Anda di halaman 1dari 10

MODUL INTERVENSI NON KLINIS

ANAK HEBAT
ANTI TERLAMBAT
DENGAN BEHAVIOR CONTRACT

DISUSUN OLEH:

DWI MEYDILIA WIANDARI


REZI AWALIA PUTRI
TASYA FAZILLA NIRMALA
PENDAHULUAN
Sekolah adalah salah satu tempat untuk mengenyam pendidikan. Sekolah
merupakan tempat bagi pelajar untuk menimba ilmu dan membentuk karakter
menjadi lebih baik. Dalam prosesnya, para siswa akan belajar banyak hal di
sekolah mulai dari bersosialisasi, tata karma disiplin menjalankan tata tertib
dan mengasah kemampuan dirinya secara maksimal. Di sekolah terdapat
banyak sekali peraturan atau tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua
anggotanya. Tata tertib dibuat untuk menciptakan suasana yang kondusif
sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai. Namun apabila ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengikuti aturan atau tidak disiplin, maka siswa akan terkena
sanksi yang sudah diatur dalam tata-tertib sekolah.

Terdapat terdapat berbagai macam bentuk ketidaksiplinan di sekolah,


misalnya membolos, berkelahi, terlambat datang ke sekolah, tidak mengenakan
seragam sesuai aturan, dan lain-lainnya. Berdasarkan macam-macam bentuk
tersebut, datang terlambat merupakan salah satu bentuk pelanggaran yang
palingumum dan sering dijumpai di sekolah.. Keterlambatan dalam konteks
sekolah, adalah ketika seorang siswa pergi ke sekolah pada saat itu melebihi
waktu resmi. Odebode (2019) menyebutkan bahwa keterlambatan berkaitan
dengan peningkatan ketidakdisiplinan yang sudah mengakar pada
masyarakat. Datang terlambat ke sekolah memang bukantermasuk
pelanggaran berat, namun jika tidak segera diatasi dan ditindaklanjuti akan
berdampak negatif bagi prestasi belajar siswa di sekolah

Dalam aturan sekolah mengharuskan siswa datang sebelum jam 07.00 WIB,
tetapi kenyataannya masih ada siswa yang datang lewat jam tersebut.
Banyaknya siswa yang terlambat mengakibatkan kurang lancarnya proses
kegiatan belajar mengajar pada satu jam pertama pelajaran.Sekolah telah
melakukan beberapa usaha untuk mengatasi masalah perilaku siswa yang
datang terlambat ke sekolah misalnya dengan menutup pintu gerbang sekolah
setelah kurang lebih 5 menit dari bel dibunyikan, berdiri di depan meja piket,
membersihkan halaman sekolah, atau tidak diperkenankan masuk ke kelas
pada saat jam pelajaran pertama sedang berlangsung. Namun begitu, sekolah
telah melakukan beberapa usaha untuk mengatasi masalah perilaku siswa
yang datang terlambat ke sekolah.
.

1
Menurut Supriyanto (2013) pelanggaran yang dilakukan siswa dengan
terlambat datang ke sekolah dapat menghambat proses pembelajaran. Siswa
yang terlambat cenderung mengganggu teman-teman lain yang sedang belajar,
di sisi lain siswa yang terlambat datang ke sekolah dapat mempengaruhi
teman-temannya untuk berbuat tidak baik, malas untuk belajar, serta
menjadikan suasana sekolah tidak kondusif bagi kegiataan pembelajaran .
Optimalisasi potensi dan prestasi serta mencapai kesuksesan masa depannya
menjadi terhambat.

Dalam upaya peningkatan disiplin siswa di sekolah, diperlukan dukungan


dari semua pihak yang terlibat, khususnya siswa itu sendiri. Selain itu, peran
guru pembimbing juga sangat penting untuk memberikan rancangan intervensi
bagi siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun kelompok
Salah satu cara untuk mengatasi perilaku datang terlambat ini adalah dengan
menggunakan teknik contract behavior. Teknik ini lebih menekankan pada
pemberian reward, punishment danreinforcement.

Menurut Latipun, (2008), contract Behavior adalah persetujuan antara dua


orang atau lebih (konselor dan konseli) untukmengubah perilaku tertentu pada
konseli. Konselor dapat memilih perilaku yang realistik dan dapat di terima oleh
kedua pihak. Dengan penerapan contract behavior, siswa yang sering datang
terlambat akan diberikan perlakuan untuk merubah, mengurangi,
menghilangkan perilaku maladaptif tersebut. Konseli diberikan punishment
apabila konseli tidak dapat mengikuti kontrak yang telah disepakati dan
sebaliknya apabila konseli dapat merubah perilakunya sesuai kontrak yang di
sepakati maka akan diberikan reward agar konseli dapat mempertahankan
perilaku adaptif yang telah di munculkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Daroji (2016) teknik contract


behavior efektif untuk meningkatkan kedisiplinan datang tepat waktu siswa
kelas XII SMK N 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Hal tersebut dapat
dibuktikan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa seluruh subjek penelitian yang berjumlah 3 siswa
mengalami peningkatan datang tepat waktu di sekolah.

Pada penelitian ini, peneliti memilih teknik contract behavior karena


dipandang efektif untuk meminimalisir perilaku terlambat siswa SMP. Di
samping itu peneliti memilih teknik contract behavior karena teknik ini lebih
menekankan pada pemberian reward, punishment dan reinforcement.

2
RANCANGAN PROGRAM

INTERVENSI NON KLINIS

A. Judul Program
“Siswa Hebat Anti Terlambat”

B. Tujuan Program
Tujuan dari program intervensi ini adalah untuk mengembangkan
sikap dan kebiasaan disiplin serta mengurangi hingga menghilangkan
perilaku terlambat datang ke sekolah pada siswa SMP.

C. Ruang Lingkup dan Sasaran Program


Ruang lingkup dan sasaran pada program intervensi ini
adalah komunitas siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama.

D. Penerima
Penerima intervensi ini adalah seluruh siswa SMP X yang sudah
tercatat melakukan perilaku terlambat ke sekolah sebanyak dua kali.
Nama-nama yang terdaftar pada buku catatan kasus, akan dijadikan
sebagai konseli untuk diberikan behavior contract.

E. Daerah Sasaran
Daerah sasaran intervensi ini terletak di SMP X,
Kelurahan X, Kecamatan X, Kota X.

3
F. RUNDOWN KEGIATAN
1. PERTEMUAN KE-1 (45 MENIT)
Mengkondisikan anggota kelompok sebelum memulai
kegiatan
Salam dan do’a
Sesi perkenalan
Memainkan sebuah games agar peserta rileks
Menyampaikan maksud dan tujuan konseling
Menentukan permasalahan yang dibahas, pada
kesempatan ini masing-masing peserta diminta untuk
menceritakan hambatan yang dihadapi
Sesi tanya jawab
Menyimpulkan hasil diskusi
Do’a penutup dan salam

2. PERTEMUAN KE-2 (45 MENIT)


Mengkondisikan anggota kelompok sebelum memulai
kegiatan
Salam dan do’a
Memainkan sebuah games agar peserta rileks
Memberikan pre-test tentang perilaku disiplin
Menjelaskan proses konseling dengan teknik contract
behavior akan dilaksanakan
Menjelaskan perjanjian dan hal-hal terkait contract
behavior ke depannya
Sesi tanya jawab
Menyimpulkan hasil diskusi
Do’a penutup dan salam

3. PERTEMUAN KE-3 (45 MENIT)

Mengkondisikan anggota kelompok sebelum memulai


kegiatan
Salam dan do’a
Memberikan motivasi dan materi mengenai dampak
perilaku terlambat
Memeriksa apakah masih terdapat siswa yang datang
terlambat. Jika masih terdapat, maka diberikan
hukuman sesuai perjanjian yang disepakati. Namun
apabila sudah tidak atau telah mengurangi perilaku
terlambat maka peserta didik berhak untuk
mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan.
Games
Do’a penutup dan salam

4
4. PERTEMUAN KE-4 (45 MENIT)
Mengkondisikan anggota kelompok sebelum memulai
kegiatan
Salam dan do’a
Memberikan motivasi dan materi mengenai dampak
perilaku terlambat
Memeriksa apakah masih terdapat siswa yang datang
terlambat. Jika masih terdapat, maka diberikan
hukuman sesuai perjanjian yang disepakati. Namun
apabila sudah tidak atau telah mengurangi perilaku
terlambat maka peserta didik berhak untuk
mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan.
Games
Do’a penutup dan salam

5. PERTEMUAN KE-5 (45 MENIT)


Mengkondisikan anggota kelompok sebelum memulai
kegiatan
Salam dan do’a
Memberikan motivasi dan materi mengenai dampak
perilaku terlambat
Memeriksa apakah masih terdapat siswa yang datang
terlambat. Jika masih terdapat, maka diberikan
hukuman sesuai perjanjian yang disepakati. Namun
apabila sudah tidak atau telah mengurangi perilaku
terlambat maka peserta didik berhak untuk
mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan.
Games
Do’a penutup dan salam

6. PERTEMUAN KE-6 (45 MENIT)


Mengkondisikan anggota kelompok sebelum memulai
kegiatan
Salam pembuka dan do’a
Pemberian post test
Pada sesi terakhir ini diadakan tanya jawab untuk
melihat keaktifan peserta didik mengenai program
yang dilaksanakan serta dilakukan evaluasi mengenai
program yang dijalankan
Games
Pemberian penguatan terhadap perilaku disiplin dan
tepat waktu
Salam penutup dan do’a

5
G. Material/Perlengkapan
Perlangkapan yang diperlukan selama program intervensi
dilaksanakan yaitu:
Proyektor sebagai fasilitas dalam menyampaikan materi
Pengeras suara
Kontrak Perilaku

H. Prosedur dan Rancangan Program


Prosedur dan rancangan program contract behavior dapat
dianalisis menggunakan metode SMART, yakni:
1. Spesifik : Tujuan spesifik dari program intervensi yang
dirancang yaitu untuk memotivasi siswa untuk
menghilangkan perilaku tidak disiplin, yaitu datang
terlambat ke sekolah melalui kontrak perilaku yang
disepakati.
2. Terukur : Di samping pelaksanaannya yang sederhana,
ada atau tidaknya perilaku terlambat dapat dilihat
sehingga evaluasi akan keberhasilan program
rancangan dapat dilakukan dengan baik
3. Realistis : Program ini dapat berjalan lancar jika
keseluruhan pihak dapat bekerja sama, terlebih lagi
peserta didik yang terlibat harus mampu mengikuti
kontrak yang telah disepakati.
4. Relevan : Program ini sesuai dengan kebutuhan dari
komunitas sekolah yang ingin menekan angka siswa
yang terlambat untuk membuat kegiatan belajar dan
mengajar menjadi kondusif.

I. Bentuk Program
Program intervensi yang dilaksanakan merupakan bentuk
program intervensi tersier di mana tujuan dari program ini
adalah untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku
terlambat siswa.

6
J.Tata Laksana/Langkah-Langkah
Dalam pelakasanaan intervensi contract behavior ini, ada beberapa
langkah dalam pembuatan kontrak, yaitu:

1. Tahap Planning :
Penyusunan rencana tindakan
Penyusunan topik, media, materi, dan hal-hal terkait lainnya yang akan
dibahas
Penyusunan instrumen evaluasi

2.Tahap Acting :
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan
pengimplementasian rencana sesuai dengan hal-hal yang sudah disusun
sebelumnya

3. Tahap Observing :
Melakukan pengamatan terhadap dampak dari kegiatan yang sudah
dilaksanakan
Data dalam kegiatan ini dihimpun dalam berbagai cara, seperti
observasi, wawancara, kuesioner, dan lain sebagainya.

4. Tahap Reflecting :
Evaluasi akan hasil atau perubahan yang terjadi atas data yang sudah
didaatkan sebagai bentuk dari program yang sudah dirancang. Dalam
evaluasi perlu ditelaah aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana
program dapat tercapai.
Jika ditemukan beberapa hasil yang tidak sesuai dengan harapan,
maka dapat dilakukan perbaikan atau replanning terhadap program
yang disusun.

J. Rencana Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan kegiatan intervensi selama 6 yang hari
dimulai dari tanggal 17 Januari 2022 sampai dengan 21 Februari 2022.

7
K. Stakeholder yang Dilibatkan
Stakeholder yang dilibatkan dalam program intervensi contract
behavior ini adalah para orangtua, guru dan petinggi di SMP X.
Orangtua dan guru memiliki peran untuk mengontrol perilaku
terlambat mahasiswa sedangkan petinggi di SMP (seperti kepala
sekolah, wakil kepala sekolah) berperan sebagai pendukung program
contract behavior yang akan dilakukan.

L. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk melihat apakah program intervensi
yang telah dilaksanakan memberi dampak perubahan perilaku terlambat
siswa. Evaluasi dilakukan dengan pemberian pre-test dan post-test tentang
perilaku disiplin. Jika hasil post-test siswa mengalami peningkatan maka
program intervensi dinilai berhasil sedangkan jika hasil post-test siswa tidak
mengalami peningkatan maka program intervensi yang diberikan dinilai
kurang tepat dalam menangani perilaku terlambat dan perlu dilakukan
tindakan penyusunan rencana perbaikan ulang.

M. Monitoring
Kegiatan monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa program intervensi
yang diberikan memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat keterlambatan
siswa dengan menjalankan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Adapun
monitoring perilaku terlambat siswa dapat dilakukan melalui pemeriksaan buku
catatan keterlambatan siswa atau buku kasus keterlambatan siswa. Hal ini
dilakukan untuk melihat apakah perilaku terlambat siswa mengalami penurunan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Daroji. (2016). Peningkatan Kedisiplinan Datang Di sekolah Melalui Layanan Konseling Behavioral Di SMK . Jurnal
Management Pendidikan, 11(2), 39-49.
Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: UPTUMM.

Odebode, A. A. (2019). Causes of Indiscipline Among Students As Viewed By Primary School Teachers In Nigeria.
(126-140, Ed.) Mimbar Sekolah Dasar, 6(1).
Supriyanto, Agus. 2013. Mengatasi Perilaku Terlambat datang ke Sekolah Melalui Konseling Individual Pendekatan
Behavioristik dengan Teknik Behavior Shapping di SMP Negeri 19 Semarang Tahun AJaran 2011/2012. Online
(http://lib.unnes.ac.id/12088, diakses November 2021)

Anda mungkin juga menyukai