ANAK HEBAT
ANTI TERLAMBAT
DENGAN BEHAVIOR CONTRACT
DISUSUN OLEH:
Dalam aturan sekolah mengharuskan siswa datang sebelum jam 07.00 WIB,
tetapi kenyataannya masih ada siswa yang datang lewat jam tersebut.
Banyaknya siswa yang terlambat mengakibatkan kurang lancarnya proses
kegiatan belajar mengajar pada satu jam pertama pelajaran.Sekolah telah
melakukan beberapa usaha untuk mengatasi masalah perilaku siswa yang
datang terlambat ke sekolah misalnya dengan menutup pintu gerbang sekolah
setelah kurang lebih 5 menit dari bel dibunyikan, berdiri di depan meja piket,
membersihkan halaman sekolah, atau tidak diperkenankan masuk ke kelas
pada saat jam pelajaran pertama sedang berlangsung. Namun begitu, sekolah
telah melakukan beberapa usaha untuk mengatasi masalah perilaku siswa
yang datang terlambat ke sekolah.
.
1
Menurut Supriyanto (2013) pelanggaran yang dilakukan siswa dengan
terlambat datang ke sekolah dapat menghambat proses pembelajaran. Siswa
yang terlambat cenderung mengganggu teman-teman lain yang sedang belajar,
di sisi lain siswa yang terlambat datang ke sekolah dapat mempengaruhi
teman-temannya untuk berbuat tidak baik, malas untuk belajar, serta
menjadikan suasana sekolah tidak kondusif bagi kegiataan pembelajaran .
Optimalisasi potensi dan prestasi serta mencapai kesuksesan masa depannya
menjadi terhambat.
2
RANCANGAN PROGRAM
A. Judul Program
“Siswa Hebat Anti Terlambat”
B. Tujuan Program
Tujuan dari program intervensi ini adalah untuk mengembangkan
sikap dan kebiasaan disiplin serta mengurangi hingga menghilangkan
perilaku terlambat datang ke sekolah pada siswa SMP.
D. Penerima
Penerima intervensi ini adalah seluruh siswa SMP X yang sudah
tercatat melakukan perilaku terlambat ke sekolah sebanyak dua kali.
Nama-nama yang terdaftar pada buku catatan kasus, akan dijadikan
sebagai konseli untuk diberikan behavior contract.
E. Daerah Sasaran
Daerah sasaran intervensi ini terletak di SMP X,
Kelurahan X, Kecamatan X, Kota X.
3
F. RUNDOWN KEGIATAN
1. PERTEMUAN KE-1 (45 MENIT)
Mengkondisikan anggota kelompok sebelum memulai
kegiatan
Salam dan do’a
Sesi perkenalan
Memainkan sebuah games agar peserta rileks
Menyampaikan maksud dan tujuan konseling
Menentukan permasalahan yang dibahas, pada
kesempatan ini masing-masing peserta diminta untuk
menceritakan hambatan yang dihadapi
Sesi tanya jawab
Menyimpulkan hasil diskusi
Do’a penutup dan salam
4
4. PERTEMUAN KE-4 (45 MENIT)
Mengkondisikan anggota kelompok sebelum memulai
kegiatan
Salam dan do’a
Memberikan motivasi dan materi mengenai dampak
perilaku terlambat
Memeriksa apakah masih terdapat siswa yang datang
terlambat. Jika masih terdapat, maka diberikan
hukuman sesuai perjanjian yang disepakati. Namun
apabila sudah tidak atau telah mengurangi perilaku
terlambat maka peserta didik berhak untuk
mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan.
Games
Do’a penutup dan salam
5
G. Material/Perlengkapan
Perlangkapan yang diperlukan selama program intervensi
dilaksanakan yaitu:
Proyektor sebagai fasilitas dalam menyampaikan materi
Pengeras suara
Kontrak Perilaku
I. Bentuk Program
Program intervensi yang dilaksanakan merupakan bentuk
program intervensi tersier di mana tujuan dari program ini
adalah untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku
terlambat siswa.
6
J.Tata Laksana/Langkah-Langkah
Dalam pelakasanaan intervensi contract behavior ini, ada beberapa
langkah dalam pembuatan kontrak, yaitu:
1. Tahap Planning :
Penyusunan rencana tindakan
Penyusunan topik, media, materi, dan hal-hal terkait lainnya yang akan
dibahas
Penyusunan instrumen evaluasi
2.Tahap Acting :
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan
pengimplementasian rencana sesuai dengan hal-hal yang sudah disusun
sebelumnya
3. Tahap Observing :
Melakukan pengamatan terhadap dampak dari kegiatan yang sudah
dilaksanakan
Data dalam kegiatan ini dihimpun dalam berbagai cara, seperti
observasi, wawancara, kuesioner, dan lain sebagainya.
4. Tahap Reflecting :
Evaluasi akan hasil atau perubahan yang terjadi atas data yang sudah
didaatkan sebagai bentuk dari program yang sudah dirancang. Dalam
evaluasi perlu ditelaah aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana
program dapat tercapai.
Jika ditemukan beberapa hasil yang tidak sesuai dengan harapan,
maka dapat dilakukan perbaikan atau replanning terhadap program
yang disusun.
7
K. Stakeholder yang Dilibatkan
Stakeholder yang dilibatkan dalam program intervensi contract
behavior ini adalah para orangtua, guru dan petinggi di SMP X.
Orangtua dan guru memiliki peran untuk mengontrol perilaku
terlambat mahasiswa sedangkan petinggi di SMP (seperti kepala
sekolah, wakil kepala sekolah) berperan sebagai pendukung program
contract behavior yang akan dilakukan.
L. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk melihat apakah program intervensi
yang telah dilaksanakan memberi dampak perubahan perilaku terlambat
siswa. Evaluasi dilakukan dengan pemberian pre-test dan post-test tentang
perilaku disiplin. Jika hasil post-test siswa mengalami peningkatan maka
program intervensi dinilai berhasil sedangkan jika hasil post-test siswa tidak
mengalami peningkatan maka program intervensi yang diberikan dinilai
kurang tepat dalam menangani perilaku terlambat dan perlu dilakukan
tindakan penyusunan rencana perbaikan ulang.
M. Monitoring
Kegiatan monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa program intervensi
yang diberikan memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat keterlambatan
siswa dengan menjalankan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Adapun
monitoring perilaku terlambat siswa dapat dilakukan melalui pemeriksaan buku
catatan keterlambatan siswa atau buku kasus keterlambatan siswa. Hal ini
dilakukan untuk melihat apakah perilaku terlambat siswa mengalami penurunan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Daroji. (2016). Peningkatan Kedisiplinan Datang Di sekolah Melalui Layanan Konseling Behavioral Di SMK . Jurnal
Management Pendidikan, 11(2), 39-49.
Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: UPTUMM.
Odebode, A. A. (2019). Causes of Indiscipline Among Students As Viewed By Primary School Teachers In Nigeria.
(126-140, Ed.) Mimbar Sekolah Dasar, 6(1).
Supriyanto, Agus. 2013. Mengatasi Perilaku Terlambat datang ke Sekolah Melalui Konseling Individual Pendekatan
Behavioristik dengan Teknik Behavior Shapping di SMP Negeri 19 Semarang Tahun AJaran 2011/2012. Online
(http://lib.unnes.ac.id/12088, diakses November 2021)