Abstrak
Sekolah merupakan sarana dan prasarana untuk setiap manusia dalam melakukan pendidikan.
Setiap sekolah pasti memiliki seorang pemimpin yang memimpin dengan baik, kreatif, inovatif,
dan bertanggung jawab sehingga mampu menjunjung nama tinggi sekolah. Kepala sekolah
merupakan pemimpin yang berada disekolah dan memiliki peran penting dalam lembaga
pendidikan. Tercapainya prestasi yang mampu di raih oleh peserta didik merupakan salah satu
kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
mengetahui peran dan strategi kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah di SDN Model
Banyuwangi. Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif. Teknik untuk pengumpulan data
yaitu melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan keteladanan kepala sekolah baik dalam tindakan maupun kedisiplinan,
pembinaan profesionalisme guru yang dilakukan kepala sekolah, penerapan supervisi dan
kurikulum 2013, serta prestasi peserta didik.
Kata Kunci : kepala sekolah, kepemimpinan pembelajaran, strategi, peran.
Abstract
School is a facility and infrastructure for every human being in conducting education. Every school
must have a leader who leads well, creatively, innovatively, and responsibly to be able to uphold the
school's high name. The principal is a leader who is in school and has an important role in
educational institutions. Achieving the achievements that are able to be achieved by students is one
of the principal learning leadership. This study aims to analyze and determine the role and
leadership strategies of school principals Elementary school in Banyuwangi Model. Researchers
used a qualitative approach. Techniques for data collection are through interviews, observation and
documentation studies. Data analysis techniques using the Miles and Huberman models, namely
data reduction, data presentation, and data verification. The conclusion of this study shows the role
model of the principal both in action and discipline, teacher professional development conducted
by the principal, the implementation of supervision and curriculum in 2013, and student
achievement.
Sekolah merupakan suatu sarana prasarana akreditasi terbaik. Pemimpin yang ada
bagi peserta didik mulai dari bermain, disekolah yaitu kepala sekolah, dimana
bertemu teman baru, lingkungan baru, dan kepala sekolah tersebut memiliki peran
tempat untuk pembelajaran. Sekolah dapat penting terutama di dunia pendidikan.
dikelola dengan baik dan mendapatkan daya Kepala sekolah yang aktif akan meninjau
tarik tinggi bagi orang tua siswa siswi dan membimbing guru-guru didalam proses
apabila memiliki pemimpin yang baik, pembelajaran, sehingga dengan pengajaran
kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab yang dapat dilakukan secara maksimal dan
sehingga mampu menjunjung nama tinggi akan mendapatkan output (keluaran) yang
sekolah tersebut hingga mendapatkan baik pula.
379
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 08 Nomor 04 Tahun 2020, 379-388
380
Arum Kusuma Dewi & Karwanto. Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah di SDN Model Banyuwangi
381
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 08 Nomor 04 Tahun 2020, 379-388
382
Arum Kusuma Dewi & Karwanto. Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah di SDN Model Banyuwangi
diri dan mampu menghadapi suatu tantangan berinteraksi dengan baik guna
di masa yang akan datang nantinya. mengembangkan keprofesian guru, dan
Sedangkan menurut Wardani, dkk (2015:686) memantau pembelajaran di kelas. Menurut
tujuan kepemimpinan pembelajaran Kunandar (Wardani, dkk, 2015:689-690)
merupakan fasilitas pembelajaran supaya strategi yang dapat dilakukan oleh kepala
adanya peningkatan prestasi belajar, sekolah yaitu : Mendengar (Listening), yaitu
kepuasan belajar, motivasi belajar, bagaimana cara kepala sekolah menjadi
pengetahuannya, kreativitas dan inovasi. pendengar yang baik untuk guru seperti
Perlunya penerapan kepemimpinan kelemahan, kesulitan, masalahan, dan
pembelajaran disekolah karena : (1) masalah apa saja yang dialami oleh guru.
meningkatnya prestasi pesera didik; (2) Mengklarifikasi (clarifying), yaitu kepala
memberikan dorongan agar warga sekolah sekolah memahami dan memperjelas apa
dapat dan mampu meningkatkan prestasi yang sedang dipermasalahkan oleh guru.
peserta didik; (3) pencapaian visi, misi, dan Sehingga kepala sekolah dapat memperjelas
tujuan sekolah dijalankan dengan fokus; (4) apa yang di inginkan oleh guru dengan cara
membangun komunitas belajar warga dan menanyakannya. Mendorong (Encouraging),
menjadikan learning school. yaitu mengemukakan kembali permasalahan
Prinsip-prinsip Kepemimpinan yang dihadapi apabila kurang jelas sehingga
Ada tiga unsur yang mana mewakili tidak terjadi kesalah pahaman dalam
komunikasi. Mempresentasikan (presenting),
prinsipprinsip kepemimpinan Meyer dan
Slechta (Tambunan, 2018:28-29) menyatakan kepala sekolah menjelaskan kembali atau
: (1) integritas, yaitu menuntut pemimpin mempresentasikan lagi mengenai
menjadi individu yang layak mendapatkan permasalahan guru tersebut sudah samakah
kesetiaan dan respect yang tulus dari atau belum dalam pemahamannya.
Memecahkan masalah (problem solving),
anggotanya. Pemimpin menjalani kehidupan
sebagai kepala sekolah dapat mengambil
untuk memberikan kesempatan terhadap
anggotanya agar dapat melakukan seperti tindakan untuk berdiskusi dengan guru yang
yang di lakukan oleh pemimpin; (2) hati lain untuk memecahkan permasalahan yang
sedang dialami. Negosiasi (negotiating),
seorang hamba, yaitu seorang pemimpin
mampu membimbing, mempengaruhi dan yaitu dilakukan dengan cara berunding.
Kepala sekolah dan guru yang lainnya yang
memberdayakan anggotanya. Selain itu
seorang pemimpin memperlihatkan perilaku ikut berperan membuat kesepakatan untuk
yang benar, peduli dengan orang lain, jujur, tugas yang dilakukan secara individu maupun
bekerja sama, menyukai apa yang dikerjakan, bersama.
percaya apa yang dikerjakannya, menghargai Mendemonstrasikan (demonstrating),
setiap kinerja dan potensi anggota, dan kepala sekolah melakukan pemaparan agar
berorientasi terhadap produktivitas; (3) dapat dilihat oleh guru-guru dan pengupayaan
menjadi pengurus, seorang pemimpin yang agar guru dapat melakukan hal tersebut.
mempunyai kepedulian, tanggung jawab dan Mengarahkan (directing), hal ini bertujuan
perhatian terhadap seluruh anggotanya. agar kepala sekolah dapat memberikan
pengarahan, sehingga guru dapat melakukan
hal tertentu. Menstandarkan
Strategi Kepemimpinan (standardization), melakukan penyesuaian
Willison (Wardani, dkk, 2015:688-689) dengan menstandarkannya bersama dengan
menyatakan ada tiga strategi untuk guru yang lainnya. Memberikan penguat
menjalankan suatu kepemimpinan (Reinforcing), supaya guru tertarik dengan
pembelajaran yang efektif yaitu (1) talk ke upaya yang paparkan oleh kepala sekolah
talk; (2) walk the walk; (3) be the caddy. tersebut, kepala sekolah memperkuat dengan
Sebagai kepala sekolah harus mampu kondisi yang menguntungkan untuk guru.
383
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 08 Nomor 04 Tahun 2020, 379-388
384
Arum Kusuma Dewi & Karwanto. Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah di SDN Model Banyuwangi
dalam menciptakan sekolahnya agar lebih pemimpin dalam organisasi merupakan peran
menarik dan mampu mendukung program penting bagi keberadaan dan kemajuan
sekolah. organisasi. Ada dua aspek fungsi
Menurut Umar (Suhardiman, 2012: 34) kepemimpinan yaitu : (1) fungsi administrasi,
menyatakan bahwa faktor-faktor tidak yaitu mengadakan formulasi kebijaksanaan
langsung berhubungan dengan pekerjaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya;
tetapi apabila dimiliki oleh beberapa pegawai fungsi sebagai top manajemen, yaitu
maka dapat mempengaruhi peningkatan mengadakan planning, organizing, staffing,
kinerja. Beberapa variabel yang berhubungan directing, commanding, controling, dan
dengan kinerja antara lain inisiatif kehadiran, sebagainya. Upaya mewujudkan
adanya kejujuran, perilaku, kerja sama, kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan
tanggung jawab, pengetahuan, dan mampu harus dapat dijalankan sesuai dengan
memanfaatkan waktu sebaik mungkin. fungsinya.
Suhardiman (2012: 35) mengatakan ada Kepala sekolah memberikan dukungan
tiga faktor yang dapat mempengaruhi kinerja kepada peserta didik dalam mengembangkan
yang pertama, faktor kemampuan dimana prestasinya sesuai dengan kebutuhan masing
yang dimiliki oleh pegawai yang terlibat – masing. Peserta didik juga mendapat
didalam kegiatannya. Sehingga kemampuan fasilitas dimana siswa siswi tidak hanya
yang dimiliki harus dapat mendukung dengan melakukan pembelajaran teori di kelas saja
pekerjaannya dan menjadikan tanggung namun juga dapat turun langsung ke lapangan
jawab. Kedua, faktor upaya yaitu adanya sesuai dengan mata pelajaran yang sedang
upaya dari semua organisasi yang terlibat, dipelajari supaya peserta didik dapat
mulai dari pemimpin hingga staf, untuk menerima dan menerapkan pembelajaran
peningkatan dalam kinerja. Ketiga, faktor secara langsung. Peserta didik yang
peluang dimana adanya kesempatan sekecil berprestasi dikelas akan dipantau dan diambil
apapun itu untuk meningkatkan kinerja harus sebanyak lima orang dari setiap kelas dan
dimanfaatkan sebaik mungkin. dikumpulkan menjadi satu dimana akan
HASIL PENELITIAN DAN menjadi sebuah kelompok siswa siswi yang
PEMBAHASAN akan menghadapi olimpiade dengan
Peran Kepemimpinan Pembelajaran dukungan berupa pembelajaran tambahan
SDN Model Banyuwangi merupakan rutin dan terjadwal serta menyuplai buku
lembaga pendidikan yang menjadi salah satu diluar buku bos untuk memenuhi sumber –
sekolah dasar percontohan di Banyuwangi. sumber pembelajaran peserta didik.
Dalam membentuk lembaga pendidikan Hal ini sesuai dengan pendapat yang
tersebut maka disusunlah sebuah visi misi dikemukakan oleh Hariri, dkk (2017:7)
yang baik untuk mencapai tujuan bersama fungsi utama seorang pemimpin pendidikan
yaitu “Unggul dalam berprestasi, teguh dalam yaitu untuk belajar mengambil keputusan dan
beriman, semakin peduli dan berbudaya bekerja antara lain : (1) Adanya fasilitas yang
lingkungan, serta berwawasan global”. Upaya diberikan pemimpin demi tercapainya
kepala sekolah dalam memantau atau suasana persaudaraan, kerja sama dengan rasa
melaksanakan kegiatan sesuai dengan visi bebas; (2) Pemimpin memberikan fasilitas
misi yaitu lembaga pendidikan ini kepada anggota kelompoknya untuk
mempunyai program dimana pada awalnya memberikan rangsangan dan bantuan
melakukan planning hingga evaluasi untuk terhadap kelompok anggota dalam
mengetahui kasus atau keberhasilan yang menjelaskan suatu tujuan; (3) Pemimpin
didapat. Hal ini sesuai dengan yang memberikan fasilitas untuk penetapan
dikemukakan oleh Basri dan Tatang prosedur kerja, yaitu membantu anggota
(2015:34) yang menyatakan bahwa fungsi kelompok menganalisis situasi kemudian
385
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 08 Nomor 04 Tahun 2020, 379-388
386
Arum Kusuma Dewi & Karwanto. Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah di SDN Model Banyuwangi
387
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 08 Nomor 04 Tahun 2020, 379-388