belahan dunia. Dengan berlalunya setiap dekade,
tersebut relevan dengan topik yang diangkat wanita membuat langkah signifikan dalam
yakni mengenai efektivitas gaya kepemimpinan pencapaian pendidikan mereka, memposisikan
“women leadership” dalam meningkatkan diri mereka lebih baik untuk peran
kinerja guru. kepemimpinan. Meskipun penelitian selama
Kepemimpinan kepala sekolah perempuan secara beberapa dekade menilai gaya kepemimpinan
umum terbukti dapat menjadi kepemimpinan perempuan, gambaran mapan tentang perempuan
yang efektif karena perempuan memiliki dan kepemimpinan beragam. Di satu sisi, wanita
keunggulan dalam berperan dan menciptakan dipuji karena memiliki banyak keterampilan,
efektivitas organisasi, misalnya struktur yang perilaku, dan atribut kepemimpinan yang terkait
menekankan kerja tim, kepercayaan, fleksibilitas dengan kepemimpinan yang efektif (Reding phD,
dan kesiapan. Dari segi kepemimpinan, 2020). Perempuan memiliki kekuatan yang lebih
perempuan tentunya berbeda dengan laki-laki. kecil dalam masyarakat dibandingkan laki-laki.

542
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 3, Halaman 539-550

Rendahnya partisipasi perempuan dalam rasa percaya diri para anggotanya, menaikkan
pembangunan dan posisinya yang cenderung keterampilannya, dan memberi kontribusi
terbelakang disebabkan oleh: 1) adanya dikotomi terhadap perkembangan dan pertumbuhan
ataupun kegiatan membandingkan atas peran psikologis. Hal ini selaras dengan pendapat
manusia antara laki-laki dan perempuan sebagai (Widodo, 2019) yang mengungkapkan bahwa
akibat dari determinasi biologis seringkali seseorang pemimpin perempuan yang sukses
mengarah pada proses marginalisasi perempuan; memiliki kemampuan: a) membangun visi,
2) dikotomi antara peran publik, yang berakar membariskan orang dibelakangnya, dan berbagi
pada sindrom planning untuk hal yang akan dilakukannya; b)
bahwa “peran perempuan ada di rumah”, mengkomunikasikannya menggunakan cara yang
sehingga melanggengkan pembagian antara mengakibatkan keyakinan dan kepercayaan; c)
fungsi produktif dan reproduktif antara laki-laki memotivasi pegawai guna mendukung usaha
dan perempuan; 3) konsep “beban kerja ganda”, yang diperlukan untuk tercapainya tujuan
yang memelihara intuisi bahwa fungsi organisasi; d) membangun tim yang memahami,
perempuan terutama sebagai ibu rumah tangga di menghargai, saling ketergantungan serta sinergi;
rumah, cenderung mengalami proses e) menunjukkan kecerdasan emosional; f) berani
pemutakhiran potensi perempuan secara mengambil risiko yang menguntungkan
keseluruhan; 4) sindrom sub-ordinasi dan peran organisasi; dan g) membangun jaringan yang
marginal perempuan telah mempertahankan kuat yang mendukung pencapaian tujuan dan
persepsi bahwa fungsi dan peran perempuan kesuksesan profesional.
dalam masyarakat bersifat sekunder (Hartono, Kepemimpinan pada dasarnya tidak memberikan
2021). perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Sampai saat ini, telah banyak perempuan bekerja Antara keduanya memiliki kesempatan untuk
pada bidang pekerjaan laki-laki, bukan hanya menjadi pemimpin yang baik. Perempuan adalah
bertahan dalam pekerjaan saja, melainkan para bagian dari masyarakat yang lebih besar daripada
perempuan juga bisa menjadi sukses sebagai laki-laki. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang
seseorang pemimpin (Fitriani, 2015). Perempuan Maha Esa dari dua jenis, laki-laki dan
dapat menerangkan bahwa dirinya makhluk yang perempuan.Tidak ada perbedaan yang signifikan
luar biasa dan berani, dan enggan kalah dengan antara pria dan wanita. Mereka memiliki
laki-laki. Dalam hal manajemen dan kedudukan yang sama, derajat yang sama, hak
kepememimpinan, secara fundamental seorang dan kewajiban yang sama.
perempuan tidak jauh berbeda dengan laki-laki.
Seiring dengan berlalunya waktu, perempuan Pembahasan
menciptakan langkah signifikan pada pencapaian 1. Gaya Kepemimpinan “Women Leadership”
pendidikan mereka, mereka dapat memposisikan Kepemimpinan adalah ilmu sekaligus
diri mereka dengan lebih baik untuk kiprah seni. Sebagai ilmu yang diamalkan, faktor siapa
kepemimpinan. Walaupun penelitian selama yang menjadi seorang pemimpin tersebut
beberapa dekade menilai gaya kepemimpinan menjadi hal penting dalam konsistensi keilmuan.
perempuan, citra kemapanan mengenai seorang Meskipun ada berbagai jenis kepemimpinan,
perempuan dan kepemimpinan beragam, pada kepemimpinan sebagai seni memiliki tujuan yang
satu sisi kepemimpinan perempuan dipuji sama. Dari segi keilmuan, laki-laki dan
lantaran dianggap mempunyai banyak perempuan memiliki kemampuan yang sama
keterampilan, perilaku, dan atribut untuk menjadi pemimpin. Berdasarkan sudut
kepemimpinan yang terkait dengan pandang seni, kepemimpinan laki-laki dan
menggunakan kepemimpinan yang efektif. perempuan ini memiliki berbeda. Perbedaan cara
Menurut (Teresa & Diogo, 2018) bahwa laki-laki dan perempuan memimpin dipengaruhi
perempuan pada efektivitas kepemimpinanannya oleh faktor sifat, karena dalam konstruksi laki-
bisa berhasil menjadi pengemban amanah, laki dan perempuan memiliki perbedaan (Mulya
sebagai motivator para pengikut, memecahkan & Shakiyya, 2020). Berdasarkan struktur otak,
perkara kontribusi terhadap efisiensi spesialisasi dalam pada gender maskulin (laki-laki) terdapat
peran, mengangkat solidaritas kelompok, ciri-ciri dasar pada laki-laki, yaitu agresif, bebas,
akumulasi sumber daya, mengelola kegiatan dominan, aktif, rasional, apa adanya dan tidak
organisasi, kematangan kelompok untuk emosional, dan memiliki keingintahuan yang
menangani perubahan dan krisis, memperbaiki besar, kurang dapat mengekspresikan diri,
kualitas kehidupan kerja, melakukan kualitas bersikap santai dan ramah. Dia tidak bereaksi
menurut proses-proses kelompok, membentuk terhadap hal-hal emosional. Berkaitan dengan
543
Anisya Shofi Tsany & Aditya Chandra Setiawan. Efektivitas Gaya Kepemimpinan “Women
Leadership” dalam Meningkatkan Kinerja Guru

sikap dasar tersebut, seorang pemimpin laki-laki memungkinkan pemimpin untuk memantau
memliki sikap rasionalistik dan holistik dalam situasi dengan cermat dan membuat penyesuaian
bekerja. Karena sikap agresif, dominan, dan cepat. Karena bawahan lebih dekat dengan
objektif mereka, mereka dapat lebih mudah masalah dan memiliki informasi yang lebih
mengambil inisiatif untuk mencapai tujuan relevan tentang masalah daripada pemimpin,
kelompok Menurut (Rosyidah & Suyadi, 2021). bawahan dapat membuat keputusan yang lebih
Sementara perempuan memiliki gaya baik dan lebih cepat (Maheshwari &
kepemimpinan yang lebih baik dalam hal Nayak,2020).
keterampilan interpersonal, komunikasi, Sebuah penelitian berjudul Women’s Leadership
perilaku, tugas, kemampuan memotivasi dalam Experiences: A Study of Ivorian Women Primary
pencapaian tujuan, dengan adanya hal ini, School Principals yang ditulis oleh (Oyeniran &
kehadiran perempuan diterima di semua bidang Anchomese, 2018) menyatakan bahwa karakter
kehidupan. Kepemimpinan perempuan pada gaya kepemimpinan yang digunakan oleh para
umumnya lebih detail, teliti, dan mudah perempuan tersebut memengaruhi cara mereka
berempati mengenai kondisi bawahannya karena menjalankan sekolahnya. Para perempuan ini
merasa memiliki peran yang sama dengan melihat diri mereka sebagai pemimpin yang
bawahannya, yaitu sebagai wanita karir, namun berpikiran terbuka dan peduli dengan orang-
mampu mengatur waktu dengan baik (Morley & orang di sekitar mereka. (Zamakda, 2021)
Lund, 2021). Kepemimpinan perempuan juga Sebagian besar guru menggambarkan pemimpin
mampu membina dan menggerakkan seluruh sebagai pemimpin yang memotivasi anggotanya,
sumber daya yang ada dengan cara yang unik terutama guru yang mengajarkan bahwa bentuk
sebagai perempuan yaitu baik hati, luwes, penuh kepemimpinan perempuan ini dapat berdampak
empati, keterhubungan, keterbukaan, easy going, positif pada prestasi akademik siswa. Berkenaan
dan hubungan komunikasi yang baik antar dengan praktik pemimpin perempuan di dalam
bawahan dan memperlancar pencapaian tujuan dan di luar sekolah, dapat diamati lebih banyak
(Solihati, 2020). Dengan adanya sifat atau bahwa perempuan lebih banyak bersosialisasi,
karakter pada perempuan ini tentunya memiliki sedangkan laki-laki kurang sensitif secara sosial
kecocokan pada kepemimpinan pendidikan. dan laki-laki lebih fokus pada aspek pragmatis.
Misalnya pada PAUD, Sekolah Dasar, hingga Para perempuan dalam telah menunjukkan
Sekolah Menengah Pertama. Karena pada kesediaan untuk menempatkan diri mereka dalam
jenjang-jenjang tersebut sangat berhubungan kepemimpinan sekolah. Hal yang dapat
dengan karakter yang dimiliki oleh perempuan memperkuat kemampuannya untuk memecahkan
seperti membimbing, memiliki perhatian dan masalah secara efektif adalah bahwa mereka
peka terhadap lingkungannya, dan lain lebih memperhatikan detail dan segala sesuatu
sebagainya. yang terjadi di sekitar mereka, dan terutama pada
Perempuan juga memiliki kecerdasan emosional hubungan kerja (Shaukat dan Yousaf, 2021). Hal
dan kekuatan feminitas mereka, hal ini dijelaskan ini memungkinkan mereka untuk melihat potensi
oleh (Fathurrahman, 2018). Perempuan juga ketegangan antara orang-orang sejak dini
dapat membentuk jaringan di dalam organisasi. sehingga mereka dapat menemukan solusi dan
Pada dasarnya gaya kepemimpinan menunjukkan menjauhi konflik secara lebih diplomatis.
kemauan dan kemampuan pemimpin untuk Sebagian besar perempuan dalam penelitian ini
mengikutsertakan atau berpartisipasi atau lebih menekankan pada sikap partisipasi,
memberdayakan anggota organisasi sebagai kolaborasi, dan kepedulian sebagai karakteristik
bawahan. Perilaku atau gaya kepemimpinan ini kepemimpinan mereka. Selain itu, mereka
akan efektif bila bawahan memiliki persiapan dan menggambarkan pemahaman diri mereka tentang
kedewasaan yang baik (Suraya & Kasman, gaya sebagai kepemimpinan transformasional.
2021). Dalam arti yaitu memiliki kemauan dan Adapun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu. Salah kepemimpinan perempuan diketahui memiliki
satu hal terpenting adalah partisipasi dalam gaya transformasional. Peneliti lain telah
pengambilan keputusan secara kolektif atau oleh mengemukakan bahwa perempuan tampil lebih
manajer sebagai supervisor. baik daripada laki-laki dalam kepemimpinan
Kualitas keputusan juga cenderung akan transformasional demokratis, terutama dalam tim
meningkat ketika pekerjaan bawahan kepemimpinan. Misalnya, (Isa, 2018)
membutuhkan respons cepat terhadap situasi menyimpulkan bahwa perempuan berorientasi
yang berubah dan ketika jalur komunikasi tidak pada orang dan mereka memiliki keterampilan

544
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 3, Halaman 539-550

komunikasi yang lebih baik daripada laki-laki. Namun selain dari hal tersebut, kepemimpinan
Meskipun pemimpin perempuan dalam yang demokratis akan menghargai setiap
penelitian ini memiliki keterampilan yang individu ataupun anggotanya, menawarkan kritik
dijelaskan di atas, mereka menghadapi banyak dan saran dari bawahan, juga memberikan
kendala yang membahayakan kepemimpinannya nasehat keahlian di bidangnya masing-masing,
dan dirinya sendiri. (Panda dan Banik, 2020) agar dapat memaksimalkan kemampuan masing-
menyebutkan para perempuan yang ikut serta masing anggota dalam kondisi dan waktu yang
dalam penelitian ini menunjukkan dan tepat.
mengembangkan pendekatan kepemimpinan
yang lebih inspiratif dan kolaboratif. Hal ini 2. Strategi Kepemimpinan “Women
menekankan kerja tim, komunikasi, Leadership
mendengarkan dan empati. Ruang lingkup pada tugas kepala sekolah
Gaya kepemimpinan perempuan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua aspek
transformasonal dan demokratiis cenderung utama, yaitu (1) pekerjaan di bidang administrasi
mengolah emosi dan norma dalam pengelolaan sekolah dan (2) pekerjaan yang berkaitan dengan
suatu organisasi. Kepemimpinan ini mengawasi pengembangan profesional pedagogis atau
perkembangan para anggota agar kompetensi kependidikan. Menurut persepsi banyak guru,
dapat tertanam dalam diri para anggotanya keberhasilan paling utama pada kepemimpinan
(Munir dan Aboidullah, 2018). Transformasional kepala sekolah didasarkan pada kualitas
yang dilakukan seorang pemimpin perempuan kepemimpinannya. Kunci untuk mengarahkan
adalah citra dirinya sebagai pemimpin yang ideal. kelancaran keinerja yang baik terletak pada
Menurut (Sinyosi, Potokri, 2021) agar seorang stabilitas dan emosi, serta kepercayaan diri. Hal
pemimpin perempuan tampil percaya diri sebagai ini menjadi dasar psikologis untuk
seorang pemimpin, dan layak mendapatkan memperlakukan karyawannya secara adil dan
penghargaan. Kepemimpinan ini memiliki menjadi teladan dalam hal sikap, perilaku dan
dampak yang kuat pada setiap anggotanya, melaksanakan tugas guna mencapai prestasi kerja
sehingga pemimpin dengan gaya ini dapat (Fitrah, 2017). Untuk mencapai peningkatan
dengan mudah menggerakkan anggotanya kualitas yang diharapkan, diperlukan pemimpin
menuju tujuan yang diharapkan. Kepemimpinan atau manajer yang berkarakter, tangguh,
transformasional merupakan salah satu komunikatif, dan berpengalaman dalam
kepemimpinan yang relevan dengan situasi saat mengorganisir semua orang yang dikelolanya.
ini. Dimana perubahannya itu terjadi dengan Slamet (2000) menggambarkan karakteristik
sangat cepat dan membutuhkan kemampuan pemimpin sekolah yang kuat sebagai: (1)
beradaptasi dari setiap organisasi dalam konsep memiliki visi masa depan dan mengetahui
kepemimpinan transformasional. Konsep ini tindakan apa yang harus diambil dan memahami
pertama kali dikembangkan oleh McGregor jalan ke depan, (2) memiliki kemampuan untuk
Burns pada tahun 1979 dan disempurnakan oleh mengkoordinasikan semua sumber daya yang
Bass dan Avolio pada tahun 1985. terbatas yang ada dan untuk menyelaraskan, (3)
Kepemimpinan transformasional memiliki memiliki kemampuan untuk pengambilan
kekuatan untuk memengaruhi bawahan dengan keputusan, memobilisasi sumber daya dengan
cara tertentu. Dengan menerapkan toleransi terhadap perbedaan, dan (4) memiliki
kepemimpinan transformasional, bawahan lebih kemampuan untuk melawan musuh prinsipal,
merasa dipercaya, dihargai, loyal, dan responsif yaitu ketidaktahuan, ketidakpercayaan, non-
terhadap pemimpinnya. Bass dan Gibson decision making, biasa-biasa saja, peniruan,
menyatakan bahwa kepemimpinan transformatif arogansi, pemborosan , kekakuan dan bermuka
sebagai kemampuan untuk memotivasi dan dua dalam sikap dan tindakan. Maka dari itu, ada
menginspirasi karyawan untuk mencapai lebih beberapa strategi peningkatan mutu yang dapat
dari yang direncanakan. Adapun gaya diterapkan oleh kepala sekolah. Menurut
kepemimpinan perempuan umumnya yaitu (Fauzuddin, 2011), terdapat beberapa strategi
mengenai kepemimpinan demokratis yang sering yang diterapkan oleh pemimpin sekolah untuk
disebut sebagai kepemimpinan kelompok. Harus tercapainya sekolah yang efektif, antara lain: (1)
diakui bahwa pemimpin yang demokratis tidak memperlancar proses pembelajaran, (2)
selalu menjadi pemimpin yang efektif dalam memberdayakan potensi siswa, dan (3) bekerja
kehidupan sosial, karena ada kalanya tindakan sama dengan berbagai pihak untuk mendukung
dan keputusan dapat tertunda karena keterlibatan siswa. prestasi. Sedangkan faktor pendukung
bawahan dalam proses pengambilan keputusan. peningkatan prestasi akademik adalah: (1)
545
Anisya Shofi Tsany & Aditya Chandra Setiawan. Efektivitas Gaya Kepemimpinan “Women
Leadership” dalam Meningkatkan Kinerja Guru

masukan siswa yang unggul dan terseleksi kekuatan pada kekuasaannya yang dapat
sebanyak orang, (2) dukungan dari komponen memberdayakan orang lain. Dalam studi ini
sekolah, (3) kerjasama dan kemitraan dengan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
orang tua, masyarakat, pemerintah, pihak swasta tentang kerja tim dan pendekatan yang fleksibel,
dan lembaga pendidikan internasional. serta memberdayakan pemangku kepentingan
Kemampuan alami yang dimiliki perempuan untuk berkinerja lebih baik.
adalah untuk menciptakan, merawat atau Pemimpin perempuan dianggap sebagai
memelihara, dan mendorong pertumbuhan yang pemimpin pendidikan yang teliti dan efektif
mana semua itu dilakukan demi dan bersama karena fokus mereka pada tugas pendidikan guru
orang lain (Wolfman, 1989). Menurut Steel dan jika dilihat berdasarkan pemusatan tanggung
Thornton (1994) bagi perempuan untuk menjadi jawabnya. Penelitian Mulawarman dan
sukses ada faktor-faktor kunci termasuk: (1) Srihandari (2020) terkait dengan peran atasan
Kemampuan untuk mengidentifikasi, sebagai kepala sekolah untuk mengawasi
menciptakan dan mengambil peluang, (2) pengajaran berupa kunjungan kelas dan
Menyadari kebutuhan orang-orang di tempat pengecekan integritas yang dilaksanakan secara
kerja. (3) Kebutuhan akan dukungan di semua kekeluargaan demi keamanan dan kenyamanan
tingkatan, (4) Keinginan untuk berhasil, (4) bagi warga sekolah untuk terlaksana. Secara
Kualifikasi, (5) Ekspresif. Kepemimpinan khusus supervisi kunjungan kelas dilakukan
perempuan dibentuk dan dipengaruhi oleh secara langsung dengan masuk ke dalam kelas di
karakter individu baik dari dalam maupun dari bawah pengawasan guru pengajar, sedangkan
luar lingkungannya. Hal ini ditunjukkan, supervisi kunjungan kelas tidak dilakukan secara
misalnya, ketika mereka membuat keputusan langsung oleh pihak pengelola sekolah di luar
tertentu dengan bertindak berbeda dari orang kelas. Hasil kunjungan tersebut dituangkan
lain, mempertahankan sikap, sering mengambil dalam dokumen berupa laporan supervisi,
keputusan dalam jangka panjang, dan sehingga direktur dapat menggunakan laporan ini
dihadapkan pada berbagai kesulitan dan masalah. untuk menggambarkan kinerja guru dan kinerja
(Hasan dan Othman, 2013) mencatat bahwa direktur sekolah (Khomairah dan Siswanto
pemimpin perempuan memiliki bakat dan rasa (2019). yang terpenting adalah sebagai berikut:
percaya diri menunjukkan beberapa karakter (a) Penerapan kepemimpinan sekolah yang baik.
yang pada umumnya berbeda dari laki-laki. (b) Tersedianya fasilitas yang memadai. (c)
Seperti yang ditulis oleh (Rassidy Oyeniran; Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga
Ismail Bonjah Anchomese, 2018), mereka kependidikan secara berkesinambungan. (d)
menggunakan pendekatan inklusif. Hal ini sangat Implementasi inovasi pendidikan melalui
mempertajam kemampuan mereka untuk berbagai strategi yang diterapkan.(e) Melakukan
memimpin orang. Dalam studi ini, kepala sekolah promosi (pemasaran pendidikan). Selalu
perempuan ditanya mengenai bagaimana mereka memotivasi guru dan siswa, kepala sekolah tidak
menghadapi masalah dan mengatasi hambatan. lupa mendorong tenaga administrasi untuk selalu
Mereka menggunakan kesabaran untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan peran dan
mengelola guru dan anggota komunitas sekolah tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Ia
lainnya. Pemimpin pada penelitian ini selalu mengingatkan para guru dan staf
memandang dirinya sebagai seorang ibu dan administrasi untuk bekerja sama membangun
pengasuh, terutama dengan murid-muridnya. pendidikan yang lebih baik. Penelitian oleh
Kepala sekolah lebih sering mengambil peran Mulawarman dan Srihandari (2020) mengenai
keibuan terhadap murid-muridnya, seperti: tugas kepala sekolah sebagai atasan dalam
menghadiri kelas dan terlibat pada manajemen melaksanakan pembinaan terhadap pengajaran
kelas guna memastikan bahwa semuanya baik- berupa kunjungan kelas dan pemeriksaan
baik saja dan dia sangat peduli dengan integritas yang dilakukan secara akrab dan
kesejahteraan siswa di sekolah. Moyo dan kekeluargaan guna terwujudnya dan menjamin
Perumal (2020) juga menemukan bahwa kepala kenyamanan dan keamanan bagi terciptanya
sekolah perempuan menciptakan kondisi yang penghuni sekolah. Secara khusus, kehadiran di
dapat memotivasi pemangku kepentingan kelas diawasi langsung dengan masuk ke kelas di
seperti: siswa, orang tua, guru, dan masyarakat bawah pengawasan guru pengajar, sedangkan
untuk terlibat dalam kegiatan sekolah. Meskipun supervise perkunjungan kelas secara langsung
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dilaksanakan kepala sekolah di kelas. Hasil
itu sulit, mereka menegosiasikan medan kunjungan tersebut dimasukkan ke dalam

546
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 3, Halaman 539-550

dokumen berupa laporan supervisi, sehingga kepemimpinan di bidang pendidikan, khususnya


kepala sekolah dapat menggunakan laporan ini di lembaga pendidikan. Beberapa hambatan dan
untuk menggambarkan kinerja guru dan kinerja tantangan yang dihadapi perempuan dalam
kepala sekolah. Adapun temuan yang didapatkan kepemimpinannya, namun tidak sedikit pula
oleh penulis pada penelitian ini, yaitu: (a) pemimpin perempuan berhasil menjadi kepala
mengembangkan inovasi pendidikan yang sekolah yang dapat membawa nama lembaga
tercermin pada visi, misi, dan tujuan lembaga, (b) dalam mencapai tujuannya. Sebagai pemimpin
mengangkat solidaritas anggota atau unit pedagogis, perilaku kepala sekolah ditujukan
sekolah, (c) menjadi motivator dan fasilitator guna membantu tercapainya suatu tujuan
bagi guru dan siswa. Berikut tabel yang pendidikan, oleh karena itu, kepala sekolah
menunjukkan gaya kepemimpinan “women berkewajiban untuk mengarahkan, menugaskan,
leadership” dan strategi yang digunakan; membina, mengoreksi, dan menilai hasil
pekerjaan para guru di sekolah tempatnya berada
(Nurvita; Alam; Abdullah, 2020). Selaras dengan
hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya,
manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan
transformatif dan demokratis dikatakan memiliki
korelasi yang lebih tinggi dengan efektivitas.
Strategi yang digunakan oleh pemimpin ini
adalah pendekatan secara kekeluargaan yang
penuh tanggung jawab, transparansi dan saling
menghormati. (Mulawarman dan Srihandari
(2020) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
perempuan lebih demokratis dan partisipatif,
3. Efektivitas Gaya Kepemimpinan “Women feminis, dengan sifat keibuan dan baik hati yang
Leadership” dalam Meningkatkan Kinerja berupaya secara kolektif memenuhi keinginan
Guru guru dan tenaga kependidikan sebagai rekan atau
Seiring berjalannya waktu dan kolega sekolah untuk bersama-sama menjamin
berkembangnya zaman, banyak perempuan yang pendidikan yang berkualitas dengan penelitian
menjadi pemimpin di berbagai bidang untuk sebelumnya bahwa perempuan lebih efektif
memungkinkan perempuan memiliki tanggung dalam membangun atau merencanakan layanan
jawab tambahan, yaitu ibu rumah tangga dan pendidikan dan sosial, serta mendukung
pemimpin reformasi di Indonesia, dan hal ini keterampilan interpersonal dalam posisi
memberikan harapan bagi perempuan yang
manajemen tingkat menengah.
selama ini terbatas dalam segala hal.
Efektivitas kepemimpinan dalam melibatkan
Kebangkitan perempuan di era globalisasi ini
guru dalam pengembangan kinerjanya dan
telah membawa perubahan dalam pembangunan.
menciptakan efektivitas sekolah pada dasarnya
Pada titik ini, perempuan terikat pada peran
tidak ditentukan oleh karakteristik gender.
ganda, tidak lagi hanya terpaku pada peran
Walaupun pemeran pemimpin atau kepala
menjadi istri atau ibu, tetapi berorientasi pada
sekolah cenderung bersifat feminine yang
pemanfaatan kualitas eksistensi
menunjukkan bagaimana ia mengasuh guru dan
kemanusiaannya. Di Indonesia sendiri, peran
staf dengan penuh cinta dan kasih sayang
perempuan dalam posisi kepemimpinan dari
layaknya seorang ibu bagi seorang anak, namun
segala bidang menunjukkan bahwa perempuan
didasari dengan komitmen kuat dalam
juga mampu dan layak menjadi pemimpin. Hal
mewujudkan tujuan sekolah, visi, misi, dan
ini tidak berarti bahwa kedudukan laki-laki
kemampuan dalam mengatur, mengelola, dan
berubah, melainkan keduanya saling
memimpin sekolah dengan baik serta
mempengaruhi dan mempunyai hak yang sama
kemampuannya membangun hubungan kerja
untuk bersama-sama mencapai keberhasilan
yang sinergis dengan seluruh staf sekolah,
suatu tujuan pembangunan tersebut.
komite/orang tua, dan masyarakat, dan juga
Kepemimpinan perempuan mempunyai
siswa, serta pemangku kepentingan sekolah,
keunggulan dalam hal komunikasi, keterampilan
seorang pemimpin sekolah mampu melihat
interpersonal, perilaku, tugas, kemampuan
efektivitas kinerja guru dan sekolah yang
memotivasi dan pencapaian tujuan, sehingga
dipimpinnya. Kepemimpinan perempuan yang
kehadiran perempuan diterima di segala bidang
berhasil tersebut bermula dari kepemimpinan
kehidupan. Termasuk perempuan dalam posisi
yang menekankan pada interaksi atau hubungan.
547
Anisya Shofi Tsany & Aditya Chandra Setiawan. Efektivitas Gaya Kepemimpinan “Women
Leadership” dalam Meningkatkan Kinerja Guru

Interaksi atau hubungan berlangsung baik pegawai untuk lebih meningkatkan kinerjanya,
dengan siswa, guru,rekan kerja, orang tua, hinga pemimpin seharusnya dapat mewujudkan sasaran
masyarakat serta berfokus pada proses dan sekolah, visi, misi, dan tujuan lembaga melalui
kepemimpinan yang edukatif dan partisipatif, program-program yang dilaksanakan dengan
menerima masukan, mendukung, partisipatif, perencanaan yang matang sehingga
memberikan informasi untuk membantu dalam menghasilkan sekolah efektif.
pengambilan keputusan-keputusan konsensual 2. Bagi Peneliti lain, dapat mengembangkan pada
untuk mencapai tujuan organisasi atau sekolah metode penelitian yang lainnya, seperti
(Sims & Carter, 2019). Seorang pemimpin kuantitatif, kualitatif serta pengembangan.
perempuan yang menjalankan sekolah memiliki
sifat atau karakteristik kepribadian yang DAFTAR PUSTAKA
bijaksana, halus, dan lembut yaitu, dia tidak Latifa, D. K., & Giatman, M. (2021). Model
memimpin bawahannya secara hierarkis, tetapi Kepala Sekolah Wanita di Era
lebih luas (dia dapat menggunakan metode Modern. Jurnal Studi Ilmu dan
kepemimpinan yang berbeda untuk memotivasi Manajemen Pendidikan Islam
bawahannya). Musoli, M. (2021). Peran Kepemimpinan
Perempuan, Motivasi Dan Disiplin Kerja
PENUTUP Dalam Meningkatkan Kinerja
Kesimpulan Karyawan. JPIM (Jurnal Penelitian Ilmu
Berdasarkan hasil dari metode studi Manajemen)
literatur yang telah dilakukan sebelumnya, dan Andriani, T. (2019). Peran Kepala Sekolah
pembahasan yang telah penulis uraikan diatas, Perempuan dalam Upaya Peningkatan
maka kesimpulan yang dihasilkan pada artikel ini Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar
adalah sebagai berikut: Muhammadiyah 01 Pekanbaru. Jurnal
1. Kepemimpinan perempuan umumnya Kependidikan Islam
memiliki gaya kepemimpinan feminine Nizomi, K. (2019). Gaya kepemimpinan
“transformasional-demokratis”, dimana dalam perempuan dalam budaya
pencapaian keberhasilan kepemimpinannya, organisasi. JIPI (Jurnal Ilmu
mereka lebih mengarah kepada membantu Perpustakaan Dan Informasi)
pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala Da Meisa, E. A., & Anzari, P. P. (2021).
sekolah berkewajiban dalam mengarahkan, Perspektif feminisme dalam
membina, menugaskan, mengoreksi, dan menilai kepemimpinan perempuan di
hasil pekerjaan para guru di sekolah tempatnya Indonesia. Jurnal Integrasi Dan
berada. Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial
2. Adapun strategi yang dilakukan oleh Nurhidayani, A. (2020). Efektivitas Gaya
kepemimpinan wanita dalam meningkatkan mutu Kepemimpinan Perempuan di
dan kualitas kinerja pegawainya antara lain: (a) Kabupaten Wajo. Jurnal Ilmiah
mengembangkan inovasi pendidikan yang Administrasi Publik dan Bisnis
tercermin pada visi, misi, dan tujuan lembaga, (b) Rosyidah, A., & Suyadi, S. (2021). Maskulinitas
mengangkat solidaritas anggota atau unit Dan Feminitas Kepemimpinan
sekolah, (c) menjadi motivator dan fasilitator Pendidikan Islam: Kajian Deferensiasi
bagi guru dan siswa. Otak Laki-Laki Dan Perempuan
3. Proses pengadopsian gaya kepemimpinan Perspektif Neurosains. Evaluasi: Jurnal
model transformasional dan demokratis Manajemen Pendidikan Islam
berdasarkan dengan penelitian sebelumnya, Andhika, M. (2021). Peran Kepemimpinan
memiliki korelasi dengan efektivitas. Kepala Sekolah Perempuan di Sekolah
Menengah Atas Negeri
Saran Pedesaan. Manajemen Pendidikan
Berdasarkan kesimpulan yang telah Suraya, S., Haeril, H., & Kasman, K. (2021).
dipaparkan tersebut, maka ada beberapa saran Peran Kepemimpinan Perempuan (Studi
yang perlu penulis kemukakan sebagai pada Kepemimpinan Ibu Kepala
rekomendasi pada penelitian ini, yaitu: Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2
1. Bagi Kepala Sekolah, seorang kepemimpinan Bima). YUME: Journal of Management
perempuan harus lebih tegas dalam mengambil Berliani, T., & Dagau, E. (2020). Kepemimpinan
keputusan serta mampu menggerakkan para Kepala Sekolah Perempuan Pada

548
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 3, Halaman 539-550

Sekolah Swasta Efektif Di Kota Education.


Palangka Raya. Equity in Education Maheshwari, G., & Nayak, R. (2020). Women
Journal (EEJ) leadership in Vietnamese higher
Wulandari, Y., Sartika, E. D., & Perawati, P. education institutions: An exploratory
(2018). Strategi Kepala sekolah study on barriers and enablers for career
perempuan Dalam Meningkatkan Mutu enhancement. Educational Management
Pendidikan. JMKSP (Jurnal Administration & Leadership,
Manajemen, Kepemimpinan, dan 1741143220945700.
Supervisi Pendidikan) Zamakda Allison, S. (2021). The Leadership of
Mulawarman, W. G., & Srihandari, A. P. (2021). Women in the Saudi Higher Education
Manajemen Kepemimpinan Kepala System. The Leadership of Women in the
Sekolah Perempuan: Analisis Model Saudi Higher Education System
CIPP. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Shaukat, S., Shahzadi, K., & Yousaf, F. (2021).
Nonformal Women Leadership in the Academia: a
Khomairah, W., & Siswanto, S. (2019). Kinerja Voice of University Teachers. Pakistan
Kepemimpinan Perempuan dalam Journal of Educational Research
Meningkatkan Daya Saing Lembaga Morley, L., & Lund, R. W. (2021). The affective
Pendidikan di SMK Al-Mujtama’ economy of feminist leadership in
Plakpak Pegantenan-Pamekasan. re- Finnish universities: class-based
JIEM (Research Journal of Islamic knowledge for navigating neoliberalism
Education Management) and neuroliberalism. Discourse: Studies
Surahman, S., & Munadi, M. (2022). in the Cultural Politics of Education
Kepemimpinan Perempuan di Perguruan Mulawarman, W. G., Komariyah, L., &
Tinggi: Manajerial atau Suryaningsi, S. (2021). Women and
Akademik. Jurnal Kepemimpinan dan leadership style in school management:
Pengurusan Sekolah Study of gender perspective. Cypriot
Mustaghfiroh, M., Mustiningsih, M., & Journal of Educational Sciences
Sumarsono, R. B. (2021). Gaya Isa, N. B. M. (2018). Think like a man, act like a
Komunikasi Kepemimpinan Kepala lady: infusing stereotypical feminine
Sekolah Perempuan. Jurnal Pendidikan: roles in doing leadership.
Teori, Penelitian, dan Pengembangan Carvalho, T., & Diogo, S. (2018). Women rectors
Alhadar, F. M., & Rajak, A. (2019). Karakteristik and leadership narratives: the same male
Gaya Kepemimpinan Perempuan dalam norm?. Education Sciences
Organisasi Islam (Pada Universitas Panda, S. S., & Banik, K. (2020). Women
Muhammadiyah Maluku Utara dan Leadership: Use Emotional Intelligence
Institut Agama Islam Negeri IAIN to Transform the Culture of an
Ternate). Jurnal Manajemen Organization. Srusti Management
Sinergi, 7(1). Review
Widodo, H. (2019). Kepemimpinan Kepala Oyeniran, R., & Anchomese, I. B. (2018).
Sekolah Perempuan di Sekolah Dasar Women's Leadership Experiences: A
Muhammadiyah Kabupaten Study of Ivorian Women Primary School
Sleman. PEDAGOGIA: Jurnal Principals. Journal of Educational Issues
Pendidikan Moyo, Z., & Perumal, J. (2020). a Systematic
Nurvita, A., Alam, F., & Abdullah, I. (2020). Review of Research on Women Leading
Kepemimpinan Kepala sekolah and Managing Education in
Perempuan dalam meningkatkan budaya Zimbabwe. Gender & Behaviour
sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan Munir, F., & Aboidullah, M. (2018). Gender
Abadi, M., Dirani, K. M., & Rezaei, F. D. (2022). Differences in Transformational
Women in leadership: a systematic Leadership Behaviors of School
literature review of Middle Eastern Principals and Teachers' Academic
women managers' careers from NHRD Effectiveness. Bulletin of Education and
and institutional theory Research
perspectives. Human Resource Sinyosi, L. B., & Potokri, O. C. (2021).
Development International Challenges of Leadership from
Reding PhD, J. L. (2020). The Dynamic of Narratives of Female Principals of Rural
Women Leading Women in Higher Secondary Schools in Vhembe District
549
Anisya Shofi Tsany & Aditya Chandra Setiawan. Efektivitas Gaya Kepemimpinan “Women
Leadership” dalam Meningkatkan Kinerja Guru

of South Africa. Researchers World women executive leadership model. The


Sims, C. M., & Carter, A. D. (2019). Revisiting Journal of Business Diversity
parker & ogilvie's African American

550

Anda mungkin juga menyukai