Disusun oleh :
FAHRIZAL NOVER
NIM. 801210098
i
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
A. Pendahuluan
Eksistensi manusia sebagai makhluk hidup dikenal sebagai
makhluk yang multidimensional. Hal ini disebabkan karena banyaknya
julukan yang diberikan kepada manusia dikenal sebagai makhluk sosial
(homo socius), makhluk bekerja (homo laden), makhluk yang suka
menggunakan lambang-lambang (homo simbolicum), mahkluk
organisasional, homo homini socius (sosok manusia sebagai makhluk
individu, tapi pada saat bersamaan manusia sebagai kawan sosial bagi
manusia lainnya), sebaliknya, ada yang menyebut manusia sebagai
serigala bagi manusia yang lain (homo homini lupus).1, dan lain
semacamnya.
Pandangan yang mendasari setiap aktifitas pemimpin dalam
kepemimpinannya baik dalam penyusunan perencanaan maupun
pelaksanaan di lembaga, atau tempat yang dipimpinnya. Karena
pemimpin sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi kelompok individu
sebagai pembimbing, motivator, dan penggerak yang menyebabkan orang
lain bertindak sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Seseorang dapat menduduki jabatan pemimpin biasanya
disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya: a) Faktor Situasi dan
Kondisi, b) Faktor Kemampuan, c) Faktor Keturunan, d) Faktor
Pengangkatan (Penunjukan), dan e) Faktor Kepentingan.
Kepemimpinan (leadership) merupakan pembahasan yang selalu
menarik, karena ia merupakan salah satu faktor penting dan menentukan
keberberhasilan atau gagalnya suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya.2 Pentingnya hal itu ditandai dengan berlangsungnya berbagai
jenis kegiatan pelatihan (training) kepemimpinan, terutama bagi individu
yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin suatu organisasi atau
lembaga. Dan sangat maklum bahwa setiap organisasi apapun jenisnya
pasti memiliki dan memerlukan seorang pimpina tertinggi (pimpinan
1
Dinn Wahyuddin, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2008),
hal. 1.3
2
Sukamto, Kepemimpinan Kyai dalam Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1999), hal. 19
1
2
puncak) dan atau manajer tertinggi (top manajer) yang harus menjalankan
kepemimpinan dan manajemen.
Di tengah persaingan global ini, diakui atau tidak, lembaga
pendidikan atau sistem persekolahan Islam dituntut mengemuka dengan
kinerja kelembagaan yang efektif dan produktif. Kepala madrasah sebagai
penanggungjawab pendidikan dan pembelajaran di madrasah hendaknya
dapat meyakinkan kepada masyarakat bahwa segala sesuatunya telah
berjalan dengan baik, termasuk perencanaan dan implementasi kurikulum,
penyediaan dan pemanfaatan sumberdaya murid, kerjasama madrasah
dan orang tua, serta sosok out come madrasah yang prospektif. Untuk
memenuhi tuntutan ini, kepala madrasah harus memiliki bekal yang
memadai, termasuk pengetahuan profesional, kepemimpinan
instruksional, ketrampilan administratif, dan ketrampilan sosial.
Bagaimanapun, kepala madrasah merupakan unsur vital bagi
efektivitas lembaga pendidikan. Tidak akan pernah kita jumpai madrasah
yang baik dengan kepala madrasah yang buruk atau madrasah yang
buruk dengan kepala madrasah yang baik. Kepala madrasah yang baik
akan bersikap dinamis untuk menyiapkan berbagai macam program
pendidikan. Bahkan tinggi rendahnya suatu mutu madrasah akan
dibedakan oleh kepemimpinan di madrasah.
Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala madrasah dalam
meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif
dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala madrasah
harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa
bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang
positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi
individu untuk bekerja sama dalam kelompok dalam rangka mewujudkan
tujuan lembaga pendidikan Islam.
3
B. Pembahasan
1. Kepemimpinan Pendidikan
Jika kita berbicara tentang kepemimpinan pendidikan, hendaklah
kita berusaha memahami bahwa dalam pelaksanaan tugas itu ada
seorang yang berfungsi sebagai pemimpin. Ia adalah orang yang dapat
bekerjasama dengan orang lain dan yang dapat bekerja untuk orang lain.
Siapakah yang sebenarnya dapat disebut pemimpin pendidikan? Tiap-tiap
orang yang merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas memimpin di
dalam lapangan pendidikan, misalnya orang tua di rumah, guru di sekolah,
kepala kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, serta pengawas
pendidikan di Kantor Pembinaan Pendidikan dan di daerah pelayanannya,
juga pendidik lain. Kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam pembinaan
pendidikan.3
Kepemimpinan dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja.
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain
sehingga mau melakukan suatu tindakan dengan sukarela untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut Mondy dan Premeaux bahwa
“leadership or leading involves influencing others to do what the leader
3
Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1993), hal. 11.
4
4
Mondy, R. W. and Premeaux, S.H, Managemen: Concepts, Practices and Skills (New
Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs, 1995), hal. 345
5
Hendiet Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara,
1982), hal. 1
6
Kouzes J. M and Posner, B. Z, Credibility, (San Francaisco: Jossey Bass Publishers,
1993), h. 11.
5
13
Dirawat dkk., dalam Muwahid Shulhan, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Bina Ilmu,
2004), hal. 53
8
14
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi (Jakarta:
Teras, 2009), hal. 170
9
15
Kementrian Agama RI, Al-Quran Terjemahan (Bandung: Darus Sunnah, 2015), hal. 551
16
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 1,
(Jakarta: Lentera Hati, Jakarta, 2002), hal. 191
17
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi (Jakarta:
Teras, 2009), hal. 165
18
Koontz, et. Al, Management, (New York: Mc. Grow Hill, Inc., Seventh Edition, 1980),
hal. 659
10
19
Koontz., et. Al, Management…, Op.Cit., hal. 662
11
20
Brooks, W, Organization: Theory and Behavior (London: Pearson educated 2009), hal.
306
12
21
Suryabroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 188
13
22
Ibid., hal. 188
14
23
Oteng Sutisna, Supervisi dan Administrasi Pendidikan (Bandung: Yemmars, 1983), hal.
156
15
24
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi (Jakarta:
Teras, 2009), hal. 196
25
Peterfreud Associaes, Innovation and Change in Public School System (Englewood
Cliffs: Author, 1980), hal. 54
16
C. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok
sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu, yaitu tujuan bersama.
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mempunyai
kemampuan dan kesiapan untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan orang lain agar menerima pengaruh
itu.
26
Ibid., hal. 60
17
DAFTAR PUSTAKA